Anda di halaman 1dari 56

PEMROGRAMAN PRESERVASI JALAN

Kementerian Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat
Direktorat Jenderal Bina Marga
Direktorat Preservasi Jalan
ARAH KEBIJAKAN 2015 - 2019

1. Mempercepat pembangunan Sistem Transportasi Multimoda


2. Mempercepat pembangunan transportasi yang mendukung Sistem Logistik Nasional
3. Melakukan upaya keseimbangan antara transportasi yang berorientasi nasional dengan transportasi yang
berorientasi lokal dan kewilayahan
4. Membangun kaitan sistem dan jaringan transportasi dengan investasi untuk mendukung Koridor Ekonomi,
Kawasan Industri Khusus, Sistem Logistik Nasional, Komplek Industri, dan pusat-pusat pertumbuhan lainnya di
wilayah non-koridor ekonomi

• 98 % mantap (47.017 km) • 2.650 km pembangunan jalan


• 3.057 km peningkatan kapasitas (pelebaran) • Jalan Bebas Hambatan 1.000 km
• 15 km FO/UP (Perlintasan KA dan Metropolitan) • Dukungan jalan sub nasional 500 km

RPJMN 2015-2019
• Kemantapan jalan nasional 98 % Nawacita
• Kemantapan jalan daerah70%
• Waktu tempuh koridor utama 2,2 RENSTRA Presiden RI
jam / 100 km DJBM
2015-2019

ARAH KEBIJAKAN 2010 - 2014

• 94 % mantap (38.570 km) RENSTRA • 1.276 km pembangunan jalan


• 19.551 km peningkatan kapasitas DJBM • Jalan Bebas Hambatan konstruksi
( Pelebaran11.105 Km, Rekonstruksi 8.446 Km) 2010-2014 pemerintah 47.7 km (beroperasi 840
• 22 km FO/UP km)
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 13.1/PRT/M/2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015-2019

Matriks Kinerja Program Penyelenggaran Jalan


Preservasi Jalan

Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 Total


Tingkat Kemantapan
% 86 91 94 97 98
Jalan
Panjang Jalan yang
KM 35.744 46.804 46.746 46.708 46.753 47.017
Terpelihara
Target Renstra
Uraian Satuan 2015 2016
2015-2019

Renstra RKAKL Renstra RKAKL

Panjang Jalan yang


KM 47.017 35.744 34.931 46.804 44.570
Terpelihara

Pemeliharaan Rutin KM 31.955 9684

Pemeliharaan Rutin Kondisi KM 8424

Pemeliharaan Preventif KM 24.754

Pemeliharaan Berkala KM 965

Rehabilitasi Minor KM 211

Rehabilitasi Mayor KM 482

Rekonstruksi/ Peningkatan
KM 2.011 1.015
Struktur
Panjang Jalan Total : 38,570 Km (SK.2009)
Panjang Jalan Total : 47,017 Km (SK.2015)
dengan kemantapan 89,52%
UNPAVED,
2,387 Km, 6%
UNPAVED,
2,006 Km, 21%

JALAN
PAVED, 7,456
NASIONAL BARU
Km, 79%
9.328 Km, 20%, PAVED, 35,168
kemantapan Km, 94%
74,6%
JALAN NASIONAL
LAMA, 37.689 Km,
80%, kemantapan
92,8%

Sumber : Subdit ADPS, Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan, 2015 (diolah)


Catatan : terdapat panjang jalan pada SK 2009 yang berkurang pada SK 2015 sekitar 1000 Km
5
100

90
PERSENTASE KEMANTAPAN JALAN NASIONAL

80

70

60

50

40

30

20

10

0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
baik 49.21 30.89 30.8 49.66 48.21 49.57 56.24 57.97 63.64 65 58.52
sedang 31.39 49.91 51.42 33.56 37.81 37.47 31.48 32.85 29.31 29.5 31
rusak ringan 8.33 11.13 13.1 13.34 11.59 3.54 7.44 6.15 3.93 3 6.33
rusak berat 11.07 8.07 4.68 3.44 2.39 9.42 4.84 3.03 3.12 2.5 4.15
100.00%

90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%

Jalan Berpenutup Jalan Tanpa Penutup


100.00%

IRI < 4 IRI 4 - 8 IRI 8 - 12 IRI > 12


90.00%

80.00%

70.00%

60.00%

50.00%

40.00%

30.00%

20.00%

10.00%

0.00%
JALAN ± 90 %
RAYA
ETALASE DITANGANI
PU PERA PRESERVASI

9
KERANGKA PEMELIHARAAN JALAN DENGAN PENDEKATAN PRESERVASI

Source : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007
Definisi Terminologi Pemeliharaan Jalan :
• Pavement Preservation is "a program employing a network level, long-term strategy that enhances pavement
performance by using an integrated, cost-effective set of practices that extend pavement life, improve safety and
meet motorist expectations." Source: FHWA Pavement Preservation Expert Task Group
• Preventive Maintenance is "a planned strategy of cost-effective treatments to an existing roadway system and its
appurtenances that preserves the system, retards future deterioration, and maintains or improves the functional
condition of the system (without significantly increasing the structural capacity)." Source: AASHTO Standing
Committee on Highways, 1997
• Pavement Rehabilitation consists of "structural enhancements that extend the service life of an existing pavement
and/or improve its load carrying capacity. Rehabilitation techniques include restoration treatments and structural
overlays." Source: AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance
– Minor rehabilitation consists of non-structural enhancements made to the existing pavement sections to
eliminate age-related, top-down surface cracking that develop in flexible pavements due to environmental
exposure. Because of the non-structural nature of minor rehabilitation techniques, these types of
rehabilitation techniques are placed in the category of pavement preservation.
– Major rehabilitation "consists of structural enhancements that both extend the service life of an existing
pavement and/or improve its load-carrying capability." Source: AASHTO Highway Subcommittee on
Maintenance Definition
• Routine Maintenance "consists of work that is planned and performed on a routine basis to maintain and preserve
the condition of the highway system or to respond to specific conditions and events that restore the highway
system to an adequate level of service." Source: AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance
ATURAN NORMATIF PEMELIHARAAN JALAN

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum


No : 13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Pemeliharaan
dan Penilikan Jalan
Kegiatan Pemeliharaan Jalan meliputi kegiatan :
• Pemeliharaan Rutin
• Pemeliharaan Berkala
• Rehabilitasi Jalan
• Rekonstruksi Jalan

12
PERMEN PU No.13/PRT/M/2011
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
PERMEN PU No.13/PRT/M/2011
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
ASSET MANAGEMENT
Transporatation asset management (TAM) is a strategic and systematic process of
operating, maintaining, upgrading, and expanding physical assets effectively
throughout their lifecycle. It focuses on business and engineering practices for resource
allocation and utilization, with the objective of better decision- making based upon
quality information and well defined objectives.

Asset Management Activity Cycle (AASHTO 2011) :

Planning activities Program Delivery,


including budgeting including design,
and long range construction,
strategic planning maintenance

Monitoring including
pavement condition survey,
roadside feature surveys,
bridge inspections, and crash
data
Sumber : AASHTO, 2011
DECISSION PROCESS
Policies Strategic Goals
Strategic Level
Resource Allocation

Measures Life Cycle Management


Operations & Preservation/ Expansion/
Maintenance Renewal Enhancement
Network (Tactical) Level
Performance

Asset Analysis
Bridges Pavements Roadway Hardware Fleet Other

Project (Operational)
Level Program Delivery

Decision Types of Activities Range of Assets Level of Breadth of


Level Considered Detail Decision
Strategic Performance target, funding allocation, pavement preservation strategy All assets Low Broad

Network Project and treatment reccomendations for multi-year plan, funding a range of assets in Moderate Moderate
needed to achieve perfoarmance targets a geographic area
Project Maintenance activities for current funding year, pavement Spesific assets in a High Focused
rehabilitation design, material type selection, life cycle costing spesific area
KOMPONEN PEMROGRAMAN JALAN

Strategic Level
• Basis Data
• Pengumpulan Data
Measures

• Prediksi penurunan kondisi


perkerasan
Network (Tactical) Level • Identifikasi kebutuhan penanganan
(kriteria penentuan kebutuhan
Performance

penanganan)
• Analisis life cycle cost
Project (Operational) • Pemilihan jenis penanganan
Level
BASIS DATA UMUM
Secara umum, kebutuhan data dapat dibedakan dalam beberapa kelompok :
• Lokasi : lokasi aktual objek menggunakan sistem referensi linear atau
koordinat geografis.
• Atribut fisik : deskripsi dari objek termasuk didalamnya tipe, dimensi,
panjang, umur,jenis, dan material perkerasan dll.
• Kondisi : penilaian kondisi dapat bersifat kualitatif dan umum (baik,
sedang, buruk, dll), atau detail dan kuantitatif sesuai dengan praktik
umum dan standar (misal IRI, PCI, dll).
• Lalu lintas : merupakan data untuk menilai utilisasi jalan.

Saat ini tengah dikembangkan suatu sistem upload data (Sistem Pengelolaan
Database Jalan Nasional) oleh Subdit Analisa Data dan Pengembangan
Sistem, Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan.
DATA KONDISI JALAN
Data yang umumnya berpengaruh pada pemrograman penanganan jalan
saat ini adalah Kondisi Jalan yang terbagi atas :
1. Data kondisi permukaan jalan, ditunjukkan oleh IRI
2. Data kondisi kerusakan jalan, ditunjukkan oleh SDI
3. Data kondisi struktural jalan, ditunjukkan oleh lendutan

IRI
IRI (International Roughness Index) adalah
indeks ketidakrataan jalan menggunakan
property matematis dari profil dua dimensi
jalan (potongan longitudinal jalan
menunjukkan elevasi yang bervariasi
terhadap jarak longitudinal selama jalan
tersebut dilintasi). Pengukuran dapat
dilakukan dengan metode dari cara statis,
survey respon kendaraan, sampai pada
sistem profiling kecepatan tinggi. Satuan
dari IRI adalah mm/m atau m/km.
SDI
SDI (surface distress index) adalah indeks yang digunakanuntuk mengkuantifikasi
kerusakan jalan (lubang, retak, dll) yang diperoleh dari hasil survey visual (Road
Condition Survey) dan sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian dari
surveyor.

Lendutan
Lendutan/defleksi pada perkerasan jalan adalah penurunan dari permukaan
perkerasan jalan saat menerima beban, dan besaran dari lendutan yang terjadi
berhubungan dengan kekuatan dari perkerasan. Variabel yang mempengaruhi
besaran lendutan ini antara lain lalu lintas, temperatur dan kelembaban strktur,
dan daya dukung struktur itu sendiri. Satuan dari lendutan adalah mm.
SURVEY KONDISI JALAN
Condition survey based on road surface Condition survey based on road deterioration
roughness (SDI)
(IRI)

Visual With tools Visual using RCS/SKJ form

 crack width
Menggunakan Tabel
 crack area
Naasra (BI)  (IRI)
RCI  nuber of pothole
Roughometer (IRI)
(Formulir RCI)  depression
HawkEye (IRI, SDI, RUTTING)

IRI SDI
Tools: value value

Dipstick W. Profiler Roughometer Nassra

23
IRI BI
ROAD CONDITION SURVEY

• SUSUNAN
PERMUKAAN • KONDISI
PERKERASAN • PENURUNAN
• TAMBALAN

• JENIS
RETAK - RETAK • LEBAR
• LUAS

• JUMLAH LUBANG
SDI
• UKURAN LUBANG
KERUSAKAN LAIN
• BEKAS RODA
• KERUSAKAN TEPI

• KONDISI BAHU
• PERMUKAAN BAHU
BAHU, SALURAN
• KONDISI SALURAN SAMPING
SAMPING, DLL • KERUSAKAN LERENG
• TROTOAR
PERHITUNGAN SDI

PENILAIAN
TOTAL
1. NONE
RCS AREA
2. < 10 % …………………………… SDI = 5
OF CRACKS
( LUAS ) 3. 10 - 30 % ………………………… SDI = 20
4. > 30 % ……………………………. SDI = 40

AVERAGE PENILAIAN
CRACK 1. NONE
WIDTS 2. FINE < 1 MM
( LEBAR ) 3. MED 1 - 5 MM
4. WIDE > 5 MM …………………… SDI = SDI * 2
SDI
SURFACE PENILAIAN
TOTAL
DISTRESS 1. NONE
NUMBER
INDEK 2. < 10 / KM …………………… SDI = SDI + 15
OF POTHOLES
( JUMLAH ) 3. 10 - 50 / KM ……………… SDI = SDI + 75
4. > 50 / KM …………………… SDI = SDI + 225

AVERAGE 1. NONE
DEPTH OF 2. < 1 CM ……. X = 0.5 …….. SDI = SDI + 5 * X
WHEEL 3. 1 - 3 CM ……X = 2 ………. SDI = SDI + 5 * X
RUTTING 4. > 3 CM ……. X = 5 ………. SDI = SDI + 20
( BEKAS )
CONTOH PERHITUNGAN SDI

2. AVERAGE CRACK 3. TOTAL NUMBER


1. TOTAL AREA OF WIDTS OF POTHOLES
CRACKS (LUAS) ( LEBAR ) ( JUMLAH )

PENILAIAN PENILAIAN PENILAIAN


1. NONE 1. NONE 1. NONE
2. < 10 % …. SDI = 5 2. FINE < 1 MM 2. < 10 / KM ……… SDI = SDI + 15
3. 10 - 30 % .. SDI = 20 3. MED 1 - 5 MM 3. 10 - 50 / KM …… SDI = SDI + 75
4. > 30 % ….. SDI = 40 4. WIDE > 5 MM ... SDI = SDI * 2 4. > 50 / KM ……… SDI = SDI + 225

SDI = 20 SDI = SDI * 2 SDI = SDI +15


SDI = 20 * 2 = 40 SDI = 40 + 15 = 55
PENILAIAN
1. NONE 4. AVERAGE DEPTH
2. < 1 CM … X = 0.5 … SDI = SDI + 5 * X OF WHEEL
3. 1 - 3 CM .. X = 2 .…SDI = SDI + 5 * X
RUTTING
4. > 3 CM … X = 5 ……SDI = SDI + 20
( BEKAS )
SDI
SDI
SDI===65
65
SDI = SDI + 5 * X
SDI = 55 + 5 * 2 = 65 SDI =65
SDI = 65
65
Latest tools:

Wheel Ruts Edge deformation

Pothole Deformation

High Speed Survey

IRI, Crack, Pothole, Rutting, Geometry, dll

Cracking Patching

27
PENILAIAN KONDISI JALAN
Network Level
SDI
IRI
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 BAIK SEDANG SEDANG RUSAK

4–8 SEDANG SEDANG RUSAK RUSAK

8 – 12 RUSAK RUSAK RUSAK BERAT RUSAK BERAT

> 12 RUSAK BERAT RUSAK BERAT RUSAK BERAT RUSAK BERAT

Kondisi jalan mantap

28
PENILAIAN KONDISI STRUKTURAL JALAN
Tanah Dasar Baik

Dari lengkung lendutan yang terjadi


akibat beban dapat dilihat kondisi umum
struktural perkerasan :

1. Dua lengkung dengan d1, d2,d3


sama dan d4,d5, d6 berbeda
menunjukkan bahwa lengkung
posisi atas memiliki tanah dasar
yang lebih baik.
2. Dua lengkung dengan d1, d2,d3
Tanah Dasar Jelek berbeda dan d4,d5, d6 sama
menunjukkan bahwa lengkung
posisi atas memiliki kondisi
Permukaan Baik permukaan yang lebih baik.

Permukaan Jelek
PENGUKURAN KONDISI STRUKTURAL JALAN
Benkelman beam FWD

30
Parameter Pemicu Penanganan (MDP 2013)

Kriteria Beban <0,5 0,5 – 30 > 30


Lalin (juta ESA5)
Pemicu tahap - IRI - IRI - IRI
perencanaan - Visual / SDI - Visual / SDI - Visual / SDI
pemrograman - interval lendutan - interval lendutan ≥
(level jaringan) 500 m 500 m
- core atau test pit
pada 5000 m
Konseptual Penentuan Kebutuhan Penanganan
Perkerasan Jalan

PEMICU Lendutan 2:
3,5
indikator dimana
REKONSTRUKSI PERKERASAN
rekonstruksi atau daur ulang
3 LENTUR/KAKU, ATAU DAUR lebih murah daripada lapis
indikasi kecukupan struktural

ULANG tambah struktural


(contoh defleksi (mm))

2,5
LAPIS TAMBAH
STRUCTURAL
2 STRUKTURAL
OVERLAY PEMICU Lendutan 1:
indikator dimana lapis
1,5 tambah struktural
dibutuhkan
1
ROUTINE MTNCE
PEMELIHARAAN ANDATAU
RUTIN NON LAPIS
0,5 STRUCTURAL
TAMBAH OVERLAY (IRI
NON STRUKTURAL
TRIGGER)
(IRI sebagai pemicu)
0
0,5 5 50
Lalu Lintas (jutaESA)
Kondisi BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT

IRI 1-4 4-8 8 - 12 > 12


SDI s/d 100 100 - 150 150 - 200 > 200

Rehab Minor

Rehab Major
Preventif
Lingkup - Pemeliharaan Rutin (EWP + Non)
Rekonstruksi
Pekerjaan
- Pemeliharaan Rutin Kondisi

WP Tidak Ada Warranty Periode


2 Tahun

MAK Belanja Barang Belanja Modal


Lendutan Pemicu untuk Inves-
Lalu lintas Lendutan Pemicu untuk Overlay2
tigasi untuk Rekonstruksi atau
untuk 10 (Lendutan Pemicu 1)
Jenis Lapis Daur Ulang (Lendutan Pemicu 2)
Tahun
Permukaan Lendutan Karak- Lengkungan Lendutan Karak- Lengkungan
(juta ESA /
teristik Benkel- FWD D0-D200 teristik Benkel- FWD D0-D200
lajur)
man Beam (mm)3 (mm) man Beam (mm)4 (mm)
<0,1 HRS >2,3 Tidak digunakan
>3,0
0,1 – 0,2 HRS >2,1 0,63 Tidak digunakan
0,2 – 0,5 HRS >2,0 0,48 >2,7
0,5 - 1 HRS >1,5 0,39 > 2,5 0,66
1-2 HRS >1,3 0,31 0,54
2-3 AC >1,25 0,28 0,46
2-5 AC >1,2 0,23 0,39
5-7 AC >1,15 0,21 0,35
7 - 10 AC >1,1 0,19 0,31
10 - 30 AC >0,95 0,13 1,35 0,180
30 - 50 AC / perkerasan kaku >0,88 0,11 1,2 0,175
50 - 100 AC / perkerasan kaku >0,8 0,091 1,0 0,170
100 - 200 AC / perkerasan kaku >0,75 0,082 0,9 0,160
4,00 4,50 4,50
5,00 5,00 5,00
IRI
5,00 CONTOH MODEL PENANGANAN JALAN KE DEPAN
4,50

6,00 Sesuai Manual


5,50 Desain Perkerasan 2013
5,50
2,00 2,00 2,50 6,00 6,00
7,00 3,00 3,00 3,00
3,00 3,50 3,50 3,50
8,00 4,00 4,00 4,00
4,00 4,50 4,50
5,00 5,00 5,00
IRI

5,00 4,50

6,00 5,50 5,50


6,00 6,00
7,00

8,00

UR 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penanganan REK PR PR PR SD PR PRk PRk PRk OL-NS PR PR SD PR PRk PRk OL-S PR SD PR PRk
Output REK PR PR PR PP PR PRk PRk PRk RM PR PR PP PR PRk PRk RMj PR PP PR PRk
REK = Rekonstruksi SD = Surface Dressing (Crack Sealing) PP = Pemeliharaan Preventif
PR = Pemeliharaan Rutin OL-NS = Overlay Non Struktural RM = Rehabilitasi Minor
PRk = Pemeliharaan Rutin Kondisi RMj = Rehabilitasi Major

UR 0 1Jenis Penanganan
2 3 4 5 Tahun
6 Penanganan
7 8 9 10 11 Jenis12 Penanganan
13 14 15 16 Tahun17 Penanganan
18 19 20
Penanganan REK PR PR PR SD
Rekonstruksi PR PRk ke-0
Tahun PRk PRk OL-NS PRPemeliharaan
PR SD Rutin PR PRk PRk OL-S PR ke-13
Tahun SD PR PRk
Output REK PR PR PR PP PR PRk PRk PRk RM PR PR PP PR PRk PRk RMj PR PP PR PRk
Pemeliharaan Rutin Tahun ke 1-3 Pemeliharaan Rutin Kondisi Tahun ke 14-15
Surface Dressing Tahun ke-4 Overlay Struktural Tahun ke 16
Pemeliharaan Rutin Tahun ke-5 Pemeliharaan Rutin Tahun ke-17
Pemeliharaan Rutin Kondisi Tahun ke 6-8 Surface Dressing Tahun ke-18
Overlay Non-Struktural Tahun ke-9 Pemeliharaan Rutin Tahun ke-19
Pemeliharaan Rutin Tahun ke 10-11 Pemeliharaan Rutin Kondisi Tahun ke 20
Surface Dressing Tahun ke-12 Overlay Struktural/Rekonstruksi ? Tahun ke-21 (cek trigger)
 Long Segment merupakan penanganan preservasi
jalan dalam batasan satu panjang segmen yang
menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan yang
seragam yaitu jalan mantap dan standar (standar
adalah sesuai dengan PERMEN PU
No.19/PRT/M/2011)
 Long Segment meliputi beberapa lingkup kegiatan
(output) yaitu pelebaran, rekonstruksi, rehabilitasi
dan pemeliharaan jalan.
 Long Segment menerapkan indikator kinerja terhadap
4 komponen jalan.
PELEBARAN REKONSTRUKSI

LINGKUP
PEKERJAAN

PEMELIHARAAN
(EWP, KONDISI, REHABILITASI
PREVENTIF/HOLDING)
37
Kondisi
Jalan
baik rusak berat baik rusak ringan baik sedang

Penanganan
2016
RM RECON RM RECON HL RM HOLDING

Penanganan
2017
RM RM RM RM RECON RM HOLDING

Penanganan RH RM HL RM HL RECON
RM
2018

Penanganan RM RM RECON RM RM RECON RM


2019

KONDISI
AKHIR 2019
100 % MANTAP

LONG SEGMENT (1 PPK)


JALAN
MANTAP
DAN
STANDAR*
* PERMEN PU
NO.19/PRT/M/2011

39
SDI
IRI
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 BAIK SEDANG SEDANG RUSAK

4–8 SEDANG SEDANG RUSAK RUSAK

Kondisi jalan mantap


JALAN STANDAR

Berdasarkan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 Tanggal 15 Desember 2011


1. Tipikal Penampang Melintang Jalan Raya

41
JALAN STANDAR

Berdasarkan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 Tanggal 15 Desember 2011


2. Tipikal Penampang Melintang Jalan Sedang

42
JALAN STANDAR

Berdasarkan Permen PU No. 19/PRT/M/2011 Tanggal 15 Desember 2011


3. Tipikal Penampang Melintang Jalan Kecil

43
TERIMAKASIH
Sesuai dengan Surat Direktur Preservasi Jalan No PR0102-Bn/57 tanggal 4 Februari 2016 perihal
Petunjuk Penyusunan Program Preservasi Jalan TA 2017

Program preservasi jalan :


1. Penentuan kondisi jalan semester 2 2015 yang terdiri atas 4 elemen : perkerasan, bahu,
drainase, dan kelengkapan jalan.
2. Prediksi kondisi jalan untuk keempat elemen jalan untuk akhir tahun 2016 dengan
meggunakan parameter penurunan kondisi jalan.
3. Penentuan kebutuhan penanganan jalan sesuai dengan kondisi pada akhir 2016.
4. Perhitungan kebutuhan biaya program preservasi dengan harga satuan yang diberikan.
5. Penyusunan prioritas penanganan.

Program pelebaran jalan menuju standar:


1. Penentuan klasifikasi sepesifikasi penyediaan prasarana jalan (jalan raya,sedang, kecil)
2. Pembandingan kondisi lebar jalan eksisting dengan kebutuhan standar jalan.
3. Penelaahaan jenis penanganan jalan eksisting pada jalan yang akan dilebarkan (untuk
bersamaan dengan pelaksanaan rekonstruksi jalan)
4. Perhitungan kebutuhan preservasi jalan dengan harga satuan yang diberikan.
5. Penyusunan prioritas penanganan.
Perkerasan (sesuai Permen PU No 13/PRT/M/2011)
Lintas Harian Rata - Rata Tahunan (LHRT) dalam smp/hari
IRI
0 - 100 100 - 300 300 - 500 500 - 1000 1000 - 2000 2000 - 3000 3000 - 12000 > 12000
0 - 3.5 B B B B B B B B
3.5 - 4 B B B B B B B S
4 - 6 B B B B B B S S
6 - 8 B B B B S S S RR
8 - 10 B B S S S S RR RB
10 - 12 S S S S RR RR RB RB
12 - 16 S RR RR RR RB RB RB RB
16 - 20 RR RR RB RB RB RB RB RB
20 - 25 RR RB RB RB RB RB RB RB
> 25 RB RB RB RB RB RB RB RB

Bahu
Baik Bahu diperkeras, sama tinggi dengan badan jalan dengan kemiringan sesuai
ketentuan
Sedang Bahu tidak diperkeras, sama tinggi dengan badan jalan dengan kemiringan
sesuai ketentuan
Rusak Ringan Bahu diperkeras, berbeda tinggi dengan badan jalan, kemiringan tidak sesuai
ketentuan
Rusak Berat Bahu tidak diperkeras, berbeda tinggi dengan badan jalan, kemiringan tidak
sesuai ketentuan
Bahu tidak ada
Drainase
Baik Saluran diperkeras, tidak tersumbat, air mengalir dan terdapat outlet
Sedang Saluran tidak diperkeras, tidak tersumbat, air mengalir dan terdapat outlet
Rusak Ringan Saluran diperkeras/tidak diperkeras, tersumbat dan terdapat outlet
Rusak Berat Saluran diperkeras/tidak diperkeras, tersumbat, air mengalir dan tidak
terdapat outlet
Saluran tidak ada

Kelengkapan Jalan
Baik Ada, terpasang dengan benar, bersih dan terlihat dengan jelas
Sedang Ada, bersih dan terlihat dengan jelas
Rusak Ringan Ada, tidak terpasang dengan benar, kotor dan tidak terlihat dengan jelas
(tertutup pohon)
Rusak Berat Tidak Ada
• Prediksi kondisi kemantapan untuk dihitung oleh P2JN dengan menyandingkan kondisi jalan
2015 semester 2 dengan penanganan yang diberikan sesuai DIPA 2016 (perlu dicatat
pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan rutin kondisi dan pemeliharaan rutin).

• Efek dari penanganan untuk Jalan Berpenutup adalah sebagai berikut :

Jenis Penanganan Perubahan IRI setelah penanganan

Nilai IRI <4 4-6 6-8 8 - 12 > 12

Rekonstruksi - - - to 3 to 3

Rehabilitasi Mayor - - to 3 to 3 to 3

Rehabilitasi Minor - - to 3 to 3 to 3

Pemeliharaan Preventif -1.0 -0.5 0 - -

Pemeliharaan Rutin Kondisi 0 0 +0.5 +0.75 +1.00

Pemeliharaan Rutin 0 +0.25 +0.5 +1.0 +1.0

Pelebaran Perubahan IRI disamakan dengan besar perubahan IRI akibat penanganan pada
lajur jalan eksisting
• Efek dari penanganan untuk Jalan tanpa penutup adalah sebagai berikut :
Jenis Penanganan Perubahan IRI setelah penanganan

Nilai IRI < 10 10 - 12 12 - 16 > 16

Rekonstruksi - - - to 6

Rehabilitasi Mayor - - to 8 to 8

Rehabilitasi Minor - - to 8 to 8

Pemeliharaan Rutin +0.25 +0.25 +0.5 +1.0

• Efek dari penanganan untuk bahu/drainase/kelengkapan jalan adalah sebagai berikut :


Kondisi Awal Program Kondisi Akhir
Penanganan
Baik Pemeliharaan Baik
Rutin
Sedang Pemeliharaan Sedang
Rutin
Rusak Ringan Rehabilitasi Baik
Rusak Berat Rekonstruksi Baik
CONTOH :
Kondisi
Jalan 2015
baik rusak berat baik rusak ringan baik sedang

Penanganan
2016
RM RECON RM RECON HL RM HOLDING

Prediksi Kondisi Rusak


baik baik sedang baik sedang Rusak ringan
Akhir 2016 berat
• Contoh diatas hanya simplifikasi, prediksi dilakukan dengan detail menggunakan nilai IRI.
• Dari contoh tersebut, maka kemantapan 2015 adalah 4/7 = 57%, sedangkan kemantapan pada akhir 2016 adalah 5/7 = 71%
Jalan Berpenutup
Kondisi Jalan Persentase Kerusakan Jenis Penanganan Program Penanganan
Baik < 6% Pembersihan rumija Pemeliharaan Rutin
Sedang 6 – 11% Pengisian celah/retak Pemeliharaan Rutin
permukaan
Pelaburan
Penambalan lubang
Pelapisan tipis
Rusak Ringan 11 – 15% Pelapisan Ulang Rehabilitasi
Rusak Berat > 15% Perbaikan seluruh Rekonstruksi
struktur perkerasan

Jalan Tanpa Penutup


Kondisi Jalan Persentase Kerusakan Jenis Penanganan Program Penanganan
Baik < 11% Grading Pemeliharaan Rutin
operation/reshaping
Sedang 11 – 16% Grading Pemeliharaan Rutin
operation/reshaping
Ripping and reworking Rehabilitasi
existing layer

Rusak Ringan 16 – 23% regravelling Rehabilitasi


Rusak Berat > 23% Perbaikan seluruh Rekonstruksi
struktur perkerasan
Bahu Kelengkapan Jalan
Kondisi Bahu Jenis Penanganan Program
Penanganan Kondisi Jenis Penanganan Program Penanganan
Baik Pemeliharaan/pembersihan bahu Pemeliharaan Perlengkapan
Rutin Jalan
Sedang Pemeliharaan/pembersihan bahu, Pemeliharaan Baik Pemeliharaan Pemeliharaan Rutin
menjaga tidak tumbuh vegetasi Rutin /pembersihan
perlengkapan jalan
Rusak Ringan Perbaikan bahu jalan Rehabilitasi Sedang Pemeliharaan/pembe Pemeliharaan Rutin
Rusak Berat Perbaikan seluruh struktur bahu Rekonstruksi rsihan perlengkapan
dan pembuatan bahu jalan, dan menjaga
tiang dalam posisi
Drainase kokoh
Rusak Ringan Pembersihan dan Rehabilitasi
Kondisi Jenis Penanganan Program Penanganan pemasangan ulang
Drainase Rusak Berat Pemasangan Rekonstruksi
Baik Pemeliharaan sistem Pemeliharaan Rutin perlengkapan jalan
drainase (pembersihan)
Sedang Pemeliharaan sistem Pemeliharaan Rutin
drainase (pembersihan)
Rusak Ringan Perbaikan drainase yang Rehabilitasi
tersumbat
Rusak Berat Perbaikan seluruh Rekonstruksi
struktur drainase
pembuatan saluran
drainase
Pembuatan outlet
JALAN BERPENUTUP :
Jalan Kecil Jalan Sedang Jalan Raya (per
arah)
Pemeliharaan Rutin 25 s/d 35 juta 35 s/d 50 juta 35 s/d 50 juta

Pemeliharaan Rutin Kondisi 50 s/d 75 juta 50 s/d 100 juta 50 s/d 100 juta

Pemeliharaan Preventif 350 s/d 900 juta 500 s/d 1250 juta 500 s/d 1250 juta

Rehabilitasi Minor 1500 s/d 2500 juta 2000 s/d 3000 juta 2000 s/d 3000 juta

Rehabilitasi Mayor 3000 s/d 4500 juta 4000 s/d 6000 juta 4000 s/d 6000 juta

Rekonstruksi 6000 s/d 8000 juta 7000 s/d 9000 juta 7000 s/d 9000 juta

Pelebaran (menuju
JALAN TANPA standar) :
PENUTUP 10000 s/d 12000 juta 11000 s/d 13000 juta 11000 s/d 13000 juta

Jalan Kecil Jalan Sedang Jalan Raya (per


arah)
Pemeliharaan Rutin 30 s/d 40 juta 40 s/d 60 juta 40 s/d 60 juta

Rehabilitasi Minor 75 s/d 175 juta 100 s/d 250 juta 100 s/d 250 juta

Rehabilitasi Mayor 175 s/d 350 juta 250 s/d 500 juta 250 s/d 500 juta

Rekonstruksi 750 s/d 2000 juta 1000 s/d 2500 juta 1000 s/d 2500 juta
JALAN BERPENUTUP :
Jalan Kecil Jalan Sedang Jalan Raya (per
arah)
Pemeliharaan Rutin EWP 25 juta 35 juta 35 juta

Pemeliharaan Rutin Non EWP 35 juta 50 juta 50 juta

Pemeliharaan Rutin Kondisi 75 juta 100 juta 100 juta

Pemeliharaan Preventif 350 juta 500 juta 750 juta

Rehabilitasi Minor 1500 juta 2500 juta 3000 juta

Rehabilitasi Mayor 3000 juta 4000 juta 5000 juta

Rekonstruksi 6000 juta 7000 juta 8000 juta

Pelebaran (menuju
JALAN TANPA standar) :
PENUTUP 10000 juta 11000 juta 12000 juta

Jalan Kecil Jalan Sedang Jalan Raya (per


arah)
Pemeliharaan Rutin 30 juta 40 juta 50 juta

Rehabilitasi Minor 150 juta 200 juta 200 juta

Rehabilitasi Mayor 200 juta 350 juta 350 juta

Rekonstruksi 750 juta 1000 juta 1000 juta


Prioritas penanganan dalam program preservasi jalan didasarkan pada tingkat kepentingan
koridor jalan dalam mendukung Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) dan klasifikasi
spesifikasi penyediaan prasarana jalan :

Spesifikasi Penyediaan Koridor jalan Koridor jalan tidak


Prasarana Jalan mendukung WPS mendukung WPS
Jalan Raya Prioritas 1 Prioritas 4
Jalan Sedang Prioritas 2 Prioritas 5
Jalan Kecil Prioritas 3 Prioritas 6
USULAN PROGRAM PENANGANAN PRESERVASI JALAN TAHUN ANGGARAN 2017

BALAI BESAR PELAKSANAAN JALAN NASIONAL ……


PROVINSI …….
Klasifikasi Spesifikasi Kondisi Jalan 2015 semester 2 Prediksi Kondisi Jalan 2016 akhir Kebutuhan Usulan Penanganan
Panjang Lebar Jalan LHRT Usulan Program Prioritas
No Ruas Jalan Penyediaan Prasarana Kelengkapan Kelengkapan Pelebaran Menuju Kebutuhan Biaya
(m) (m) (smp/hari) Perkerasan Bahu Drainase Perkerasan Bahu Drainase Perkerasan Bahu Drainase Kelengkapan Jalan Penanganan Penanganan
Jalan Jalan Jalan Standar (m)
1 ………. …..
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

(pengisian kolom ini dapat didetailkan (disi baik/sedang/rusak ringan/rusak berat, (disi baik/sedang/rusak ringan/rusak berat, disi panjang dalam m pilihan penanganan per elemen jalan disesuaikan disesuaikan dengan Diisi dengan Disi prioritas
per 100 m / 20 m/ 500 m) (pengisian mengacu pada untuk perkerasan dapat digunakan sesuai dengan parameter perubahan kondisi jika terdapat dengan Permen PU No.13/PRT/M/2011 sebagaimana pilihan program panjang ruas jalan 1, 2, 3, dst
Permen PU pembagian berdasarkan IRI, sedangkan jalan pada Lampiran 2 bagian B dengan perbedaan antara dalam Lampiran 2 Bagian C. Pemeliharaan dengan harga
NO.19/PRT/M/2011, elemen lainnya disesuaikan dengan kondisi memadankan kondisi jalan 2015 sem 2 lebar jalan eksisting Rutin/Rehabilitasi/R satuankebutuhan
berdasarkan besaran lalu survey visual sesuai kriteria dalam Lampiran dengan penanganan pada 2016. dengan lebar standar ekonstruksi penanganan
lintas ditentukan 2 bagian A) sebagaimana dalam sebagaimana dalam
klasifikasi Jalan Lampiran 2 Bagian Lampiran 2 Bagian
Raya/Jalan Sedang/Jalan C. D.
Kecil)

Anda mungkin juga menyukai