PENDAHULUAN
2.1. Pantai
Pantai dikatakan sebagai daerah pertemuan antara darat, laut dan udara dimana
terjadi interaksi dinamis antara air, angin, dan material penyusun didalamnya. Berdasarkan
hal tersebut menyebabkan pantai rentan terhadap perubahan, dimana perubahan tersebut
dapat menjadi penyebab kerusakan pada daerah pesisir pantai. Banyak terjadi fenomena
pada kawasan pantai ini, meliputi kerusakan pantai dapat diakibatkan oleh gerakan angin,
arus sehingga terjadi bangkitan gelombang. Terjadinya bangkitan gelombang menyebabkan
berpindahnya material dari suatu tempat ke tempat lain, dan hal ini berlangsung secara terus
menerus (pergerakan sedimen) sehingga dapat menyebabkan terjadinya perubahan garis
pantai (Raihansyah et al., 2016).
Pantai merupakan suatu kondisi bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat
di daerah pesisir. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis
pantai ini diukur mengelilingi seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara.
Kawasan pantai merupakan satu kawasan yang sangat dinamik terhadap perubahan, begitu
pula dengan perubahan garis pantainya. Garis pantai terletak di kawasan pantai yang
merupakan kawasan yang mempunyai beberapa ekosistem tersendiri dimana setiap
kehidupan pantai saling berkaitan antara satu sama lain, antara satu ekosistem dengan
ekosistem lainnya saling mempunyai keterkaitan serta berbagai fungsi yang kadang–kadang
saling menguntungkan maupun merugikan (Arief et al., 2011).
2.4. Kartografi
Yuwono (2004) mengatakan bahwa Kartografi didefinisikan sebagai gabungan dari
ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan (penggambaran) peta. Pengertian ilmu, seni dan
teknik dapat diuraikan lebih terperinci lagi sebagai berikut :
Ilmu : penentuan ukuran kertas (A0, A1, A3, dan sebagainya), simbol yang digunakan,
ukuran pena / pensil / rapido yang digunakan dan jenis kertas yang digunakan (kertas,
kalkir, drafting film) dan lain-lain.
Seni : penghalusan gambar, pewarnaan gambar, penggunaan symbol, penggunaan
huruf dan lain-lain.
Teknik : pengeplotan objek (titik, pohon, bangunan dan lain-lain), interpolasi kontur
(bila menggunakan cara manual), pembuatan grid, sistem koordinat, legenda dan lain-
lain.
Ditinjau dari sejarahnya bahwasannya kartografi mulai berkembang pesat pada zaman
Yunani kuno dan memuncak ketika dipemerintahan Claudius Ptolemaeus (Ptolemy, sekitar
tahun 85-165 Masehi) yang mempublikasikan peta dunia. Peta ini merupakan peta petama
dengan perhitungan matematis menggunakan proyeksi conic pada daerah lintang 60°LU-
30°LS, walaupun begitu masih banyak terdapat kesalahan, seperti daratan Eurasia yang
tergambar begitu luas (Zulkarnain dan Cahyono, 2017).
3.2. Materi
1. Digitasi garis pantai
2. Menghitung panjang garis pantai
3. Digitasi abrasi dan akresi
4. Menghitung luas abrasi dan akresi
5. Layouting
3.3. Metode
3.3.1. Digitasi Peta
1. Buka file pantai tahun 2008 pada software qgis lalu klik dua kali
2. Klik ikon New Shapefile layer
3. Akan muncul jendela baru, kemudian file name diisi Garis Pantai 2008, geometry type
diubah mnejadi line, file encoding : UTF 8 dan Name diisi Nama lalu klik add to field list
dan OK
6. Setelah selesai, klik kanan lalu akan muncul jendela baru dan Nama diubah menjadi Garis
Pantai 2005
7. Pada layer garis pantai 2008 diklik kanan lalu pilih properties > symbology lalu ubah
warna dan ketebalan garis sesuai keinginan lalu OK
8. Tampilan akan menjadi seperti ini
9. Checklist layer Perubahan Garis Pantai 2018 dan Unchecklist layer Perubahan Garis Pantai
2008
10. Klik ikon new shape layer dan ubah file name menjadi Garis pantai 2018, lakukan hal
yang sama seperti sebelumnya pada layer Garis pantai 2008
11. Digitasi dilakukan dengan membuat garis sepanjang pantai
12. Setelah selesai, klik kanan lalu akan muncul jendela baru dan Nama diubah menjadi Garis
Pantai 2018
13. Pada layer garis pantai 2015 diklik kanan lalu pilih properties > symbology lalu ubah
warna dan ketebalan garis sesuai keinginan lalu OK
14. Tampilan akan menjadi seperti ini
2. Akan muncul jendela baru, lalu klik ikon open field calculator
3. Muncul jendela baru, kemudian Ouput file name diubah menjadi panjang, Output file type
diubah menjadi decimal, kemudian pada kolom search diketik “length” lalu pilih $length dan
klik dua kali dan OK
5. Klik kanan pada layer Garis Pantai 2015, lalu pilih Open attribute table
6. Klik ikon open field calculator
7. Muncul jendela baru, kemudian Ouput file name diubah menjadi panjang, Output file type
diubah menjadi decimal, kemudian pada kolom search diketik “length” lalu pilih $length dan
klik dua kali dan OK
3. Muncul jendela baru, kemudian Ouput file name diubah menjadi luas, Output file type
diubah menjadi decimal, kemudian pada kolom search diketik “area” lalu pilih $area dan klik
dua kali dan OK
4. Informasi luas daerah yang berubah akan ditampilkan pada tabel
3.3.5. Layouting
1. Klik Project lalu pilih New Print Layout
4. Klik ikon add new label lalu ubah judul menjadi Peta Perubahan Garis Pantai Lampuuk
8. Klik add item lalu pilih add picture untuk memasukan logo Undip dan Arah Mata Angin
lalu sesuaikan posisi gambar
9. Klik ikon add new label lalu ubah menjadi Nama, Nim dan Kelas
10. Klik add item lalu add legend lalu sesuaikan posisinya
10. Simpan layout peta dengan klik layout lalu pilih export as image dan rename menjadi
Nama Nim
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.1.1. Digitasi Garis Pantai
Gambar 6. Luas Abrasi dan Akresi Pantai Wisata Ngebum Kendal Tahun 2008-2018
4.1.5. Layouting
Gambar 7. Peta Perubahan Garis Pantai Wisata Ngebum Kendal Tahun 2008-2018
4.2. Pembahasan
4.2.1. Perubahan Garis Pantai
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, perubahan garis pantai dapat dikatakan
terjadi secara terus menerus dalam berbagai proses. Proses perubahan garis pantai ini melalui
proses abrasi atau pengikisan, penambahan atau akresi yang diakibatkan oleh pergerakan
sedimen. Perubahan garis pantai pada dasarnya disebabkan oleh adanya pergerakan angin dan
air yang bergerak dari satu tempat menuju tempat lain, mengikis permukaan tanah selanjutnya
mengendap di tempat tertentu secara terus menerus. Selain faktor alam, faktor aktifitas
manusia juga mempengaruhi perubahan dari garis pantai. Praktikum kali ini menggunakan
aplikasi Google Earth Pro dan QGIS untuk melihat perubahan garis pantai Ngebum, Kendal
pada tahun 2008 dan 2018. Peta pantai Ngebum diambil menggunkan aplikasi Google Earth
Pro yang dapat mengambil data pada tahun 2008 dan 2018. Berdasarkan dari hasil yang sudah
di dapatkan dari perubahan garis pantai yang terjadi di Pantai Ngebum pada tahun 2008
hingga tahun 2018 terlihat cukup signifikan perubahannya. Untuk mengetahui perubahan
yang terjadi adalah dengan cara melakukan digitasi serta diberikan warna yang berbeda pada
setiap tahunnya. Terlihat bahwa didapatkan lebih banyak wilayah yang mengalami abrasi
dibandingkan mengalami akresi pada Pantai Ngebum dari jangka tahun 2008 hingga 2018.
Hal ini didasarkan pada hasil pengolahan data yang dilakukan oleh pengamat.
V.1. Kesimpulan
1. Perubahan garis pantai yang terjadi pada lokasi pantai Ngebum, Kendal pada tahun
2008 – 2018 dikatakan terjadi abrasi dan akresi. Maka dari itu terdapat perubahan
garis pantai pada lokasi tersebut.
2. Peta digital dibuat dengan menggunakan tool new print layout pada QGIS.
Kemudian pengamat peta dapat berkreasi dengan menambahkan scale bar, north
arrow, dan tools lain-lainnya.
V.2. Saran
1. Praktikum selanjutnya diharapkan waktu yang digunakan lebih efektif dan tepat
waktu agar acara berlangsung sesuai dengan seharusnya.
2. Praktikum selanjutnya diharapkan praktikan lebih memperhatikan ketika
penjelasan maupun materi oleh asisten.
3. Praktikum selanjutnya diharapkan penjelasan tidak terlalu cepat agar praktikan
mudah untuk memahaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, M., G. Winarso, dan T. Prayogo. 2011. Kajian Perubahan Garis Pantai Menggunakan
Data Satelit Landsat Di Kabupaten Kendal. Jurnal Penginderaan Jauh, 8: 71-80.
Halim, H., H. Halili dan L. O. A. Afu. 2016. Studi Perubahan Garis Pantai dengan Pendekatan
Penginderaan Jauh di Wilayah Pesisir Kecamatan Soropia. Sapa Laut. Vol 1 (1) : 24-
31.
Hisanah, N. N., S. Subiyanto, dan A. L. Nugraha. 2015. Kajian Teknis Penerapan Generalisasi
Peta Rupabumi Indonesia (RBI) dari Skala 1 : 50.000 menjadi Skala 1 : 250.000.
Jurnal Geodesi, 4 (4).
Juhadi. 2008. Fungsi dan Aplikasi Peta Rupabumi untuk Pembelajaran di Sekolah.
Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Kertanegara, U., A. Laila N., dan B. Sudarsono. 2013. Peninjauan Secara Kartografis dalam
Pembuatan Peta Kampus Universitas Diponegoro. Jurnal Geodesi, 2 (4).
Lail, J. dan A. R. Kusuma. 2015. Peta Digital Dusun Sentono. Jurnal Inovasi dan
Kewirausahaan, 4 (1).
Lestiawan, Agus. 2012. Sejarah Kartografi. aguslestiawan17.com. Diakses pada tanggal 19
April 2019 pukul 11.13 WIB.
Raihansyah, T., I. Setiawan, dan T. Rizwan. 2016. Studi Perubahan Garis Pantai Di Wilayah
Pesisir Perairan Ujung Blang Kecamatan Banda Sakti Lhokseumawe. Jurnal ilmiah
mahasiswa kelautan dan perikanan unsyiah, 1(1): 46-54.
Yuwono. 2004. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Teknis Pengukuran dan Pemetaan Kota.
Surabaya: Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, ITS.
Zulkarnain, N. dan A.B. Cahyono. 2017. Analisa Kesesuaian Kartografi Peta Desa Skala
1:5000 Berdasarkan Peraturan Kepala BIG Nomor 3 Tahun 2016 (Studi Kasus: Desa
Beran Kabupaten Ngawi). Jurnal Teknik ITS, 6(2): 2337-3520.