Anda di halaman 1dari 306

Kementerian

Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat

SPESIFIKASI 2018, LINGKUP PEKERJAAN,


METODE PELAKSANAAN DAN
PENGELOLAAN MUTU DI LAPANGAN

18 JUNI 2020

PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH (PHJD)


PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT AND MAINTENANCE (PRIM)

1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

SPESIFIKASI UMUM 2018


REVISI 1

Materi hanya menjelaskan terkait dengan pekerjaan


PHJD/PRIM Kontrak 2020

2
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI
I Umum
II Drainase
III Pekerjaan Tanah dan Geosintetik
IV Pekerjaan Preventif
V Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton Semen
VI Perkerasan Aspal
VII Struktur
VIII Rehabilitasi Jembatan
IX Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain-Lain
X Pekerjaan Pemeliharaan Kinerja

3
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 1
UMUM

4
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.1 Ringkasan Pekerjaan


Lingkup Pekerjaan

1. Cakupan Pekerjaan
➢ Pembangunan Jalan dan Jembatan Baru
➢ Penggantian Jembatan
➢ Peningkatan Kapasitas Jalan (Pelebaran)
➢ Peningkatan Kapasitas Jembatan (Pelebaran)
➢ Preservasi Jalan
➢ Rehabilitasi Jembatan
➢ Perkuatan Struktur Jembatan
2. Penyedia jasa diharuskan melakukan pematokan dan survey lapangan (kajian teknis lapangan)
3. Penyedia jasa harus melaksanakan semua pekerjaan yang tercakup dalam kontrak dan memperbaiki
cacat mutu sebelum berakhirnya waktu yang diberikan untuk memperbaiki cacat mutu.
4. Lingkup pekerjaan termasuk, tetapi tidak terbatas, seluruh pekerjaan yang terkait dengan:
➢ Fasilitas dan Pelayanan Pengujian
➢ Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
➢ Keselamatan dan Kesehatan Kerja
➢ Pengemanan Lingkungan Hidup
➢ Manajemen Mutu
5
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Ketentuan Teknis

1. Umum
➢ Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa harus mempelajari gambar untuk dikonsultasikan dengan
Pengawas Pekerjaan
➢ Kuantitas dalam Daftar Kuantitas dan Harga dapat diubah oleh Pengawas Pekerjaan setelah
penyesuaian terhadap seluruh rancangan selesai berdasarkan data survei lapangan.

2. Survei Lapangan Oleh Penyedia Jasa


➢ Selama periode mobilisasi, Penyedia Jasa harus melaksanakan survei lapangan yang lengkap
terhadap kondisi fisik dan struktur pekerjaan yang akan dilaksanakan.
➢ Setelah pekerjaan survei lapangan selesai Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan laporan
lengkap dan detail hasil survei kepada Pengawas Pekerjaan tidak lebih dari 30 hari setelah tanggal
mulai kerja.

3. Gambar Kerja (Shop Drawings) dapat disiapkan secara bertahap oleh Penyedia Jasa untuk mendapat
persetujuan Pengawas Pekerjaan sebelum pekerjaan dimulai.

6
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sistem Spesifikasi

➢ Umum → Menguraikan hal-hal yang umum sehubungan dengan pekerjaan


➢ Bahan → Menguraikan spesifikasi dan persyaratan mutu bahan yang diperlukan
➢ Pelaksanaan → Menguraikan petunjuk umum pelaksanaan yang terinci
➢ Pengendalian Mutu → Menguraikan petunjuk yang lengkap untuk mencapai mutu yang disyaratkan
➢ Pengukuran dan pembayaran → Menguraikan cara pengukuran dan pembayaran kepada Penyedia Jasa

Pembayaran

➢ Penyedia Jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan detail yang ditunjukkan dalam gambar dan
sebagaimana yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan
➢ Pembayaran kepada Penyedia Jasa harus dilakukan berdasar kuantitas aktual dari masing-masing mata
pembayaran, dan dibayar menurut sistim Harga Satuan dan Lump Sum untuk mata pembayaran tertentu.
➢ Pembayaran yang diberikan kepada penyedia Jaya mencakup kompensasi penuh untuk seluruh biaya yang
dikeluarkan seluruh pekerja, bahan, peralatan, pengorganisasian pekerjaan, biaya umum, keuntungan,
retribusi, pajak dan biaya ll.
7
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.2 Mobilisasi


Umum

Ketentuan Mobilisasi
➢ Sewa Lahan
➢ Mobilisasi Peralatan
➢ Mobilisasi Kantor Lapangan & Fasilitasnya
➢ Mobilisasi Fasilitas Laboratorium
➢ Mobilisasi Personil

Periode Mobilisasi
➢ Mobilisasi Peralatan
➢ Peralatan laboratorium

8
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Program Mobilisasi

➢ Pre-Konstruction Meeting (PCM)


✓ Sinkronisasi Organisasi (rincian tugas & tanggung jawab)
✓ Masalah-masalah di lapangan
✓ Rencana Kerja
▪ Jadwal pelaksanaan kontrak
▪ Rencana Mobilisasi & relokasi (bila ada)
▪ RK3K (Rencana Keselamatan dan Kesehatah Kerja Konstruksi)
▪ RMK (Rencana Mutu Kontrak)
▪ RMKL (Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu-lintas)
▪ RMRP (Rencana Manajemen Rantai Pasok Sumber Daya)
▪ RKPPL (Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan)
✓ Komunikasi dan Korespondensi
✓ Rapat Pelaksanaan
✓ Pelaporan dan pemantauan

➢ Program Mobilisasi
Penyedia Jasa harus menyerahkan Program Mobilisasi kepada Penyedia Jasa dalam waktu14 hari setelah PCM.
Program Mobilisasi harus menetapkan waktu dan informasi tambahan yang lainnya.

9
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Pengukuran
Pengukuran kemajuan mobilisasi akan ditentukan oleh Pengawas Pekerjaan atas dasar jadwal
kemajuan mobilisasi yang lengkap dan disetujui.

➢ Dasar Pembayaran
Mobilisasi dibayar atas dasar Lump Sum. Pembayaran biaya Lump Sum ini akan dilakukan dalam
tiga angsuran sebagai berikut:
▪ Angsuran pertama
▪ Angsuran kedua
▪ Angsuran ketiga

➢ Denda Keterlambatan

10
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemeriksaan Kelaikan Alat

❑ Asphalt Mixing Plant (AMP)

❑ Stone Crusher

❑ Blending Equipment

❑ Peralatan Laboratorium (Lampiran 1.4 B)

11
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Komponen Dari Asphalt Mixing Plant

1. Sertifikat Kelaikan Operasi


2. Sertifikat Kalibrasi Timbangan
3. Kapasitas sekali pencampuran
4. Sekat antar Cold Bin
5. Bukan Cold Bin
6. Bahan Bakar Pemanasan Agregat
7. Dust Collector
8. Silo Filler
9. Dozing Pump
10. Termometer Aspal dan Dryer
11. Timbangan Truck
12. Harus AMP sistem penakaran (batching), sistem continuous
tidak diizinkan untuk dipakai

12
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Proses di Stone Crusher

13
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Blending Equipment

1. Kalibrasi bukaan bin


2. Sekat antar bin
3. Kadar air pembasahan
4. Tinggi jatuh
5. Penumpukan
6. Pengangkutan ke lapangan
7. Pengelolaan lingkungan

14
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Blending Equipment

Water

Mixer

Cold bins

Stockpiled
aggregates
15
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.8 Manajemen & Keselamatan Lalu Lintas


Kondisi Zona Pekerjaan Jalan 2
Panjang Zona Pemandu Transisi
Kecepatan Taper (m)
Pendekat Lajur tidak Lajur
(km/j) menyatu menyatu
< 45 50 80
45 – 55 50 100
55 – 65 60 120
65 – 75 70 140
75 – 85 80 160
85 – 95 90 180
> 95 100 200
Zona Peringatan Dini
Kecepatan Kecepatan yang diinginkan
➢ Pengurangan lebar jalan hingga
Pendekat (km/j)
hanya 1 lajur dapat digunakan
➢ Gunakan konsep Zona Pekerjaan (km/j) stop 20 30 40
Jalan 3, jika: 80 225 200 190 170
• Volume lalu lintas > 500 kendaraan/hari
• Panjang area kerja > 100 meter 70 160 150 140 120
• Jarak pandang pengemudi tidak 60 100 90 75 60
memadai
16 50 75 60 45 30
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.9 Kajian Teknis Lapangan


Umum

Kajian Teknis Lapangan adalah suatu kegiatan


untuk mencari kesesuaian antara rancangan asli
yang ditunjukkan dalam Gambar, dengan
kebutuhan lapangan. Kegiatan ini terdiri dari
survei lapangan dan analisis data lapangan.

17
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Survei Lapangan

➢ Survei mencakup kondisi fisik dan struktur dari perkerasan, drainase selokan, gorong-gorong,
jembatan dan struktur lainnya, dan perlengkapan jalannya seperti rambu jalan, patok kilometer, rel
pengaman dll.
➢ Bilamana untuk tujuan pengukuran kuantitas, maka Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran
penampang melintang pada permukaan tanah asli per 25 m, atau jika diperintahkan lain oleh
Pengawas Pekerjaan

Analisa Data Survei

Penerbitan Detail Pelaksanaan

18
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Tahapan-Tahapan Kajian Teknis

Pekerjaan Rutin & BMW/RK Pekerjaan Rehab & Berkala


Mempelajari Stripmap (hasil Mempelajari Gambar
survey BOQ sebelumnya) Rencana
Penyesuaian BOQ &
Balancing Budget (Original/
Penentuan STA awal & akhir Original + Sisa lelang) Penentuan STA awal & akhir
& papan nama ruas & papan informasi proyek
Rapat pembahasan
Pemasangan patok STA (tingkat lapangan) Pemasangan patok STA
(Stationing) (Stationing)
Draft CCO
Survey investigasi (Contract Change Order) Survey investigasi
BOQ kontrak original
BOQ balancing budged
Pengolahan data survey BOQ tambah dana sisa lelang Pengolahan data survey
Justifikasi Teknis
Penyusunan Bill of Quantity Penyusunan Bill of Quantity
Proses Perubahan Kontrak/
CCO

19
Adendum Kontrak
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penyesuaian BOQ dan Balancing Budget

Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini


antara lain:
1. Volume Pekerjaan Rutin & BMW/RK pada kontrak
original tidak dapat dikurangi namun bisa di
tambah bila diperlukan di lapangan (hasil survei
Penyesuaian BOQ dan
investigasi).
Balancing Budget
2. Biaya tambahan untuk Pekerjaan Rutin & BMW/RK
(Original/Original + Sisa
dapat diambilkan dari Pekerjaan Utama
lelang)
(Rehabilitasi/Pemeliharaan berkala) atau dari sisa
lelang bila pengambilan dari pekerjaan utama
tidak memungkinkan.
3. Sedapat mungkin memperhatikan besarnya
nilai penggantian (Reimbursement).

20
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh : Skema Balancing Budget pada Paket PRIM 2019

Skema I (Kasus: P6 dan P9)


BOQ
Kontrak Original BOQ BOQ BOQ
+ = Rehabilitasi + BMW/RK + Rutin
Sisa Lelang
Skema I (Kasus: P7)
BOQ Sisa Lelang (Sebagian)
Kontrak Original BOQ BOQ BOQ
+
= Rehabilitasi
+ BMW/RK
+ Rutin
+ BOQ
Sisa Lelang Tambahan Rehab/PM

Skema I (Kasus: P8 dan P10)


BOQ Sisa Lelang (Penuh)
Kontrak Original BOQ BOQ BOQ
+ = Rehabilitasi + BMW/RK + Rutin + BOQ
Sisa Lelang Tambahan Rehab/PM
Catatan:
21
Hasil investigasi lapangan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Justifikasi Teknis
Pengertian Justifikasi Teknis

Justifikasi Teknis adalah pembuktian tertulis yang disertai dengan penjelasan rinci tentang adanya
perubahan kebutuhan pada penyelenggaraan kegiatan yang berdampak adanya perubahan konstruksi
dan digunakan sebagai dasar dilakukannya perubahan kontrak (petunjuk pelaksanaan justifikasi teknis
Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional, 2012).

Maksud dan Tujuan Justifikasi Teknis

Justifikasi Teknis dimaksudkan untuk menjelaskan kebutuhan lapangan secara teknis berdasarkan
gambar rencana dan Spesifikasi Teknis serta hasil investigasi lapangan.

Tujuannya adalah menghasilkan kesimpulan dan kesepahaman diantara ketiga unsur proyek (Penyedia
Jasa, Konsultan Supervisi dan PPK) tentang adanya perubahan kuantitas pekerjaan dalam kontrak yang
disesuaikan dengan kondisi lapangan.
22
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Laporan Justifikasi Teknis

Click Here

23
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 1.21 Manajemen Mutu

Setiap pekerjaan harus dilaksanakan melalui proses manajemen mutu, memanfaatkan


sumber daya pengguna jasa, pengawas pekerjaan, penyedia jasa dan fihak ketiga
sebagaimana diperlukan.

Program Mutu dalam manajemen mutu mempunyai Komponen Kunci, yaitu:


1. Pengendalian Mutu (QC)
2. Jaminan Mutu (QA)

Tiap komponen dari program harus dialamatkan pada bahan, proses, kecakapan kerja,
produk, dan dokumentasi yang harus dituangkan dalam Rencana Mutu Kontrak (RMK).

24
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Rencana Mutu Kontrak (RMK)

RMK disusun dan kemudian disajikan oleh Penyedia Jasa pada saat dilakukannya PCM dengan konten
terdiri dari:
➢ Ruang Lingkup Pekerjaan
➢ Organisasi Kerja Penyedia Jasa termasuk uraian tugas dan tanggung jawabnya
➢ Jadwal pelaksanaan terinci per elemen dari pekerjaan
➢ Rincian Prosedur Pelaksanaan pekerjaan
➢ Rincian Prosedur Standar instruksi kerja dan daftar simak
➢ Daftar personil pelaksanaan standar instruksi Kerja dan Daftar Simak
➢ Formulir bukti kerja

25
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan)

Rencana Pengendalian Mutu (QC Plan) akan mencakup informasi berikut:


➢ Nama Manajer Kendali Mutu dan Qualifikasinya
➢ Nama dari Badan Penguji Pengendalian Mutu dan kemampuan yang dapat dibuktikan untuk
menyediakan jasa pelayanan
➢ Daftar staf Kendali Mutu (nama, qualifikasi dan pengalaman) dan peran yang mereka lakukan dan
penjadwalan pekerjaan dalam melaksanakan tugas-tugas Pengendalian mutu
➢ Daftar peralatan penguji yang digunakan dalam pekerjaan
➢ Struktur Organisasi yang menunjukkan rincian dari aliran informasi
➢ Titik-titik tunggu (holding point)
➢ Perbaikan kekurangan dan tanggungjawab lain yang perlu untuk memastikan ketentuan-ketentuan
mutu dari kegiatan dapat dipenuhi
➢ Rincian cara, metode, dan frekuensi dari pengukuran Pengendalian Mutu untuk semua elemen dari
pekerjaan dalam kontrak

26
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Rencana Jaminan Mutu

➢ Pengawas Pekerjaan atau Pengguna Jasa akan menyiapkan dan melaksanakan Rencana Jaminan
Mutu, yang merupakan bagian dari keefektifan dan kepercayaan dari Rencana Pengendalian Mutu
Penyedia Jasa.
➢ Tujuan Rencana Jaminan Mutu dan kegiatan-kegiatan inspeksi adalah untuk memastikan bahwa
pembayaran yang dibuat hanya untuk pekerjaan yang telah diterima di lapangan.
➢ Frekuensi inspeksi dan pengujian Jaminan Mutu umumnya sekitar 0 – 10 % dari frekuensi yang
dilakukan oleh Penyedia Jasa dalam Rencana Pengendalian Mutunya.

27
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Titik-Titik Tunggu (Holding Points)

Penyedia Jasa harus memberi tahu Pengawas Pekerjaan, dan Pengawas Pekerjaan atau yang
didelegasikan akan menginspeksi dan menyetujui tahapan-tahapan pekerjaan berikut, sebelum
melaksanakan pekerjaan di atasnya:
➢ Permukaan tanah dasar yang telah dipadatkan
➢ Permukaan fondasi kelas B yang telah dipadatkan
➢ Permukaan fondasi kelas A yang telah dipadatkan
➢ Penyiapan permukaan aspal eksisting untuk pelapisan ulang
➢ Setiap lapisan beraspal
➢ Lapisan lean concrete pada perkerasan beton semen
➢ Gorong-gorong pipa, struktur drainase
➢ Saluran tanah dasar dan pekerjaan yang lain

28
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

➢ PROGRAM HIBAH JALAN DAERAH (PHJD)


➢ PROVINCIAL ROAD IMPROVEMENT AND
MAINTENANCE (PRIM)

29
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Lingkup Pekerjaan Dalam Kontrak


LONG SEGMENT pada Program
PHJD/PRIM

➢ Pemeliharaan Rutin (PR)


➢ Backlog and Minor Work (BMW)/Rutin
Kondisi (RK)
➢ Holding Treatment (HT)
➢ Pemeliharaan Berkala (PM)
➢ Rehabilitasi

30
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

I. PEMELIHARAAN RUTIN
SPESIFIKASI KHUSUS PRIM/PHJD (2019)

31
SPESIFIKASI KHUSUS PRIM/PHJD (2019) SATUAN SPESIFIKASI UMUM 2010 REVISI 3
Kementerian SATUAN
Pekerjaan Umum dan
1. Pemeliharaan Rutin Perkerasan 1. Pemeliharaan Rutin Perkerasan
Perumahan Rakyat LS
➢ Penutupan/penambalan lubang dengan campuran m3
aspal panas/aspal dingin/≤ 40x40 cm
➢ Laburan aspal (crack sealing/seal coating) dengan Liter
luasan ≤ 10%/100 m
2. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan 2. Pemeliharaan Rutin Bahu Jalan LS
➢ Pembersihan/perataan/pemadatan kembali bahu jalan m2
bila diperlukan
3. Pemeliharaan Rutin Selokan 3. Pemeliharaan Rutin Selokan LS
➢ Pembersihan dan pembuangan lumpur pada selokan m1
samping diperkeras
➢ Pemotongan rumput/semak pada ruang manfaat jalan m2
➢ Pembersihan dan pembuangan lumpur pada gorong-
gorong/slab culvert m1
4. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan 4. Pemeliharaan Rutin Perlengkapan Jalan LS
➢ Perawatan rambu lalu lintas Buah
➢ Perawatan patok pengarah Buah
5. Pemeliharaan Rutin Jembatan 5. Pemeliharaan Rutin Jembatan LS
➢ Pengecatan sandaran (railing/headwall) m1
➢ Pembersihan drainase/lubang drainase pada lantai m1
jembatan
➢ Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar m2
jembatan (oprit, jembatan, bawah jembatan)
➢ Pembersihan expansion joint m1
32
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

II. BACKLOG AND MINOR WORK (BMW)/


RUTIN KONDISI (RK)
SPESIFIKASI UMUM 2010 REVISI 3

33
SPESIFIKASI UMUM 2010 REVISI 3 SATUAN
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
1. Pengembalian Kondisi Perkerasan Perumahan Rakyat
➢ Penutupan/penambalan lubang > 40X40 cm dengan m3
• Campuran Aspal Panas (CAP)/Campuran Aspal Dingin (CAD)
• Agregat A + CAP/CAD
➢ Laburan aspal (crack sealing/seal coating) dengan luasan > 10%/100 m Liter
2. Pengembalian Kondisi Bahu Jalan
➢ Pengisian material bahu jalan (Agregat Kelas S/Beton K-175) m3
• Bahu jalan dengan beda elevasi lebih 5 cm dari permukaan perkerasan aspal
• Bahu jalan yang mempunyai banyak lubang besar (> 40x40 cm)
• Tikungan sempit/tanjakan (bahu jalan dengan beton K-175
➢ Pemotongan bahu jalan yang lebih tinggi dari permukaan aspal m3
3. Pengembalian Kondisi Selokan dan Gorong-gorong
➢ Galian selokan tanah m3
➢ Pasangan batu mortar (baru/perbaikan) m3
➢ Pasangan batu (baru/perbaikan) m3
➢ Pemasangan gorong-gorong atau slab culvert (baru/perbaikan) m1/m3/kg
4. Pengembalian Kondisi Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu lintas
➢ Pengecatan marka jalan m2
➢ Pemasangan rambu lalu lintas buah
➢ Pemasangan patok pengarah buah
➢ Pemasangan rel pengaman m1
➢ Pemasangan patok km buah
5. Pengembalian Kondisi Jembatan
➢ Perbaikan beton lantai m3
➢ Pasangan batu headwall/wingwall m3
34
➢ Pemasangan sandaran m1
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA


SPESIFIKASI 2018 REVISI 1 & SPESIFIKASI
KHUSUS PHJD/PRIM (2020)

35
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

A. PEMELIHARAAN KINERJA JALAN (SPESIFIKASI UMUM 2018 REVISI 1)

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan Meter Kubik BMW2
10.1.(2) Timbunan Pilihan pada Lereng Tepi saluranuntuk Pemeliharaan Meter Kubik BMW
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar Meter Kubik BMW3
10.1.(4) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas A Meter Kubik BMW5,7/RM3
10.1.(5) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas B Meter Kubik BMW5,7/RM3
10.1.(6) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas S Meter Kubik BMW4
10.1.(7) Perbaikan dan Perataan Permukaan Jalan Tanah Meter Persegi BMW
10.1.(8) Perbaikan dan Perataan Permukaan Perkerasan Berbutir Tanpa Penutup Aspal Meter Persegi BMW
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas Meter Kubik BMW6,7/RM3
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik BMW6,7/RM3
10.1.(11) Perbaikan asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik BMW6,7/RM3

36
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau dengan Asbuton Meter Kubik BMW/RM
10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter BMW8/RM3
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik BMW/RM
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik BMW/RM
10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu Meter Kubik BMW
10.1.(17) Pengecatan Kerb pada Trotoar atau Median Meter Persegi BMW
10.1.(18) Perbaikan Rel Pengaman Meter Panjang BMW
10.1.(19) Pembersihan Patok Buah RM
10.1.(20) Pembersihan Rambu Buah RM
10.1.(21) Pembersihan Drainase Meter panjang BMW1/RM1
10.1.(22) Pengendalian Tanaman Meter Persegi RM2

37
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

B. PEMELIHARAAN KINERJA JEMBATAN (SPESIFIKASI KHUSUS PHJD/PRIM 2020)

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.2.(1) Pemeliharaan Jembatan (pengecatan railing dan headwall) Meter panjang RM4
10.2.(2) Pembersihan Drainase/Lubang Drainase pada Lantai Jembatan Meter panjang RM4
10.2.(3) Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar jembatan (oprit, Meter persegi RM4
jembatan, bawah jembatan)
10.2.(4) Pemeliharaan/Pembersihan expansion joint Meter panjang RM4

Keterangan:
1. RM1, Pembersihan Drainase 1. BMW1, Pembersihan Drainase 5. BMW5, Penutupan Lubang/Rekonstruksi
2. RM2, Kontrol Vegetasi 2. BMW2, Galian Saluran/Bahu 6. BMW6, Pemotongan dan Penambalan
3. RM3, Cacat Permukaan 3. BMW3, Rekonstruksi Saluran 7. BMW7, Perbaikan Tepi
4. RM4, Pembersihan Jembatan 4. BMW4, Perbaikan Bahu 8. BMW8, Perbaikan Retak

Item dari luar Divisi 10


1. BMW4 : Pekerjaan Beton K-175 Bahu Jalan, mengacu ke Divisi 7

38
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA


PEMELIHARAAN RUTIN

39
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEMELIHARAAN RUTIN

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.1.(4) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas A Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(5) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas B Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(11) Perbaikan asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau dengan Asbuton Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter Ukuran ≤10%/100m
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik Ukuran ≤ 40x40
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik Ukuran ≤40x40
10.1.(19) Pembersihan Patok Buah
10.1.(20) Pembersihan Rambu Buah
10.1.(21) Pembersihan Drainase Meter Panjang Saluran & Gorong-Gorong

40 10.1.(22) Pengendalian Tanaman Meter Persegi + Pembersihan Bahu


Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEMELIHARAAN RUTIN

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.2.(1) Pemeliharaan Jembatan (pengecatan railing dan headwall) Meter Panjang
10.2.(2) Pembersihan Drainase/Lubang Drainase pada Lantai Jembatan Meter Panjang
10.2.(3) Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar jembatan Meter Persegi
(oprit, jembatan, bawah jembatan)
10.2.(4) Pemeliharaan/Pembersihan expansion joint Meter Panjang

41
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA


RUTIN KONDISI/BMW

42
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

RUTIN KONDISI/BMW

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.1.(1) Galian pada Saluran Air atau Lereng untuk Pemeliharaan Meter Kubik Saluran & Bahu
10.1.(2) Timbunan Pilihan pada Lereng Tepi saluran untuk Pemeliharaan Meter Kubik
10.1.(3) Perbaikan Pasangan Batu dengan Mortar Meter Kubik
10.1.(4) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas A Meter Kubik > 40x40
10.1.(5) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas B Meter Kubik > 40x40
10.1.(6) Perbaikan Lapis Pondasi Kelas S Meter Kubik
10.1.(7) Perbaikan dan Perataan Permukaan Jalan Tanah Meter Persegi
10.1.(8) Perbaikan dan Perataan Permukaan Perkerasan Berbutir Tanpa Meter Persegi
Penutup Aspal
10.1.(9) Perbaikan Campuran Aspal Panas Meter Kubik > 40x40
10.1.(10) Perbaikan Campuran Aspal Panas dengan Asbuton Meter Kubik > 40x40
10.1.(11) Perbaikan Asbuton Campuran Panas Hampar Dingin Meter Kubik > 40x40

43
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

RUTIN KONDISI/BMW

Nomor Mata Satuan


Uraian Keterangan
Pembayaran Pengukuran
10.1.(12) Perbaikan Lapis Penetrasi Macadam tanpa atau dengan Asbuton Meter Kubik > 40x40
10.1.(13) Residu Bitumen untuk Pemeliharaan Liter > 10%/100m
10.1.(14) Perbaikan Perkerasan Beton Semen Meter Kubik > 40x40
10.1.(15) Perbaikan Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus Meter Kubik > 40x40
10.1.(16) Perbaikan Pasangan Batu Meter Kubik
10.1.(17) Pengecatan Kerb pada Trotoar atau Median Meter Persegi
10.1.(18) Perbaikan Rel Pengaman Meter Panjang
10.1.(21) Pembersihan Drainase Meter Panjang Saluran & Gorong-Gorong

Item dari luar Divisi 10


1. Pekerjaan Beton K-175 Bahu Jalan, mengacu ke Divisi 7

44
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

III. HOLDING TREATMENT

45
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

HOLDING TREATMENT, digunakan apabila jalan lama (existing) berupa


jalan tanah/agregat/jalan aspal atau penetrasi yang telah rusak berat.
❑ Penyiapan Badan Jalan
❑ Penambahan Agregat Tanpa Penutup Aspal (Agregat Kelas A)
❑ Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) pada tempat tertentu/tanjakan bila
diperlukan

46
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

IV. PEMELIHARAAN BERKALA

47
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEMELIHARAAN BERKALA, bila susunan perkerasan baru berupa lapis


aspal tambahan dengan tanpa agregat dibawahnya:
❑ AC–WC/HRS–WC
❑ AC–BC /HRS–Base

48
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

V. REHABILITASI

49
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

REHABILITASI, bila susunan perkerasan yang baru berupa lapisan aspal dengan agregat Kelas A
di bawahnya atau Pelat Beton mutu sedang dengan Lean Concrete di bawahnya

Perkerasan Lentur
❑ AC–WC/HRS–WC
❑ AC–BC/HRS–Base
❑ Agregat Kelas A (Lapis
Pondasi)
Perkerasan Kaku
❑ Pelat Beton (Fs 45 Km/cm2)
❑ Subbase/Lc (B0)

50
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

CONTOH RUAS LONG SEGMENT

51
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Spesifikasi dalam Implementasi di lapangan,


serta
Contoh Kasus yang sering terjadi

52
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

5. VERIFICATION 1. PPB

4. IMPLEMENTATION 2. DESIGN

3. CONTRACTING
53
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 2
DRAINASE

54
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 2.1 Selokan dan Saluran Air


Umum

1. Uraian
➢ Mencakup galian selokan baru dilapisi (lined), maupun tidak dilapisi (unlined)
➢ Relokasi atau perlindungan terhadap sungai yang ada, kanal irigasi atau saluran air (waterway)
lainnya yang pasti tidak terhindarkan dari gangguan baik sementara maupun tetap.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja untuk
mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

3. Toleransi dan Dimensi


➢ Elevasi galian dasar selokan yang telah selesai dikerjakan tidak boleh berbeda lebih 3 cm dari
yang ditentukan.
➢ Profil penampang melintang yang telah selesai dikerjakan tidak boleh bergeser lebih dari 5 cm

55
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan dan Jaminan

1. Timbunan
➢ Bahan timbunan yang digunakan harus memenuhi sifat-sifat bahan, penghamparan, pemadatan dan jaminan mutu
yang ditentukan dalam Seksi 3.2
2. Pasangan Batu Dengan Mortar
➢ Saluran yang dilapisi pasangan batu dengan mortar harus memenuhi ketentuan sifat-sifat bahan, pemasangan, dan
jaminan mutu yang disyaratkan dalam Seksi 2.2

Pelaksanaan

1. Penetapan Titik Pengukuran Pada Saluran


➢ Penetapan lokasi, panjang, arah aliran dan kelandaian dan pengaturan pembuangan dari semua selokan, elevasi
terendah dan selokan pembuang yang berhubungan harus ditandai dengan cermat oleh Penyedia Jasa sesuai
dengan gambar.
2. Pelaksanaan Pekerjaan Selokan
➢ Penggalian, penimbunan dan pemangkasan
➢ Menyiapkan formasi selokan
➢ Seluruh bahan hasil galian harus dibuang dan diratakan guna mencegah dampak lingkungan, dilokasi yang disetujui
56
oleh Pengawas Pekerjaan.
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Galian
➢ Diukur untuk pembayaran dalam meter kubik sebagai volume aktual bahan yang dipindahkan dan
disetujui Pengawas Pekerjaan.

2. Pengukuran dan Pembayaran Timbunan


➢ Timbunan yang digunakan untuk pekerjaan selokan drainase dan saluran air harus diukur dan
dibayar sebagai timbunan dalam Seksi 3.2.

3. Pengukuran dan Pembayaran Pelapisan Saluran


➢ Pelapisan selokan untuk selokan drainase dan saluran air akan diukur dan dibayar sebagai Pasangan
batu dengan Mortar dalam Seksi 2.2 dan saluran U Tipe DS dalam Seksi 2.3.

4. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga dan pembayaran
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan semua pekerja, perkakas dan peralatan untuk
galian selokan drainase dan salurn air, untuk semua formasi penyiapan fondasi selokan drainase dan
saluran air yang di lapisi, dan semua pekerjaan lain atau biaya lain yang diperlukan.
57
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

PEKERJAAN PELAKSANAAN
Bagan Alir – Seksi 2.1
MULAI
PENGALIHAN ADUKAN
SEMENTARA PASANGAN BATU
SURVEI Sebelum memulai konstruksi,
LAPANGAN pastikan Penyedia Jasa mendapat
CHECK
PENYEDIA JASA CHECK TIDAK
6 data dan gambar yang diperlukan
3 CHECK 1
SETUJU
CHECK TIDAK
• Periksa apakah hasil survei
PENGUKURAN lapangan Penyedia Jasa sudah
1 PERBAIKAN
SETTING OUT lengkap akurat
SETUJU PEKERJAAN
• Jika hasil survei perlu perbaikan
PENYIAPAN CHECK TIDAK PENGUKURAN segera disampaikan kepada
SHOP DRAWING 4 HASIL Penyedia Jasa
SETUJU PEKERJAAN • Penyedia Jasa akan memperbaiki
PENERBITAN PEKERJAAN
SHOP DRAWING kekurangannya dan mengajukan
GALIAN SERTIFIKASI
TIMBUNAN
kembali
KUANTITAS
CHECK 2
PERSETUJUAN • Pastikan bahwa material yang
PENYELESAIAN
MATERIAL PEMBAYARAN diusulkan sesuai dengan
FORMASI
kebutuhan kontrak
CHECK TIDAK • Jika diterima, Penyedia Jasa
CHECK TIDAK
2 5 mengajukan alternative untuk
SETUJU SETUJU langkah selanjutnya.
58
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 2.1

CHECK 3
• Kaji usulan Penyedia Jasa untuk pekerjaan sementara dan pengalihan
• Jika diterima dapat disetujui
• Jika tidak diterima, berikan penjelasan kepada Penyedia Jasa dan bagaimana penyelesaiannya
• Penyedia Jasa harus memperbaiki usulannya dan mengajukan kembali

CHECK 4
• Periksa hasil setting out untuk konstruksi

CHECK 5
• Periksa garis dan ketinggian sehubungan aktivitas pekerjaan tanah
• Jika diterima, Penyedia Jasa dapat meneruskan dengan pekerjaan adukan pasangan batu atau kegiatan berikutnya

CHECK 6
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki Penyedia Jasa sebelum dibuat sertifikat pembayaran

59
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan

Standard Selokan Tanah

Perhatian pada :
1. Formasi galian/trapezium
2. Elevasi dasar saluran
3. Elevasi top saluran
4. Pembuangan sisa galian (pada hari
yang sama)
5. Outlet ke pembuangan akhir
6. Road safety saat pelaksanaan
60
7. Pengelolaan lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Selokan Bentuk Trapesium

61
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

62
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 2.2 Pasangan Batu Dengan Mortar


Umum

1. Uraian
➢ Mencakup pembuatan selokan dan saluran air, apron (lantai golak), lubang masuk (entry pit),
dan struktur saluran kecil lainnya dengan menggunakan pasangan batu mortar.
➢ Mencakup pembuatan lubang sulingan.
2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.
3. Toleransi dan Dimensi
➢ Sisi muka masing-masing batu dari permukaan pasangan batu dengan mortar tidak boleh
melebihi 1 cm dari profil permukaan rata-rata.
➢ Untuk pelapisan selokan dan saluran air, profil permukaan rata-rata selokan dan saluran air
yang dibentuk dari pasangan batu dengan mortar tidak boleh berbeda lebih dari 3 cm dari
yang ditentukan, dan tidak boleh bergeser lebih 5 cm dari profil penampang melintang yang
telah ditentukan.
➢ Tebal minimum setiap pekerjaan pasangan batu dengan mortar haruslah 20 cm.

63
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan dan Jaminan Mutu

1. Batu
➢ Batu harus terdiri dari batu alam atau batu dari sumber bahan yang tidak terbelah, yang utuh
(sound), keras, awet, padat, tahan terhadap udara dan air, dan cocok dalam segala hal untuk
fungsi yang dimaksud.
➢ Mutu dan ukuran batu harus disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebelum digunakan. Batu untuk
pelapisan selokan dan saluran air sedapat mungkin harus berbentuk persegi.
➢ Kecuali ditentukan lain oleh gambar dan spesifikasi, maka semua batu yang digunakan untuk
pasangan batu dengan mortar harus tertahan ayakan 10 cm.

2. Mortar
➢ Mortar haruslah merupakan adukan semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8.

3. Drainase Porous
➢ Bahan untuk membentuk landasan, lubang sulingan atau kantung saringan memenuhi
ketentuan Seksi 2.4 Drainase Porous.

64
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Penyiapan Formasi dan Fondasi


➢ Formasi untuk pelapisan pasangan batu dengan mortar harus disiapkan sesuai dengan ketentuan Seksi 2.1.
➢ Fondasi atau galian parit untuk tumit (cut off wall) dari pasangan batu dengan mortar atau untuk struktur
harus disiapkan sesuai ketentuan Seksi 3.1 Galian.
➢ Landasan tembus air dan kantung saringan (filter pocket) harus disediakan bilamana disyaratkan, sesuai
ketentuan Seksi 2.4 Drainase Porous.

2. Penyiapan Batu
➢ Batu harus dibersihkan dari bahan yang merugikan, yang dapat menghalangi kelekatan adukan.
➢ Sebelum pemasangan, batu harus dibasahi seluruh permukaanya, dan diberi waktu yang cukup untuk
proses penyerapan air sampai jenuh.

65
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

3. Pemasangan Lapisan Batu


➢ Landasan adukan semen paling sedikit setebal 3 cm dipasang pada formasi yang telah ditetapkan.
➢ Batu harus ditanam dengan kuat di atas landasan adukan semen, sedemikian sehingga satu batu berdekatan
dengan yang lainnya.
➢ Rongga yang terdapat diantara satu batu dengan lainnya harus diisi dengan adukan sampai hampir sama rata
dengan permukaan.
➢ Pekerjaan dimulai dari dasar lereng menuju ke atas, dan permukaannya harus segera diselesaikan sebelum
pengerasan awal (initial setting).
➢ Permukaan yang telah selesai dikerjakan harus dirawat seperti disyaratkan untuk pekerjaan Beton Pasal 7.1.5.4.
➢ Lereng bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas dan dirapikan untuk memberikan drainase permukaan
yang lancer.

4. Pelaksanaan Pasangan Batu Mortar Untuk Pekerjaan Struktur


➢ Tumit (Cut Off Wall) dan struktur lainnya yang dibuat dalam galian parit harus dilaksanakan dengan mengisi
cetakan dengan adukan setebal 60% dari ukuran maksimum batu, kemudian dengan segera memasang batu di
atas adukan yang belum mengeras, selanjutnya adukan segera ditambahkan dan terus diulangi sampai cetakan
terisi penuh.
➢ Bilamana bentuk batu sedemikian rupa sehingga dapat saling mengunci dengan kuat, dan bilamana digunakan
adukan yang liat, pekerjaan pasangan batu dengan mortar untuk struktur dapat dibuat tanpa cetakan.

66
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Pasangan batu dengan mortar diukur untuk pembayaran dalam Meter Kubik.
➢ Pasangan batu dengan mortar untuk pelapisan pada selokan dan saluran air, untuk keperluan
pembayaran, tebal harus diambil yang terkecil dari:
▪ Tebal yang ditentukan pada gambar
▪ Tebal aktual yang terpasang sesuai hasil pengukuran
➢ Galian untuk selokan drainase yang diberi pasangan batu dengan mortar harus diukur untuk pembayaran
sesuai Seksi 2.1.
➢ Bahan berbutir untuk drainase porus diukur dan dibayar seperti ditetapkan dalam pasal 2.4.4.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Pasangan Batu Mortar akan dibayar berdasarkan satuan pengukuran Meter Kubik, harga satuan
merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan, untuk semua formasi
penyiapan fondasi yang diperlukan, untuk pembuatan lubang sulingan, untuk pengeringan air, untuk
penimbunan kembali dan pekerjaan akhir dan biaya lain yang diperlukan.

67
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 2.2


MULAI STRUKTUR
PENEMPATAN
PASANGAN BATU
PENERBITAN BATU (4)
(5)
GAMBAR
RENCANA/SHOP
DRAWING CHECK Sebelum memulai konstruksi, pastikan Penyedia
6 Jasa mendapat data dan gambar yang
PERSETUJUAN PERBAIKAN diperlukan
MATERIAL PEKERJAAN CHECK 1
• Pastikan bahwa material yang diusulkan sesuai
dengan spesifikasi
CHECK TIDAK PENGUKURAN • Jika material tidak disejui, Penyedia Jasa harus
1 HASIL
SETUJU mengusulkan kembali.
PEKERJAAN
CHECK 2
PENYIAPAN
LAHAN • Tidak boleh ada pekerjaan adukan pasangan
batu sebelum formasi atau pondasi disetujui
CHECK TIDAK untuk pelapisan pasangan batu
2 • Lantai kerja dan filter
SETUJU SERTIFIKASI KETENTUAN (3)
PENYIAPAN KUANTITAS • Bersihkan semua kotoran
BATU (3) • Basahi permukaan agar adukan dapat meresap
PEMBAYARAN

68
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 2.2

KETENTUAN (4)
• Jarak batuan sekitar 3 cm yang terisi adukan
• Tutup lagi dengan adukan agar mendapat ukuran yang diperlukan
• Pekerjaan dilakukan dari bawah menuju atas
• Pemeliharaan akhir berupa dengan pembasahan
• Pasangan yang berdekatan dengan bahu jalan dipangkas agar sambungan terlihat rata

KETENTUAN (5)
• Adukan pasangan batu dilaksanakan tanpa cetakan
• Konstruksi tanpa cetakan dapat diijinkan dimana kaitan batu dan adukan cukup kuat dan kaku
• Permukaan yang terbuka harus disempurnakan dan dipelihara

CHECK 6
• Periksa semua toleransi dimensi
• Buat daftar kekurangan dan kerusakan yang harus diperbaiki sebelum sertifikasi pembayaran

69
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan

Standard Selokan Pasangan


Batu Mortar

Perhatian pada:
1. Formasi galian
2. Elevasi dasar
3. Ketebalan dasar (lantai), dinding sisi kiri/kanan,
adukan sama rata dengan permukaan lapisan
4. Lubang suling (weeb hole)
5. Elevasi top pasangan
6. Bahan/adukan semen (campuran)
7. Perawatan/pembasahan
8. Pembuangan sisa galian (pada hari yang sama)
9. Outlet ke pembuangan akhir
10. Road safety saat pelaksanaan
70 11. Pengelolaan lingkungan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Selokan Pasangan Batu Mortar

✓ ✓ ✓

71
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?



72
Kementerian
Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

 
73
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

74
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 2.3 Gorong-Gorong dan Selokan Beton U


Umum

1. Uraian
➢ Mencakup pekerjaan perbaikan, perpanjangan, atau pembuatan baru gorong-gorong pipa
atau kotak beton bertulang maupun tanpa tulangan pracetak atau pipa logam gelombang
(corrugated), gorong-gorong persegi dan pelat beton, termasuk tembok kepala, struktur
lubang masuk dan keluar, serta pekerjaan lain yang berhubungan dengan perlindungan
terhadap penggerusan.
➢ Pekerjaan juga mencakup pemasangan drainase dengan pelapisan beton (concrete line
drains), bilamana diperlukan dilengkapi dengan pelat penutup, untuk daerah perkotaan dan
dimana air rembesan dari selokan yang tidak dilapisi mengakibatkan ketidakstabilan lereng.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

75
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Landasan 6. Pasangan Batu


➢ Bahan berbutir kasar untuk landasan ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 7.9
drainase beton, gorong-gorong pipa dan
struktur lainnya mengacu pada Seksi 2.4 7. Pasangan Batu Dengan Mortar
Drainase Porous ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 2.2

2. Beton 8. Adukan
➢ Beton mengacu pada Seksi 7.1 ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 7.8

3. Baja Tulangan Untuk Beton 9. Bahan Penyaring (Filter)


➢ Mengacu pada Sksi 7.3 ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 2.4

4. Gorong-gorong Pipa Beton Bertulang 10.Penimbunan Kembali


➢ Beton bertulang pracetak mutu fc’30 Mpa ➢ Memenuhi ketentuan Seksi 3.2

5. Gorong-gorong Pipa Logam (Corrugated)


➢ Memenuhi persyaratan SNI 6719: 20
76
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Persiapan Tempat Kerja


➢ Penggalian dan persiapan fondasi
➢ Bahan untuk landasan ditempatkan sesuai ketentuan Seksi 2.4
2. Penempatan Gorong-Gorong Pipa Beton
➢ Dipasang dengan hati-hati, ujung dengan alur dipasang di bagian hulu, dan lidah dimasukkan sepenuhnya
kedalam ujung alur.
➢ Sebelum pemasangan pipa beton berikutnya setengah bagian alur bagian hilir harus diberi adukan. Pada saat
yang sama setengah bagian lidah bagian hulu juga diberi adukan.
➢ Bila sambungan antar gorong-gorong pipa berupa karet khusus , haruslah dalam bentuk bell dan spigot (bell:
bagian akhir pipa dengan diameter yang lebih besar atau bagian alur, spigot: bagian akhir pipa dengan diameter
yang lebih kecil atau bagian lidah).
➢ Setelah pipa beton terpasang, sambungan yang belum terisi harus diisi dengan adukan, adukan tambahan harus
diberikan untuk membentuk selimut adukan disekeliling sambungan.
➢ Penimbunan kembali dan pemadatan sekeliling dan diatas gorong-gorong beton dilaksanakan sesuai ketentuan
Seksi 3.2. Timbunan, dengan menggunakan bahan yang memenuhi ketentuan yang diberikan untuk timbunan
pilihan.
➢ Penimbunan kembali harus dilakukan sampai minimum 30 cm di atas puncak pipa. Penimbunan kembali pada
setengah pipa ke bawah harus mendapatkan perhatian.
➢ Peralatan ringan dapat dioperasikan diatas pipa asalkan penimbunan kembali telah mencapai ketinggian 30 cm
diatas puncak pipa, sedangkan peralatan berat paling sedikit 60 cm diatas pipa.
77
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

3. Penempatan Gorong-Gorong Pipa Logam


➢ Pipa logam dapat dirakit di lokasi penempatannya atau di dalam galian parit yang telah disiapkan. Perhatian
khusus harus diberikan untuk menghindari kerusakan pada ujung pipa dan kemungkinan jatuhnya pipa selama
pengangkutan dan pemasangan.
➢ Pipa logam yang telah dirakit harus dibaut dengan tepat dan alur sambungan harus terpasang dengan benar
untuk menghindari adanya regangan yang berlebihan.
4. Pelaksanaan Gorong-Gorong Persegi
➢ Gorong-gorong persegi dan pelat harus dibuat sesuai dengan garis dan dimensi yang diberikan dalam
gambar atau yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Pekerjaan beton bertulang harus memenuhi ketentuan Seksi 7.1, dan baja tulangan harus memenuhi ketentuan
Seksi 7.3.
➢ Pekerjaan pasangan batu harus memenuhi ketentuan Seksi 7.9.
5. Pelaksanaan Drainase Beton
➢ Saluran beton bertulang dan pelat penutup harus dibuat sesuai dengan garis/elevasi dan detail lain yang
ditunjukkan dalam gambar, atau seperti yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Saluran beton dapat docor ditempat atau dengan pracetak. Pelat penutup harus dibuat sebagai unit pracetak dan
dapat dipindahkan. Untuk saluran yang dicor ditempat, sambungan konstruksi harus dibuat pada interval 10
m atau kurang.
➢ Untuk saluran dicor di tempat pengawas pekerjaan dapat mengijinkan menggunakan sisi galian sebagai cetakan
dan menambah tebal 25 mm tanpa pembayaran tambahan.
78
➢ Lubang sulingan harus dibuat pada dinding saluran.
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Gorong-Gorong Gorong-Gorong
Pipa Beton Pipa Baja

Gorong-Gorong
Selokan Beton U
Kotak

79
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran gorong-gorong pipa/kotak beton bertulang
maupun tanpa tulangan adalah jumlah Meter Panjang yang diukur dari ujung ke ujung pipa.
➢ Kuantitas yang diukur untuk gorong-gorong pipa logam (corrugated) adalah jumlah Ton dari
struktur pipa baru atau perpanjangan gorong-gorong pipa.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran saluran beton bertulang bentuk U dengan lebar
sampai 1200 mm haruslah dalam jumlah Meter Panjang saluran berbentuk U yang dicor
ditempat atau pracetak, yang diukur dari ujung ke ujung pipa, termasuk baja tulangan yang
terpasang sesuai gambar.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran Tembok Kepala Beton, Apron (lantai golak), Lubang
Masuk (entry pits), Gorong-gorong Persegi dan struktur drainase beton lainnya adalah dalam
jumlah Meter Kubik beton termasuk baja tulangan terpasang sesuai gambar.
➢ Kecuali untuk Galian Batu dan Drainase Porous yang digunakan, tidak ada pengukuran yang
terpisah untuk pembayaran akan dilakukan untuk pekerjaan galian dan timbunan, biaya
pekerjaan ini dipandang sebagai pelengkap untuk melaksanakan pekerjaan gorong-gorong
dan sudah termasuk dalam harga penawaran.
80
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

2. Dasar Untuk Pembayaran


➢ Kuantitas gorong-gorong pipa, saluran berbentuk U, gorong-gorong persegi dan struktur
drainase minor lainnya, yang diukur sebagaimana disyaratkan di atas, harus dibayar menurut
Harga Kontrak persatuan pengukuran, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan
kompensasi penuh untuk penyediaan dan pemasangan semua bahan termasuk baja tulangan,
dan untuk semua galian dan pembuangan bahan, pemadatan, cetakan, penimbunan kembali,
lubang sulingan, dan biaya yang lainnya yang diperlukan.

81
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 3
PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

82
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 3.1 Galian


Umum

1. Uraian
Jenis-jenis galian:
➢ Galian Biasa
➢ Galian Batu Lunak
➢ Galian Batu
➢ Galian Struktur
➢ Galian Perkerasan Beraspal
➢ Galian Perkerasan Berbutir
➢ Galian Perkerasan Beton

83
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

1. Uraian
➢ Galian Biasa
Mencakup seluruh galian yang tidak diklasifikasikan sebagai galian batu lunak, galian batu, galian
struktur, galian sumber bahan (borrow excavation), galian perkerasan beraspal, galian perkerasan berbutir,
dan galian perkerasan beton.
➢ Galian Batu Lunak
Mencakup galian pada batuan yang mempunyai kuat tekan uniaksial 0.6 – 12.5 Mpa (6-125 kg/cm2)
yang diuji sesuai dengan SNI 2825: 2008.
➢ Galian Batu
Mencakup galian bongkahan batu yang mempunyai kuat tekan uniaksial > 12.5 Mpa (>125 kg/cm2),
dengan volume 1 meter kubik atau lebih dan seluruh batu atau bahan lainnya yang menurut Pengawas
Pekerjaan adalah tidak praktis menggali tanpa menggunakan alat bertekanan udara atau pemboran
(drilling), dan peledakan.
➢ Galian Struktur
Terbatas untuk galian lantai beton fondasi jembatan, tembok penahan beton, dan struktur beton
pemikul beban lainnya. Pekerjaan galian struktur juga meliputi: penimbunan kembali dengan bahan yang
disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, pembuangan bahan galian yang tidak terpakai, semua keperluan
drainase, pemompaan, penimbaan, penurapan, penyokong, pembuatan tempat kerja atau cofferdam dan
pembongkarannya.
84
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

➢ Galian Perkerasan Beraspal


Mencakup galian pada perkerasan beraspal lama dan pembuangan bahan perkerasan beraspal dengan
atau tanpa Cold Milling Machine.
➢ Galian Perkerasan Berbutir
Mencakup galian pada perkerasan berbutir exsisting dan pembuangan bahan perkerasan berbutir yang
tidak terpakai.
➢ Galian Perkerasan Beton
Mencakup galian pada perkerasan beton lama dan pembuangan bahan perkerasan beton yang tidak
terpakai.
Pemanfaatan kembali bahan galian harus mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan sebelum
bahan ini dipandang cocok untuk proses daur ulang.

2. Toleransi dan Dimensi


➢ Elevasi akhir, garis dan formasi sesudah galian (selain galian perkerasan aspal dan beton) tidak boleh
berbeda lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm pada setiap titik, dan 1 cm pada setiap titik untuk
galian perkerasan.
➢ Permukaan galian tanah maupun batu yang telah selesai dan terbuka terhadap aliran air permukaan harus
cukup rata dan harus mempunyai cukup kemiringan untuk menjamin pengaliran air yang bebas dan
tanpa terjadi genangan.
85
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

3. Pengajuan Kesiapan Kerja


➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan Gambar
Detail penampang melintang yang menunjukkan elevasi tanah asli sebelum operasi pembersihan ,
memasang patok-patok batas galian.
➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan kepada Pengawas Pekerjaan Metode Kerja dan gambar detail struktur
yang diusulkan, untuk mendapat persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

4. Pengamanan Pekerjaan Galian


➢ Penyedia Jasa bertanggungjawab dalam menjamin keselamatan pekerja, penduduk dan bangunan
disekitar lokasi galian.
➢ Untuk menjamin stabilitas lereng, galian yang lebih tinggi dari 5 meter harus dibuat bertangga, dengan
teras selebar 1 meter.
➢ Semua galian terbuka harus diberi rambu peringatan dan penghalang (barikade) yang cukup untuk
mencegah tenaga kerja atau orang lain terjatuh kedalamnya, dan setiap galian terbuka pada lokasi jalur lalu
lintas maupun lokasi bahu jalan harus diberi rambu tambahan pada malam hari berupa drum yang dicat
putih (atau yang sejenis).

86
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

5. Utilitas Bawah Tanah


➢ Penyedia Jasa bertanggungjawab untuk memperoleh informasi tentang keberadaan dan lokasi utilitas
bawah tanah dan untuk memperoleh dan membayar setiap ijin yang diperlukan.
➢ Penyedia Jasa harus bertanggungjawab untuk menjaga dan melindungi setiap utilitas bawah tanah yang
masih berfungsi seperti pipa, kabel, atau yang lainnya, dan memperbaiki setiap kerusakan yang timbul
akibat operasi kegiatannya.

87
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Prosedur Penggalian

1. Galian Pada Struktur dan Pipa


➢ Galian untuk pipa, gorong-gorong atau drainase beton dan galian untuk fondasi jembatan atau struktur
lain, harus cukup ukurannya sehingga memungkinkan penempatan struktur atau telapak struktur dengan
lebar dan panjang sebagaimana mestinya dan pemasangan bahan dengan benar.

2. Galian Tanah Lunak


➢ Tanah lunak didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR lapangan kurang dari 2.5%.
Tanah dasar dengan daya dukung sedang didefinisikan sebagai setiap jenis tanah yang mempunyai CBR
hasil pemadatan sama atau di atas 2.5% tetapi kurang dari nilai rancangan yang dicantumkan dalam
gambar, atau kurang dari 6% jika tidak ada nilai yang dicantumkan. Tanah ekpansif didefinisikan sebagai
tanah yang mempunyai pengembangan potensial lebih dari 5%.

88
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Prosedur Penggalian

➢ Bila tanah lunak, berdaya dukung rendah terekpos pada tanah dasar hasil galian, atau bilamana tanah lunak
berada dibawah timbunan maka perbaikan berikut diperlukan:
✓ Tanah harus ditangani seperti yang ditetapkan dalam gambar antara lain:
▪ Dipadatkan sampai mempunyai kapasitas daya dukung dengan CBR lapangan lebih dari 2.5% atau
▪ Distabilisasi atau
▪ Dibuang seluruhnya atau
▪ Digali sampai di bawah elevasi tanah dasar dengan kedalaman yang ditunjukkan dalam gambar atau jika
tidak maka kedalaman yang diberikan dalam Tabel 3.1.2.1 Spesifikasi 2018 Revisi 1, atau sesuai dengan
Bagan Desain 2 - Desain Fondasi Jalan Minimum dari MDP Jalan No. 02/M/BM/2017.
✓ Tanah dasar berdaya dukung sedang harus digali sampai kedalaman tebal lapisan penopang seperti
ditunjukkan dalam gambar.

3. Galian Perkerasan Beraspal


➢ Bilamana pembongkaran dilaksanakan tanpa mesin Cold Milling maka tepi lokasi yang digali haruslah
digergaji agar pembongkaran yang berlebihan dapat dihindarkan. Bilamana material pada permukaan dasar
galian terlepas akibat pelaksanaan penggalian, maka harus dipadatkan kembali.
➢ Bilamana material yang terdapat pada permukaan dasar galian adalah material lepas, lunak atau tergumpal
atau hal lain yang tidak memenuhi syarat, maka material tersebut haruslah dipadatkan merata atau
dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok.
89
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Galian yang Tidak Diukur Untuk Pembayaran


➢ Galian di luar garis yang ditunjukan dalam profil dan penampang melintang yang disetujui tidak akan
dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran kecuali:
✓ Galian yang diperlukan untuk membuang bahan yang lunak atau tidak memenuhi syarat (tanah lunak),
atau untuk membuang batu atau bahan keras lainnya yang dujumpai pada formasi selokan diperkeras,
pada tanah dasar untuk perkerasan maupun bahu jalan, pada dasar galian pipa atau fondasi struktur.
✓ Pekerjaan tanah sebagai akibat dari longsoran lereng yang sebelumnya telah diterima oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Pekerjaan galian yang dilaksanakan untuk pemasangan gorong-gorong.
➢ Pekerjaan galian untuk memperoleh bahan konstruksi dari sumber bahan (borrow pits).

2. Pengukuran Galian Untuk Pembayaran


➢ Dasar perhitungan kuantitas galian haruslah gambar penampang melintang profil tanah asli sebelum digali
yang telah disetujui dan gambar pekerjaan galian akhir dengan garis, kelandaian dan elevasi yang
disyaratkan atau diterima. Metode perhitungan haruslah metode luas ujung rata-rata dengan jarak tidak
lebih dari 25 meter atau dengan jarak 50 meter untuk medan yang datar.

90
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Pekerjaan galian struktur yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi oleh bidang-bidang
sebagai berikut:
✓ Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang dasar fondasi yang melalui titik terendah dari
terrain tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah diperhitungkan sebagai galian biasa atau
galian batu sesuai dengan sifatnya.
✓ Bidang bawah adalah bidang dasar fondasi.
✓ Bidang tegak adalah bidang vertical keliling fondasi.
➢ Galian bahan, tanah gambut, tanah organik, tanah lunak, tanah ekpansif, tanah yang tidak dikehendaki,
tanah tergumpal dan tanah dengan daya dukung sedang, harus diukur untuk pembayaran sebagai galian
biasa.

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas galian yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran Meter
Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
termasuk cofferdam, penyokong, pengaku dan pekerjaan yang berkaitan, dan biaya yang diperlukan dalam
melaksanakan pekerjaan dan pembuangan bahan galian.

91
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Galian Struktur

Batasan :
➢ Bidang atas adalah bidang
horizontal seluas bidang dasar
fondasi yang melalui titik
terendah dari terrain tanah asli.
Di atas bidang horizontal ini
galian tanah diperhitungkan
sebagai galian biasa atau galian
batu sesuai dengan sifatnya.
➢ Bidang bawah adalah bidang
dasar fondasi.
➢ Bidang tegak adalah bidang
vertical keliling fondasi.
➢ Pengukuran volume tidak
diperhitungkan diluar bidang-
bidang yang disebutkan diatas.

92
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 3.1
PENGAJUAN
MULAI
PEKERJAAN (1)

KONTROL LALU
LINTAS (2)
KETENTUAN (1)
PENYIAPAN • Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop drawing,
LAPANGAN (3) rencana metode kerja dan kesiapan alat
KETENTUAN (2)
PENGGALIAN PERBAIKAN • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PEKERJAAN KETENTUAN (3)
CHECK TIDAK • Lokasi utilitas bawah tanah
4 • Lindungi utilitas existing
SETUJU
CHECK 4
PENGUKURAN • Galian yang tidak sesuai toleransi harus diperbaiki
HASIL • Semua hasil galian yang memenuhi syarat sebagai bahan
PEKERJAAN timbunan agar disimpan
SERTIFIKASI • Sisa galian yang tidak terpakai harus dibuang
KUANTITAS

PEMBAYARAN

93
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 3.2 Timbunan


Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan
berbutir yang disetujui.
➢ Timbunan dibagi atas empat jenis, yaitu Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Timbunan Pilihan
Berbutir di atas Tanah Rawa, dan Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill).
➢ Timbunan Pilihan harus digunakan sebagai lapisan penopang (caping layer) pada tanah lunak yang
mempunyai CBR lapangan kurang 2.5% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan dan stabilisasi.
➢ Timbunan Pilihan Berbutir harus digunakan di atas tanah rawa, didaerah berair dan lokasi-lokasi serupa
dimana bahan Timbunan Pilihan dan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan memuaskan.
➢ Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Backfill) harus digunakan untuk penimbunan kembali didaerah
pengaruh dari struktur seperti abutmen dan dinding penahan tanah serta didaerah kritis lainnya yang
memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat.
2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi dan kelandaian akhir setelah pemadatan harus tidak lebih tinggi dari 2 cm atau lebih rendah 3 cm
dari yang ditentukan.
➢ Seluruh permukaan akhir timbunan yang terekpos harus cukup rata dan memiliki kelandaian yang cukup
untuk menjamin aliran air permukaan yang bebas.
➢ Timbunan selain untuk Lapisan Penopang di atas tanah lunak tidak boleh dihampar dalam lapisan dengan
tebal padat lebih dari 20 cm atau dalam lapisan dengan tebal padat kurang dari 10 cm.
94
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

3. Pengajuan Kesiapan Kerja


➢ Penyedia Jasa harus menyerahkan Gambar Detail penampang melintang yang menunjukkan permukaan
yang telah dipersiapkan untuk penghamparan timbunan.
➢ Hasil pengujian kepadatan yang membuktikan bahwa pemadatan pada permukaan yang telah
dipersiapkan untuk timbunan yang akan dihampar cukup memadai.
4. Perbaikan Terhadap Timbunan yang Tidak Memenuhi Ketentuan
➢ Timbunan akhir yang tidak memenuhi ketentuan penampang melintang yang disyaratkan harus
diperbaiki dengan menggemburkan permukaannya dan membuang atau menambah bahan dilanjutkan
dengan pembentukan dan pemadatan kembali.
➢ Timbunan yang terlalu kering untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut,
dilanjutkan dengan penyemprotan air secukupnya (penyesuaian kadar air) dilanjutkan dengan
pembentukan dan pemadatan.
➢ Timbunan yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan tersebut
dengan menggunakan motor grader atau alat lainnya secara berulang-ulang dalam cuaca cerah. Alternatif
lain bila pengeringan yang memadai tidak dapat dicapai Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar
bahan tersebut dikeluarkan dan diganti dengan bahan kering yang lebih cocok.
➢ Perbaikan timbunan yang tidak memenuhi kepadatan atau ketentuan sifat-sifat bahan dapat meliputi
pemadatan tambahan, penggemburan yang diikuti penyesuaian kadar air dan pemadatan kembali, atau
pembuangan dan penggantian bahan.
95
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Timbunan Biasa
➢ Terdiri dari bahan galian tanah atau bahan galian batu yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan sebagai
bahan yang memenuhi syarat untuk digunakan.
➢ Sebaiknya tidak termasuk tanah yang berplastisitas tinggi, yang diklasifikasikan sebagai A-7-6 menurut
AASHTO atau sebagi CH menurut Unified atau Casagrande Soil Classification System.
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 6% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD).
➢ Tanah sangat ekpansif yang memiliki nilai aktif lebih besar dari 1.25, atau derajat pengembangannya very
high tidak boleh digunakan.
➢ Bahan timbunan biasa tidak boleh dari bahan galian tanah yang mempunyai sifat sebagai berikut:
✓ Tanah yang mengandung organic seperti jenis tanah OL, OH dan Pt dalam system USCS.
✓ Tanah dengan kadar air alamiah sangat tinggi yang tidak praktis dikeringkan untuk memenuhi toleransi
kadar air pemadatan (melampaui kadar air optimum +1).
✓ Tanah ekpansif yang mempunyai sifat kembang susut tinggi dan sangat tinggi dalam klasifikasi Van Der
Merwe (lampiran 3.2.A).
2. Timbunan Pilihan
➢ Mempunyai CBR tidak kurang dari 10% (CBR setelah perendaman 4 hari bila dipadatkan 100% kepadatan
kering maksimum MDD)
➢ Persyaratan lain sesuai dengan ketentuan untuk timbunan biasa di atas.
96
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

3. Timbunan Pilihan Berbutir Di Atas Tanah Rawa


➢ Bahan timbunan pilihan di atas tanah rawa dan untuk keadaan dimana penghamparan dalam kondisi jenuh
atau banjir tidak dapat dihindarkan haruslah batu, pasir atau kerikil atau bahan berbutir bersih lainnya
dengan Index Plastisitas maximum 6%.

4. Penimbunan Kembali Berbutir (Granular Back Fill)


➢ Bahan timbunan berbutir daerah oprit harus terdiri dari kerikil pecah, batu, timbunan batu atau pasir
alam atau campuran yang baik dari kombinasi bahan-bahan ini dengan gradasi bukan menerus dan
mempunyai Index Plastisitas Maksimum 10%.
➢ Gradasi Penimbunan Kembali Berbutir
Ukuran Ayakan Persen Berat
ASTM (mm) yang Lolos

4” 100 100
No. 4 4.75 25 - 90
No. 200 0.075 0 - 10

97
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan Timbunan

1. Penyiapan Tempat Kerja


➢ Sebelum penghamparan timbunan pada setiap tempat, semua bahan yang tidak diperlukan harus dibuang.
➢ Dasar fondasi timbunan harus dipadatkan seluruhnya, kecuali untuk daerah tanah lunak atau tanah
yang tidak bias dipadatkan atau tanah rawa.
➢ Bilamana timbunan akan dibangun di atas permukaan tanah dengan kelandaian lereng lebih dari 10%,
maka digunakan lereng bertangga.
➢ Dasar saluran yang ditimbun harus diratakan dan dilebarkan sedemikian hingga memungkinkan
pengoperasian peralatan pemadat.

2. Penghamparan Timbunan
➢ Timbunan harus ditempatkan ke permukaan yang telah disiapkan dan disebar dalam lapisan yang merata.
➢ Sebelum penimbunan kembali di sekitar struktur penahan tanah dari beton, pasangan batu atau pasangan
batu dengan mortar, diperlukan waktu perawatan tidak kurang dari 14 hari.
➢ Bilamana timbunan badan jalan akan diperlebar, lereng timbunan lama harus disiapkan dengan membuang
seluruh tetumbuhan yang terdapat pada permukaan lereng dan harus dibuat bertangga (atau dibuat
bergerigi) sehingga timbunan baru akan terkunci pada timbunan lama.
➢ Lapisan penopang diatas tanah lunak harus dihampar sesegera mungkin dan tidak lebih dari 3 hari
setelah pembersihan dan pengupasan. Lapisan penopang dapat dihampar satu lapis atau beberapa lapis
dengan tebal antara 0.5 sampai 1 meter.
98
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan Timbunan

3. Pemadatan Timbunan
➢ Pemadatan timbunan tanah harus dilaksanakan hanya bilamana kadar air bahan berada dalam rentang 3% di
bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.
➢ Setiap lapisan timbunan yang dihampar harus dipadatkan seperti yang disyaratkan dan diuji
kepadatannya.
➢ Timbunan pada lokasi yang tidak dapat dicapai dengan peralatan pemadat mesin gilas, harus dihampar
dalam lapisan horizontal dengan tebal gembur tidak lebih dari 10 cm dan dipadatkan dengan penumbuk
loncat mekanis atau timbris (tamper) manual dengan berat statis minimum 10 kg.

99
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Jaminan Mutu

1. Pengendalian Mutu Bahan


➢ Suatu program pengendalian pengujian mutu bahan rutin harus dilaksanakan untuk mengendalikan
perubahan mutu bahan yang dibawa ke lapangan, untuk setiap 1000 meter kubik bahan timbunan harus
dilakukan suatu pengujian nilai aktif.

2. Ketentuan Kepadatan Untuk Timbunan


➢ Lapisan tanah pada kedalaman 30 cm atau kurang dari elevasi tanah dasar harus dipadatkan sampai
dengan 100% dari kepadatan kering maksimum, sedang lapisan yang lebih dalam dari 30 cm harus
dipadatkan sampai 95% kepadatan kering maksimum.
➢ Pengujian kepadatan harus dilakukan pada setiap lapisan timbunan yang dipadatkan. Pengujian harus
dilakukan sampai kedalaman penuh, dan tidak boleh berselang lebih dari 200 m.
➢ Untuk penimbunan kembali disekitar struktur atau pada galian parit untuk gorong-gorong, paling sedikit
harus dilaksanakan satu pengujian untuk satu lapis penimbunan kembali yang telah selesai dikerjakan.

3. Kriteria Pemadatan Untuk Lapisan Penopang


➢ Timbunan Pilihan digunakan sebagai lapis penopang untuk perbaikan tanah dasar dapat dihampar dalam
satu atau beberapa lapis yang harus dipadatkan dengan persetujuan khusus tergantung kondisi lapangan.
Tingkat pemadatan harus cukup agar dapat memungkinkan pemadatan sepenuhnya pada timbunan pilihan
lapis selanjutnya dan lapis perkerasan.
100
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Jaminan Mutu

4. Kriteria Pemadatan Untuk Penimbunan Kembali Berbutir


➢ Penimbunan kembali berbutir harus ditempatkan sebagai lapisan tidak lebih dari 15 cm, dan dipadatkan
sampai kepadatan 95% dari kepadatan kering maksimum.

5. Percobaan Pemadatan
➢ Penyedia Jasa harus bertanggungjawab dalam memilih metode dan peralatan untuk mencapai tingkat
kepadatan yang disyaratkan. Bilamana Penyedia Jasa tidak sanggup mencapai kepadatan yang
disyaratkan, percobaan lapangan harus dilaksanakan dengan variasi dan jumlah lintasan peralatan
pemadat dan kadar air sampai kepadatan yang disyaratkan tercapai.

101
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Timbunan
➢ Timbunan harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik bahan terpadatkan yang diperlukan, diselesaikan
ditempat dan diterima. Metode perhitungan volume bahan haruslah metode luas bidang ujung, dengan
menggunakan penampang melintang pekerjaan yang berselang jarak tidak lebih 25 m, dan berselang tidak
lebih 50 m untuk daerah datar.
➢ Timbunan diluar penampang melintang yang disetujui, termasuk timbunan tambahan yang diperlukan
akibat penggalian lereng bertangga, tidak dimasukkan dalam volume yang diukur untuk pembayaran,
kecuali:
✓ Timbunan yang diperlukan untuk mengganti bahan tidak memenuhi ketentuan.
✓ Timbunan tambahan yang diperlukan untuk memperbaiki pekerjaan yang tidak stabil atau gagal.
➢ Bila timbunan akan ditempatkan di atas tanah rawa yang dapat diperkirakan terjadinya konsolidasi tanah
asli, maka pembayaran akan dilakukan tergantung apakah timbunan biasa atau timbunan pilihan yang
digunakan.
✓ Jika bahan timbunan biasa digunakan, pengukuran akan dilakukan dengan pemasangan pelat dan
batang pengukur penurunan (settlement) yang harus ditempatkan dan diamati Bersama. Kuantitas
timbunan dapat ditentukan berdasarkan elevasi tanah asli setelah penurunan (settlement).
✓ Jika bahan Timbunan Pilihan yang digunakan (1) Dengan pemasangan pelat dan batang pengukur
penurunan; (2) Dengan volume gembur yang diukur pada kendaraan.
102
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas timbunan yang diukur, dalam jarak angkut berapapun, akan dibayar dalam satuan pengukuran
Meter Kubik, dimana harga tersebut harus sudah merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan,
pemasokan, penghamparan, pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, dan seluruh biaya lain
yang diperlukan.

103
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.2
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN KETENTUAN (1)
PEKERJAAN (1) • Potongan melintang detail
SERTIFIKASI
• 2 contoh material timbunan masing-masing 50 kg
KUANTITAS
KONTROL LALU • Hasil pengujian kepadatan laboratorium
LINTAS CHECK 2
PEMBAYARAN
• Periksa peralatan pemadatan
PERCOBAAN • Dapatkan jumlah lintasan
PEMADATAN • Periksa kepadatan lapangan
KETENTUAN (3) – (5)
CHECK TIDAK • Pekerjaan dilakukan pada saat kondisi kering
2 • Pengawas Pekerjaan memeriksa shop drawing,
SETUJU
rencana kerja (material, alat & metode kerja)
BATASAN CUACA RENCANA KERJA KONDISI
• Penyedia Jasa dapat menentukan dimana jalan
(3) (4) LAPANGAN (5)
sementara selama penyelesaian sesuai dengan
kondisi lapangan
PENYIAPAN
KETENTUAN (6)
LAPANGAN (6)
• Semua material yang tidak digunakan harus
dikeluarkan
PENIMBUNAN CHECK 7
• Kepadatan & kadar air yang tidak sesuai harus
diperbaiki
PEMADATAN PERBAIKAN
• Timbunan yang tidak sesuai dengan toleransi profil
PEKERJAAN
permukaan harus diperbaiki
CHECK TIDAK • Timbunan yang rusak akibat gerusan air atau erosi
7 harus diperbaiki
104 SETUJU
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Pemadatan Dengan Lereng Bertangga

LERENG BERTANGGA
Kelandaian Tangga
Lereng Kemiringan Jarak Vertikal
> 10% s/d ≤ 15% Mak 4% Mak 30cm
> 15% Mak 4% Mak 60cm

4% - 6% 2% - 3% (Perkerasan Jalan)
4% Mak 30/60 cm
Dinding Penahan

4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm
4% Mak 30/60 cm

105
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemadatan
Lapis per Lapis

Perhatian pada :
1. Pemadatan dasar timbunan
2. Kualitas bahan timbunan
3. Pemadatan lapis per lapis
4. Uji kepadatan setiap lapis
5. Elepasi top timbunan
6. Road safety saat pelaksanaan

✓ 7. Pengelolaan lingkungan

106
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

 
107
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 3.3 Penyiapan Badan Jalan


Umum
1. Uraian
➢ Cakupan pekerjaan:
✓ Penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau
✓ Penggaruan dan pemadatan permukaan jalan kerikil lama, untuk penghamparan Lapis Fondasi
Agregat, Lapis Fondasi Jalan Tanpa Penutup Aspal, stabilisasi tanah (soil stabilization).
➢ Penyiapan tanah dasar juga termasuk bagian dari pekerjaan yang dipersiapkan untuk dasar lapis fondasi
bawah (sub-base) perkerasan di daerah galian.
➢ Pekerjaan penyiapan tanah dasar harus diperiksa, diuji dan diterima oleh Pengawas Pekerjaan sebelum
lapisan di atasnya akan dilaksanakan.
➢ Untuk jalan kerikil, pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader untuk
mempeerbaiki bentuk dengan atau tanpa penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.
➢ Pekerjaan ini meliputi galian minor atau penggaruan serta pekerjaan timbunan minor yang diikuti dengan
pembentukan, pemadatan, pengujian tanah atau bahan berbutir.

2. Toleransi Dimensi
➢ Elevasi akhir setelah pemadatan tidak boleh lebih tinggi 2 cm atau lebih rendah 3 cm dari yang
disyaratkan.
➢ Seluruh permukaan akhir harus cukup rata dan seragam serta memiliki kemiringan melintang sesuai
rancangan dengan toleransi ± 0.5%.
108
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

Tanah dasar dapat dibentuk dari Timbunan Biasa, Timbunan Pilihan, Lapis Fondasi Agregat, atau
tanah asli didaerah galian. Bahan yang digunakan dalam setiap hal haruslah sesuai dengan yang
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, dan sifat-sifat bahan yang disyaratkan untuk bahan yang
dihampar dan membentuk tanah dasar seperti yang disyaratkan dalam Spesifikasi.

Pelaksanaan Penyiapan Badan Jalan

1. Penyiapan Tanah Dasar


➢ Pekerjaan galian yang diperlukan untuk membentuk tanah dasar dilaksanakan sesuai dengan Pasal 3.1.2.1
➢ Seluruh timbunan yang diperlukan harus dihampar sesuai dengan Pasal 3.2.3
2. Pemadatan Tanah Dasar
➢ Tanah dasar harus dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari Pasal 3.2.3.3
➢ Ketentuan pemadatan dan jaminan mutu untuk tanah dasar diberikan dalam Pasal 3.2.4
3. Daya Dukung Tanah Dasar
➢ Tanah dasar pada setiap tempat haruslah mempunyai daya dukung minimum sebagaimana yang diberikan
109
dalam gambar, atau sekurang kurangnya mempunyai CBR 6% jika tidak disebutkan.
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Daerah jalur lalu lintas eksisting yang memerlukan rekonstruksi, akan ditetapkan sebagai lokasi yang
ditingkatkan dan penyiapan badan jalan akan dibayar.
➢ Penyiapan tanah dasar didaerah galian untuk jalur lalu lintas dan bahu jalan

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas dari pekerjaan Penyiapan badan Jalan akan dibayar dalam satuan pengukuran Meter Persegi,
dimana harga dan pembayaran tersebut sudah mencakup kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan dan
biaya lainnya yang telah dimasukkan untuk keperluan pembentukan pekerjaan Penyaiapan Tanah Dasar.

110
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENGUKURAN Bagan Alir – Seksi 3.3
PENGAJUAN HASIL
MULAI PEKERJAAN
PEKERJAAN (1)
SERTIFIKASI
KUANTITAS
KONTROL LALU
LINTAS (2)
PEMBAYARAN Periksa apakah Penyedia Jasa sudah mendapat informasi yang
PENYIAPAN diperlukan
LAPANGAN (3) KETENTUAN (1)
• Pengawas Pekerjaan memeriksa kesiapan shop drawing,
rencana metode kerja dan kesiapan alat
GALIAN KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PERBAIKAN KETENTUAN (3)
TIMBUNAN
PEKERJAAN • Lokasi utilitas bawah tanah
• Lindungi utilitas existing
• Semua material yang tidak digunakan harus dikeluarkan
PEMADATAN CHECK 4
• Kepadatan dan kadar air
CHECK TIDAK • Toleransi dimensi (elevasi akhir, kerataan dan kemiringan
4 melintang permukaan)
SETUJU

111
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 4
PEKERJAAN PREVENTIF

112
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 4.2 Pekerjaan Laburan Aspal (Buras)


Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pelaburan aspal pada lokasi perkerasan pekerjaan dengan menggunakan baik aspal
keras, aspal cair maupun aspal emulsi untuk menutup retak, mencegah pelepasan butiran agregat,
memelihara tambalan atau menambal lubang agar kedap air, memelihara perkerasan eksisting yang
mengalami penuaan atau untuk tujuan lainnya.

2. Kondisi Cuaca yang Diijinkan Untuk Bekerja


➢ Pemeliharaan dengan laburan aspal harus dilaksanakan hanya pada permukaan yang kering dan tidak
boleh dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.
➢ Untuk memperoleh kondisi penguapan yang baik, aspal emulsi tidak boleh disemprotkan setelah jam
15.00 kecuali disetujui oleh pengawas pekerjaan.
➢ Bilamana aspal panas digunakan maka temperature perkerasan pada saat disemprotkan tidak boleh kurang
dari 25°C.

3. Ketentuan Lalu Lintas


➢ Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan selanjutnya
sampai waktu yang ditentukan Pengawas Pekerjaan menyetujui untuk dibuka.

113
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Aspal yang digunakan adalah aspal keras (pen 80/100), aspal cair (MC 250, MC 800), aspal emulsi
(MS-1, HFMS-2, RS-1, CRS-1).
2. Agregat penutup untuk laburan aspal harus memenuhi gradasi seperti terlihat pada table berikut:

Ukuran Ayakan Persen Lolos Persen Lolos


(“/mm) Type 1 Type 2
3/8 “ (9.5 mm) 100
No. 4 (4.75 mm) 100 85 - 100
No. 8 (2.36 mm) 80 - 100 0 - 40
No. 30 (0.600 mm) 0 - 30
No. 200 (0.075 mm) 0-5 0-5

114
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kuantitas Agregat dan Aspal

Variasi tekstur
Bahan Satuan
Halus Kasar

Aspal (residu) liter/m2 0.60 – 0.86 0.87 – 1.00

Agregat penutup kg/m2 7.00 – 7.70 7.80 – 8.60

CATATAN :
Aspal Emulsi = Aspal (residu) x 100/(100 - % air dalam emulsi),

bila % air+bahan pengelmosi dalam Aspal Emulsi 40 %, maka:

Aspal Emulsi = 0.60 x (100/60) s/d 0.86 x (100/60) = 1.00 s/d 1.43 lt/m2 (Agregat halus)
Aspal Emulsi = 0.87 x (100/60) s/d 1.00 x (100/60) = 1.45 s/d 1.66 lt/m2 (Agragat kasar)
115
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Persiapan Permukaan yang Akan Dilabur


➢ Permukaan perkerasan harus dibersihkan dengan menggunakan sapu atau kompresor, dan harus bebas
dari genangan air. Retakan yang lebar harus diperbaiki sesuai dengan Seksi 10.1.

2. Pemakaian Aspal
➢ Mesin penyemprot harus mampu memberikan distribusi aspal yang merata baik menggunakan batang
penyemprot dari distributor aspal maupun penyemprot tangan.
➢ Cara manual pada pelaburan untuk lokasi yang kecil, mungkin dapat diperkenankan menurut pendapat
Pengawas Pekerjaan.

3. Pemakaian Agregat
➢ Agregat harus ditebar segera setelah penyemprotan aspal. Agregat dapat ditebar dengan cara yang
memadai (termasuk cara manual) sampai diperoleh lapisan yang merata tanpa bopeng.
➢ Agregat harus digilas dengan menggunakan pemadat roda karet yang sesuai atau pemadat roda baja
dengan berat kotor tidak kurang dari 1 ton.
➢ Setelah pemadatan selesai dilaksanakan, kelebihan agregat yang lepas harus disapu dari permukaan
perkerasan.

116
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengendalian dan Pengujian Mutu Lapangan

1. Bahan
➢ Agregat harus dijaga kebersihannya dari benda asing
➢ Penyimpanan aspal dalam drum harus dengan cara tertentu agar supaya tidak terjadi
kebocoran atau kemasukan air.
➢ Temperatur penyemprotan aspal sesuai yang disyaratkan.

2. Kecakapan Kerja
➢ Bilamana laburan aspal dilaksanakan setengah lebar jalan, suatu lajur aspal selebar 20 cm harus
dibiarkan terbuka dan tidak boleh diberi agregat penutup agar dapat menyediakan bagian
tumpeng tindih (overlap) bahan aspal bilaman lajur yang bersebelahan dilaksanakan.

3. Lalu Lintas
➢ Lalu lintas dizinkan melewati permukaan laburan aspal setelah beberapa jam selesai dikerjakan,
seperti yang disetujui oleh Pengawas Pekerjaan. Periode tipical berkisar antara 2 sampai 4 jam.

117
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Cara Pengukuran
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan takaran
penghamparan yang masih kurang dari yang diterima atau setiap bagian yang terkelupas.
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran laburan aspal adalah dalam satuan Meter Persegi
yang terhampar di lapangan.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas sebagaimana yang disyaratkan di atas harus dibayar menurut Harga Kontrak per
Meter Persegi, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh
untuk pembersihan, pembuangan kotoran, semua bahan, penghamparan dan pemadatan,
termasuk semua tenaga kerja, alat, pengujian, alat-alat bantu dan hal lain yang diperlukan.

118
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Laburan Aspal

Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Aspal yang digunakan
3. Cara pelaburan
4. Pemakaian aspal (lt/m2)
5. Pemilihan agregat penutup
6. Penaburan agregat penutup
7. Penggilasan
8. Road safety
9. Pengelolaan lingkungan

119
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perbaikan Retak
(Crack Sealing)


Perhatian pada :
1. Pembersihan retak (manual/
kompresor)
2. Pengisian retakan denga
aspal cair
3. Penutupan retakan dengan
agregat penutup
4. Penekanan agregat penutup

✓ dengan alat (manual/


mekanis)
120
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

121
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 5
PERKERASAN BERBUTIR DAN
PERKERASAN BETON SEMEN

122
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 5.1 Lapis Fondasi Agregat


Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini harus meliputi pemasokan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, pembasahan,
dan pemadatan agregat di atas permukaan yang telah disiapkan dan telah diterima sesuai dengan detail
yang ditunjukkan dalam gambar.
2. Toleransi Dimensi dan Elevasi
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas B, Toleransi Elevasi Permukaan terhadap elevasi rencana +0 cm/-2 cm.
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas A. Toleransi Elevasi Permukaan terhadap elevasi rencana +0 cm/-1 cm.
➢ Lapis Fondasi Agregat Kelas S (bahu jalan) atau Lapis Drainase, Toleransi Elevasi Permukaan terhadap
elevasi rencana + 1.5 cm/-1.5 cm.
➢ Tebal total minimum Lapis Fondasi Agregat tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang disyaratkan.
➢ Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Kelas A dan Lapis Drainase tidak boleh kurang 1 cm dari tebal yang
disyaratkan.
➢ Pada permukaan Lapis Fondasi Agregat Kelas A, penyimpangan maksimum pada kerataan permukaan yang
diukur dengan mistar lurus sepanjang 3 m, diletakkan sejajar atau melintang sumbu jalan, maksimum 1 cm.
3. Cuaca yang Diijinkan Untuk Bekerja
➢ Lapis Fondasi Agregat tidak boleh ditempatkan, dihampar, atau dipadatkan sewaktu turun hujan, dan
pemadatan tidak boleh dilakukan segera setelah hujan atau bila kadar air bahan tidak berada dalam
rentang yang disyaratkan.
123
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

4. Perbaikan Terhadap Lapis Fondasi Agregat yang Tidak Memenuhi Ketentuan


➢ Lokasi hamparan dengan tebal atau kerataan permukaan yang tidak memenuhi ketentuan toleransi,
harus diperbaiki dengan membongkar lapis permukaan tersebut dan membuang atau menambahkan
sebagaimana diperlukan kemudian membentuk dan memadatkan kembali.
➢ Lapis Fondasi Agregat yang terlalu kering untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut yang dilanjutkan dengan penyemprotan air dalam kuantitas yang cukup serta mencampurnya
sampai rata.
➢ Lapis Fondasi Agregat yang terlalu basah untuk pemadatan, harus diperbaiki dengan menggaru bahan
tersebut secara berulang-ulang pada cuaca yang kering dengan peralatan yang disetujui.
➢ Perbaikan Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi kepadatan atau sifat-sifat bahan yang
disyaratkan dapat meliputi pemadatan tambahan, penggaruan disertai penyesuaian kadar air dan
pemadatan kembali, pembuangan dan penggantian bahan.

124
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Jenis Lapis Fondasi Agregat dan Lapis Drainase


➢ Pada umumnya Lapis Fondasi Agregat Kelas A adalah untuk Lapis Fondasi Atas atau untuk lapisan di
bawah lapisan beraspal, Lapis Fondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Fondasi Bawah, dan Lapis
Fondasi Agregat Kelas S digunakan untuk bahu jalan tanpa penutup.
➢ Lapis Drainase digunakan di bawah perkerasan beton semen baik langsung maupun tidak langsung.
2. Fraksi Agregat
➢ Agregat kasar yang tertahan ayakan 4.75 mm harus terdiri dari partikel/pecahan batu yang keras dan
awet.
➢ Agregat halus yang lolos ayaka 4.75 mm, terdiri dari pasir alami atau batu pecah halus.
3. Sifat Bahan yang Disyaratkan
➢ Seluruh Lapis Fondasi Agregat harus bebas dari bahan organik & gumpalan lempung atau bahan lain yang
tidak dikehendaki & setelah dipadatkan harus memenuhi ketentuan gradasi (masuk dalam amplop
gradasi).
➢ Ukuran maksimum (maximum size) Lapis Fondasi Agregat Kelas A 37.5 mm, Kelas B 50 mm, Kelas S 37.5
mm, dan Lapis Drainase 37.5 mm.
4. Pencampuran Bahan
➢ Pencampuran bahan (antar fraksi) harus dikerjakan di lokasi instalasi pemecah batu atau pencampur yang
disetujui, dengan menggunakan pemasok mekanis (mechanical fedder).
125
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan

1. Penyiapan Formasi
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar pada perkerasan atau bahu jalan eksisting, semua
kerusakan yang terjadi pada perkerasan atau bahu jalan eksisting harus diperbaiki terlebih dahulu.
➢ Bilamana Lapis Fondasi Agregat akan dihampar langsung di atas permukaan perkerasan lama, yang
menurut pendapat Pengawas Pekerjaan dalam kondisi tidak rusak, maka harus diperlukan penggaruan
atau pengaluran pada permukaan perkerasan aspal lama agar meningkatkan tahanan geser yang
lebih baik.

2. Penghamparan
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkaan. Bilamana akan
dihampar lebih dari satu lapis, maka lapisan-lapisan tersebut harus diusahakan sama tebalnya.
➢ Lapis Fondasi Agregat harus dihampar dan dibentuk dengan metode yang disetujui yang tidak
menyebabkan segregasi. Bahan yang bersegregasi harus diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan
bahan yang bergradasi baik.
➢ Tebal padat maksimum tidak boleh melebihi 20 cm, kecuali digunakan peralatan khusus yang disetujui
Pengawas Pekerjaan.

126
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan

3. Pemadatan
➢ Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis harus dipadatkan, hingga kepadatan
paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum modifikasi (modified)
➢ Pengawas Pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet, bila mesin gilas
statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan.
➢ Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 3% di bawah kadar air
optimum sampai 1% di atas kadar air optimum.

4. Pengujian
➢ Suatu program pengujian rutin pengendalian mutu bahan harus dilaksanakan untuk mengendalikan
ketidakseragaman bahan yang dibawa ke lokasi pekerjaan. Untuk setiap 1000 m3 bahan yang diproduksi
untuk pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 500 m3 bahan untuk pelebaran menuju lebar
standar, paling sedikit harus meliputi 5 (lima) pengujian gradasi, 5 (lima) pengujian PI dan 1 (satu)
penentuan kepadatan kering maksimum.
➢ Kepadatan dan Kadar Air bahan Lapis Fondasi Agregat harus secara rutin diperiksa. Pengujian harus
dilakukan sampai seluruh kedalaman, dan tidak boleh berselang seling lebih dari 100 m per lajur untuk
pembangunan jalan atau penambahan lajur dan 50 m untuk pelebaran menuju lebar standar.

127
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran dan Pembayaran


➢ Lapis Fondasi Agregat harus diukur sebagai jumlah Meter Kubik dari bahan yang sudah dipadatkan.
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan pada Lapis
Fondasi Agregat dan Lapis Drainase dilakukan sesuai dengan ketentuan berikut:
✓ Ketebalan Kurang, sesuai ketentuan Tabel 5.1.4.1.
✓ Kepadatan Kurang, sesuai ketentuan Tabel 5.1.4.2.
✓ Ketebalan dan Kepadatan kurang, dengan mengalikan persentase pengurangan yang tercantum dalam
Tabel 5.1.4.1 dan 5.1.4.2.

2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki


➢ Perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat yang tidak memenuhi toleransi dapat dilaksanakan setelah
diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan.
➢ Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat dengan tebal dan kerataan yang tidak memenuhi ketentuan
telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas
berdasarkan tebal terpasang dan tidak melebihi tebal pada gambar.
➢ Bilamana perbaikan dari Lapis Fondasi Agregat adalah dengan penambahan lapisan di atasnya, maka
harus dilengkapi dengan Justifikasi Teknis.

128
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang ditentukan, sebagaimana diuraikan di atas, harus dibayar pada Harga Satuan kontrak per
Meter Kubik, harga dan pembayarannya harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, pemasokan,
pemadatan, penyelesaian akhir dan pengujian bahan, pekmeliharaan permukaan akibat dilewati lalu lintas, dan
semua biaya yang diperlukan.

129
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENGUKURAN
Bagan Alir – Seksi 5.1
PENGAJUAN KUANTITAS
MULAI KERJA (1) PEKERJAAN Pastikan Penyedia Jasa mendapat seluruh data dan gambar
yang dibutuhkan
SERTIFIKASI
KONTROL LALU KETENTUAN (1)
KUANTITAS
LINTAS (2) • Siapkan 2 contoh material masing-masing 50 kg
BATASAN CUACA PEMBAYARAN • Detail sumber bahan dan hasil pengujian laboratorium
(3) KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PENYIAPAN KETENTUAN (3)
LAHAN
• Tidak ada pekerjaan selama hujan atau pemadatan segera
CHECK TIDAK setelah hujan
4 CHECK 4
SETUJU
• Kerusakan perkerasan atau bahu jalan existing harus
PENGHAMPRAN
(5) diperbaiki
• Permukaan perkerasan existing digaruk
PEMADATAN PERBAIKAN KETENTUAN (5)
PEKERJAAN • Rentang kadar air campuran -3 +1 dari OMC
CHECK TIDAK • Tebal gembur disesuaikan
6 • Gradasi campuran masuk dalam amplop gradasi
SETUJU
CHECK 6
• Kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering
maksimum modifikasi
130 • Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Gradasi Lapis Fondasi Agregat Kelas A

131
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

132
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Blending Equipment

1. Kalibrasi bukaan bin


2. Sekat antar bin
3. Kadar air pembasahan
4. Tinggi jatuh
5. Penumpukan
6. Pengangkutan ke lapangan
7. Pengelolaan lingkungan

133
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Metode Sederhana Penumpukan Material

134
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan Agregat Kelas A Lapis-1

Lampiran C - Syarat-Syarat Khusus Kontrak


1. Untuk keperluan pengukuran permukaan
perkerasan jalan, Penyedia Jasa wajib
menyediakan 2(dua) unit peralatan Digital
Smart Level meter sesuai dengan gambar
dan spesifikasi dibawah ini:
Digital SmartTool (http://digitalsmarttool.com/)


Perhatian pada :
✓ 1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Homogenitas campuran
3. Kontrol gradasi terhampar
4. Kemiringan melintang
5. Tebal padat maksimum
6. Kadar air penghamparan
7. Uji kepadatan
8. Road safety dalam pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
135
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sand Cone Test Soil Density Gauge Test

Perhatian pada :
1. Kepadatan lapangan &
kadar air
2. Pemadatan kembali galian
sand cone
3. Jarak titik pengujian
4. Perawatan sebelum
pekerjaan prime coat/aspal
136
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

 
137
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

138
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 5.3 Perkerasan Beton Semen


Umum

Cakupan pekerjaan: meliputi pembuatan perkerasan Beton Semen (Perkerasan Kaku) dan Lapis
Fondasi Bawah yang dilaksanakan sesuai dengan ketebalan dan bentuk penampang melintang seperti
yang ditunjukkan dalam gambar.

Bahan

1. Agregat Halus
2. Agregat Kasar
3. Semen dan Abu Terbang
4. Air
5. Baja Tulangan
6. Membran Kedap Air
7. Bahan Tambah
8. Bahan Untuk Perawatan
139
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

9. Bahan Penutup Sambungan & Bahan Pengisi Sambungan

10. Beton
a) Bahan Pokok Campuran
➢ Proporsi didasarkan hasil trial mix
➢ Agregat halus harus dipertahankan seminimal mungkin, akan tetapi sekurang-kurangnya 40% agregat
dalam campuran beton terhadap berat haruslah agregat halus (lolos # 4.75 mm).
➢ Agregat gabungan tidak boleh mengandung bahan yang lebih halus dari 0.075 mm sebesar 2%
kecuali bahan pozzolan.
➢ Penyedia jasa boleh memilih agregat kasar sampai ukuran maksimum 38 mm asalkan tidak terjadi
segregasi, kelecakan dapat dicapai, dan kerataan dapat dipertahankan.

b) Kadar Bahan Pengikat


➢ Berat semen yang disertakan dalam setiap meter kubik beton yang terpadatkan untuk perkerasan
Beton Semen tidak boleh kurang dari jumlah semen untuk keperluan pencapaian durabilitas beton
dan tidak lebih sari jumlah semen yang akan mengakibatkan suhu beton yang tinggi. Ketentuan
jumlah semen max dan min harus tercantum dalam dokumen rancangan campuran.

140
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

c) Kekuatan
➢ Kuat lentur umur 28 hari untuk beton percobaan campuran min 4.7 Mpa
➢ Kuat lentur umur 28 hari untuk perkerasan beton semen (pengendalian produksi) min 4.5 Mpa.
➢ Ukuran balok uji 500 mm X 150 mm x 150 mm dengan jarak antar peletakan 450 mm dan masing-
masing jarak kantilever 25 mm.
➢ Kekuatan yang terjadi pada umur 7 hari disyaratkan 80% dari kuat lentur lapangan yang terjadi
➢ Kuat tekan rata-rata Laps Fondasi Bawah Beton Kurus pada umur 28 hari dari produksi harian 80 – 110
kg/cm2.

d) Konsistensi untuk perkerasan beton semen


➢ Konsistensi beton harus ditentukan dengan mengukur nilai Slump
➢ Nilai slump 25-38 mm, beton yang akan dibentuk dengan acuan berjalan (slipform)
➢ Nilai slump 38-75 mm, beton yang akan dihampar secara manual (acuan tetap)

141
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

e) Pengambilan benda uji


➢ Acuan bergerak setiap 50 m3, dan acuan tetap 30 m3 untuk acuan tetap
➢ Diambil 2 pasang benda uji, sepasang yang pertama untuk 7 hari dan untuk sepasang lainnya pada
umur 28 hari.
➢ Bilamana hasil pengujian kuat lentur tidak mencapai 90 % dari yang disyaratkan, maka pengambila
benda uji inti (core) di lapangan, minimum 4 benda uji, untuk pengujian kuat tekan dapat dilakukan
➢ Jika kuat tekan benda uji inti yang di peroleh mencapai kuat tekan yang diperoleh dari campuran beton
yang sama yang digunakan untuk pengujian lentur sebelumnya, maka produksi beton ini diterima untuk
pembayaran.

142
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

1. Umum
➢ Penghamparan dapat dilakukan baik dengan menggunakan acuan bergerak (slipform) maupun acuan
tetap (fixed form).

2. Mesin penghampar dan pembentuk (spreading and Finishing Machines)


➢ Mesin penghampar harus dirancang sedemikian hingga dapat mengurangi segregasi pada campuran
beton.
➢ Mesin pembentuk (finishing machine) harus dilengkapi dengan sepatu melintang (tranverse screeds) yang
dapat bergerak bolak-balik (oscllating type), atau alat lain yang serupa untuk memadatkan (stricking off)
beton.

3. Kendaraan Pengangkut
➢ Penghantar jenis agitator (penggoyang bolak-balik) atau pencampur harus mampu menuangkan beton
dengan konsistensi adukan yang disyaratkan.
➢ Untuk beton yang dibentuk dengan acuan bergerak campuran dapat diangkut dengan dump truck.

143
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

4. Pencampuran Beton
➢ Pemasokan beton siap pakai diizinkan untuk penghamparan dengan acuan tetap (fixed form) sesuai hasil
demonstrasi bahwa kecepatan penghantaran, mutu, dan kesinambungan dapat dipenuhi.
➢ Alat pencampur tetap (stationary mixer) yang mempunyai kapasitas gabungan tidak kurang dari 60 m3 per
jam harus dilengkapi dengan acuan bergerak kecuali jika dapat dibuktikan bahwa kecepatan penghantaran,
mutu dan kesinambungan dapat dipenuhi.

5. Vibrator (Penggetar)
➢ Vibrator untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan, dapat berupa jenis Surface Pen atau jenis internal
dengan tabung celup (immersed tube) atau multiple spuds.
➢ Vibrator tidak boleh menyentuh rakitan sambungan, perlengkapan untuk memindahkan beban, tanah dasar
atau acuan samping.
➢ Frekuensi vibrator surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls permenit, dan vibrator internal tidak
boleh kurang dari 5000 impuls per menit, untuk vibrator tabung tidak kurang dari 7000 impuls per menit.

6. Gergaji Beton
➢ Penyedia jasa harus menyediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai.
➢ Penyedia jasa harus menyediakan paling sedikit 1 gergaji siap pakai dan sebuah pisau gergaji cadangan.
144
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

7. Acuan
➢ Acuan samping yang lurus harus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan harus
disediakan dalam ruas-ruas dengan Panjang tidak kurang dari 3 m.
➢ Kedalaman acuan sekurang-kurangnya sama dengan ketebalan perkerasan, dan tanpa ada sambungan
horizontal.
➢ Lebar dasar acuan tidak kurang dari kedalamannya
➢ Acuan dapat disesuaikan atau lengkung dengan radius yang sesuai harus digunakan.
➢ Acuan harus dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan, sehingga bila telah
terpasang dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau penurunan, segala benturan dan getaran dari alat
pemadat dan pembentuk.

145
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

1. Sambungan Memanjang
➢ Batang baja ulir dengan Panjang, ukuran, dan jarak seperti yang disyaratkan harus diletakkan tegak lurus
dengan sambungan memanjang memakai peralatan mekanis atau dipasang dengan besi penahan (chair).
➢ Batang pengikat (tie bars) tidak boleh dicat atau dilapisi aspal atau bahan lain atau dimasukkan dalam
tabung atau sleeves kecuali untuk keperluan sambungan pada pelebaran lanjutan.
➢ Bilamana ditunjukkan dalam gambar atau lajur perkerasan yang bersebelahan dilaksanakan secara terpisah,
acuan samping terbuat dari baja harus digunakan untuk membentuk lidah dan alur (keyway) sepanjang
sambungan konstruksi.
➢ Baja pengikat kecuali terbuat dari baja rel dapat dibengkokkan dengan sudut tegak terhadap acuan dari
lajur pertama yang dilaksanakan dan diluruskan kembali bila lajur yang bersebelahan dihamparkan.
➢ Sambungan memanjang hasil penggergajian (longitudinal saw joint) harus dilakukan dengan pemotong
beton dengan kedalaman, lebar dan garis yang ditunjukkan dalam gambar, serta harus segera dibersihkan
dan diisi dengan bahan penutup (sealer).
➢ Sambungan memanjang tipe sisipan permanen (longitudinal permanent insert type joint) harus dibentuk
dengan memasang bahan lentur yang memanjang (strip) yang tidak bereaksi secara kimiawi dengan bahan-
bahan kimia dalam beton.

146
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

147
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

2. Sambungan Ekspansi Melintang (Tranverse Expansion Joint)


➢ Filler (bahan pengisi) untuk sambungan expansi (expansion joint filler) harus menerus dari acuan ke acuan,
dibentuk sampai dasar dan dibentuk pada lidah alur sepanjang acuan.
➢ Filler sambungan pracetak (preform joint filler) harus disediakan dengan Panjang sama dengan lebar satu
lajur.
➢ Filler yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh digunakan, kecuali bila disetujui oleh pengawas
pekerjaan.

3. Sambungan Susut Melintang (Tranverse Contraction Joint)


➢ Sambungan ini terdiri dari bidang yang diperlemah, dengan membentuk atau membuat alur dengan
pemotongan pada permukaan perkerasan, dan termasuk perlengkapan untuk memindahkan beban (load
transfer assemblies) bila ditunjukkan dalam gambar.
a) Sambungan Susut Lajur Melintang (Transverse Strip Contraction Joints)
✓ Sambungan ini dibentuk dengan memasang bagian lajur melintang (strip) sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar.

148
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

b) Alur yang dibentuk (Formed Grooves)


✓ Dibentuk dengan menekankan perlengkapan yang disetujui kedalam beton yang masih plastis.
✓ Perlengkapan tersebut harus tetap ditempat sekurang-kurangnya sampai beton mencapai tahap
pengerasan awal, dan kemudian dilepas tanpa merusak beton disekitarnya, kecuali bilamana
perlengkapan tersebut dirancang untuk tetap terpasang pada sambungan.

c) Sambungan Susut Gergajian (Sawn Contraction Joint)


✓ Dibentuk dengan membuat alur dengan gergaji beton pada permukaan perkerasan dengan lebar,
jarak dan garis sesuai yang ditunjukkan dalam gambar.
✓ Setelah setiap sambungan digergaji, bekas gergajian dan permukaan beton yang bersebelahan
dibersihkan dan diisi dengan bahan pengisi joint sealent.
✓ Penggergajian untuk membentuk sambungan harus dilakukan sesegera mungkin setelah beton
cukup mengeras, dan agar agar didapatkan hasil yang rapih tanpa menimbulkan keretakan,
umumnya tidak kurang dari 4 jam setelah pemadatan akhir beton, dan tidak lebih dari waktu ikat
akhir atau sekitar 10 jam tergantung jenis semennya.

d) Sambungan Susut Melintang yang Dibentuk Dengan Acuan (Transverse Formed Contraction Joints)
✓ Sambungan ini harus memenuhi ketentuan untuk sambungan memanjang yang dibentuk dengan
acuan (longitudinal formed joints).
149
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

e) Sambungan Konstruksi Melintang (Transverse Construction Joints)


✓ Sambungan ini harus dibuat bila pekerjaan beton berhenti lebih dari 30 menit (sebelum terjadi
pengikatan awal).
✓ Tidak boleh dibuat pada jarak kurang dari 1.8 meter dari sambungan muai, sambungan susut, atau
bidang yang diperlemah lainnya.
✓ Bilamana dalam waktu penghentian tersebut campuran beton belum cukup untuk membuat
perkerasan minimal 1.8 meter maka kelebihan beton tersebut harus dipotong dan dibuang.

4. Perlengkapan Pemindahan Beban (Load Transfer Devices)


➢ Bila digunakan ruji (dowel), maka harus dipasang sejajar dengan permukaan dan garis sumbu perkerasan
beton, dengan memakai penahan atau perlengkapan logam lain yang dibiarkan tertinggal di perkerasan.
➢ Ujung dowel harus dipotong rapi agar permukaannya rata, dan bagian yang diberi pelumas harus dilapisi
sampai merata dengan bahan aspal atau bahan pelumas yang disetujui, agar bagian dowel tersebut tidak
melekat pada beton.
➢ Penutup (selubung) dowel dari PVC atau logam yang disetujui harus dipasang pada setiap batang dowel
hannya digunakan untuk sambungan ekspansi. Penutup tersebut harus berukuran pas dengan dowel dan
ujungnya tertutup harus kedap air.
➢ Sebagai pengganti rakitan dowel pada sambungan kontraksi, batang dowel bisa diletakkan dalam seluruh
ketebalan perkerasan dengan perlengkapan mekanik yang disetujui Pengawas Pekerjaan.
150
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan (Joints)

5. Penutup Sambungan (Sealing Joints)


➢ Sambungan harus ditutup dengan bahan penutup yang sesuai dengan spesifikasi sesegera mungkin setelah
periode perawatan beton berakhir dan sebelum perkerasan dibuka untuk lalu –lintas.
➢ Sebelum ditutup setiap sambungan harus dibersihkan dari bahan yang tidak dikehendaki, dan permukaan
sambungan harus bersih dan kering ketika diisi dengan bahan penutup.
➢ Bahan penutup yang digunakan secara panas harus diaduk selama pemanasan untuk mencegah pemnasan
setempat, penuangan harus dilakukan sedemikian sehingga bahan tersebut tidak tumpah pada permukaan
beton.
➢ Setiap kelebihan bahan penutup pada permukaan beton harus segera disingkirkan dan permukaan
perkerasan dibersihkan. Penggunaan pasir atau bahan lain sebagai bahan peresap tidak diperkenankan.

151
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Umum
➢ Sebelum mulai pekerjaan beton semua pekerjaan lapis fondasi bawah, selongsong (ducting) dan kerb yang
berdekatan harus sudah selesai.
➢ Survey elevasi harus dilakukan pada lapis fondasi bawah dan setiap lokasi yang lebih tinggi 5 mm dari
elevasi rancangan harus diperbaiki sebelum dimulai pekerjaan berikutnya.

2. Acuan dan Alat Pengendalian Elevasi


➢ Acuan harus kokoh dan tidak goyah, perbedaan permukaan acuan dan garis yang sebenarnya tidak boleh
lebih dari 5 mm. Acuan harus dibuat sedemikian rupa sehingga tahan, tanpa terlihat adanya lentingan atau
penurunan, terhadap benturan dan getaran dari peralatan pemadat dan penyelesaian.
➢ Acuan harus bersih dan dilapisi pelumas sebelum beton dihamparkan
➢ Bagian atas acuan dan alat pengendali elevasi harus dipasang dengan toleransi elevasi tidak melampaui -10
mm sampai +10 mm terhadap rancangan elevasi permukaan perkerasan yang telah selesai.

152
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

3. Pengecoran Beton
➢ Beton harus dicor dengan ketebalan sedemikian rupa sehingga pekerjaan pemindahan sedapat mungkin
dihindari.
➢ Penghamparan harus dilakukan secara menerus diantara sambungan melintang tanpa sekatan sementara,
penghamparan secara manual diperlukan harus dilakukan dengan memakai sekop bukan perlengkapan
perata (rakes).
➢ Tenaga kerja tidak boleh menginjak hamparan beton yang masih baru dengan memakai sepatu yang
dilekati dengan tanah atau kotoran lainnya.
➢ Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur yang telah selesai terlebih dulu, dan peralatan
mekanik harus dijalankan di atas lajur tersebut, maka kekuatan beton harus sudah mencapai sekurangnya
90% dari kekuatan rencana umur 28 hari.

153
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kerusakan pada perkerasan beton


➢ Kerusakan pada celah sambungan
melintang dan memanjang
➢ Ketidakrataan pelat beton (slab) pada
sambungan (faulting)
➢ Retak pada pelat beton
➢ Lubang atau gompal (spallling) pada pelat
beton
154
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

155
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

4. Pemasangan Baja Tulangan


➢ Bilamana perkerasan beton bertulang dihampar dalam dua lapis, lapis bawah harus digetar dan dipadatkan
sampai panjang dan kedalaman tertentu sehingga anyaman baja tulangan dapat diletakkan diatas beton
dengan tepat.
➢ Lapis bawah beton yang sudah dituang lebih dari 30 menit tanpa diikuti penghamparan lapis atas harus
dibongkar dan diganti dengan beton yang baru.
➢ Bilamana perkerasan beton dibuat langsung dalam satu lapis, baja tulangan harus diletakkan dengan kaku
sebelum pengecoran beton.
➢ Sambungan antar anyaman baja tulangan harus tumpang tindih tidak kurang dari 450 mm.
➢ Baja tulangan harus bebas dari kotoran.

5. Penyelesaian dengan Mesin


➢ Beton harus terdistribusi sesegera mungkin setelah dituang, dibentuk dan diratakan dengan mesin
pembentuk (finishing machine).
➢ Mesin harus melintas setiap bagian permukaanjalan beberapa kali dengan interval yang diperlukan
➢ Kegiatan yang berlebihan di atas permukaan beton harus dihindarkan.

156
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

6. Penyelesaian Dengan Tangan


➢ Bila perkerasan beton relatif kecil atau bentuknya tidak beraturan, atau jika tempat kerja sangat terbatas
untuk dilaksanakan dengan mesin pemadat dan pembentuk.

7. Penyetrika (Floating)
➢ Setelah dibentuk dan dipadatkan, selanjutnya beton diperhalus, diperbaiki dan dipadatkan lagi dengan
bantuan alat penyeterika, dengan metode:
a. Metode Manual, dijalankan dengan manual dengan Panjang tidak kurang dari 350 mm dan lebar tidak
kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku. Dijalankan dari atas jembatan yang dipasang
membentang dikedua sisi acuan tepi tanpa menyentuh beton, digerakkan seperti Gerakan menggergaji.
b. Metode Mekanik, dapat menggunakan mesin yang mencakup pemotong, penyetrika dan penghalus,
yang dipasang pada dan dikendalikan melalui rangka yang kaku. Rangka dijalankan dengan alat beroda
4 atau lebih, yang bertumpu pada acuan samping.

8. Memperbaiki Permukaan
➢ Setelah penyetrikaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih plastis, bagian yang ambles
harus segera diisi dengan beton yang baru, dibentuk, dipadatkan dan diselesaikan (finishing) lagi.
➢ Perhatian khusus harus untuk memastikan kerataan permukaan memenuhi toleransi yang dipersyaratkan.
157
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

9. Membentuk Tepian
➢ Tepi perkerasan beton sepanjang acuan dan pada sambungan harus diselesaikan dengan perkakas (edging
tool) untuk membentuk permukaan seperempat lingkaran yang halus dengan radius tertentu atau12 mm
bila tidak ditentukan dalam gambar.

10.Penyelesaian Permukaan
➢ Setelah sambungan dan tepian selesai dikerjakan, dan sebelum bahan perawatan pada permukaan
digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat tegaklurus dengan garis sumbu (centerline)
jalan.
➢ Pengasaran dilakukan dengan menggunakan sikat kawat dengan lebar tidak kurang dari 450 mm, terdiri
dari dua baris kawat dengan Panjang kawat 100 mm dan ukuran kawat per 32 gauge serta jarak kawat dari
as ke as 25 mm.
➢ Kedua baris kawat harus mempunyai susunan berseling-seling (zig-zag) sehingga jarak kawat pada baris
kedua dan baris pertama 12.5 mm. Masing-masing baris harus mempunyai 14 kawat dan harus diganti bila
Panjang kawat terpendek telah mencapai 90 mm.
➢ Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 3 mm.

158
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

11.Survey Permukaan
➢ Dalam 24 jam setelah pengecoran, penyedia jasa harus melakukan survey elevasi permukaan dan tebal
lapisan.
➢ Elevasi setiap titik dari lapis permukaan Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus dan perkerasan semen tidak
boleh berbeda lebih 10 mm di bawah atau 10 mm di atas (-10,+10).
➢ Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus harus mempunyai lereng melintang sama dengan lereng melintang
rancangan dengan toleransi ± 0.3%.

12.Menguji Permukaan
➢ Begitu beton mengeras, permukaan Lapis Fondasi Bawah dan Permukaan Beton Semen harus diuji dengan
menggunakan mistar lurus (straight-edges) sepanjang 3 m. Lokasi yang menunjukkan ketinggian lebih 3
mm tapi tidak lebih dari 12.5 mm sepanjang 3 m, harus ditandai dan segera diturunkan elevasinya dengan
Gurinda sampai tidak melebihi 3 mm.
➢ Bilaman penyimpangan penampang melintang melebihi 12.5 mm perkerasan beton harus dibongkar.

159
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

13.Perawatan (Curing)
➢ Permukaan perkerasan beton yang terekpos harus segera dirawat dengan penyemprotan bahan perawatan
yang disetujui. Penyemprotan dilakukan segera setelah permukaan tersebut selesai dikasarkan dengan sikat
sesuai dengan kondisi berikut:
a. Bahan perawatan harus dalam bentuk lapisan yang menerus dan tak terputus, disemprotkan merata
dalam 2 kali penyemprotan, pertama dalam waktu 15 menit setelah kondisi air pemukaan tidak begitu
mengkilap, kedua 10 sampai 30 menit setelah itu.
b. Pada permukaan dengan acuan tetap, penyemprotan pertama 30 menit setelah penggaruan, dan yang
kedua 15 menit sampai 45 menit sesudahnya.
c. Alat penyemprot yang dapat berjalan penuh merupakan prasyarat untuk perawatan perkerasan.
d. Kadar penyemprotan minimum 0.20 ltr/m2.
e. Penyemprotan yang tidak merata harus disemprot ulang dalam waktu 6 jam, dengan kadar
penyemprotan yang diuji tidak kurang dari 2 kali penyemprotan semula.
f. Lapisan perawatan harus dipertahankan utuh dalam bentuk selaput (membrane) yang menerus dan
tidak patah sampai kekuatan lapangan mencapai 70% kekuatan rancangan.
➢ Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus paling tidak 70% kekuatan yang disyaratkan tercapai, dengan cara:
a. Menutup dengan lembaran plastik, sampai perkerasan berikutnya dihampar.
b. Penyemprotan dengan bahan perawatan berpigmen putih
c. Pengabutan yang berkesinambungan
160
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

14.Membongkar Acuan
➢ Acuan tidak boleh dibongkar dari beton yang baru dicor sebelum mencapai waktu paling sedikit 12 jam.
➢ Lokasi keropos kecil harus dibersihkan, dibasahi dan ditambal dengan adukan semen kental dengan
perbandingan 1 semen 2 agregat halus.
➢ Lokasi yang banyak keroposnya dianggap pekerjaan yang cacat mutu dan harus dibongkar dan diganti
➢ Setiap lokasi atau ruas yang dibongkar tidak boleh kurang dari 3 m panjangnya atau kurang dari lebar
seluruh lajur yang terkena pembongkaran.

15.Panjang Percobaan
➢ Penyedia jasa harus menyediakan instalasi, peralatan dan menunjukkan metode pelaksanaan pekerjaan
dengan melakukan penghamparan percobaan tidak kurang dari 30 m di luar lokasi pekerjaan.
➢ Setelah percobaan pertama disetujui maka percobaan sepanjang minimum 150 m dan tidak lebih dari 300
m harus dilakukan di daerah kerja permanen.
➢ Bilamana hasil penghamparan percobaan lanjutan tidak memenuhi spesifikasi, Penyedia Jasa harus harus
menyiapkan lokasi percobaan yang lain.
➢ Penghamparan percobaan yang tidak memenuhi spesifikasi harus dibongkar.

161
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

16.Perlindungan Terhadap Perkerasan


➢ Penyedia Jasa harus melindungi perkerasan dan perlengkapannya dari lalu lintas umum dan lalulintas
kegiatan pekerjaan. Perlindungan meliputi penyediaan tenaga pengatur lalu lintas, pemasangan dan
pemeliharaan rambu peringatan, lampu penerangan , jembatan diatas perkerasan, jalan alih dll.
➢ Setiap kerusakan pada perkerasan yang terjadi sebelum persetujuan akhir harus diperbaiki atau diganti.

17.Pembukaan Terhadap Lalu Lintas


➢ Perkerasan beton tidak boleh dibuka untuk lalu lintas sebelum hasil pengujian terhadap benda uji yang
dicetak dan dirawat mencapai 90% dari kuat lentur minimum (45 kg/cm2).
➢ Baik peralatan maupun lalu lintas tidak diperkenankan melewati Lapis Fondasi Bawah Beton Kurus yang
telah selesai sampai beton tersebut mencapai paling tidak 70% dari kekuatan yang disyaratkan.

18.Toleransi Ketebalan Perkerasan


➢ Tebal aktual umumnya ditentukan dari perbedaan elevasi hasil surveey sebelum dan sesudah pelaksanaan.
➢ Bila dari 2 kali survey didapatkan hasil berbeda maka digunakan benda uji inti untuk menetapkan tebal.
➢ Bila tebal rata rata melampaui 5 mm dari yang disyaratkan akan dipandang tebal yang disyaratkan
ditambah 5 mm.
➢ Lokasi yang kurang sempurna dengan kekurangan tebal lebih dari 12.5 mm akan dievaluasi oleh pengawas
pekerjaan, bila keputusannya mengharuskan pembongkaran maka harus dibongkar.
162
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Kuantitas yang dibayar adalah jumlah Meter Kubik Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Bawah
Beton Kurus. Lebar yang diukur adalah lebar perkerasan yang ditunjukkan pada penampang melintang
gambar, Panjang haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam gambar, tebal haruslah tebal rata-rata
actual yang diterima.
➢ Sambungan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar) dan baja tulangan yang diperlukan untuk pekerjaan
tidak boleh diukur terpisah untuk pembayaran.
➢ Pekerjaan hasil penghamparan percobaan di luar daerah pekerjaan tidak boleh diukur untuk pembayaran.
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi pada Perkerasan Beton Semen harus
dilakukan sesuai ketentuan table 5.3.10.1

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas Perkerasan Beton Semen dan Lapis Fondasi Beton Kurus akan dibayar dengan Harga Kontrak per
Meter Kubik, dimana harga dan pembayaran tersebut merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan
dan pengecoran semua bahan termasuk semen, baja tulangan, acuan, ruji (dowel), batang pengikat (tie bar),
bahan sambungan dan lembar membrane, Panjang percobaan diluar lokasi kegiatan, perawatan, pengujian,
dan semua bahan yang diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan.

163
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 5.5 Lapis Pondasi Agregat Semen (CTB & CTSB)


Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (Cement Treated Base) dan Lapis Fondasi Agregat
Semen Kelas B (Cement Treated Sub-Base) ini meliputi penyediaan material, pencampuran dengan alat
pencampur berpenggerak sendiri (self propelled mixer), pengangkutan, penghamparan, pemadatan dengan
roller, pembentukan permukaan (shaping), perawatan (curing), dan penyelesaian (finishing), dan kegiatan
lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.
➢ Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen yang dihampar dan dipadatkan tidak boleh kurang dari 1 cm.
➢ Apabila digunakan mistar sepanjang 3 m diletakkan pada permukaan, variasi kerataan permukaan yang ada
tidak boleh melampaui 1 cm tiap 3 meter.
➢ Lapis Fondasi Agregat Semen tidak boleh dikerjakan pada waktu turun hujan atau ketika kondisi lapangan
sedang basah/becek.
➢ Apabila terjadi kegagalan Penyedia Jasa dalam memenuhi ketentuan kualitas dan dimensi, maka Penyedia
Jasa harus mengkompensasikan dengan penambahan tebal lapisan di atasnya (AC-Base, AC-BC, AC-WC).
➢ Apabila karena kualitas atau ketebalan Lapis Fondasi Agregat Semen tidak dimungkinkan keberadaannya
sebagai lapis konstruksi, maka Penyedia Jasa harus melakukan pembongkaran.
➢ Sebaiknya, 7 hari setelah penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen penghamparan lapis penutup atas
(Ac-Base, AC-BC, AC-WC) harus dilaksanakan.
➢ Penyedia Jasa harus menjamin bahwa tidak ada lalu lintas yang diizinkan lewat minimum 4 hari sesudah
pemadatan terakhir.
164
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. SEMEN PORTLAND
➢ Semen yang digunakan adalah Semen Portland tipe I yang memenuhi ketentuan SNI 15-2049-2004, atau
PPC (Portlad Pozzolan Cement) yang memenuhi SNI 0302: 2014 dapat digunakan apabila diizinkan oleh
Pengawas Pekerjaan.

2. Air
➢ Ketentuan Pasal 7.1.2.2 air untuk campuran beton harus berlaku

3. Agregat
➢ Syarat-syarat agregat untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A dan Lapis Fondasi Semen Kelas B
mengikuti ketentuan Seksi 5.1

165
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Campuran dan Takaran

1. Lapis fondasi Agregat Semen terdiri dari agregat, semen dan air. Kadar semen harus ditentukan
berdasarkan percobaan laboratorium (laboratory test) dan campuran percobaan (trial mix).

2. Penyedia Jasa harus melakukan campuran percobaan (trial mix) di bawah pengawasan
Pengawas Pekerjaan, untuk menentukan : Kuat Tekan, Kadar Semen, Kadar Air Optimum, Berat Isi
Campuran kering pada kadar air optimum.

3. Perkiraan penggunaan kadar semen untuk Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A (CTB) adalah 3
– 5%, dan Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas B (CTSB) adalah 4 – 6%. Kadar semen yang
diperlukan harus ditentukan berdasarkan hasil rancangan campuran kerja (job mix design).

4. Persyaratan kuat tekan untuk CTB pada umur 7 hari 45 – 55 kg/cm2 dan CTSB 35 -45 kg/cm2.

166
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Percobaan di Lapangan (Field Test)

1. Desain campuran harus dicoba di lapangan dengan luas pekerjaan Lapis Fondasi Agregat Semen
sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan pekerjaan.

2. Berdasarkan hasil percobaan lapangan setelah 7 hari Pengawas Pekerjaan dapat menyetujui
Penyedia Jasa untuk meneruskan pekerjaan atau menginstruksikan Penyedia Jasa untuk membuat
beberapa variasi yang lain.

167
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pencampuran

1. Pencampuran di Tempat (Mix In Place)


➢ Jumlah total kuantitas semen yang diperlukan untuk pelaksanaan dengan tebal penuh (full depth) harus
dihampar merata di atas permukaan agregat yang akan dicampur dengan pemasok mekanis terkendali
yang disetujui. Peralatan apapun yang digunakan tidak diperkenankan melintasi hamparan semen yang
masih segar sampai kegiatan pencampuran selesai dikerjakan.
➢ Air akan ditambahkan selama proses pencampuran dengan alat pengendali tekanan pada distributor
pemasok yang terletak didalam ruag pencampuran.
➢ Alat pencampur harus dijalankan sedemikian hingga tebal Lapis Fondasi Agregat Semen Kelas A/B dapat
memenuhi seluruh tebal rancangan.
➢ Pencampuran harus dilakukan dengan alat pencampur yang berpenggerak sendiri, dengan lebar
pencampuran tidak kurang 1.8 m, dan kedalaman pencampuran paling sedikit 30 cm.

2. Pencampuran di Instalasi Terpusat (Central Plant)


➢ Instalasi pencampur yang tetap (tidak berpindah) harus menggunakan cara takaran berat. Jumlah bahan
agregat dan semen yang harus diukur dengan tepat pertama-tama harus dimasukkan ke dalam instalasi
pencampur kemudian air ditambahkan secukupnya agar kadar air hasil campuran terletak dalam rentang
yang dirancang untuk pemadatan di lapangan.
➢ Campuran harus dihampar di atas permukaan yang sudah dilembabkan dengan tebal lapisan yang seragam
dan harus dihampar dengan mesin penghampar (proving machine) yang dijalankan secara mekanis.
168
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan dan Pemadatan

1. Persiapan Permukaan Tanah Dasar (Sub-Grade) atau Lapis Fondasi Bawah (Sub-Base)
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) jika ada harus sesuai dengan Seksi 3.3
➢ Lapisan Fondasi Bawah (sub-base) jika ada, harus sesuai dengan Seksi 5.1
➢ Permukaan tanah dasar (sub-grade) atau Lapis Fondasi Bawah (sub-base) harus bersih dan rata.

2. Penghamparan Lapis Fondasi Agregat Semen


➢ Lapis Fondasi Agregat Semen harus dihampar dan ditempatkan di atas permukaan yang telah disiapkam,
dengan metode mekanis, menggunakan alat high density screed paver dengan dual tamping rummer untuk
mendapatkan kepadatan, toleransi kerataan dan kehalusan permukaan.
➢ Pemadatan Lapis Fondasi Agregat Semen harus telah dimulai dilaksanakan paling lambat 30 menit
semenjak pencampuran material dengan air.
➢ Kepadatan Lapis Fondasi Agregat Semen setelah pemadatan harus mencapai kepadatan kering lebih dari
98% kepadatan kering maksimum.
➢ Kadar air pada waktu pemadatan haruslah pada kadar air dari bahan berada dalam rentang 1% di bawah
kadar air optimum sampai 2% di atas kadar air optimum.
➢ Pemadatan sudah harus selesai dalam waktu 60 menit semenjak semen dicampur dengan air.
➢ Untuk lapisan yang lebih tebal 20 cm, maka harus dilakukan 2 pengujian untuk masing-masing lokasi
dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
➢ Pemadatan harus dilakukan dengan kaki kambing bervibrasi (vibratory padfoot roller).
169
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perawatan (Curing)

Segera setelah pemadatan terakhir, bila permukaan telah cukup kering harus ditutup minimum 4 hari dengan
menggunakan:
1. Lembaran plastik atau terpal untuk menjaga penguapan air dalam campuran
2. Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS-1 dengan Batasan pemakaian 0.35 – 0.50 lt/m2.
3. Karung goni yang dibasahi dengan air selama masa perawatan.

Pengendalian Mutu

1. Kadar penghamparan semen harus diperiksa paling sedikit 2 kali per hari
2. Kepadatan campuran harus diperiksa dengan pengujian paling sedikit 2 lokasi per hari. Sesuai SNI 2828:2011 dan
/atau Light Weight Deflectometer (LWD) yang diuji sesuai dengan Pd 03-2016-B yang dilengkapi dengan korelasi
lendutan dan kepadatan. Pengujian kerucut pasir untuk lapisan yang lebih dalam 20 cm, harus dilakukan 2
pengujian untuk masing-masing lokasi dengan bagian atas 15 cm dan bagian bawah 15 cm.
3. Pengujian Unconfined Compressive Strength (UCS )dan kadar air harus dilakukan paling sedikit 2 kali per hari.
170
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN


➢ Tebal minimum Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) yang diterima tidak boleh kurang dari tebal
dan toleransi yang disyaratkan dalam pasal 5.5.1.3
➢ Bilamana tebal rata-rata Lapis Fondasi Agregat Semen (CTB dan CTSB) untuk suatu segmen tebalnya
kurang dari toleransi yang disyaratkan dalam pasal 5.5.1.3 persentase pengurangan harga satuan
dilakukan.

2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki


➢ Perbaikan Lapis Fondasi Agregat Semen dapat dilakukan dengan melapisi di atasnya dengan perkerasan
campuran beraspal. Perbaikan tersebut harus membuat perkerasan memiliki umur layanan minimum sesuai
desain.

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang disetujui dapat dibayar sesuai Harga Kontrak per Meter Kubik. Harga satuan merupakan
kompensasi penuh semua bahan, pencampuran,pengangkutan, penghamparan, pemadatan, pemeliharaan,
finishing, testing, dan perbaikan permukaan, serta biaya yang lainnya untuk menyelesaikan pekerjaan.

171
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 5.5
PERAWATAN (6)
PENGAJUAN
MULAI
PENGUKURAN KETENTUAN (1)
PEKERJAAN (1)
HASIL • Potongan melintang detail
PEKERJAAN • Rancangan campuran (kuat tekan, kadar semen, kadar air optimum terhadap isi
KONTROL LALU kering campuran)
LINTAS (2) SERTIFIKASI KETENTUAN (2)
KUANTITAS • Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
PERCOBAAN
CHECK 3
PEMADATAN PEMBAYARAN • Dicoba di lapangan sepanjang 50 m di luar lokasi kegiatan
CHECK TIDAK • Periksa kepadatan lapangan
3 • Periksa peralatan pemadatan
SETUJU • Dapatkan jumlah lintasan
PERSIAPAN KETENTUAN (4)
LAPANGAN (4) • Permukaan tanah dasar/sub-grade (jika ada) harus dipersiapkan sesuai
spesifikasi Seksi 3.3
PENGHAMPARN • Lapis fondasi bawah/sub-base (jika ada) harus sesuai dengan Seksi 5.1
& • Permukaan tanah dasar/sub-grade atau lapis pondasi bawah/sub-base harus
PENCAMPURAN bersih dan rata
CHECK 5
• Kepadatan paling sedikit 98 % dari kepadatan kering maksimum modifikasi
PEMADATAN • Kemiringan melintang dan kerataan dalam batas toleransi
KETENTUAN (6)
CHECK TIDAK • Ditutup dengan lembaran plastik atau terpal
5 • Penyemprotan dengan aspal emulsi CSS1 (0,35-0,5 lt/m2)
SETUJU
• Penutupan dengan karung goni yang dibasahi
172
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 6
PERKERASAN ASPAL

173
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 6.1 Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat


Umum

1. Umum
➢ Pekerjaan ini harus mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah
disiapkan.
➢ Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) harus dihampar di atas permukaan fondasi tanpa bahan pengikat
seoperti Lapis Fondasi Agregat.
➢ Lapis Perekat (Tack Coat) harus dihampar di atas permukaan berbahan pengikat seperti : Lapis Penetrasi
Macadam, Laston, Lataston, Lapis Fondasi Semen Tanah, Lapis Fondasi Agregat Semen,Perkerasan Beton
Semen dll.

2. Kondisi Cuaca yang Diizinkan Untuk Bekerja


➢ Lapis Resap Pengikat harus disemprot hanya pada permukaan yang kering atau mendekati kering.
➢ Lapis Perekat harus disemprot hanya pada permukaan yang benar-benar kering.

3. Mutu Pekerjaan dan Perbaikan


➢ Lapisan yang telah selesai harus menutup keseluruhan permukaan yang dilapisi dan tampak merata, tanpa
adanya bagian-bagian yang beralur atau kelebihan aspal.
➢ Perbaikan dari Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan, termasuk
pembuangan bahan yang berlebihan, penggunaan bahan penyerap (blotter material), atau penyemprotan
tambahan seperlunya.
174
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Bahan Lapis Resap Pengikat


➢ Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari ketentuan berikut:
✓ Aspal Emulsi yang mengikat sedang (Medium Setting) atau yang mengikat lambat (slow setting).
✓ Aspal Semen Penetrasi 80/100 atau Penetrasi 60/70 diencerkan dengan minyak tanah (kerosin).
Perbandingan pemakaian minyak tanah 80 -85 bagian minyak per 100 bagian aspal semen (80 -85 pph).
➢ Bilamana lalu lintas diizinkan lewat di atas Lapis Resap Pengikat maka harus digunakan bahan penyerap
(blotter material).

2. Bahan Lapis Perekat


➢ Aspal emulsi yang mengikat cepat (rappit setting)
➢ Aspal cair penguapan cepat atau sedang jenis RC-250 atau MC-250. Bilamana disetujui oleh Pengawas
Pekerjaan, aspal keras penetrasi 60/70 atau Penetrasi 80/100, dapat diencerkan dengan 30 bagian bensin
per 100 bagian aspal (30 pph) untuk RC 250, atau 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (30
pph) untuk MC-250.

175
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Peralatan

1. Ketentuan Umum
➢ Penyedia Jasa harus melengkapi peralatannya terdiri dari penyapu mekanis dan atau kompresor,
distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal, dan peralatan yang sesuai untuk
menyebarkan kelebihan aspal.

2. Distributor Aspal – Batang Penyemprot


➢ Distributor aspal harus berupa kendaraan beroda ban angin yang bermesin penggerak sendiri.
➢ Distributor aspal harus dilengkapi dengan batang semprot sehingga dapat mensirkulasi aspal secara penuh.
Batang semprot harus terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang dengan jarak yang sama
yaitu 10 ± 1 cm. Distributor aspal juga harus dilengkapi pipa semprot tangan.

176
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penyiapan Permukaan yang Akan Disemprot


➢ Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan dilaksanakan pada permukaan perkerasan
jalan, semua kerusakan perkerasan harus diperbaiki dahulu.
➢ Sebelum penyemprotan aspal dmulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau
kompresor atau kombinasi keduanya.
➢ Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
➢ Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah
disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat
halus tidak akan diterima.
➢ Pekerjaan penyemprotan aspal tidak boleh dimulai sebelum perkerasan telah disiapkan dapat diterima oleh
Pengawas Pekerjaan.

2. Takaran Pemakaian Bahan Aspal


➢ Lapis Resap Pengikat, 0.4 sampai 1.3 liter per meter persegi untuk Lapis Fondasi Agregat tanpa bahan
pengikat.
➢ Lapis Perekat, 0.15 – 0.35 (aspal cair) liter per meter persegi, untuk permukaan porous dan terekspos
cuaca

177
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan Pekerjaan

3. Pelaksanaan Penyemprotan
➢ Bilamana lintasan penyemprotan bahan aspal harus satu lajur atau setengah lebar jalan dan harus ada
bagian yang tumpang tindih (overlap) selebar 20 cm sepanjang sisi lajur yang bersebelahan, dan harus
dibiarkan terbuka tidak boleh ditutup oleh lapisan berikutnya.
➢ Setelah pelaksanaan penyemprotan, khusus untuk Lapis Perekat, bahan aspal yang berlebihan dan
tergenang di atas permukaan yang telah disemprot harus diratakan dengan menggunakan alat
pemadat roda karet, sikat ijuk, atau alat penyapu dari karet.
➢ Tempat yang disemprot dengan Lapis Resap Pengikat yang menunjukkan adanya bahan yang berlebihan
harus ditutup dengan bahan penyerap (blotter material) sebelum penghamparan lapis berikutnya.
Bahan penyerap (blotter material) hanya boleh dihampar 4 jam setelah penyemprotan Lapis resap
Pengikat.

178
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemeliharaan dan Pembukaan Bagi Lalu Lintas

1. Pemeliharaan Lapis Resap Pengikat


➢ Penyedia Jasa harus memelihara permukaan yag telah diberi Lapis Resap Pengikat atau Lapis Perekat.
Lapisan berikutnya hanya dapat dihampar setelah bahan resap pengikat telah meresap sepenuhnya ke
dalam lapis fondasi dan telah mengeras dalam waktu paling sedikit 48 jam.
➢ Lalu lintas tidak diizinkan lewat sampai bahan aspal telah meresap dan mengering serta tidak akan
terkelupas akibat dilewati roda lalu lintas.
➢ Dalam keadaan khusus lalu lintas dapat diizinkan lewat sebelum 48 jam tetapi tidak boleh kurang dari 4 jam
setelah penyemprotan Lapis Resap Pengikat, yaitu dengan menaburkan agregat penutup (blotter material).

2. Pemeliharaan Lapis Perekat


➢ Lapis Perekat harus disemprotkan hanya sebentar sebelum penghamparan lapis aspal berikut di atasnya
untuk memperoleh kondisi kelengketan yang tepat.
➢ Pelapisan lapisan beraspal harus dihampar sebelum Lapis Perekat hilang kelengketannya melalui
pengeringan yang berlebihan, oksidasi, debu yang tertiup atau lainnya.
➢ Sewaktu Lapis Perekat dalam kedaan tidak tertutup, Penyedia Jasa harus melindunginya dari kerusakan dan
mencegahnya agar tidak berkontak dengan roda lalu lintas.
➢ Pemberian kembali (retackcoating) harus dilakukan bila Lapis Perekat hilang kelengketanya.
➢ Pengeringan Lapis Perekat yang basah karena hujan dengan menggunakan kompresor dapat dilakukan
sebelum lapisan aspal dihampar, hanya bila durasi hujan kurang dari 4 jam.
179
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Kuantitas dari bahan aspal yang diukur untuk pembayaran adalah nilai terkecil diantara jumlah liter residu
menurut Spesifikasi dan yang diperintahkan oleh Pengawas Pekerjaan, atau jumlah liter residu actual yang
terhampar dan terima.
➢ Setiap agregat penutup (blotter material) yang digunakan harus dianggap termasuk pekerjaan
sementara untuk memperoleh Lapis Resap Pengikat yang memenuhi ketentuan dan tidak akan diukur
atau dibayar secara terpisah.

2. Pengukuran Untuk Pekerjaan yang Diperbaiki


➢ Bila perbaikan pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat yang tidak memenuhi ketentuan telah
dilaksanakan, maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah pekerjaan yang seharusnya
dibayar jika pekerjaan yang semula diterima.

3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditetapkan harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per Liter, dimana
pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan dan penyemprotan seluruh
bahan, termasuk bahan penyerap (blotter material), penyemprotan ulang, termasuk seluruh pekerja,
peralatan, perlengkapan, dan setiap bagian yang diperlukan.
180
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI PEMELIHARAAN Bagan Alir – Seksi 6.1


LAPISAN (7)
PENGAJUAN
MULAI KERJA PENGUKURAN
KUANTITAS
PEKERJAAN CHECK 1
CHECK TIDAK • Periksa contoh material aspal yang disiapkan
SERTIFIKASI berikut sertifikat dan hasil pengujian yang sesuai
1
SETUJU KUANTITAS
spesifikasi
KONTROL LALU • Periksa laporan sertifikat kalibrasi semua
LINTAS (2) PEMBAYARAN
instrumen dan jarum pengukur serta alat
penyemprot aspal sesuai spesifikasi
BATASAN CUACA PERSIAPAN KONDISI
• Periksa contoh material yang digunakan setiap
(3) LAPANGAN (4) LAPANGAN (3)
hari, catatan harian penyemprotan dan tingkat
PERCOBAAN penggunaan material
PELAKSANAN (5) • Bangunan, pohon atau rumah yang berdekatan
dengan daerah yang akan disemprot agar
PELAKSANAAN
dilindungi dari percikan aspal
LAPISAN
• Tidak boleh ada material aspal yang terbuang ke
CHECK saluran samping atau drainase
6 • Penyedia Jasa harus melengkapi dan memelihara
PERBAIKAN sekitar alat pemanas aspal secukupnya terhadap
PEKERJAAN bahaya api dan alat pengontrol, juga
menyediakan fasilitas pertolongan pertama

181
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 6.1

KETENTUAN (2)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (3)
• Prime coat atau tack coat tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (4)
• Permukaan yang dilapisi harus bebas dari kotoran dan debu
• Pembersihan dilebihkan tidak kurang 20 cm pada masing-masing sisi daerah yang akan disemprot
• Permukaan akhir setelah disapu harus terlihat datar, lurus, bersih terlihat tekstur agregat. Permukaan yang hanya terlihat
agregat halus tidak boleh diterima
KETENTUAN (5)
• Penyedia Jasa harus mengadakan percobaan lapangan untuk mengetahui tingkat penggunaan yang cukup
CHECK 6
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang gagal atau tidak diterima
KETENTUAN (7)
• Permukaan yang di prime coat harus dipelihara sampai pelapisan berikutnya. Lalu lintas tidak boleh melintasi
permukaan yang sudah ada prime coat sampai material prime coat terpenetrasi dan kering (kecuali bila digunakan
balotter material)
• Permukaan yang di tack coat harus dilindungi dari kerusakan dan dihindarkan dari lalu lintas. Pelapisan aspal
dilaksanakan sebelum tack coat mengering
182
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan

Pekerjaan Tack Coat dan


Pemasangan Besi Siku
Pada Sambungan Tengah


183
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Asphalt Distributor

184
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan di Lapangan

Apa yang salah?


Perhatian pada :
 1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Cuaca/kondisi perkerasan
3. Persyaratan bahan
4. Metode/cara penyemprotan
5. Perbaikan kerataan penyemprotan
6. Uji pemakaian (lt/m2)
7. Perawatan sebelum pekerjaan aspal
8. Road safety saat pelaksanaan
9. Pengelolaan lingkungan
185
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 6.3 Campuran Beraspal Panas


Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini mencakup pengadaan lapisa padat yang awet berupa lapis perata, lapis fondasi, lapis antara
dan lapis aus dari campuran beraspal panas terdiri dari agregat, bahan aspal, bahan anti pengelupasan, dan
serat selulosa (hanya untuk SMA), yang dicampur secara panas di AMP, serta menghampar dan
memadatkan campuran tersebut di atas permukaan yang telah disiapkan.

2. Jenis Campuran
➢ Stone Matrix Asphalt (SMA), terdiri dari 3 jenis: SMA tipis, SMA halus, SMA kasar, dengan ukuran partikel
maksimum 12.5 mm, 19 mm, 25 mm.
➢ Lapis Tipis Aspal Beton (Hot Rolled Sheet, HRS), terdiri dari 2 jenis : HRS Fondasi (HRS - Base) dan HRS
Lapis Aus (HRS - Wearing Course, HRS-WC), dengan ukuran agregat masing-masing 19 mm.
➢ Lapis Aspal Beton (Asphalt Concrete, AC), terdiri dari 3 jenis : AC Lapis Fondasi (AC - Base), AC Lapis Antara
(AC - Binder Course, AC-BC), AC Lapis Aus (AC - Wearing Course, AC-WC).

186
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

3. Tebal Lapisan dan Toleransi


➢ Tebal lapisan campuran yang bukan perata diperikasa dengan benda uji inti (core), Benda uji ini (core)
paling sedikit harus diambil dua titik pengujian per penampang melintang per lajur dengan jarak
memanjang antar penampang melintang yang diperiksa tidak lebih dari 100 m.
➢ Tebal aktual hamparan lapis beraspal di setiap segmen, didefinisikan sebagai tebal rata-rata dari semua
benda uji inti yang diambil dari segment teesebut. Segmen adalah Panjang hamparan yang dilapis dalam
satu kali produksi AMP dalam satu hari pada satu hamparan.
➢ Bilamana campuran beraspal yang tidak memenuhi tebal yang ditunjukkan dalam gambar, maka
kekurangan tebal ini dapat diperbaiki dengan penyesuaian tebal dari lapis berikutnya, atau dipotong
pembayarannya. Tebal total campuran beraspal tidak boleh kurang dari jumlah tebal rancangan dari
masing-masing jenis campuran minus 5 mm.
➢ Perbedaan kerataan permukaan (SMA/HRS/AC), bila diukur dengan mistar 3 m yang diletakkan tepat diatas
permukaan jalan tidak boleh melampaui 5 mm untuk lapis aus dan lapis antara atau 10 mm untuk lapis
fondasi
➢ Bilamana campuran beraspal dihampar sebagai lapis perata maka tebal lapisan tidak boleh melapaui 2.5
kali tebal nominal.

187
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Agregat Kasar
➢ Fraksi agregat kasar tertahan ayakan No. 4, harus bersih, keras, awet, bebas dari lempung.
➢ Fraksi agregat kasar harus dari batu pecah mesin dan disiapkan dalam ukuran nominal.
➢ Fraksi agregat kasar harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal dengan
menggunakan pemasok penampung dingin (cold bin feeds) sedemikian sehingga gradasi gabungan
agregat dapat dikendalikan dengan baik.

2. Agregat Halus
➢ Agregat halus dari sumber bahan manapun, harus terdiri dari pasir atau hasil pengayakan batu pecah dan
terdiri dari bahan yang lolos saringan No.4 (4.75 mm).
➢ Agregat pecah halus dan pasir harus ditumpuk terpisah dan harus dipasok ke instalasi pencampur aspal
dengan pemasok penampung dingin (cold bin feeds)
➢ Pasir alam dapat digunakan dalam campuran AC sampai suatu batas yang tidak melampaui 15%.
➢ Agregat halus harus merupakan bahan yang bersih, keras, bebas lempung, atau bahan yang tidak
dikehendaki lainnya.

188
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

3. Bahan Pengisi
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) dapat berupa debu batu kapur (limestone dust), atau semen,
harus kering dan bebas dari gumpalan, dan bila diuji dengan pengayakan harus mengandung bahan yang
lolos ayakan No. 2000 (75 micron) tidak kurang dari 755.
➢ Bahan pengisi yang ditambahkan (added filler) untuk semen harus dalam rentang 1% – 2% terhadap
berat total agregat, dan untuk bahan pengisi lainnya dalam rentang 1% – 3% terhadap total agregat.
Khusus untuk SMA tidak dibatasi kadarnya tetapi tidak boleh menggunakan semen.

4. Gradasi Agregat Gabungan


➢ Gradasi agregat gabungan untuk campuran beraspal harus memenuhi batas-batas yang diberikan
(amplop gradasi) dan harus mempunyai jarak terhadap batas-batas tersebut.
➢ Untuk memperoleh gradasi HRS-WC/HRS-Base yang senjang maka paling sedikit 80% agregat lolos
ayakan No. 8 (2.36 mm) harus lolos ayakan No. 30 (0.60 mm).
➢ Bilamana gradasi yang diperoleh tidak memenuhi kesenjangan yang disyaratkan Pengawas Pekerjaan
dapat menerima gradasi tersebut asalkan sifat-sifat campurannya memenuhimketentuan yang
disyaratkan.

189
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

5. Bahan Aspal Untuk Campuran Beraspal


➢ Aspal tipe I (aspal keras pen 60-70) harus diuji pada setiap kedatangan dan sebelum dituangkan ke tangki
penyimpanan AMP untuk penetrasi pada 25°C. Tipe II (aspal modifikasi) harus diuji stabilitas
penyimpanan.
➢ Tidak ada aspal yang boleh digunakan sampai aspal tersebut telah diuji dan disetujui.

6. Bahan Anti Pengelupasan


➢ Bahan anti pengelupasan hanya digunakan jika stabilitas Marshall sisa sebelum ditambah bahan anti
pengelupasan lebih besar dari yang disyaratkan, stabilitas Marshall sisa (setelah direndam 24 jam 60°C)
75% haruslah minimum .
➢ Stabilitas bahan anti pengelupasan (anti striping agent) harus ditambahkan dalam bentuk cairan
ditimbangan aspal AMP dengan menggunakan pompa penakar (dozing pump) sesaat sebelum
dilakukan proses pencampuran basah di pugmill.

7. Prosedur Rancangan Campuran


➢ Prosedur rancangan campuran seperti terlihat pada skema di bawah

190
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Campuran Beraspal Panas

1. MATERIAL COLD BIN/STOCK PILE

2. GRADASI INDIVIDU
Urutan Penyusunan 3. GRADASI GABUNGAN
DMF/JMF
4. UJI MARSHALL

5. KALIBRASI BUKAAN COLD BIN

6. MATERIAL HOTBIN (I – IV)

7. GRADASI INDIVIDU

Catatan: 8. GRADASI GABUNGAN


DMF: 1 – 9 9. UJI MARSHALL
JMF: 1 – 11
10. TRIAL AMP

191 11. TRIAL LAPANGAN


Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Ketentuan Peralatan

1. Asphalt Mixing Plant


➢ Mempunyai sertifikat laik operasi dan setifikat kalibrasi
➢ Berupa pusat pencampuran dengan sistem penakaran (batching), sistem menerus (Continuous) tidak
diizinkan.
➢ Dipasang di lokasi yang jauh dari pemukiman
➢ Dilengkapi dengan alat pengumpul debu
➢ Mempunyai pengaduk (pug mill) dengan kapasitas minimum 800 kg
➢ Jika digunakan untuk campuran AC-Base mempunyai cold bin tidak kurang dari 5 buah
➢ Bahan bakar yang digunakan untuk memanaskan agregat haruslah minyak tanah atau solar atau LPG.

2. Peralatan Pengangkut

3. Peralatan Penghampar dan Pembentuk

4. Peralatan Pemadat

192
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan Campuran

1. Menyiapkan permukaan yang akan dilapisi (agregat/aspal lama)


2. Acuan tepi (tegak)
3. Penghamparan dan Pembentukan (tebal gembur/kemiringan/kerataan)
4. Pemadatan (awal/antara/akhir)
5. Sambungan (antar lapis tidak segaris)

Pengendalian Mutu dan Pemeriksaan Lapangan

1. Pengujian Permukaan Perkerasan (kerataan/kemiringan)


2. Ketentuan Kepadatan (HRS/AC)
3. Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Beraspal (di AMP/pengendalian proses/di lapangan)
4. Pengujian Pengendalian Mutu Campuran Beraspal (catatan hasil pengujian setiap hari produksi)
5. Pengendalian Kuantitas Dengan Menimbang Campuran Beraspal (tiket pengiriman campuran)
193
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Pekerjaan
➢ Kuantitas yang diukur untuk pembayaran campuran beraspal haruslah berdasarkan ketentuan di bawah :
✓ Untuk lapis bukan perata adalah jumlah tonase bersih dari campuran beraspal yang telah dihampar dan
diterima. Yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi yang diterima dan tebal aktual yang
diterima dengan kepadatan campuran yang diperoleh dari benda uji (core). Tonase bersih adalah
selisih dari berat campuran beraspal dengan bahan anti pengelupasan (anti stripping agent).
✓ Untuk anti pengelupasan adalah jumlah kilogram bahan yang digunakan dan diterima.
➢ Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan tebal hamparan kurang dari
tebal minimum yang dapat diterima atau setiap bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis
disepanjang tepi perkerasan atau ditempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak memenuhi kadar
aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF atau toleransi yang disyaratkan tidak akan diterima untuk
pembayaran.
➢ Campuran beraspal yang dihampar langsung di atas permukaan existing (memerlukan koreksi bentuk),
harus dihitung berdasarkan hasil perkalian antara tebal rata-rata yang diterima dengan luas penghamparan
aktual yang diterima. Bilamana tebal rata-rata campuran beraspal melampaui kuantitas perkiraan yang
dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal rata-rata yang digunakan dan diterima oleh
pengawas pekerjaan yang diperhitungkan untuk pembayaran. Bagaimanapun juga, jumlah tonase
campuran beraspal yang telah dihampar dan diterima tidak boleh melampaui berat campuran beraspal
yang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah timbangan.
194
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

➢ Kecuali yang disebutkan di atas, maka tebal campuran beraspal yang diukur untuk pembayaran tidak boleh
lebih besar dari tebal rancangan yang ditentukan dalam gambar. Tidak ada penyesuaian kuantitas untuk
ketebalan yang melebihi tebal rancangan.
➢ Lebar hamparan campuran beraspal yang dibayar harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Pengukuran
dilakukan tegak lurus sumbu jalan per 25 m.
➢ Bilamana Pengawas Pekerjaan menerima campuran dengan kadar aspal lebih rendah dari yang disyaratkan
(kadar aspal JMF), pembayaran campuran akan dihitung berdasarkan tonase hamparan dikalikan dengan faktor
koreksi Cb (Cb=kadar aspak ekstraksi/kadar aspal JMF).
➢ Pengukuran pengurangan untuk pekerjaan yang tidak memenuhi ketebalan dan atau kepadatan dapat dilihat
table 6.3.8.1/6.3.8.2.
2. Pengukuran Dari Pekerjaan yang Diperbaiki
➢ Bilamana perbaikan dari campuran beraspal panas dilaksanakan, kuantitas yang akan diukur untuk pembayaran
haruslah kuantitas berdasarkan tebal terpasang yang memenuhi toleransi dan tidak melampaui tebal dalam
gambar.
3. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang sebagaimana ditentukan dibayar menurut Harga Kontrak per Ton untuk campuran beraspal
panas, dan Harga Kontrak per kg untuk Bahan Anti Pengelupasan, harga tersebut merupakan kompensasi
penuh untuk mengadaan dan memproduksi dan menguji dan mencampur serta menghampar semua bahan,
termasuk semua pekerja, peralatan, pengujian, perkakas dan perlengkapan lainnya.
195
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI PENGIRIMAN Bagan Alir – Seksi 6.3


CAMPURAN (10)
PENGAJUAN
MULAI KERJA PENGHAMPARN CHECK 1
CAMPURAN • Periksa contoh material yang akan
CHECK TIDAK digunakan
1 PEMADATAN • Periksa laporan hasil pengujian
SETUJU
PENYIAPAN material yang akan digunakan
PLANT CHECK • Periksa JMF berikut data dan grafik
PENCAMPUR 11 percobaan campuran
PERBAIKAN • Periksa aspal yang diajukan berikut
PEKERJAAN sertifikat dan data pengujian
CHECK TIDAK
CHECK 2
2
SETUJU • Periksa bahwa mixing plant
PERCOBAAN PENGUKURAN mempunyai kapasitas sesuai
CAMPURAN (3) KUANTITAS kemampuan finisher dijalan dengan
PEKERJAAN kecepatan tetap dan tebal tertentu
BATASAN CUACA PERSIAPAN KONTROL LALU • Peralatan pengiriman,
PEMELIHARAAN
(5) LAHAN (6) LINTAS (4) penghamparan dan pemadatan
RUTIN
sesuai spesifikasi
PENYIAPAN PENYIAPAN SERTIFIKASI KETENTUAN (3)
MATERIAL ASPAL MATERIAL KUANTITAS • Penyedia Jasa harus melakukan
(7) AGREGAT (8) percobaan penghamparan tidak
PEMBAYARAN kurang dari 50 ton untuk tiap JMF
PENYIAPAN yang disetujui menggunakan
CAMPURAN (9) produksi, alat penghampar dan
196 prosedur yang diusulkan
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 6.3

KETENTUAN (4)
• Pengaturan lalu lintas/rambu peringatan sesuai kebutuhan
KETENTUAN (5)
• Penghamparan aspal tidak boleh dilaksanakan selama hujan, menjelang hujan atau segera setelah hujan
KETENTUAN (6)
• Permukaan yang dilapisi, dibersihkan dari kotoran dan debu. Tack coat atau prime coat yang digunakan disesuaikan
dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (7)
• Material aspal yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (8)
• Material agregat yang digunakan disesuaikan dengan ketentuan spesifikasi
KETENTUAN (9)
• Mengacu ke DMF/JMF yang telah disetujui
KETENTUAN (10)
• Campuran akan dikirim ke lokasi penghamparan pada temperatur sesuai pada spesifikasi
CHECK 11
• Campuran dihampar dan dipadatkan sesuai ketebalan, kemiringan, elevasi, kerataan dan potongan melintang
• Penghamparan dimulai dari lajur terendah
• Mesin vibrator pada alat penghampar dijalankan selama penghamparan dan pemadatan
• Kepadatan lapangan harus disetujui Pengawas Pekerjaan
197
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perhatian pada :
0

Gradasi Individu dan Gradasi Gabungan


Contoh Pelaksanaan di Lapangan 1. Persyaratan raw
Proyek
Paket
: Provincial Road Improvement And Maintenannce - Indonesia Infrastucture Initiative (Prim - INDII)
: PRIM 2014
material
Provinsi : Nusa Tenggara Barat
2. Gradasi individu
COMBINATION GRADATION OF HRS WC
(S EN J A N G GRADATION) 3. Gradasi gabungan
4. Pemakaian pasir/
NO. I II
ABU
III IV
PASIR FILLER
PENGGABUNGAN
GRADASI SPEC.
filler
ABU PASIR
SARINGAN < 3/4" < 1/2" < 3/4" < 1/2" FILLER
BATU ALAM BATU ALAM GABUNGAN
100% 100% 100% 100% 100% 28 12 38 20 2 100.00
3/4" 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 28.00 12.00 38.00 20.00 2.00 100.00 100 100
1/2" 88.33 100.00 100.00 100.00 100.00 24.73 12.00 38.00 20.00 2.00 96.73 90 - 100
3/8" 27.21 91.39 100.00 100.00 100.00 7.62 10.97 38.00 20.00 2.00 78.59 75 - 85
#4 1.15 31.23 100.00 100.00 100.00 0.32 3.75 38.00 20.00 2.00 64.07
#8 0.77 0.84 88.16 98.69 100.00 0.22 0.10 33.50 19.74 2.00 55.56 50 - 72
#16 0.70 0.80 76.78 92.86 100.00 0.20 0.10 29.18 18.57 2.00 50.04
#30 0.64 0.75 70.59 87.56 100.00 0.18 0.09 26.82 17.51 2.00 46.61 33 - 60
#50 0.59 0.72 35.73 35.54 100.00 0.17 0.09 13.58 7.11 2.00 22.94
#100 0.54 0.67 19.96 9.94 99.61 0.15 0.08 7.58 1.99 1.99 11.80
#200 0.49 0.62 9.32 7.66 90.77 0.14 0.07 3.54 1.53 1.82 7.10 6 - 10

100. 00
90.00
80.00
70.00
60.00 Series1

50.00
40.00 Series2

30.00
Series3
20.00
10.00
0.00
6 200
# #530 4
# 3
3/8" 21/2" 1
3/4"
8
CATATAN : CA 36 %
FA = 64 % + FF Pb 7.0
TOT = 100 % FF = 2 % Variasi 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5
198
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Marshall Properties Chart

199
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir Pengoperasian AMP

200
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Komponen Asphalt Mixing Plant

Perhatian pada :
1. Sertifikat kelaikan operasi
2. Sertifikat kalibrasi timbangan
3. Kapasitas sekali pencampuran
4. Sekat antar cold bin
5. Bukaan cold bin
6. Bahan bakar pemanasan agregat
7. Dust colector
8. Silo filler
9. Dozing pump
10. Termometer aspal & dryer
11. Timbangan truck
12. Harus AMP sistem penakaran
(batching), sistem continuous tidak
diizinkan untuuk dipakai

201
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Proses di Stone Crusher

202
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kolam Pencucian Raw Material Scalping (Pemisahan)

203
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemisahan yang Tegas


Antar Cold Bin

204
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penghamparan Aspal


205
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

 
206
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?


Perhatian pada :
1. Kesiapan perkerasan dibawah
2. Kesiapan peralatan, Tenaga Kerja
 3. Suhu campuran aspal
4. Sambungan melintang & memanjang
5. Penghamparan
6. Tebal gembur hamparan
7. Suhu pemadatan
8. Pemadatan
9. Kemiringan dan kerataan
10. Uji kepadatan dan ketebalan
 11. Penutupan lubang uji inti (Core)
12. Road safety saat pelaksanaan
13. Pengelolaan lingkungan
207
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

208
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Suhu Pencampuran &


Pemadatan

Temperatur
No Prosedur Pelaksanaan
(°C)
1 Pencampuran di AMP 145 - 155

2 Menuangkan ke dump truck 135 - 150


Menuangkan ke alat
3 130 -150
penghampar
4 Pemadatan awal (roda baja) 125 - 145

5 Pemadatan antara (roda karet) 100 - 125

6 Pemadatan akhir (roda baja) >95

209
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 7
STRUKTUR

210
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 7.1 Beton Umum

1. Uraian
➢ Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidrulik yang setara, agregat halus, agregat
kasar, dan air dengan atau bahan tambah membentuk masa padat.
➢ Pekerjaan beton dalam hal ini mencakup beton bertulang dan beton tanpa tulangan.
➢ Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton, perawatan beton,
lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan atau tindakan lain untuk mempertahankan agar
fondasi tetap kering.
➢ Mutu beton yang digunakan dapat dibagi sebagai berikut: 1) Beton Mutu Tinggi fc’ ≥ 45 MPa, 2) Beton
Mutu Sedang 20 MPa ≤ fc’< 45 MPa, 3) Beton Mutu Rendah 15 MPa ≤ fc’< 20 MPa.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja
pelaksanaan beton untuk mendapat persetujuan Pengawas Pekerjaan.

3. Jaminan Mutu
➢ Mutu bahan yang dipasok dari campuran yang dihasilkan dan cara kerja serta hasil akhir harus dipantau
dan dikendalikan.

211
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

4. Pengajuan Kesiapan Kerja


➢ Penyedia Jasa harus mengirimkan rancangan campuran (mix design) untuk masing-masing mutu beton
yang akan digunakan sebelum pekerjaan pengecoran dimulai, lengkap dengan hasil pengujian bahan, dan
hasil pengujian percobaan campuran beton di laboratorium umur 7 dan 28 hari.

5. Penyimpanan dan Perlindungan Bahan


➢ Cara penyimpanan semen harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
✓ Semen disimpan di ruangan yang kering dan tertutup rapat.
✓ Semen ditumpuk dengan jarak setinggi minimum 30 cm dari lantai ruangan, tidak menempel pada
dinding dan tinggi timbunan maksimum 8 zak semen.
✓ Tumpukan zak diatur sedemikian rupa sehingga tidak terjadi perputaran udara diantaranya.
✓ Semen dari berbagai merek disimpan secara terpisah.
✓ Semen yang baru datang tidak boleh ditumpuk diatas tumpukan semen yang sudah ada dan
penggunaannya harus dilakukan menurut urutan pengiriman.
✓ Semen dalam bentuk curah harus disimpan didalam silo.
✓ Apabila semen telah disimpan lebih dari 2 bulan, sebelum digunakan harus diperiksa apakah masih
memenuhi syarat untuk digunakan.

212
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

6. Kondisi Tempat Kerja


➢ Penyedia Jasa harus menjaga temperature semua bahan, terutama agregat kasar, dengan temperature yang
serendah mungkin dan harus dijaga agar selalu di bawah 30°C.
➢ Penyedia Jasa tidak boleh melakukan pengecoran bilamana tingkat penguapan melampaui 1.0 kg/m2/jam.
Lengas nisbi dari udara kurang 40%.
➢ Tidak diizinkan oleh pengawas pekerjaan, selama turun hujan, atau bila udara penuh debu dan tercemar.

213
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Semen
➢ Semen Portland tipe I, II, III, IV dan V atau PPC (Portland Pozzolan Cement) apabila diizinkan oleh Pengawas
Pekerjaan.
➢ Di dalam satu kegiatan harus menggunakan satu tipe atau satu merek semen.

2. Air
➢ Air yang digunakan untuk campuran beton harus bersih, bebas dari bahan yang merugikan seperti
minyak, garam, asam, basa, gula atau amoniak.
➢ Air yang diusulkan dapat digunakan bila kuat tekan mortar dengan air tersebut pada umur 7 hari dan 28
hari mempunyai kuat tekan minimal 90% dari kuat tekan mortar dengan air suling. Air yang diketahui
dapat diminum dapat digunakan.

3. Agregat
➢ Ketentuan Gradasi Agregat
✓ Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan aplop gradasi, tetapi atas persetujuan
Pengawas Pekerjaan, bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi masih dapat digunakan apabila
memenuhi ketentuan sifat-sifat campuran (slump/strength/durability)
✓ Agregat kasar harus dipilih sedemikian rupa sehingga ukuran agregat terbesar tidak lebih dari ¾ jarak
antar baja tulangan.
214
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

4. Bahan Tambah
➢ Digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan kinerja beton, dapat berupa bahan tambah kimia dan/atau
bahan tambah mineral sebagai bahan pengisi pori dalam campuran beton.
✓ Bahan Tambah Kimia
Bahan tambah yang berupa bahan kimia ditambahkan dalam campuran beton tidak lebih dari 5% berat
semen.
✓ Bahan Tambah Mineral
Berupa abu terbang (fly ash), semen slag, mikro silika atau silica fume (SNI 2460:2011/SNI 6385:2016)

215
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksaanaan Pengecoran

1. Penyiapan Tempat Kerja


➢ Penyedia Jasa harus membongkar struktur lama yang akan diganti dengan beton yang baru
➢ Bilamana dijumpai kondisi tanah dasar yang tidak memenuhi ketentuan Penyedia Jasa dapat
diperintahkan untuk menggali dan mengganti bahan ditempat yang lunak, memadatkan tanah dasar atau
melakukan tiindakan stabilisasi yang lainnya.

2. Acuan
➢ Acuan dari tanah, bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, harus dibentuk dari galian, dan sisi-sisi
samping serta dasarnya harus dipangkas secara manual sesuai dimensi yang diperlukan.
➢ Kayu yang tidak diserut permukaannya dapat digunakan untuk permukaan akhir yang tidak terekpose,
tetapi kayu yang diserut harus digunakan untuk permukaan beton yang terekpose.

3. Pengecoran
➢ Penyedia Jasa harus memberitahukan Pengawas Pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum
pengecoran beton dimulai. Pemberitahuan harus meliputi lokasi, kondisi pekerjaan, mutu beton, tanggal
serta waktu pencampuran beton.
➢ Pengecoran beton tidak boleh dilaksanakan bilamana Pengawas Pekerjaan atau wakilnya tidak hadir
untuk menyaksikan operasi pencampuran dan pengecoran secara keseluruhan.
216
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksaanaan Pengecoran

➢ Sebelum pengecoran beton dimulai, acuan harus dibasahi dengan air atau diolesi minyak khusus (oil form).
➢ Pekerjaan beton harus sudah selesai sebelum waktu ikat awalnya (initial setting time).
➢ Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi
(construction joint), atau sampai pekerjaan selesai.
➢ Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran.
Beton harus dicor dalam cetakan sedekat mungkin dengan yang dapat dIcapai pada posisi akhir beton
untuk mencegah pengaliran yang tidak boleh melampaui 1 m dari tempat awal pengecoran.
➢ Beton tidak boleh jatuh bebas dalam acuan dengan ketinggian lebih dari 150 cm.
➢ Pengecoran harus dilakukan pada kecepatan sedemikian rupa sehingga campuran beton yang telah dicor
masih plastis sehingga dapat menyatu dengan campuran beton yang baru..
➢ Bidang-bidang beton lama yang akan disambung dengan beton yang akan dicor, harus terlebih dahulu
dikasarkan, dibersihkan dari bahan-bahan yang lepas dan rapuh dan telah disiram dengan air hingga
jenuh. Sesaat sebelum pengecoran beton baru, bidang-bidang kontak beton lama harus disapu dengan
adukan semen dengan campuran yang sesuai dengan betonnya.
➢ Air tidak boleh dialirkan di atas/dinaikkan ke permukaan pekerjaan beton s/d 24 jam setelah
pengecoran.

217
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksaanaan Pengecoran

4. Sambungan Konstruksi
➢ Lidah alur harus disediakan pada sambungan konstruksi dengan kedalamam paling sedikit 4 cm untuk
pelat. Sambungan konstruksi harus diletakkan sedemikian sehingga pelat-pelat mempunyai luas tidak
melampaui 40 m2.
➢ Penyedia Jasa harus menyediakan tenaga kerja dan bahan tambah sebagaimana yang diperlukan untuk
membuat sambungan konstruksi tambahan bila pekerjaan terpaksa mendadak harus dihentikan akibat
hujan atau terhentinya pemasokan beton atau penghentian pekerjaan oleh Pengawas Pekerjaan.

5. Pemadatan
➢ Beton harus dipadatkan dengan penggetar mekanis dari dalam atau dari luar yang telah disetujui.
Bilamana diperlukan, dan bilamana disetujui oleh Pengawas Pekerjaan, penggetaran harus disertai
penusukan secara manual dengan alat yang cocok untuk menjamin pemadatan yang tepat dan memadai.
➢ Alat penggetar mekanis dari luar harus mampu menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 putaran permenit
dengan berat efektif 0.25 kg.
➢ Alat penggetar mekanis yang digerakkan dari dalam harus dari jenis pulsating (berdenyut) dan mampu
menghasilkan sekurang-kurangnya 5000 vibrasi per menit (vpm).

218
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perawatan Beton

1. Perawatan Dengan Pembasahan


➢ Segera setelah pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan dini, temperature yang terlalu
panas, dan gangguan mekanis. Beton harus dijaga agar kehilangan kadar air seminimal mungkin dan
diperoleh temperature yang relative tetap dalam waktu yang ditentukan untuk menjamin hidrasi yang
sebagaimana mestinya pada semen dan pengerasan beton.
➢ Beton harus dirawat, sesegeramungkin setelah beton mulai mengikat (pengikatan awal/initial setting)
dengan memberikan lapisan curing compound.

2. Perawatan Dengan Uap


➢ Beton dirawat dengan uap untuk maksud mendapat kekuatan yang lebih tinggi pada permulaannya.
➢ Perawatan dengan uap harus dikerjakan secara menerus sampai waktu dimana beton telah mencapai
minimum 70% dari kekuatan yang dirancang.
➢ Perawatan dengan uap harus mengikuti ketentuan sebagai berikut:
✓ Tekanan uap pada ruang penguapan tidak melebihi 1 atm.
✓ Temperatur pada ruang penguapan tidak boleh melebihi 38°C selama 2 jam setelah pengecoran selesai,
dan kemudian temperatur berangsur dinaikkan hingga mencapai 65°C.
✓ Penurunan temperatur selama pendinginan tidak boleh lebih dari 11°C per jam.
✓ Temperatur beton saat dikeluarkan dari penguapan tidak boleh 11°C lebih tinggi dari temperatur udara
luar.
219
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Perawatan Beton

3. Perawatan Dengan Curing Membrane


➢ Perawatan beton dilaksanakan dengan memperhatikan waktu pengikatan awal. Segera setelah terjadi waktu
pengikatan awal (initial setting), maka harus segera dilaksanakan pekerjaan perawatan (curing)
dengan menyemprotkan curing compound. Curing compound akan menghasilkan membrane yang
berfungsi sebagai lapisan penutup untuk menahan panas, dan sedikitnya harus memiliki tingkat penahanan
panas 0.5 hour-foot2/ BTU (British Thermal Unit). Beberapa curing lain dapat dilaksanakan setelah curing
comping selesai.

220
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengendalian Mutu di Lapangan

1. Penerimaan Bahan
➢ Bahan yang diterima (air, semen, agregat dan bahan tambah bila diperlukan) harus setujui oleh Pengawas
Pekerjaan dengan mengecek atau memeriksa bukti tertulis yang menunjukkan bahwa bahan bahan
tersebut telah sesuai dengan ketentuan.

2. Pengujian Kelecakan (Workability)


➢ Satu pengujian Slump atau lebih harus dilaksanakan pada setiap adukan beton yang dihasilkan dan
dilakukan sesaat sebelum pengecoran.
➢ Campuran beton yang tidak memenuhi kelecakan tidak boleh digunakan pada pekerjaan.

3. Pengujian Kuat Tekan


➢ Penyedia Jasa harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji beton dari pekerjaan
beton yang dilaksanakan.
➢ Untuk keperluan pengujian kuat tekan beton, Penyedia Jasa harus menyediakan benda uji beton berupa
silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm, yang diambil dari campuran beton yang akan dicor.

221
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengendalian Mutu di Lapangan

➢ Pencampuran dengan alat pencampur beton manual, untuk masing-masing mutu beton dengan volume ≤
60 m3, setiap maksimum 5 m3 beton minimum diambil 1 set benda uji (1 set = 3 benda uji), dan jumlah
hasil pengujian tidak boleh kurang dari 4 hasil untuk masing-masing umur dan rancangan campuran. Apabila
volume pekerjaan beton > 60 m3 tercapai, maka setiap maksimum 10 m3 beton minimum diambil 1 set
benda uji.
➢ Untuk pengecoran produksi Ready Mix, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah masing-masing mutu ≤
60 m3 harus diperoleh 1 set benda uji untuk setiap 15 m3. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah > 60
m3, maka untuk setiap maksimum 20 m3 beton berikutnya diambil 1 set benda uji.

222
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran
➢ Beton akan diukur dengan jumlah Meter Kubik terpasang dan diterima sesuai yang ditunjukkan pada
gambar.
➢ Tidak ada pengukuran tambahan yang akan dilakukan untuk acuan, perancah, penyelesaian akhir
permukaan, penyediaan pipa sulingan, dan pekerjaan pelengkap lainnya.
➢ Tidak ada pembayaran tambahan akan dilakukan untuk tiap peningkatan kadar semen atau setiap bahan
tambah.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas yang diterima dari berbagai mutu beton yang ditentukan, akan dibayar sebagai Harga Kontrak
per Meter Kubik beton. Harga dan pembayaran harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
dan pemasangan bahan yang tidak dibayar pada mata pembayaran lain, seperti acuan, perancah, pekerjaan
akhir dan perawatan beton, dan biaya lain yang perlu untuk penyelesaian pekerjaan.

223
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
Bagan Alir – Seksi 7.1
PERAWATAN (6)
RENCANA
DETAIL/SHOP
DRAWING PENGUKURAN
CHECK 1
HASIL
PENGAJUAN PEKERJAAN • Periksa contoh material yang diajukan, pastikan sesuai dengan
MULAI KERJA spesifikasi
SERTIFIKASI • Periksa proporsi rencana campuran untuk tiap jenis beton
KUANTITAS
CHECK TIDAK • Pastikan proporsi campuran dalam percobaan campuran
SETUJU
1
PEMBAYARAN • Periksa hasil pengujian kekuatan beton untuk 3 hari, 7 hari, 14
hari dan 28 hari
KONTROL LALU
LINTAS • Periksa gambar acuan dan perancah
KETENTUAN (2)
PERSIAPAN • Bila acuan dari tanah, pastikan galian pada kondisi kering, bebas
LAPANGAN (2) dari lumpur, runtuhan atau tergenang air
PENCAMPURAN • Bila acuan dari kayu, pastikan bahwa acuan terpasang dengan
PENGADUKAN benar dengan kondisi kuat
BETON (3) KETENTUAN (3)
• Gunakan air bersih dan agregat jenuh air
PENGAMBILAN
SAMPLE • Campuran beton diukur berdasarkan berat dan dicampur dengan
PENGUJIAN (4) mesin pencampur mekanis
• Slump beton diatas yang disyaratkan tidak boleh dipakai
PENGECORAN • Tidak boleh ada beton yang ditambah air bila hampir mengeras
BETON (5)
224
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 7.1

KETENTUAN (4)
• Uji slump
• Pengambilan sample untuk uji silinder/kubus
KETENTUAN (5)
• Pengecoran menerus tanpa berhenti sampai sambungan yang disetujui atau sampai pekerjaan selesai
• Tidak boleh terjadi segregasi antara material halus dan kasar
• Campuran beton harus jatuh bebas kedalam cetakan dari ketinggian tidak lebih dari 150 cm
• Cetakan harus siap ditempati adukan beton
• Konsolidasi beton menggunakan vibrator mekanis dengan prosedur dan cara kerja yang benar
KETENTUAN (6)
• Secepatnya setelah beton ditempatkan, beton dirawat (curring compound / pembasahan)

225
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Metode Pelaksanaan Bahu Beton Pada Lokasi Rehabilitasi/Periodik

Perhatian pada :
1. Kerataan, kemiringan,
keseragaman kepadatan pada
tanah dasar
2. Kedalaman galian/ketebalan
bahu beton
3. Sambungan aspal dan bahu
beton
4. Pemasangan Acuan
5. Pengecoran sampai
sambungan kerja
6. Pemadatan bahu beton
7. Sekat pemisah (per 5 m)
8. Finishing bahu beton
9. Perawatan bahu beton
10. Road safety
11. Pengelolaan lingkungan

226

Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Lampiran C – Syarat-Syarat Khusus Kontrak

3. Pada pelaksanaan pekerjaan Beton K-175 untuk bahu jalan, Penyedia Jasa harus menyediakan alat /
material sebagai berikut:
➢ Besi profil siku dengan ukuran tinggi sesuai dengan ketebalan lapis ke-2 perkerasan aspal,
sebagai cetakan beton yang berbatasan dengan perkerasan.
➢ Pelat Baja tebal ≥ 2 mm, lebar 15 cm, dan Panjang menyesuaikan, sebagai cetakan sisi luar.
➢ Baja tulangan Ø 12 mm Panjang 30 cm sebagai patok penguat tepi cetakan pelat baja yang
ditancapkan dengan jarak setiap 50 cm.

227
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Besi Profil Siku & Plat Baja


Sebagai Cetakan Bahu Beton K-175

228
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Sambungan Tegak dan


Rapi Antara Bahu Beton
dan Aspal

229
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

 
230
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

 
231
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahu Beton Dengan Proteksi Tepi

232
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang
salah?

 

 

233
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

234
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

235
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

➢ Pengecoran jam ke-1, kekuatan 44 Mpa, target 30 Mpa.


➢ Pengecoran jam ke-2, kekuatan 38 Mpa, target 30 Mpa.
➢ Pengecoran jam ke-3, kekuatan 20 Mpa, target 30 Mpa.
➢ Pengecoran jam ke-4, kekuatan <10 Mpa, target 30
Mpa.

236
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

➢ Jam ke 1 – 3, perjalanan Bima-Dompu


Apa yang salah? ➢ Jam ke 3 – 3.30, pengecoran Sta.12+890
➢ Jam ke 3.30 – 4, pengecoran Sta.12+750
➢ Jam ke 4 – 4.30, pengecoran Sta 10+860
➢ Jam ke 4.30 – 5, pengecoran Sta 10+580

Field Target
Station Location Strength Strength
(Mpa) (Mpa)
12+890 Culvert Slab 15 30

12+750 Culvert Slab 10 30

 10+860

10+580
Culvert Slab

Culvert Slab
12.5

<10
30

30

237
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

238
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 7.9 Pasangan Batu


Umum

1. Uraian
➢ Pekerjaan ini meliputi pemasokan semua bahan, penyiapan seluruh formasi atau fondasi, termasuk galian
dan seluruh pekerjaan yang diperlukan untuk menyelesaikan struktur sesuai dengan spesifikasi.
➢ Pasangan batu umumnya digunakan hanya untuk struktur seperti dinding penahan tanah, gorong-gorong
pelat dan tembok kepala gorong-gorong.

2. Gambar Kerja
➢ Sebelum memulai pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyerahkan Gambar Kerja detail
pelaksanaan untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas Pekerjaan.

239
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bahan

1. Batu
➢ Batu harus bersih, keras, tanpa bagian yang tipis atau retak dan haru dari jenis yang diketahui awet. Bila
perlu, batu harus dibentuk untuk menghilangkan bagian yang tipis atau lemah.
➢ Batu harus lancip atau lonjong bentuknya dan dapat ditempatkan saling mengunci bila dipasang bersama-
sama.
➢ Ukuran batu dalam arah manapun tidak boleh kurang dari 15 cm.

2. Adukan Mortar Semen


➢ Adukan mortar semen yang memenuhi ketentuan Seksi 7.8

240
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

1. Persiapan Fondasi
➢ Fondasi untuk struktur pasangan batu harus disiapkan sesuai Seksi 3.1 Galian.

2. Pemasangan Batu
➢ Landasan dari adukan mortar semen baru paling sedikit 3 cm tebalnya, harus dipasang pada fondasi yang
disiapkan sesaat sebelum penempatan masing-masing batu pada lapisan pertama.
➢ Batu harus dipasang dengan muka yang terpanjang mendatar dan muka yang nampak harus dipasang
sejajar dengan muka dinding dari batu yang terpasang.
➢ Batu harus ditangani sedemikian hingga tidak menggeser atau memindahkan batu yang telah terpasang.

3. Penempatan Adukan Mortar


➢ Sebelum pemasangan, batu harus dibersihkan dan dibasahi sampai merata dan dalam waktu yang cukup
untuk memungkinkan penyerapan air mendekati titik jenuh.
➢ Banyaknya adukan mortar semen untuk landasan yang ditempatkan pada suatu waktu haruslah dibatasi
sehingga batu hanya dipasang pada adukan mortar semen yang baru dan belum mengeras.

241
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pelaksanaan

4. Ketentuan Lubang Suling


➢ Dinding dari pasangan batu harus dilengkapi dengan lubang sulingan, lubang sulingan harus ditempatkan
dengan jarak antara tidak lebih dari 2 meter dari satu sumbu ke sumbu lainnya dan harus berdiameter
50 mm.
➢ Pada struktur yang menerus seperti dinding penahan tanah, maka dilatasi harus dibentuk untuk Panjang
struktur tidak lebih dari 20 meter dengan lebar dilatasi 30 mm.
➢ Timbunan dibelakang dilatasi haruslah dari bahan drainase porous berbutir kasar.

5. Pekerjaan Akhir Pasangan Batu


➢ Sambungan antar batu pada permukaan harus dikerjakan hampir rata dengan permukaan pekerjaan,
tetapi tidak sampai menutup batu.
➢ Permukaan horizontal dari seluruh pasangan batu harus dikerjakan dengan tambahan adukan mortar
semen tahan cuaca setebal 2 cm.
➢ Permukaan yang telah selesai dikerjakan, harus dirawat seperti yang disyaratkan pada pekerjaan beton.
➢ Bilamana pekerjaan pasangan batu yang dihasilkan cukup kuat, dan dalam waktu yang tidak lebih dari
14 hari setelah pekerjaan pasangan selesai dikerjakan, penimbunan kembali dapat dilaksanakan.
➢ Lereng yang bersebelahan dengan bahu jalan harus dipangkas untuk memperoleh bidang antar muka rapat
dan halus dengan pasangan batu hingga akan memberikan drainase yang lancar.
242
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengukuran dan Pembayaran

1. Pengukuran Untuk Pembayaran


➢ Pasangan batu harus diukur untuk pembayaran dalam Meter Kubik sebagai volume pekerjaan yang
diselesaikan dan diterima, dihitung sebegai volume teoritis yang ditentukan oleh garis dan penampang
yang disyaratkan dan disetujui.
➢ Setiap bahan yang dipasang melebihi volume teoritis yang disetujui harus tidak diukur atau tidak dibayar.
➢ Pekerjaan galian untuk menyiapkan fondasi struktur pasangan batu tidak diukur untuk pembayaran secara
terpisah.

2. Dasar Pembayaran
➢ Kuantitas, ditentukan sebagaimana diuraikan harus dibayar dengan Harga Kontrak per Meter Kubik,
dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan dan
pemasangan semua bahan, dan penyiapan seluruh formasi atau fondasi termasuk galian, untuk pembuatan
lubang sulingan dan sambungan konstruksi, untuk pemompaan air, dan pekerjaan akhir dan untuk semua
pekerjaan lain atau biaya yang lain yang diperlukan.

243
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

MULAI
PENYEMPURNAAN Bagan Alir – Seksi 7.9
PERENCANAAN PASANGAN BATU
DETAIL/SHOP
DRAWING CHECK
6
PENGAJUAN PERBAIKAN
MULAI KERJA PEKERJAAN CHECK 1
• Periksa shop drawing dan contoh material yang
CHECK TIDAK
diajukan, pastikan sesuai dengan spesifikasi
1 PENGUKURAN
SETUJU
HASIL
KETENTUAN (2)
PERISAPAN PEKERJAAN • Siapkan pondasi yang berhubungan dengan
PONDASI (2) kegiatan penggalian sebelumnya
SERTIFIKASI • Jika ditentukan, siapkan lapisan kedap air dan
PENEMPATAN KUANTITAS
BATU (3) filter air
PEMBAYARAN • Tempatkan beton lantai kerja jika diperlukan
PENEMPATAN
LUBANG SULING KETENTUAN (3)
DAN SAMBUNGAN • Hampar adukan pada pondasi setebal 3 cm
KONSTRUKSI sebelum penempatan batu lapis pertama sebagai
(5) batu yang besar
PENEMPATAN • Batu ditempatkan muka terpanjang mendatar dan
ADUKAN (4) buat agar posisi batu stabil

244
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Bagan Alir – Seksi 7.9

KETENTUAN (4)
• Sebelum ditempatkan, batu dibersihkan dan dibasahi, adukan dimasukkan kedalam rongga melalui samping batu
• Pastikan adukan memenuhi rongga antara batu
• Adukan ditempatkan segera setelah penempatan batu
KETENTUAN (5)
• Dinding penahan batu harus dilengkapi lubang suling
• Pada dinding penahan batu yang panjang, harus ditempatkan sambungan konstruksi setiap 20 m
CHECK 6
• Permukaan sambungan antara batu harus diisi adukan sama rata dengan permukaan dinding tapi tidak menutupi batu
• Permukaan atas dinding harus sesuai dengan yang ditentukan setelah ditambah adukan tahan cuaca setebal 2 cm
• Periksa toleransi ukuran, Penyedia Jasa harus memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi atau tidak diterima

245
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Contoh Pelaksanaan di Lapangan


Standar Dinding Penahan

246
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dinding Penahan Tanah yang


Telah Memenuhi Standard

247
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

Perhatian pada:
1. Gambar standard
2. Kualitas pelaksanaan Dinding Penahan
Tanah

3. Pemadatan backfill
4. Elevasi atas/top Dinding Penahan
Tanah
5. Perawatan/pembasahan

248
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Dinding Penahan Tanah dan Bahu Beton

249
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 9
PEKERJAAN HARIAN DAN
PEKERJAAN LAIN-LAIN

250
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 9.2 Pekerjaan Lain-Lain


Rambu Lalu Lintas

1. Pelat Rambu Jalan


➢ Bahan campuran aluminium keras 5052-H34, dengan ketebalan minimum 2 mm
➢ Bahan logam lainnya selain aluminium dengan syarat:
✓ Tahan terhadap korosi dan oksidasi
✓ Mempunyai tebal minimum 0.8 mm
➢ Bahan panel komposit aluminium dengan tebal minimum 3.0 mm
➢ Bahan non logam dengan syarat:
✓ Mempunyai ketahanan terhadap: cuaca, kelembapan nisbi, asam, kelapukan, uji mekanik meliputi daya
lengkung dan patah.
✓ Mempunyai tebal minimum 2.0 mm

2. Tiang Rambu tiang tunggal terdiri dari pipa bulat diameter minimum 55 mm (2”)
3. Lembaran pemantul (retroreflective sheeting) harus merupakan Scotchlite jenis Engineering Grade atau High
Intensity Quality.
4. Beton Adukan Semen untuk fondasi rambu minimum harus dari kelas fc’ 15 Mpa
5. Dimensi fondasi mengikuti gambar rencana

251
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Patok Pengarah (Spesifikasi Khusus)

1. Bahan
➢ Patok pengarah (guidepost) dibuat dari pipa plastik yang dilengkapi dengan bahan bersifat reflektif.
➢ Pipa plastik mempunyai panjang 1250 mm dan penampang menyerupai segitiga sama kaki dengan
panjang kaki 150 mm, lebar 105 mm dan dilengkapi dengan 2 macam reflektor ASTM tipe IV yang
dilekatkan pada plat aluminium ukuran 50 X 181mm yang berwarna merah dan putih.
➢ Letak pipa searah dengan lalu lintas dan warna reflektornya disesuaikan dengan warna dan fungsi.
➢ Pipa plastik sebagaimana dimaksud harus dengan dicat warna hitam dan putih bergantian dengan warna
hitam di ujung paling atas.
➢ Bentuk dan ukuran tanda patok tikungan (delineator) dari pipa plastik sebagaimana dalam gambar.
➢ Lokasi dan jarak pengulangan penempatan patok pengarah disesuaikan dengan hasil manajemen dan
rekayasa lalu lintas.
2. Syarat Konstruksi:
➢ Bagian dasar galian diberi perkerasan adukan campuran semen dan pasir dengan ketebalan 100 mm
➢ Mutu pondasi beton sekurang-kurangnya K-175
➢ Ukuran pondasi setiap tiang masing-masing adalah
➢ Sisi bagian atas: 300 mm
➢ Sisi bagian bawah: 500 mm
➢ Kedalaman: 600 mm
➢ Ukuran galian tanah adalah 500 X 500 mm dengan kedalaman 600 mm sebagaimana tercantum di gambar
252
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

253
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

254
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Rel Pengaman

1. Bahan
Bahan harus dari baja yang digalvanisasi, dengan ketebalan minimum 2.67 mm, dan sifat-sifatnya harus:
➢ Pemanjangan tidak kurang dari 12% untuk pengujian Tarik pada baut dengan Panjang 5 cm.
➢ Mempunyai kekuatan Tarik batas (ultimate) dari 4.900 kg/cm2 (70.000 psi).
➢ Lapisan seng hasil galvanisasi mempunyai berat minimum 550 gr/m2 (pengujian satu titik) dan 610 gr/m2
(pengujian tiga titik) atau mempunyai ketebalan minimum 0.08 mm.
➢ Mempunyai lebar nominal 483 mm dengan toleransi lebar nominal minus 3.2 mm.

2. Pelaksanaan Pemasangan
➢ Elevasi top Rel Pengaman mengikuti ketentuan pada gambar rencana.
➢ Pemasangan sambungan (overlapping) antar segmen mengikuti gambar rencana / segmen depan sisi
dalam)
➢ Segmen akhir direkomendasikan menggunakan tipe bullnose

255
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengecatan Marka Jalan

1. Penyiapan Permukaan Perkerasan


➢ Sebelum penandaan marka jalan atau pengecatan dilaksanakan, Penyedia Jasa harus menjamin bahwa permukaan
perkerasan jalan yang akan diberi marka jalan harus bersih, kering dan bebas dari bahan yang bergemuk dan debu.
➢ Penyedia Jasa harus menghilangkan dengan grit blasting (pengausan dengan bahan berbutir halus) setiap marka jalan
lama bailk termoplastis maupun bukan, yang akan menghalangi kelekatan lapisan cat baru.
2. Pelaksanaan Pengecatan Marka Jalan
➢ Semua bahan cat yang digunakan tanpa pemanasan (bukan termoplastis) harus dicampur terlebih dahulu menurut
petunjuk pabrik pembuatnya.
➢ Pengecatan tidak boleh dilaksanakan pada suatu permukaan yang baru diaspal kurang dari 1 bulan setelah pelaksanaan
lapis permukaan.
➢ Pengecatan marka jalan dilaksanakan pada garis sumbu, garis lajur, garis tepi dan zebra cross dengan bantuan mesin
mekanis yang disetujui.
➢ Mesin yang digunakan harus menghasilkan suatu lapisan yang rata dan seragam dengan tebal basah minimum 0.38 mm
untuk “cat bukan termoplastik”, dan tebal minimum 1.5 mm untuk “cat termoplastik” belum termasuk butiran kaca
(glass bead) yang juga ditaburkan secara mekanis, dengan garis tepi yang bersih (tidak bergerigi). Bilamana tidak
disyaratkan oleh pabrik pembuatnya, maka cat termoplastik harus dilaksanakan pada temperature 204 - 218°C.
➢ Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan di atas permukaan cat segera setelah pelaksanaan penyemprotan atau
penghamparan cat. Butiran kaca (glass bead) harus ditaburkan dengan kadar 450 gram/m2 untuk semua jenis cat baik
untuk bukan termoplastis maupun termoplastis.
➢ Semua marka jalan harus dilindungi dari lalu lintas sampai marka jalan ini dapat dilalui oleh lalu lintas tanpa adanya bintik-
bintik atau bekas jejak roda serta kerusakan yang lainnya.
256
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemeliharaan Rutin Rambu dan Patok Pengarah

Perhatian pada :
1. Dimensi pondasi
2. Mutu beton (min K-175)


257
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemasangan Guard Rail

Apa yang salah?


258
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

DIVISI 10
PEKERJAAN PEMELIHARAAN KINERJA

259
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 10.1 Pemeliharaan Kinerja Jalan


Umum

a) Perkerasan
➢ Perkerasan Berpenutup Aspal
✓ Penutupan retak (struktural atau retak kecil yang menjalar) dan kekasaran permukaan
✓ Penutupan lubang dengan agregat A/B (rekonstruksi)
✓ Pemotongan dan penambalan dengan campuran aspal panas (patching)
✓ Perbaikan tepi (rekonstruksi/patching)
➢ Perkerasan Tanpa Penutup Aspal (jalan tanah/agregat)
✓ Pengisian lubang dan keriting (corrugation)
✓ Perataan ringan dengan grader untuk mengembalikan bahan yang lepas
✓ Perataan setempat dan perbaikan lereng melintang perkerasan dengan bahan agregat
➢ Perkerasan Beton Semen
✓ Perbaikan celah pada sambungan melintang dan memanjang (transversal and longitudinal joints)
✓ Ketidakrataan plat beton (slab) pada sambungan (faulting), perbaikan retak & lubang pada plat beton

b) Bahu Jalan
➢ Pengisian lubang pada bahu dengan mutu material sama atau lebih baik dari bahu jalan existing.
➢ Pemotongan permukaan bahu jalan jika elevasi permukaan bahu jalan lebih tinggi dari permukaan jalan.
➢ Pembentukan kemiringan/kerataan bahu.
➢ Pembuangan semak/tanaman liar/rumput dan atau penghalang lainnya yang mengganggu fungsi jalan.
260
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Umum

c) Drainase
➢ Cakupan pekerjaan drainase meliputi saluran samping, saluran melintang, saluran pembuang
(inlet/outlet) dan bak kontrol (catch pits/basins) serta semua sistem drainase yang terkait dengan
pekerjaan ruas jalan dalam kontrak. Adapun pekerjaan pemeliharaan kinerja drainase jalan meliputi:
✓ Pemeliharaan dan perbaikan selokan yang dilapisi (lined ditch) dan atau selokan tanpa dilapisi
(unlined ditch).
✓ Perbaikan struktur drainase yang mengalami kerusakan.
✓ Pemotongan semak dan rumput pada sisi saluran.

d) Perlengkapan Jalan
➢ Pembersihan dan perbaikan rambu jalan.
➢ Pembersihan dan perbaikan patok pengarah (guide post) dan patok kilometer.
➢ Pembersihan dan perbaikan rel pengaman (guardrail).

261
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Kerusakan Pada Perkerasan Lentur

1. Retak (Cracking)
2. Distorsi (Distorsion)
3. Cacat Permukaan (Disintegration)
4. Pengausan (Polished Aggragate)
5. Kegemukan (Bleeding)
6. Penurunan pada bekas penanaman Utilitas

262
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tipe Kerusakan Macam Kerusakan Perbaikan


1. Retak (Cracking) ➢ Retak halus/retak rambut Patching/rekonstruksi/crack
➢ Retak kulit buaya sealing/seal coating
➢ Retak pinggir
➢ Retak sambungan bahu dan perkerasan
➢ Retak sambungan jalan (antar lajur)
➢ Retak sambungan pelebaran jalan
➢ Retak refleksi
➢ Retak susut
➢ Retak selip

2. Distorsi (Distortion) ➢ Alur (rutting) Patching/rekonstruksi/crack


➢ Keriting (corrugation) sealing/seal coating
➢ Sungkur (shoving)
➢ Amblas (depression)
➢ Jembul (upheaval)

3. Cacat Permukaan (Disintegration) ➢ Lubang (pothole) Patching/rekonstruksi/crack


➢ Pelepasan butir (raveling) sealing/seal coating
➢ Pengelupasan (stripping)

263
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Skema Jenis Kerusakan, Penanganan dan Lingkup Pekerjaan

RETAK / CRACKING

TDK PENURUNAN YA
PONDASI /
TDK YA DISTORSI
TDK YA
ASPAL SOLID PENURUNAN > 5 CM

PATCHING BURAS/CRACK
PATCHING / REKONSTRUKSI
SEALING
LEVELLING AGG A + ASPAL

TDK YA TDK TDK YA


> 40 X 40 CM TDK >10%/100M YA > 40 X 40 CM > 40 X 40 CM
RETAK RETAK
RETAKRETAK RETAK
RM BMW
BMW/RK RM BMW
BMW/RK RM BMW
BMW/RK RM BMW
BMW/RK

RETAK RETAK RETAK RETAK RETAK RETAK RETAK RETAK

264
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Skema Jenis Kerusakan, Penanganan dan Lingkup Pekerjaan

LUBANG (POTHOLE)

TDK KEDALAMAN YA
SAMPAI
PONDASI
STRIPPING / REKONSTRUKSI
REVELLING
AGG A + ASPAL

TDK YA
PATCHING > 40 X 40 CM

RETAK RETAK RETAK


RM BMW
BMW/RK
TDK > 40 X 40 CM YA RETAK
RETAK
RETAK
RM BMW
BMW/RK
RETAK RETAK

265
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Tipe Kerusakan Macam Kerusakan Perbaikan


4. Pengausan (Polishead Aggregate) ➢ Permukaan sedikit kasar Laburan aspal (buras)
➢ Permukaan kasar

5. Kegemukan (Bleeding) ➢ Permukaan aspal tipis Penaburan agregat panas dan


➢ Permukaan aspal tebal penggilasan

6. Penurunan bekas penanaman utilitas ➢ Di perkerasan Patching/rekonstruksi


(Utility Cut Depression) ➢ Di luar perkerasan

266
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemotongan Aspal
Dengan Asphalt Cutter
dan Cold Milling
Machine

✓ ✓

267
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Cacat Pada Perkerasan – Pekerjaan Patching

Apa yang salah?


Perhatian pada :
1. Pemotongan aspal lama (lurus/tegak lurus)
2. Penggalian lubang patching/rekonstruksi
3. Pemadatan dasar (rekonstruksi)
4. Pemadatan lapis per lapis (rekonstruksi)
5. Pemakaian prime coat/tack coat
6. Kesiapan DMF/JMF

 7. Suhu campuran (bila menggunakan hotmix)


8. Tebal gembur aspal
9. Pemadatan aspal & pengendalian mutu
268 10. Road safety
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang salah?

269
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Metode Perbaikan Lubang

270
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

1. Macam kerusakan?

2. Dengan apa perbaikan di lapangan?

3. Bagaimana cara perbaikan?

4. Lingkup pekerjaan?

5. Satuan pembayaran?

271
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

1. Macam kerusakan?

2. Dengan apa perbaikan di lapangan?

3. Bagaimana cara perbaikan?

4. Lingkup pekerjaan?

5. Satuan pembayaran?

272
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

1. Macam kerusakan?

2. Dengan apa perbaikan di lapangan?

3. Bagaimana cara perbaikan?

4. Satuan pembayaran?

273
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

1. Macam kerusakan?

2. Dengan apa perbaikan di lapangan?

3. Bagaimana cara perbaikan?

4. Satuan pembayaran?

274
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Cacat Pada Bahu Jalan

1. Bagaimana cara perbaikan?

2. Lingkup pekerjaan?

275
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Cacat Pada Saluran – Pembersihan Saluran

Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan rutin
(harian/mingguan/bulanan).
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan.
3. Evaluasi kemajuan pekerjaan.

✓ ✓

276
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pembersihan Gorong-Gorong/Slab Culvert

Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan rutin
(harian/mingguan/bulanan).
2. Pengawasan dan pengarahan
dalam pelaksanaan.
3. Evaluasi kemajuan pekerjaan.

✓ ✓

277
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pemotongan Rumput/Semak Pada Rumaja

Perhatian pada :
1. Program kerja pemeliharaan rutin (harian/mingguan/bulanan)
2. Pengawasan dan pengarahan dalam pelaksanaan
3. Kelebaran pemotongan (Rumaja)
4. Pemotongan kasar
5. Pemotongan dengan grass cutter
6. Pembersihan/penyapuan
7. Pembuangan hasil potongan (pada hari yang sama)
8.
9.
10.
Road safety
Pengelolaan lingkungan
Evaluasi kemajuan pekerjaan

✓ ✓

278

Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Seksi 10.2 Pemeliharaan Kinerja Jembatan


(Spesifikasi Khusus PHJD/PRIM)

➢ Pengecatan sandaran (railing/headwall) , dengan satuan m1.


➢ Pembersihan drainase/lubang drainase pada lantai jembatan, dengan satuan m1.
➢ Pembersihan/pemotongan rumput dan semak disekitar jembatan (oprit, jembatan, bawah jembatan),
dengan satuan m2.
➢ Pembersihan Expansion Joint, dengan satuan m1.

279
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pembersihan Bawah Jembatan


280
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pengecatan Jembatan

Perhatian pada :
1. Perbaikan jembatan lama
2. Pembersihan jembatan lama
3. Kerataan pengecatan
4. Warna cat (menyesuaikan)
5. Road safety


281
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Apa yang
salah?

 

 

282
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

VERIFIKASI &
REFERENCE UNIT COST (RUC)

283
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Verifikasi

➢ Verifikasi dilakukan dalam 3 tahab selama periode konstruksi, verifikasi 1 bulan Maret, verifikasi 2 bulan Juli, dan
verifikasi 3 bulan November)
➢ Verifikasi dilakukan oleh Tim Teknis yang dibentuk dan ditetapkan melalui Surat Keputusan Sekretaris Jendral
Kementerian PUPR
➢ Verifikasi mencakup verifikasi Administrasi dan verifikasi Pelaksanaan Konstruksi
➢ Sebelum verifikasi akan dilakukan pra-verifikasi , dan khusus untuk verifikasi 2 dan 3, sebelum pra verifikasi akan
dilakukan Penilaian Teknis (Technical Assessment) yang dilakukan oleh konsultan verifikasi VTASC

Nilai Acuan Pekerjaan (NAP)/Reference Unit Cost (RUC)

➢ RUC (Reference Unit Cost) atau disebut juga NAP (Nilai Acuan Pekerjaan)
➢ RUC merupakan perkiraan biaya rata-rata per Km dalam melakukan pemeliharaan jalan
➢ RUC didasarkan atas perkiraan kuantitas dan harga satuan dari setiap item pekerjaan yang terkait
➢ Pencairan dana PHJD/PRIM akan disalurkan kepada Pemerintah Provinsi/Kabupaten berdasarkan hasil verifikasi
output dengan menggunakan RUC untuk penghitungan nilai hibah atas output yang telah terverifikasi
(dinyatakan memenuhi syarat)
284
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Penggunaan RUC Dalam Penilaian

➢ Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Rutin ➢ Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Berkala


✓ RUC/NAP Pemeliharaan Rutin ✓ RUC/NAP Pemeliharaan Berkala
✓ RUC/NAP BMW Off Carriageway
➢ Lingkup Pekerjaan Backlog and Minor Work ✓ RUC/NAP BMW On Carriageway
(BMW)/Rutin Kondisi ✓ RUC/NAP Pemeliharaan Rutin
✓ RUC/NAP BMW Off Carriageway
✓ RUC/NAP BMW On Carriageway ➢ Lingkup Pekerjaan Rehabilitasi
✓ RUC Full Rehabilitasi
➢ Lingkup Pekerjaan Holding Treatment (HT) ✓ RUC Full Rehabilitasi dengan Pelebaran
✓ RUC/NAP Holding Treatment (Normal) ✓ RUC Sebagian Rehabilitasi
✓ RUC/NAP Holding Trearment (AWCAS) ✓ RUC Sebagian Rehabilitasi dengan Pelebaran

285
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

➢ Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Rutin ➢ Pekerjaan Pemeliharaan Berkala


✓ Saluran/gorong-gorong belum bersih dari ✓ Kemiringan melintang perkerasan dan bahu
sampah jalan tidak sesuai ketentuan
✓ Rumput/semak belum dipotong ✓ Kepadatan aspal dibawah ketentuan
✓ Kerusakan permukaan perkerasan (ukuran kecil) ✓ Ketebalan aspal yang kurang
belum diperbaiki ✓ Ketebalan bahu jalan yang kurang
✓ Jembatan belum dibersihkan/belum di cat ✓ Dilatasi bahu rabat tidak terpasang
✓ Kepadatan bahu jalan yang kurang
➢ Lingkup Pekerjaan BMW/Rutin Kondisi
✓ Saluran/gorong-gorong belum bersih dari ➢ Pekerjaan Rehabilitasi
endapan ✓ Kemiringan melintang perkerasan dan bahu
✓ Saluran yang perlu penggalian kembali belum jalan tidak sesuai ketentuan
dilaksanakan ✓ Kepadatan Aspal dibawah ketentuan
✓ Kerusakan pada saluran diperkeras belum ✓ Ketebalan aspal yang kurang
diperbaiki ✓ Kepadatan agregat dibawah ketentuan
✓ Bahu jalan yang belum diperbaiki ✓ Ketebalan agregat yang kurang
(pemotongan/pengisian) ✓ Kepadatan agregat yang kurang
✓ Retak/kasar permukaan aspal belum diperbaiki ✓ Gradasi agregat diluar amplop gradasi
✓ Patching/rekonstruksi belum diperbaiki ✓ Kepadatan bahu jalan kurang
✓ Rusak tepi belum diperbaiki ✓ Dilatasi bahu rabat tidak terpasang
✓ Ketebalan bahu jalan kurang
286
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

➢ Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Rutin


✓ Saluran/gorong-gorong belum bersih dari ✓ Kerusakan permukaan perkerasan (ukuran kecil)
sampah belum diperbaiki

✓ Rumput/semak belum dipotong ✓ Jembatan belum dibersihkan/belum di cat

287
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

➢ Lingkup Pekerjaan BMW/Rutin Kondisi


✓ Saluran/gorong-gorong belum bersih dari ✓ Kerusakan pada saluran diperkeras belum
endapan diperbaiki

✓ Saluran yang perlu penggalian kembali belum ✓ Bahu jalan yang belum diperbaiki
dilaksanakan (pemotongan/pengisian)

288
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

✓ Retak/kasar permukaan aspal belum diperbaiki ✓ Rusak tepi belum diperbaiki

✓ Patching/rekonstruksi belum diperbaiki

289
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

➢ Lingkup Pekerjaan Pemeliharaan Berkala


✓ Kemiringan melintang perkerasan dan bahu ✓ Ketebalan aspal yang kurang
jalan tidak sesuai ketentuan

✓ Kepadatan aspal dibawah ketentuan ✓ Ketebalan bahu jalan yang kurang

290
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

✓ Dilatasi bahu rabat tidak terpasang

✓ Kepadatan bahu jalan yang kurang

291
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

➢ Lingkup Pekerjaan Rehabilitasi


✓ Kemiringan melintang perkerasan dan bahu ✓ Ketebalan aspal yang kurang
jalan tidak sesuai ketentuan

✓ Kepadatan aspal dibawah ketentuan ✓ Kepadatan agregat dibawah ketentuan

292
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

✓ Ketebalan agregat yang kurang ✓ Gradasi agregat diluar amplop gradasi

✓ Kepadatan bahu jalan kurang

293
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

Pekerjaan CACAT yang sering menjadi temuan di lapangan dan bila tidak diperbaiki bisa
menjadi pengurang Nilai Penggantian.

✓ Dilatasi bahu rabat tidak terpasang

✓ Ketebalan bahu jalan yang kurang

294
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

TERIMA KASIH

Contact:
Hadi Suwasono
E: hadi.suwasono@vtasc.co.id
P: +62878-3283-3799
295
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

KONSULTAN SUPERVISI PENYEDIA JASA


…………………………… ……………………………

296
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….

…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….
…………………………………………….

…………………………………………….

297
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

298
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

299
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

300
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

301
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

302
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

303
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

304
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

305
Kementerian
Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat

KONSULTAN SUPERVISI PENYEDIA JASA

_________________________ _________________________

Rp. …………………… (…………………………………………)

Rp. …………………… (…………………………………………)


Pejabat Pembuat Komitmen

_________________________

GO
BACK
306

Anda mungkin juga menyukai