PENDAHULUAN
A. Latar Belakan
Dalam mempelajari plankton, tidak akan lepas dari sampling plankton. Teknik
sampling plankton dari perairan yang paling mudah umumnya dapat dilakukan
dengan menyaring sejumlah massa air dengan jaring halus ataupun dengan
metode sampling plankton yang lain. Tergantung pada tujuannya, sampling
plankton dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif.
B. Tujuan
Faktor yang berpengaruh terhadap pergerakan plankton selain gerakan air adalah
cahaya matahari. Cahaya matahari terutama berpengaruh terhadap fitoplankton,
hal ini berkaitan dengan kemampuan fitoplankton melakukan proses fotosintesis
yang membutuhkan cahaya matahari. Zooplankton sebenarnya termasuk golongan
hewan perenang aktif yang dapat mengadakan migrasi secara vertikal pada
beberapa lapisan perairan, tetapi kekuatan berenang mereka sangat kecil jika
dibandingkan dengan kuatnya gerakan arus (Romnimohtarto 2005).
III. METODE KERJA
Adapun alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah plankton net, botol
untuk sampling, mikroskop, beaker glass, haemocytometer, dan pipet tetes.
B. Prosedur Kerja
A. Pembahasan
Plankton net merupakan jaring dengan mesh size yang disesuaikan dengan
ukuran plankton. Penggunaan jaring plankton selain praktis juga sampel yang
diperoleh cukup banyak. Jaring plankton net biasa terbuat dari nilon, umumnya
berbentuk kerucut dengan berbagai ukuran, tetapi rata-rata panjang jaring
adalah 4-5 kali diameter mulutnya. Jaring berfungsi untuk menyaring air serta
plankton yang berada didalamnya. Karena itu, plankton yang tertangkap sangat
bergantung pada ukuran mesh size. Maka ukuran mesh size yang digunakan
harus disesuaikan dengan jenis atau ukuran plankton yang akan diamati.
Metode pengambilan sampel menggunakan plankton net terbagi atas dua cara,
yaitu:
1. Sampling secara horizontal
Metode ini bertujuan untuk mengetahui sebaran plankton horizontal.
Plankton net pada suatu titik di laut, ditarik kapal menuju ke titik lain.
Jumlah air tersaring diperoleh dari angka pada flowmeter atau dengan
mengalikan jarak diantara dua titik tersebut dengan diameter plankton net.
2. Sampling secara vertikal
Meletakkan plankton net sampai ke dasar perairan, kemudian menariknya
ke atas. Kedalaman perairan sama dengan panjang tali yang terendam
dalam air sebelum digunakan untuk menarik plankton net ke atas.
Umumnya fiksasi dan pengawetan plankton dapat dilakukan dengan larutan
formalin 2-5%. Larutan ini mudah diperoleh dan murah. Formalin 40%
komersial merupakan larutan jenuh gas formaldehida dalam air.
Penggunaannya sebagai larutan fiksatif atau pengawet harus melalui
pengenceran dengan perbandingan 1:5. Formalin yang akan digunakan harus
tersimpan dalam botol gelas atau polythen. Sebelum digunakan, formalin harus
ditambahkan borax (kalsium karbonat atau sodium karbonat) untuk
menetralkan asam yang ada di dalamnya. Asam akan melarutkan kapur atau
rangka pada kebanyakan zooplankton. Untuk penyimpanan dalam jangka
panjang sebaiknya sampel plankton diawetkan dalam larutan formalin 5%
dalam air suling. Pemanfaatan formalin untuk mengawetkan fitoplankton perlu
ditambahkan 5 tetes terusi (CuSO4) agar fitoplankton tetap berwarna hijau.
Sampel nanoplankton paling baik difiksasi dan diawetkan dalam lugol iodin
yang ditambah dengan asam asetat. Asam Asetat akan mengawetkan flagelum
dan silia. Ke dalam 100 ml sampel air yang mengandung nanoplankton
tambahkan 2-3 tetes larutan lugol iodin. Nanoplankton akan tenggelam karena
meyerap iodin. Tutup botol rapat-rapat dan disimpan dalam ruang gelap.
Larutan lugol iodin dibuat dengan melarutkan 200 gr kalium iodida p.a dan 10
gr iodin dalam 200 ml akuades. Pada saat iodin larut sempurna, tambahkan 20
ml asam asetat glasial.
1. Indeks Kemelimpahan
Rumus :
(a × 1000)
N= ×b
L
Keterangan :
N : Jumlah Plankton
a : Rata-rata jumlah plankton yang terhitung dalam 1 cc air kolam yang
disaring
b : Volume air sampel yang disaring
L : Volume air sungai yang disaring
Hasil perhitungan
28× 1000
N=¿ × 27
0,5
= 1.512.000 L/m3
2. Kepadatan Plankton
n
∑ ¿ 5 × 25 ×104
28
= ×25 × 104
5
= 1.400.000 L/m3
V. KESIMPULAN
Suwignyo Sugiarti. 2001. Fito Plankton. Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut.
Djambatan. Jakarta.