18 JUNI 2020
1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI
I Umum
II Drainase
III Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
IV Pekerjaan Preventif
V Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
VI Perkerasan Aspal
VII Struktur
VIII Rehabilitasi Jembatan
IX Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-Lain
X Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja
3
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 1
UMUM
4
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Cakupan Pekerjaan
➢ Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru
➢ Penggantian Jembatan
➢ Peningkatan Kapasitas Jalan (Pelebaran)
➢ Peningkatan Kapasitas Jembatan (Pelebaran)
➢ Preservasi Jalan
➢ Rehabilitasi Jembatan
➢ Perkuatan Struktur Jembatan
2. Penyedia jasa diharuskan melakukan pematokan dan survey lapangan (kajian teknis lapangan)
3. Penyedia jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam kontrak dan memperbaiki
cacat mutu sebelum berakhirnya waktu yang diberikan untuk memperbaiki cacat mutu.
4. Lingkup pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang terkait dengan:
➢ Fasilitas dan Pelayanan Pengujian
➢ Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
➢ Keselamatan dan Kesehatan Kerja
➢ Pengemanan Lingkungan Hidup
➢ Manajemen Mutu
5
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Ketentuan Teknis
1. Umum
➢ Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari gambar untuk dikonsultasikan dengan
Pengawas Pekerjaan
➢ Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas Pekerjaan setelah
penyesuaian terhadap seluruh rancangan selesai berdasarkan data survei lapangan.
3. Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan secara bertahap oleh Penyedia Jasa untuk mendapat
persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.
6
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sistem Spesifikasi
Pembayaran
➢ Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar dan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
➢ Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus dilakukan berdasar kuantitas aktual dari masing-masing mata
pembayaran, dan dibayar menurut sistim Harga Satuan dan Lump Sum untuk mata pembayaran tertentu.
➢ Pembayaran yang diberikan kepada penyedia Jaya mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang
dikeluarkan seluruh pekerja, bahan, peralatan, pengorganisasian pekerjaan, biaya umum, keuntungan,
retribusi, pajak dan biaya ll.
7
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Ketentuan Mobilisasi
➢ Sewa Lahan
➢ Mobilisasi Peralatan
➢ Mobilisasi Kantor Lapangan & Fasilitasnya
➢ Mobilisasi Fasilitas Laboratorium
➢ Mobilisasi Personil
Periode Mobilisasi
➢ Mobilisasi Peralatan
➢ Peralatan laboratorium
8
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Program Mobilisasi
➢ Program Mobilisasi
Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi kepada Penyedia Jasa dalam waktu14 hari setelah PCM.
Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dan informasi tambahan yang lainnya.
9
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan atas dasar jadwal
kemajuan mobilisasi yang lengkap dan disetujui.
➢ Dasar Pembayaran
Mobilisasi dibayar atas dasar Lump Sum. Pembayaran biaya Lump Sum ini akan dilakukan dalam
tiga angsuran sebagai berikut:
▪ Angsuran pertama
▪ Angsuran kedua
▪ Angsuran ketiga
➢ Denda Keterlambatan
10
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
❑ Stone Crusher
❑ Blending Equipment
11
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
12
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
13
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Blending Equipment
14
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Blending Equipment
Water
Mixer
Cold bins
Stockpiled
aggregates
15
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
17
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Survei Lapangan
➢ Survei mencakup kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan, gorong-gorong,
jembatan dan struktur lainnya, dan perlengkapan jalannya seperti rambu jalan, patok kilometer, rel
pengaman dll.
➢ Bilamana untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran
penampang melintang pada permukaan tanah asli per 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh
Pengawas Pekerjaan
18
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
19
Adendum Kontrak
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
20
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Justifikasi Teknis
Pengertian Justifikasi Teknis
Justifikasi Teknis adalah pembuktian tertulis yang disertai dengan penjelasan rinci tentang adanya
perubahan kebutuhan pada penyelenggaraan kegiatan yang berdampak adanya perubahan konstruksi
dan digunakan sebagai dasar dilakukannya perubahan kontrak (petunjuk pelaksanaan justifikasi teknis
Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional, 2012).
Justifikasi Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan kebutuhan lapangan secara teknis berdasarkan
gambar rencana dan Spesifikasi Teknis serta hasil investigasi lapangan.
Tujuannya adalah menghasilkan kesimpulan dan kesepahaman diantara ketiga unsur proyek (Penyedia
Jasa, Konsultan Supervisi dan PPK) tentang adanya perubahan kuantitas pekerjaan dalam kontrak yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
22
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Click Here
23
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Tiap komponen dari program harus dialamatkan pada bahan, proses, kecakapan kerja,
produk, dan dokumentasi yang harus dituangkan dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK).
24
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
RMK disusun dan kemudian disajikan oleh Penyedia Jasa pada saat dilakukannya PCM dengan konten
terdiri dari:
➢ Ruang Lingkup Pekerjaan
➢ Organisasi Kerja Penyedia Jasa termasuk uraian tugas dan tanggung jawabnya
➢ Jadwal pelaksanaan terinci per elemen dari pekerjaan
➢ Rincian Prosedur Pelaksanaan pekerjaan
➢ Rincian Prosedur Standar instruksi kerja dan daftar simak
➢ Daftar personil pelaksanaan standar instruksi Kerja dan Daftar Simak
➢ Formulir bukti kerja
25
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
26
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pengawas Pekerjaan atau Pengguna Jasa akan menyiapkan dan melaksanakan Rencana Jaminan
Mutu, yang merupakan bagian dari keefektifan dan kepercayaan dari Rencana Pengendalian Mutu
Penyedia Jasa.
➢ Tujuan Rencana Jaminan Mutu dan kegiatan-kegiatan inspeksi adalah untuk memastikan bahwa
pembayaran yang dibuat hanya untuk pekerjaan yang telah diterima di lapangan.
➢ Frekuensi inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu umumnya sekitar 0 – 10 % dari frekuensi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam Rencana Pengendalian Mutunya.
27
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penyedia Jasa harus memberi tahu Pengawas Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan atau yang
didelegasikan akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan berikut, sebelum
melaksanakan pekerjaan di atasnya:
➢ Permukaan tanah dasar yang telah dipadatkan
➢ Permukaan fondasi kelas B yang telah dipadatkan
➢ Permukaan fondasi kelas A yang telah dipadatkan
➢ Penyiapan permukaan aspal eksisting untuk pelapisan ulang
➢ Setiap lapisan beraspal
➢ Lapisan lean concrete pada perkerasan beton semen
➢ Gorong-gorong pipa, struktur drainase
➢ Saluran tanah dasar dan pekerjaan yang lain
28
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
29
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
30
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
I. PEMELIHARAAN RUTIN
SPESIFIKASI KHUSUS PRIM/PHJD (2019)
31
SPESIFIKASI KHUSUS PRIM/PHJD (2019) SATUAN SPESIFIKASI UMUM 2010 REVISI 3
Kementerian SATUAN
Pekerjaan Umum dan
1. Pemeliharaan Rutin Perkerasan 1. Pemeliharaan Rutin Perkerasan
Perumahan Rakyat LS
➢ Penutupan/penambalan lubang dengan campuran m3
aspal panas/aspal dingin/≤ 40x40 cm
➢ Laburan aspal (crack sealing/seal coating) dengan Liter
luasan ≤ 10%/100 m
2. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan 2. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan LS
➢ Pembersihan/perataan/pemadatan kembali bahu jalan m2
bila diperlukan
3. Pemeliharaan Rutin Selokan 3. Pemeliharaan Rutin Selokan LS
➢ Pembersihan dan pembuangan lumpur pada selokan m1
samping diperkeras
➢ Pemotongan rumput/semak pada ruang manfaat jalan m2
➢ Pembersihan dan pembuangan lumpur pada gorong-
gorong/slab culvert m1
4. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan 4. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan LS
➢ Perawatan rambu lalu lintas Buah
➢ Perawatan patok pengarah Buah
5. Pemeliharaan Rutin Jembatan 5. Pemeliharaan Rutin Jembatan LS
➢ Pengecatan sandaran (railing/headwall) m1
➢ Pembersihan drainase/lubang drainase pada lantai m1
jembatan
➢ Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar m2
jembatan (oprit, jembatan, bawah jembatan)
➢ Pembersihan expansion joint m1
32
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
33
SPESIFIKASI UMUM 2010 REVISI 3 SATUAN
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
1. Pengembalian Kondisi Perkerasan Perumahan Rakyat
➢ Penutupan/penambalan lubang > 40X40 cm dengan m3
• Campuran Aspal Panas (CAP)/Campuran Aspal Dingin (CAD)
• Agregat A + CAP/CAD
➢ Laburan aspal (crack sealing/seal coating) dengan luasan > 10%/100 m Liter
2. Pengembalian Kondisi Bahu Jalan
➢ Pengisian material bahu jalan (Agregat Kelas S/Beton K-175) m3
• Bahu jalan dengan beda elevasi lebih 5 cm dari permukaan perkerasan aspal
• Bahu jalan yang mempunyai banyak lubang besar (> 40x40 cm)
• Tikungan sempit/tanjakan (bahu jalan dengan beton K-175
➢ Pemotongan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan aspal m3
3. Pengembalian Kondisi Selokan dan Gorong-gorong
➢ Galian selokan tanah m3
➢ Pasangan batu mortar (baru/perbaikan) m3
➢ Pasangan batu (baru/perbaikan) m3
➢ Pemasangan gorong-gorong atau slab culvert (baru/perbaikan) m1/m3/kg
4. Pengembalian Kondisi Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu lintas
➢ Pengecatan marka jalan m2
➢ Pemasangan rambu lalu lintas buah
➢ Pemasangan patok pengarah buah
➢ Pemasangan rel pengaman m1
➢ Pemasangan patok km buah
5. Pengembalian Kondisi Jembatan
➢ Perbaikan beton lantai m3
➢ Pasangan batu headwall/wingwall m3
34
➢ Pemasangan sandaran m1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
35
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
36
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
37
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Keterangan:
1. RM1, Pembersihan Drainase 1. BMW1, Pembersihan Drainase 5. BMW5, Penutupan Lubang/Rekonstruksi
2. RM2, Kontrol Vegetasi 2. BMW2, Galian Saluran/Bahu 6. BMW6, Pemotongan dan Penambalan
3. RM3, Cacat Permukaan 3. BMW3, Rekonstruksi Saluran 7. BMW7, Perbaikan Tepi
4. RM4, Pembersihan Jembatan 4. BMW4, Perbaikan Bahu 8. BMW8, Perbaikan Retak
38
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
39
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
PEMELIHARAAN RUTIN
PEMELIHARAAN RUTIN
41
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
42
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
RUTIN KONDISI/BMW
43
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
RUTIN KONDISI/BMW
44
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
45
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
46
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
47
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
48
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
V. REHABILITASI
49
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
REHABILITASI, bila susunan perkerasan yang baru berupa lapisan aspal dengan agregat Kelas A
di bawahnya atau Pelat Beton mutu sedang dengan Lean Concrete di bawahnya
Perkerasan Lentur
❑ AC–WC/HRS–WC
❑ AC–BC/HRS–Base
❑ Agregat Kelas A (Lapis
Pondasi)
Perkerasan Kaku
❑ Pelat Beton (Fs 45 Km/cm2)
❑ Subbase/Lc (B0)
50
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
51
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
52
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
5. VERIFICATION 1. PPB
4. IMPLEMENTATION 2. DESIGN
3. CONTRACTING
53
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 2
DRAINASE
54
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Mencakup galian selokan baru dilapisi (lined), maupun tidak dilapisi (unlined)
➢ Relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air (waterway)
lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik sementara maupun tetap.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
55
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Timbunan
➢ Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi sifat-sifat bahan, penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu
yang ditentukan dalam Seksi 3.2
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
➢ Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan, pemasangan, dan
jaminan mutu yang disyaratkan dalam Seksi 2.2
Pelaksanaan
1. Pengukuran Galian
➢ Diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan
disetujui Pengawas Pekerjaan.
4. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga dan pembayaran
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk
galian selokan drainase dan salurn air, untuk semua formasi penyiapan fondasi selokan drainase dan
saluran air yang di lapisi, dan semua pekerjaan lain atau biaya lain yang diperlukan.
57
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
PEKERJAAN PELAKSANAAN
Bagan Alir – Seksi 2.1
MULAI
PENGALIHAN ADUKAN
SEMENTARA PASANGAN BATU
SURVEI Sebelum memulai konstruksi,
LAPANGAN pastikan Penyedia Jasa mendapat
CHECK
PENYEDIA JASA CHECK TIDAK
6 data dan gambar yang diperlukan
3 CHECK 1
SETUJU
CHECK TIDAK
• Periksa apakah hasil survei
PENGUKURAN lapangan Penyedia Jasa sudah
1 PERBAIKAN
SETTING OUT lengkap akurat
SETUJU PEKERJAAN
• Jika hasil survei perlu perbaikan
PENYIAPAN CHECK TIDAK PENGUKURAN segera disampaikan kepada
SHOP DRAWING 4 HASIL Penyedia Jasa
SETUJU PEKERJAAN • Penyedia Jasa akan memperbaiki
PENERBITAN PEKERJAAN
SHOP DRAWING kekurangannya dan mengajukan
GALIAN SERTIFIKASI
TIMBUNAN
kembali
KUANTITAS
CHECK 2
PERSETUJUAN • Pastikan bahwa material yang
PENYELESAIAN
MATERIAL PEMBAYARAN diusulkan sesuai dengan
FORMASI
kebutuhan kontrak
CHECK TIDAK • Jika diterima, Penyedia Jasa
CHECK TIDAK
2 5 mengajukan alternative untuk
SETUJU SETUJU langkah selanjutnya.
58
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
CHECK 3
• Kaji usulan Penyedia Jasa untuk pekerjaan sementara dan pengalihan
• Jika diterima dapat disetujui
• Jika tidak diterima, berikan penjelasan kepada Penyedia Jasa dan bagaimana penyelesaiannya
• Penyedia Jasa harus memperbaiki usulannya dan mengajukan kembali
CHECK 4
• Periksa hasil setting out untuk konstruksi
CHECK 5
• Periksa garis dan ketinggian sehubungan aktivitas pekerjaan tanah
• Jika diterima, Penyedia Jasa dapat meneruskan dengan pekerjaan adukan pasangan batu atau kegiatan berikutnya
CHECK 6
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki Penyedia Jasa sebelum dibuat sertifikat pembayaran
59
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Formasi galian/trapezium
2. Elevasi dasar saluran
3. Elevasi top saluran
4. Pembuangan sisa galian (pada hari
yang sama)
5. Outlet ke pembuangan akhir
6. Road safety saat pelaksanaan
60
7. Pengelolaan lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
61
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
62
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Mencakup pembuatan selokan dan saluran air, apron (lantai golak), lubang masuk (entry pit),
dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu mortar.
➢ Mencakup pembuatan lubang sulingan.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Toleransi dan Dimensi
➢ Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh
melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata.
➢ Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air
yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari
yang ditentukan, dan tidak boleh bergeser lebih 5 cm dari profil penampang melintang yang
telah ditentukan.
➢ Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20 cm.
63
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Batu
➢ Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh
(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk
fungsi yang dimaksud.
➢ Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
➢ Kecuali ditentukan lain oleh gambar dan spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk
pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.
2. Mortar
➢ Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8.
3. Drainase Porous
➢ Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan memenuhi
ketentuan Seksi 2.4 Drainase Porous.
64
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
2. Penyiapan Batu
➢ Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat menghalangi kelekatan adukan.
➢ Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaanya, dan diberi waktu yang cukup untuk
proses penyerapan air sampai jenuh.
65
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
66
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Pasangan Batu Mortar akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga satuan
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi
penyiapan fondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir dan biaya lain yang diperlukan.
67
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
68
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Jarak batuan sekitar 3 cm yang terisi adukan
• Tutup lagi dengan adukan agar mendapat ukuran yang diperlukan
• Pekerjaan dilakukan dari bawah menuju atas
• Pemeliharaan akhir berupa dengan pembasahan
• Pasangan yang berdekatan dengan bahu jalan dipangkas agar sambungan terlihat rata
KETENTUAN (5)
• Adukan pasangan batu dilaksanakan tanpa cetakan
• Konstruksi tanpa cetakan dapat diijinkan dimana kaitan batu dan adukan cukup kuat dan kaku
• Permukaan yang terbuka harus disempurnakan dan dipelihara
CHECK 6
• Periksa semua toleransi dimensi
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki sebelum sertifikasi pembayaran
69
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada:
1. Formasi galian
2. Elevasi dasar
3. Ketebalan dasar (lantai), dinding sisi kiri/kanan,
adukan sama rata dengan permukaan lapisan
4. Lubang suling (weeb hole)
5. Elevasi top pasangan
6. Bahan/adukan semen (campuran)
7. Perawatan/pembasahan
8. Pembuangan sisa galian (pada hari yang sama)
9. Outlet ke pembuangan akhir
10. Road safety saat pelaksanaan
70 11. Pengelolaan lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
✓ ✓ ✓
71
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
72
Kementerian
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
73
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
74
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan, atau pembuatan baru gorong-gorong pipa
atau kotak beton bertulang maupun tanpa tulangan pracetak atau pipa logam gelombang
(corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton, termasuk tembok kepala, struktur
lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lain yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap penggerusan.
➢ Pekerjaan juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete line
drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, untuk daerah perkotaan dan
dimana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi mengakibatkan ketidakstabilan lereng.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
75
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
2. Beton 8. Adukan
➢ Beton mengacu pada Seksi 7.1 ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 7.8
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Gorong-Gorong Gorong-Gorong
Pipa Beton Pipa Baja
Gorong-Gorong
Selokan Beton U
Kotak
79
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
81
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK
82
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
Jenis-jenis galian:
➢ Galian Biasa
➢ Galian Batu Lunak
➢ Galian Batu
➢ Galian Struktur
➢ Galian Perkerasan Beraspal
➢ Galian Perkerasan Berbutir
➢ Galian Perkerasan Beton
83
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
1. Uraian
➢ Galian Biasa
Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu lunak, galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir,
dan galian perkerasan beton.
➢ Galian Batu Lunak
Mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat tekan uniaksial 0.6 – 12.5 Mpa (6-125 kg/cm2)
yang diuji sesuai dengan SNI 2825: 2008.
➢ Galian Batu
Mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan uniaksial > 12.5 Mpa (>125 kg/cm2),
dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Pengawas
Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara atau pemboran
(drilling), dan peledakan.
➢ Galian Struktur
Terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok penahan beton, dan struktur beton
pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur juga meliputi: penimbunan kembali dengan bahan yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam dan
pembongkarannya.
84
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
Umum
86
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
87
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Prosedur Penggalian
88
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Prosedur Penggalian
➢ Bila tanah lunak, berdaya dukung rendah terekpos pada tanah dasar hasil galian, atau bilamana tanah lunak
berada dibawah timbunan maka perbaikan berikut diperlukan:
✓ Tanah harus ditangani seperti yang ditetapkan dalam gambar antara lain:
▪ Dipadatkan sampai mempunyai kapasitas daya dukung dengan CBR lapangan lebih dari 2.5% atau
▪ Distabilisasi atau
▪ Dibuang seluruhnya atau
▪ Digali sampai di bawah elevasi tanah dasar dengan kedalaman yang ditunjukkan dalam gambar atau jika
tidak maka kedalaman yang diberikan dalam Tabel 3.1.2.1 Spesifikasi 2018 Revisi 1, atau sesuai dengan
Bagan Desain 2 - Desain Fondasi Jalan Minimum dari MDP Jalan No. 02/M/BM/2017.
✓ Tanah dasar berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman tebal lapisan penopang seperti
ditunjukkan dalam gambar.
90
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut:
✓ Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar fondasi yang melalui titik terendah dari
terrain tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya.
✓ Bidang bawah adalah bidang dasar fondasi.
✓ Bidang tegak adalah bidang vertical keliling fondasi.
➢ Galian bahan, tanah gambut, tanah organik, tanah lunak, tanah ekpansif, tanah yang tidak dikehendaki,
tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, harus diukur untuk pembayaran sebagai galian
biasa.
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran Meter
Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan dan pembuangan bahan galian.
91
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Galian Struktur
Batasan :
➢ Bidang atas adalah bidang
horizontal seluas bidang dasar
fondasi yang melalui titik
terendah dari terrain tanah asli.
Di atas bidang horizontal ini
galian tanah diperhitungkan
sebagai galian biasa atau galian
batu sesuai dengan sifatnya.
➢ Bidang bawah adalah bidang
dasar fondasi.
➢ Bidang tegak adalah bidang
vertical keliling fondasi.
➢ Pengukuran volume tidak
diperhitungkan diluar bidang-
bidang yang disebutkan diatas.
92
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 3.1
PENGAJUAN
MULAI
PEKERJAAN (1)
KONTROL LALU
LINTAS (2)
KETENTUAN (1)
PENYIAPAN • Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop drawing,
LAPANGAN (3) rencana metode kerja dan kesiapan alat
KETENTUAN (2)
PENGGALIAN PERBAIKAN • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PEKERJAAN KETENTUAN (3)
CHECK TIDAK • Lokasi utilitas bawah tanah
4 • Lindungi utilitas existing
SETUJU
CHECK 4
PENGUKURAN • Galian yang tidak sesuai toleransi harus diperbaiki
HASIL • Semua hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan
PEKERJAAN timbunan agar disimpan
SERTIFIKASI • Sisa galian yang tidak terpakai harus dibuang
KUANTITAS
PEMBAYARAN
93
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan
berbutir yang disetujui.
➢ Timbunan dibagi atas empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan
Berbutir di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill).
➢ Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (caping layer) pada tanah lunak yang
mempunyai CBR lapangan kurang 2.5% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan dan stabilisasi.
➢ Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, didaerah berair dan lokasi-lokasi serupa
dimana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
➢ Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill) harus digunakan untuk penimbunan kembali didaerah
pengaruh dari struktur seperti abutmen dan dinding penahan tanah serta didaerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat.
2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm
dari yang ditentukan.
➢ Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekpos harus cukup rata dan memiliki kelandaian yang cukup
untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
➢ Timbunan selain untuk Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan
tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
94
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
Bahan
1. Timbunan Biasa
➢ Terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan.
➢ Sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO atau sebagi CH menurut Unified atau Casagrande Soil Classification System.
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 6% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD).
➢ Tanah sangat ekpansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1.25, atau derajat pengembangannya very
high tidak boleh digunakan.
➢ Bahan timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifat sebagai berikut:
✓ Tanah yang mengandung organic seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam system USCS.
✓ Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan untuk memenuhi toleransi
kadar air pemadatan (melampaui kadar air optimum +1).
✓ Tanah ekpansif yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam klasifikasi Van Der
Merwe (lampiran 3.2.A).
2. Timbunan Pilihan
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 10% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD)
➢ Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan untuk timbunan biasa di atas.
96
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
4” 100 100
No. 4 4.75 25 - 90
No. 200 0.075 0 - 10
97
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Penghamparan Timbunan
➢ Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata.
➢ Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan
batu dengan mortar, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
➢ Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat
bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama.
➢ Lapisan penopang diatas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari 3 hari
setelah pembersihan dan pengupasan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis
dengan tebal antara 0.5 sampai 1 meter.
98
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Pemadatan Timbunan
➢ Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3% di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
➢ Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan dan diuji
kepadatannya.
➢ Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg.
99
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Jaminan Mutu
Jaminan Mutu
5. Percobaan Pemadatan
➢ Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang
disyaratkan, percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi dan jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai.
101
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Pengukuran Timbunan
➢ Timbunan harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik bahan terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan
ditempat dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih 25 m, dan berselang tidak
lebih 50 m untuk daerah datar.
➢ Timbunan diluar penampang melintang yang disetujui, termasuk timbunan tambahan yang diperlukan
akibat penggalian lereng bertangga, tidak dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran,
kecuali:
✓ Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan.
✓ Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal.
➢ Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah
asli, maka pembayaran akan dilakukan tergantung apakah timbunan biasa atau timbunan pilihan yang
digunakan.
✓ Jika bahan timbunan biasa digunakan, pengukuran akan dilakukan dengan pemasangan pelat dan
batang pengukur penurunan (settlement) yang harus ditempatkan dan diamati Bersama. Kuantitas
timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah penurunan (settlement).
✓ Jika bahan Timbunan Pilihan yang digunakan (1) Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur
penurunan; (2) Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan.
102
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas timbunan yang diukur, dalam jarak angkut berapapun, akan dibayar dalam satuan pengukuran
Meter Kubik, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, dan seluruh biaya lain
yang diperlukan.
103
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.2
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN KETENTUAN (1)
PEKERJAAN (1) • Potongan melintang detail
SERTIFIKASI
• 2 contoh material timbunan masing-masing 50 kg
KUANTITAS
KONTROL LALU • Hasil pengujian kepadatan laboratorium
LINTAS CHECK 2
PEMBAYARAN
• Periksa peralatan pemadatan
PERCOBAAN • Dapatkan jumlah lintasan
PEMADATAN • Periksa kepadatan lapangan
KETENTUAN (3) – (5)
CHECK TIDAK • Pekerjaan dilakukan pada saat kondisi kering
2 • Pengawas Pekerjaan memeriksa shop drawing,
SETUJU
rencana kerja (material, alat & metode kerja)
BATASAN CUACA RENCANA KERJA KONDISI
• Penyedia Jasa dapat menentukan dimana jalan
(3) (4) LAPANGAN (5)
sementara selama penyelesaian sesuai dengan
kondisi lapangan
PENYIAPAN
KETENTUAN (6)
LAPANGAN (6)
• Semua material yang tidak digunakan harus
dikeluarkan
PENIMBUNAN CHECK 7
• Kepadatan & kadar air yang tidak sesuai harus
diperbaiki
PEMADATAN PERBAIKAN
• Timbunan yang tidak sesuai dengan toleransi profil
PEKERJAAN
permukaan harus diperbaiki
CHECK TIDAK • Timbunan yang rusak akibat gerusan air atau erosi
7 harus diperbaiki
104 SETUJU
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
LERENG BERTANGGA
Kelandaian Tangga
Lereng Kemiringan Jarak Vertikal
> 10% s/d ≤ 15% Mak 4% Mak 30cm
> 15% Mak 4% Mak 60cm
4% - 6% 2% - 3% (Perkerasan Jalan)
4% Mak 30/60 cm
Dinding Penahan
4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm
105
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pemadatan
Lapis per Lapis
Perhatian pada :
1. Pemadatan dasar timbunan
2. Kualitas bahan timbunan
3. Pemadatan lapis per lapis
4. Uji kepadatan setiap lapis
5. Elepasi top timbunan
6. Road safety saat pelaksanaan
✓ 7. Pengelolaan lingkungan
106
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
107
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang
disyaratkan.
➢ Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki kemiringan melintang sesuai
rancangan dengan toleransi ± 0.5%.
108
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Fondasi Agregat, atau
tanah asli didaerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang
dihampar dan membentuk tanah dasar seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan badan Jalan akan dibayar dalam satuan pengukuran Meter Persegi,
dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan
biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan Penyaiapan Tanah Dasar.
110
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.3
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN
PEKERJAAN (1)
SERTIFIKASI
KUANTITAS
KONTROL LALU
LINTAS (2)
PEMBAYARAN Periksa apakah Penyedia Jasa sudah mendapat informasi yang
PENYIAPAN diperlukan
LAPANGAN (3) KETENTUAN (1)
• Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop drawing,
rencana metode kerja dan kesiapan alat
GALIAN KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PERBAIKAN KETENTUAN (3)
TIMBUNAN
PEKERJAAN • Lokasi utilitas bawah tanah
• Lindungi utilitas existing
• Semua material yang tidak digunakan harus dikeluarkan
PEMADATAN CHECK 4
• Kepadatan dan kadar air
CHECK TIDAK • Toleransi dimensi (elevasi akhir, kerataan dan kemiringan
4 melintang permukaan)
SETUJU
111
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 4
PEKERJAAN PREVENTIF
112
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pelaburan aspal pada lokasi perkerasan pekerjaan dengan menggunakan baik aspal
keras, aspal cair maupun aspal emulsi untuk menutup retak, mencegah pelepasan butiran agregat,
memelihara tambalan atau menambal lubang agar kedap air, memelihara perkerasan eksisting yang
mengalami penuaan atau untuk tujuan lainnya.
113
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras (pen 80/100), aspal cair (MC 250, MC 800), aspal emulsi
(MS-1, HFMS-2, RS-1, CRS-1).
2. Agregat penutup untuk laburan aspal harus memenuhi gradasi seperti terlihat pada table berikut:
114
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Variasi tekstur
Bahan Satuan
Halus Kasar
CATATAN :
Aspal Emulsi = Aspal (residu) x 100/(100 - % air dalam emulsi),
Aspal Emulsi = 0.60 x (100/60) s/d 0.86 x (100/60) = 1.00 s/d 1.43 lt/m2 (Agregat halus)
Aspal Emulsi = 0.87 x (100/60) s/d 1.00 x (100/60) = 1.45 s/d 1.66 lt/m2 (Agragat kasar)
115
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
2. Pemakaian Aspal
➢ Mesin penyemprot harus mampu memberikan distribusi aspal yang merata baik menggunakan batang
penyemprot dari distributor aspal maupun penyemprot tangan.
➢ Cara manual pada pelaburan untuk lokasi yang kecil, mungkin dapat diperkenankan menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan.
3. Pemakaian Agregat
➢ Agregat harus ditebar segera setelah penyemprotan aspal. Agregat dapat ditebar dengan cara yang
memadai (termasuk cara manual) sampai diperoleh lapisan yang merata tanpa bopeng.
➢ Agregat harus digilas dengan menggunakan pemadat roda karet yang sesuai atau pemadat roda baja
dengan berat kotor tidak kurang dari 1 ton.
➢ Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, kelebihan agregat yang lepas harus disapu dari permukaan
perkerasan.
116
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Bahan
➢ Agregat harus dijaga kebersihannya dari benda asing
➢ Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak terjadi
kebocoran atau kemasukan air.
➢ Temperatur penyemprotan aspal sesuai yang disyaratkan.
2. Kecakapan Kerja
➢ Bilamana laburan aspal dilaksanakan setengah lebar jalan, suatu lajur aspal selebar 20 cm harus
dibiarkan terbuka dan tidak boleh diberi agregat penutup agar dapat menyediakan bagian
tumpeng tindih (overlap) bahan aspal bilaman lajur yang bersebelahan dilaksanakan.
3. Lalu Lintas
➢ Lalu lintas dizinkan melewati permukaan laburan aspal setelah beberapa jam selesai dikerjakan,
seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Periode tipical berkisar antara 2 sampai 4 jam.
117
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Cara Pengukuran
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan takaran
penghamparan yang masih kurang dari yang diterima atau setiap bagian yang terkelupas.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran laburan aspal adalah dalam satuan Meter Persegi
yang terhampar di lapangan.
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas sebagaimana yang disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per
Meter Persegi, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk pembersihan, pembuangan kotoran, semua bahan, penghamparan dan pemadatan,
termasuk semua tenaga kerja, alat, pengujian, alat-alat bantu dan hal lain yang diperlukan.
118
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Aspal yang digunakan
3. Cara pelaburan
4. Pemakaian aspal (lt/m2)
5. Pemilihan agregat penutup
6. Penaburan agregat penutup
7. Penggilasan
8. Road safety
9. Pengelolaan lingkungan
119
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perbaikan Retak
(Crack Sealing)
✓
Perhatian pada :
1. Pembersihan retak (manual/
kompresor)
2. Pengisian retakan denga
aspal cair
3. Penutupan retakan dengan
agregat penutup
4. Penekanan agregat penutup
121
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 5
PERKERASAN BERBUTIR DAN
PERKERASAN BETON SEMEN
122
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan,
dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail
yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Toleransi Dimensi dan Elevasi
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas B, Toleransi Elevasi Permukaan terhadap elevasi rencana +0 cm/-2 cm.
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas A. Toleransi Elevasi Permukaan terhadap elevasi rencana +0 cm/-1 cm.
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas S (bahu jalan) atau Lapis Drainase, Toleransi Elevasi Permukaan terhadap
elevasi rencana + 1.5 cm/-1.5 cm.
➢ Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
➢ Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A dan Lapis Drainase tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang
disyaratkan.
➢ Pada permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A, penyimpangan maksimum pada kerataan permukaan yang
diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.
3. Cuaca yang Diijinkan Untuk Bekerja
➢ Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan tidak berada dalam
rentang yang disyaratkan.
123
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
124
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Penyiapan Formasi
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan eksisting, semua
kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu.
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan lama, yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang
lebih baik.
2. Penghamparan
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkaan. Bilamana akan
dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang disetujui yang tidak
menyebabkan segregasi. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.
➢ Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui
Pengawas Pekerjaan.
126
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Pemadatan
➢ Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan, hingga kepadatan
paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
➢ Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet, bila mesin gilas
statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan.
➢ Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
4. Pengujian
➢ Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan
ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Untuk setiap 1000 m3 bahan yang diproduksi
untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 500 m3 bahan untuk pelebaran menuju lebar
standar, paling sedikit harus meliputi 5 (lima) pengujian gradasi, 5 (lima) pengujian PI dan 1 (satu)
penentuan kepadatan kering maksimum.
➢ Kepadatan dan Kadar Air bahan Lapis Fondasi Agregat harus secara rutin diperiksa. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman, dan tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur untuk
pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar standar.
127
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
128
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Satuan kontrak per
Meter Kubik, harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pekmeliharaan permukaan akibat dilewati lalu lintas, dan
semua biaya yang diperlukan.
129
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENGUKURAN
Bagan Alir – Seksi 5.1
PENGAJUAN KUANTITAS
MULAI KERJA (1) PEKERJAAN Pastikan Penyedia Jasa mendapat seluruh data dan gambar
yang dibutuhkan
SERTIFIKASI
KONTROL LALU KETENTUAN (1)
KUANTITAS
LINTAS (2) • Siapkan 2 contoh material masing-masing 50 kg
BATASAN CUACA PEMBAYARAN • Detail sumber bahan dan hasil pengujian laboratorium
(3) KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PENYIAPAN KETENTUAN (3)
LAHAN
• Tidak ada pekerjaan selama hujan atau pemadatan segera
CHECK TIDAK setelah hujan
4 CHECK 4
SETUJU
• Kerusakan perkerasan atau bahu jalan existing harus
PENGHAMPRAN
(5) diperbaiki
• Permukaan perkerasan existing digaruk
PEMADATAN PERBAIKAN KETENTUAN (5)
PEKERJAAN • Rentang kadar air campuran -3 +1 dari OMC
CHECK TIDAK • Tebal gembur disesuaikan
6 • Gradasi campuran masuk dalam amplop gradasi
SETUJU
CHECK 6
• Kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
maksimum modifikasi
130 • Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
131
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
132
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Blending Equipment
133
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
134
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
✓
Perhatian pada :
✓ 1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Homogenitas campuran
3. Kontrol gradasi terhampar
4. Kemiringan melintang
5. Tebal padat maksimum
6. Kadar air penghamparan
7. Uji kepadatan
8. Road safety dalam pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
135
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kepadatan lapangan &
kadar air
2. Pemadatan kembali galian
sand cone
3. Jarak titik pengujian
4. Perawatan sebelum
pekerjaan prime coat/aspal
136
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
137
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
138
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Cakupan pekerjaan: meliputi pembuatan perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan Lapis
Fondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.
Bahan
1. Agregat Halus
2. Agregat Kasar
3. Semen dan Abu Terbang
4. Air
5. Baja Tulangan
6. Membran Kedap Air
7. Bahan Tambah
8. Bahan Untuk Perawatan
139
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
10. Beton
a) Bahan Pokok Campuran
➢ Proporsi didasarkan hasil trial mix
➢ Agregat halus harus dipertahankan seminimal mungkin, akan tetapi sekurang-kurangnya 40% agregat
dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus (lolos # 4.75 mm).
➢ Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0.075 mm sebesar 2%
kecuali bahan pozzolan.
➢ Penyedia jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 38 mm asalkan tidak terjadi
segregasi, kelecakan dapat dicapai, dan kerataan dapat dipertahankan.
140
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
c) Kekuatan
➢ Kuat lentur umur 28 hari untuk beton percobaan campuran min 4.7 Mpa
➢ Kuat lentur umur 28 hari untuk perkerasan beton semen (pengendalian produksi) min 4.5 Mpa.
➢ Ukuran balok uji 500 mm X 150 mm x 150 mm dengan jarak antar peletakan 450 mm dan masing-
masing jarak kantilever 25 mm.
➢ Kekuatan yang terjadi pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur lapangan yang terjadi
➢ Kuat tekan rata-rata Laps Fondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari dari produksi harian 80 – 110
kg/cm2.
141
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
142
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
1. Umum
➢ Penghamparan dapat dilakukan baik dengan menggunakan acuan bergerak (slipform) maupun acuan
tetap (fixed form).
3. Kendaraan Pengangkut
➢ Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus mampu menuangkan beton
dengan konsistensi adukan yang disyaratkan.
➢ Untuk beton yang dibentuk dengan acuan bergerak campuran dapat diangkut dengan dump truck.
143
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
4. Pencampuran Beton
➢ Pemasokan beton siap pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed form) sesuai hasil
demonstrasi bahwa kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan dapat dipenuhi.
➢ Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang mempunyai kapasitas gabungan tidak kurang dari 60 m3 per
jam harus dilengkapi dengan acuan bergerak kecuali jika dapat dibuktikan bahwa kecepatan penghantaran,
mutu dan kesinambungan dapat dipenuhi.
5. Vibrator (Penggetar)
➢ Vibrator untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan, dapat berupa jenis Surface Pen atau jenis internal
dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds.
➢ Vibrator tidak boleh menyentuh rakitan sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban, tanah dasar
atau acuan samping.
➢ Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls permenit, dan vibrator internal tidak
boleh kurang dari 5000 impuls per menit, untuk vibrator tabung tidak kurang dari 7000 impuls per menit.
6. Gergaji Beton
➢ Penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai.
➢ Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji siap pakai dan sebuah pisau gergaji cadangan.
144
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
7. Acuan
➢ Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan harus
disediakan dalam ruas-ruas dengan Panjang tidak kurang dari 3 m.
➢ Kedalaman acuan sekurang-kurangnya sama dengan ketebalan perkerasan, dan tanpa ada sambungan
horizontal.
➢ Lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya
➢ Acuan dapat disesuaikan atau lengkung dengan radius yang sesuai harus digunakan.
➢ Acuan harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila telah
terpasang dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran dari alat
pemadat dan pembentuk.
145
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sambungan (Joints)
1. Sambungan Memanjang
➢ Batang baja ulir dengan Panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan harus diletakkan tegak lurus
dengan sambungan memanjang memakai peralatan mekanis atau dipasang dengan besi penahan (chair).
➢ Batang pengikat (tie bars) tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam
tabung atau sleeves kecuali untuk keperluan sambungan pada pelebaran lanjutan.
➢ Bilamana ditunjukkan dalam gambar atau lajur perkerasan yang bersebelahan dilaksanakan secara terpisah,
acuan samping terbuat dari baja harus digunakan untuk membentuk lidah dan alur (keyway) sepanjang
sambungan konstruksi.
➢ Baja pengikat kecuali terbuat dari baja rel dapat dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan dari
lajur pertama yang dilaksanakan dan diluruskan kembali bila lajur yang bersebelahan dihamparkan.
➢ Sambungan memanjang hasil penggergajian (longitudinal saw joint) harus dilakukan dengan pemotong
beton dengan kedalaman, lebar dan garis yang ditunjukkan dalam gambar, serta harus segera dibersihkan
dan diisi dengan bahan penutup (sealer).
➢ Sambungan memanjang tipe sisipan permanen (longitudinal permanent insert type joint) harus dibentuk
dengan memasang bahan lentur yang memanjang (strip) yang tidak bereaksi secara kimiawi dengan bahan-
bahan kimia dalam beton.
146
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sambungan (Joints)
147
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sambungan (Joints)
148
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sambungan (Joints)
d) Sambungan Susut Melintang yang Dibentuk Dengan Acuan (Transverse Formed Contraction Joints)
✓ Sambungan ini harus memenuhi ketentuan untuk sambungan memanjang yang dibentuk dengan
acuan (longitudinal formed joints).
149
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Sambungan (Joints)
Sambungan (Joints)
151
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
1. Umum
➢ Sebelum mulai pekerjaan beton semua pekerjaan lapis fondasi bawah, selongsong (ducting) dan kerb yang
berdekatan harus sudah selesai.
➢ Survey elevasi harus dilakukan pada lapis fondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih tinggi 5 mm dari
elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dimulai pekerjaan berikutnya.
152
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
3. Pengecoran Beton
➢ Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin
dihindari.
➢ Penghamparan harus dilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara,
penghamparan secara manual diperlukan harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan
perata (rakes).
➢ Tenaga kerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang
dilekati dengan tanah atau kotoran lainnya.
➢ Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur yang telah selesai terlebih dulu, dan peralatan
mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, maka kekuatan beton harus sudah mencapai sekurangnya
90% dari kekuatan rencana umur 28 hari.
153
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
155
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
156
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
7. Penyetrika (Floating)
➢ Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan
bantuan alat penyeterika, dengan metode:
a. Metode Manual, dijalankan dengan manual dengan Panjang tidak kurang dari 350 mm dan lebar tidak
kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku. Dijalankan dari atas jembatan yang dipasang
membentang dikedua sisi acuan tepi tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti Gerakan menggergaji.
b. Metode Mekanik, dapat menggunakan mesin yang mencakup pemotong, penyetrika dan penghalus,
yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku. Rangka dijalankan dengan alat beroda
4 atau lebih, yang bertumpu pada acuan samping.
8. Memperbaiki Permukaan
➢ Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian yang ambles
harus segera diisi dengan beton yang baru, dibentuk, dipadatkan dan diselesaikan (finishing) lagi.
➢ Perhatian khusus harus untuk memastikan kerataan permukaan memenuhi toleransi yang dipersyaratkan.
157
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
9. Membentuk Tepian
➢ Tepi perkerasan beton sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging
tool) untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu atau12 mm
bila tidak ditentukan dalam gambar.
10.Penyelesaian Permukaan
➢ Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada permukaan
digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat tegaklurus dengan garis sumbu (centerline)
jalan.
➢ Pengasaran dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang dari 450 mm, terdiri
dari dua baris kawat dengan Panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari
as ke as 25 mm.
➢ Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berseling-seling (zig-zag) sehingga jarak kawat pada baris
kedua dan baris pertama 12.5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila
Panjang kawat terpendek telah mencapai 90 mm.
➢ Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 3 mm.
158
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
11.Survey Permukaan
➢ Dalam 24 jam setelah pengecoran, penyedia jasa harus melakukan survey elevasi permukaan dan tebal
lapisan.
➢ Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus dan perkerasan semen tidak
boleh berbeda lebih 10 mm di bawah atau 10 mm di atas (-10,+10).
➢ Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan lereng melintang
rancangan dengan toleransi ± 0.3%.
12.Menguji Permukaan
➢ Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Fondasi Bawah dan Permukaan Beton Semen harus diuji dengan
menggunakan mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3 m. Lokasi yang menunjukkan ketinggian lebih 3
mm tapi tidak lebih dari 12.5 mm sepanjang 3 m, harus ditandai dan segera diturunkan elevasinya dengan
Gurinda sampai tidak melebihi 3 mm.
➢ Bilaman penyimpangan penampang melintang melebihi 12.5 mm perkerasan beton harus dibongkar.
159
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
13.Perawatan (Curing)
➢ Permukaan perkerasan beton yang terekpos harus segera dirawat dengan penyemprotan bahan perawatan
yang disetujui. Penyemprotan dilakukan segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat
sesuai dengan kondisi berikut:
a. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus, disemprotkan merata
dalam 2 kali penyemprotan, pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air pemukaan tidak begitu
mengkilap, kedua 10 sampai 30 menit setelah itu.
b. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama 30 menit setelah penggaruan, dan yang
kedua 15 menit sampai 45 menit sesudahnya.
c. Alat penyemprot yang dapat berjalan penuh merupakan prasyarat untuk perawatan perkerasan.
d. Kadar penyemprotan minimum 0.20 ltr/m2.
e. Penyemprotan yang tidak merata harus disemprot ulang dalam waktu 6 jam, dengan kadar
penyemprotan yang diuji tidak kurang dari 2 kali penyemprotan semula.
f. Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput (membrane) yang menerus dan
tidak patah sampai kekuatan lapangan mencapai 70% kekuatan rancangan.
➢ Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus paling tidak 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai, dengan cara:
a. Menutup dengan lembaran plastik, sampai perkerasan berikutnya dihampar.
b. Penyemprotan dengan bahan perawatan berpigmen putih
c. Pengabutan yang berkesinambungan
160
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
14.Membongkar Acuan
➢ Acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru dicor sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam.
➢ Lokasi keropos kecil harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan adukan semen kental dengan
perbandingan 1 semen 2 agregat halus.
➢ Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu dan harus dibongkar dan diganti
➢ Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m panjangnya atau kurang dari lebar
seluruh lajur yang terkena pembongkaran.
15.Panjang Percobaan
➢ Penyedia jasa harus menyediakan instalasi, peralatan dan menunjukkan metode pelaksanaan pekerjaan
dengan melakukan penghamparan percobaan tidak kurang dari 30 m di luar lokasi pekerjaan.
➢ Setelah percobaan pertama disetujui maka percobaan sepanjang minimum 150 m dan tidak lebih dari 300
m harus dilakukan di daerah kerja permanen.
➢ Bilamana hasil penghamparan percobaan lanjutan tidak memenuhi spesifikasi, Penyedia Jasa harus harus
menyiapkan lokasi percobaan yang lain.
➢ Penghamparan percobaan yang tidak memenuhi spesifikasi harus dibongkar.
161
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Beton Kurus akan dibayar dengan Harga Kontrak per
Meter Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan
dan pengecoran semua bahan termasuk semen, baja tulangan, acuan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar),
bahan sambungan dan lembar membrane, Panjang percobaan diluar lokasi kegiatan, perawatan, pengujian,
dan semua bahan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.
163
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan material, pencampuran dengan alat
pencampur berpenggerak sendiri (self propelled mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan
roller, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing), dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
➢ Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan tidak boleh kurang dari 1 cm.
➢ Apabila digunakan mistar sepanjang 3 m diletakkan pada permukaan, variasi kerataan permukaan yang ada
tidak boleh melampaui 1 cm tiap 3 meter.
➢ Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi lapangan
sedang basah/becek.
➢ Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan dimensi, maka Penyedia
Jasa harus mengkompensasikan dengan penambahan tebal lapisan di atasnya (AC-Base, AC-BC, AC-WC).
➢ Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak dimungkinkan keberadaannya
sebagai lapis konstruksi, maka Penyedia Jasa harus melakukan pembongkaran.
➢ Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen penghamparan lapis penutup atas
(Ac-Base, AC-BC, AC-WC) harus dilaksanakan.
➢ Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir.
164
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. SEMEN PORTLAND
➢ Semen yang digunakan adalah Semen Portland tipe I yang memenuhi ketentuan SNI 15-2049-2004, atau
PPC (Portlad Pozzolan Cement) yang memenuhi SNI 0302: 2014 dapat digunakan apabila diizinkan oleh
Pengawas Pekerjaan.
2. Air
➢ Ketentuan Pasal 7.1.2.2 air untuk campuran beton harus berlaku
3. Agregat
➢ Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A dan Lapis Fondasi Semen Kelas B
mengikuti ketentuan Seksi 5.1
165
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Lapis fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air. Kadar semen harus ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix).
2. Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan, untuk menentukan : Kuat Tekan, Kadar Semen, Kadar Air Optimum, Berat Isi
Campuran kering pada kadar air optimum.
3. Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) adalah 3
– 5%, dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) adalah 4 – 6%. Kadar semen yang
diperlukan harus ditentukan berdasarkan hasil rancangan campuran kerja (job mix design).
4. Persyaratan kuat tekan untuk CTB pada umur 7 hari 45 – 55 kg/cm2 dan CTSB 35 -45 kg/cm2.
166
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen
sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan.
2. Berdasarkan hasil percobaan lapangan setelah 7 hari Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui
Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan Penyedia Jasa untuk membuat
beberapa variasi yang lain.
167
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Persiapan Permukaan Tanah Dasar (Sub-Grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub-Base)
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) jika ada harus sesuai dengan Seksi 3.3
➢ Lapisan Fondasi Bawah (sub-base) jika ada, harus sesuai dengan Seksi 5.1
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (sub-base) harus bersih dan rata.
Perawatan (Curing)
Segera setelah pemadatan terakhir, bila permukaan telah cukup kering harus ditutup minimum 4 hari dengan
menggunakan:
1. Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran
2. Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS-1 dengan Batasan pemakaian 0.35 – 0.50 lt/m2.
3. Karung goni yang dibasahi dengan air selama masa perawatan.
Pengendalian Mutu
1. Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari
2. Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari. Sesuai SNI 2828:2011 dan
/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi
lendutan dan kepadatan. Pengujian kerucut pasir untuk lapisan yang lebih dalam 20 cm, harus dilakukan 2
pengujian untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
3. Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS )dan kadar air harus dilakukan paling sedikit 2 kali per hari.
170
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak per Meter Kubik. Harga satuan merupakan
kompensasi penuh semua bahan, pencampuran,pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pemeliharaan,
finishing, testing, dan perbaikan permukaan, serta biaya yang lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan.
171
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 5.5
PERAWATAN (6)
PENGAJUAN
MULAI
PENGUKURAN KETENTUAN (1)
PEKERJAAN (1)
HASIL • Potongan melintang detail
PEKERJAAN • Rancangan campuran (kuat tekan, kadar semen, kadar air optimum terhadap isi
KONTROL LALU kering campuran)
LINTAS (2) SERTIFIKASI KETENTUAN (2)
KUANTITAS • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PERCOBAAN
CHECK 3
PEMADATAN PEMBAYARAN • Dicoba di lapangan sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan
CHECK TIDAK • Periksa kepadatan lapangan
3 • Periksa peralatan pemadatan
SETUJU • Dapatkan jumlah lintasan
PERSIAPAN KETENTUAN (4)
LAPANGAN (4) • Permukaan tanah dasar/sub-grade (jika ada) harus dipersiapkan sesuai
spesifikasi Seksi 3.3
PENGHAMPARN • Lapis fondasi bawah/sub-base (jika ada) harus sesuai dengan Seksi 5.1
& • Permukaan tanah dasar/sub-grade atau lapis pondasi bawah/sub-base harus
PENCAMPURAN bersih dan rata
CHECK 5
• Kepadatan paling sedikit 98 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi
PEMADATAN • Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi
KETENTUAN (6)
CHECK TIDAK • Ditutup dengan lembaran plastik atau terpal
5 • Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS1 (0,35-0,5 lt/m2)
SETUJU
• Penutupan dengan karung goni yang dibasahi
172
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL
173
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Umum
➢ Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan.
➢ Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa bahan pengikat
seoperti Lapis Fondasi Agregat.
➢ Lapis Perekat (Tack Coat) harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat seperti : Lapis Penetrasi
Macadam, Laston, Lataston, Lapis Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen,Perkerasan Beton
Semen dll.
Bahan
175
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Peralatan
1. Ketentuan Umum
➢ Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor,
distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal, dan peralatan yang sesuai untuk
menyebarkan kelebihan aspal.
176
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan Pekerjaan
177
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan Pekerjaan
3. Pelaksanaan Penyemprotan
➢ Bilamana lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada
bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan, dan harus
dibiarkan terbuka tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya.
➢ Setelah pelaksanaan penyemprotan, khusus untuk Lapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan
tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat
pemadat roda karet, sikat ijuk, atau alat penyapu dari karet.
➢ Tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menunjukkan adanya bahan yang berlebihan
harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) sebelum penghamparan lapis berikutnya.
Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis resap
Pengikat.
178
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per Liter, dimana
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seluruh
bahan, termasuk bahan penyerap (blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perlengkapan, dan setiap bagian yang diperlukan.
180
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
181
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (3)
• Prime coat atau tack coat tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (4)
• Permukaan yang dilapisi harus bebas dari kotoran dan debu
• Pembersihan dilebihkan tidak kurang 20 cm pada masing-masing sisi daerah yang akan disemprot
• Permukaan akhir setelah disapu harus terlihat datar, lurus, bersih terlihat tekstur agregat. Permukaan yang hanya terlihat
agregat halus tidak boleh diterima
KETENTUAN (5)
• Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan lapangan untuk mengetahui tingkat penggunaan yang cukup
CHECK 6
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang gagal atau tidak diterima
KETENTUAN (7)
• Permukaan yang di prime coat harus dipelihara sampai pelapisan berikutnya. Lalu lintas tidak boleh melintasi
permukaan yang sudah ada prime coat sampai material prime coat terpenetrasi dan kering (kecuali bila digunakan
balotter material)
• Permukaan yang di tack coat harus dilindungi dari kerusakan dan dihindarkan dari lalu lintas. Pelapisan aspal
dilaksanakan sebelum tack coat mengering
182
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
✓
183
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Asphalt Distributor
184
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan di Lapangan
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Cuaca/kondisi perkerasan
3. Persyaratan bahan
4. Metode/cara penyemprotan
5. Perbaikan kerataan penyemprotan
6. Uji pemakaian (lt/m2)
7. Perawatan sebelum pekerjaan aspal
8. Road safety saat pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
185
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisa padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi, lapis antara
dan lapis aus dari campuran beraspal panas terdiri dari agregat, bahan aspal, bahan anti pengelupasan, dan
serat selulosa (hanya untuk SMA), yang dicampur secara panas di AMP, serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas permukaan yang telah disiapkan.
2. Jenis Campuran
➢ Stone Matrix Asphalt (SMA), terdiri dari 3 jenis: SMA tipis, SMA halus, SMA kasar, dengan ukuran partikel
maksimum 12.5 mm, 19 mm, 25 mm.
➢ Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS), terdiri dari 2 jenis : HRS Fondasi (HRS - Base) dan HRS
Lapis Aus (HRS - Wearing Course, HRS-WC), dengan ukuran agregat masing-masing 19 mm.
➢ Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC), terdiri dari 3 jenis : AC Lapis Fondasi (AC - Base), AC Lapis Antara
(AC - Binder Course, AC-BC), AC Lapis Aus (AC - Wearing Course, AC-WC).
186
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
187
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Agregat Kasar
➢ Fraksi agregat kasar tertahan ayakan No. 4, harus bersih, keras, awet, bebas dari lempung.
➢ Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal.
➢ Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan
menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian sehingga gradasi gabungan
agregat dapat dikendalikan dengan baik.
2. Agregat Halus
➢ Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan
terdiri dari bahan yang lolos saringan No.4 (4.75 mm).
➢ Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal
dengan pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
➢ Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak melampaui 15%.
➢ Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas lempung, atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya.
188
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
3. Bahan Pengisi
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) dapat berupa debu batu kapur (limestone dust), atau semen,
harus kering dan bebas dari gumpalan, dan bila diuji dengan pengayakan harus mengandung bahan yang
lolos ayakan No. 2000 (75 micron) tidak kurang dari 755.
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) untuk semen harus dalam rentang 1% – 2% terhadap
berat total agregat, dan untuk bahan pengisi lainnya dalam rentang 1% – 3% terhadap total agregat.
Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya tetapi tidak boleh menggunakan semen.
189
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
190
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. GRADASI INDIVIDU
Urutan Penyusunan 3. GRADASI GABUNGAN
DMF/JMF
4. UJI MARSHALL
7. GRADASI INDIVIDU
Ketentuan Peralatan
2. Peralatan Pengangkut
4. Peralatan Pemadat
192
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penghamparan Campuran
1. Pengukuran Pekerjaan
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah berdasarkan ketentuan di bawah :
✓ Untuk lapis bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran beraspal yang telah dihampar dan
diterima. Yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal aktual yang
diterima dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari benda uji (core). Tonase bersih adalah
selisih dari berat campuran beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent).
✓ Untuk anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan yang digunakan dan diterima.
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari
tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis
disepanjang tepi perkerasan atau ditempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar
aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF atau toleransi yang disyaratkan tidak akan diterima untuk
pembayaran.
➢ Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan existing (memerlukan koreksi bentuk),
harus dihitung berdasarkan hasil perkalian antara tebal rata-rata yang diterima dengan luas penghamparan
aktual yang diterima. Bilamana tebal rata-rata campuran beraspal melampaui kuantitas perkiraan yang
dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal rata-rata yang digunakan dan diterima oleh
pengawas pekerjaan yang diperhitungkan untuk pembayaran. Bagaimanapun juga, jumlah tonase
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima tidak boleh melampaui berat campuran beraspal
yang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah timbangan.
194
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Kecuali yang disebutkan di atas, maka tebal campuran beraspal yang diukur untuk pembayaran tidak boleh
lebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan dalam gambar. Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk
ketebalan yang melebihi tebal rancangan.
➢ Lebar hamparan campuran beraspal yang dibayar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Pengukuran
dilakukan tegak lurus sumbu jalan per 25 m.
➢ Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima campuran dengan kadar aspal lebih rendah dari yang disyaratkan
(kadar aspal JMF), pembayaran campuran akan dihitung berdasarkan tonase hamparan dikalikan dengan faktor
koreksi Cb (Cb=kadar aspak ekstraksi/kadar aspal JMF).
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan dapat dilihat
table 6.3.8.1/6.3.8.2.
2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki
➢ Bilamana perbaikan dari campuran beraspal panas dilaksanakan, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
haruslah kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi dan tidak melampaui tebal dalam
gambar.
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditentukan dibayar menurut Harga Kontrak per Ton untuk campuran beraspal
panas, dan Harga Kontrak per kg untuk Bahan Anti Pengelupasan, harga tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk mengadaan dan memproduksi dan menguji dan mencampur serta menghampar semua bahan,
termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian, perkakas dan perlengkapan lainnya.
195
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (5)
• Penghamparan aspal tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (6)
• Permukaan yang dilapisi, dibersihkan dari kotoran dan debu. Tack coat atau prime coat yang digunakan disesuaikan
dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (7)
• Material aspal yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (8)
• Material agregat yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (9)
• Mengacu ke DMF/JMF yang telah disetujui
KETENTUAN (10)
• Campuran akan dikirim ke lokasi penghamparan pada temperatur sesuai pada spesifikasi
CHECK 11
• Campuran dihampar dan dipadatkan sesuai ketebalan, kemiringan, elevasi, kerataan dan potongan melintang
• Penghamparan dimulai dari lajur terendah
• Mesin vibrator pada alat penghampar dijalankan selama penghamparan dan pemadatan
• Kepadatan lapangan harus disetujui Pengawas Pekerjaan
197
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
0
100. 00
90.00
80.00
70.00
60.00 Series1
50.00
40.00 Series2
30.00
Series3
20.00
10.00
0.00
6 200
# #530 4
# 3
3/8" 21/2" 1
3/4"
8
CATATAN : CA 36 %
FA = 64 % + FF Pb 7.0
TOT = 100 % FF = 2 % Variasi 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5
198
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
199
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
200
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Sertifikat kelaikan operasi
2. Sertifikat kalibrasi timbangan
3. Kapasitas sekali pencampuran
4. Sekat antar cold bin
5. Bukaan cold bin
6. Bahan bakar pemanasan agregat
7. Dust colector
8. Silo filler
9. Dozing pump
10. Termometer aspal & dryer
11. Timbangan truck
12. Harus AMP sistem penakaran
(batching), sistem continuous tidak
diizinkan untuuk dipakai
201
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
202
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
203
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
204
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Penghamparan Aspal
✓
205
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
206
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Kesiapan peralatan, Tenaga Kerja
3. Suhu campuran aspal
4. Sambungan melintang & memanjang
5. Penghamparan
6. Tebal gembur hamparan
7. Suhu pemadatan
8. Pemadatan
9. Kemiringan dan kerataan
10. Uji kepadatan dan ketebalan
11. Penutupan lubang uji inti (Core)
12. Road safety saat pelaksanaan
13. Pengelolaan lingkungan
207
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
208
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Temperatur
No Prosedur Pelaksanaan
(°C)
1 Pencampuran di AMP 145 - 155
209
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 7
STRUKTUR
210
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrulik yang setara, agregat halus, agregat
kasar, dan air dengan atau bahan tambah membentuk masa padat.
➢ Pekerjaan beton dalam hal ini mencakup beton bertulang dan beton tanpa tulangan.
➢ Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, perawatan beton,
lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
fondasi tetap kering.
➢ Mutu beton yang digunakan dapat dibagi sebagai berikut: 1) Beton Mutu Tinggi fc’ ≥ 45 MPa, 2) Beton
Mutu Sedang 20 MPa ≤ fc’< 45 MPa, 3) Beton Mutu Rendah 15 MPa ≤ fc’< 20 MPa.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan.
3. Jaminan Mutu
➢ Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan.
211
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
212
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
213
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Semen
➢ Semen Portland tipe I, II, III, IV dan V atau PPC (Portland Pozzolan Cement) apabila diizinkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe atau satu merek semen.
2. Air
➢ Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau amoniak.
➢ Air yang diusulkan dapat digunakan bila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28
hari mempunyai kuat tekan minimal 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.
3. Agregat
➢ Ketentuan Gradasi Agregat
✓ Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan aplop gradasi, tetapi atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi masih dapat digunakan apabila
memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran (slump/strength/durability)
✓ Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak
antar baja tulangan.
214
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
4. Bahan Tambah
➢ Digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton, dapat berupa bahan tambah kimia dan/atau
bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
✓ Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton tidak lebih dari 5% berat
semen.
✓ Bahan Tambah Mineral
Berupa abu terbang (fly ash), semen slag, mikro silika atau silica fume (SNI 2460:2011/SNI 6385:2016)
215
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksaanaan Pengecoran
2. Acuan
➢ Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan.
➢ Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir yang tidak terekpose,
tetapi kayu yang diserut harus digunakan untuk permukaan beton yang terekpose.
3. Pengecoran
➢ Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
pengecoran beton dimulai. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton, tanggal
serta waktu pencampuran beton.
➢ Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
216
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksaanaan Pengecoran
➢ Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak khusus (oil form).
➢ Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting time).
➢ Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint), atau sampai pekerjaan selesai.
➢ Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dIcapai pada posisi akhir beton
untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui 1 m dari tempat awal pengecoran.
➢ Beton tidak boleh jatuh bebas dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
➢ Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga campuran beton yang telah dicor
masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru..
➢ Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu
dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga
jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan
adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
➢ Air tidak boleh dialirkan di atas/dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton s/d 24 jam setelah
pengecoran.
217
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksaanaan Pengecoran
4. Sambungan Konstruksi
➢ Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalamam paling sedikit 4 cm untuk
pelat. Sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak
melampaui 40 m2.
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan tambah sebagaimana yang diperlukan untuk
membuat sambungan konstruksi tambahan bila pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Pengawas Pekerjaan.
5. Pemadatan
➢ Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui.
Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
➢ Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran permenit
dengan berat efektif 0.25 kg.
➢ Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan mampu
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 vibrasi per menit (vpm).
218
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perawatan Beton
Perawatan Beton
220
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Penerimaan Bahan
➢ Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus setujui oleh Pengawas
Pekerjaan dengan mengecek atau memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan bahan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan.
221
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
➢ Pencampuran dengan alat pencampur beton manual, untuk masing-masing mutu beton dengan volume ≤
60 m3, setiap maksimum 5 m3 beton minimum diambil 1 set benda uji (1 set = 3 benda uji), dan jumlah
hasil pengujian tidak boleh kurang dari 4 hasil untuk masing-masing umur dan rancangan campuran. Apabila
volume pekerjaan beton > 60 m3 tercapai, maka setiap maksimum 10 m3 beton minimum diambil 1 set
benda uji.
➢ Untuk pengecoran produksi Ready Mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu ≤
60 m3 harus diperoleh 1 set benda uji untuk setiap 15 m3. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya diambil 1 set benda uji.
222
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Pengukuran
➢ Beton akan diukur dengan jumlah Meter Kubik terpasang dan diterima sesuai yang ditunjukkan pada
gambar.
➢ Tidak ada pengukuran tambahan yang akan dilakukan untuk acuan, perancah, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, dan pekerjaan pelengkap lainnya.
➢ Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan
tambah.
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan, akan dibayar sebagai Harga Kontrak
per Meter Kubik beton. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
dan pemasangan bahan yang tidak dibayar pada mata pembayaran lain, seperti acuan, perancah, pekerjaan
akhir dan perawatan beton, dan biaya lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan.
223
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
Bagan Alir – Seksi 7.1
PERAWATAN (6)
RENCANA
DETAIL/SHOP
DRAWING PENGUKURAN
CHECK 1
HASIL
PENGAJUAN PEKERJAAN • Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
MULAI KERJA spesifikasi
SERTIFIKASI • Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton
KUANTITAS
CHECK TIDAK • Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
SETUJU
1
PEMBAYARAN • Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari, 14
hari dan 28 hari
KONTROL LALU
LINTAS • Periksa gambar acuan dan perancah
KETENTUAN (2)
PERSIAPAN • Bila acuan dari tanah, pastikan galian pada kondisi kering, bebas
LAPANGAN (2) dari lumpur, runtuhan atau tergenang air
PENCAMPURAN • Bila acuan dari kayu, pastikan bahwa acuan terpasang dengan
PENGADUKAN benar dengan kondisi kuat
BETON (3) KETENTUAN (3)
• Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
PENGAMBILAN
SAMPLE • Campuran beton diukur berdasarkan berat dan dicampur dengan
PENGUJIAN (4) mesin pencampur mekanis
• Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
PENGECORAN • Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
BETON (5)
224
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Uji slump
• Pengambilan sample untuk uji silinder/kubus
KETENTUAN (5)
• Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan selesai
• Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
• Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
• Cetakan harus siap ditempati adukan beton
• Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis dengan prosedur dan cara kerja yang benar
KETENTUAN (6)
• Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton dirawat (curring compound / pembasahan)
225
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Kerataan, kemiringan,
keseragaman kepadatan pada
tanah dasar
2. Kedalaman galian/ketebalan
bahu beton
3. Sambungan aspal dan bahu
beton
4. Pemasangan Acuan
5. Pengecoran sampai
sambungan kerja
6. Pemadatan bahu beton
7. Sekat pemisah (per 5 m)
8. Finishing bahu beton
9. Perawatan bahu beton
10. Road safety
11. Pengelolaan lingkungan
226
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
3. Pada pelaksanaan pekerjaan Beton K-175 untuk bahu jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan alat /
material sebagai berikut:
➢ Besi profil siku dengan ukuran tinggi sesuai dengan ketebalan lapis ke-2 perkerasan aspal,
sebagai cetakan beton yang berbatasan dengan perkerasan.
➢ Pelat Baja tebal ≥ 2 mm, lebar 15 cm, dan Panjang menyesuaikan, sebagai cetakan sisi luar.
➢ Baja tulangan Ø 12 mm Panjang 30 cm sebagai patok penguat tepi cetakan pelat baja yang
ditancapkan dengan jarak setiap 50 cm.
227
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
228
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
229
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
230
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
231
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
232
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Apa yang
salah?
233
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
234
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
235
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
236
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Field Target
Station Location Strength Strength
(Mpa) (Mpa)
12+890 Culvert Slab 15 30
10+860
10+580
Culvert Slab
Culvert Slab
12.5
<10
30
30
237
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
238
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi, termasuk galian
dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi.
➢ Pasangan batu umumnya digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan tanah, gorong-gorong
pelat dan tembok kepala gorong-gorong.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja detail
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
239
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Bahan
1. Batu
➢ Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan haru dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
➢ Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-
sama.
➢ Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.
240
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
1. Persiapan Fondasi
➢ Fondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai Seksi 3.1 Galian.
2. Pemasangan Batu
➢ Landasan dari adukan mortar semen baru paling sedikit 3 cm tebalnya, harus dipasang pada fondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
➢ Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang nampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
➢ Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.
241
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pelaksanaan
2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan harus dibayar dengan Harga Kontrak per Meter Kubik,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, dan penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lain atau biaya yang lain yang diperlukan.
243
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
MULAI
PENYEMPURNAAN Bagan Alir – Seksi 7.9
PERENCANAAN PASANGAN BATU
DETAIL/SHOP
DRAWING CHECK
6
PENGAJUAN PERBAIKAN
MULAI KERJA PEKERJAAN CHECK 1
• Periksa shop drawing dan contoh material yang
CHECK TIDAK
diajukan, pastikan sesuai dengan spesifikasi
1 PENGUKURAN
SETUJU
HASIL
KETENTUAN (2)
PERISAPAN PEKERJAAN • Siapkan pondasi yang berhubungan dengan
PONDASI (2) kegiatan penggalian sebelumnya
SERTIFIKASI • Jika ditentukan, siapkan lapisan kedap air dan
PENEMPATAN KUANTITAS
BATU (3) filter air
PEMBAYARAN • Tempatkan beton lantai kerja jika diperlukan
PENEMPATAN
LUBANG SULING KETENTUAN (3)
DAN SAMBUNGAN • Hampar adukan pada pondasi setebal 3 cm
KONSTRUKSI sebelum penempatan batu lapis pertama sebagai
(5) batu yang besar
PENEMPATAN • Batu ditempatkan muka terpanjang mendatar dan
ADUKAN (4) buat agar posisi batu stabil
244
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
KETENTUAN (4)
• Sebelum ditempatkan, batu dibersihkan dan dibasahi, adukan dimasukkan kedalam rongga melalui samping batu
• Pastikan adukan memenuhi rongga antara batu
• Adukan ditempatkan segera setelah penempatan batu
KETENTUAN (5)
• Dinding penahan batu harus dilengkapi lubang suling
• Pada dinding penahan batu yang panjang, harus ditempatkan sambungan konstruksi setiap 20 m
CHECK 6
• Permukaan sambungan antara batu harus diisi adukan sama rata dengan permukaan dinding tapi tidak menutupi batu
• Permukaan atas dinding harus sesuai dengan yang ditentukan setelah ditambah adukan tahan cuaca setebal 2 cm
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi atau tidak diterima
245
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
246
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
247
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada:
1. Gambar standard
2. Kualitas pelaksanaan Dinding Penahan
Tanah
3. Pemadatan backfill
4. Elevasi atas/top Dinding Penahan
Tanah
5. Perawatan/pembasahan
248
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
249
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 9
PEKERJAAN HARIAN DAN
PEKERJAAN LAIN-LAIN
250
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Tiang Rambu tiang tunggal terdiri dari pipa bulat diameter minimum 55 mm (2”)
3. Lembaran pemantul (retroreflective sheeting) harus merupakan Scotchlite jenis Engineering Grade atau High
Intensity Quality.
4. Beton Adukan Semen untuk fondasi rambu minimum harus dari kelas fc’ 15 Mpa
5. Dimensi fondasi mengikuti gambar rencana
251
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Bahan
➢ Patok pengarah (guidepost) dibuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat reflektif.
➢ Pipa plastik mempunyai panjang 1250 mm dan penampang menyerupai segitiga sama kaki dengan
panjang kaki 150 mm, lebar 105 mm dan dilengkapi dengan 2 macam reflektor ASTM tipe IV yang
dilekatkan pada plat aluminium ukuran 50 X 181mm yang berwarna merah dan putih.
➢ Letak pipa searah dengan lalu lintas dan warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi.
➢ Pipa plastik sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan putih bergantian dengan warna
hitam di ujung paling atas.
➢ Bentuk dan ukuran tanda patok tikungan (delineator) dari pipa plastik sebagaimana dalam gambar.
➢ Lokasi dan jarak pengulangan penempatan patok pengarah disesuaikan dengan hasil manajemen dan
rekayasa lalu lintas.
2. Syarat Konstruksi:
➢ Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir dengan ketebalan 100 mm
➢ Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175
➢ Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah
➢ Sisi bagian atas: 300 mm
➢ Sisi bagian bawah: 500 mm
➢ Kedalaman: 600 mm
➢ Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm sebagaimana tercantum di gambar
252
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
253
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
254
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Rel Pengaman
1. Bahan
Bahan harus dari baja yang digalvanisasi, dengan ketebalan minimum 2.67 mm, dan sifat-sifatnya harus:
➢ Pemanjangan tidak kurang dari 12% untuk pengujian Tarik pada baut dengan Panjang 5 cm.
➢ Mempunyai kekuatan Tarik batas (ultimate) dari 4.900 kg/cm2 (70.000 psi).
➢ Lapisan seng hasil galvanisasi mempunyai berat minimum 550 gr/m2 (pengujian satu titik) dan 610 gr/m2
(pengujian tiga titik) atau mempunyai ketebalan minimum 0.08 mm.
➢ Mempunyai lebar nominal 483 mm dengan toleransi lebar nominal minus 3.2 mm.
2. Pelaksanaan Pemasangan
➢ Elevasi top Rel Pengaman mengikuti ketentuan pada gambar rencana.
➢ Pemasangan sambungan (overlapping) antar segmen mengikuti gambar rencana / segmen depan sisi
dalam)
➢ Segmen akhir direkomendasikan menggunakan tipe bullnose
255
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Dimensi pondasi
2. Mutu beton (min K-175)
257
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
258
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
DIVISI 10
PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA
259
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
a) Perkerasan
➢ Perkerasan Berpenutup Aspal
✓ Penutupan retak (struktural atau retak kecil yang menjalar) dan kekasaran permukaan
✓ Penutupan lubang dengan agregat A/B (rekonstruksi)
✓ Pemotongan dan penambalan dengan campuran aspal panas (patching)
✓ Perbaikan tepi (rekonstruksi/patching)
➢ Perkerasan Tanpa Penutup Aspal (jalan tanah/agregat)
✓ Pengisian lubang dan keriting (corrugation)
✓ Perataan ringan dengan grader untuk mengembalikan bahan yang lepas
✓ Perataan setempat dan perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan agregat
➢ Perkerasan Beton Semen
✓ Perbaikan celah pada sambungan melintang dan memanjang (transversal and longitudinal joints)
✓ Ketidakrataan plat beton (slab) pada sambungan (faulting), perbaikan retak & lubang pada plat beton
b) Bahu Jalan
➢ Pengisian lubang pada bahu dengan mutu material sama atau lebih baik dari bahu jalan existing.
➢ Pemotongan permukaan bahu jalan jika elevasi permukaan bahu jalan lebih tinggi dari permukaan jalan.
➢ Pembentukan kemiringan/kerataan bahu.
➢ Pembuangan semak/tanaman liar/rumput dan atau penghalang lainnya yang mengganggu fungsi jalan.
260
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Umum
c) Drainase
➢ Cakupan pekerjaan drainase meliputi saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang
(inlet/outlet) dan bak kontrol (catch pits/basins) serta semua sistem drainase yang terkait dengan
pekerjaan ruas jalan dalam kontrak. Adapun pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan meliputi:
✓ Pemeliharaan dan perbaikan selokan yang dilapisi (lined ditch) dan atau selokan tanpa dilapisi
(unlined ditch).
✓ Perbaikan struktur drainase yang mengalami kerusakan.
✓ Pemotongan semak dan rumput pada sisi saluran.
d) Perlengkapan Jalan
➢ Pembersihan dan perbaikan rambu jalan.
➢ Pembersihan dan perbaikan patok pengarah (guide post) dan patok kilometer.
➢ Pembersihan dan perbaikan rel pengaman (guardrail).
261
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Retak (Cracking)
2. Distorsi (Distorsion)
3. Cacat Permukaan (Disintegration)
4. Pengausan (Polished Aggragate)
5. Kegemukan (Bleeding)
6. Penurunan pada bekas penanaman Utilitas
262
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
263
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
RETAK / CRACKING
TDK PENURUNAN YA
PONDASI /
TDK YA DISTORSI
TDK YA
ASPAL SOLID PENURUNAN > 5 CM
PATCHING BURAS/CRACK
PATCHING / REKONSTRUKSI
SEALING
LEVELLING AGG A + ASPAL
264
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
LUBANG (POTHOLE)
TDK KEDALAMAN YA
SAMPAI
PONDASI
STRIPPING / REKONSTRUKSI
REVELLING
AGG A + ASPAL
TDK YA
PATCHING > 40 X 40 CM
265
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
266
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pemotongan Aspal
Dengan Asphalt Cutter
dan Cold Milling
Machine
✓ ✓
267
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Pemotongan aspal lama (lurus/tegak lurus)
2. Penggalian lubang patching/rekonstruksi
3. Pemadatan dasar (rekonstruksi)
4. Pemadatan lapis per lapis (rekonstruksi)
5. Pemakaian prime coat/tack coat
6. Kesiapan DMF/JMF
269
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
270
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Macam kerusakan?
4. Lingkup pekerjaan?
5. Satuan pembayaran?
271
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Macam kerusakan?
4. Lingkup pekerjaan?
5. Satuan pembayaran?
272
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Macam kerusakan?
4. Satuan pembayaran?
273
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
1. Macam kerusakan?
4. Satuan pembayaran?
274
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
2. Lingkup pekerjaan?
275
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan rutin
(harian/mingguan/bulanan).
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan.
3. Evaluasi kemajuan pekerjaan.
✓
✓ ✓
276
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan rutin
(harian/mingguan/bulanan).
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan.
3. Evaluasi kemajuan pekerjaan.
✓
✓ ✓
277
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan rutin (harian/mingguan/bulanan)
2. Pengawasan dan pengarahan dalam pelaksanaan
3. Kelebaran pemotongan (Rumaja)
4. Pemotongan kasar
5. Pemotongan dengan grass cutter
6. Pembersihan/penyapuan
7. Pembuangan hasil potongan (pada hari yang sama)
8.
9.
10.
Road safety
Pengelolaan lingkungan
Evaluasi kemajuan pekerjaan
✓
✓ ✓
278
✓
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
279
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
✓
280
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pengecatan Jembatan
Perhatian pada :
1. Perbaikan jembatan lama
2. Pembersihan jembatan lama
3. Kerataan pengecatan
4. Warna cat (menyesuaikan)
5. Road safety
✓
281
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Apa yang
salah?
282
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
VERIFIKASI &
REFERENCE UNIT COST (RUC)
283
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Verifikasi
➢ Verifikasi dilakukan dalam 3 tahab selama periode konstruksi, verifikasi 1 bulan Maret, verifikasi 2 bulan Juli, dan
verifikasi 3 bulan November)
➢ Verifikasi dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Sekretaris Jendral
Kementerian PUPR
➢ Verifikasi mencakup verifikasi Administrasi dan verifikasi Pelaksanaan Konstruksi
➢ Sebelum verifikasi akan dilakukan pra-verifikasi , dan khusus untuk verifikasi 2 dan 3, sebelum pra verifikasi akan
dilakukan Penilaian Teknis (Technical Assessment) yang dilakukan oleh konsultan verifikasi VTASC
➢ RUC (Reference Unit Cost) atau disebut juga NAP (Nilai Acuan Pekerjaan)
➢ RUC merupakan perkiraan biaya rata-rata per Km dalam melakukan pemeliharaan jalan
➢ RUC didasarkan atas perkiraan kuantitas dan harga satuan dari setiap item pekerjaan yang terkait
➢ Pencairan dana PHJD/PRIM akan disalurkan kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten berdasarkan hasil verifikasi
output dengan menggunakan RUC untuk penghitungan nilai hibah atas output yang telah terverifikasi
(dinyatakan memenuhi syarat)
284
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
285
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
287
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
✓ Saluran yang perlu penggalian kembali belum ✓ Bahu jalan yang belum diperbaiki
dilaksanakan (pemotongan/pengisian)
288
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
289
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
290
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
291
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
292
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
293
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.
294
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
TERIMA KASIH
Contact:
Hadi Suwasono
E: hadi.suwasono@vtasc.co.id
P: +62878-3283-3799
295
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
296
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
297
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
298
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
299
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
300
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
301
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
302
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
303
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
304
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
305
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
_________________________ _________________________
_________________________
GO
BACK
306