Anda di halaman 1dari 7

PAPER INDIVIDU

KORALOGI LAUT (B)

“REPRODUKSI KARANG”

Kelompok V
LEONNY MUSTIKA RAHAYU L111 16 004

DEPARTEMEN ILMU KELAUTAN


FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
A. Reproduksi Karang
Reproduksi pada hewan karang juga melalui dua cara yaitu:
1. Reproduksi aseksual adalah reproduksi yang tidak melibatkan peleburan
gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum). Pada reproduksi ini,
polip/koloni karang membentuk polip/koloni baru melalui pemisahan
potongan-potongan tubuh atau rangka. Ada pertumbuhan koloni dan ada
pembentukan koloni baru. Dengan kata lain tujuan reproduksi aseksual untuk
menambah ukuran koloni.
2. Reproduksi seksual adalah reproduksi yang melibatkan peleburan sperma
dan ovum (fertilisasi). Sifat reproduksi ini lebih komplek karena selain terjadi
fertilisasi, juga melalui sejumlah tahap lanjutan (pembentukan larva,
penempelan baru kemudian pertumbuhan dan pematangan). Reproduksi
seksual dapat diartikan sebagai proses menambah atau memperbanyak
jumlah individu.

Tabel perbandingan antara repoduksi aseksual dan seksual pada karang:

B. Jenis Kelamin Karang


Karang tidak memiliki ciri seksual sekunder yang dapat digunakan untuk
membedakan jenis kelaminnya. Jenis kelamin hewan karang tidak mudah dilihat dari
luar sebagaimana pada hewan tingkat tinggi lainnya. Untuk menentukan jenis
kelamin secara langsung harus mengamati gonad matang di dalam coelenteron
maka dapat dilakukan pembelahan sebagai salah satu cara. Jenis kelamin dapat
mudah dilihat lebih jelas sewaktu karang brooder mengandung embrionya dalam
coelenteron. Testis karang biasanya berwarna putih, sedangkan ovarium tampak
berwarna lebih menyolok merah, merah muda, orange, coklat atau biru (Harrison
dan Wallace, 1990 dalam Munasik, 2002).

Berdasarkan individu penghasil gamet, jenis kelamin karang dapat dibedakan


atas hermafrodit dan gonokorik. Karang hermafrodit adalah karang yang
menghasilkan gamet jantan dan gamet betina dalam satu koloni atau individu dalam
sepanjang hidupnya (satu polip). Sedangkan karang gonokorik adalah karang yang
berbentuk koloni atau individu yang menghasilkan gamet jantan dan gamet betina
secara sendiri-sendiri sepanjang hidupnya (dioecious, kelamin terpisah/berbeda).
Karang scleractinia yang termasuk dalam kelompok gonokorik kebanyakan adalah
sub-ordo Fungiina, anatara lain: Agaricidae, Siderastreidae, Fungiidae dan Poritidae.
Sedangkan kelompok hermafrodit adalah famili Acroporidae, Pocilloporidae,
Faviidae, Merulinidae, Oculinidae, Musiidae dan Pectinidae (lihat review Richmond
dan Hunter, 1990 dalam Munasik, 2002).

Karang hermaprodit menurut perkembangan gonadnya terbagi atas:

 Hermafrodit simultan (simultaneous hermaphrodite) Pada karang hermafrodit


simultan, ovum dan sperma karang matang secara serentak
 Hermafrodit berurutan (sequential 4 hermaphrodite). Hermafrodit berurutan
adalah kematangan ovum dan sperma berbeda waktunya. Matang gonad
pada hermafrodit berurutan mempunyai dua pengertian, yaitu jantan matang
lebih dulu daripada betina yang disebut protrandus, atau betina lebih dulu
matang daripada jantan yang disebut protogynous (Ghiselin, 1974 dalam
Munasik, 2002).

Di Indonesia, sebagian besar laporan reproduksi seksual karang adalah dari


kelompok hermafrodit sedangkan kelompok karang gonokorik sangat terbatas dan
belum teridentifikasi (lihat Tabel 1). Jenis kelamin hermafrodit yang kemungkinan
terjadi adalah tipe hermafrodit berurutan (sequential hermaphrodite) yang telah
ditemukan pada Stylophora pistillata (Susilo, 1997), Acropora aspera (Munasik dan
Azhari, 2002) dan Hydnophora rigida (Bachtiar, 2001). Hal ini ditunjukkan dengan
perbedaan waktu kematangan gonad, dimana telur lebih dulu matang daripada
sperma (protogynous).

C. Model Reproduksi
1. Reproduksi Seksual
 Broadcast spawning (memijah): spesies yang memijahkan/melepaskan
gamet-gametnya (telur dan sperma) ke dalam kolom air, dan selanjutnya
terjadi fertilisasi eksternal dan kemudian embrio juga berkembang di
perairan. Model reproduksi karang melalui spawning bertujuan untuk
dispersal/penyebaran larvae dalam jarak jauh (long-distance dispersal).
Puncak spawning terjadi 7-10 hari setelah bulan purnama bulan Juli
(Richmond, 1991). Contoh pada genus Favia.
 Brooding/planulator (mengerami): spesies dengan telur-telur yang dibuahi
secara internal, di dalam gastrovasculer dierami hingga perkembangannya
mencapai stadium larva planula. Diperuntukkan bagi rekruitmen local. Cara
reproduksi brooding diperuntukkan bagi rekruitmen lokal. Contoh pada
Pocillopora damicornis dan Stylophora.

2. Reproduksi Aseksual
 Pertunasan
a. Fission atau intratentacular budding (pembelahan polip)
adalah tipe reproduksi aseksual dimana anakan koralit tumbuh dari dinding
bagian dalam tentacular ring induk. Atau dengan kata lain, pembentukan
individu baru di dalam individu lama. Sedangkan pertunasan secara
intratentakular terjadi bila tunas polip baru muncul dari dinding tubuh polip
yang sudah ada, kemudian memisah menjadi menjadi polip baru.
b. Budding atau extratentacular budding (pertunasan)
adalah tipe reproduksi aseksual dimana anakan tumbuh di luar tentacular
ring induknya. Pertunasan secara ekstratentakular terjadi jika penambahan
polip baru muncul dari jaringan yang terdapat di antara dua polip yang
berdekatan.
Hasil reproduksi secara pertunasan, baik intra maupun eksta tidak terpisah
dari induknya dan akan terlihat sebagai pertumbuhan suatu koloni yang terbentuk
dengan kedua cara itu akan mempunyai kemampuan beradaptasi yang berbeda.
Koloni yang terbentuk secara pertunasan intratentakuler mempunyai kemampuan
beradaptasi yang lebih baik pada kondisi yang berbeda jika dibandingkan koloni
yang terbentuk secara extratentakuler budding (WIJSMAN BEST 1977).

 Fragmentasi
Koloni baru terbentuk oleh patahan karang. Terjadi terutama pada karang
bercabang, karena cabang mudah sekali patah oleh faktor fisik (seperti
ombak atau badai) atau faktor biologi (predasi oleh ikan). Patahan (koloni)
karang yang lepas dari koloni induk, dapat saja menempel kembali di
dasaran dan membentuk tunas serta koloni baru. Hal itu hanya dapat terjadi
jika patahan karang masih memiliki jaringan hidup
 Polip bailout (Pelepasan Polip)
Polip baru terbentuk karena tumbuhnya jaringan yang keluar dari karang
mati. Pada karang yang mati, kadang kala jaringan-jaringan yang masih
hidup dapat meninggalkan skeletonnya untuk kemudian terbawa air. Jika
kemudian menemukan dasaran yang sesuai, jaringan tersebut akan melekat
dan tumbuh menjadi koloni baru. Partenogenesis larva tumbuh dari telur
yang tidak mengalami fertilisasi (steril).

D. Siklus Kehidupan Karang


Siklus hidup adalah serangkaian peristiwa dalam kehidupan suatu
organisme, karena ia berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, dan akhirnya
kembali ke keadaan awal, dengan cara reproduksi.Dalam pelajaran ini, kita akan
belajar tentang siklus sel dan siklus hidup karang.

 Karang dewasa menggunakan energi untuk menghasilkan gamet.


Gamet diproduksi melalui meiosis.
 Ketika kondisi lingkungan benar, karang melepaskan gamet (telur dan
sperma) mereka ke dalam kolom air. Gamet mengapung ke
permukaan karena mereka bersifat positif . Pemupukan eksternal
terjadi antara gamet jantan dan betina.
 Telur sekarang dibuahi dan mulai berkembang. Telur yang dibuahi
disebut zigot . Selama fase ini, zigot hanyut dalam arus.
 Zigot terus melayang dan mulai melewati pembelahan sel. Jenis
pembelahan sel ini dikenal sebagai mitosis. Setelah pembelahan
pertama, sekarang ada dua sel.
 Masing-masing dari dua sel ini menjalani mitosis, menciptakan 4 sel
baru. Sel-sel ini terus melalui mitosis, membelah berulang-ulang,
menciptakan embrio .
 Larva bentuk yang disebut planula . Planula adalah jenis
zooplankton . Dalam hal ini, itu adalah plankton karang. Planula dapat
bermanuver oleh silia yang menutupi tubuhnya. Planula ini
mikroskopis dan meskipun mereka memiliki kemampuan untuk
bergerak, mereka tidak cukup kuat untuk berenang melawan arus.
Selama fase ini, planula mencari substrat padat yang cocok untuk
didiami.
 Planula mengendap pada substrat keras dan mulai menjalani
metamorfosis.Metamorfosis terjadi ketika suatu organisme
berkembang dari remaja ke dewasa.
 Polip remaja mulai meletakkan kalsium karbonat (CaCO 3 ) corallite
. Jika karang itu kolonial, maka polip akan melalui reproduksi
aseksual untuk membentuk lebih banyak polip, memperluas ukuran
koloni karang dan meningkatkan jumlah polip karang. Ketika polip
dewasa menjadi matang secara seksual, siklus hidup akan mulai dari
awal lagi.
 Induk: Karang mengeluarkan lebih banyak energi untuk membuat
rencana yang dikembangkan sepenuhnya.
Daftar Pustaka

Bachtiar I .2001. Reproduction of three scleractinian corals (Acropora cytherea, A.


nobilis, Hydnophora rigida) in eastern Lombok Strait, Indonesia. Majalah Ilmu
Kelautan 21(V):18-27

hhttps://definedterm.com/intratentacular_budding
https://definedterm.com/extratentacular_budding

Munasik. 2002. Reproduksi Seksual Karang Di Indonesia. Jurusan Ilmu Kelautan,


Universitas Diponegoro: Semarang

http://etheses.uin-malang.ac.id/548/6/08620070%20Bab%202.pdf

https://mulaidengankanan.blogspot.com/2012/03/reproduksi-karang.html

www.oseanografi.lipi.go.id Oseana, Volume IX, Nomor 4 : 116 - 123, 1984


REPRODUKSI KARANG BATU Oleh Suharsono

Anda mungkin juga menyukai