Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

BOTANI LAUT

PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP EKOSISTEM LAMUN

OLEH
BOB ANGGARA
1604115488

JURUSAN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2018
ii

DAFTAR ISI

ISI HALAMAN
DAFTAR ISI ..................................................................................... i

KATA PENGANTAR ...................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

BAB II PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP


EKOSISTEM LAMUN ...................................................... 6
2.1 Deinisi Lamun .................................................................. 6
2.2 Biota Penghuni Padang Lamun ........................................ 7
2.3 Lingkungan Hidup Padang Lamun .................................. 13
2.4 Peran Lamun Terhadap Lingkungan Sekitar .................... 16

BAB III PENUTUP .......................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 22


iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat dan kasih-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah Botani Laut

“Peran Lamun (Enhalus acoroides) Terhadap Ekosistem Lamun”.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan paper ini masih terdapat

banyak kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan

saran yang membangun untuk keberhasilan penulisan berikutnya. Sehingga penulis

berharap makalah ini dapat berguna bagi kita semua.

Pekanbaru, 10 Oktober 2018

BOB ANGGARA
I. PENDAHULUAN

Padang lamun (seagrass bed) merupakan salah satu ekosistem laut dangkal

yang merupakan salah satu ekosistem laut dangkal yang memiliki nilai konservasi

tinggi khususnya dalam hal perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan

keanekaragaman hayati, daerah perikanan yang produktif dan menyumbang

produktifitas perairan di wilayah pesisir. Bagi perikanan sendiri, lamun merupakan

tempat hidup banyak ikan, kepiting, udang, bulu babi dan hewan lain yang juga

mencari makan dan melakukan perkembang biakan di padang lamun. Tingginya

peran lamun sebagai penunjang kehidupan banyak organisme membuat ekosistem

ini perlu dijaga dan dilestarikan.

Lamun (seagrass) adalah satu-satunya tumbuh-tumbuhan berbunga yang

terdapat di lingkungan laut. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai

tunas berdaun yang tegak dan tangkai-tangkai yang merayap efektif untuk

berkembang-biak dan mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas

dan zat-zat hara (Romimohtarto dan Juwana, 2001). Lamun juga merupakan

tumbuhan yang telah menyesuaikan diri hidup terbenam di 10 laut dangkal. Lamun

mempunyai akar dan rimpang (rhizome) yang mencengkeram dasar laut sehingga

dapat membantu pertahanan pantai dari gerusan ombak dan gelombang. Padang

lamun dapat terdiri dari vegetasi lamun jenis tunggal ataupun jenis campuran

(Hemminga and Duarte, 2000). Padang lamun memiliki produktivitas sekunder dan

dukungan yang besar terhadap kelimpahan dan keragaman ikan (Gilanders, 2006).

Padang lamun merupakan tempat berbagai jenis ikan berlindung, mencari makan,

bertelur, dan membesarkan anaknya. Ikan baronang, misalnya, adalah salah satu
2

jenis ikan yang hidup di padang lamun (Ambo, 2010). Dalam mempelajari

sumberdaya lamun, telaah tentang distribusi, komposisi dan kerapatan merupakan

hal yang mendasar sebagai penelitian awal (Mukai et al., 1980).

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui kelestarian ekosistem lamun

yang terdapat di pesisir pantai Pulau Serangan Bali dan mengetahui nilai kerapatan

jenis, persentase tutupan lamun dan jenis-jenis ekosistem lamun sehingga dapat

dilakukan upaya pengelolaan yang sesuai berdasarkan kondisi ekosistem lamun

tersebut dalam rangka konservasi.


3

II. PERAN LAMUN(Enhalus acoroides) TERHADAP EKOSISTEM


LAMUN

2.1 Definisi Lamun

Gambar 1. Padang lamun Enhalus acoroides1)

Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (angiospermae) yang sudah

sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut.Tumbuhan ini

mempunyai beberapa sifat yang memungkinkan hidup di lingkungan laut, yaitu

mampu hidup di media air asin, mampu berfungsi normal dalam keadaan terbenam,

mempunyai sistem perakaran jangkar yang berkembang baik, mampu melaksanakan

penyerbukan dan daur generatif dalam keadaan terbenam. Secara struktural lamun

memiliki batang yang terbenam dalam tanah yang disebut rimpang. Rimpang dan

akar lamun terbenam di dalam substrat yang membuat lamun dapat berdiri dengan

kuat menghadapi arus dan ombak (Dahuri, 2003).

Klasifikasi lamun Enhalus acoroides menurut Phillips dan Menez 1988

dalam Soedharma et al. 2007 adalah sebagai berikut :


4

Divisi : Anthophyta

Kelas : Angiospermae

Subkelas : Monocotyledonae

Ordo : Helobiae

Famili : Hydrocharitaceae

Genus : Enhalus

Species : Enhalus acoroides

2.2 Biota Penghuni Padang Lamun

Gambar 2. Ikan-ikan penghuni padang lamun2)

Padang lamun adalah tempat habitat ikan laut yang alami, tempat segala

jenis ikan untuk bermain-main dan mengasuh anak-anaknya juga tempat untuk

mencari makanan alaminya. Padang lamun juga tempat yang aman bagi udang,

cumi-cumi dan ikan teri untuk bertelur serta menyimpan telurnya sampai menetas,

kemudian mengasuh dan membesarkan anak-anaknya.Sehingga banyaklah

berdatangan ikan-ikan dari jenis predator yang akan memburu dan memangsanya,
5

ikan-ikan teri kecil, cumi-cumi kecil dan udang kecil akan lari sembunyi kedalam

hutan lamun ini apabila ada ancaman bahaya yang datang mendekat ketempat

mereka. Padang lamun juga tempat yang paling produktif untuk memancing ikan

laut, tetapi kita harus bisa memilih lokasi yang tepat tempat bermainnya ikan-ikan

laut tersebut(Sangiang, 2013).

Padang lamun merupakan produktivitas primer di laut. Oleh karena itu, pada

padang lamun ini hidup berbagai macam spesies hewan, yang berassosiasi dengan

padang lamun. Di perairan Pabama dilaporkan 96 spesies hewan yang berassosiasi

dengan beberapa jenis ikan. Di Teluk Ambon di temukan 48 famili dan 108 jenis

ikan. Di Teluk Ambon ditemuklan 48 famili dan 108 jenis ikan adalah sebagai

penghuni lamun, sedangkan di Kepulauan Seribu sebelah utara Jakarta di temukan

78 jenis ikan yang berassosiasi dengan padang lamun. Selain ikan, sapi laut dan

penyu serta banyak hewan invertebrata yang berassosiasi dengan padang lamun,

seperti: Pinna sp, beberapa Gastropoda, Lambis, Strombus, teripang, bintang laut,

beberapa jenis cacing laut dan udang (Peneus doratum) yang ditemukan di Florida

selatan (Nybakken, 1988).

Beberapa biata laut yang menghuni padang lamun sebagai berikut:

a. Alga

Hubungan antara alga, lamun adalah harmonis untuk membangun suatu

sistem hidrokarbon (petroleum syste).Alga yag biasanya di temukan di padang

lamun adalah jenis sargasum,sargasum merupakan dari kesekian alga yang

mendiami komunitas padang lamun. genus alga ini adalah coklat (Phaeophyceae),

yang biasanya banyak di temukan di pantai. Alga ini mirip dengan alga yang sudah
6

mati, tapi, Itulah keunikan Sargassum, ia dapat sebagai fitobentos maupun

fitoplankton. Alga ini banyak mengandung gelembung udara di tubuhnya yang

nampak seperti buah-buah kecil. Saat ia tercabut dari substrat dasarnya, ia tetap

hidup dengan mengambang di permukaan oleh gelembung-gelembung udara itu,

sebuah pelampung alam yang unik. Meskipun terhempas ke pantai, saat air pasang

ia akan mengambang lagi dan meneruskan hidupnya(Irwan, 2012).

b. Fauna

Komunitas lamun dihuni oleh banyak jenis hewan bentik, organisme

demersal serta pelagis yang menetap maupun yang tinggal sementara disana.

Spesies yang sementara hidup di lamun biasanya adalah juvenil dari sejumlah

organisme yang mencari makanan serta perlindungan selama masa kritis dalam

siklus hidup mereka, atau mereka mungkin hanya pengunjung yang datang ke

padang lamun setiap hari untuk mencari makan.

Banyak spesies epibentik baik yang tinggal menetap maupun tinggal

sementara yang bernilai ekonomis, udang dan udang-udangan adalah yang bernilai

ekonomis paling tinggi. Sebagai penjelas, dan bukan karena alasan ekologi maupun

biologi tertentu, ada empat kelompok besar fauna yang diketahui : 1) Infauna

(hewan yang hidup didalam sedimen); 2) Fauna Motil (fauna motil berasosiasi

dengan lapisan permukaan sedimen; 3) Epifauna Sesil (organisme yang menempel

pada bagian lamun); dan Fauna Epibentik Fauna (fauna yang berukuran besar dan

bergerak diantara lamun) (Kiswara, 1993).

c. Krustase

Krustasea yang berasosiasi dengan lamun merupakan komponen penting

dari jaring makanan di lamun. Bentuk krustase infaunal maupun epifunal


7

berhubungan erat dengan produsen primer dan berada pada tingkatan trofik yang

lebih tinggi, karena selama masa juvenil dan dewasa mereka merupakan sumber

makanan utama bagi berbagai ikan dan invertebrata yang berasosiasi dengan

lamun(Irwan, 2012).

d. Moluska

Moluska adalah salah satu kelompok makroinvertebrata yang paling banyak

diketahui berasosiasi dengan lamun di Indonesia, dan mungkin yang paling banyak

diksploitasi. Sejumlah studi tentang moluska di daerah subtropik telah menunjukkan

bahwa moluska merupakan komponen yang paling penting bagi ekosistem lamun,

baik pada hubungannya dengan biomasa dan perannya pada aliran energi pada

sistem lamun. Telah didemonstrasikan bahwa 20% sampai 60% biomasa epifit pada

padang lamun di Filipina dimanfaatkan oleh komunitas epifauna yang didominasi

oleh gastropoda. Bagaimanapun, peranan mereka pada ekosistem almun di

Indonesia relative belum diketahui. Moluska utama pada padang lamun subtropis

adalah detrivor dengan sangat sedikit yang langsung memakan lamun. Gastropoda

cenderung memakan perifiton(Kikuchi, 1977).

e. Echinodermata

Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun yang

lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi. Lima kelas echinodermata

ditemukan pada ekosistem lamun di Indonesia. Dibawah ini urutan Echinodermata

secara ekonomi : 1. Holothuroidea (timun laut atau teripang); 2. Echinoidea (bulu

babi); 3. Asteroidea (Bintang laut); 4. Ophiuroidea (Bintang Laut Ular); 5. Crinoidea

. Dari lima kelas yang ada, Echinoidea adalah kelompok yang paling penting di

ekosistem lamun karibia, karena mereka adalah kelompok pemakan yang


8

utama.Echinodermata pada umumnya, dengan pengecualian beberapa

holothuroidea, makan pada malam hari. Bagaimanapun, Tripneustes gratilla dan

Salmacis sphaeroides makan secara terus menerus siang dan malam, tanpa bukti

yang berkala. Mereka mencari sampai ke dasar substrat, memakan alga, serasah

lamun dan daun lamun yang masih hidup (Pratyaksa, 2004).

f. Mamalia

Dugong merupakan mamalia laut yang sering di temukan di daerah padang

lamun ,karena padang lamun merupakan tempat mencari makan dan juga sebagai

tempat untuk berlindung dari predator . Dugong mempunyai ekor yang mirip

dengan sirip ekor ikan paus, serta mempunyai bentuk kepala yang unik. Bentuk

mulutnya bundar sehingga membuat dugong mudah mencari makan dengan cara

menyapu permukaan laut. Mamalia ini termasuk dalam ordo sirenia, family

dugongidae, dan genus dugong. Selain lucu, dugong juga memiliki badan yang

cukup besar seperti kapal selam dengan panjang badan dewasa sekitar 2,5 – 3 meter

dengan berat 225 – 450 kilogram. Dugong memiliki kulit abu-abu agak kebiruan

dengan ketebalan sekitar 1 inchi dan licin.Hingga saat ini, duyung mudah ditemukan

di Madagaskar dan Afrika Timur melalui India sampai ke Australia. Tidak ada

ilmuan yang dapat memastikan jumlah duyung yang masih bertahan di Indonesia.

Hanya perkiraan antara angka 1.000 sampai 10 ribu ekor. Tapi ilmuan meyakini

jumlah ini menurun drastis beberapa tahun terakhir(Irwan, 2012).

g. Reptile

Jenis reptile yang sering berasosiasi dengan padang lamun dan sering di

temukan adalah penyu ,dari penyu hijau dan juga penyu tempayak yang sering

mencari makan di komunitas lamun(Irwan, 2012).


9

h. Meiofauna.

Asosiasi meiofauna pada Padang Lamun Enhalus acoroides monospesifik

terdiri dari Nematoda, Foraminifera, Copepoda, Ostracoda, Turbelaria dan

Polychaeta. Tingginya kelimpahan Nematoda (seperti indeks rasio kelimpahan

Nematoda:Copepoda) mengindikasikan kelimpahan nutrien yang sering berasosiasi

dengan land runoff. Meiofauna yang muncul secara aktif adalah Copepoda,

Nematoda, Amphipoda, Cumacea, dan Ostracoda. Tingkat analisis umum-atau

spesies-belum dilakukan sedemikian jauh. Berdasarkanpada Foraminifera bentik

merupakan komponen penting pada komunitas lamun, tetapi hanya mendapatkan

sedikit perhatian . Foraminifera bentik pada kedua asosiasi spesies ini didominasi

oleh subordo Miliolina dan Rotaliina Milionid. berkarakteristik lembut, test

porselin yang mengandung kristal kalsit, sementara Rotaliinid seperti kaca, test

berdinding ganda yang mengandung lapisan tipis kalsit hialin radial(Irwan, 2012).

i. Ikan

Di sepanjang jarak distribusinya, ekosistem lamun, baik yang luas ataupun

sempit adalah habitat yang penting bagi bermacam-macam spesies ikan. Pada

resensi, asosiasi ikan di lamun, mereka Bell dan Pollard (1989) mengidentifikasi 7

karakteristik utama kumpulan ikan yang berasosiasi dengan lamun. Berdasarkan

Bell dan Pollard (1989) dengan beberapa perubahan.Jenis ikan yang bernilai

ekonomis penting di ekosistem lamun :

- Pterocaesio sp. (ikan ekor kuning)

- Caranx sexfasciatus (ikan kue/bubara)

- Leiognathus bindus (ikan peperek)

- Lethirinus crnatus (ikan sikuda)


10

- Herklot sichtys quadrimaculatus (ikan make)

2.3 Lingkungan Hidup Padang Lamun


Beberapa faktor lingkungan menurut Effendi dalam artikelnya “Ekosistem

Padang Lamun (Seagrass)”(2012) bahwa yang berpengaruh terhadap distribusi dan

kestabilan ekosistem padang lamunadalah :

1. Kecerahan

2. Temperatur

3. Salinitas

4. Substrat

5. Kecepatan arus

 Kecerahan

Penetrasi cahaya yang masuk ke dalam perairan sangat mempengaruhi

proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan lamun. Lamun membutuhkan

intensitas cahaya yang tinggi untuk proses fotosintesa tersebut dan jika suatu

perairan mendapat pengaruh akibat aktivitas pembangunan sehingga meningkatkan

sedimentasi pada badan air yang akhirnya mempengaruhi turbiditas maka akan

berdampak buruk terhadap proses fotosintesis. Kondisi ini secara luas akan

mengganggu produktivitas primer ekosistem lamun.

 Temperatur

Secara umum ekosistem padang lamun ditemukan secara luas di daerah

bersuhu dingin dan di tropis. Hal ini mengindikasikan bahwa lamun memiliki

toleransi yang luas terhadap perubahan temparatur. Kondisi ini tidak selamanya

benar jika kita hanya memfokuskan terhadap lamun di daerah tropis karena kisaran
11

lamun dapat tumbuh optimal hanya pada temperatur 28-300C. Hal ini berkaitan

dengan kemampuan proses fotosintesis yang akan menurun jika temperatur berada

di luar kisaran tersebut.

 Salinitas

Kisaran salinitas yang dapat ditolerir lamun adalah 10-40‰ dan nilai

optimumnya adalah 35‰. Penurunan salinitas akan menurunkan kemampuan lamun

untuk melakukan fotosintesis. Toleransi lamun terhadap salinitas bervariasi juga

terhadap jenis dan umur. Lamun yang tua dapat mentoleransi fluktuasi salinitas

yang besar. Salinitas juga berpengaruh terhadap biomassa, produktivitas, kerapatan,

lebar daun dan kecepatan pulih. Sedangkan kerapatan semakin meningkat dengan

meningkatnya salinitas.

 Substrat

Padang lamun hidup pada berbagai macam tipe sedimen, mulai dari lumpur

sampai karang. Kebutuhan substrat yang utama bagi pengembangan padang lamun

adalah kedalaman sedimen yang cukup. Peranan kedalaman substrat dalam stabilitas

sedimen mencakup 2 hal yaitu : pelindung tanaman dari arus laut dan tempat

pengolahan dan pemasok nutrien.Lebih lanjut Erftemeijer menemukan lamun pada

empat habitat: (i) rataan terumbu dengan

kedalaman sekitar 2 meter, (ii) paparan terumbu dengan kedalaman sekitar 10-18 meter,

pada pulau karang, kedua-duanya didominasi oleh sedimen karbonat (dari pecahan karang

sampai pasir karang halus), (iii)teluk dangkal yang didominasi oleh pasir hitam terigenous,

dan (iv) pantai intertidal yang datar dan didominasi oleh lumpur halus terigenous.

 Kecepatan arus

Produktivitas padang lamun dipengaruhi oleh kecepatan arus.


12

Tumbuhan air khususnya lamun mengalami proses fotosintesis yang berbeda

dengan tumbuhan darat. Pada fotosintesis tumbuhan lamun karbon dioksida

diperoleh dari air, yang dilepaskan selama respirasi oleh ikan. Juga, dekomposisi

bahan organik yang terjadi di ekosistem air berkontribusi terhadap produksi karbon

dioksida.Meskipun laju disolusi dioksida karbon dalam air sangat rendah, jejak

karbon dioksida terlarut yang tersedia untuk tanaman air terendam. Adapun

persyaratan ringan, lulus sinar matahari melalui air dipanen oleh tanaman untuk

proses fotosintesis. Hal ini khusus berlaku untuk tanaman yang tumbuh di perairan

dangkal. Dan untuk spesies tanaman ditemukan di perairan yang lebih dalam,

mereka diadaptasi untuk tumbuh dalam kondisi cahaya rendah. Tentu saja, laju

fotosintesis sangat lambat untuk tanaman ini, dan mereka bergantung pada radiasi

redup untuk pembuatan makanan mereka sendiri. Dengan demikian, tanaman lamun

memperoleh karbon dioksida dan sinar matahari untuk proses fotosintesis. Terakhir

namun tidak sedikit, ketersediaan air yang dapat digunakan adalah tidak menjadi

masalah bagi tanaman air tawar untuk fotosintesis. Sedangkan untuk tanaman laut,

mereka diadaptasi dengan batang lilin dan daun. Hal ini membantu dalam menyerap

air, sementara mencegah masuknya garam untuk sistem mereka. Selain itu,

beberapa tumbuhan laut memiliki fitur khusus untuk menghilangkan garam sesegera

mungkin. Semua proses ini membantu dalam mengatur keseimbangan osmotik,

yang jika tidak akan menyebabkan pencucian air dan pengeringan tanaman.Dengan

cara ini, tanaman air menjalani fotosintesis bawah air. Produk-produk dari

fotosintesis pada tumbuhan air, pada dasarnya karbohidrat dan oksigen, yang

digunakan oleh organisme lain yang hidup dalam komunitas biotik yang sama. Dan

seperti hewan, tumbuhan memang membutuhkan oksigen, tetapi dalam jumlah


13

kecil. Hal ini diperoleh dari oksigen yang dilepaskan pada saat fotosintesis(Alim,

2013).

2.4 Peran Lamun Terhadap Lingkungan Sekitarnya

Menurut Azkab (1988), ekosistem lamun merupakan salah satu ekosistem di

laut dangkal yang paling produktif. Di samping itu juga ekosistem lamun

mempunyai peranan penting dalam menunjang kehidupan dan perkembangan jasad

hidup di laut dangkal, sebagai berikut :

1. Sebagai produsen primer : Lamun memiliki tingkat produktifitas primer

tertinggi bila dibandingkan dengan ekosistem lainnya yang ada dilaut dangkal

seperti ekosistem terumbu karang.

2. Sebagai habitat biota : Lamun memberikan tempat perlindungan dan tempat

menempel berbagai hewan dan tumbuh-tumbuhan (alga). Disamping itu,

padang lamun (seagrass beds) dapat juga sebagai daerah asuhan, padang

pengembalaan dan makanan berbagai jenis ikan herbivora dan ikan-ikan karang

(coral fishes).

3. Sebagai penangkap sedimen : Daun lamun yang lebat akan memperlambat

air yang disebabkan oleh arus dan ombak, sehingga perairan disekitarnya

menjadi tenang. Disamping itu, rimpang dan akar lamun dapat menahan dan

mengikat sedmen, sehingga dapat menguatkan dan menstabilkan dasar

permukaan. Jadi, padang lamun disini berfungsi sebagai penangkap sedimen

dan juga dapat mencegah erosi.

4. Sebagai pendaur zat hara : Lamun memegang peranan penting dalam

pendauran berbagai zat hara dan elemen-elemen yang langka dilingkungan laut.

Khususnya zat-zat hara yang dibutuhkan oleh algae epifit.


14

Sedangkan menurut Philips & Menez (1988), ekosistem lamun merupakan

salah satu ekosistem bahari yang produktif, ekosistem lamun pada perairan dangkal

berfungsi sebagai :

1. Menstabilkan dan menahan sedimen–sedimen yang dibawa melalui tekanan–

tekanan dari arus dan gelombang.

2. Daun-daun memperlambat dan mengurangi arus dan gelombang serta

mengembangkan sedimentasi.

3. Memberikan perlindungan terhadap hewan–hewan muda dan dewasa yang

berkunjung ke padang lamun.

4. Daun–daun sangat membantu organisme-organisme epifit.

5. Mempunyai produktifitas dan pertumbuhan yang tinggi.

6. Menfiksasi karbon yang sebagian besar masuk ke dalam sistem daur rantai

makanan.

Selain itu secara ekologis padang lamun mempunyai beberapa fungsi

penting bagi wilayah pesisir, yaitu :

1. Produsen detritus dan zat hara.

2. Mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak, dengan sistem

perakaran yang padat dan saling menyilang.

3. Sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah bagi

beberapa jenis biota laut, terutama yang melewati masa dewasanya di

lingkungan ini.

4. Sebagai tudung pelindung yang melindungi penghuni padang lamun dari

sengatan matahari.
15

Selanjutnya dikatakan Philips & Menez (1988), lamun juga sebagai komoditi yang

sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat baik secara tradisional maupun secara

modern. Adapun pemanfaatan lamun tersebut baik secara modern maupun

tradisional yaitu sebagai berikut :

 Dimanfaatkan untuk kompos dan pupuk

 Cerutu dan mainan anak-anak

 Dianyam menadi keranjang

 Tumpukan untuk pematang

 Pembuatan kasur (sebagai pengisi kasur)

 Dan dibuar jaring ikan

 Penyaring limbah

 Stabilizator pantai

 Bahan untuk pabrik kertas

 Makanan

 Sumber bahan kimia

 Dan obat-obatan

Di alam padang lamun membentuk suatu komunitas yang merupakan habitat

bagi berbagai jenis hewan laut. Komunitas lamun ini juga dapat memperlambat

gerakan air. bahkan ada jenis lamun yang dapat dikonsumsi bagi penduduk sekitar

pantai. Keberadaan ekosistem padang lamun masih belum banyak dikenal baik pada

kalangan akdemisi maupun masyarakat umum, jika dibandingkan dengan ekosistem


16

lain seperti ekosistem terumbu karang dan ekosistem mangrove, meskipun diantara

ekosistem tersebut di kawasan pesisir merupakan satu kesatuan sistem dalam

menjalankan fungsi ekologisnya.

Selain itu, padang lamun diketahui mendukung berbagai jaringan rantai makanan,

baik yang didasari oleh rantai herbivor maupun detrivor. Nilai ekonomis biota yang

berasosiasi dengan lamun diketahui sangat tinggi. Ekosistem padang lamun

memiliki nilai pelestarian fungsi ekosistem serta manfaat lainnya di masa

mendatang sesuai dengan perkembangan teknologi, yaitu produk obat-obatan dan

budidaya laut. Beberapa negara telah memanfaatkan lamun untuk pupuk, bahan

kasur, makanan, stabilisator pantai, penyaring limbah, bahan untuk pabrik kertas,

bahan kimia, dan sebagainya.

Peranan padang lamun secara fisik di perairan laut dangkal adalah

membantu mengurangi tenaga gelombang dan arus, menyaring sedimen yang

terlarut dalam air dan menstabilkan dasar sedimen (Kiswara, 1993). Peranannya di

perairan laut dangkal adalah kemampuan berproduksi primer yang tinggi yang

secara langsung berhubungan erat dengan tingkat kelimpahan produktivitas

perikanannya. Keterkaitan perikanan dengan padang lamun sangat sedikit

diinformasikan, sehingga perikanan di padang lamun Indonesia hampir tidak

pernah diketahui. Keterkaitan antara padang lamun dan perikanan udang lepas

pantai sudah dikenal luas di perairan tropika Australia (Coles et al., 1993).
17

3 KESIMPULAN

Lamun adalah satu-satunya tumbuhan berbungan yang ada di laut diang


sangat berbeda dengan dengan tumbuhan lain nya, misalnya Alga. Karena lamun
memiliki akar buah dan daun.Lamun merupakan suatu ekosistem yang sangat
penting keberadaannya, Karena dia memiliki manfaat yang sangat banyak biak
untuk organisa laut maupun masusia,misalnya:
18

 Sebagai tempat berlindung dan tempat menjari makan bagi beberapa organism
laut.
 Sebagai tempat pemijahan bagi giota tertentu
 Memperlambar arus dan ombak
 Memperkecil sedementasi yang menuju ke ekosisitem trumbu karang
 Sebagai tempat berekreasi
 Sebagai tempat penelitian

DAFTAR PUSTAKA

Alim, Tantri.2013.Fotosintesis pada Tanaman Akuatik.http://www.biologi-sel.com/


2013/06/fotosintesis-pada-tanaman-akuatik.html.diakses pada 08 November
2014
Ambo, Rape. 2010. Struktur Komunitas Ikan pada Padang Lamun yang Berbeda di
Pulau Barrang Lompo. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis.
Indonesia.
19

Azkab, M.H.1988. Pertumbuhan dan produksi lamun, Enhalus acoroides di rataan


terumbu di Pari Pulau Seribu.Dalam: P3O-LIPI, Teluk Jakarta: Biologi,
Budidaya, Oseanografi ,Geologi dan Perairan. Balai Penelitian Biologi Laut,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi-LIPI, Jakarta
Dahuri, R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut ; Aset Berkelanjutan Pembangunan
Indonesia. PT Gramedia Pustaka : Jakarta.Effendi, Eko.2012.Ekosistem
Padang Lamun (Seagrass).https://perikananunila.
wordpress.com/2009/07/31/ekosistem-lamun/.diakses pada 08 November
2014
Erftemeijer, P. 1993. Factor Limiting Growth And Production Of Tropical
Seagrasses: Nutrient Dynamics In Indonesian Seagrass Beds. Krips Repro
Meppel. Netherlands.
Gilanders, B.M. 2006. Seagrasses, Fish, and Fisheries. In: Larkum, A.W.D.,Orth, R.J.,
Duarte, C.M. (Eds.), Seagrasses: Biology, Ecology, and Conservation.
Springer, The Netherland, 503-536pp.
Hemminga, M.A. and C.M. Duarte. 2000. Seagrass Ecology. Cambridge University
Press, Cambridge, UK.
Irwan.2012.Jenis organisme yang berasosiiasi dengan padang lamun.http://irawan-
budidayarumputlautdidusunwael.blogspot.com/2012/06/organisme-yang-
berasosiasi-dengan-lamun.html.diakses pada 08 November 2014.
Kikuchi dan J.M. Peres. 1977. Consumer ecology of seagrass beds, pp. 147-193. In
P. McRoy and C.Helferich (eds).
Kiswara W. 1993. StrukturKomunitas PadangLamun di PerairanIndonesia.
Makalah disampaikan pada seminar Ilmiah Nasional Biologi XI, Ujung
Pandang 20-21 juli 1993.
Menez, E.G.,R.C. Phillips dan H.P.Calumpong. 1983. Sea Grass from the
Philippines. Smithsonian Cont. Mar. Sci. 21. Smithsonian Inst. Press,
Washington.
Mukai, H., K. Aioi and Y. Ishida 1980. Distribution and biomass of eelgrass (Zostera marina
L.) and other sea grasses in Odawa Bay, Central Japan. Aquat.Bot. 8: 337-
342.Biologi Laut suatu pendekatan ekologis. Gramedia, Jakarta.
20

Pratyaksa, Tri Tunggal. 2004. Kajian Asosiasi Ekosistem Padang Lamun


danTerumbu Karang.Bandung:Departemen Kelautan dan Perikanan
Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut. Ilmu Pengetahuan Tentang
Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Sangiang.2013.Padang Lamun dan Habitat ikan.http://sangiangsea.wordpress.com/
2013/ 06/14/padang-lamun-dan-habitat-ikan/.diakses pada 08
November2014
1)
http://guamreeflife.com/images/organisms/fullsizealgae_seagrass/seagrasses/Enh
alus_acoroides
2)
http://geoenviron.blogspot.com/2011/12/critical-parameter-pada-coastal.html

Anda mungkin juga menyukai