Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG

INDEKS KUALITAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE IP


UNTUK PARAMETER TSS, TDS, KEKERUHAN DAN E. COLI
DI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

  

Oleh :
GHINA FIRDAYANTI
1910714220006

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET


DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2022
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANG
INDEKS KUALITAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE IP
UNTUK PARAMETER TSS, TDS, KEKERUHAN DAN E. COLI
DI UPT LABORATORIUM LINGKUNGAN HIDUP
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

  

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Melaksanakan Kegiatan Praktik Kerja
Lapang pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat

Oleh :
GHINA FIRDAYANTI
1910714220006

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET


DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
BANJARBARU
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terimakasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa karena berkat dan karunia-Nya Laporan Praktik Kerja Lapang yang berjudul
Indeks Kualitas Air dengan Menggunakan Metode IP untuk Parameter TSS, TDS,
Kekeruhan dan E. Coli ini dapat diselesaikan. Penulis mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Prof. Dr. Ir. H. Mijani Rahman, M.Si
sebagai ketua Tim Pembimbing dan Bapak Abdur Rahman, S.Pi, M.Sc sebagai
anggota Tim Pembimbing Praktik Kerja Lapang.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan Ilmu dan Informasi baru
kepada pembaca. Penulis telah menyusun laporan ini dengan sebaik mungkin,
walaupun tidak sempurna. Dengan demikian kritik serta saran yang diberikan
dapat membantu agar makalah ini kedepannya dapat lebih baik lagi. Demikian,
penulis ucapkan terimaka kasih. Semoga Laporan Praktik Kerja Lapang ini dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya.

Banjarbaru, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL...................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................... 2
1.3. Tujuan.......................................................................................... 3
1.4. Manfaat........................................................................................ 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 4
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK.................................................. 7
3.1........................................................................ Tempat dan Waktu
.....................................................................................................7
3.2................................................................................. Metode Kerja
.....................................................................................................8
3.3........................................................... Metode Pengumpulan Data
.....................................................................................................8
3.3.1. Data Primer............................................................................. 8
3.3.2. Data Sekunder......................................................................... 9
3.3.3. Analisis Data........................................................................... 9
3.4................................................................................Program Kerja
...................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
3.1. Rencana Jadwal Kegiatan Praktik.................................................... 7
3.4. Rencana Kegiatan PKL di UPT Laboratorium Lingkungan............ 10

DAFTAR GAMBAR

Nomor
Halaman
1. Tempat Lokasi PKL............................................................................ 7

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
1. Peta Lokasi PKL
2. Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapang Program Studi Manajemen
Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Kelautan ULM, Semester
Ganjil Tahun Akademik 2022/2023
3. Logbook Praktik Kerja Lapang
4. Lembar Penilaian Individu Kegiatan Praktik Kerja Lapang
5. Lembar Kendali Konsultasi Praktik Kerja

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyebutkan bahwa perguruan tinggi memiliki kewajiban
menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Tiga kewajiban
tersebut termuat kedalam Tri Dharma Perguruan Tinggi (Lian, 2019). Praktik
Kerja Lapang (PKL) termasuk salah satu kegiatan dari penerapan Tri Dharma
Perguruan Tinggi, dalam peraturan akademik Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat PKL merupakan salah satu bentuk kegiatan
pengabdian kepada masyarakat melalui penerapan beberapa teknologi praktis.
Praktik Kerja Lapang (PKL) diharapkan dapat menjadi penunjang
mahasiswa dalam memperoleh kemampuan dasar seperti knowledge, skill dan
attitude yang lebih ekstensif agar menghasilkan lulusan yang berkualitas,
terampil, profesional dan berwawasan luas. Selain itu, kegiatan PKL menuntut
mahasiswa untuk memiliki kecerdasan intelektual serta kemampuan dasar yang
sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing (Sukarni & Munawarah, 2021).
Program studi Manajemen Sumberdaya Perairan (MSP) memiliki kesesuaian
disiplin ilmu dengan program kerja dibeberapa instansi yang berfokus pada
perairan di mana salah satu instansi yang dapat dijadikan sebagai lokasi PKL bagi
mahasiswa MSP adalah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Kalimantan
Selatan, UPT. Laboratorium Lingkungan.
UPT Laboratorium Lingkungan DLH merupakan laboratorium milik
pemerintah dalam naungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) yang berguna
sebagai upaya menjaga kualitas lingkungan akibat dari berbagai bentuk limbah
baik limbah industri , rumah sakit, rumah tangga dan gangguan lingkungan
lainnya (Rosyikna, U., et al, 2020).
Lingkungan yang baik dan sehat adalah hak setiap orang dan hak ini
dijamin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Pasal 28H ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera
lahir dan batin, mendapat tempat tinggal dan untuk hidup sejahtera, memiliki
lingkungan hidup yang baik dan sheat serta berhak memperoleh pelayanan

1
2

kesehatan”. Dalam lingkungan hidup terdapat manusia dan sumber daya alam,
sumber daya alam inilah yang perlu dikelola dengan baik dan berkelanjutan agar
terciptanya kelestarian yang terus menerus hingga generasi selanjutnya (Sitompul
et al., 2021).
Realitasnya manusia menjadi penyebab kerusakan lingkungan yang
cenderung mengeksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, sedangkan
sumber daya alam memiliki jumlah yang terbatas sedangkan kebutuhan manusia
akan sumber daya alam terus meningkat seiring pertumbuhan penduduk.
Pencemaran sungai akibat limbah domestik menjadi salah satu kasus yang sering
terjadi sehingga menyebabkan degradasi perairan di wilayah sekitar (Aufa, 2021).
Salah satu sumber air yang mudah diakses oleh masyarakat adalah air
sungai. Menurut Hendrawan (2005) dalam (Asrori, 2021), air sungai adalah air
permukaan yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai tempat penampungan
air, sarana transportasi, ketersediaan air, dan sebagainya. Adanya beragam
manfaat yang didapat dari sungai tentu akan mudah membawa limbah masuk ke
perairan sungai, sehingga perlu dilakukannya pemantauan mutu air agar tetap
terjaganya standar baku mutu air sungai sesuai keperluannya.
Ketersediaan air bersih menjadi kebutuhan mutlak bagi manusia sehingga
ketersediaannya harus tetap tejamin dalam waktu, kuantitas dan kualitasnya.
Ketersediaan air bersih tidak hanya digunakan sebagai air minum tetapi, juga
sebagai prasarana kehidupan sehari-sehari seperti mencuci piring, membersihkan
diri, mencuci pakaian, dan sebagainya (Kissan et al., 2021). Air yang akan
digunakan dalam kegiatan sehari-hari wajib memenuhi persyaratan yang diatur
dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan
Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi. Dasarnya, air yang bersih tidak memiliki
bau, tidak berasa serta tidak berwarna (Sari & Mifta, 2019).
Indeks Kualitas Air (IKA) memberikan kesimpulan cepat dalam
mengetahui kondisi kualitas air pada lingkup dan periode tertentu dengan
menampilkan angka-angka sebagai indikator nya, diharapkan dengan
penggambaran angka ini dapat mempermudah semua pemangku kepentingan
dalam memahami kualitas air berada pada kondisi baik, sedang, atau buruk.
3

Perhitungan IKA menjadi data dasar untuk perhitungan Indeks Kualitas


Linkungan Hidup (IKLH) dengan menggunakan Indeks Pencemar (IP) dan
memiliki 8 jenis parameter yaitu TSS, DO, BOD, COD, Total Fosfat, Fecal
Coliform, pH, dan Nitrat (Dinas Lingkungan Hidup, 2021).

1.2. Rumusan Masalah

UPT Laboratorium Lingkungan yang berada di bawa Dinas Lingkungan


Hidup melakukan pengukuran kualitas lingkungan hanya berdasarkan unsur air
dan udara. Keterbatasan lingkup data pengukuran menjadi tantangan bagi Dinas
Lingkungan Hidup untuk mengetahui kualitas lingkungan wilayahnya. Adapun
masalah yang dirumuskan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah hasil data dari parameter TSS, TDS, Kekeruhan dan E. coli yang
dianalisis sudah memenuhi standar baku mutu Peraturan Pemerintah No. 22
Tahun 2021?
2. Bagaimana status mutur air sungai di Kalimantan Selatan dengan
menggunakan metode indeks Pencemaran (IP)?
3. Mengetahui apa saja yang dapat menjadi faktor dari hasil analisis parameter
TSS, TDS, Kekeruhan dan E. coli?
1.3. Tujuan

Tujuan dari kegiatan PKL di UPT Laboratorium Lingkungan Provinsi


Kalimantan Selatan ini adalah sebagai berikut:
1. Membandingkan hasil parameter TSS, TDS, Kekeruhan dan E. coli dengan
standar baku mutu air Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021
2. Menganalisis status mutu Sungai Kalimantan Selatan dengan metode Indeks
Pencemaran (IP)
3. Mengetahui faktor yang menimbulkan perbedaan hasil parameter TSS, TDS,
Kekeruhan dan E. coli

1.4. Manfaat

Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan PKL ini mahasiswa memiliki
pengalaman secara langsung untuk menerapkan disiplin ilmunya sehingga
diharapkan mahasiswa mampu beradaptasi di dalam pekerjaan, meningkatkan
pengetahuan serta keterampilan, dan memiliki integritas yang tinggi.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi
kehidupan manusia dan dapat memajukan kesejahteraan umum sehingga dapat
menjadi modal dasar dan faktor utama pembangunan (Solihin et al., 2020).
Kualitas air mengandung berbagai jenis makhluk hidup, energi atau komponen
lain di dalam suatu perairan. Kualitas air juga dapat menggambarkan kesesuaian
atau kecocokan air sesuai peruntukkannyan seperti air minum, perikanan,
pengairan, industri, rekreasi dan sebagainya (Fitri et al., 2021)
Sumberdaya air yang paling dekat dengan masyarakat adalah sungai, di
daerah Kalimantan Selatan sungai menjadi sarana yang memudahkan masyarakat
terutama masyarakat yang tinggal di sekitar sungai. Banyaknya sungai yang ada di
Kalimantan Selatan membuat masyarakat terbiasa untuk beraktivitas di sekitar
bantara sungai, mulai dari mendirikan rumah, memanfaatkannya untuk kegiatan
sehari-hari, alat transportasi dan aktivitas lainnya. Adanya beragam aktivitas yang
dilakukan oleh manusia juga serta membawa polutan ke dalam sungai sehingga
kemungkinan terjadi pencemaran (Yati, 2021). Masuknya pencemaran ke dalam
perairan dapat mengakibatkan perubahan kondisi kualitas suatu perairan (Rosarina
et al., 2018)
Kualitas air yang digunakan akan berbeda sesuai dengan
peruntukkannya. Kualitas minimum keperluan air minum akan berbeda dengan
kualitas minimum untuk keperluan budidaya. Pengukuran kualitas tiap sumber air
diukur berdasarkan konsentrasi komponen yang terkandung yang kemudian
dibandingkan dengan nilai standar baku mutu. Standar baku mutu pada umumnya
berupa angka yang harus dipenuhi agar air tidak menyebabkan gangguan pada
kesehatan, teknis, maupun estetika (Singkam et al., 2021).
Standard kualitas air digunakan dalam mengukur kualitas dari berbagai
macam jenis air dengan konsentrasi kandungan unsur yang tercantum di dalam
standard kualitas air sehingga standard kualitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur
kegunaannya (Kissan, et al., 2021). Untuk menjaga kualitas air perlu
dilakukannya pemantauan kualitas perairan baik secara parameter fisika, kimia,

4
5

maupun biologi. Pemantauan menggunakan parameter fisika-kimia lebih sering


digunakan daripada pemantauan secara biologi (Dwirastina et al., 2020).
Indeks Pencemaran menjadi salah satu cara untuk menentukan tingkat
pencemaran yang relative terhadap parameter kualitas air yang diizinkan.
Kelebihan metode Indeks Pencemar adalah cukup menggunakan satu seri data
sehingga biaya dan waktu yang digunakan relatif pendek. Metode ini dapat
langsung menghubungkan tingkat tercemarnya dengan dapat atau tidaknya sungai
dipakai untuk penggunaan tertentu (Arnop, et al., 2019).
Air sungai dikatakan tercemar apabila badan airnya tidak sesuai lagi
dengan peruntukkannya dan tidak dapat mendukung kehidupan biota yang ada di
dalamnya. Pencamaran pada air sungai umumnya disebabkan oleh adanya
masukan limbah ke badan sungai (Aini, A., 2022).
Tipe sumber pencemar dibagi menjadi dua jadi Sumber Pencemar Titik
(Point Source) dan Sumber Pencemar Non Titik (Non-Point Source). Sumber
pencemar titik berasal dari saluran yang terlihat memasuki badan sungai secara
langsung sedangkan Sumber pencemar bukan titik adalah pencemaran yang
terbawa melalui air limpasan hujan dan tidak dapat di deteksi secara pasti pada
suatu titik (Nugroho, et al., 2020).
Total Suspended Solid (TSS) atau total padatan tersuspensi adalah
padatan total dari berbagai macam zat padat yang tertahan pada saringan dengan
ukuran partikel maksimal 2,0 µm dan dapat mengendap. Nilai TSS yang nilainya
tinggi diperairan dapat menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air
sehingga mengganggu proses fotosintesis dan menyebabkan turunnya kandungan
oksigen terlarut. TSS biasanya digunakan sebagai penentu kepekatan air limbah
(Santo, 2021).
Total Dissolve Solid (TDS) menjadi salah satu penentu kelayakan air.
TDS adalah jumlah padatan yang berasal dari material terlarut dan dapat melewati
filter yang lebih kecil dari 2,0 µm dan dapat berupa karbonat, klorida, sulfat,
fosfat, nitrat, kalsium, magnesium, natrium, dan lainnya (Anjani, 2022).
Kekeruhan pada air memiliki sifat yang tidak membahayakan kesehatan
namun tetap tidak diinginkan karena menciptakan warna yang seperti lumpur dan
terlihat kotor sehingga menimbulkan gangguan estetika dalam air bersih (Cahyati,
6

2022). Kekeruhan juga dapat menunjukkan adanya zat yang tersuspensi dalam air
sehingga kadar kekeruhan dalam perairan harus dibatasi agar tetap terpenuhinya
persyaratan air bersih (Riandi, et al., 2021).
Escherichia coli (E. coli) merupakan salah satu bakteri koliform yang
hidup secara normal di dalam kotoran manusia maupun hewan. Bakteri E. Coli
termasuk famili Enterobacter yang bersifat gram negatif, berbentk batang dan
tidak membentuk spora (Munthe, et al., 2021). Keberadaan bakteri E. Coli
menjadi salah bukti konkret adanya pencemaran feses di perairan. Kurangnya
kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan terhadap kontaminasi bakteri
E. Coli menjadi penyebab utama tingginya kasus diare di masyarakat
(Daramusseng, A & Syamsir, 2021).
BAB 3. RENCANA KERJA PRAKTIK

3.1. Tempat dan Waktu

Praktik Kerja Lapang (PKL) dilaksanakan dari tanggal 13 September


sampai 13 Oktober 2021 yang bertempat di UPT. Laboratorium Lingkungan,
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan.

Gambar 1. Tempat Lokasi PKL di UPT. Laboratorium Lingkungan

Rencana jadwal kegiatan PKL di UPT. Laboratorium Lingkungan


Provinsi Kalimantan Selatan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1. Rencana Jadwal Kegiatan Praktik
No Kegiatan Waktu Keterangan
.
A. PRA PKL
1. Survei lokasi PKL dan
01-07 September 2022 Mahasiswa
penetapan program kerja
2. Pembekalan PKL Panitia PKL dan
06 September 2022
Mahasiswa
3. Konsultasi program kerja Pembimbing PKL
08-12 September 2022
dan proposal PKL dan Mahasiswa
B. PELAKSANAAN PKL
1. Pengumpulan data PKL 13 September-13
Mahasiswa
Oktober 2022
C. PASCA PKL
1. Penyusunan laporan dan Pembimbing PKL
14-21 Oktober 2022
konsultasi dan Mahasiswa
2. Penyelesaian laporan dan 22 Oktober 2022-21 Pembimbing PKL
ujian PKL November 2022 dan Mahasiswa

7
8

3. Penjilidan laporan 22-30 November 2022 Mahasiswa

3.2. Metode Kerja

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan PKL adalah metode


partisipatif sehingga penulis ikut berpartisipasi bekerja di Laboratorium
Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan dengan pengambilan data yang
dilakukan melalui observasi dan wawancara. Data yang diperoleh berupa data
primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari observasi langsung, wawancara
dan partisipasi aktif, untuk metode wawancara dilakukan dengan mengajukan
sejumlah pertanyaan dengan staff dan petugas di laboratorium. Data sekunder
diperoleh dari instansi terkait.
3.3. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah sebuah metode dalam mencari data serta
informasi tentang instansi terkait. Data yang diperoleh dalam PKL didapatkan dari
pengumpulan data primer dan data sekunder. Adapun beberapa jenis data yang
telah dikumpulkan oleh penulis selama pelaksanaa kegiatan PKL, sebagai berikut:
3.3.1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan langsung di lapangan sehingga
didaptkan dari sumber asli oleh orang yang melakukan penelitian. Kelebihan
menggunakan dari data primer adalah hasil data yang diperoleh lebih
mencerminkan kebenaran karena berdasarkan apa yang dilihat dan didengar
langsung oleh peneliti (Putra, 2021). Metode yang digunakan untuk mendapatkan
data primer adalah metode observasi, wawancara dan partisipasi aktif.
1. Observasi
Metode observasi menjadi salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
memperoleh data primer dengan pengamatan secara langsung sehingga
memungkinkan untuk melakukan pengamatan terhadap obyek secara jelas.
Observasi dilakukan dengan teknik pengamatan dan pencatatan mengenai fakta
tentang obyek yang diteliti (Chotibuddin, 2021). Observasi yang dilakukan
mengarah kepada seluruh komponen yang diamati selama pengamatan sebelum
kegiata PKL di laboratorium lingkungan dilakukan. Pengumpulan data primer
9

dengan metode observasi terhadapa anaisi kualitas air serta dokumentasi kegiatan
yang dilakukan di laboratorium lingkungan.

2. Wawancara
Wawancara menjadi teknik pengumpulan data dalam metode survei
menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek. Wawancara menjadi salah
satu cara terbaik untuk mengumpulkan informasi melalui kegiatan interaksi sosial
antara peneliti dan objek yang diteliti (Kristanti & Tri, 2022). Wawancara dalam
kegiatan PKL dilakukan secara langsung kepada responden
3. Partisipasi aktif
Partisipasi aktif adalah metode yang menggunakan keterlibatan langsung
saat di lapangan. Selama kegiatan PKL peneliti ikut berpartisipasi dalam setiap
kegiatan yang dilakukan di Laboratorium Lingkungan Provinsi Kalimantan
Selatan.

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder mengacu pada informasi yang telah dikumpulkan


dari beberapa sumber. Sumber data sekunder diambil dari catatan atau
dokumentasi instansi, publikasi pemerintah, laman internet dan sejenisnya
(Wijoyo, et al., 2021). Data sekunder yang diambil dalam pelaksanaan PKL
di Laboratorium Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan adalah jurnal
pendukung yang didapatkan dari berbagai sumber berkaitan dengan
pengamatan yang dilaksanakan selama kegiatan PKL.

3.3.3. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menguji sampling di laboratorium dengan


data yang ada. Data yang digunakan adalah data kuantitatif mentah seperti
parameter kualitas air dan selanjutnya akan dibuktikan dengan baku mutu
sesuai peruntukkannya. Kegiatan ini dilakukan setiap ada sampel yang
masuk dan mengambil 4 parameter yaitu TSS, TDS, Kekeruhan dan E-
coli.
Data yang telah dikumpulkan kemudian akan dihitung dengan
menggunakan metode Indeks Pencemaran (IP). Perhitungan Indeks
10

Pencemaran (IP) sesuai dengan pedoman yang ada pada Keputusan


Menteri Negara Lingkungan Hidup Mo. 115 Tahun 2003 dilakukan sesuai
dengan prosedur sebagai berikut:
1. Memilih parameter yang jika harga parameter rendah maka kualitas air
akan membaik.
2. Memilih konsentrasi parameter baku mutu yang diperoleh dalam PP
No. 22 Tahun 2021 untuk peruntukan kelas I, II, III, dan IV.
3. Prosedur perhitungan (Ci/Lij)baru berdasarkan beberapa kondisi
pramater:
a. Jika nilai konsentrasi parameter yang menurun menyatakan tingkat
pencemaran meningkat, misal TSS, TDS, dan Eschericia coli (E.
Coli), maka nilai teoritik atau nilai maksium maksium (Cim) dilihat
pada nilai TSS jenuh, nilai TDS jenuh dan nilai E. Coli jenuh.
Dalam kasus ini nilai Ci/Lij hasil pengukuran digantikan oleh nilai
Ci/Lij hasil perhitungan, yaitu:

( LijCi ) baru =
C ℑ – C i(hasil pengukuran)
Cim−Lij
.....................(3.1)

b. Jika nilai baku mutu Lij memiliki rentang


Untuk Ci ≤ Lij rata-rata:
Ci
( )
Ci
Lij baru = Lij
( rata−rata)

Lij ( minimum )−Lij (rata−rata)


................(3.2)

Untuk Ci > Lij rata-rata


Ci
( )
Ci
Lij baru = Lij
(rata−rata)

Lij ( maksimum )−Lij( rata−rata)


..............(3.3)

c. Jika dua nilai (Ci/Lij) berdekatan dengan nilai acuan 1,0 misal C i/Lij
= 09 dan C2/L2j = 1,1 atau perbedaan yang sangat besar, misal
C3/L3j = 5,0 dan C4/L4j = 10. Pada contoh ini tingkat kerusakan
badan air sangat sulit ditentukan.Cara mengatasinya:
(1) Penggunaan nilai (Ci/Lij) hasil pengukuran kalau nilai ini lebih
kecil dari 1,0
11

(2) Penggunaan nilai (Ci/Lij)baru jika nilai (Ci/Lij) hasil


pengukuran lebih besar dari 1,0

( LijCi )baru = 1 + P.log( LijCi )hasil pengukuran........(3.4)


P adalah konstantan dan nilainya ditentukan dengan bebas dan
disesuaikan dnegan hasil pengamatan lingkungan dan atau
persyaratan yang dikehendaki untuk suatu peruntukan
(biasnaya digunakan nilai 5).
4. Menentukan nilai rata-rata dan nilai maksimum dari keseluruhan
Ci/Lij((Ci/Lij)R dan (Ci/Lij)M)
5. Menentukan hasil IPj
IPj =√ ¿ ¿ ¿....................................................................(3.5)
Dimana :
IPj : Indeks Pencemaran bagi peruntukan j
Ci : Konsentrasi hasil uji parameter
Lij : Konsentrasi parameter sesuai baku mutu peruntukan air j
(Ci/Lij)M : Nilai Ci/Lij maksimum
(Ci/Lij)R : Nilai Ci/Lij rata-rata
Evaluasi terhadap nilai IP menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 115 Tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Range Nilai Keterangan
Memenuhi baku mutu
0 ≤ PIj ≤ 1,0
(kondisi baik)
1,0 < PIj ≤ 5,0 Cemar ringan
5,0 < PIj ≤ 10 Cemar sedang
PIj > 10 Cemar berat
3.4. Program Kerja

Program kerja adalah kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan PKL


di Laboratorium Lingkungan Provinsi Kalimantan Selatan, seperti yang dapat
dilihat pada Tabel 3.1. dan Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Rencana kegiatan PKL di Laboratorium lingkungan Provinsi
Kalimantan Selatan.
Minggu Minggu Minggu Minggu
Kegiatan
No ke-1 ke-2 ke-3 Ke-4
Hari ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
12

1 Pengenalan staff
instansi dan area
PKL
2 Safety Induction
3 Diskusi mengenai
rencana jadwal
kegiatan PKL
Minggu Minggu Minggu Minggu
Kegiatan
No ke-1 ke-2 ke-3 Ke-4
Hari ke- 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3
4 Wawancara dengan
staff UPT.
Laboratorium
5 Pengenalan alat dan
bahan laboratorium
6 Mempelajari metode
analisis kualitas air
7 Melakukan
pengukuran
parameter fisika
kimia
8 Melakukan
pengukuran
parameter biologi
DAFTAR PUSTAKA

Aini, A. (2022). Studi Cemaran Air Sungai Di Sekitar Penambangan Emas Tanpa
Izin Sekotong Berdasarkan Nilai Chemical Oxygen Demand
(COD). Media of Medical Laboratory Science, 6(1), 31-36.
Anjani, N. 2022. Pengaruh Saringan TOPO dalam Menurunkan Kadar TDS, pH,
dan Suhu pada Air Minum di Desa Guwang Kecamatan Sukawati.
Skripsi. Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Denpasar.
Arnop, O., Budiyanto, B., & Saefuddin, R. (2019). Kajian Evaluasi Mutu Sungai
Nelas Dengan Metode Storet Dan Indeks Pencemaran. Naturalis: Jurnal
Penelitian Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan, 8(1), 15-24.
Asrori, M. 2021. Pemetaan Kualitas Air Sungai di Surabaya. Jurnal Ilmiah Teknik
Lingkungan. 13(2): 41-47.
Aufa. 2021. Prinsip Sustainale Development dalam Penegakan Hukum
Lingkungan. Jurnal Hukum Kenegaraan dan Politik Islam. 1(2): 212-
219.
Cahyati, A. E. 2022. Pemanfaatan Keramik Bekas dan Pasir Sebagai Media Filter
Penurun Fe dan Kekeruhan pada Air Sumur Gali. Skripsi Thesis.
Poltekkes: Yogyakarta.
Chotibuddin, M. 2021. Pengaruh Metode Cooperative Type Jigsaw Terhadap
Peningkatan Hasil belajar Siswa Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di Kelas V Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 09 Kranji
Lamongan. Jurnal. 7(1): 101-120.
Daramusseng, A., & Syamsir, S. 2021. Studi Kualitas Air Sungai Karang Mumus
Ditinjau dari Parameter Escherichia coli Untuk Keperluan Higiene
Sanitasi. Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia.20(1): 1-6.
Dinas Lingkungan Hidup. 2021. Laporan Kinerja Tahun 2021. Kalimantan
Selatan
Dwirastina., et al. 2020. Komunitas Perifiton dan Karakteristik Fisika Kimia
sebagai Indikator Kualitas Perairan di Daerah Aliran Sungai (DAS)
Mamberamo Provinsi Papua. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir
dan Perikanan. 9(3): 435-443.
Fitri, R., et al. 2021. Parameter sebagai Perencanaan Wisata Bahari Pantai Wong
Polo Kota Pari Kabupaten Pantai Cermin. Seminar Sosial Science
Engineering & Humaniora. 110-117.
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 115 Tahun 2003 tentang Pedoman
Penentuan Status Mutu Air
Kissan., et al. 2021. Sistem Informasi Geografis Kualitas Air Sumur di Kota
Makassar. Journal of Applied Civil and Environmental Engineering.
1(1): 78-85.
Kristanti & Tri. 2022. Presuposisi dalam Video Wawancara Tokoh Universitas
PGRI Adi Banua Surabaya. Jurnai Ilmiah FENOMA. 5(1): 69-81
Lian, B. 2019. Tanggung Jawa Tridharma Perguruan Tinggi Menjawa Kebutuhan
Masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program
Pascasarjana Universitas PGRI Palembang. Universitas PGRI
Palembang.
Munthe, S. A., Sinaga, L. R. V., Manurung, J., & Ningrum, M. M. 2021. Faktor–
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kandungan Bakteri E. Coli Pada
Sumur Gali Di Desa Durin Simbelang Kecamatan Pancur Batu. Jurnal
Teknologi Kesehatan Dan Ilmu Sosial (TEKESNOS). 3(2): 1-11.
Nugroho, Y., et al. 2020. Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Siak
Bagian Hulu. Jurnal Ilmu Lingkungan. 14(1): 95-103.
Putra, A.S. 2021. Sistem Manajemen Pelayanan Pelanggan Menggunakan PHP
dan MySQL. TEKINFO. 22(1): 100-116.
Riandi, I., Slamet, S., & Hidayah, N. 202). Perbedaan Ketebalan Media Filtrasi
Arang Sekam Padi Terhadap Penurunan Kekeruhan pada Air Bersih di
PT. X. Jurnal Kesehatan Siliwangi. 2(2): 567-575.
Rosarina, D & Ellysa, K. 2018. Studi Kualitas Air Sungai Cisadane Kota
Tangerang Ditinjau dari Parameter Fisika. Jurnal Redoks. 3(2): 38-43.
Rosyikna, U., et al. 2020. Perbaikan pelayanan uji laboratorium lingkungan
menggunakan metode Kano dan quality function deployment (QFD)
(Studi Kasus: UPT Laboratorium Uji Kualitas Lingkungan,
Gresik). JUSTI (Jurnal Sistem dan Teknik Industri). 1(1): 91-95.
Santo, S. 2021. Efektivitas Mendia Biofilter Sabut dan Tempurung Kelapa dalam
Menurunkan Kadar BOD, COD dan TSS pada Air Limbah Domestik
(Grey Water) di Pulau Kodingareng Kota Makassar. Skripsi. Universitas
Hasanuddin: Makassar.
Sari, M & Mifta. 2019. Analisis Bau, Warna, TDS, pH, dan Salinitas Air Sumur
Gali di Tempat Pembuangan Akhir. ALKIMIA: Jurnal Ilmu Kimia dan
Terapan. 3(1): 1-5.
Singkam, A., et al. 2021. Perbandingan Kualitas Air Sumur Galian dan Bor
Berdasarkan Parameter Kimia dan Parameter Fisika. BIOEDUSAINS:
Jurnal Pendidikan Biologi dan Sains. 4(2): 155-165.
Sitompul, S., et al. Peran Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Samosir dalam
Pengendalian Pencemaran Air Danau Toba atas Jenis Usaha Keramba
Jaring Apung di Kabupaten Simosir. Majalah Ilmiah Jurnal Cakrawala
Hukum. 23(1): 1-7.
Solihin, D., et al. 2020. Pemanfaatan Botol Bekas Sebagai Penyaring Air Bersih
Sederhana bagi Warga Desa Cicalengka Kecamatan Pagedangan
Kabupaten Tangerang. DEDIKASI PKM UNPAM. 1(3): 98-102.
Sukarni, S & Pyo, A. 2021. Instrumen Penilaian Praktik Kerja Lapangan Berbasis
Seni Kriya. PAEDAGORIA: Jurnal Kajian, Penelitian dan
Pengembangan Kependidikan. 12(2): 350-356.
Wijoyo, H., et al. The Role of Regular Tax Function in the Pandemic Period
Covid-19 at Pekanbaru. Terapan Informatika Nusantara. 1(10):
509-512.
LAMPIRAN 1. PETA LOKASI PKL
Peta Lokasi Praktik Kerja Lapang UPT. Laboratorium Lingkungan Hidup
LAMPIRAN 2. PROGRAM KERJA PKL DI LABORATORIUM
LINGKUNGAN PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN
LAMPIRAN 3. CATATAN KEGIATAN HARIAN PKL

Anda mungkin juga menyukai