BALAI JASA KONSTRUKSI WIL.

6 – MAKASAR
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT

DISAMPAIKAN DALAM ACARA SOSIALISASI UNDANG-UNDANG NO. 2

TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DAN KEBIJAKAN PEMBINAAN
KONSTRUKSI DI PUSAT DAN DAERAH
MAKASAR , JULI 2018
STRUKTUR ORGANISASI
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
DIREKTORAT JENDERAL
BINA KONSTRUKSI

SEKRETARIAT
DIREKTORAT JENDERAL

BAGIAN BAGIAN KEPEGAWAIAN, BAGIAN KEUANGAN BAGIAN HUKUM , DATA DAN

PERENCANAAN & EVALUASI ORGANISASI & TATA LAKSANA DAN UMUM KOMUNIKASI PUBLIK

DIREKTORAT BINA DIREKTORAT BINA DIREKTORAT BINA

DIREKTORAT BINA KOMPETENSI DIREKTORAT KERJASAMA DAN
INVESTASI PENYELENGGARAAN KELEMBAGAAN DAN SUMBER
DAN PRODUKTIVITAS KONSTRUKSI PEMBERDAYAAN
INFRASTRUKTUR JASA KONSTRUKSI DAYA JASA KONSTRUKSI

SUBBAG
SUBBAG TU SUBBAG TU SUBBAG TU SUBBAG TU
TU
SUBDIT PENYIAPAN
SUBDIT SISTEM SUBDIT STANDAR DAN MATERI
KEBIJAKAN INVESTASI SUBDIT KELEMBAGAAN SUBDIT KERJA SAMA
PENYELENGGARAAN KOMPETENSI
INFRASTRUKTUR
SUBDIT SINKRONISASI
SUBDIT KONTRAK SUBDIT MATERIAL DAN SUBDIT PEMBERDAYAAN
DAN EVALUASI INVESTASI SUBDIT PENERAPAN KOMPETENSI
KONSTRUKSI PERALATAN KONSTRUKSI WILAYAH I
INFRASTRUKTUR
SUBDIT FASILITASI &
SUBDIT TEKNOLOGI SUBDIT PENGEMBANGAN PROFESI SUBDIT PEMBERDAYAAN
MITIGASI RISIKO SUBDIT KONSTRUKSI KONSTRUKSI & PRODUKSI JASA KONSTRUKSI WILAYAH II
INVESTASI BERKELANJUTAN DALAM NEGERI
INFRASTRUKTUR

SUBDIT PASAR SUBDIT MANAJEMEN SUBDIT USAHA JASA SUBDIT PEMBERDAYAAN

SUBDIT PRODUKTIVITAS
INFRASTRUKTUR MUTU KONSTRUKSI WILAYAH III

UPT/BALAI (BALAJ JAKONS 1-7, BALAI MATERIAL & PERALATAN, DAN

BALAI PENERAPAN TEKNOLOGI) KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL

2
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
PERUMAHAN RAKYAT

UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO.2 TAHUN 2017

(SUBSTANSI) (SUBSTANSI)
Wilayah Pengaturan dianggap seolah-olah hanya terbatas sektor ke–PU- Wilayah Pengaturan: Sektor Konstruksi, Anggaran Negara dan Swasta,serta Industri
1. 1.
an dan Anggaran Negara Konstruksi

2. Lingkup: Jasa (Pengguna dan Penyedia) 2. Lingkup: Jasa, usaha penyediaan bangunan dan rantai pasok

3. Pembinaan: sentralisasi 3. Pembinaan: desentralisasi

4. Pengaturan, Pemberdayaan dan Pengawasan 4. Perlindungan Hukum
5. Keterbukaan informasi memanfaatkan teknologi
6. Klasifikasi usaha mendukung daya saing
7. Kemudahan dalam berusaha
8. Pengembangan berkelanjutan (CPD, CBD)
9. Jaminan mutu produk konstruksi

10. Perbaikan/penetapan standar Remunerasi minimal Tenaga Kerja Ahli

11. Reformasi peran masyarakat

SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 3
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG JASA KONSTRUKSI
PERUMAHAN RAKYAT

UU NO. 18 TAHUN 1999 UU NO 2 TAHUN 2017

(SISTEMATIKA) (SISTEMATIKA)
TERDIRI ATAS 12 BAB DENGAN 46 PASAL TERDIRI ATAS 14 BAB DENGAN 106 PASAL
1. BAB I. KETENTUAN UMUM 1. BAB I. KETENTUAN UMUM
2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN 2. BAB II. ASAS DAN TUJUAN
3. BAB III. USAHA JASA KONSTRUKSI 3. BAB III. TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN
4. BAB IV. PENGIKATAN JASA KONSTRUKSI 4. BAB IV. USAHA JASA KONSTRUKSI
5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
5. BAB V. PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI
6. BAB VI. KEGAGALAN BANGUNAN
6. BAB VI. KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN DAN
7. BAB VII. PERAN MASYARAKAT KEBERLANJUTAN
8. BAB VIII. PEMBINAAN
7. BAB VII. TENAGA KERJA KONSTRUKSI
9. BAB IX. PENYELESAIAN SENGKETA
8. BAB VIII. PEMBINAAN
10. BAB X. SANKSI
9. BAB IX. SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI
11. BAB XI. KETENTUAN PERALIHAN
12. BAB XII. KETENTUAN PENUTUP 10. BAB X. PARTISIPASI MASYARAKAT
11. BAB XI. PENYELESAIAN SENGKETA
12. BAB XII. SANKSI ADMINISTRATIF
13. BAB XIII. KETENTUAN PERALIHAN
14. BAB XIV. KETENTUAN PENUTUP
SOSIALISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO. 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI 4 4
 LATAR BELAKANG
UU NO 2 Tahun 2017 JASA KONSTRUKSI

TUNTUTAN MUTU PERKEMBANGAN

PRODUK UU 2/2017 SISTEM
KONSTRUKSI DELIVERY
1. Lingkup : Jasa dan usaha penyediaan
bangunan, rantai pasok
2. Pembinaan : desentralisasi
3. Perlindungan Hukum
4. Keterbukaan informasi memanfaatkan teknologi
5. Klasifikasi usaha mendukung daya saing.
6. Kemudahan dalam berusaha
TERBITNYA UU 7. Pengembangan berkelanjutan (CPD, CBD)
KETENAGAKERJAAN, UU 8. Jaminan mutu produk konstruksi
ESDM, UU INSINYUR, 9. Peningkatan standar Remunerasi Tenaga Kerja
STANDAR INTERNASIONAL, 10. Reformasi peran masyarakat TUNTUTAN
UU ITE, UU KIP GOOD
GOVERNANCE

PERDAGANGAN
BEBAS, MEA, UU No. 18/ 1999
TRANS-PASIFIC • Konstrain : sektor PU
PARTNERSHIP
• Lingkup : Jasa (Pengguna dan Penyedia)
• Pembinaan : sentralisasi
5
 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA KONSTRUKSI

RAPAT PANITIA ANTARKEMENTERIAN (PAK)

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-

UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

Bintaro, 9 Juli 2018

 RENCANA AWAL PENYUSUNAN PERATURAN PELAKSANAAN
UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI

UU No. 2 tahun 2017

Pasal: 42 (6), 45, 51, 65

Pasal: 18, 25, 102 Pasal: 10, 82, 85 (4), 102
(5), 67 (2), 88 (7), 102

Pembinaan dan
Penyelenggaraan Jasa
Usaha Jasa Konstruksi Partisipasi Masyarakat
Konstruksi
Jasa Konstruksi
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NO. 9 TAHUN 2018 TENTANG PROGRAM
PENYUSUNAN PERATURAN PEMERINTAH TAHUN 2018

JUDUL DASAR PEMBENTUKAN POKOK MATERI

RPP tentang UU Nomor 2 Tahun 2Ol7 1. Usaha Jasa Konstruksi.

Peraturan tentang Jasa Konstruksi Pasal 2. Penyelenggaraan Jasa
Pelaksanaan atas 10, Pasal 18, Pasal 25, Pasal 42 Konstruksi.
UU Nomor 2 ayat (6), Pasal 45, Pasal 51, 3. Rantai Pasok Sumber
Tahun 2Ol7 Pasal 65 ayat (5), Pasal 67 ayat Daya Konstruksi.
tentang Jasa (2), Pasal 82, Pasal 85 ayat (4), 4. Pembinaan Jasa
Konstruksi Pasal 88 ayat (71, dan Pasal lO2 Konstruksi.
5. Partisipasi Masyarakat.
6. Sistem Informasi Jasa
Konstruksi.
7. Tata Cara Pengenaan
Sanksi
 TIME LINE PENYUSUNAN RPP JASA KONSTRUKSI

Agenda Konsultasi Konsultasi

FGD Konsinyasi Review PAK
Publik 1 Publik 2

Waktu 2018 18 Jan 9 April 19 April 22 Mei 9 Juli

Tempat Jakarta Banten Jakarta Banten Jakarta Banten

Internal Ditjen Internal Ditjen

Internal Ditjen Unit Unit
Bina Bina Berdasarkan
Bina Organisasi Organisasi
Konstruksi, TA, Konstruksi, Kepmen:
Konstruksi, TA, PUPR, PUPR, Asosiasi
Peserta Biro Hukum
Biro Hukum
LPJKN/LPJKP,
Biro Hukum
Profesi,
77/KPTS/M/
PUPR, & Ahli PUPR, 2018
PUPR PT/Pakar Asosiasi BUJK
Bahasa PT/Pakar
PESERTA PAK RPP JASA KONSTRUKSI
KEPMEN PUPR NO 77/2018

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Unsur Kementerian Sekretariat Negara
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Kementerian Perindustrian
Kementerian Ketenagakerjaan
Kementerian Luar Negeri
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Kementerian Hukum dan HAM
Kementerian Dalam Negeri
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)
Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP)
Kementerian Perhubungan
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
 STRUKTUR RPP JASA KONSTRUKSI
NO BAB URAIAN BAGIAN
1. BAB I KETENTUAN UMUM
2. BAB II LINGKUP
3. BAB III USAHA JASA KONSTRUKSI STRUKTUR, SEGMENTASI PASAR, PERSYARATAN, BADAN
USAHA ASING, PENGEMBANGAN USAHA BERKELANJUTAN
4. BAB IV TENAGA KERJA KUALIFIKASI DAN KLASIFIKASI, SKK, LSP, REGISTRASI SKK
KONSTRUKSI & PENGALAMAN KERJA, PELATIHAN TKK, PENGEMBANGAN
PROFESI, REMUNERASI TKK, TK KONSTRUKSI ASING,
TANGGUNG JAWAB PROFESIONAL
5. BAB V PENYELENGGARAAN JASA LINGKUP, KONSTRUKSI BERKELANJUTAN, SISTEM
KONSTRUKSI PENYELENGGARAAN, KEAMANAN, KESELAMATAN, KESEHATAN
DAN BERKELANJUTAN, PEMILIHAN PENYEDIA JASA,
KONTRAK, PENYELESAIAN SENGKETA
6. BAB VI KEGAGALAN BANGUNAN UMUM, PERTANGGUNGJAWABAN PENYEDIA JASA,
GANTI KERUGIAN
7. BAB VII PEMBINAAN JASA UMUM, PEMBINAAN OLEH PEMERINTAH PUSAT,
KONSTRUKSI GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT,
GUBERNUR, PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA,
PENGAWASAN, PENDANAAN DAN PELAPORAN
 STRUKTUR RPP JASA KONSTRUKSI

NO BAB URAIAN BAGIAN

8. BAB VIII PARTISIPASI MASYARAKAT UMUM, PARTISIPASI MASYARAKAT JASKON 7
MASYARAKAT UMUM
9. BAB IX SISTEM INFORMASI JASA KONSTRUKSI ARSITEKTUR DAN TATA KELOLA SISTEM INFORMASI
TERINTEGRASI JASA KONSTRUKSI, DATA DAN INFORMASI, PENDANAAN
10. BAB X TATA CARA PENGENAAN SANKSI PENGENAAN SANKSI ADMINISTRATIF TERHADAP
ADMINISTRATIF TENAGA KERJA KONSTRUKSI
11. BAB XI KETENTUAN PERALIHAN

12. BAB XII KETENTUAN PENUTUP

POKOK PENGATURAN RPP
 STRUKTUR USAHA JASA KONSTRUKSI

JENIS USAHA SIFAT KLASIFIKASI LAYANAN USAHA

1. Arsitektur; 1. Pengkajian;
2. Rekayasa 2. Perencanaan;
Umum 3. Rekayasa Terpadu; dan 3. Perancangan;
4. Arsitektur lanskap dan perencanaan 4. Pengawasan; dan/atau
Jasa Konsultansi wilayah. 5. Manajemen penyelenggaraan konstruksi.
Konstruksi
1. Konsultansi ilmiah dan teknis; dan 1. Survei;
2. Pengujian dan analisi teknis. 2. Pengujian Teknis; dan/atau
Spesialis 3. Analisis.

1. Bangunan gedung; dan 1. Pembangunan;

2. Bangunan sipil. 2. Pemeliharaan;
Umum 3. Pembongkaran; dan/atau
4. Pembangunan kembali.

Pekerjaan Konstruksi 1. Instalasi; 1. Pekerjaan bagian tertentu dari bangunan konstruksi

2. Konstruksi khusus; atau bentuk fisik lainnya.
3. Konstruksi prapabrikasi;
Spesialis
4. Penyelesaian bangunan; dan
5. Penyewaan peralatan.
6. Persiapan
Pekerjaan Konstruksi 1. Bangunan gedung; dan 1. Rancang bangun; dan
Terintegrasi 2. Bangunan sipil. 2. Perekayasaan, pengadaan, dan pelaksanaan.
14
KLASIFIKASI USAHA JASA KONSTRUKSI
JENIS SIFAT KLASIFIKASI/SUBKLASIFIKASI

Jasa Konsultansi Konstruksi Umum - Hanya mempunyai satu klasifikasi

- Dapat memiliki lebih dari satu subklasifikasi dari klasifikasi tersebut
Spesialis - Hanya mempunyai satu klasifikasi
- Dapat memiliki lebih dari satu subklasifikasi dari klasifikasi tersebut
Pekerjaan Konstruksi Umum - Hanya mempunyai satu klasifikasi
- Dapat memiliki lebih dari satu subklasifikasi dari klasifikasi tersebut
- Dapat memiliki lebih dari satu subklasifikasi spesialis yang terkait dengan klasifikasi tersebut
Spesialis - Hanya mempunyai satu klasifikasi
- Dapat memilikii lebih dari satu subklasifikasi dari klasifikasi tersebut
Pekerjaan Konstruksi Umum - Hanya mempunyai satu klasifikasi
Terintegrasi - Dapat memiliki lebih dari satu subklasifikasi dari klasifikasi tersebut
BENTUK DAN KUALIFIKASI PELAKU DAN SEGMENTASI PASAR
USAHA USAHA JASA KONSTRUKSI
Usaha Jasa KRITERIA DANA PENETAPAN
Konstruksi
• Pejabat Tinggi
Pratama dari
Badan • APBN
BENTUK Perorangan • Risiko, Kementerian/
Usaha • APBD Lembaga/
• Biaya
• Teknologi Pemerintah Daerah
pekerjaan
KUALIFIKASI Kecil Menengah Besar konstruksi Lembaga
• Swasta,
yang
• BUMN
dibentuk
Wajib Berbadan Hukum • BUMD
oleh Menteri.
SERTIFIKAT BADAN USAHA

Wajib memiliki Sertifikat Badan Usaha

1 (SBU) >> Syarat Tender dan Pelaksanaan
Layanan Jasa Konstruksi.
2 SBU diterbitkan melalui sertifikasi dan
BADAN USAHA JASA registrasi oleh Menteri.
KONSTRUKSI
3 SBU menunjukkan kompeten Badan Usaha
Jasa Konstruksi.

4 Mengajukan permohonan SBU kepada

Menteri melalui lembaga sertifikasi Badan
Usaha.
RANTAI PASOK SUMBER DAYA KONSTRUKSI

Kemitraan Mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan

a. sumber daya material/ bahan
rantai bangunan;
pasok b. sumber daya peralatan/alat berat
sumber konstruksi;
c. sumber daya teknologi konstruksi;
daya
dan
konstruksi d. tenaga kerja konstruksi Pekerjaan Konstruksi

didukung
Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi

Badan Usaha Jasa Konstruksi kualifikasi menengah dan besar dalam proses pelelangan pekerjaan
konstruksi harus menyertakan dokumen perjanjian rantai pasok usaha jasa konstruksi.
 LINGKUP PENYELENGGARAAN JASA KONSTRUKSI

”Setiap Bangunan harus dilaksanakan dengan memperhatikan seluruh

tahapan siklus aset terbangun (Project Cyle)
Pengkajian
Pembangunan
dan Perancangan Pembangunan Pengoperasian Pemeliharaan Pembongkaran
Kembali
Perencanaan

PENGAWASAN

”PENGAWASAN dilakukan untuk setiap

tahapan siklus aset terbangun”
KONSULTAN PERANCANG DAN PENGAWAS
KONSULTAN PERANCANG
OUTPUT KONSULTAN PERANCANGAN
KONSTRUKSI HARUS MELIPUTI:
a.penetapan standar perancangan;
b.penetapan metoda perancangan;
c.pelaksanaan perancangan dan
perhitungan;
d.penyajian hasil rancangan konstruksi;
e.metode pelaksanaan;
f. kebutuhan material, peralatan, dan
tenaga kerja konstruksi; serta
g.metoda pengoperasian
pemeliharaan bangunan
”MEMPERKUAT peran
KONSULTAN dalam
penyelenggaraan jasa konstruksi”
KONSULTAN PENGAWAS
Konsultan Pengawas dalam hal jasa konstruksi
Pembangunan, melaksanakan tugas sesuai dengan kontrak:
a. mengevaluasi dan menyetujui rencana kerja penyedia
jasa pelaksana konstruksi
b.memberikan ijin dimulainya setiap tahap kegiatan
dan
konstruksi.
c. memeriksa dan menyetujui kemajuan pelaksanaan
pekerjaan konstruksi sesuai dengan ketentuan dalam
kontrak.
 SENGKETA DAN KEGAGALAN BANGUNAN
Tahapan upaya penyelesaian sengketa konstruksi:
Pilihan lain tahapan upaya penyelesaian
Mediasi Konsiliasi Arbitrase sengketa konstruksi adalah dewan
sengketa.

Ganti Kerugian Kegagalan Bangunan:

1. Dalam hal Penilai Ahli menetapkan bahwa Kegagalan Bangunan disebabkan oleh kesalahan perancang
dan/atau pengawas, maka perancang dan/atau pengawas wajib mengganti kerugian akibat kesalahannya.
2. Dalam hal Penilai Ahli menetapkan bahwa Kegagalan Bangunan disebabkan oleh kesalahan pelaksana
konstruksi, maka pelaksana konstruksi wajib mengganti kerugian akibat kesalahannya.
3. Dalam hal Penilai Ahli menetapkan bahwa Kegagalan Bangunan disebabkan oleh kesalahan Pengguna
Jasa maka Pengguna Jasa wajib memikul kerugian tersebut.
4. Dalam hal terjadi Kegagalan Bangunan yang penyebabnya ditetapkan oleh Penilai Ahli sebagai akibat
kesalahan lebih dari satu pihak, maka pihak-pihak yang ditetapkan bersalah wajib mengganti kerugian
setara dengan tingkat kesalahan masing-masing pihak.
5. Penetapan besaran ganti rugi berdasarkan tingkat kesalahan yang ditetapkan oleh Penilai Ahli dilakukan
oleh instansi audit yang berwenang.
TENAGA KERJA KONSTRUKSI

STANDAR REMUNERASI MINIMUM TENAGA TENAGA KERJA

KERJA KONSTRUKSI ASING
KONSTRUKSI

KUALIFIKASI:
1. OPERATOR;
2. TEKNISI/ANALIS; DAN SERTIFIKASI
PELATIHAN KOMPETENSI KERJA
3. AHLI.

KLASIFIKASI:
1. ARSITEKTUR;
2. SIPIL;
3. MEKANIKAL;
4. ELEKTRIKAL;
5. TATA LINGKUNGAN; LEMBAGA
DAN
6. MANAJEMEN
SERTIFIKASI
PELAKSANAAN PROFESI
PEMBINAAN JASA KONSTRUKSI

• Pemerintah Pusat
• Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat
PELAKU PEMBINAAN • Pemerintah Provinsi
• Pemerintah Kabupaten/Kota

Pembinaan :
Pengawasan:
• Kebijakan
• Tertib Penyelenggaraan
PEMBINAAN & • Penyelenggaraan kebijakan (Fasilitasi,
• Tertib Usaha
PENGAWASAN Konsultasi, pendidikan dan Pelatihan, dan
• Tertib Pemanfaatan
penelitian dan pengembangan)
• Tertib Kinerja
• Pemantauan dan Evaluasi

• Pelaku Jasa Konstruksi (penyedia, pengguna,

pelaku rantai pasok, tenaga kerja) • Peningkatan Kinerja Elemen dan
SASARAN PEMBINAAN
• Instansi Pemerintah Proses Penyelenggaraan Jasa
DAN PENGAWASAN • Kelembagaan Masyarakat Jasa Konstruksi Konstruksi (penjelasan pasal 76 UUJK)
• Pemanfaat Produk
PARTISIPASI MASYARAKAT
PENGAWASAN
PENYELENGGARAAN
a. mengakses informasi dan keterangan terkait dengan kegiatan konstruksi
JASA KONSTRUKSI
yang berdampak pada kepentingan masyarakat;
b. melakukan pengaduan, gugatan, dan upaya mendapatkan ganti kerugian
atau kompensasi terhadap dampak yang ditimbulkan akibat kegiatan Jasa
PARTISIPASI
Konstruksi; dan
MASYARAKAT
c. membentuk asosiasi profesi dan asosiasi badan usaha di bidang Jasa
UMUM
Konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

PEMBERIAN MASUKAN
KEBIJAKAN
1. PENGADUAN
2. GUGATAN

PARTISIPASI
MASYARAKAT
JASA
Menyelenggarakan sebagaian
KONSTRUKSI membentuk kewenangan Pemerintah Pusat
SATU LEMBAGA
MENTERI
Sistem Informasi Jasa Konstruksi

Pengguna, Penyedia, dan

Institusi terkait HARUS
memberikan
DATA dan INFORMASI Tanggung jawab dan kewenangan
Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah

SISTEM INFORMASI Pembinaan Pemerintah Pusat dan

TERINTEGRASI: Pemerintah Daerah

Tugas dan layanan yang dilakukan

DIKELOLA PEMERINTAH oleh masyarakat
PUSAT