RPJMN 2015-2019
• Kemantapan jalan nasional 98 % Nawacita
• Kemantapan jalan daerah70%
• Waktu tempuh koridor utama 2,2 RENSTRA Presiden RI
jam / 100 km DJBM
2015-2019
Rekonstruksi/ Peningkatan
KM 2.011 1.015
Struktur
Panjang Jalan Total : 38,570 Km (SK.2009)
Panjang Jalan Total : 47,017 Km (SK.2015)
dengan kemantapan 89,52%
UNPAVED,
2,387 Km, 6%
UNPAVED,
2,006 Km, 21%
JALAN
PAVED, 7,456
NASIONAL BARU
Km, 79%
9.328 Km, 20%, PAVED, 35,168
kemantapan Km, 94%
74,6%
JALAN NASIONAL
LAMA, 37.689 Km,
80%, kemantapan
92,8%
90
PERSENTASE KEMANTAPAN JALAN NASIONAL
80
70
60
50
40
30
20
10
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
baik 49.21 30.89 30.8 49.66 48.21 49.57 56.24 57.97 63.64 65 58.52
sedang 31.39 49.91 51.42 33.56 37.81 37.47 31.48 32.85 29.31 29.5 31
rusak ringan 8.33 11.13 13.1 13.34 11.59 3.54 7.44 6.15 3.93 3 6.33
rusak berat 11.07 8.07 4.68 3.44 2.39 9.42 4.84 3.03 3.12 2.5 4.15
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
JALAN ± 90 %
RAYA
ETALASE DITANGANI
PU PERA PRESERVASI
9
KERANGKA PEMELIHARAAN JALAN DENGAN PENDEKATAN PRESERVASI
Source : AASHTO Pavement Management Guide Book, 2012 adopted from Peshkin et al. 2007
Definisi Terminologi Pemeliharaan Jalan :
• Pavement Preservation is "a program employing a network level, long-term strategy that enhances pavement
performance by using an integrated, cost-effective set of practices that extend pavement life, improve safety and
meet motorist expectations." Source: FHWA Pavement Preservation Expert Task Group
• Preventive Maintenance is "a planned strategy of cost-effective treatments to an existing roadway system and its
appurtenances that preserves the system, retards future deterioration, and maintains or improves the functional
condition of the system (without significantly increasing the structural capacity)." Source: AASHTO Standing
Committee on Highways, 1997
• Pavement Rehabilitation consists of "structural enhancements that extend the service life of an existing pavement
and/or improve its load carrying capacity. Rehabilitation techniques include restoration treatments and structural
overlays." Source: AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance
– Minor rehabilitation consists of non-structural enhancements made to the existing pavement sections to
eliminate age-related, top-down surface cracking that develop in flexible pavements due to environmental
exposure. Because of the non-structural nature of minor rehabilitation techniques, these types of
rehabilitation techniques are placed in the category of pavement preservation.
– Major rehabilitation "consists of structural enhancements that both extend the service life of an existing
pavement and/or improve its load-carrying capability." Source: AASHTO Highway Subcommittee on
Maintenance Definition
• Routine Maintenance "consists of work that is planned and performed on a routine basis to maintain and preserve
the condition of the highway system or to respond to specific conditions and events that restore the highway
system to an adequate level of service." Source: AASHTO Highway Subcommittee on Maintenance
ATURAN NORMATIF PEMELIHARAAN JALAN
12
PERMEN PU No.13/PRT/M/2011
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
PERMEN PU No.13/PRT/M/2011
Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan Jalan
ASSET MANAGEMENT
Transporatation asset management (TAM) is a strategic and systematic process of
operating, maintaining, upgrading, and expanding physical assets effectively
throughout their lifecycle. It focuses on business and engineering practices for resource
allocation and utilization, with the objective of better decision- making based upon
quality information and well defined objectives.
Monitoring including
pavement condition survey,
roadside feature surveys,
bridge inspections, and crash
data
Sumber : AASHTO, 2011
DECISSION PROCESS
Policies Strategic Goals
Strategic Level
Resource Allocation
Asset Analysis
Bridges Pavements Roadway Hardware Fleet Other
Project (Operational)
Level Program Delivery
Network Project and treatment reccomendations for multi-year plan, funding a range of assets in Moderate Moderate
needed to achieve perfoarmance targets a geographic area
Project Maintenance activities for current funding year, pavement Spesific assets in a High Focused
rehabilitation design, material type selection, life cycle costing spesific area
KOMPONEN PEMROGRAMAN JALAN
Strategic Level
• Basis Data
• Pengumpulan Data
Measures
penanganan)
• Analisis life cycle cost
Project (Operational) • Pemilihan jenis penanganan
Level
BASIS DATA UMUM
Secara umum, kebutuhan data dapat dibedakan dalam beberapa kelompok :
• Lokasi : lokasi aktual objek menggunakan sistem referensi linear atau
koordinat geografis.
• Atribut fisik : deskripsi dari objek termasuk didalamnya tipe, dimensi,
panjang, umur,jenis, dan material perkerasan dll.
• Kondisi : penilaian kondisi dapat bersifat kualitatif dan umum (baik,
sedang, buruk, dll), atau detail dan kuantitatif sesuai dengan praktik
umum dan standar (misal IRI, PCI, dll).
• Lalu lintas : merupakan data untuk menilai utilisasi jalan.
Saat ini tengah dikembangkan suatu sistem upload data (Sistem Pengelolaan
Database Jalan Nasional) oleh Subdit Analisa Data dan Pengembangan
Sistem, Direktorat Pengembangan Jaringan Jalan.
DATA KONDISI JALAN
Data yang umumnya berpengaruh pada pemrograman penanganan jalan
saat ini adalah Kondisi Jalan yang terbagi atas :
1. Data kondisi permukaan jalan, ditunjukkan oleh IRI
2. Data kondisi kerusakan jalan, ditunjukkan oleh SDI
3. Data kondisi struktural jalan, ditunjukkan oleh lendutan
IRI
IRI (International Roughness Index) adalah
indeks ketidakrataan jalan menggunakan
property matematis dari profil dua dimensi
jalan (potongan longitudinal jalan
menunjukkan elevasi yang bervariasi
terhadap jarak longitudinal selama jalan
tersebut dilintasi). Pengukuran dapat
dilakukan dengan metode dari cara statis,
survey respon kendaraan, sampai pada
sistem profiling kecepatan tinggi. Satuan
dari IRI adalah mm/m atau m/km.
SDI
SDI (surface distress index) adalah indeks yang digunakanuntuk mengkuantifikasi
kerusakan jalan (lubang, retak, dll) yang diperoleh dari hasil survey visual (Road
Condition Survey) dan sangat tergantung dari kemampuan dan keahlian dari
surveyor.
Lendutan
Lendutan/defleksi pada perkerasan jalan adalah penurunan dari permukaan
perkerasan jalan saat menerima beban, dan besaran dari lendutan yang terjadi
berhubungan dengan kekuatan dari perkerasan. Variabel yang mempengaruhi
besaran lendutan ini antara lain lalu lintas, temperatur dan kelembaban strktur,
dan daya dukung struktur itu sendiri. Satuan dari lendutan adalah mm.
SURVEY KONDISI JALAN
Condition survey based on road surface Condition survey based on road deterioration
roughness (SDI)
(IRI)
crack width
Menggunakan Tabel
crack area
Naasra (BI) (IRI)
RCI nuber of pothole
Roughometer (IRI)
(Formulir RCI) depression
HawkEye (IRI, SDI, RUTTING)
IRI SDI
Tools: value value
23
IRI BI
ROAD CONDITION SURVEY
• SUSUNAN
PERMUKAAN • KONDISI
PERKERASAN • PENURUNAN
• TAMBALAN
• JENIS
RETAK - RETAK • LEBAR
• LUAS
• JUMLAH LUBANG
SDI
• UKURAN LUBANG
KERUSAKAN LAIN
• BEKAS RODA
• KERUSAKAN TEPI
• KONDISI BAHU
• PERMUKAAN BAHU
BAHU, SALURAN
• KONDISI SALURAN SAMPING
SAMPING, DLL • KERUSAKAN LERENG
• TROTOAR
PERHITUNGAN SDI
PENILAIAN
TOTAL
1. NONE
RCS AREA
2. < 10 % …………………………… SDI = 5
OF CRACKS
( LUAS ) 3. 10 - 30 % ………………………… SDI = 20
4. > 30 % ……………………………. SDI = 40
AVERAGE PENILAIAN
CRACK 1. NONE
WIDTS 2. FINE < 1 MM
( LEBAR ) 3. MED 1 - 5 MM
4. WIDE > 5 MM …………………… SDI = SDI * 2
SDI
SURFACE PENILAIAN
TOTAL
DISTRESS 1. NONE
NUMBER
INDEK 2. < 10 / KM …………………… SDI = SDI + 15
OF POTHOLES
( JUMLAH ) 3. 10 - 50 / KM ……………… SDI = SDI + 75
4. > 50 / KM …………………… SDI = SDI + 225
AVERAGE 1. NONE
DEPTH OF 2. < 1 CM ……. X = 0.5 …….. SDI = SDI + 5 * X
WHEEL 3. 1 - 3 CM ……X = 2 ………. SDI = SDI + 5 * X
RUTTING 4. > 3 CM ……. X = 5 ………. SDI = SDI + 20
( BEKAS )
CONTOH PERHITUNGAN SDI
Pothole Deformation
Cracking Patching
27
PENILAIAN KONDISI JALAN
Network Level
SDI
IRI
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 BAIK SEDANG SEDANG RUSAK
28
PENILAIAN KONDISI STRUKTURAL JALAN
Tanah Dasar Baik
Permukaan Jelek
PENGUKURAN KONDISI STRUKTURAL JALAN
Benkelman beam FWD
30
Parameter Pemicu Penanganan (MDP 2013)
PEMICU Lendutan 2:
3,5
indikator dimana
REKONSTRUKSI PERKERASAN
rekonstruksi atau daur ulang
3 LENTUR/KAKU, ATAU DAUR lebih murah daripada lapis
indikasi kecukupan struktural
2,5
LAPIS TAMBAH
STRUCTURAL
2 STRUKTURAL
OVERLAY PEMICU Lendutan 1:
indikator dimana lapis
1,5 tambah struktural
dibutuhkan
1
ROUTINE MTNCE
PEMELIHARAAN ANDATAU
RUTIN NON LAPIS
0,5 STRUCTURAL
TAMBAH OVERLAY (IRI
NON STRUKTURAL
TRIGGER)
(IRI sebagai pemicu)
0
0,5 5 50
Lalu Lintas (jutaESA)
Kondisi BAIK SEDANG RUSAK RINGAN RUSAK BERAT
Rehab Minor
Rehab Major
Preventif
Lingkup - Pemeliharaan Rutin (EWP + Non)
Rekonstruksi
Pekerjaan
- Pemeliharaan Rutin Kondisi
5,00 4,50
8,00
UR 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Penanganan REK PR PR PR SD PR PRk PRk PRk OL-NS PR PR SD PR PRk PRk OL-S PR SD PR PRk
Output REK PR PR PR PP PR PRk PRk PRk RM PR PR PP PR PRk PRk RMj PR PP PR PRk
REK = Rekonstruksi SD = Surface Dressing (Crack Sealing) PP = Pemeliharaan Preventif
PR = Pemeliharaan Rutin OL-NS = Overlay Non Struktural RM = Rehabilitasi Minor
PRk = Pemeliharaan Rutin Kondisi RMj = Rehabilitasi Major
UR 0 1Jenis Penanganan
2 3 4 5 Tahun
6 Penanganan
7 8 9 10 11 Jenis12 Penanganan
13 14 15 16 Tahun17 Penanganan
18 19 20
Penanganan REK PR PR PR SD
Rekonstruksi PR PRk ke-0
Tahun PRk PRk OL-NS PRPemeliharaan
PR SD Rutin PR PRk PRk OL-S PR ke-13
Tahun SD PR PRk
Output REK PR PR PR PP PR PRk PRk PRk RM PR PR PP PR PRk PRk RMj PR PP PR PRk
Pemeliharaan Rutin Tahun ke 1-3 Pemeliharaan Rutin Kondisi Tahun ke 14-15
Surface Dressing Tahun ke-4 Overlay Struktural Tahun ke 16
Pemeliharaan Rutin Tahun ke-5 Pemeliharaan Rutin Tahun ke-17
Pemeliharaan Rutin Kondisi Tahun ke 6-8 Surface Dressing Tahun ke-18
Overlay Non-Struktural Tahun ke-9 Pemeliharaan Rutin Tahun ke-19
Pemeliharaan Rutin Tahun ke 10-11 Pemeliharaan Rutin Kondisi Tahun ke 20
Surface Dressing Tahun ke-12 Overlay Struktural/Rekonstruksi ? Tahun ke-21 (cek trigger)
Long Segment merupakan penanganan preservasi
jalan dalam batasan satu panjang segmen yang
menerus (bisa lebih dari satu ruas) yang dilaksanakan
dengan tujuan untuk mendapatkan kondisi jalan yang
seragam yaitu jalan mantap dan standar (standar
adalah sesuai dengan PERMEN PU
No.19/PRT/M/2011)
Long Segment meliputi beberapa lingkup kegiatan
(output) yaitu pelebaran, rekonstruksi, rehabilitasi
dan pemeliharaan jalan.
Long Segment menerapkan indikator kinerja terhadap
4 komponen jalan.
PELEBARAN REKONSTRUKSI
LINGKUP
PEKERJAAN
PEMELIHARAAN
(EWP, KONDISI, REHABILITASI
PREVENTIF/HOLDING)
37
Kondisi
Jalan
baik rusak berat baik rusak ringan baik sedang
Penanganan
2016
RM RECON RM RECON HL RM HOLDING
Penanganan
2017
RM RM RM RM RECON RM HOLDING
Penanganan RH RM HL RM HL RECON
RM
2018
KONDISI
AKHIR 2019
100 % MANTAP
39
SDI
IRI
< 50 50 – 100 100 – 150 > 150
<4 BAIK SEDANG SEDANG RUSAK
41
JALAN STANDAR
42
JALAN STANDAR
43
TERIMAKASIH
Sesuai dengan Surat Direktur Preservasi Jalan No PR0102-Bn/57 tanggal 4 Februari 2016 perihal
Petunjuk Penyusunan Program Preservasi Jalan TA 2017
Bahu
Baik Bahu diperkeras, sama tinggi dengan badan jalan dengan kemiringan sesuai
ketentuan
Sedang Bahu tidak diperkeras, sama tinggi dengan badan jalan dengan kemiringan
sesuai ketentuan
Rusak Ringan Bahu diperkeras, berbeda tinggi dengan badan jalan, kemiringan tidak sesuai
ketentuan
Rusak Berat Bahu tidak diperkeras, berbeda tinggi dengan badan jalan, kemiringan tidak
sesuai ketentuan
Bahu tidak ada
Drainase
Baik Saluran diperkeras, tidak tersumbat, air mengalir dan terdapat outlet
Sedang Saluran tidak diperkeras, tidak tersumbat, air mengalir dan terdapat outlet
Rusak Ringan Saluran diperkeras/tidak diperkeras, tersumbat dan terdapat outlet
Rusak Berat Saluran diperkeras/tidak diperkeras, tersumbat, air mengalir dan tidak
terdapat outlet
Saluran tidak ada
Kelengkapan Jalan
Baik Ada, terpasang dengan benar, bersih dan terlihat dengan jelas
Sedang Ada, bersih dan terlihat dengan jelas
Rusak Ringan Ada, tidak terpasang dengan benar, kotor dan tidak terlihat dengan jelas
(tertutup pohon)
Rusak Berat Tidak Ada
• Prediksi kondisi kemantapan untuk dihitung oleh P2JN dengan menyandingkan kondisi jalan
2015 semester 2 dengan penanganan yang diberikan sesuai DIPA 2016 (perlu dicatat
pemeliharaan preventif adalah pemeliharaan rutin kondisi dan pemeliharaan rutin).
Rekonstruksi - - - to 3 to 3
Rehabilitasi Mayor - - to 3 to 3 to 3
Rehabilitasi Minor - - to 3 to 3 to 3
Pelebaran Perubahan IRI disamakan dengan besar perubahan IRI akibat penanganan pada
lajur jalan eksisting
• Efek dari penanganan untuk Jalan tanpa penutup adalah sebagai berikut :
Jenis Penanganan Perubahan IRI setelah penanganan
Rekonstruksi - - - to 6
Rehabilitasi Mayor - - to 8 to 8
Rehabilitasi Minor - - to 8 to 8
Penanganan
2016
RM RECON RM RECON HL RM HOLDING
Pemeliharaan Rutin Kondisi 50 s/d 75 juta 50 s/d 100 juta 50 s/d 100 juta
Pemeliharaan Preventif 350 s/d 900 juta 500 s/d 1250 juta 500 s/d 1250 juta
Rehabilitasi Minor 1500 s/d 2500 juta 2000 s/d 3000 juta 2000 s/d 3000 juta
Rehabilitasi Mayor 3000 s/d 4500 juta 4000 s/d 6000 juta 4000 s/d 6000 juta
Rekonstruksi 6000 s/d 8000 juta 7000 s/d 9000 juta 7000 s/d 9000 juta
Pelebaran (menuju
JALAN TANPA standar) :
PENUTUP 10000 s/d 12000 juta 11000 s/d 13000 juta 11000 s/d 13000 juta
Rehabilitasi Minor 75 s/d 175 juta 100 s/d 250 juta 100 s/d 250 juta
Rehabilitasi Mayor 175 s/d 350 juta 250 s/d 500 juta 250 s/d 500 juta
Rekonstruksi 750 s/d 2000 juta 1000 s/d 2500 juta 1000 s/d 2500 juta
JALAN BERPENUTUP :
Jalan Kecil Jalan Sedang Jalan Raya (per
arah)
Pemeliharaan Rutin EWP 25 juta 35 juta 35 juta
Pelebaran (menuju
JALAN TANPA standar) :
PENUTUP 10000 juta 11000 juta 12000 juta