Anda di halaman 1dari 45

i

KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
NOMOR KEP. 44 /KP3K/2012
TENTANG
PEDOMAN TEKNIS EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
(E-KKP3K)

ISBN : 978-602-98450-8-2

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16
Gedung Mina Bahari III, Lt. 10, Jakarta Pusat 10110
Telp/Fax : (021) 3522045
2012

ii

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih kepada berbagai pihak di bawah ini atas sumbang-saran yang telah diberikan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Mohon maaf bagi pihak-pihak yang tidak disebutkan
karena terbatasnya ruang.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Drs. Riyanto Basuki, M.Si, Kasubdit Konservasi Kawasan, KKJI.


Suraji, SP, M.Si, Kasi Perlindungan dan Pelestarian Kawasan, KKJI.
Arisetiarso Soemodinoto, Ph.D., The Nature Conservancy (TNC) Indonesia Marine Program.
Handoko Adi Susanto, D.Sc., USAID Marine Protected Areas Governance (MPAG) Program.
Irfan Yulianto, M.Si, Wildlife Conservation Society (WCS) Indonesia Marine Program.
M. Khazali, M.Si, Conservation International (CI) Indonesia.
Ir. Sudarsono Kimpul, World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia.

Dukungan pendanaan untuk penyusunan Pedoman Teknis


(dan pencetakan buku-kecil ini oleh Program Kelautan
The Nature Conservancy Indonesia) diberikan oleh
program Marine Protected Areas Governance (MPAG),
sebuah prakarsa dari USAID/Mission to Indonesia.

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Pedoman ini disusun oleh Kelompok Kerja Pengembangan Pedoman Penilaian Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan
(KKJI), yang beranggotakan:

Saran Penulisan untuk Kepustakaan


Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (2012). Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (E-KKP3K). Jakarta:
Direktorat Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan, Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan, ix + 73 hal.

ii

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

1. Dr. Sudirman Saad, M.Hum, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (KP3K).
2. Ir. Sri Atmini, M.Sc, Sekretaris Direktorat Jenderal KP3K.
3. Dr. Toni Ruchimat, M.Sc, Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan (KKJI).
4. Ir. Agus Dermawan, M.Si, Direktur Pendayagunaan Pulau-Pulau Kecil.
5. Dr. Subandono Diposaptono, M.Eng, Direktur Tata Ruang Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
6. Ir. M. Eko Rudianto, M.Bus.IT, Direktur Pesisir dan Lautan.
7. Ir. Ansori Zawawi, M.Si, MM, Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir & Pengembangan Usaha.
8. Syamsulbahri Lubis, A.Pi, MM, Kasubdit Pemanfaatan Kawasan dan Jenis Ikan, KKJI.
9. Ir. Ahsanal Kasasiah, M.Agr.Bus, Kasubdit Jejaring, Data dan Informasi Konservasi, KKJI.
10. Dr. Pamuji Lestari, Kasubdit Konservasi Jenis Ikan, KKJI.
11. Ir. Yulita Wismaneli, Kabag Monitoring & Evaluasi, KP3K.
12. Ir. Iriawanti, Auditor Inspektorat III.
13. Dr. Yesaya Mau, Kepala BKKPN Kupang.
14. Dr. Ahmad Aris, Kepala LKKPN Pekanbaru.
15. Raimundus Nggajo, ST, M.Si, Kasi Pendayagunaan dan Pengawasan BKKPN Kupang.
16. Agus Widayanto, S.Sos, Kasi Pemanfaatan Kawasan, KKJI.
17. Rofi Alhanif, M.Sc, Kasi Jejaring, KKJI.
18. Cora Mustika, A.Pi, MM, Kasi Perancangan Konservasi Jenis Ikan, KKJI.
19. Dr. Firdaus AK, M.Sc, Kasi Perancangan Kawasan, KKJI.
20. Suko Wardhono, A.Pi, MM, Kasubag Tata Usaha, KKJI.
21. Sarmintohadi, M.Si, Kasi Perlindungan dan Pelestarian Jenis Ikan, KKJI.
22. Asri Nurhayati, Kasubag Pelaporan, Setditjen KP3K.
23. Ir. M. Saefudin, M.Si, Staf KKJI.
24. Leny Dwihastuty, S.Pi, Staf KKJI.
25. Yusuf Arif Affandy, ST, Staf KKJI.
26. Yusra, S.Si, M.Si, Staf KKJI.
27. A. Darwis, S.Sos, Staf KKJI.
28. Muschan Ashari, S.Hut, Staf KKJI.
29. Ahmad Sofiullah, S.Pi, Staf KKJI.
30. Anita Setianingsih, M.Si, Staf KKJI.
31. Amehr Hakim, M.Si, Staf KKJI.
32. Ana Rojayati, S.Pi, Staf KKJI.
33. Sinta Agustina, ST, Staf Inspektorat III.
34. Ugeng Wijanarko, A.Md, Staf Monitoring KP3K.
35. Helena Yusfik, S.TP, ME, Staf Monitoring KP3K.
36. Susi Susanti, S.St.Pi, Staf Monitoring KP3K.
37. Jeffry Syam, SH, Staf Bidang Hukum KP3K.
38. A. Boby Yefry Adi Rianto, S.Pi, Staf BKKPN Kupang.
39. Yudi Herdiana, M.Si, WCS Indonesia Marine Program.
40. Ir. M. Imran Amin, TNC.
41. Dr. Budy Wiryawan, Institut Pertanian Bogor (IPB).
42. Dr. Ir. Fernando Dangeubun, M.Si, IPB.
43. Rony Megawanto, ST., MIDEC, USAID-MPAG.
44. Ir. Anton Wijonarno, WWF Indonesia.

iii

Direktur Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan


Kementerian Kelautan dan Perikanan

Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil


Kementerian Kelautan dan Perikanan

KATA PENGANTAR

iv

SAMBUTAN

emerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendirikan


kawasan konservasi perairan seluas 20 juta hektare
pada Tahun 2020. Komitmen tersebut tentunya harus
diikuti dengan pengelolaan yang efektif agar kawasankawasan tersebut mampu memberikan manfaat yang

su konservasi dewasa ini telah menjadi perhatian global


sekaligus menjadi isu strategis di berbagai negara tidak
terkecuali di Indonesia. Dengan potensi sumberdaya ikan yang
melimpah, Indonesia harus mampu mengelola sumberdaya
tersebut secara efektif dan berkelanjutan untuk kesejahteraan

sebesar-besarnya baik bagi para pemangku-kepentingan, khususnya

masyarakat. Pengelolaan sumberdaya ikan di Indonesia telah

masyarakat setempat, maupun bagi sumberdaya keanekagaman-

diinisiasi sejak tahun 1990 sejalan dengan lahirnya Undang-undang

hayati yang dilestarikan.

Nomor 5 tentang konservasi Sumberdaya Alam hayati. Meski begitu,


payung hukum Konservasi sumberdaya ikan yang betul-betul
spesifik menunjuk konservasi sumberdaya ikan sesungguhnya baru

Kementerian Kelautan dan Perikanan yang bertujuan untuk memberikan manfaat sosial-

lahir pada tahun 2004 saat Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan terbit

ekonomi-budaya bagi masyarakat dan keberlanjutan sumberdaya. Lebih jauh lagi, kawasan-

yang kemudian diubah dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009. Lebih lanjut, amanat

kawasan konservasi tersebut dapat dikembangkan potensinya dengan mengusung prinsip-

Konservasi Sumberdaya Ikan digariskan dalam Peraturan Pemerintah 60 tahun 2007 yang

prinsip ekonomi biru (blue economy), yang mengedepankan upaya pengurangan kemiskinan,

diikuti peraturan teknis lain berupa Pedoman dan Peraturan Menteri. Sejak lahirnya payung-

inklusifitas sosial, dan keberlanjutan sumberdaya.

payung hukum tersebut, upaya konservasi sumberdaya ikan di Indonesia semakin intensif

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Kawasan konservasi yang efektif sejalan dengan program

Oleh karena itu, saya menyambut baik kehadiran Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil atau yang disebut

dengan Pedoman E-KKP3K ini. Saya menghargai upaya Direktorat Konservasi Kawasan
dan Jenis Ikan (KKJI), yang bekerjasama dengan para mitra lembaga swadaya masyarakat

yang tergabung pada program Marine Protected Areas Governance (MPAG), menghasilkan
Pedoman tersebut. Disamping memang sudah waktunya, kehadiran Pedoman ini akan mengisi
kekosongan akibat ketiadaan perangkat yang cukup komprehensif untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja pengelolaan dan efektivitas kawasan-kawasan konservasi perairan.

Besar harapan saya agar Pedoman E-KKP3K ini bisa dijadikan sebagai perangkat standar
untuk mengevaluasi kinerja kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di

Indonesia bagi para pengambil kebijakan, serta sekaligus menjadi perangkat untuk menyusun
prioritas pengembangan pengelolaan efektif kawasan bagi para pengelola dan perencana
kawasan.

Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi terwujudnya pengelolaan kawasan konservasi
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang efektif dan berkelanjutan di Indonesia.

Dr. Sudirman Saad, M.Hum

iv

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

dilakukan.
Inisiatif pemerintah pusat dan daerah dalam kegiatan konservasi sumberdaya ikan hingga
saat ini telah melahirkan tidak kurang dari 16 juta hektar luasan kawasan konservasi perairan
pada akhir tahun 2012. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen menggenapkan luasan
kawasan konservasi perairan tersebut menjadi 20 juta hektar pada Tahun 2020. Komitmen
tersebut tentunya selaras dengan komitmen bagaimana meningkatkan status pengelolaan
efektif terhadap kawasan-kawasan tersebut.
Penyusunan Buku Pedoman Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi
Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K) ini adalah salah satu upaya Direktorat
Konservasi Kawasan dan Jenis Ikan dalam rangka mewujudkan target pengelolaan efektif
dimaksud. Pedoman ini merupakan hasil adopsi dan kolaborasi sejumlah metode evaluasi
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi yang telah berlaku secara umum di dunia seperti
Guidebook of Natural and Social Indicators for Evaluating Marine Protected Area Management
Effectiveness, Score Card to Assess Progress in Achieving Management Effectiveness
Goals for Marine Protected Areas, Guide for Improving Marine Protected Area Management
Effectiveness in Indonesia, dan sebagainya.

vii

vi
Pedoman E-KKP3K memuat tata-cara atau panduan untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan

pengelolaannya menurut perspektif E-KKP3K kemudian akan diganjar penghargaan berupa

pengelolaan berkelanjutan suatu kawasan konservasi perairan. Pedoman ini diharapkan bisa

KKP Award. Kegiatan yang direncanakan menjadi agenda tahunan ini diharapkan bisa menjadi

menjadi perangkat evaluasi kinerja kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau

cambuk bagi pengelola kawasan untuk terus bekerja keras mewujudkan kawasan konservasi

kecil di Indonesia bagi para pengambil kebijakan juga sekaligus bisa menjadi perangkat

yang dikelola secara efektif dan berkelanjutan. Selain pemberian penghargaan KKP Award,

untuk menyusun prioritas pengembangan pengelolaan efektif kawasan. Pada tingkat makro,

output penting kegiatan ini yaitu berupa rekomendasi pengelolaan prioritas bagi seluruh

E-KKP3K digunakan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk menilai tingkat pengelolaan

kawasan konservasi yang telah dilakukan evaluasi E-KKP3K.

kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia. Sementara pada tingkat mikro, E-KKP3K
dapat pula digunakan swa-evaluasi terhadap kinerja pengelolaan suatu kawasan konservasi
perairan sekaligus membuat perencanaan dalam rangka peningkatan kinerja.

Kami sampaikan terimakasih atas kontribusi semua pihak, khususnya kepada mitra LSM
konsorsium Marine Protected Areas Governance (MPAG) yang telah bekerja keras membantu
hingga tersusunnya pedoman ini. Sumbang saran dan kritik membangun sangat diharapkan

E-KKP3K membagi tingkatan pengelolaan efektif sebuah kawasan konservasi perairan,


pesisir, dan pulau-pulau kecil dalam 5 (lima) level, berurut dari level terendah pengelolaan yakni

demi perbaikan di masa mendatang. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi terwujudnya
pengelolaan kawasan konservasi yang efektif dan berkelanjutan di Indonesia.

: Level 1 (merah), Level 2 (kuning), Level 3 (hijau), Level 4 (Biru) dan Level 5 (emas). LevelPedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

level tersebut ditentukan dengan 17 (tujuh belas) kriteria yang diuraikan dalam 74 (tujuh puluh
empat) pertanyaan. Sejumlah parameter digunakan dalam proses evaluasi efektivitas tersebut

Dr. Toni Ruchimat, M.Sc.

untuk menilai bagaimana status pencadangan kawasan, status kelembagaan, status rencana

pengelolaan dan zonasi, dan ketersediaan infrastruktur kawasan. Adapun substansi materi
evaluasi mencakup aspek-aspek tata kelola, konservasi/sumberdaya dan sosial-ekonomibudaya yang relevan dengan pengelolaan kawasan konservasi.

Penyusunan Pedoman E-KKP3K telah melalui proses pembahasan dan workshop yang
melibatkan berbagai pihak terkait untuk menggali masukan dan saran. Ujicoba juga telah
dilaksanakan di beberapa daerah seperti di Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Batang dan
seluruh Kawasan Konservasi Perairan Nasional. Dalam proses-proses tersebut telah diperoleh

banyak masukan dan telah dilakukan perbaikan-perbaikan hingga menjadi buku pedoman yang

saat ini bisa kita gunakan sebagai panduan evaluasi efektivitas pengelolaan. Pada tanggal 9
Oktober 2012, Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil telah menandatangani

Surat Keputusan Nomor Kep.44/KP3K/2012 yang mengukuhkan terbitnya pedoman E-KKP3K


tersebut. Saat ini juga tengah dikembangkan perangkat lunak (software) E-KKP3K untuk
lebih mempermudah penerapan evaluasi di lapangan. Software tersebut

diharapkan bisa

operasional dalam waktu dekat.

Sebagai tindak lanjut telah tersusunnya Pedoman E-KKP3K ini, Direktorat Konservasi

Kawasan dan Jenis Ikan pada tahun 2013 akan melaksanakan kegiatan evaluasi efektivitas
pengelolaan terhadap seluruh kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil

di Indonesia dengan menggunakan perangkat tersebut. Kawasan konservasi yang terbaik

vi

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

vii

Halaman
iii
iv
v
viii
ix
ix

Bab 1 Pendahuluan ...................................................................................................



A. Latar Belakang ....................................................................................................

B. Maksud dan Tujuan . ...........................................................................................

C. Ruang Lingkup ....................................................................................................

D. Sistematika Penulisan . .......................................................................................

Daftar Singkatan dan Istilah ....................................................................................

1
1
3
3
4
5

Bab II Kerangka Pemikiran ......................................................................................



A. Umum . ................................................................................................................

B. Kepustakaan Latar Bagi Pembuatan Pedoman Teknis .......................................

C. Dasar Hukum ......................................................................................................

7
7
8
9

Bab III Metode untuk Mengevaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan


Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ...............................................

A. Umum . ................................................................................................................

B. Pelaksana ...........................................................................................................

C. Waktu Pelaksanaan ............................................................................................

D. Perangkat dan Metode Evaluasi .........................................................................

12
12
12
12
13

Bab IV Pelaporan .......................................................................................................



A. Hasil Pengumpulan Data Evaluasi . ...................................................................

B. Analisis . ..............................................................................................................

C. Kesimpulan .........................................................................................................

D. Susunan Isi Laporan ...........................................................................................

42
42
42
43
43

Bab V Saran dan Tindak Lanjut ..............................................................................



A. Saran . ................................................................................................................

B. Tindak Lanjut . .....................................................................................................

44
44
44

Bab V Penutup ...........................................................................................................

46

Lampiran: Daftar Kartu Skor Evaluasi efektivitas Pengelolaan Kawasan


Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil ................................................

A. Informasi Latar Kawasan Konservasi . ................................................................

B. Kartu Skor Evaluasi:

Peringkat Merah (Tingkat 1): Kawasan Konservasi Diinisiasi ........................

Peringkat Kuning (Tingkat 2): Kawasan Konservasi Didirikan .......................

Peringkat Hijau (Tingkat 3): Kawasan Konservasi Dikelola Minimum . .........

Peringkat Biru (Tingkat 4): Kawasan Konservasi Dikelola Optimum . ............

Peringkat Emas (Tingkat 5): Kawasan Konservasi Mandiri ...........................
Kepustakaan .................................................................................................................
(E-KKP3K)

47
48
49
53
57
61
71
73

Nomor

Judul

ix
Halaman

Diagram prinsip dasar evaluasi efektivitas pengelolaan Kawasan


Konservasi Perairan, Pesisir Dan Pulau-pulau Kecil . ...............................

Langkah-langkah untuk melakukan evaluasi efektivitas pengelolaan


kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil ....................

38

DAFTAR TABEL
Nomor

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Ucapan Terima Kasih ...................................................................................................


Sambutan ......................................................................................................................
Kata Pengantar .............................................................................................................
Daftar Isi ........................................................................................................................
Daftar Gambar ..............................................................................................................
Daftar Tabel ...................................................................................................................

viii Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil

DAFTAR GAMBAR

viii

DAFTAR ISI

Judul

Halaman

Status Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di


Indonesia (per Juli 2012) ...........................................................................

Strategi dan Program kegiatan yang tercakup dalam ruang lingkup


aspek-aspek tata kelola, sumberdaya dan sosial-ekonomi-budaya suatu
kawasan konservasi ..................................................................................

Kriteria yang digunakan untuk melakukan evaluasi efektivitas pengelolaan


kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil pada tingkat
makro ........................................................................................................

Susunan isi laporan kajian evaluasi efektivitas pengelolaan KKP3K yang


disarankan..................................................................................................

43

ix

TENTANG
PEDOMAN TEKNIS EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN
KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
(E-KKP3K)
DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL,

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka mengevaluasi tingkat efektivitas


pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulaupulau kecil secara berkelanjutan perlu disusun Pedoman Teknis
Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan,
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (E-KKP3K) dengan menggunakan
indikator-indikator yang telah ditetapkan;

b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
Jenderal;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 2004 tentang Perikanan;

2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

4. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi
Sumber Daya Ikan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2010 tentang
Pemanfaatan Pulau-Pulau Kecil Terluar;

7. Peraturan Pemerintah Nomor 64 Tahun 2010 tentang Mitigasi
Bencana di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil;

8. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009
tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

9. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 - 2014

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

10. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan,


Tugas dan Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana
telah diubah Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun
2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.17/
MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil;

12. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/
MEN/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi
Perairan;

13. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.30/
MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan;

14. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/
MEN/2012 tentang Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan
Perikanan Tahun 2010-2014;

15. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor KEP.24/
MEN/2002 tentang Tatacara dan Teknik Penyusunan Peraturan
Perundang-undangan di Lingkungan Departemen Kelautan dan
Perikanan;

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR
DAN PULAU-PULAU KECIL TENTANG PEDOMAN TEKNIS
EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU
KECIL (E-KKP3K).
PERTAMA
: Menetapkan Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan
Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
(E-KKP3K) yang selanjutnya disebut sebagai Pedoman Teknis
E-KKP3K sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
Direktur Jenderal ini.
KEDUA
: Pedoman Teknis E-KKP3K sebagaimana dimaksud dalam
diktum PERTAMA digunakan sebagai panduan dalam rangka
mengevaluasi tingkat efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan
dengan menggunakan indikator-indikator yang telah ditetapkan.
KETIGA
: Indikator-indikator yang ditetapkan dalam Pedoman Teknis
E-KKP3K sebagaimana dimaksud pada diktum KEDUA terdiri dari
5 (lima) Peringkat dan 17 (tujuh belas) kriteria yang meliputi:

xi

KEPUTUSAN
DIREKTUR JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
NOMOR KEP. 44 /KP3K/2012

xi

MERAH
(1)

KUNING
(2)

KAWASAN
KONSERVASI

Usulan Inisiatif

Identifikasi dan inventarisasi


kawasan

Pencadangan kawasan

Unit

KONSERVASI
DIDIRIKAN

organisasi

Sarana

11

dan

prasarana

Dukungan pembiayaan

KONSERVASI
DIKELOLA

Pengesahan

rencana

pengelolaan dan zonasi


9

Standar Operasional Prosedur


(SOP) pengelolaan

10

21

Pelaksanaan rencana
pengelolaan dan zonasi

11

Penetapan Kawasan
Konservasi Perairan

BIRU
(4)

KAWASAN
KONSERVASI
DIKELOLA
OPTIMUM

12

Penataan batas kawasan

13

Pelembagaan

14

Pengelolaan sumberdaya

28

kawasan
15

Pengelolaan sosial ekonomi


dan budaya

EMAS
(5)

xii

KAWASAN

16

KONSERVASI
MANDIRI

Peningkatan kesejahteraan
masyarakat

17

Pendanaan berkelanjutan

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

xiii

Rencana pengelolaan dan

pengelolaan

MINIMUM

Biaya yang timbul sebagai akibat ditetapkannya Keputusan


Direktur Jenderal ini dibebankan pada Anggaran Direktorat
Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta sumber
pendanaan lain yang sah dan tidak mengikat.
Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 09 Oktober 2012

pendukung pengelolaan

(3)

KELIMA

dengan Sumber Daya Manusia

HIJAU

pengelola

zonasi

KAWASAN

KEEMPAT

Pertanyaan

DIINISIASI

KAWASAN

Jumlah

KRITERIA

xii

Peringkat

DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL,

ttd.
SUDIRMAN SAAD

xiii

Lampiran I

Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan


Kecil Kelautan,
Nomor KEP.
/KP3K/2012
Keputusan Pulau-Pulau
Direktur Jenderal
Pesisir44dan
Pulau-Pulau
Pedoman
Teknis
Evaluasi
Efektivitas
Pengelolaan
Kecil Nomor KEP. 44 /KP3K/2012 Pedoman Teknis Evaluasi
Kawasan Konservasi
Perairan, Pesisir
danPesisir
PulauEfektivitas Pengelolaan
Kawasan Konservasi
Perairan,
dan
Pulau
Kecil
(E-KKP3K).
Pulau-Pulau Kecil (E-KKP3K).

xiv

Lampiran I:

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang

xiv

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Indonesia, sebagai salah satu negara kepulauan terbesar di dunia,


dikaruniai dengan keanekaragaman-hayati laut yang sangat kaya. Kajian-kajian
mutakhir menunjukkan bahwa lebih dari 90 persen species karang yang ada di
bumi ini terdapat dan sebagian hanya dapat dijumpai di perairan laut kita.
Demikian juga dengan species ikan, lebih dari 2/3 jumlah species yang ada di
bumi ini terdapat dan sebagian hanya dapat dijumpai di perairan Indonesia.
Bila dikelola secara berkelanjutan keanekaragaman-hayati laut yang tinggi
ini dapat memasok sumberdaya terbaharukan yang diperlukan untuk
menunjang pembangunan ekonomi negara dalam jangka-panjang. Sayangnya
pemanfaatan yang terjadi masih jauh panggang dari api, umumnya lingkungan
dan sumberdaya laut hanya dieksploitasi dan sedikit atau nyaris tidak ada
upaya-upaya untuk melestarikannya agar manfaatnya dapat dinikmati secara
berkelanjutan dalam jangka panjang. Menyadari hal ini, pemerintah Republik
Indonesia bertekad menyisihkan sebagian dari kawasan lautnya untuk
keperluan konservasi.
Pada forum internasional pertemuan para pihak Convention on Biological
Diversity (COP CBD) Maret 2006 di Brasil, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

menyatakan bahwa pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk


mengembangkan kawasan konservasi laut seluas 10 juta hektare pada tahun
2010, dan berkomitmen untuk memperluasnya menjadi 20 juta hektare pada
tahun 2020 (UNEP-WCMC, 2008). Pernyataan dan komitmen ini perlu didukung
oleh semua pihak karena pendirian dan pengelolaan kawasan konservasi
seyogianya dapat memberikan manfaat yang mampu mendukung perikanan
berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, khususnya masyarakat
kelautan dan perikanan yang notabene saat ini sebagian besar masih tergolong
dalam masyarakat miskin. Adapun upaya perluasan ini tidak akan berarti jika
hanya terpaku pada penambahan luasan saja. Secara konsisten perlu dilakukan
upaya-upaya terkait lain untuk mewujudkan kawasan konservasi perairan yang
dikelola secara efektif agar dapat melestarikan keanekaragaman-hayati
sekaligus memberikan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.
Konservasi saat ini telah menjadi tuntutan dan kebutuhan yang harus
dipenuhi sebagai bagian dari upaya harmonisasi antara pemenuhan kebutuhan
1

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Pedoman ini disusun sebagai panduan dalam rangka mengevaluasi


efektivitas pengelolaan berkelanjutan kawasan konservasi di masing-masing
lokasi dengan menggunakan indikator-indikator pengelolaan yang telah
ditetapkan.

Tabel 1Status Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil di


Indonesia (per Juli 2012)

B
1
2
3
4

Kategori
Jumlah
Luas (Ha)
Inisiasi Kementerian Kehutanan
32
4,694,947.55
Taman Nasional Laut
7
4,043,541.30
Taman Wisata Alam Laut
14
491,248.00
Suaka Margasatwa Laut
5
5,678.25
Cagar Alam Laut
6
154,480.00
Inisiasi Kementerian Kelautan &
11,089,181.97
76
Perikanan, dan Pemerintah daerah
Taman Nasional Perairan
1
3,521,130.01
Suaka Alam Perairan
3
445.630,0
Taman Wisata Perairan
6
1,541,040.20
Kawasan Konservasi Perairan (Daerah)
66
5,581,381.76
15,784,129.52
Total
108

Dalam rangka mendukung upaya di atas, pengelolaan kawasan konservasi


perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil (KKP3K) secara berkelanjutan telah
ditetapkan sebagai bagian dari 2 (dua) target strategis nasional. Pertama,
konservasi berkelanjutan ditetapkan menjadi salah satu indikator kinerja utama
pembangunan kelautan dan perikanan (IKU KKP). Kedua, konservasi
berkelanjutan dijadikan sebagai prioritas capaian dalam Millennium
Development Goals (MDGs) dalam rangka mendukung pembangunan
berkeadilan seperti yang dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 03 Tahun
2010 tentang Pembangunan Berkeadilan.
Indikator pengelolaan kawasan konservasi secara berkelanjutan diartikan
sebagai pengelolaaan dengan memperhatikan kaidah-kaidah pemanfaatan dan
pengelolaan yang menjamin ketersediaan dan kesinambungan dengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman sumberdaya
yang ada. Untuk mengukur pengelolaan berkelanjutan, ditetapkan standar
indikator berdasarkan capaian pengelolaan kawasan konservasi. Parameter
yang digunakan adalah SK Pencadangan; Lembaga Pengelola; Rencana
Pengelolaan; Penguatan Kelembagaan (Kemitraan, Jejaring & SDM); Upaya
Pengelolaan; Infrastruktur dan Sarana Pengelolaan. Efektivitas pengelolaan
dibagi dalam 5 tingkat berdasarkan parameter di atas berupa: tingkat 1
(merah), telah memiliki SK Pencadangan; tingkat 2 (kuning), tingkat 1 +
lembaga pengelola terbentuk, rencana pengelolaan tersedia; tingkat 3 (hijau),
tingkat 2 + penguatan kelembagaan, infrastruktur dan upaya-upaya pokok
pengelolaan; tingkat 4 (biru), tingkat 3 + pengelolaan kawasan konservasitelah
2

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

B.

Maksud dan Tujuan


Maksud disusunnya pedoman teknis evaluasi efektivitaspengelolaan
kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil (E-KKP3K) ini adalah
untuk membuat suatu panduan baku (standard) dalam mengevaluasi capaian
pengelolaan berkelanjutan suatu kawasan konservasi seperti yang tercantum
pada PerMen KP Nomor PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi di
Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, PerMen KP Nomor PER.02/MEN/2009
tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan serta PerMen KP
Nomor PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan.

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Nomor
A
1
2
3
4

berjalan baik; tingkat 5 (emas), tingkat 4 + mekanisme pendanaan


berkelanjutan terbentuk (SK, kontribusi dari lembaga non Pemerintah).

ekonomi masyarakat dan keinginan untuk terus melestarikan sumberdaya yang


ada bagi masa depan. Tercatat hingga Juli 2012 seluas 15,78 juta hektare
kawasan konservasi perairan (laut) di Indonesia (Tabel 1). Jumlah ini sudah
melampaui luasan 15,5 juta hektare kawasan konservasi yang menjadi sasaran
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014.

Adapun tujuan Pedoman Teknis E-KKP3K sendiri adalah sebagai berikut:


(1) Menyediakan perangkat yang bisa digunakan oleh para pengambil
kebijakan di tingkat nasional untuk mengevaluasi kinerja semua kawasan
konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil di Indonesia, dan
membuat prioritas bagi pengembangan pengelolaan efektif kawasankawasan tersebut;
(2) Menyediakan perangkat yang digunakan oleh para pengelola dan
pemangku kepentingan terkait untuk merencanakan kegiatan guna
meningkatkan kinerja pengelolaan; dan
(3) Menyediakan perangkat yang digunakan oleh para pengelola dan
pemangku-kepentingan terkait untuk mengevaluasi status kinerja atau
peringkat pengelolaan suatu kawasan.
C.

Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pedoman Teknis E-KKP3K meliputi evaluasi lingkup
nasional (makro) dan evaluasi lingkup tapak/situs (mikro). Adapun substansi
materi evaluasi mencakup aspek-aspek tata kelola, konservasi/sumberdaya dan
sosial-ekonomi-budaya yang relevan dengan pengelolaan kawasan konservasi.
Beberapa contoh yang relevan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tata Kelola

Sumberdaya

Sosial-Ekonomi-Budaya

D.

Strategi dan Program kegiatan


Peningkatan Sumber Daya Manusia;
Penatakelolaan Kelembagaan;
Peningkatan Kapasitas Infrastruktur;
Penyusunan Peraturan Pengelolaan Kawasan;
Pengembangan Organisasi/Kelembagaan
Masyarakat;
Pengembangan Kemitraan;
Pembentukan Jejaring Kawasan Konservasi
Perairan;
Pengembangan Sistem Pendanaan Berkelanjutan;
dan
Monitoring dan Evaluasi.
Perlindungan Habitat dan Populasi Ikan;
Rehabilitasi Habitat dan Populasi Ikan;
Penelitian dan Pengembangan;
Pemanfaatan Sumber Daya Ikan;
Pariwisata Alam dan Jasa Lingkungan;
Pengawasan dan Pengendalian; dan
Monitoring dan Evaluasi.
Pengembangan Ssial Ekonomi Masyarakat;
Pemberdayaan Masyarakat;
Pelestarian Adat dan Budaya; dan
Monitoring dan Evaluasi.

Sistematika Penulisan
Informasi yang disampaikan dalam buku pedoman evaluasi efektivitas
pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil ini
berisikan tata-cara atau panduan baku untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan
pengelolaan berkelanjutan suatu kawasan konservasi perairan. Secara garis
besar muatan dalam masing-masing Bab adalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan, yang berisi latar belakang, maksud dan tujuan, ruang
lingkup pedoman, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka Pemikiran, Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi
Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil yang berisi tentang gambaran ringkas
tentang efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan
pulau-pulau kecil yang akan menjadi pemandu dalam menentukan segala
aspek-aspek tata kelola, sumberdaya kawasan dan sosial-ekonomi-budaya
dan melaksanakan pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan yang

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Bab III Metode Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi


Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K), adalah suatu proses untuk
menentukan efektivitas (hasil) dan dampak program kegiatan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai secara sistematik dan objektif. Evaluasi ini
berupaya menjelaskan mengapa keluaran, pengaruh, maupun dampak
kegiatan tercapai atau tidak. Dan apakah sudah berjalan efektif sesuai yang
ditargetkan.
Bab IV Pelaksanaan Pelaporan, berisikan hasil E-KKP3K yang merupakan
hasil dari pengumpulan data, analisis,dan rekomendasi tindak lanjut
pengelolaan kawasan konservasi. Pelaporan dilakukan secara berkala dan
berjenjang atau sesuai kebutuhan.
Bab V Saran dan Tindak Lanjut, memuat uraian saran dan tindak lanjut
yang harus dilaksanakan oleh pengelola untuk mencapai tingkat pengelolaan
yang efektif.
Bab VI Penutup.
Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Aspek

dilakukan oleh unit organisasi pengelola yaitu pemerintah/pemerintah


daerah, sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang mensejahterakan
masyarakat.

Tabel 2 Strategi dan Program kegiatan yang tercakup dalam ruang lingkup
aspek-aspek tata kelola, sumberdaya dan sosial-ekonomi-budaya
suatu kawasan konservasi

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH


Berikut adalah beberapa singkatan dan Istilah yang sering dipakai dalam pedoman
evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulaupulau kecil ini:
E-KKP3K: Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil.
Evaluasi: suatu proses untuk menentukan relevansi, efisiensi, efektivitas dan
dampak progam kegiatan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai secara
sistematik dan objektif. Evaluasi ini berupaya menjelaskan mengapa keluaran
(output), pengaruh (effect), maupun dampak kegiatan tercapai atau tidak.
Pelaporan: salah satu kegiatan yang sangat penting di dalam proses
pembangunan. Kegiatan pelaporan dilakukan untuk memberikan data/informasi
yang cepat, tepat dan akurat kepada pemangku kepentingan sebagai bahan
pengambilan keputusan, sesuai dengan kondisi yang terjadi serta penentuan
kebijakan yang relevan. Di dalam pelaksanaannya pelaporan dilakukan secara
berkala dan berjenjang.
Peringkat Merah : atau Tingkat 1 (kawasan konservasi diinisiasi), dimana
kawasan telah memiliki SK Pencadangan.

A.

Peringkat Hijau : atau Tingkat 3 (kawasan konservasi dikelola minimum),


dimana Tingkat 2 + penguatan kelembagaan, prasarana, dan upaya-upaya pokok
pengelolaan.
Peringkat Biru : atau Tingkat 4 (kawasan konservasi dikelola optimum),
dimana Tingkat 3 + pengelolaan kawasan konservasi yang telah berjalan baik.
Peringkat Emas : atau Tingkat 5 (kawasan konservasi mandiri), dimana Tingkat
4 + mekanisme pendanaan berkelanjutan (SK, kontribusi dan lembaga nonPemerintah).

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

IKU KKP : Indikator Kinerja Utama Pembangunan Kelautan dan Perikanan.

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN

Peringkat Kuning : atau Tingkat 2 (kawasan konservasi didirikan), dimana


Tingkat 1 + lembaga pengelola telah terbentuk, dan rencana pengelolaan
tersedia.

Umum
E-KKP3K adalah metode evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil yang menunjukkan
tingkat/level/peringkat sejauh mana upaya pengelolaan kawasan konservasi
memberikan hasil positif terhadap aspek-aspek sumberdaya kawasan dan
sosial-ekonomi-budaya masyarakat yang berdampak pada peningkatan kinerja
pengelolaan.
Dengan mengacu kepada pengertian ini, maka setiap upaya pengelolaan
(tata kelola) yang dilakukan selain memiliki tujuannya sendiri juga harus
dilengkapi dengan tujuan-tujuan konservasi dan sosial-ekonomi-budaya yang
pencapaiannya atau hasilnya merupakan konsekuensi logis dari keberhasilan
suatu pengelolaan.
Perangkat E-KKP3K dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi yang meliputi kawasan konservasi
perairan dan kawasan konservasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di
Indonesia. E-KKP3K tingkat makro digunakan oleh Kementerian Kelautan dan
Perikanan untuk melihat sebaran meruang (spatial) tingkat pengelolaan semua
kawasan konservasi perairan yang ada di Indonesia, sementara E-KKP3K
tingkat mikro dapat digunakan untuk melakukan swa-evaluasi terhadap kinerja
pengelolaan suatu kawasan konservasi perairan sekaligus membuat
perencanaan untuk meningkatkan kinerja.

Tabel3 Kriteria yang digunakan untuk melakukan evaluasi efektivitas


pengelolaan kawasan konservasi perairan, pesisir dan pulaupulau kecil pada tingkat makro
Peringkat
MERAH
(1)

KAWASAN
KONSERVASI
DIINISIASI

KUNING
(2)

KAWASAN
KONSERVASI
DIDIRIKAN

HIJAU
(3)
BIRU
(4)
EMAS
(5)

KAWASAN
KONSERVASI
DIKELOLA
MINIMUM
KAWASAN
KONSERVASI
DIKELOLA
OPTIMUM
KAWASAN
KONSERVASI
MANDIRI

KRITERIA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16

Usulan Inisiatif
Identifikasi & inventarisasi kawasan
Pencadangan kawasan
Unit organisasi pengelola dengan SDM
Rencana pengelolaan dan zonasi
Sarana dan prasarana pendukung pengelolaan
Dukungan pembiayaan pengelolaan
Pengesahan rencana pengelolaan & zonasi
Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan
Pelaksanaan rencana pengelolaan dan zonasi
Penetapan Kawasan Konservasi Perairan
Penataan batas kawasan
Pelembagaan
Pengelolaan sumberdaya kawasan
Pengelolaan sosial ekonomi dan budaya
Peningkatan kesejahteraan masyarakat

17

Pendanaan berkelanjutan

Jumlah
Pertanyaan
8

11

21

28

Kepustakaan Latar Bagi Pembuatan Pedoman Teknis

B.

(1) kawasan konservasi diinisiasi;


(2) kawasan konservasi didirikan;
(3) kawasan konservasi dikelola minimum;
(4) kawasan konservasi dikelola optimum; dan
(5) kawasan konservasi yang dikelola secara efektif dan berfungsi penuh atau
disebut mandiri.
Kombinasi dari semua ini menjelaskan mengapa terdapat sedikit
perbedaan tingkat pengelolaan dimana tahapan-tahapan yang diusulkan lebih
mencerminkan tahap pematangan (maturity stage) sebuah kawasan konservasi
daripada evaluasi terhadap capaian untuk setiap komponen daur pengelolaan,
meski pada dasarnya kerangka pikir yang digunakan tetap mengacu kepada
Hockings et al. (2000, 2006). Seperti yang dapat dilihat pada sub-bab
selanjutnya, penggunaan pendekatan ini lebih mudah dipahami untuk menilai
kemajuan pelaksanaan pengelolaan yang efektif. Selain itu, secara kasar
pemeringkatan ini juga mencerminkan urutan pada daur pengelolaan kawasan
tersebut. Mengacu kepada usulan Kapos et al. (2008, 2009), efektivitas
pengelolaan dapat disetarakan dengan hasil (outcome) dari intervensi
pengelolaan yang dilaksanakan sehingga sebuah kawasan konservasi tetap
berada pada kategori kurang atau belum efektif selama kegiatan-kegiatan yang
dilakukan masih terbatas pada aspek-aspek masukan (input), kegiatan
(process) dan keluaran (output).
Dalam pengelolaan kawasan konservasi, ada 3 (tiga) prinsip yang harus
diperhatikan dan merupakan satu kesatuan yakni aspek sumberdaya kawasan,
aspek sosial ekonomi dan budaya masyarakat yang bersinergi dengan aspek
pengelolaan itu sendiri. Prinsip-prinsip tersebut sebagaimana disajikan pada
Gambar 1.

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Secara konseptual, pembuatan E-KKP3K ini dipandu oleh kepustakaan


yang tersedia (Hockings et al., 2000, 2006; Pomeroy et al., 2004; Staub &
Hatziolos, 2004; White et al., 2006; Carter et al., 2010), dimana efektivitas
pengelolaan dapat dipandang sebagai upaya untuk menilai satu atau beberapa
kegiatan terkait dalam konteks daur pengelolaan kawasan, yaitu evaluasi
dilakukan secara penuh dengan mengacu kepada masukan (input), kegiatan
(process), keluaran (output), hasil (outcome), dan dampak (impact). Selain itu,
dalam pengembangannya semua tahapan pada E-KKP3K mengacu kepada
Peraturan Menteri KP Nomor PER.02/MEN/2009 tentang Tata Cara Penetapan
Kawasan Konservasi Perairan dan Peraturan Menteri KP Nomor
PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan, serta Peraturan Menteri KP Nomor PER.17/MEN/2008
tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
Berdasarkan telaahan peraturan-peraturan ini, secara umum tingkat
pengelolaan kawasan konservasi secara efektif meliputi:

Pengelolaan

Sumberdaya
kawasan

Sosial-EkonomiBudaya

Gambar 1 Diagram prinsip dasar evaluasi efektivitas pengelolaan


Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir Dan Pulau-pulau
Kecil
Dalam penggunaannya, E-KKP3K menganut prinsip sesuai dengan
pengertian yang tercantum di atas dimana aspek-aspek sumberdaya kawasan
dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat adalah fungsi dari pengelolaan (tata
kelola). Dengan demikian, upaya pengelolaan dan keberhasilannya merupakan
prasyarat untuk mencapai hasil (outcome) dan dampak (impact) pada aspekaspek sumberdaya kawasan dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat,
sehinggakeberhasilan
pengelolaan
harus
dapat
diverifikasi
dengan
menggunakan aspek-aspek sumberdaya kawasan dan sosial-ekonomi-budaya
masyarakat. Misalnya, penegakan aturan kawasan konservasi merupakan
upaya pengelolaan dapat dibuktikan dengan membaiknya kondisi sumberdaya
kawasan dan berkurangnya tekanan terhadap sumberdaya yang merupakan
hasil peningkatan dukungan terhadap kawasan. Selanjutnya, seyogianya
terdapat hubungan positif dan saling terpaut & verifikasi antara aspek-aspek
sumberdaya kawasan dan sosial-ekonomi-budaya masyarakat untuk
menunjukkan bukti lanjut dari keberhasilan dari pengelolaan suatu kawasan
konservasi.
C.

Dasar Hukum
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang
Konservasi SUmberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang


Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45
Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun
2004 tentang Perikanan.

o. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor


PER.30/MEN/2010 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan
Konservasi Perairan.
p. Convention of Biological Diversity Conference of the Parties 10 Decision

X/31 on Protected Areas (Nagoya, 1829 October 2010), Point B. Issues


that need greater attention, Article 3 (Management Effectiveness) and
Article 5 (marine protected areas, MPAs [Keputusan Nomor X/31 Konferensi

d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah diubah terakhir dengan UndangUndang Nomor 12 Tahun 2008.

Para Pihak 10 Konvensi Keanekaragaman Hayati tentang Kawasan Lindung


(Nagoya, 1829 Oktober 2010), Titik B. isu-isu yang memerlukan perhatian
lebih besar, Pasal 3 (Efektivitas Pengelolaan) dan Pasal 5 (kawasan lindung
laut)].

e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang.
f. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

h. Peraturan Pemerintah
Sumberdaya Ikan.

Nomor

60

Tahun

2007

tentang

Cara

Konservasi

i. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang


Wilayah Nasional.
j. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas dan
Fungsi Kementerian Negara, serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah diubah Peraturan Presiden
Nomor 92 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden
Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian
Negara serta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara;.
k. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
PER.17/MEN/2008 tentang Kawasan Konservasi di Wilayah Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil.
l. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2011, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kelautan
dan Perikanan Nomor 22 Tahun 2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja
Unit Pelaksana Teknis Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut.
m. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor
PER.02/MEN/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi
Perairan.

10

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

g. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata


Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan.

11

n. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor


PER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan
dan Perikanan.

10

b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1994 tentang


Pengesahan
Konvensi
Perserikatan
Bangsa-Bangsa
Mengenai
Keanekaragaman Hayati.

11

A.

Umum
Pelaksanaan evaluasi Pedoman Teknis E-KKP3K tidak hanya terbatas pada
evaluasi terhadap kinerja pengelolaan, tetapi juga swa-evaluasi (self-evaluation)
untuk menggalang masukan konstruktif bagi kegiatan perencanaan kawasan
konservasi yang bertujuan meningkatkan kinerja pengelolaan.

Pada tingkat makro, pelaksana evaluasi adalah tim yang ditunjuk


pemerintah berdasarkan tugas pokok dan fungsinya.
Pada tingkat mikro, pelaksana evaluasi disesuaikan dengan kebutuhan: (1)
untuk kebutuhan internal dan perencanaan, dan (2) untuk kebutuhan eksternal
dengan pelibatan para pemangku-kepentingan.
Untuk kebutuhan internal dan perencanaan, pelaksana seluruhnya berasal dari
kawasan konservasi yang bersangkutan, khususnya Kepala dan pimpinan
kawasan, serta para perencana.
Untuk kebutuhan eksternal dengan pelibatan para pemangku-kepentingan,
selain wakil-wakil dari pengelola kawasan konservasi (misal, Kepala dan para
perencana), evaluasi melibatkan pemangku-kepentingan langsung seperti,
misalnya, wakil nelayan, usaha wisata, sektor swasta, dan perguruan tinggi.
Apabila dibutuhkan, pengelola kawasan dapat menunjuk tim independen untuk
melakukan evaluasi.
Waktu Pelaksanaan
Berdasarkan tujuan penggunaan E-KKP3K sebagai alat untuk evaluasi
peringkat dan tingkat pengelolaan, maka pelaksanaan evaluasi sebaiknya
dilakukan secara periodik dalam jangka waktu tertentu. Evaluasi ini bermanfaat
dalam perencanaan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan suatu kawasan
konservasi, agar setiap kegiatan yang digariskan di setiap tingkat pengelolaan
E-KKP3K dapat segera dilaksanakan.
12

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

13

Perangkat dan Metode Evaluasi


D1: Perangkat Evaluasi
Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi
Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil, selanjutnya disebut Pedoman E-KKP3K,
merupakan suatu perangkat yang dirancang untuk menilai kinerja dan
efektivitas pengelolaan kawasan konservasi dalam memberikan hasil-hasil yang
diharapkan pada aspek-aspek kelembagaan, sumberdaya kawasan dan sosialekonomi-budaya masyarakat.

Pelaksana
Pelaksana evaluasi atau evaluator Pedoman Teknis E-KKP3K dilakukan
oleh sebuah tim dengan jumlah orang yang disesuaikan dengan kebutuhan. Tim
tersebut dapat terdiri dari:
1. Pemerintah;
2. Pemerintah Daerah; dan
3. Independen.

C.

D.

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

B.

Untuk masing-masing level pengelolaan, pada tingkat pengelolaan 1


(merah) dan 2 (kuning), evaluasi per tahun sampai semua kegiatan pada
tingkat pengelolaan 2 (kuning) tercapai sangat direkomendasikan. Untuk tingkat
3 (hijau) dan 4 (biru) evaluasi dapat dilakukan setiap dua sampai empat tahun
sekali, dimana evaluasi setiap dua tahun sangat direkomendasikan untuk
mendorong pencapaian semua kegiatan pada tingkat pengelolaan 3 (hijau)
dan/atau sebagian kegiatan pada tingkat pengelolaan 4 (biru). Untuk tingkat
pengelolaan 5 (emas), disarankan agar evaluasi dilakukan setiap lima tahun
sekali.

12

BAB III
METODE EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN
KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU
KECIL(E-KKP3K)

Pelaksanaanevaluasi dilakukan dengan bantuan perangkat-lunak


(software) untuk mengukur dan menentukan peringkat atau tingkat
pengelolaan suatu kawasan konservasi. Selain itu, perangkat-lunak (software)
tersebut juga dilengkapi dengan sebuah buku petunjuk dan lampirannya yang
dapat digunakan oleh para pengguna dalam melakukan evaluasi. Pada
perangkat-lunak ini, peringkat suatu kawasan akan dihitung secara otomatis.
Cara penentuannya sendiri dijelaskan pada bagian menjelang akhir titik D2:
Metode Evaluasi di bawah ini.
Perlu ditekankan bahwa penggunaan perangkat-lunak baru dapat dilakukan
setelah semua langkah-langkah pengumpulan data dan informasi seperti yang
diuraikan pada titik D2: Metode Evaluasi sudah dilakukan. Ini dikarenakan
hasil akhir, berupa peringkat pengelolaan, yang diperoleh dengan
menggunakan perangkat-lunak harus disertai dengan rekomendasi untuk
meningkatkan kinerja pengelolaan.
Uraian/penjelasan untuk setiap peringkat yang digunakan pada Pedoman
Teknis Evaluasi E-KKP3K adalah seperti yang disajikan pada halaman 13 sampai
36 berikut.

13

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

NOMOR

PERTANYAAN

JAWABAN
Ya
Tidak
Usulan inisiatif pendirian kawasan konservasi diajukan oleh:
(pilih salah satu)
M1
Perorangan
Kelompok masyarakat
Lembaga penelitian
Lembaga pendidikan
Lembaga pemerintah
Lembaga swadaya masyarakat

Tingkat
1: Kawasan Konservasi Diinisiasi

1: Usulan
Inisiatif

KRITERIA

M2b

NOMOR

Pemerintah pusat atau pemerintah


daerah lengkap dengan kajian awal dan
peta

PERTANYAAN

15

JAWABAN
Ya
Tidak
Usulan inisiatif sudah diserahkan kepada: (pilih salah satu)
M2a
Pemerintah pusat atau pemerintah
daerah tanpa kajian awal dan peta

Peringkat MERAH: tingkat 1 kawasan konservasi diinisasi (lanjutan)

14

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

1: Usulan
Inisiatif

KRITERIA

Peringkat
Merah

Uraian/penjelasan untuk setiap peringkat

14
15

Dokumen
yang
dilengkapi peta seperti
yang tercantum pada
Pasal 1o PerMen KP
02/2009.

15

Cukup jelas. Pengguna


memilih menjawab Ya
untuk pertanyaan ini bila
kondisi usulan seperti yang
tercantum pada Pasal 11 Ayat
(1) dan (2) PerMen KP
02/2009. Pengguna harus
memilih jawaban Tidak
untuk pertanyaan M2b. Pada
kasus tertentu dimana
kawasan sudah
diidentifikasi/dicadangkan
maka pertanyaan ini
dianggap ada (jawaban Ya).
Cukup jelas. Pengguna
memilih menjawab Ya
untuk pertanyaan ini bila
kondisi usulan seperti yang
tercantum pada Pasal 10
Ayat (1), (2) dan (3) PerMen
KP 02/2009. Pengguna harus
memilih jawaban Tidak
untuk pertanyaan M2a. Pada
kasus tertentu dimana
kawasan sudah
diidentifikasi/dicadangkan
maka pertanyaan ini
dianggap ada (jawaban Ya).

Dokumen seperti yang


tercantum pada Pasal 11
Ayat (2) PerMen KP
02/2009.

14

PENJELASAN

Cukup jelas. Pengguna


diminta untuk memilih
salah satu pengusul
inisiatif pendirian
kawasan konservasi.
Dalam kasus dimana
pengusul lebih dari
satu, maka cukup
pengusul utama yang
dipilih dan pengusul
lainnya dicantumkan
pada kolom verifikasi.
Pada kasus tertentu
dimana kawasan sudah
diidentifikasi/dicadangkan maka pertanyaan
ini dianggap sudah
dijawabYa.
Daftar pengusul
lainnya, bila jumlah
pengusul lebih dari
satu.
Pengguna harus
melampirkan
dokumen pengajuan
usulan inisiatif seperti
yang tercantum pada
Pasal 9 Ayat (2)
PerMen KP Nomor
PER.02/MEN/2009.

ALAT VERIFIKASI

PENJELASAN

ALAT VERIFIKASI

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

M7

M6

M5

Apakah hasil identifikasi dan inventarisasi


digunakan untuk merekomendasikan
calon kawasan konservasi berdasarkan
PerMen KP 02/2009 dan/atau PerMen KP
17/2008?

Apakah survei dan penilaian potensi calon


kawasan konservasi sudah dilakukan
berdasarkan PerMen KP 02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008?
Apakah
sosialisasi
calon
kawasan
konservasi sudah dilakukan berdasarkan
PerMen KP 02/2009 dan/atau PerMen KP
17/2008?
Apakah konsultasi publik calon kawasan
konservasi
KP
sudah
dilakukan
berdasarkan PerMen KP 02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008?
Apakah koordinasi dengan instansi terkait
tentang calon kawasan konservasi sudah
dilakukan berdasarkan PerMen KP
02/2009 dan/atau PerMen KP 17/2008?

M3

M4

PERTANYAAN

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

3: Pencadangan
kawasan
konservasi

KRITERIA

Apakah kawasan telah dicadangkan,


tetapi belum sesuai dengan PerMen KP
02/2009 dan/atau PerMen KP 17/2008?

Apakah kawasan telah dicadangkan dan


sudah sesuai dengan PerMen KP 02/2009
dan/atau PerMen KP 17/2008?

M8a

M8b

Jumlah jawaban Ya
Persentase

PERTANYAAN

NOMOR

17

Peringkat MERAH: tingkat 1 kawasan konservasi diinisasi (lanjutan)

16

JAWABAN
Ya
Tidak

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

2: Identifikasi &
Inventarisasi calon
kawasan

KRITERIA

Peringkat MERAH: tingkat 1 kawasan konservasi diinisasi (lanjutan)

16
17

SK/Peraturan,
yang
perlu
ditindaklanjuti
dengan
penyesuaian
(mengacu kepada Pasal
20 Ayat (2) PerMen KP
02/2009).
SK/peraturan
pencadangan.

ALAT VERIFIKASI

Laporan kajian sesuai


PerMen KP 02/2009
dan/atau PerMen KP
17/2008.
Laporan hasil sosialisasi
sesuai
PerMen
KP
02/2009
dan/atau
PerMen KP 17/2008.
Laporan hasil konsultasi
publik sesuai PerMen
KP 02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008.
Laporan
hasil
koordinasi
sesuai
PerMen KP 02/2009
dan/atau PerMen KP
17/2008.
Rekomendasi calon KKP
sesuai dengan Pasal 19
PerMen KP 02/2009
dan/atau
Pasal
15
PerMen KP 17/2008.

ALAT VERIFIKASI

16

17

Cukup
jelas.
Pencadangan
pada
umumnya
berupa
Keputusan/Peraturan.

Cukup
jelas.
Pencadangan
pada
umumnya
berupa
Keputusan/Peraturan.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

4: Unit
organisasi
pengelola
dan SDM

sudah

ada

petugas

pengelola

Apakah jumlah SDM di unit organisasi


pengelola memadai untuk menjalankan
organisasi?

Apakah SDM pengelola telah mengikuti


pelatihan dasar konservasi?

K12

Apakah unit organisasi pengelola memiliki


SDM yang ditetapkan dengan SK?

kawasan konservasi?

Apakah

K11

K10

K9

NOMOR

KRITERIA

PERTANYAAN

Tingkat
2: Kawasan Konservasi Didirikan

Peringkat
Kuning
JAWABAN
Ya
Tidak

5:
Rencana
pengelola
an dan
zonasi

KRITERIA
K13

NOMOR

pengelolaan

dalam

proses

Dokumen Final Rencana Pengelolaan sudah


tersusun

Rencana
penyusunan

Belum ada rencana pengelolaan

Bagaimana status rencana pengelolaan?

PERTANYAAN

19

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat KUNING: tingkat 2 kawasan konservasi didirikan (lanjutan)

18

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

18
19

Dokumen final
Rencana Pengelolaan.
Tanda terima
dokumen yang
ditandatangani Kepala
Satuan Unit Organisasi
Pengelola.

Draf dokumen rencana


pengelolaan.

ALAT VERIFIKASI

Laporan pelatihan atau


sertifikat atau bukti lain.

SK Kepala Daerah/
Menteri/Kepala Unit
Organisasi.
Dokumen Struktur
organisasi dan/atau
uraian TUPOKSI.
Dokumen Struktur
organisasi dan/atau
uraian TUPOKSI.
Dokumen Profil SDM
Pengelola.

Dokumen Struktur
organisasi dan/atau uraian
TUPOKSI.

ALAT VERIFIKASI

19

Cukup jelas. Pertanyaan


lain pada nomor K13 harus
dijawab Tidak ketika
jawaban untuk pertanyaan
ini Ya.
Cukup jelas. Pertanyaan
lain pada nomor K13 harus
dijawab Tidak ketika
jawaban untuk pertanyaan
ini Ya. Dokumen rencana
pengelolaan telah final
disusun dan diusulkan
untuk disyahkan. Tahapan
pennyusunan rencana
pengelolaan mengacu
pada Pasal 30 PerMenKP
30/2010.

Cukup jelas. Hentikan


pengisian tabel pada
kriteria 5 (rencana
pengelolaan dan zonasi)
ketika pertanyaan ini
dijawab Ya.

PENJELASAN

18

Tersedianya jumlah orang


sesuai kebutuhan TUPOKSI
organisasi sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh
Pemerintah, dengan jumlah
SDM sesuai dengan
kebutuhan minimum.
Setidaknya telah mengikuti 1
(satu) jenis pelatihan dasar
sesuai TUPOKSI, misalnya:
MPA 101, Pelatihan
Konservasi Sumberdaya Ikan,
Pelatihan penyelaman dan
monitoring, dll.

Terdapat orang/perorangan
atau organisasi yang memiliki
tugas dan fungsi pengelolaan
kawasan. Misal: tanggungjawab pengelolaan kawasan
konservasi menjadi bagian
TUPOKSI Seksi Pengawasan
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
Terdapat orang/perorangan
atau organisasi yang ditunjuk
dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Apakah dokumen rencana pengelolaan sudah


memuat informasi sumberdaya & sosekbud
yang dapat dijadikan sebagai data garis dasar
(t0)?

Apakah unit pengelola telah memiliki


kantor?
Apakah unit pengelola telah memiliki
papan informasi kawasan?

K14

K15

Apakah unit pengelola telah memiliki


peralatan kantor minimum?

Apakah unit pengelola sudah dilengkapi


dengan prasarana pengelolaan (alat
monitoring, alat komunikasi)?

K17

K18

K16

PERTANYAAN

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

7:
Dukungan pembiayaan
pengelola
an

KRITERIA

Jumlah jawaban Ya
Persentase

21

Bagaimana status pembiayaan pengelolaan?


Belum ada pembiayaan pengelolaan

K19

Ada pembiayaan pengelolaan tapi


belum memadai
(minimum
untuk
operasional kantor).

PERTANYAAN

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat KUNING: tingkat 2 kawasan konservasi didirikan (lanjutan)

20

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

6: Sarana
dasar dan
prasarana

5:
Rencana
pengelola
an dan
zonasi

KRITERIA

Peringkat KUNING: tingkat 2 kawasan konservasi didirikan (lanjutan)

20
21

Laporan keuangan unit


organisasi pengelola.

ALAT VERIFIKASI

Laporan dan cek fisik.

Laporan dan cek fisik.

Laporan dan cek fisik.

Dokumen Rencana
Pengelolaan:
Matriks/Ringkasan
Rencana pengelolaan,
yang berisi Informasi
sumberdaya garis
dasar.
Dokumen Pendukung
Lainnya.
Laporan dan cek fisik.

ALAT VERIFIKASI

21

Cukup jelas. Pertanyaan


lain pada nomor K19
harus dijawab Tidak
ketika jawaban untuk
pertanyaan ini Ya.
Cukup jelas. Pertanyaan
lain pada nomor K19
harus dijawab Tidak
ketika jawaban untuk
pertanyaan ini Ya.

PENJELASAN

20

Cukup jelas. Minimum papan


informasi yang menjelaskan
batas kawasan, sistem zonasi
kawasan atau kegiatan yang
boleh/tidak boleh dilakukan
di kawasan konservasi.
Cukup jelas. Peralatan
minimum, setidaknya dapat
berfungsi menjalankan
organisasi, seperti:
meubelair, alat pengolah
data, alat komunikasi.
Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas. informasi kondisi


sumberdaya dan sosialekonomi-budaya di masingmasing kawasan konservasi,
seperti persentase tutupan
karang, kelimpahan ikan
target, persepsi masyarakat,
pendapatan nelayan, dll.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Apakah jumlah SDM pada unit organisasi


pengelola
sesuai
dengan
fungsi
pengelolaan (pengawasan, monitoring
sumberdaya, sosekbud)?
Apakah kualifikasi SDM pada unit
organisasi pengelola memiliki minimal 2
(dua) kompetensi pengelolaan yang
dibutuhkan
berikut
(perencanaan,
monitoring
evaluasi,
pengawasan,
penelitian,
monitoring
sumberdaya,
sosekbud)?
Apakah unit organisasi pengelola sudah
menginisiasi kemitraan denganpemangku
kepentingan?
Apakah kantor unit pengelola memiliki
peralatan kantor memadai?
Apakah unit pengelola memiliki sarana
dan prasarana pendukung pengelolaan ?

H20

5: Sarana
dan prasarana
pendukung
pengelola
an
H24

H23

H22

H21

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

4: Unit
Organisasi
Pengelola
dan SDM

Tingkat
3: Kawasan Konservasi Dikelola Minimum

Peringkat
Hijau

JAWABAN
Ya
Tidak

6:
Dukungan pembiayaan
pengelola
an

KRITERIA

PERTANYAAN
Apakah
Perencanaan
Pendanaan
pengelolaan kawasan sudah ada?
Apakah unit pengelola memperoleh
dukungan pembiayaan pengelolaan dari
Anggaran Pembangunan dan Belanja
Daerah (APBD)/ Anggaran Pembangunan
dan Belanja Negara (APBN)?
Apakah ada perencanaan pemenuhan
kebutuhan
anggaran
pengelolaan
kawasan?

NOMOR
H25

H26

H27

23

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat HIJAU: tingkat 3 kawasan konservasi dikelola minimum (lanjutan)

22

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

22
23

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Laporan kegiatan
komunikasi antarpemangku kepentingan.
Laporan, dan pemeriksaan
di lapangan.
Laporan (tentang sarana
pengawasan, alat
monitoring sumberdaya,
alat komunikasi/sosialisasi
dan sarana lain, sarana
tanda batas kawasan) dan
cek fisik.

Dokumen strategi dan


rencana pendanaan
kawasan.
Laporan keuangan unit
organisasi pengelola
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
di Indonesia & rencana
kerja tahunan.
Dokumen usulan
anggaran alternatif,
surat permohonan,
proposal dan lain-lain.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

Sertifikat/ijazah yang
sesuai kompetensi.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Dokumen dan/atau
laporan terkait dengan
fungsi SDM pengelolaan.

ALAT VERIFIKASI

23

22

Apakah SOP tentang


administrasi
perkantoran dan pengelolaan keuangan
sudah ada?
Apakah SOP sarana-prasarana (standar
minimum) sudah ada?
Apakah SOP pengelolaan (penguatan
kelembagaan,
patroli
bersama,
pengelolaan sumberdaya kawasan, dan
penguatan sosekbud) sudah ada sesuai
dengan kebutuhan minimum ?

H30

H32

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

H31

JAWABAN
Ya
Tidak

11:
Penetapan KKP3K

10:
Pelaksana
an
Rencana
pengelola
an dan
Zonasi

KRITERIA

Apakah
pengukuran
kondisi
sumberdaya sudah dilaksanakan?

H34

Laporan monitoring &


evaluasi (M&E) kegiatan.
Laporan monitoring &
evaluasi (M&E) kegiatan.
Dokumen usulan & tanda
terima penyerahan
dokumen.
SK Menteri.

Apakah pengukuran kondisi awal sosekbud


sudah dilaksanakan?
Apakah strategi penguatan sosial, ekonomi,
dan budaya dilaksanakan?
Apakah telah ada upaya pemanfaatan
kawasan
(minimum
satu
bentuk
pemanfaatan) ?
Apakah usulan penetapan sudah disampaikan
ke Menteri Kelautan dan Perikanan?
Apakah kawasan konservasi sudah ditetapkan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan?

H36
H37
H38

H39
H40

Jumlah jawaban Ya
Persentase

Dokumen rencana
pengelolaan dan atau
laporan survei.

Apakah strategi penguatan pengelolaan


sumberdaya kawasan dilaksanakan?

H35

25

Dokumen rencana
pengelolaan dan atau
laporan survei.
Laporan monitoring &
evaluasi (M&E) kegiatan.

Apakah strategi penguatan kelembagaan


dilaksanakan?

H33

awal

Laporan monitoring &


evaluasi (M&E) kegiatan.

PERTANYAAN

ALAT VERIFIKASI

Dokumen-dokumen
SOP. Sebutkan.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Dokumen-dokumen
SOP. Sebutkan.
Dokumen SOP tentang
sarana-prasarana.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

SK pengesahan rencana
pengelolaan.

Dokumen usulan dan


tanda terima usulan.

ALAT VERIFIKASI

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat HIJAU: tingkat 3 kawasan konservasi dikelola minimum (lanjutan)

24

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

9:
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
pengelola
an

Apakah
dokumen
final
rencana
pengelolaan sudah diusulkan untuk
disahkan?
Apakah dokumen rencana pengelolaan
sudah disahkan?

H28

8:
Pengesah
an
rencana
pengelola
an dan
zonasi
H29

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

Peringkat HIJAU: tingkat 3 kawasan konservasi dikelola minimum (lanjutan)

24
25

25

24

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

5: Sarana
dan prasarana
pendukung
pengelola
an
6:
Dukungan Pembiayaan
pengelola
an

Apakah sarana & prasarana sudah lengkap


sesuai dengan kebutuhan?

Apakah anggaran pengelolaan kawasan


telah
terpenuhi
sesuai
dengan
perencanaan?

B43

Apakah kualifikasi SDM pada unit


organisasi pengelola sesuai dengan
kompetensi yang dibutuhkan?

B41

B42

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

4: Unit
Organisasi
Pengelola
dan SDM

Tingkat
4: Kawasan Konservasi Dikelola Optimum

Peringkat
Biru
JAWABAN
Ya
Tidak

12:Penataan batas
kawasan

11:
Penetapan
kawasan
konservasi

9: Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
pengelolaan

KRITERIA

B49

B48

B47

B46

Batas Kawasan telah disahkan

Kegiatan penataan batas dalam proses

Sudah ada inisiasi penataan batas

Bagaimana status penataan batas?

Apakah SOP penelitian dan pendidikan


sudah ada?
Apakah SOP pelaksanaan kegiatan
pariwisata alam perairan sudah ada?
Apakah SOP pelaksanaan kegiatan
budidaya sudah ada?
Apakah SOP pelaksanaan kegiatan
perikanan tangkap sudah ada?
Apakah sosialisasi penetapan kawasan
konservasi sudah dilakukan?

B44
B45

PERTANYAAN

NOMOR

27

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

26

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

26
27

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Dokumen SOP perikanan


tangkap.

SK Panitia tata batas


sesuai dengan pasal 24
PerMen KP 02/2009.
Laporan kegiatan
(pengukuran, pemetaan
dan sosialisasi).
Berita acara tata batas
yang ditetapkan SK
Menteri KP.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Dokumen laporan yang Cukup jelas.


dilengkapi Daftar hadir
sosialisasi
dan
foto
kegiatan.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Dokumen SOP budidaya.

Dokumen SOP penelitian


dan pendidikan.
Dokumen SOP pariwisata
alam.

ALAT VERIFIKASI

27

26

Laporan
pelaksanaan Jawaban mengacu kepada
kegiatan dan sumber pemenuhan
kebutuhan
pendanaan.
anggaran di pertanyaan
H27.

Dokumen dan/atau
laporan terkait dengan
kapasitas SDM
pengelolaan
(perencanaan, monitoring
evaluasi, pengawasan,
penelitian, monitoring
sumberdaya, sosekbud).
Kualifikasi dibuktikan
dengan sertifikat
pelatihan dan/atau ijazah.
Laporan dan cek fisik.

ALAT VERIFIKASI

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

tetapi

Sudah
dilaksanakan,
berkesinambungan

Sudah dilaksanakan,
insidental

Belum dilaksanakan

secara

secara

Apakah kemitraan dengan pemangku kepentingan sudah diimplementasikan?

B51

13: Pelembagaan

KRITERIA

Bagaimana status penegakan aturan


(pengendalian dan pengawasan) dalam
kawasan oleh unit pengelola?

B53

B54

Apakah
penguatan
kelembagaan
masyarakat sudah dilaksanakan?

B52

Pengawasan sudah dilakukan secara


teratur

Sudah ada inisiasi dan dalam proses


pembentukan (organisasi & sistem)

Belum dilaksanakan

Penegakan aturan terkait pengelolaan


kawasan sudah dilaksanakan secara
teratur
Bagaimana status pengawasan berbasis
masyarakat di kawasan konservasi?

Belum dilaksanakan

PERTANYAAN

NOMOR

29

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

28

Dokumen (laporan
kegiatan dan
pembentukan
pokmaswas).
Dokumen (laporan
kegiatan pengawasan).

Laporan sosialisasi aturan,


papan informasi, laporan
kegiatan pengawasan.

Laporan kegiatan
bimbingan teknis,
pembinaan, pelatihan,
penyuluhan.

ALAT VERIFIKASI

Laporan kegiatan.

Laporan kegiatan.

Laporan kegiatan
koordinasi, atau Nota
Kesepahaman, Program
bersama dan
sebagainya.

Apakah kemitraan dengan pemangku


kepentingan sudah disepakati?

ALAT VERIFIKASI

B50

JAWABAN
Ya
Tidak

PERTANYAAN

NOMOR

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

13: Pelembagaan

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

28
29

Cukup jelas.

Cukup jelas.

29

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari pertanyaan
yang tersedia.
Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari pertanyaan
yang tersedia.
Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

28

Cukup jelas. Kemitraan


hanya dilakukan dalam
kurun waktu tertentu
atau sesaat.
Cukup jelas. Kemitraan
dilaksanakan sesuai
dengan yang
direncanakan

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari
pertanyaan yang
tersedia.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

14:
Pengelola
an
Sumberdaya
Kawasan

KRITERIA

PERTANYAAN
Bagaimana kondisi habitat sumberdaya ikan dalam
kawasan?

Apakah terjadi perbaikan kondisi habitat di zona


inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, pemanfaatan terbatas dan/atau
zona lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh
peningkatan tutupan ekosistem terumbu karang
dan/atau padang lamun dan/atau hutan bakau?

Apakah terjadi perbaikan kondisi habitat di zona


inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, pemanfaatan terbatas dan/atau
zona lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh
peningkatan luasan ekosistem terumbu karang
dan/atau padang lamun dan/atau hutan bakau?

Apakah kualitas fisika-kimia-geologi perairan di


zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, pemanfaatan terbatas, dan/atau
zona lainnya, terjaga/terpelihara?

NOMOR
B57

B57A

B57B

B57C

31

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

30

Kondisi t0 (garis dasar) di


masing-masing zona
dibandingkan dengan hasil
pemantauan habitat
sumberdaya ikan di zonazona tersebut (harus
menunjukkan data deret
waktu).
Kondisi t0 (garis dasar) di
masing-masing zona
dibandingkan dengan hasil
pemantauan habitat
sumberdaya ikan di zonazona tersebut (harus
menunjukkan data deret
waktu).
Kondisi t0 (garis dasar) di
masing-masing zona
dibandingkan dengan hasil
pemantauan kualitas fisikakimia-geologi perairan di
zona-zona tersebut (harus
menunjukkan data deret
waktu).

ALAT VERIFIKASI

Dokumen/laporan
kegiatan.
Dokumen
RTRW/RZWP3K.

Sedang dalam proses penetapan


menjadi Peraturan Daerah
Kawasan konservasi sudah tercantum
dalam dokumen RTRW/RZWP3K

Dokumen
RPJMN/Renstra
Pemerintah;
RPJMD/Renstra
Pemerintah Daerah.

ALAT VERIFIKASI

Dokumen/laporan
kegiatan.

JAWABAN
Ya
Tidak

Dalam proses penyesuaian dengan


nomenklatur aturan yang berlaku

Belum tercantum

Apakah kawasan konservasi tercantum


dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
(RPJMN)/Rencana strategis Pemerintah
dan/atau Rencana Pembangunan Jangka
Menengah
Daerah (RPJMD)/Rencana
strategis Pemerintah Daerah?
Apakah kawasan konservasi tercantum
dalam dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)/Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)?

B55

B56

PERTANYAAN

NOMOR

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

13: Pelembagaan

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

30
31

30

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

31

Cukup jelas. Pengguna pedoman


seyogianya memilih salah satu di
antara pertanyaan B57A atau
B57B dan/atau B57C, sesuai
dengan metode pengumpulan
data yang digunakan.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari pertanyaan
yang tersedia.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Bagaimana kondisi populasi ikan atau species target


non-ikan di dalam kawasan?

Apakah kondisi populasi ikan terpelihara atau


meningkat di zona inti, zona perikanan berkelanjutan
dan zona pemanfaatan?
Apakah kondisi kualitas (ukuran panjang/berat) ikan
dominan yang ada di dalam zona inti, zona perikanan
berkelanjutan, zona pemanfaatan dan/atau zona
pemanfaatan terbatas, terpelihara atau meningkat?
Apakah jumlah tangkapan nelayan di zona perikanan
berkelanjutan/zona pemanfaatan terbatas (perikanan
tangkap) tetap atau meningkat?
Apakah jumlah produksi nelayan di zona perikanan
berkelanjutan/zona pemanfaatan terbatas (budidaya)
tetap atau meningkat?
Apakah jumlah dan keanekaragaman jenis/species
target non-ikan di zona inti, zona perikanan
berkelanjutan, zona pemanfaatan dan/atau zona
pemanfaatan terbatas, terpelihara atau meningkat?
Apakah populasi species endemik kawasan tetap
atau meningkat?

B58

B58A

B58B

B58D

B58E

B58F

B58C

PERTANYAAN

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

32

14:
Pengelola
an
Sumberdaya
Kawasan

KRITERIA

PERTANYAAN
Apakah penelitian dan pengembangan
terkait kawasan telah dilakukan untuk
menunjang kegiatan pengelolaan?
Apakah
pemanfaatan
sumberdaya
kawasan telah diselenggarakan dan tidak
berdampak negatif terhadap habitat/
populasi dalam kawasan?

NOMOR
B59

B60

33

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)
Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

14:
Pengelola
an
Sumberdaya
Kawasan

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

32
33

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

33

32

Cukup jelas. Pengguna


pedoman seyogianya memilih
salah satu di antara
pertanyaan B58A sampai B58F
yang paling relevan dengan
situasi dan tipe kawasan.
Cukup jelas.

PENJELASAN

Analisis laporan
Cukup jelas.
pemanfaatan dan
laporan pemantauan
kondisi habitat/populasi.

Laporan penelitian &


pengembangan yang
dipublikasikan.

ALAT VERIFIKASI

Laporan pemantauan populasi


species endemik.

Laporan pemantauan jumlah


dan keanekaragaman
jenis/species target non-ikan.

Laporan pemantauan jumlah


tangkapan ikan oleh nelayan
(biomassa total per jumlah
nelayan per satuan/periode
waktu tertentu).
Laporan pemantauan produksi
hasil budidaya (biomassa total
per jumlah nelayan per
satuan/periode waktu
tertentu).

Laporan pemantauan kualitas


(ukuran panjang/berat) ikan di
zona-zona dimaksud.

Laporan pemantauan populasi


ikan sesuai target konservasi
(termasuk biomassa, jumlah
jenis ikan, kelimpahan,
keragaman).

ALAT VERIFIKASI

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Apakah tingkat dukungan masyarakat


terhadap
pengelolaan
kawasan
konservasi meningkat?

B62

Apakah partisipasi masyarakat dalam


pengelolaan
kawasan
konservasi
meningkat?

Apakah pengelolaan kawasan konservasi


mengakomodasi
keberadaan
adat,
budaya dan/atau kearifan lokal ?

B61

B63

PERTANYAAN

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

15:
Pengelola
an Sosial,
Ekonomi
dan
Budaya

KRITERIA

Apakah kawasan konservasi digunakan


sebagai tempat penelitian dan pendidikan
oleh pemangku kepentingan?
Apakah kegiatan pariwisata dalam kawasan
konservasi memberikan manfaat sosialekonomi
bagi
pemangku-kepentingan,
terutama masyarakat, setempat?
Apakah kegiatan budidaya dalam kawasan
konservasi memberikan manfaat sosialekonomi
bagi
pemangku-kepentingan,
terutama masyarakat, setempat?
Apakah kegiatan perikanan tangkap dalam
kawasan konservasi memberikan manfaat
sosial-ekonomi
kepada
pemangkukepentingan,
terutama
masyarakat,
setempat?

B65

B66

B68

Jumlah jawaban Ya
Persentase

Apakah tingkat pelanggaran dalam kawasan


konservasi menurun?

B64

B67

PERTANYAAN

NOMOR

35

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

34

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

15:
Pengelola
an Sosial,
Ekonomi
dan
Budaya

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

34
35

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Laporan kajian dampak


kegiatan perikanan
tangkap dalam kawasan
konservasi.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Laporan kajian dampak


kegiatan budidaya dalam
kawasan konservasi.

Laporan patroli berisi data


tentang kegiatan ilegal
dan tidak ramah
lingkungan serta jumlah
habitat yang rusak dalam
kawasan konservasi
(laporan deret waktu),
laporan pokmaswas.
Laporan kegiatan
penelitian dan pendidikan
dalam kawasan
konservasi.
Laporan kajian dampak
kegiatan pariwisata dalam
kawasan konservasi.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

Laporan hasil pemantauan


persepsi masyarakat (yang
mengindikasikan adanya
peningkatan tingkat
kesadaran masyarakat dan
juga tindakan yang
mendukung pengelolaan
kawasan konservasi).
Laporan kegiatan
pengelolaan kawasan
konservasi (yang
mengindikasikan
keterwakilan dan
keterlibatan masyarakat
dalam setiap proses
pengelolaan, atau
keterlibatan masayarakat
dalam implementasi
program yang berkaitan
dengan masyarakat).

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Laporan interview
terhadap masyarakat
adat.

ALAT VERIFIKASI

35

34

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

16:
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat
E73

Apakah kegiatan ekonomi dari sektor


utama
kawasan
konservasi
(perikanan/pariwisata) meningkat?
Apakah
peningkatan
pendapatan
masyarakat
berdampak
terhadap
kesadaran masyarakat dalam mendukung
pelestarian sumberdaya kawasan?

E72

Apakah penatakelolaan berdampak positif


terhadap kinerja pengelolaan?

E70

Apakah ada peningkatan pendapatan


(daya beli) sebagai dampak pengelolaan?

Apakah kemitraan dengan pemangku


kepentingan telah berjalan dengan baik
dan berdampak positif?

E69

E71

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA
13:
Pelembagaan

Tingkat
5: Kawasan Konservasi Mandiri

Peringkat
Emas
JAWABAN
Ya
Tidak

Apakah kegiatan yang dilakukan telah


menjadi bagian sistem pendanaan
berkelanjutan yang melibatkan pemangku
kepentingan?

E74

17:
Pendanaan berkelanjutan

Jumlah jawaban Ya
Persentase

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

Peringkat EMAS: tingkat 5 kawasan konservasi mandiri (lanjutan)

37

36

JAWABAN
Ya
Tidak

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

36
37

Laporan kegiatan dan


keuangan.

ALAT VERIFIKASI

Laporan survei/penilaian
dari tim independen.

Laporan kegiatan dan


pemantauan, dan hasil
kajian tim independen
yang menunjukkan
dampak positif dari
kemitraan.
Laporan kajian tim
independen yang
menunjukkan dampak
positif pengelolaan
terhadap sumberdaya
kawasan dan sosial
ekonomi (termasuk
lembaga pengelola).
Laporan survei/penilaian
dari tim independen; data
Badan Pusat Statistik
(BPS).
Laporan survei/penilaian
dari tim independen; data
BPS.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

37

36

Secara garis besar, langkah-langkah untuk melaksanakan evaluasi


efektivitas pengelolaan adalah seperti yang disajikan pada Gambar 2 di
bawah ini.

1. Pembentukan Tim
Evaluasi

Pada proses pengisian ini, pengisian atau pemberian jawaban sangat


disarankan menggunakan diskusi kelompok fokus (focus group discussion,
FGD) yang dipandu oleh seorang fasilitator yang netral perannya. FGD
sendiri seyogianya melibatkan maksimum 10 orang peserta. Selain untuk
memperoleh jawaban yang bulat diterima oleh semua anggota tim penilai,
melalui proses FGD ini diharapkan ada kontrol terhadap jawaban yang
diberikan. Seperti yang dapat dilihat pada tabel-tabel peringkat yang
disajikan sebelumnya, dan yang disajikan pada Lampiran, sedapat mungkin
jawaban positif Ya yang diberikan disertai dengan bukti keras yang menjadi
alat verifikasi dari jawaban tersebut. Karena hanya dengan memberikan
jawaban sejujur mungkin baru dapat dibuat daftar kegiatan-kegiatan yang
akan direkomendasikan pada tahapan selanjutnya.

2. Melengkapi data
latar & dasar
3. Mengisi kartu skor
E-KKP3K

Gambar 2 Langkah-langkah untuk melakukan evaluasi efektivitas


pengelolaan
Langkah pertama adalah membentuk tim yang akan melakukan
evaluasi. Secara umum, tim yang dibentuk tergantung kepada tujuan dari
kegiatan evaluasi itu sendiri, apakah untuk keperluan evaluasi atau
merencanakan kegiatan untuk meningkatkan kinerja pengelolaan.
Untuk evaluasi, sangat disarankan agar sebagian peserta (50%)
berasal dari luar pengelola kawasan terutama perwakilan dari para
pemangku-kepentingan langsung, seperti, misalnya, perwakilan nelayan,
usaha pariwisata, masyarakat lainnya, sementara peserta lainnya berasal
dari otoritas pengelola kawasan, terutama Kepala Unit dan perancana.
Untuk keperluan perencanaan, seluruh peserta dapat berasal dari
kawasan yang bersangkutan, meski sangat disarankan untuk melibatkan
pihak terkait seperti dari Dinas Kelautan dan Perikanan setempat dan dari
Direktorat KKJI atau instansi lain yang terkait seperti Balai/Loka Kawasan
Konservasi Perairan Nasional (KKPN) dan Pengelolaan Sumberdaya Pesisir
dan Laut (PSPL).

38

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

38

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

4. Membuat daftar
rekomendasi
5. Membuat prioritas
rekomendasi

Pembentukan tim penilai kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan


data latar dan data dasar yang diperlukan untuk membantu proses
selanjutnya, yaitu mengisi kartu skor E-KKP3K. Mohon diperhatikan bahwa
yang dimaksud dengan data dasar ini termasuk, tetapi tidak terbatas
kepada, surat keputusan, catatan rapat atau lokakarya, dan laporan
kegiatan. Dengan kata lain, segala hal yang dapat digunakan sebagai alat
verifikasi terhadap jawaban Ya diberikan, bila disepakati, dapat digunakan
sebagai data dasar.

39

38

D2: Metode Evaluasi

Pembuatan daftar rekomendasi kegiatan yang harus dilakukan


mengacu kepada semua jawaban Tidak yang diperoleh pada suatu
peringkat. Sementara pembuatan prioritas kegiatan yang direkomendasikan
mengacu kepada ketersediaan dana dan sumber daya manusia. Pembuatan
skala prioritas yang umum digunakan oleh badan-badan milik pemerintah
sangat disarankan untuk digunakan di sini.
Cara menjawab pertanyaan
Untuk menjawab pertanyaan yang tertera pada E-KKP3K tersedia dua
jawaban, yaitu Ya dan Tidak.
Perlu ditambahkan disini bahwa, jawaban Ya diberikan untuk semua
kegiatan atau hal terkait pertanyaan yang sudah (selesai) dilakukan atau
telah dilaksanakan secara penuh. Oleh karena itu, bila suatu kegiatan
masih/sedang dilakukan atau, misalnya, sudah dilakukan tetapi belum ada
laporan yang dihasilkan, maka jawabannya adalah Tidak.
Meskipun demikian, ada beberapa peranyaan terkait dengan kegiatan yang
dapat dijawab Ya bila ditanyakan secara spesifik (contoh, pertanyaan
nomor K13).
Cara menghitung capaian untuk setiap peringkat
Untuk menentukan capaian di setiap peringkat, digunakan rumus sederhana
sebagai berikut:

39

39

Jumlah pertanyaan pada peringkat yang dinilai*

x 100%

Merah
100%

Contoh:
Bila pada peringkat Merah, pertanyaan yang mendapat jawaban Ya adalah
5, maka capaian peringkat tersebut adalah (5/8 x 100)% = 62,5 %

Cara menentukan peringkat suatu kawasan konservasi


Untuk menentukan peringkat kawasan konservasi yang dikaji, digunakan
aturan sederhana sebagai berikut.
Peringkat suatu kawasan ditunjukkan oleh peringkat yang memiliki
persentase skor sempurna 100%.
Aturan sederhana ini dibuat karena E-KKP3K ini menganut prinsip
membangun tumpukan balok (building block)dimana dipersyaratkan
bawah peringkat selanjutnya tidak mungkin dapat dicapai bila kegiatankegiatan pada peringkat sebelumnya belum selesai dilaksanakan atau
dicapai seluruhnya.
Berikut adalah beberapa contoh yang dapat digunakan. Perlu ditekankan di
sini bahwa pada perangkat-lunak yang digunakan, penentuan peringkat ini
dilakukan secara otomatis.
Contoh:
Bila hasilnya seperti berikut,
Biru
27%

Emas
0%

Maka kawasan konservasi yang dikaji memiliki peringkat KUNING.


Contoh lain:
Bila hasilnya seperti berikut,
Merah
95%

Kuning
47%

Hijau
20%

Biru
0%

Emas
0%

Maka kawasan konservasi yang dikaji memiliki peringkat MERAH dengan capaian
95%.
40

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

40

100%

(berarti kawasan konservasi berperingkat MERAH)

100%

(berarti kawasan konservasi berperingkat KUNING)

100%

(berarti kawasan konservasi berperingkat BIRU)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Bila pada peringkat Biru, pertanyaan yang mendapat jawaban Ya adalah


15, maka capaian peringkat tersebut adalah (15/27 x 100)% = 55,6%

Hijau
90%

Biru
9%

Emas
0%

Cara menyajikan peringkat kawasan konservasi


Untuk kepentingan pelaporan, maka hanya peringkat warna dan
persentase capaian yang disajikan dalam laporan atau, misalnya, lembarfakta. Beberapa contoh dapat dilihat di bawah ini.

Bila pada peringkat Hijau, pertanyaan yang mendapat jawaban Ya adalah


10, maka capaian peringkat tersebut adalah (10/19 x 100)% = 52,6%

Kuning
100%

Hijau
27%

Maka kawasan konservasi yang dikaji memiliki peringkat MERAH.

*Merah = 8; Kuning = 11; Hijau = 20; Biru = 28; Emas = 6

Merah
100%

Kuning
85%

41

40

Jumlah pertanyaan yang mendapat jawaban Ya


Capaian (persen) =

Contoh lain:
Bila hasilnya seperti berikut,

41

41

A.

Hasil Pengumpulan Data Evaluasi


Hasil pengumpulan data evaluasi kemudian disimpan dalam
bentuk berkas (file) elektronik, yang disimpan dalam folder yang
terstruktur dan diberi nama sesuai dengan format yang disepakati.
Struktur penyimpanan berkas data evaluasi harus terstruktur agar
mudah dicari pada saat dibutuhkan kembali. Salah satu contoh format
struktur folderpenyimpanan data adalah:

C.

Setelah data disimpan secara elektronik, kemudian data yang


terekam dalam formulir versi salinan kertas (hard copy) juga disimpan
dalam sebuah tempat yang juga terstruktur.

Setelah data dimasukkan dan disimpan, baru kemudian dapat dianalisis.

B.

Analisis
Berdasarkan hasil pengisian form data evaluasi maka dapat
ditentukan peringkat kawasan konservasi yang sedang dinilai
efektivitasnya; mulai merah, kuning, hijau, biru, hingga emas. Baik
berdasarkan evaluasi tingkat makro maupun tingkat mikro. Masingmasing peringkat memiliki nilai atau persentase capaian, misalnya
kawasan konservasi A memiliki peringkat hijau dengan persentase
capaian 50 %. Lihat bagian akhir dari titik D2: Metode Evaluasi di
atas.
Peringkat tersebut dapat dibandingkan antar waktu sehingga
dapat diperoleh informasi tentang perubahan efektivitas kawasan yang
dinilai setiap periode waktu yang telah disepakati.
Peningkatan
efektivitas suatu kawasan pada periode waktu tertentu tidak harus
berupa perubahan peringkatnya, tetapi dapat juga perubahan capaian
pada peringkat yang sama.

42

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

42

D.
Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Gili matra_efektivitas_baseline2011.xls
Gili matra_efektivitas_monitoring2012.xls

Kesimpulan
Kesimpulan disusun berdasarkan peringkat dan persentase
capaian efektivitas kawasan konservasi. Jika evaluasi sudah dalam
bentuk monitoring, maka di dalam kesimpulan juga dimasukkan
perubahan efektivitas antar waktu. Kemudian dalam kesimpulan juga
dimasukkan rekomendasi usulan program/kegiatan pada tahun
dan/atau periode berikutnya.

D:\Data Monitoring\Efektivitas\

Pemberian nama berkas juga harus terstandarisasiuntuk


memudahkan pencarian dan melakukan perbandingan antar tahun.
Secara umum nama berkas yang diusulkan adalah sebagai
berikut:<nama kawasan konservasi _jenis data_tahun pengambilan>.
Contoh:

43

Selain analisis terhadap perubahan peringkat dan capaian pada


masing-masing peringkat, analisis dapat dilakukan juga terhadap
kriteria yang tidak tercapai pada masing-masing peringkat, baik
peringkat yang telah dilewati maupun peringkat yang ingin dicapai.
Analisis ini dapat menghasilkan rekomendasi yang berupa usulan
program/kegiatan bagi pengelola kawasan konservasi dalam
pengelolaan kawasan konservasi pada tahun dan/atau periode
beritanya.

42

BAB IV
PELAPORAN

Susunan Isi Laporan


Laporan hasil evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan konservasi
perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil (E-KKP3K) seyogianya disusun
seperti yang tercantum pada Tabel 4 di bawah ini.
Tabel 4 Susunan isi laporan kajian evaluasi efektivitas
pengelolaan KKP3K yang disarankan
Judul
Abstrak atau Rangkuman
Daftar Isi
Uraian tentang tim penilai
Pendahuluan/Latar Belakang
Tujuan pengelolaan, sumberdaya kawasan dan sosial-ekonomibudaya
Hasil kajian evaluasi peringkat kawasan konservasi
Kesimpulan dan Rekomendasi
Rekomendasi Prioritas
Lampiran (terutama hasil-hasil monitoring aspek-aspek pengelolaan,
sumberdaya kawasan dan sosial-ekonomi-budaya)

43

43

A. Saran dan Rekomendasi


Dari hasil evaluasi efektivitas pengelolaan berkelanjutan kawasan
konservasi
perairan,
untuk
meningkatkan
level
pengelolaan
berkelanjutan, disarankan sekurang-kurangnya melakukan langkahlangkah sebagai berikut:

- Penghargaan
Penghargaan diberikan kepada pengelola yang telah melakukan
pengelolaan berkelanjutan terhadap kawasan konservasi perairan
yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan level pengelolaannya.
Adapun bentuk penghargaannya akan diatur kemudian oleh Dirjen
KP3K.

a. Hasil evaluasi : Level 1 (Merah)


Segera membentuk lembaga pengelola kawasan konservasi
perairan
Segera membuat rencana pengelolaan kawasan konservasi
perairan

c. Hasil Evaluasi : Level 3 (Hijau)


Melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi dengan baik
d. Hasil Evaluasi : Level 4 (Biru)
Melakukan upaya-upaya untuk menjaring pihak lembaga nonpemerintah untuk berkontribusi dalam pengelolaan kawasan
konservasi
Melakukan kerjasama dengan pihak lain non-pemerintah dalam
pengelolaankawasan konservasi
e. Hasil Evaluasi : Level 5 (Emas)
Melakukan monitoring dan evaluasi untuk menjaga keberlanjutan
pengelolaan kawasan konservasi
B. Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil evaluasi efektivitas pengelolaan kawasan
konservasi, dapat diketahui permasalahan dan kelemahan yang dihadapi
oleh pengelola dalam melaksanakan pengelolaan kawasan. Pengelola
KKP3K menyusun rencana tindak lanjutsesuai dengan saran untuk
meningkatkan efektivitas pengelolaan.
44

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

44

- Sanksi
Sanksi diberikan kepada pengelola apabila saran-saran rekomendasi
pada level tertentu tidak dilaksanakan dengan baik pada waktu
tertentu, sehingga tidak meningkatkan kinerja pengelolaan terhadap
kawasan konservasi perairan yang menyebabkan level pengelolaan
tidak berubah. Adapun bentuk sanksi yang diberikan akan diatur
kemudian oleh Dirjen KP3K.
Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

b. Hasil Evaluasi : Level 2 (Kuning)


Menyelenggarakan penguatan kelembagaan
Membangun infrastruktur kawasan konservasi
Melakukan upaya-upaya pokok pengelolaan kawasan konservasi
perairan

Bagi pemerintah, hasil evaluasi pengelolaan kawasan konservasi


dapat dijadikan dasar sebagai evaluasi kinerja yang selanjutnya
digunakan untuk memberikan penghargaan maupun sanksi dalam
pengelolaan kawasan konservasi.

45

44

BAB V
SARAN DAN TINDAK LANJUT

45

45

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi


Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K) ini merupakan bagian dari
upaya untuk mencapai target pengelolaan kawasan konservasi secara
berkelanjutan.

Keputusan Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir dan


Pulau-Pulau Kecil Nomor KEP. 44/KP3K/2012 Pedoman
Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan
Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (EKKP3K).

47

Lampiran II:

46

BAB VI
PENUTUP

DAFTAR KARTU SKOR EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN


KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU
KECIL (E-KKP3K)
FORMULIR

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 09 Oktober 2012

KETERANGAN

1.

INFORMASI LATAR KAWASAN KONSERVASI

2.

KARTU SKOR EVALUASI, MELIPUTI:


a. PERINGKAT

DIREKTUR JENDERAL
KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL,
ttd.

MERAH

(TINGKAT

1)

KAWASAN

2)

KAWASAN

KONSERVASI DIINISIASI;
b. PERINGKAT

SUDIRMAN SAAD

KUNING

(TINGKAT

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

KONSERVASI DIDIRIKAN;
Disalin sesuai dengan aslinya
Kabag Hukum, Organisasi dan Humas

Achmad Satiri

46

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

46

c. HIJAU

(TINGKAT

3)

KAWASAN

KONSERVASI

KAWASAN

KONSERVASI

DIKELOLA MINIMUM;
d. BIRU

(TINGKAT

4)

DIKELOLA OPTIMUM; DAN


e. EMAS

(TINGKAT

5)

KAWASAN

KONSERVASI

MANDIRI.

47

47

48

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

48

49
49

Cukup jelas. Pengguna


diminta untuk memilih
salah satu pengusul
inisiatif pendirian
kawasan konservasi.
Dalam kasus dimana
pengusul lebih dari
satu, maka cukup
pengusul utama yang
dipilih dan pengusul
lainnya dicantumkan
pada kolom verifikasi.
Pada kasus tertentu
dimana kawasan sudah
diidentifikasi/dicadangkan maka pertanyaan
ini dianggap sudah
dijawab Ya.
1: Usulan
Inisiatif

Keterangan: target sosialekonomi-budaya meliputi


segala hal yang mengarah
kepada pemberian insentif
untuk meningkatkan
dukungan terhadap
kawasan konservasi.
Contoh: mata-pencaharian
alternatif, partisipasi,
perubahan perilaku, dll.

Daftar pengusul
lainnya, bila jumlah
pengusul lebih dari
satu.
Pengguna harus
melampirkan
dokumen pengajuan
usulan inisiatif seperti
yang tercantum pada
Pasal 9 Ayat (2)
PerMen KP Nomor
PER.02/MEN/2009.

Target sosial-ekonomibudaya 1
Target sosial-ekonomibudaya 2
Target sosial-ekonomibudaya 3
Target sosial-ekonomibudaya 4

Tingkat
1: Kawasan Konservasi Diinisiasi

Keterangan: target konservasi


adalah sumberdaya yang akan
dikelola. Dapat berupa
populasi species, habitat
dan/atau ekosistem.

Peringkat
Merah

Target Sumberdaya 1
Target Sumberdaya 2
Target Sumberdaya 3
Target Sumberdaya 4

B. KARTU SKOR EVALUASI

Tujuan Sosial-EkonomiBudaya Masyarakat

Keterangan: jumlah
tujuan untuk setiap
aspek bisa lebih dari
satu dan/atau dibagi
menjadi beberapa subtujuan.

Tujuan Pengelolaan
Tujuan Sumberdaya
Kawasan

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

<tambahkan sesuai kebutuhan>

PENJELASAN

Titik 1
Titik 2
Titik 3
Titik 4
Titik 5

JAWABAN
Ya
Tidak
Usulan inisiatif pendirian kawasan konservasi diajukan oleh:
(pilih salah satu)
M1
Perorangan
Kelompok masyarakat
Lembaga penelitian
Lembaga pendidikan
Lembaga pemerintah
Lembaga swadaya masyarakat

Lintang U/S

PERTANYAAN

Bujur B/T

NOMOR

KOORDINAT kawasan
konservasi

KRITERIA

<cantumkan KODE kawasan konservasi di sini>


KODE kawasan konservasi
NAMA kawasan konservasi <cantumkan NAMA kawasan konservasi di sini>
LOKASI kawasan konservasi <cantumkan LOKASI kawasan konservasi di sini>

ALAT VERIFIKASI

48

A. INFORMASI LATAR KAWASAN KONSERVASI

49

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

1: Usulan
Inisiatif

KRITERIA

M2b

NOMOR

Pemerintah pusat atau pemerintah


daerah lengkap dengan kajian awal dan
peta

PERTANYAAN

50

JAWABAN
Ya
Tidak
Usulan inisiatif sudah diserahkan kepada: (pilih salah satu)
M2a
Pemerintah pusat atau pemerintah
daerah tanpa kajian awal dan peta

Peringkat MERAH: tingkat 1 kawasan konservasi diinisasi (lanjutan)

2: Identifikasi &
Inventarisasi calon
kawasan

KRITERIA

M7

M6

M5

Apakah hasil identifikasi dan inventarisasi


digunakan untuk merekomendasikan
calon kawasan konservasi berdasarkan
PerMen KP 02/2009 dan/atau PerMen KP
17/2008?

Apakah survei dan penilaian potensi calon


kawasan konservasi sudah dilakukan
berdasarkan PerMen KP 02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008?
Apakah
sosialisasi
calon
kawasan
konservasi sudah dilakukan berdasarkan
PerMen KP 02/2009 dan/atau PerMen KP
17/2008?
Apakah konsultasi publik calon kawasan
konservasi
KP
sudah
dilakukan
berdasarkan PerMen KP 02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008?
Apakah koordinasi dengan instansi terkait
tentang calon kawasan konservasi sudah
dilakukan berdasarkan PerMen KP
02/2009 dan/atau PerMen KP 17/2008?

M3

M4

PERTANYAAN

NOMOR

51

Peringkat MERAH: tingkat 1 kawasan konservasi diinisasi (lanjutan)


JAWABAN
Ya
Tidak

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

50
51

Laporan kajian sesuai


PerMen KP 02/2009
dan/atau PerMen KP
17/2008.
Laporan hasil sosialisasi
sesuai PerMen KP
02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008.
Laporan hasil konsultasi
publik sesuai PerMen
KP 02/2009 dan/atau
PerMen KP 17/2008.
Laporan hasil
koordinasi sesuai
PerMen KP 02/2009
dan/atau PerMen KP
17/2008.
Rekomendasi calon KKP
sesuai dengan Pasal 19
PerMen KP 02/2009
dan/atau Pasal 15
PerMen KP 17/2008.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

51

50

Cukup jelas. Pengguna


memilih menjawab Ya untuk
pertanyaan ini bila kondisi
usulan seperti yang tercantum
pada Pasal 11 Ayat (1) dan (2)
PerMen KP 02/2009.
Pengguna harus memilih
jawaban Tidak untuk
pertanyaan M2b. Pada kasus
tertentu dimana kawasan
sudah
diidentifikasi/dicadangkan
maka pertanyaan ini dianggap
dijawab Ya.
Cukup jelas. Pengguna
memilih menjawab Ya untuk
pertanyaan ini bila kondisi
usulan seperti yang tercantum
pada Pasal 10 Ayat (1), (2) dan
(3) PerMen KP 02/2009.
Pengguna harus memilih
jawaban Tidak untuk
pertanyaan M2a. Pada kasus
tertentu dimana kawasan
sudah
diidentifikasi/dicadangkan
maka pertanyaan ini dianggap
dijawab Ya.

Dokumen seperti yang


tercantum pada Pasal 11
Ayat (2) PerMen KP
02/2009.

Dokumen yang
dilengkapi peta seperti
yang tercantum pada
Pasal 1o PerMen KP
02/2009.

PENJELASAN

ALAT VERIFIKASI

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Apakah kawasan telah dicadangkan,


tetapi belum sesuai dengan PerMen KP
02/2009 dan/atau PerMen KP 17/2008?

Apakah kawasan telah dicadangkan dan


sudah sesuai dengan PerMen KP 02/2009
dan/atau PerMen KP 17/2008?

M8a

M8b

Jumlah jawaban Ya
Persentase

PERTANYAAN

NOMOR

52

JAWABAN
Ya
Tidak

4: Unit
organisasi
pengelola
dan SDM

Apakah jumlah SDM di unit organisasi


pengelola memadai untuk menjalankan
organisasi?

Apakah SDM pengelola telah mengikuti


pelatihan dasar konservasi?

K12

53

Laporan pelatihan atau


sertifikat atau bukti lain.

SK Kepala Daerah/
Menteri/Kepala Unit
Organisasi.
Dokumen Struktur
organisasi dan/atau uraian
TUPOKSI.
Dokumen Struktur
organisasi dan/atau uraian
TUPOKSI.
Dokumen Profil SDM
Pengelola.

Apakah unit organisasi pengelola memiliki


SDM yang ditetapkan dengan SK?

petugas

ALAT VERIFIKASI
Dokumen Struktur organisasi
dan/atau uraian TUPOKSI.

ada

kawasan konservasi?

sudah

JAWABAN
Ya
Tidak

SK/Peraturan, yang
perlu ditindaklanjuti
dengan penyesuaian
(mengacu kepada Pasal
20 Ayat (2) PerMen KP
02/2009).
SK/peraturan
pencadangan.

ALAT VERIFIKASI

pengelola

Apakah

K11

K10

K9

NOMOR

KRITERIA

PERTANYAAN

Tingkat
2: Kawasan Konservasi Didirikan

Peringkat
Kuning

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

3: Pencadangan
kawasan
konservasi

KRITERIA

Peringkat MERAH: tingkat 1 kawasan konservasi diinisasi (lanjutan)

52
53

52

53

Tersedianya jumlah orang


sesuai kebutuhan TUPOKSI
organisasi sesuai dengan
standar yang ditetapkan oleh
Pemerintah, dengan jumlah
SDM sesuai dengan kebutuhan
minimum.
Setidaknya telah mengikuti 1
(satu) jenis pelatihan dasar
sesuai TUPOKSI, misalnya:
MPA 101, Pelatihan Konservasi
Sumberdaya Ikan, Pelatihan
penyelaman dan monitoring,
dll.

Terdapat orang/perorangan
atau organisasi yang memiliki
tugas dan fungsi pengelolaan
kawasan. Misal: tanggungjawab pengelolaan kawasan
konservasi menjadi bagian
TUPOKSI Seksi Pengawasan
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil.
Terdapat orang/perorangan
atau organisasi yang ditunjuk
dan ditetapkan dengan Surat
Keputusan.

PENJELASAN

Cukup jelas.
Pencadangan pada
umumnya berupa
Keputusan/Peraturan.

Cukup jelas.
Pencadangan pada
umumnya berupa
Keputusan/Peraturan.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

K13

NOMOR

pengelolaan

dalam

proses

Dokumen Final Rencana Pengelolaan sudah


tersusun

Rencana
penyusunan

Belum ada rencana pengelolaan

Bagaimana status rencana pengelolaan?

PERTANYAAN

54

JAWABAN
Ya
Tidak

6: Sarana
dasar dan
prasarana

5:
Rencana
pengelola
an dan
zonasi

KRITERIA

Apakah dokumen rencana pengelolaan sudah


memuat informasi sumberdaya & sosekbud
yang dapat dijadikan sebagai data garis dasar
(t0)?

Apakah unit pengelola telah memiliki


kantor?
Apakah unit pengelola telah memiliki
papan informasi kawasan?

K14

K15

Apakah unit pengelola telah memiliki


peralatan kantor minimum?

Apakah unit pengelola sudah dilengkapi


dengan prasarana pengelolaan (alat
monitoring, alat komunikasi)?

K17

K18

K16

PERTANYAAN

NOMOR

55

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat KUNING: tingkat 2 kawasan konservasi didirikan (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

5:
Rencana
pengelola
an dan
zonasi

KRITERIA

Peringkat KUNING: tingkat 2 kawasan konservasi didirikan (lanjutan)

54
55

Laporan dan cek fisik.

Laporan dan cek fisik.

Laporan dan cek fisik.

Dokumen Rencana
Pengelolaan:
Matriks/Ringkasan
Rencana pengelolaan, yang
berisi Informasi
sumberdaya garis dasar.
Dokumen Pendukung
Lainnya.
Laporan dan cek fisik.

ALAT VERIFIKASI

Dokumen final
Rencana Pengelolaan.
Tanda terima
dokumen yang
ditandatangani Kepala
Satuan Unit Organisasi
Pengelola.

Draf dokumen rencana


pengelolaan.

ALAT VERIFIKASI

55

Cukup jelas. Minimum papan


informasi yang menjelaskan
batas kawasan, sistem zonasi
kawasan atau kegiatan yang
boleh/tidak boleh dilakukan
di kawasan konservasi.
Cukup jelas. Peralatan
minimum, setidaknya dapat
berfungsi menjalankan
organisasi, seperti:
meubelair, alat pengolah
data, alat komunikasi.
Cukup jelas.

Cukup jelas. informasi kondisi


sumberdaya dan sosialekonomi-budaya di masingmasing kawasan konservasi,
seperti persentase tutupan
karang, kelimpahan ikan
target, persepsi masyarakat,
pendapatan nelayan, dll.
Cukup jelas.

PENJELASAN

54

Cukup jelas. Pertanyaan


lain pada nomor K13 harus
dijawab Tidak ketika
jawaban untuk pertanyaan
ini Ya.
Cukup jelas. Pertanyaan
lain pada nomor K13 harus
dijawab Tidak ketika
jawaban untuk pertanyaan
ini Ya. Dokumen rencana
pengelolaan telah final
disusun dan diusulkan
untuk disyahkan. Tahapan
pennyusunan rencana
pengelolaan mengacu
pada Pasal 30 PerMenKP
30/2010.

Cukup jelas. Hentikan


pengisian tabel pada
kriteria 5 (rencana
pengelolaan dan zonasi)
ketika pertanyaan ini
dijawab Ya.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Jumlah jawaban Ya
Persentase

56

Bagaimana status pembiayaan pengelolaan?


Belum ada pembiayaan pengelolaan

K19

Ada pembiayaan pengelolaan tapi


belum memadai
(minimum
untuk
operasional kantor).

PERTANYAAN

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

Apakah jumlah SDM pada unit organisasi


pengelola
sesuai
dengan
fungsi
pengelolaan (pengawasan, monitoring
sumberdaya, sosekbud)?
Apakah kualifikasi SDM pada unit
organisasi pengelola memiliki minimal 2
(dua) kompetensi pengelolaan yang
dibutuhkan
berikut
(perencanaan,
monitoring
evaluasi,
pengawasan,
penelitian,
monitoring
sumberdaya,
sosekbud)?
Apakah unit organisasi pengelola sudah
menginisiasi kemitraan denganpemangku
kepentingan?
Apakah kantor unit pengelola memiliki
peralatan kantor memadai?
Apakah unit pengelola memiliki sarana
dan prasarana pendukung pengelolaan ?

H20

5: Sarana
dan prasarana
pendukung
pengelola
an

H24

H23

H22

H21

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

4: Unit
Organisasi
Pengelola
dan SDM

Tingkat
3: Kawasan Konservasi Dikelola Minimum

Peringkat
Hijau

57

JAWABAN
Ya
Tidak

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

7:
Dukungan pembiayaan
pengelola
an

KRITERIA

Peringkat KUNING: tingkat 2 kawasan konservasi didirikan (lanjutan)

56
57

Cukup jelas.

Cukup jelas.
Cukup jelas.

Sertifikat/ijazah yang
sesuai kompetensi.

Laporan kegiatan
komunikasi antarpemangku kepentingan.
Laporan, dan pemeriksaan
di lapangan.
Laporan (tentang sarana
pengawasan, alat
monitoring sumberdaya,
alat komunikasi/sosialisasi
dan sarana lain, sarana
tanda batas kawasan) dan
cek fisik.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

57

56

Cukup jelas. Pertanyaan


lain pada nomor K19
harus dijawab Tidak
ketika jawaban untuk
pertanyaan ini Ya.
Cukup jelas. Pertanyaan
lain pada nomor K19
harus dijawab Tidak
ketika jawaban untuk
pertanyaan ini Ya.

PENJELASAN

Dokumen dan/atau
laporan terkait dengan
fungsi SDM pengelolaan.

ALAT VERIFIKASI

Laporan keuangan unit


organisasi pengelola.

ALAT VERIFIKASI

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

PERTANYAAN
Apakah
Perencanaan
Pendanaan
pengelolaan kawasan sudah ada?
Apakah unit pengelola memperoleh
dukungan pembiayaan pengelolaan dari
Anggaran Pembangunan dan Belanja
Daerah (APBD)/ Anggaran Pembangunan
dan Belanja Negara (APBN)?
Apakah ada perencanaan pemenuhan
kebutuhan
anggaran
pengelolaan
kawasan?

NOMOR
H25

H26

H27

58

JAWABAN
Ya
Tidak

Apakah SOP tentang


administrasi
perkantoran dan pengelolaan keuangan
sudah ada?
Apakah SOP sarana-prasarana (standar
minimum) sudah ada?
Apakah SOP pengelolaan (penguatan
kelembagaan,
patroli
bersama,
pengelolaan sumberdaya kawasan, dan
penguatan sosekbud) sudah ada sesuai
dengan kebutuhan minimum ?

H30

H32

9:
Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
pengelola
an

H31

H29

Apakah
dokumen
final
rencana
pengelolaan sudah diusulkan untuk
disahkan?
Apakah dokumen rencana pengelolaan
sudah disahkan?

H28

8:
Pengesah
an
rencana
pengelola
an dan
zonasi

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

59

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat HIJAU: tingkat 3 kawasan konservasi dikelola minimum (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

6:
Dukungan pembiayaan
pengelola
an

KRITERIA

Peringkat HIJAU: tingkat 3 kawasan konservasi dikelola minimum (lanjutan)

58
59

Dokumen-dokumen
SOP. Sebutkan.

Dokumen SOP tentang


sarana-prasarana.

Dokumen-dokumen
SOP. Sebutkan.

SK pengesahan rencana
pengelolaan.

Dokumen usulan dan


tanda terima usulan.

ALAT VERIFIKASI

Dokumen strategi dan


rencana pendanaan
kawasan.
Laporan keuangan unit
organisasi pengelola
sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
di Indonesia & rencana
kerja tahunan.
Dokumen usulan
anggaran alternatif,
surat permohonan,
proposal dan lain-lain.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

59

58

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Dokumen usulan & tanda


terima penyerahan
dokumen.
SK Menteri.

Apakah telah ada upaya pemanfaatan


kawasan
(minimum
satu
bentuk
pemanfaatan) ?
Apakah usulan penetapan sudah disampaikan
ke Menteri Kelautan dan Perikanan?
Apakah kawasan konservasi sudah ditetapkan
oleh Menteri Kelautan dan Perikanan?

H38

H39
H40

5: Sarana
dan prasarana
pendukung
pengelolaan
6: Dukungan Pembiayaan
pengelolaan

Apakah sarana & prasarana sudah lengkap


sesuai dengan kebutuhan?

Apakah anggaran pengelolaan kawasan telah


terpenuhi sesuai dengan perencanaan?

B43

Apakah kualifikasi SDM pada unit organisasi


pengelola sesuai dengan kompetensi yang
dibutuhkan?

B41

B42

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA

4: Unit
Organisasi
Pengelola
dan SDM

Tingkat
4: Kawasan Konservasi Dikelola Optimum

Peringkat
Biru

61

JAWABAN
Ya
Tidak

Laporan pelaksanaan
kegiatan dan sumber
pendanaan.

Dokumen dan/atau
laporan terkait dengan
kapasitas SDM
pengelolaan
(perencanaan, monitoring
evaluasi, pengawasan,
penelitian, monitoring
sumberdaya, sosekbud).
Kualifikasi dibuktikan
dengan sertifikat
pelatihan dan/atau ijazah.
Laporan dan cek fisik.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

Laporan monitoring &


evaluasi (M&E) kegiatan.

Apakah strategi penguatan sosial, ekonomi,


dan budaya dilaksanakan?

H37

Jumlah jawaban Ya
Persentase

Cukup jelas.

Laporan monitoring &


evaluasi (M&E) kegiatan.

Apakah pengukuran kondisi awal sosekbud


sudah dilaksanakan?

H36

60

61

Jawaban mengacu kepada


pemenuhan kebutuhan
anggaran di pertanyaan
H27.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Dokumen rencana
pengelolaan dan atau
laporan survei.

Apakah strategi penguatan pengelolaan


sumberdaya kawasan dilaksanakan?

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

H35

60

Dokumen rencana
pengelolaan dan atau
laporan survei.
Laporan monitoring &
evaluasi (M&E) kegiatan.

Apakah
pengukuran
kondisi
sumberdaya sudah dilaksanakan?

H34

awal

Laporan monitoring &


evaluasi (M&E) kegiatan.

Apakah strategi penguatan kelembagaan


dilaksanakan?

ALAT VERIFIKASI

H33

JAWABAN
Ya
Tidak

PERTANYAAN

NOMOR

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

11:
Penetapan KKP3K

10:
Pelaksana
an
Rencana
pengelola
an dan
Zonasi

KRITERIA

Peringkat HIJAU: tingkat 3 kawasan konservasi dikelola minimum (lanjutan)

60
61

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

B49

B48

B47

B46

Batas Kawasan telah disahkan

Kegiatan penataan batas dalam proses

Sudah ada inisiasi penataan batas

Bagaimana status penataan batas?

Apakah SOP penelitian dan pendidikan


sudah ada?
Apakah SOP pelaksanaan kegiatan
pariwisata alam perairan sudah ada?
Apakah SOP pelaksanaan kegiatan
budidaya sudah ada?
Apakah SOP pelaksanaan kegiatan
perikanan tangkap sudah ada?
Apakah sosialisasi penetapan kawasan
konservasi sudah dilakukan?

B44
B45

PERTANYAAN

NOMOR

62

JAWABAN
Ya
Tidak

13: Pelembagaan

KRITERIA

Sudah
dilaksanakan,
berkesinambungan

Sudah dilaksanakan,
insidental

tetapi

secara

secara

63

Apakah kemitraan dengan pemangku kepentingan sudah diimplementasikan?

B51

Belum dilaksanakan

Apakah kemitraan dengan pemangku


kepentingan sudah disepakati?

B50

Laporan kegiatan.

Laporan kegiatan.

Laporan kegiatan
koordinasi, atau Nota
Kesepahaman, Program
bersama dan
sebagainya.

PERTANYAAN

ALAT VERIFIKASI

SK Panitia tata batas


sesuai dengan pasal 24
PerMen KP 02/2009.
Laporan kegiatan
(pengukuran, pemetaan
dan sosialisasi).
Berita acara tata batas
yang ditetapkan SK
Menteri KP.

62

Cukup jelas. Kemitraan


hanya dilakukan dalam
kurun waktu tertentu
atau sesaat.
Cukup jelas. Kemitraan
dilaksanakan sesuai
dengan yang
direncanakan

63

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari
pertanyaan yang
tersedia.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Dokumen SOP perikanan


tangkap.
Dokumen laporan yang
dilengkapi Daftar hadir
sosialisasi dan foto
kegiatan.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Dokumen SOP budidaya.

Dokumen SOP penelitian


dan pendidikan.
Dokumen SOP pariwisata
alam.

ALAT VERIFIKASI

NOMOR

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

12:Penataan batas
kawasan

11:
Penetapan
kawasan
konservasi

9: Standar
Operasional
Prosedur
(SOP)
pengelolaan

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

62
63

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

13: Pelembagaan

KRITERIA

Bagaimana status penegakan aturan


(pengendalian dan pengawasan) dalam
kawasan oleh unit pengelola?

B53

B54

Apakah
penguatan
kelembagaan
masyarakat sudah dilaksanakan?

B52

Pengawasan sudah dilakukan secara


teratur

Sudah ada inisiasi dan dalam proses


pembentukan (organisasi & sistem)

Belum dilaksanakan

Penegakan aturan terkait pengelolaan


kawasan sudah dilaksanakan secara
teratur
Bagaimana status pengawasan berbasis
masyarakat di kawasan konservasi?

Belum dilaksanakan

PERTANYAAN

NOMOR

64

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

13: Pelembagaan

KRITERIA

65

Dokumen/laporan
kegiatan.
Dokumen
RTRW/RZWP3K.
Sedang dalam proses penetapan
menjadi Peraturan Daerah
Kawasan konservasi sudah tercantum
dalam dokumen RTRW/RZWP3K

Dokumen
RPJMN/Renstra
Pemerintah;
RPJMD/Renstra
Pemerintah Daerah.

ALAT VERIFIKASI

Dokumen/laporan
kegiatan.

JAWABAN
Ya
Tidak

Dokumen (laporan
kegiatan dan
pembentukan
pokmaswas).
Dokumen (laporan
kegiatan pengawasan).

Laporan sosialisasi aturan,


papan informasi, laporan
kegiatan pengawasan.

Laporan kegiatan
bimbingan teknis,
pembinaan, pelatihan,
penyuluhan.

ALAT VERIFIKASI

Dalam proses penyesuaian dengan


nomenklatur aturan yang berlaku

Belum tercantum

Apakah kawasan konservasi tercantum


dalam dokumen Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
Nasional
(RPJMN)/Rencana strategis Pemerintah
dan/atau Rencana Pembangunan Jangka
Menengah
Daerah (RPJMD)/Rencana
strategis Pemerintah Daerah?
Apakah kawasan konservasi tercantum
dalam dokumen Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW)/Rencana Zonasi Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K)?

B55

B56

PERTANYAAN

NOMOR

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

64
65

64

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

65

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari pertanyaan
yang tersedia.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari pertanyaan
yang tersedia.
Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas. Pengguna


pedoman harus memilih
salah satu dari pertanyaan
yang tersedia.
Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

PERTANYAAN
Bagaimana kondisi habitat sumberdaya ikan dalam
kawasan?

Apakah terjadi perbaikan kondisi habitat di zona


inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, pemanfaatan terbatas dan/atau
zona lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh
peningkatan tutupan ekosistem terumbu karang
dan/atau padang lamun dan/atau hutan bakau?
Apakah terjadi perbaikan kondisi habitat di zona
inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, pemanfaatan terbatas dan/atau
zona lainnya, seperti yang ditunjukkan oleh
peningkatan luasan ekosistem terumbu karang
dan/atau padang lamun dan/atau hutan bakau?
Apakah kualitas fisika-kimia-geologi perairan di
zona inti, zona perikanan berkelanjutan, zona
pemanfaatan, pemanfaatan terbatas, dan/atau
zona lainnya, terjaga/terpelihara?

NOMOR
B57

B57A

B57B

B57C

66

JAWABAN
Ya
Tidak

14:
Pengelola
an
Sumberdaya
Kawasan

KRITERIA

Bagaimana kondisi populasi ikan atau species target


non-ikan di dalam kawasan?

Apakah kondisi populasi ikan terpelihara atau meningkat


di zona inti, zona perikanan berkelanjutan dan zona
pemanfaatan?
Apakah kondisi kualitas (ukuran panjang/berat) ikan
dominan yang ada di dalam zona inti, zona perikanan
berkelanjutan, zona pemanfaatan dan/atau zona
pemanfaatan terbatas, terpelihara atau meningkat?
Apakah jumlah tangkapan nelayan di zona perikanan
berkelanjutan/zona pemanfaatan terbatas (perikanan
tangkap) tetap atau meningkat?

Apakah jumlah produksi nelayan di zona perikanan


berkelanjutan/zona pemanfaatan terbatas (budidaya)
tetap atau meningkat?
Apakah jumlah dan keanekaragaman jenis/species
target non-ikan di zona inti, zona perikanan
berkelanjutan,
zona pemanfaatan dan/atau zona
pemanfaatan terbatas, terpelihara atau meningkat?
Apakah populasi species endemik kawasan tetap atau
meningkat?

B58

B58A

B58B

B58D
B58E
B58F

B58C

PERTANYAAN

NOMOR

67

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

14:
Pengelola
an
Sumberdaya
Kawasan

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

66
67

Laporan pemantauan populasi


species endemik.

Laporan pemantauan jumlah


dan keanekaragaman
jenis/species target non-ikan.

Laporan pemantauan jumlah


tangkapan ikan oleh nelayan
(biomassa total per jumlah
nelayan per satuan/periode
waktu tertentu).
Laporan pemantauan produksi
hasil budidaya (biomassa total
per jumlah nelayan per satuan/
periode waktu tertentu).

Laporan pemantauan kualitas


(ukuran panjang/berat) ikan di
zona-zona dimaksud.

Laporan pemantauan populasi


ikan sesuai target konservasi
(termasuk biomassa, jumlah
jenis ikan, kelimpahan,
keragaman).

ALAT VERIFIKASI

Kondisi t0 (garis dasar) di


masing-masing zona
dibandingkan dengan hasil
pemantauan habitat
sumberdaya ikan di zona-zona
tersebut (harus menunjukkan
data deret waktu).
Kondisi t0 (garis dasar) di
masing-masing zona
dibandingkan dengan hasil
pemantauan habitat
sumberdaya ikan di zona-zona
tersebut (harus menunjukkan
data deret waktu).
Kondisi t0 (garis dasar) di
masing-masing zona
dibandingkan dengan hasil
pemantauan kualitas fisikakimia-geologi perairan di zonazona tersebut (harus
menunjukkan data deret waktu).

ALAT VERIFIKASI

66

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

67

Cukup jelas. Pengguna pedoman


seyogianya memilih salah satu di
antara pertanyaan B58A sampai
B58F yang paling relevan
dengan situasi dan tipe
kawasan.
Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas. Pengguna pedoman


seyogianya memilih salah satu di
antara pertanyaan B57A atau
B57B dan/atau B57C, sesuai
dengan metode pengumpulan
data yang digunakan.

PENJELASAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

14:
Pengelola
an
Sumberdaya
Kawasan

KRITERIA

PERTANYAAN
Apakah penelitian dan pengembangan
terkait kawasan telah dilakukan untuk
menunjang kegiatan pengelolaan?
Apakah
pemanfaatan
sumberdaya
kawasan telah diselenggarakan dan tidak
berdampak negatif terhadap habitat/
populasi dalam kawasan?

NOMOR
B59

B60

68

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

15:
Pengelola
an Sosial,
Ekonomi
dan
Budaya

KRITERIA

Apakah tingkat dukungan masyarakat


terhadap
pengelolaan
kawasan
konservasi meningkat?

B62

Apakah partisipasi masyarakat dalam


pengelolaan
kawasan
konservasi
meningkat?

Apakah pengelolaan kawasan konservasi


mengakomodasi
keberadaan
adat,
budaya dan/atau kearifan lokal ?

B61

B63

PERTANYAAN

NOMOR

69

JAWABAN
Ya
Tidak

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

68
69

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.
Laporan hasil pemantauan
persepsi masyarakat (yang
mengindikasikan adanya
peningkatan tingkat
kesadaran masyarakat dan
juga tindakan yang
mendukung pengelolaan
kawasan konservasi).
Laporan kegiatan
pengelolaan kawasan
konservasi (yang
mengindikasikan
keterwakilan dan
keterlibatan masyarakat
dalam setiap proses
pengelolaan, atau
keterlibatan masayarakat
dalam implementasi
program yang berkaitan
dengan masyarakat).

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN
Laporan interview
terhadap masyarakat
adat.

ALAT VERIFIKASI

Analisis laporan
Cukup jelas.
pemanfaatan dan
laporan pemantauan
kondisi habitat/populasi.

Laporan penelitian &


pengembangan yang
dipublikasikan.

ALAT VERIFIKASI

69

68

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Apakah kawasan konservasi digunakan sebagai


tempat penelitian dan pendidikan oleh pemangku
kepentingan?
Apakah kegiatan pariwisata dalam kawasan
konservasi memberikan manfaat sosial-ekonomi
bagi
pemangku-kepentingan,
terutama
masyarakat, setempat?
Apakah kegiatan budidaya dalam kawasan
konservasi memberikan manfaat sosial-ekonomi
bagi
pemangku-kepentingan,
terutama
masyarakat, setempat?
Apakah kegiatan perikanan tangkap dalam
kawasan konservasi memberikan manfaat sosialekonomi
kepada
pemangku-kepentingan,
terutama masyarakat, setempat?

B65

B68

B67

Jumlah jawaban Ya
Persentase

Apakah tingkat pelanggaran dalam kawasan


konservasi menurun?

B64

B66

PERTANYAAN

NOMOR

70

JAWABAN
Ya
Tidak

Apakah penatakelolaan berdampak positif


terhadap kinerja pengelolaan?

E70

16:
Peningkatan
kesejahteraan
masyarakat

E73

E72

Apakah kegiatan ekonomi dari sektor


utama
kawasan
konservasi
(perikanan/pariwisata) meningkat?
Apakah
peningkatan
pendapatan
masyarakat
berdampak
terhadap
kesadaran masyarakat dalam mendukung
pelestarian sumberdaya kawasan?

Apakah ada peningkatan pendapatan


(daya beli) sebagai dampak pengelolaan?

Apakah kemitraan dengan pemangku


kepentingan telah berjalan dengan baik
dan berdampak positif?

E69

E71

PERTANYAAN

NOMOR

KRITERIA
13:
Pelembagaan

Tingkat
5: Kawasan Konservasi Mandiri

Peringkat
Emas

71

JAWABAN
Ya
Tidak

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

15:
Pengelola
an Sosial,
Ekonomi
dan
Budaya

KRITERIA

Peringkat BIRU: tingkat 4 kawasan konservasi dikelola optimum (lanjutan)

70
71

Laporan survei/penilaian dari


tim independen.

Laporan kegiatan dan


pemantauan, dan hasil kajian
tim independen yang
menunjukkan dampak positif
dari kemitraan.
Laporan kajian tim
independen yang
menunjukkan dampak positif
pengelolaan terhadap
sumberdaya kawasan dan
sosial ekonomi (termasuk
lembaga pengelola).
Laporan survei/penilaian dari
tim independen; data Badan
Pusat Statistik (BPS).
Laporan survei/penilaian dari
tim independen; data BPS.

ALAT VERIFIKASI

Laporan kajian dampak


kegiatan perikanan tangkap
dalam kawasan konservasi.

Laporan kajian dampak


kegiatan budidaya dalam
kawasan konservasi.

Laporan patroli berisi data


tentang kegiatan ilegal dan
tidak ramah lingkungan serta
jumlah habitat yang rusak
dalam kawasan konservasi
(laporan deret waktu),
laporan pokmaswas.
Laporan kegiatan penelitian
dan pendidikan dalam
kawasan konservasi.
Laporan kajian dampak
kegiatan pariwisata dalam
kawasan konservasi.

ALAT VERIFIKASI

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

Cukup jelas.

PENJELASAN

71

70

Hockings, M., Stolton, S. & Dudley, N. (2000). Evaluating Effectiveness: A Framework for
Assessing the Management of Protected Areas. Gland, Switzerland & Cambridge, UK:
IUCN (The World Conservation Union), x + 121 hal.

72

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Hockings, M., Stolton, S., Leverington, F., Dudley, N. & Courrau, J. (2006). Evaluating
Effectiveness: A Framework for Assessing Management Effectiveness of Protected
Areas, second edition. Gland, Switzerland & Cambridge, UK: IUCN (The World
Conservation Union), xiv +105 hal.

Jumlah jawaban Ya
Persentase

Apakah kegiatan yang dilakukan telah


menjadi bagian sistem pendanaan
berkelanjutan yang melibatkan pemangku
kepentingan?
E74
17:
Pendanaan berkelanjutan

73

72
Cukup jelas.

Convention of Biological Diversity Conference of the Parties 10 Decision X/31 on Protected


Areas (Nagoya, 1829 October 2010), Point B. Issues that need greater attention, Article
3 (Management Effectiveness) and Article 5 (marine protected areas, MPAs [Keputusan
Nomor X/31 Konferensi Para Pihak 10 Konvensi Keanekaragaman Hayati tentang
Kawasan Lindung (Nagoya, 1829 Oktober 2010), Titik B. isu-isu yang memerlukan
perhatian lebih besar, Pasal 3 (Efektivitas Pengelolaan) dan Pasal 5 (kawasan lindung
laut)]; dapat diunduh melalui laman http://www.cbd.int/decision/cop/?id=12297.

Laporan kegiatan dan


keuangan.

PENJELASAN
ALAT VERIFIKASI

Carter, E., Soemodinoto, A. & White, A. (2011). Panduan Untuk Meningkatkan Efektivitas
Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut di Indonesia. Bali: Program Kelautan The
Nature Conservancy Indonesia, xi + 54 halaman.

JAWABAN
Ya
Tidak
PERTANYAAN
NOMOR
KRITERIA

Peringkat EMAS: tingkat 5 kawasan konservasi mandiri (lanjutan)

72

KEPUSTAKAAN

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

Kapos, V., Balmford, A., Aveling, R., Bubb, P., Carey, P., Entwistle, A., Hopkins, J., Mulliken, T.,
Safford, R., Statterfield, A., Walpole, M. & Manica, A. (2008). Calibrating conservation:
new tools for measuring success. Conservation Letters, 1: 155164.
Kapos, V., Balmford, A., Aveling, R., Bubb, P., Carey, P., Entwistle, A., Hopkins, J., Mulliken,
T., Safford, R., Stattersfield, A., Walpole, M. & Manica, A. (2009). Outcomes, not
implementation, predict conservation success. Oryx, 43(3): 336342.
Pomeroy, R.S., Parks, J.E. & Watson, L.M. (2004). How is Your MPA Doing? A Guidebook
of Natural and Social Indicators for Evaluating Marine Protected Area Management
Effectiveness. Gland, Switzerland & Cambridge, UK: IUCN (The World Conservation
Union), xvi + 216 hal.
Staub, F. & Hatziolos, M.E. (2004). Score Card to Assess Progress in Achieving Management
Effectiveness Goals for Marine Protected Areas. Washington, DC: The World Bank, 30
hal.
UNEP-WCMC (2008). National and Regional Networks of Marine Protected Areas: A Review of
Progress. Cambridge: UNEP-WCMC.
White, A., Porfirio, A. & Meneses, A. (2006). Creating and Managing Marine Protected Areas in
the Philippines. Cebu City, Philippines: Fisheries Improved Sustainable Harvest Project,
Coastal Conservation and Education Foundation, Inc., and University of the Philippines
Marine Science Institute, viii + 83 hal.

73

74
74

Jl. Medan Merdeka Timur No. 16, Gedung Mina Bahari III, Lt. 10, Jakarta Pusat 10110
Telp/Fax : (021) 3522045

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

2012

Pedoman Teknis Evaluasi Efektivitas Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (E-KKP3K)

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


DIREKTORAT JENDERAL KELAUTAN, PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL
DIREKTORAT KONSERVASI KAWASAN DAN JENIS IKAN

Anda mungkin juga menyukai