Pedoman ini diharapkan menjadi acuan kepada Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat
Komitmen di lingkungan Balai Besar I Balai Pelaksanaan Jalan Nasional dalam
melaksanakan kegiatan pemeliharaan jembatan.
Menyadari akan belum sempurnanya manual ini, maka pendapat dan saran dari
semua pihak terutama pemakai sangat kami harapkan sebagai bahan perbaikan dan
penyempurnaan.
BAB 1. UMUM
1.1. PENDAHULUAN
2.1. UMUM
2.6.1. Pondasi
2.6.2. Kepala Jembatan dan Pilar
1
2.7. BANGUNAN ATAS
4.1. UMUM
4.1.1. Personalia
4. 1.2. Peralatan dan Material
4.1.3. Material Acuan
4.1.4. Urutan Pemeriksaan
11
BAB 5. PEMERIKSAAN DETAIL
5.1. UMUM
5.1.1. Personil
5.1.2. Peralatan dan Material
5.1.3. Bahan Acuan
5.1.4. Pemilihan Jembatan untuk Pemeriksaan secara Detail
5.1.5. Urutan Pemeriksaan
6.1. UMUM
6.1.1. Personil
6.1.2. Peralatan dan Material
6.1.3. Bahan Acuan
6.1.4. Pemilihan Jembatan untuk Perneriksaan Rutin
6. 1.5. Urutan Pemeriksaan
111
BAB 7 PEMERIKSAAN KHUSUS
7.1. UMUM
7.2. PERSONIL
lV
BAB 1
UMUM
DAFTARISI
BABl
1. UMUM
1.1. PENDAHULUAN
1.1. PENDAHULUAN
Jembatan adalah bagian yang penting dari suatu sistem jaringan jalan karena pengaruhnya
yang berarti bila jembatan itu runtuh atau jika tidak berfungsi dengan baik. Dikarenakan
jembatan merupakan struktur yang melintasi sungai atau penghalang lalu lintas lainnya,
rnaka keruhtuhan jembatan akan mengurangi atau menahan lalu-lintas, yang mana
mengakibatkan mengganggu kenyamanan masyarakat berlalu lintas dan terganggunya
hubungan perekonomian.
Jadi penting artinya bila pemeriksaan jembatan merupakan bagian dari Sistem manajemen
Jalan.
Maksud pemeriksaan Jembatan adalah meyakinkan bahwa jembatan berada dalam
keadaan aman terhadap pemakai jalan dan juga untuk mengamankan nilai investasi
jembatan itu. Pemeriksaan merupakan suatu proses pengurnpulan data phisik dan kohdisi
secara struktur jembatan. .
Data jembatan dari hasil pemeriksaan digunakan untuk merencanakan suatu program
pemeliharaan, rehabilitasi, perkuatan dan penggantian jembatan.
Pada saat ini sudah dikembangkan Sistem Manajemen Jembatan oleh Direktorat Jenderal
Bina Marga yang berfungsi untuk membuat rencana kegiatan jembatan, pelaksanaan dan
pemantauan berdasarkan kebijaksanaan secara menyeluruh. Dalam BMS tennasuk
didalamnya kegiatan manajemen jembatan mulai dari pemeriksaan, rencana dan program
dan perencanaan teknis sampai pada pelaksanaan dan pemeliharaan.
Dengan BMS kegiatan-kegiatan tersebut dapat diatur secara sistematik, dengan
melakukan pekerjaan pemeriksaan j embatan secara berkala dan menganalisa data dengan
komputer dalam Sistem Manajemen lnformasi (Management Information System-EMS
MIS). Dengan bantuan BMS MIS ini , kondisi jembatan dapat dipantau dan dapat
ditentukan beberapa tindakan yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa jembatan dalam
keadaan aman dan layan, dengan menggunakan dana yang optimum untuk pekerjaan
j embatan.
Keseluruhan prosedur dalam BMS dijelaskan dalam Panduan Prosedur Umum. Bagan alir
BMS dalam gambar 1.1. memperlihatkan hubungan antara pemeriksaan dan proses
manajemen jembatan lainnya.
1-1
Gambar I.I.
Bagan Alir Kegiatan BMS
I BAGANKEGIATANBMS I
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Inventarisasi
I TINDAKANDARURAT I
Pemeriksaan Detail
Pemeriksaan Rutin I
Pemeriksaan Khusus
I BATASAN MUATAN
I
I I
BMS MIS BINA MARGA
BRIDGE DATA BASE MIS
. I !RMS I
KONSTRUKSI
I PEMELIHARAAN I Jembatan Baru
Penggantian Penggandaan
I REHABILITASI I
I I
I MONITORING I
BMS MIS berisi data base jembatan dan beberapa program komputer yang sesuai untuk :
• Memasukkan dan mengambil data pemeriksaan dan data lainnya,
• Menyiapkan laporan standar jembatan,
• Memeriksa database dan mengambil dalam kombinasi informasi yang bermacam-
macam,
• Skrining dan rankingjembatan serta menyiapkan program penangananjembatan,
• Mehyiapkan program jembatan tahunan dan lima tahunan,
• Analisa kasus perkasus untuk menentukan strategi penanganan guna menentukan
penanganan yang optimum untuk setiap jembatan.
1-2
BMS - MIS dihubungkan dengan Interurban Road Management Sy~tem (IRMS) dengan
Local Area Network (LAN) di dalam Direktorat Jenderal Bina Marga, dan dengan cara
pertukaran floppy disk dengan propinsi-propinsi. Data yang digunakan dari BMS-MIS
adalah data lalu-lintas, biaya operasi kendaraan, data referensi, dasar pertumbuhan lalu-
lintas dan data lainnya dari IRMS, untuk melaksanakan rencana dan program jembatan.
Data hasil pemeriksaan jembatan dilaporkan dalam laporan standard pemeriksaan. Contoh
laporan pemeriksaan inventarisasi, detail dan rutin dapat dilihat dalam lampiran 1, yang
ada kaitannya dengan laporan IBMS yang digunakan pada waktu pemeriksaan jembatan.
Laporan IBMS yang digunakan selama pemeriksaan harus dilaporkan oleh BMS
Supervisor secepat mungkin setelah program pemeriksaan ditentukan.
Laporan pemeriksaan oleh BMS Supervisor tiap propinsi BMS Supervisor mengatur data
yang akan dimasukkan dalam Database BMS. Pekerjaan ini harus dilaksanakan dalam
waktu dua minggu setelah pemeriksaan.
Sebelum data dimasukkan ke dalam komputer, laporan sementara hasil pemeriksaan
jembatan dijilid terlebih dahulu dalam suatu file di kantor BMS. Setelah data dimasukkan
ke dalam komputer, laporan dimasukkan dalam data file untuk jembatan yang
bersangkutan. Manual data file berisi tidak hanya hasil, pemeriksaan jembatan, melainkan
juga perhitungan perencanaan teknis, laporan pelaksanaan dan photo-photo, dan semua
dokumen lainnya yang tidak dapat disimpan dalam database BMS.
Data file jembatan dan semua database jembatan disimpan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga untuk semua jembatan yang terletak pada ruas jalan nasional dan propinsi. Setiap
propinsi menyimpan data file dan komputer database jembatannya sendiri. Floppy disk
(diskette) yang berisi database yang terakhir dikirimkan ke Direktorat Bina Program Jalan
(BIPRAN) oleh masing-masing propinsi, sehingga database secara keseluruhah dapat
dimutakhirkan.
Setelah pemeriksaan jembatan dan semua data sudah lengkap, laporan dimutakhirkan oleh
BMS Supervisor dan selanjutnya diserahkan kepada Kepala Seksi Perencanaan untuk
didistribusikan kepada staff yang berkaitan.
Beberapa laporan seperti Laporan Data jembatan, merupakan hal yang um um yang berisi
tentang:
IBMS - BD2 : Data Umum Jembatan (untuk semuajembatan)
IBMS - BD3 : Kesimpulan kondisi jembatan (dalam format tabel atau grafik)
Laporan lainnya seperti Laporan Tindakan Jembatan, merupakan hal yang spesifik, dan
hanya berisi daftar namajembatan yang memerlukan tindakan sebagai berikut:
IBMS - ARI Laporan Tindakan darurat - Berisi tentang daftar nama jembatan yang
memerlukan tindakan darurat, perbaikan atau perkuatan.
IBMS - AR2 Laporan Pemeriksaan Khusus - Berisi daftar nama jembatan yang
disarankan oleh Inspektur jembatan dilakukan Pemeriksaan khusus.
IBMS - AR3 Laporan Pemeliharaan Rutin - Berisi daftar nama jembatan yang
memerlukan pemeliharaan rutin dengan kerusakan yang kecil.
1-3
1.2.4. Skrining dan Ranking Jembatan secara Teknis
Salah satu program dalam BMS MIS adalah modul Skrining dan Ranking Jembatan secara
Teknis, yang menggunakan data dari hasil pemeriksaan untuk merekomendasikan jenis
penanganan untuk setiap jembatan. Rekomendasi penanganan yang dihasilkan hanya
merupakan suatu usulan dan harus diteliti kembali sebelum dilakukan pelaksanaan
pekerjaan sebab skrining disini merupakan suatu data yang ekstrim. Untukjenis pekerjaan
yang besar, usulan penanganan harus diperkuat dengan pemeriksaan khusus atau jenis
pemeriksaan lapangan lainnya oleh staf dari bagian Perencanaan, dan untuk pekerjaan
yang kecil, data harus diperiksa guna meyakinkan bahwa data tersebut merupakan dasar
ketepatannya.
Pada proses skrining dapat diidntifikasikan bahwa jembatan berada dalam kondisi buruk
dan kapasitasnya tidak cukup untuk trafik yang ada atau muatannya, dan ranking secara
teknis akan membuat urutan prioritas, tergantung pada kriterianya dan tingkat kepentingan
ruas jalan dalam suatu jaringan jalan. Jembatan-jembatan yang berada pada urutan atas
adalahjembatan yang memerlukan penanganan yang terdahulu.
Setelah skrining, data selanjutnya diproses secara ekonomi guna mendapatkan ranking
program pekerj aan j em batan.
Jadi data hasil pemeriksaan merupakan suatu data yang penting sekali bagi Rencana dan
Program Jembatan, dan hal ini dipergunakan untuk membantu para perencana untuk
menentukan keputusan yang sesuai dengan j enis pekerjaan yang diperlukan bagi setiap
jembatan.
Pemeriksaan j embatan adalah salah satu komponen BMS yang terpenting. Hal ini
merupakan sesuatu yang pokok dalam hubungannya antara keadaan jembatan yang ada
dengan rencana pemeliharaan atau peningkatan dalam waktu mendatang.
Tujuan pemeriksaan jembatan ini adalah untuk meyakinkan bahwa j embatan masih
berfungsi secara aman dan perlunya diadakan suatu tindakan tertentu guna pemeliharan.
dan perbaikan secara berkala.
Jadi pemeriksaan jembatan mempunyai beberapa tujuan yang spesifik yaitu :
• Memeriksa keamanan jembatan pada saat layan;
• Menjaga terhadap ditutupnyajembatan;
• Mencatat kondisi jembatan pada saat tersebut;
• Menyediakan data bagi personil perencanaan teknis, konstruksi dan pemeliharaan;
• Memeriksa pengaruh dari beban kendaraan dan jumlah kendaraan;
• Memantau keadaan jembatan secara jangka panjang;
• Menyediakan informasi mengenai dasar dari pada pembebanan j embatar.
Pemeriksaan dilakukan dari awal sejak j embatan tersebut masih baru dan berkelanjutan
selama umur jembatan. Sangat penting artinya bahwa data yang dikumpulkan betul-betul
merupakan data yang mutakhir, akurat dan lengkap sehingga hasil yang dikeluarkan ole
BMS betul-betul dapat dipercaya.
• Detail secara administrasi seperti nama jembatan, Cabang Dinas, Nomor Jembatan dan
Tahun pembangunannya;
• Semua dimensijembatan seperti panjang total danjumlah bentang;
• Dimensi, jenis konstruksi, dan kondisi komponen-korhponen utama setiap bentang
jembatan dan elemen jembatan secara individual;
1-4
• Data lainnya.
Data jembatan dikumpulkan dari berbagai j enis pemeriksaan yang berbeda dalam skala
dan intensitasnya, frekwensinya dan secara sifat masing-masihg elemen jembatan atau
pemeriksaan secara detail.
Jenis pemeriksaan yang utama dalam BMS adalah sebagai berikut :
• Pemeriksaan lnventarisasi;
• Pemeriksaan Detail;
• Pemeriksaan rutin.
Sebagai tambahan, Pemeriksaan Khysus juga dilaksanakan dalam BMS.
1.3.1.1.Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan Inventarisasi dilakukan pada saat awal BMS untuk mendaftarkan setiap
jembatan ke dalam database. Pemeriksaan inventarisasi juga dilaksanakan jika pada
jembatan yang tertinggal pada waktu database BMS dibuat. Selanjutnya pada jembatan
baru yang belum pernah di catat, pemeriksaan inventarisasi dilaksanakan sebagai bagian
dari Pemeriksaan detail. Pelintasan Kereta Api, penyeberangan sungai, gorong-gorong dan
lokasi dimana terdapat penyeberangan ferri j uga diperiksa dan didaftar.
Pemeriksaan inventarisasi adalah pengumpulan data dasar administrasi, geometri, material
dan data-data tambahan lainnya pada setiap jembatan, termasuk lokasi jembatan panjang
bentang dan jenis konstruksi untuk setiap bentang. Kondisi secara keseluruhan diberikan
pada komponen-komponen utama bangunan atas dan bangunan bawah jembatan.
Pemeriksaan inventarisasi dilakukan oleh inspektur dari Dinas/Sub Dinas atau Cabang
Dinas Bina Marga yang sudah dilatih atau oleh seorang sarjana yang berpengalaman
dalam bidang jembatan.
Pemeriksaan Detail dilakukan untuk mengetahui kondisi jembatan dan elemennya guna
mempersiapkan strategi penanganan untuk setiap individual jembatan dan rnembuat
urutan prioritas jembatan sesuai dengan jenis penanganannya.
Pemeriksaan detail dilakukan paling sedikit sekali dalam lima tahun atau dengan interval
waktu yang lebih pendek tergantung pada kondisi jembatan. Pemeriksaan Detail juga
dilakukan setelah dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi atau pekerjaan perbaikan besar
jembatan, guna mencatat data yang baru, dan setelah pelaksanaan konstruksi jembatan
baru, untuk mendaftarkan ke dalam database BMS dan mencatatnya dalam format
pemeriksaan detail.
Untuk melaksanakan pemeriksaan detail, struktur jembatan dibagi dalam suatu hierarki
elemen jembatan. Hierarki jembatan ini dibagi menjadi 5 level (tingkatan) elemen. Level
tertinggi adalah level 1, yaitu jembatan itu sendiri secara keseluruhan dan level yang
paling rendah adalah level 5 yaitu individual elemen dengan lokasinya yang tertentu
seperti tebing sungai sebelah kanan, tiang pancang ke 3 pada pilar ke 2 dan sebagainya.
Pemeriksaan detail mendata semua kerusakan yang berarti pada elemen jembatan, dan
ditandai dengan nilai kondisi untuk setiap elemen, kelompok elemen dan komponen
utama jembatan. Nilai kondisi untuk jembatan secara keseluruhan didapat dari nilai
kondisi setiap elemen jembatan.
1-5
Pemeriksaan detail ini dilaksanakan oleh lnspektur jembatan dari Dinas/Sub Drnas Bina
Marga yang sudah dilatih dan dibantu oleh staf dari Cabang Dinas apabila perlu.
Pemeriksaan rutin dilakukan setiap tahun sekali yaitu untuk memeriksa apakah
pemeliharaan rutin dilaksanakan dengah baik atau tidak dan apakah harus dilaksanakan
tindakan darurat atau perbaikan untuk memelihara jembatan supaya tetap dalam kondisi
aman dan layak. Pemeriksaan ini dilaksanakan diantara pemeriksaan detail.
Pemeriksaan rutin dilaksanakan oleh inspektur jembatan dari cabang Dinas Bina Marga
yang sudah dilatih.
Pemeriksaan khusus dilakukan apabila ada kerusakan jembatan yang tidak terdeteksi
akibat sulitnya medan .
Pemeriksaan khusus biasanya disarankan oleh inspektur jembatan pada waktu
pemeriksaan detail karena ia merasa kurangnya data, pengalaman atau keahlian untuk
menentukan kondisi jembatan. Pemeriksaan khusus juga dapat ditentukan dengan cara
proses BMS MIS.
Pemeriksaan khusus ini dilakukan oleh seorang sarjana yang berpengalaman dalam bidang
jembatan atau oleh staf teknik yang mempunyai keahlian dalam bidangjembatan.
1-6
1.4.2. Inspektur Jembatan Propinsi
1-7
1.5. PANDUAN PEMERIKSAAN. JEMBAT AN
1-8
BAB2
PEMERIKSAAN JEMBATAN
2. PEMERIKSAAN JEMBATAN
2.1. UMUM
Jernbatan tediri dari sejurnlah elemen yahg sal ing berkaitan satu dengan lainnya. Sifat-
sifatnya kompleks, tetapi untuk pemeriksaan, elemen yang ada dikelornpokkan kedalam
baberapa komponen sebagai berikut :
• AJiran sungai/Tanah tirnbunan rnencakup aliran sungai, tanah tirnbunan dan bangunan
pengarnan sungai;
• Bangunan Bawah mencakup pondasi, kepala jernbatan dan pilar;
• Bangunan Atas mencakup struktur bangunan atas, sistern lantai dan lantai kendaraan,
expansion joint, perletakan/landasan, sandaran dan perlengkapan.
Kornponen utarna dan elemen utama harus diperiksa pada waktu dilakukan pemeriksaan
jernbatan.
Pada waktu pemeriksaan inventarisasi clan pemeriksaan rutin, elemen tidak diperiksa
secara terperinci. Bagaimanapun juga, seorang inspektur harus rnerneriksa semua aspek
pada jembatan, jadi ia dapat mernpercayai bahwa data adrninistrasi, geometrik dan data
lainnya selain itu juga bahwa penilaian kondisi komponen utama jembatan adalah benar,
sehingga ia tidak mendapat masalah yang mengakibatkan jembatan rnenjadi tidak aman
dan memerlukan tindakan darurat. Hal-hal yang harus dilakukan para inspektur adalah:
• Amati jembatan dalam keadaan lalu-lintas penuh, untuk mendeteksi lendutan yang
berlebihan dan vibrasi yang timbul;
• Periksa kerusakan, kehilangan, perubahan bentuk, karat atau membusuknya elemen
dan menilainya;
• Periksa landasan dan penahan gempa;
• Periksa bagian bawah lantai beton jembatan terhadap retak yang terjadi, apakah
selimut beton cukup, adanya karat pada tulangan dan sebagainya.
2-1
• Periksa hilangnya, rusaknya atau membusuknya lantai kayu;
• Periksa dan teliti kualitas lapis permukaan lantai kendaraan/terutama pada bagian
expansion joint, agar dapat diidentifikasikan kerusakan yang berhubungan dengan
timbulnya gaya kejut yang berlebihan atau terhambatnya arus lalu-lintas;
• Periksa drainase pada lantai dan jalan pendekat, termasuk adanya tumbuhan dan
sampah yang menyumbat jalannya air;
• Periksa expansion joint dan penutup karet expansion joint bila ada;
• Periksa kerusakan, longgarnya, hilangnya atau berkaratnya sandaran;
• Periksa kerusakan pada balok ujung;
• Periksa perlengkapan jembatan seperti rambu-rambu, utilitas dan catatlah apabila
perlu;
• Periksa apakah ada scouring di sekitar kepala jembatan;
• Periksa apakah ada keruntuhan, longsor atau amblasnya timbunan;
• Periksa kondisi tiang pancang terhadap karat, retak akibat·busuk atau penurunan;
• Periksa pergerakan yang ada atau amblasnya kepala jembatan;
• Periksa keretakan beton dan pasangan batu pada tembok sayap, kepala/ jembatan
dan pilar;
• Periksa karat atau pembusukan pada kolom.
Daftar pemeriksaan yang ada pada bagian 2.3. jupa berlaku pada saat pemeriksaan detail.
Walaupun demikian diperlukan pemeriksaan terhadap semua level pada hierarki jembatan.
Kerusakan yang tercatat mungkin merupakan hasil dari masalah yang lampau, yang mana
harus ditemukan dan dikenali.
Bagian yang berikut menyimpulkan apa yang harus dilihat oleh para inspektur sebagai
tanda daripad kerusakan atau kesalahan selama waktu pemeriksaan detail, untuk tiga
komponen yang tertulis pada bagian 2.2.
Untuk lebih mendalam lagi meng~nai individual elemen dan kerusakan ini dapat dilihat
pada Bagian 2 Panduan Pemeriksaan Jembatan.
Kebanyakan keruntuhan jembatan disebabkan oleh scouring pada bagian bawah pondasi
daft kepala jembatan. Biasanya scouring, ditimbulkan oleh kecepatan aliran sungai yang
tinggi yang mengakibatkan tidak cukupnya bukaan sungai (panjangjembatan). Penggalian
galian C pada bagian hulu atau hilir sungai juga mengakibatkan terjadinya scouring di
sekitar pondasi jembatan, dan ini merupakan masalah yang besar pada sungai.
Ketidak tepatan perencanaan pondasi dan pelaksanaan, salah menentukan jenis pondasi
(seperti sumuran yang seharusnya tiang pancang), pondasi dikonstruksi terlalu tinggi
sebab sulitnya penggalian dan tidak tepatnya lokasi pilar juga dapat menyebabkan
terjadinya scouring.
Hal yang cukup berarti apabila ditemukan jenis-jenis kekurangan tersebut secara dini dan
dilakukan suatu tindakan untuk memperbaikinya guna menghindarkan keruntuhan
jembatan.
2-2
• Periksa apakah terjadi penurunan dasar sungai dan scouring di sekitar pondasi, kepala
jembatan, timbunan jalan pendekat dan bangunan pengaman scouring, serta
keterangan-keterangan tentang adanya pengambilan galian C;
• Periksa adanya penurunan yang tidak biasa atau kelongsoran pada daerah timbunan
jalan pendekat, terutama disekitar kepalajembatan;
• Periksa adanya tumbuhan yang berlebihan atau puing bekas jembatan lama yang
menghambat aliran sungai di bawah jembatan;
• Periksa tanda-tanda banjir atau adanya afflux di daerah bagian sebelah hulu jembatan
yang mungkin menandakan bahwa bukaan air tidak. cukup dan dapat mengakibatkan
scouring;
• Periksa kerusakan pada bangunan pengaman scouring;
• Periksa terjadinya erosi pada kepala jembatan.
Yang termasuk bangunan bawah adalah pondasi, kepala jembatan, tembok sayap dan
pilar. Untuk itu sudah dibuat suatu cara pemeriksaan, seperti dilak.ukannya pengujian
terhadap pergerak.an yang tidak biasa, timbulnya retak dan terjadinya kerusakan akibat
kecelakaan ysng mengakibatkan perubahan, tekuk atau lepasnya material yang berfungsi
struktur.
2.6.1. Pondasi
Hampir semua masalah pondasi disebabkan adanya pergerakan yang tidak terlihat. Pada
umurnnya pondasi mengalami sedikit pergerakan, yang mana apabila hal tersebut kecil
dan seragam, tidak akan mengakibatkan kerusakan pada struktur. Pergerakan yang besar,
terutama jika terjadi perbedaan pergerakan dapat mengakibatkan kerusakan pada semua
bagian struktur kecuali sudah diperbitungkan pada waktu perencanaan. Suatu pergerakan
dapat disebabkan karena adanya penurunan (seltlement) atau tidak berfungsinya pondasi,
scouring dan berubahnya tinggi air normal. A wal suatu pergerakan pondasi sangat sukar,
dikenali terkecuali mempunyai suatu alat yang dapat mendeteksinya. Biasanya tanda awal
gangguan ini dapat terlihat seperti adanya sesuatu yang aneh secara geometrik struktur,
pergerakan landasan dan expansion joint yang berlebihan, dan adanya retak pada kepala
jembatan, tembok sayap atau bagian ujung dari balok.
Masalah lain pada pondasi adalah menurunnya mutu material pondasi. Perlu diteliti lebih
lanjut pada tiang pancang kayu adanya serangan serangga dan jamur yang tumbuh. Pada
tiang pancang baja diperhatikan terjadinya karat dan pada tiang beton terhadap retak dan
pecah. Pada semua kasus, keadaan tiang pancang tergantung pada posisinya terhadap
kondisi tanah, dan tinggi muka air. Terutama pada daerah yang terpengaruh oleh pasang,
surut dan bertanah lunak biasanya mudah dideteksi dan diperiksa. Pemeriksaan dibawah,
muka air memerlukan tenaga khusus penyelam, dan pemeriksaan untuk kondisi dibawah
tanah memerlukan suatu alat khusus, untuk ini diperlukan pemeriksaan khusus.
Penurunan mutu semua jenis pondasi dapat dipertimbangkan dari keak.tifan dan kadar
kimia air tanah. Contoh air tanah kadang-kadang menunjukkan suatu yang
membahayakan, tetapi pemeriksaan secara visual tidak cukup menjarnin.
2-3
2.6.2. Kepala Jembatan dan Pilar
• Periksalah adanya retak pada hubungan antara tembok sayap atau pada kepala
jembatan itu sendiri, dan jarak yang tidak cukup antara tembok belakang kepala
jembatan dengan ujung balok atau diaphragma bangunan atas;
• Perhatikan apakah lubahg drainase dan lubang suling-suling dalam keadaan bersih dan
berfungsi;
• Periksa penurunan mutu beton pada daerah yang terpengaruh pasan surut dan drainase
jalan;
• Periksa adanya adukan mortar pasangan batu yang retak, tumbuhan liar rembesan air
melalui daerah retak, hilang atau hancurnya batu, rontok dan mulainya memburuk
mutu pasangan batu.
Diperlukah detail perencanaan bangunan atas pada waktu pemeriksaan apabila terdapat
lendutan yang berlebihan atau adanya perubahan bentuk, kerusakan akibat tertabraknya
salah satu batang diagonal. Secara rinci · sebaiknya dilihat dari segi struktur dan
materialnya.
• Beton yang rontok perlu perhatian khusus pada bagian J?erletakan/landasan yang
kemungkinannya terjadi kerusakan dikarenakan bagian ini menerima gaya gesek dan
juga tekanan yang besar.
• Retak - situasi arah/bentuk keretakan pada bagian utama seharusnya digambar,
sehinga dapat diteliti kekuatan dan kemampuan gelagar beton. Retak yang arahnya
diagonal (miring) menunjukkan adanya kegagalan karena gaya lintang, jika retak ini
vertikal maka ini menunjukkan bahwa adanya momen yang berlebihan. Ukuran dan
tempat retak harus dicatat dan usahakan mengetahui dalarnnya retak jika retak,
tersebut besar. Nasihat dari seorang engineer mungkin diperlukan dalam melihat dan
menentukan apakah retak tersebut merupakan retak yang berarti.
• Selimut beton selimut beton ini bialsanya diperiksa dengan cover meter tetapi kadang-
kadang terlihat bahwa selimut beton tersebut tidak cukup karena tampaknya karat
tulangan pada permukaan beton. Bahkan dalam keadaan yang ekstrim tulangan itu
sendiri yang terlihat.
• Jembatan beton pratekan harus diperiksa secara khusus dan kemungkinan kerusakan
yang harus diperiksa adalah sebagai berikut:
a. retak memanjang pada bagian flens kemungkinan disebabkan tidak cukupnya
tulangan melintang, sedangkan retak melintang pada balok menunjukkan
kehilangan gaya prategang yang cukup berbahaya atau salabnya posisi kabel
prategang.
b. beton yang rontok atau retak mungkin terjadi dekat lengkkungan pipa kabel akibat
tidak tertahannya gaya radial.
c. Sayangnya, detail yang penting yang berhubungan dengan balok beton pratekan
tidak dapat dinilai secara visual. Yang dimaksud adalah posisi dan kondisi kabel.
keseragaman dan kepadatan grouting dalam pipa kabel. Beberapa faktor ini masih
dapat diperiksa dengan mengebor lubang kecil ke dalam beton, tetapi biasanya
2-4
dengan teknik radiographi untuk mendapatkan data yang lebih baik (pemeriksaan
khusus).
• Hilangnya plesteran terutama pada bagian yang lemah dan ujung-ujung balok.
• Karat adalah faktor yang mempengaruhi kondisi struktur baja. Penting untuk
mengetahui besamya, lokasinya dan bentuk karat itu. Harus dilakukan usaha untuk
menilai besamya luas struktural yang masih bekerja dan mencari penyebab terjadinya
korosi. Hubungan antara struktur baja dengan pasangan batu, beton dan material
lainnya harus diperhatikan.
• Kondisi sistem pelindung - sistem pengecatan mengalami beberapa penurunan mutu
dan lebih menguntungkan bila kerusakan diketahui lebih awal sehingga usaha
perbaikannya akan lebih ringan. Selain mengadakan pemeriksaan sistem pemeriksaan
perlu juga diperhatikan apakah terdapat tumpukan kotoran yang memerlukan
pembersihan struktur secara keseluruhan.
• Patah (gompal) akan nampak sebagai pemisahan pada batang-batang/elemen dan
kemudahan untuk mendeteksi tergantung pada besamya patahan. Ini dimungkinkan
oleh beberapa sebab antara kelebihan beban, kegetasan, tegangan akibat korosai atau
kelelahan. '
• Retak biasanya terjadi pada bagian las dan bagian besi yang berdekatan yang
disebabkan oleh tegangan yang berubah-rubah dan tegangan yang terpusat. Bagian-
bagian dan sambungan yang menerima beban berat yang berubah-rubah adalah bagian
yang paling rawan. Kwalitas las yangjelek dan pembahan penampang yang mendadak
adalah bagian yang berpotensi mengalami masalah.
• Getaran yang berlebihan dan berbunyi - faktor-faktor ini secara sendiri-sendiri
mungkin tidak merupakan faktor perusak, terkecuali jika getaran tersebut
menyebabkan resonansi. Ini mempakan indikasi secara umum daripada kondisi
struktur, khususnyajika vibrasi dan bunyi meningkat sejak pemeriksaan terakhir.
• Perubahan bentuk dan lendutan perubahan dan lendutan yang berlebihan akibat suatu
beban adalah suatu indikator tentang kondisi dari suatu struktur. Suatu gerakan kecil
akibat dari beban berat lau-lintas biasanya akan mudah terlihat.
• Tekuk, melengkung dan bergelombang - istilah ini biasanya berhubungan dengan
perubahan bentuk yang terjadi pada batang yang mengalami tekanan. Jika tanda sangat
nyata hal ini akan mengurangi ketahanan batang terhadap gaya tekan.
• Baut dan paku kelling yang longgar - ini adalah jenis kerusakan yang memerlukan
pemeriksaan yang teliti untuk mengetahuinya terkecuaii jika ada gerakan atau suara
yang diakibatkannya. Biasanya retakan akan nampak pada lapisan cat diantara pelat
buhul dan batang utama, terutama dalam kasus sarobungan dengan baut gesek (friction
type).
• Aus yang berlebihan - dapat timbul pada bagian-bagian yang dapat bergerak, seperti
pen pada sambungan rangka.
• Kondisi perawatan pelindung - penurunan mutu akibat cuaca, bahan kimia danjamur.
Penurunan mutu yang disebsbkan oleh hal-hal tersebut dapat berupa tanda karat pada
pennukaan sampai pembusukan dari pada kayu, sebagi akibatnya kayu menjadi lunak,
2-5
keropos dan rapuh. Perhatian utama harus diberikan pada bagian sambungan, lubang
baut dan bagian penunjang.
• Serangan serangga - berbagai macam rayap, kumbang, semut dan penggerek dapat
menyerang kayu dalam berbagai keadaan lingkungan kebanyakan dari kerusakan
adalah pada bagian dalam dan untuk mengetahui tingkat kerusakannya diperlukan
pengambilan contoh dengan cara pengeboran.
• Kerusakan akibat api - kerusakan akibat api adalah nyata. Prosedur pemeriksaan
haruslahjuga meliputi identifikasi bahaya terhadap api.
• Kerusakan akibat kecelakaan-tabrakan yang keras biasanya menyebabkan pecah atau
hancurnya kayu.
• Getaran, lendutan dan perubahan bentuk yang berlebihan kayu yang baik biasanya
dapat menahan lendutan atau perubahan bentuk dengan baik dibawah beban yang
berlebihan sebelum timbul kerusakan atau kegagalan. Oleh karena itu bentuk geometri
kayu dapat memberikan petunjuk tentang cadangan kekuatannya.
• Longgar atau berkaratnya baut dan lubang yang tidak dipasak-Kerusakan ini mengarah
pada penurunan mutu yang bertahap dan harus dideteksi untuk penanganan perbaikan
secepatnya.
2-6
pernbagian beban antara bagian-bagian dan ini merupakan indikasi dari suatu tingkat
kegagalan pada hubungan antara kabel dengan elernen tertentu yang berpindah.
• Putusnya kawat-kawat dalam strands yang besar, yang mana biasanya terbungkus dan
terlindungi dari luar, akan sulit untuk dideteksi sampai munculnya suatu tanda yang
dapat terlihat dari luar. Meskipun demikian pada daerah angker kawat-kawat yang
tidak tertutup dapat dengan mudah diuji, dan ini akan menunjukkan apabila ada kawat
yang putus pada suatu jarak ditempat yang terbungkus/tertutup.
• Kondisi sistem pelindung harus diperiksa untuk menjarnin bahwa tidak ada bungkus
yang terlepas atau retakan dimana air akan dapat masuk dan menyebabkan karat pada
kabel utama. Bungkus kabel, sadel dan splay casting perlu diperiksa terhadap
kemungkinan masuknya air.
• Tegangan relatif pada pengggntung atau kabel pada jembatan gantung suatu
pemeriksaan tentang pembagian beban yang merata antara penggantung-penggantung
yang berdekatan dapat dilakukan dengan membandingkan perubahan sudut kabel pada
setiap ikatan kabel. Tetapi untuk mendapatkan indikasi yang tepat diperlukan suatu
alat khusus dalam pemeriksaan khusus.
• Retak - perlu disiapkan dan diinformasikan mengenai pola retak beserta ukuran,
penyebaran dan dalarnnya retak, diharapkan ada photo retak. Penyebab retak ada
beberapa, kadang-kadang penyebabnya jelas dari bentuk dan keadaan retak. Dalarn
keadaan lain penyebabnya kompleks dan hanya dapat dinilai setelah dipelajari dari
catatan yang ada dan gambar, yang berhubungan dengan perhituhgan. Retak dapat
juga rnerupakan suatu tanda dari suatu material dan pekerja, sebagai contoh retak
susut, tetapi dalan1 kasus yang lain, ini dapat rnerupakan suatu tanda di dalam struktur
yang berbahaya, yang dapat terjadi mulai dari kegagalan dari penulangan atau
penegangan tendon sampai gaya lintang pada perletakan dan pengangkeran.
Diperlukan psmeriksaan khusus.
• Aus - hal ini merupakan suatu hilangnya lapisan permukaan dan agregat secara
bertahap dan terus rnenerus. Dalarn dan ukuran dari kerusakan ini harus dicatat,
sehihgga dapat dipantau perkembangan dari kerusakan yang terjadi. Pada umumnya
sesuai dengan pengalarnan hal ini terjadi pada permukaan yang exposed terhadap
cuaca dan lalu-lintas, tetapi dapat terjadi dibagian mana saja.
• Kerontokan - adalah suatu hilangnya beton akibat hancurnya permukaan dan
disebabkan oleh mutu beton yang jelek atau berkaratnya tulangan yang menyebabkan
bertarnbahnya gaya di dalarn beton yang mengakibatkan retak dan kemudian rontok.
• Berkaratnya tulangan - hal ini sulit dideteksi pada tahap awal, tetapi secara bertahap
akan terlihat perubahan warna dari permukaan beton dan akhirnya beton akan rontok.
• Bocor - kebocoran atau merembesnya air melalui retakan dan rongga dalam beton
mungkin larutnya calcium hydroxide dan unsur-unsur material lainnya. Pengaruh ini
biasanya terjadi pada lantai beton yang lemah dan nyata dengan adahya noda.
permukaan yang mengembang atau adanya suatu lapisan. Dalarn waktu ini dapat
menyebabkan berkaratnya tulangan, sebab hilangnya secara bertahap kealkalinan
beton.
• Beton yang keropos dan tembus dapat menyebabkan masuknya air yang menyebabkan
berkaratnya tulangan.
• Ausnya permukaan lantai - jika lantai merupakan permukaan lantai kendaraan untuk
lalu-lintas, maka ini akan mengarah pada erosi dan tergosok.
2-7
• Perubahan bentuk, lendutan dan getaran yang berlebihan - faktor-faktor ini merupakan
suatu indikasi kondisi penunjang lantai atau kondisi lantai itu sendiri. Disarankan
dilakukan pemeriksaan khusus.
• Kerusakan akibat kecelakaan - hal ini berupa beberapa jenis termasuk kerusakan pada
jembatan layang akibat kendaraan yang tinggi, dan kerusakan setempat pada batang
rangka, expansion joint dan kerb yang diakibatkan oleh kendaraan.
• Akibat bahan kimia dipastikan pada daerah yang berlingkungan agresif, keadaan
permukaan beton akibat reaksi kimia menjadi rapuh. Bentuk penurunan mutu yang
sama dapat terjadi pada daerah yang berlingkungan tidak begitu agresif yang
diakibatkan oleh bahan yang cacat atau pekerjaan yang tidak baik.
Permukaan lantai kendaraan jembatan dapat terbuat dari beton, baja atau kayu, yang
memerlukan penggantian lapisan ausnya dan dapat memberikan gaya gesek yang baik.
Kerusakan biasanya adalah :
• Retak-retak dapat bermacam-macam bentuknya tergantung pada kondisi kegagalannya
dan karakteristik bahan permukaan lantai~ Bahan/material yang umurn dipakai, seperti
aspal, merupakan bahan yang thermoplastik dan mudah retak. Pada beberapa hal, retak
merupakan suatu indikasi dari kegagalan bahan permukaan lantai kendaraan,
disamping itu j uga merupakan indikasi pergerakan yang berlebihan atau menurunnya
mutu bagian bawah permukaan lantai kendaraan. Dengan berjalannya waktu,
terkupasnya bahan penutup permukaan pada bagian ujung dari retakan akan terjadi
dan resapan air akan mengakibatkan hilangnya ikatan antara lapisan penutup
permukaan dengan lantai.
• Perubahan bentuk yang berlebihan - hal ini terjadi karena pengaruh dari kombinasi
beban lalu-lintas dan cuaca panas. Jika terjadi perubahan bentuk yang berlebihan, hal
ini akan mengurangi kenyamanan dan dapat menambah beban dinamis dan getaran
akibat bergeraknya kendaraan.
• Terlepasnya ikatan bahan penutup permukaan lantai kendaraan terjadi sebab lemahnya
gesekan atau hilangnya lekatan pada bidang permukaan lantai. Hal ini akan mengarah
pada deformasi dan kadang-kadang tertumpuknya bahan penutup permukaan akan
membentuk satu gundukan.
• Licinnya permukaan lantai kendaraan disebabkan oleh gosokan roda kendaraan.
Semakin lama permukaannya akan bertambah licin dan penggantian lapisan
permukaan akan diperlukan untuk mengembalikan tahanan geseknya.
Expansion joint biasahya merupakan salah satu titik lemah dari jembatan yang mudah
rusak sebab kondisi jelek yang dialaminya.
Kerusakan utama yahg harus diperhatikan adalah :
• Longgar atau bergeraknya/bergeserhya expansion joint dan bagian-bagiannya ini
adalah kegagalan yang paling umum dan biasanya disertai dengan bunyi berderik dan
terlepasnya baut, komponen dari expansion joint dan dudukannya. Awal dari
longgarnya joint biasanya dapat dideteksi dengan adanya retak yang terjadi antara
joint dengan bidang permukaan didekatnya; Lambat laun beberapa retakan akan
terjadi pada permukaan itu sendiri. Lekatan atau ikatan ke bawah dari dudukan
2-8
biasanya dapat diperiksa dengan mendeteksi bunyinya ketika joint dipukul dengan
palu.
• Kebebasan bergerak ruang bebas dan alinyemen - harus terdapat cukup ruahg agar
supaya joint dapat berfungsi dalam temperatur yang ada. Ruang bebas dapat hilang
dikarehakan gerakan yang tidak terduga yang terjadi pada pondasi bangunan bawah
atau bangunan atas. Hal ini dapat terjadi juga akibat pemasangan joint yang salah.
Kerusakan ini dapat mengharnbat pergerakan joiht yahg mengakibatk:an timbulnya
tegangan pada struktur, atau renggang yang berlebihan pada joint sehingga
membahayakan lalu-lintas.
• Pergeseran joint yang berlebihan - bagian-bagian dari joint dapat bergeser satu sama
lain jika ini terlalu banyak hal tersebut dapat mengakibatk:an gaya kejut dari lalu-lintas
dan dapat juga membahayakan untuk kendaraan kecil dan kendaraan roda dua.
• Pembuangan air dari joint yang terbuka - kebanyakan dari joint direncanakan dengan
gap terbuka dimana air dan kotoran dapat masuk, dalam hal demikian sistem
pembuangan air yang baik harus diperiksa.
• Aspal penutup diatas Joint biasanya lapisan penutup ini mudah rusak dan
meningkatkan beban kejut.
Bentuk geometris dan kondisi landasan serta dudukan landasan mempakan indikator
penting tentang kondisi landasan tersebut dan kadang-kadang juga menunjukkan kondisi
urnum jembatan. Mereka biasanya terletak pada titik dimana pergerakan dapat terjadi,
oleh karena itu gerakan pada landasan biasanya cukup besar dan dapat diukur dengan alat
yang sederhana.
• Kondisi landasan dan pelat landasan - bagian-bagian ini harus bebas dari karat dan
kotoran yang dapat menghambat pergerakan dan menyebabkan gaya gesek yang
berlebihan antara bangunan atas dan bawah. Cukupnya bahan pelumas perlu diperiksa.
• Posisi dan alinyemen landasan, dan meratanya pembebanan diantara landasan-
landasan, harus diperiksa untuk memastikan bahwa ada kontak yang merata pada
bidang permukaan landasan tersebut dan bagian-bagiannya terpasang dengan baik.
• Landasan harus duduk dengan baik sehingga ada kebebasan untuk bergerak.
• Kekencangan baut angker dan murnya harus diperiksa.
• Beberapa karakteristik landasan elastomer memerlukan perhatian khusus. Ini harus
diperiksa terhadap pecah, sobek atau retak pada karet pembungkus bagian luarnya,
dan untuk penggembungan, serta distorsi yang disebabkan oleh tekanan yang
berlebihan atau geseran. Tanda-tanda pertama dari kegagalan elastomer biasanya
berbentuk retakan horisontal yang terjadi dekat pertemuan antara karet dengan lapisan
baja. Landasan juga harus diperiksa untuk gerakan rotasi bangunan atas yang
berlebihan yang mana biasanya dapat terlihat dengan perbedaan ketebalan pada bagian
depan dan belakang dan landasan.
• Dudukan landasan harus diperiksa untuk tanda-tanda dari pergerakan antara dudukan
dengan struktur penyokongnya. Hal ini penting khususnya jika dowel atau baut angker
tidak dipergunakan untuk memegang landasan elastomer tersebut.
• Duduknya bangunan atas pada landasan dan landasan pada bangunan bawah harus
diperiksa secara teliti untuk tanda-tanda retak. detail biasanya terjadi akibat dari
konsentrasi beban pada bagian tepi dan dapat mengurangi daya kerja dari dudukan dan
rusaknya struktur.
2-9
• Landasan geser sederhana dipergunakan pada kebanyakan jembatan-jembatan lama
yang akan menjadi sulit bergerak karena usianya, dan jika bahannya terbuat dari timah
hitam atau bitumen landasan ini mungkir tidak berfungsi sama sekali. Dalam hal ini
kemungkinan terjadinya retakan atau gompalan pada beton pada daerah dudukan dari
landasan.
• Kerusakan akibat gaya kejut lalu-lintas. Sifat dan tingkat dari kerusakan harus dicatat
dan berbagai komponen harus diperiksa secara teliti untuk tanda-tanda kerusakan.
• Korosi - sandaran dan pagar pengaman akan sering menerima semprotan air kotor dari
jalan, sehingga berada dalam lingkungan yang sangat korosif. Kondisi dari lapisan
pelindung harus diperiksa untuk melihat kemungkinan tanda-tanda kerusakan atau
korosi. Perhatian khusus hendaklah diberikan kepada bagian dasar dari tiang
penyangga.
• Kekencangan baut harus diperiksa dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk
memuai.
• Kwalitas dari las - harus diperiksa untuk menjamin bahwa sambungan tersebut cukup
baik dalam menyalurkan gaya-gaya.
• Kondisi tanda-tanda pembatas dan utilitas harus diperiksa.
2.7.11. Drainase
Drainase merupakan suatu bagian penting yang harus diperiksa karena air yang terjebak,
tergenang, mangalir atau menyemprot dapat menyebabkan kerusakan dengan barjalannya
waktu danjuga membahayakan lalu-lintas.
Kerusakan utama yang hams diperiksa:
• Tanda air pada balok, pelat, pilar dan kepala jembatan mungkin menunjukkan pipa
yang bocor, selokan yang tersumbat atau sistem drainase yang tidak memadai.
• Tersumbat atau tidak memadainya saluran terbuka dan pipa akan nyata dari air yang
tergenang disekitar lubang pembuangan (inlet) setelah hujan besar. Tanda air pada
beton menunjukkan tentang tidak memadainya saluran.
• Lu bang pembuangan (outlet) harus diperiksa untuk meyakinkan bahwa air buangan
tidak memancar pada komponen jembatan yang lain dan tidak menyebabkan erosi
pada tanah timbunan.
• Pipa yang rusak pipa-pipa harus diperiksa untuk kemungkinan kerusakan atau
kebocoran. Tanda air dan terkumpulnya kotoran menunjukkan adanya masalah.
• Kemiringan permukaan dan lantai pembuangan air ke selokan barns diperiksa untuk
meyakinkan bahwa kemiringannya cukup bail< dan tidak terganggu dengan pelapisah
ulang.
• Drainase jalan - air tidak boleh dibuang sehingga menyebabkan erosi.
2- JO
BAB3
BAB3
Guna pencatatan dalam database jembatan di BMS, yang dimaksud dengan jembaian
adalah j embatan lintasan basah, lintasan kerata api, lintasan ferry, gorong-gorong, yang
memiliki ukuran panjang total atau le bar rentang (dalarn hal gorong-gorong) labih dari 2
meter.
Nomor Jembatan pada umumnya terdiri dari 9 (sembilan) angka yang khas untuk masing-
masingjembatan. Contoh dapat dilihat dalam Gambar 3.1.
Kadang-kadang Nomor Jembatan mempunyai nomor tambahan dalam bentuk Akhiran
Ruas Jalan (link suffix). Akhiran ruas jalan ini dipakai bilamana ruas jalan j embatan telah
dibagi-bagi dalam Sistem Manajemen Jalan Antar kota, atau " Interurban Road"
Management System (IRMS), sehingga jumlah lalu-lintas dapat dihitung dengan lebih
teliti untuk masing-masing bagian atau sublink (lihat Bagian 3.2.1.)
Nomor Jembatan
I I I I I I I I
7 0 0 I 2 0 0 2 4
I I 2
Nomor jembatan menunj ukkan urutan posisi j embatan sepanjang ruas jalan tersebut.
Dua angka pertama menunjukkan Propinsi.
Tiga angka berikutnya menunjukkan Ruas Jalan
Tiga angka berikutnya manunjukkan Nomor Urut Jembatan.
Jembatan diberi nomor secara urut, dimulai dari jembatan yang paling dekat dengan awal
dari Ruas Jalan yang diberi Nomor Urut Jembatan 001.
Angka terakhir dalam kesembilan angka pada nomor jembatan tersebut (Akhiran)
menunjukkan jembatan tambahan yang sudah dibangun, jembatan yang sebelumnya tidak
terdaftar karena tertinggal dalam pendataan, dan juga menunjukkan jembatan yang
diduplikasi, misalnya pada jembatan yang barada pada dua jalur yang terpisah. Akhiran
ini dapat berupa angka atau huruf (Lihat Bagian 3.2.2 dan 3.2.3).
Nomor Propinsi, Nomor Ruas Jalan dan Nomor Akhiran Ruas Jalan diambil dari IRMS
dan dapat dilihat dalam laporan IBMS-IRI-Laporan Data Ruas Jalan dan Laporan Lalu
Lintas.
Penggunaan Akhiran Ruas Jalan untuk menunjukkan bagian ruas jalan dimulai beberapa
tahun setelah database jembatan selesai, dan akhiran ruas jalan ini tidak mudah
digabungkan, pada tempat yang tepat, dengan sembilan angka nomor jembatan yang
3-1
sudah ada, yaitu bersebelahan dengan Nomor RUBS Jalan. Oleh karena itu nomor ini
digabungkan secara terpisah dan ditambahkan pada akhir dari sembilan angka yang ada.
Semua laporan perneriksaan hams rnenggunakan Nornor Akhiran Ruas Jalan yang benar;
kalau tidak, BMS MIS tidak akan menghasilkan data IRMS yang benar untuk jernbatan
tersebut. Akhiran Ruas Jalan sudah dialokasikan pada sernua jembatan dalam database.
Setiap bagian ruas rnerniliki titik awal dan titik akhir kilometer. Km lokasi jembatan
(Lihat; Bagian 3.3.) harus dicatat dengan benar supaya sesuai dengan Akhiran Ruas Jalan.
Jika lokasi km jembatan berada di luar batas km untuk bagian ruas jalan, maka BMS MIS
tidak akan mengenal jembatan tersebut.
Bagian ruas jalan dalam daerah perkotaan rnemiliki dua huruf dan angka Akhiran Ruas
Jalan dalam bentuk Kl, K2 dan seterusnya. Kadang-kadang bagian ruas di dalam IRMS
tidak terletak dalam ruas jalan tersebut. Bagian-bagian ruas tersebut mungkin berupa j alan
pintas atau j alan cabang dari ruas jalan utarna, seperti terlihat dalam Gambar 3.2.
Pada pemeriksa harus berkonsultasi dengan BMS. Supervisor bila menghadapi masalah
dalarn penomoran Akhiran Ruas Jalan.
PROVINCE No. S7
LINK No. 26
1,:
, ----.... '
.. '
1 w t\lt e1191n \
I
I
\
\ ..... _
'
E/ld o l Ul'\lt
Gambar 3.2
Penggunaan akhiran ruas jalan untuk menunjukkan pada suatu ruas jalan
Jembatan tarnbahan dan yang belum tercatat diberi tanda dengan tambahan nomor
(dengan angka)
Nornor akhiran ini disarankan merupakan jarak antara Jembatan tambahan dan Jembatan
sebelumnya yang telah tercatat dan letaknya paling dekat dengan awal ruas jalan, dan
diungkapkan sebagai perbandingan jarak antara Jembatan tarnbahan dengan jarak
jembatan sebelum dan sesudahnya yang telah tercatat.
Nomor tambahan memiliki nilai nornor bulat antara 1 dan 9; oleh karena itu, dapat
dimasukkan maksimum sembilan Jembatan tarnbahan antara dua Jembatan yang telah
tercatat sebelumnya.
3-2
Jembatan-jembatan tambahan diberikan Nomor Urut Jernbatan yang sama dengan
jembatan di sebelah Jembatan yang telah tercatat sebelumnya yang letaknya paling dekat
dengan Jembatan sebelumnya.
Dalam Gambar 3.3, Jembatan-jembatan diatas S. Satu, S. Dua, Jalan Kereta Api dan Jalan
Besar telah tercatat sebelumnya dalam Database BMS, oleh karena itu telah memiliki
Nomor Jembatan yang berurut (001 sampai 004).
Suatu jembatan tambahan (S. Tambahan) ditemukan diantara S. Dua dan Jalan Kereta Api
sesudah Database BMS awal ditetapkan. S. Tambahan diberi nomor tambahan 4, karena
jarak antara S. Tambahan dan Jembatan sebelumnya yang terdekat dan Jembatan,
sesudahnya (Jembatan Kereta Api) adalah empat per sepuluh dari jarak antara S. Dua dan
Jembatan Jalan Kereta Api.
- : .. . ....
PROVINCE 70 I .: ·. . ·_End.. of\ .
[
·
. .°6 Link 0.~2
.,
~ . .
· - ~~'
o ·
er
Gambar 3.3
Penomoran Jembatan
Nomor Jembatan untuk kelima jembatan pada Ruas Jalan 012 dalam contoh ini dapat
dilihat dalam Gambar 3.4.
S. Satu
OJ
S.Dua
OJ
S. Tambahan
(addition al bridge)
7 0 0 1 2 0 0 2 4
OJ
3-3
KeretaApi
I, I I I I I I I I I
0 0
rn
l 2 0 0 3 0
Jalan Besar
I I I I I I I I I I rn
7 0 0 l 2 0 0 4 0
Gambar 3.4
Penggunaan Nomor Tambahan untuk Penomoran Jembatan Tambahan
Jembatanjalan raya yang melintas diatas j alur kereta api dicatat seperti biasa.
Jembatan jalan raya yang melintas diatas jalan dicatat pada ruas jalan yang berada diatas
jalan.
Jembatan kereta api yang melintas diatas jalan biasanya merupakan tanggung jawab
Perusahaan Jawatan Kereta Api, dan tidak dicatat ke dalam Database BMS. Bila terdapat
keraguan mengenai tanggung jawab akan suatu jembatan termasuk lintas alas kereta api,
Inspektur Jembatan harus berkonsultasi dengan BMS Supervisor.
Bila suatu jalan digandakan, misalnya di badan jalan yang ganda, biasanya dibagian
jembatan yang terpisah pada masing-masing badan jalan di atas sungai atau jalur kereta
api. Contoh dapat dilihat dalarn Gambar 3.5
Jembatan yang digandakan diberi tanda dengan suatu akhiran berupa abjad.
Akhiran A Digunakan untuk jembatan di jalur sebelah kiri, yang dilintasi oleh
kendaraan yang berjalan menjauhi awal dari ruas jalan.
Akhiran B Digunakan untuk jembatan di jalur sebelah kanan
IPROPINSI 70 I
a6t. 70.01 s:oo2.A Jbt. 10.0·16.oc3
Gambar 3.5
Penggunaan Nomor Tambahan Abjad untuk Penomoran Jembatan yang Digandakan
3-4
3.3. LOKASI JEMBAT AN
Dalam arti jarak, jembatan dibangun dari Kota Asal yang biasanya merupakan awal dari
suatu Ruas Jalan. Setiap Kota Asal diberi Kode abjad berjumlah tiga huruf, misalnya,
JKT, BDG, dan seterusnya. Jarak diukur dalam kilometer, biasanya dengan menggunakan
odometer kendaraan.
Setiap jembatan hanya boleh dicatat satu kali saja. Pada awalnya, setiap pemeriksaan
dimulai dari Kota Asal dan jembatan diperiksa secara urut sepanjang ruas jalan tersebut,
untuk menghindari pencatatan ganda. Angka yang tertera pada odometer dicatat pada titik
awal di Kota Asal. Angka pada odometer dibutuhkan untuk menentukan lokasi jembatan.
Bila jembatan akan ditambahkan pada database, jaraknya dapat diukur dari jembatan atau
patok kilometer yang sudah ada, dan jarak dari Kota Asal dapat dihitung.
ruas as:al
C:alam Km
Gambar 3.6
Lokasi Jembatan
Untuk mencatat kondisi komponen utama dari suatu jembatan atau mencatat lokasi
masing-masing elemen atau sekelompok elemen yang cacat, mutlak diperlukan suatu
sistem penomoran pada komponen dan elemen jembatan.
Tiga komponen utama digunakan untuk membantu menentukan lokasi elemen dan elemen
yang cacat.
Ketiga komponen tersebut adalah kepala jembatan pilar dan benteng, yang diberi kode
abjad-angka misalnya, Al, Pl, B2, Kode-kode ini digunakan pada semua jenis
pemeriksaan.
Komponen-komponen utama masing-masing diberi nomor secara urut, dimulai dari
komponen yang terdekat dengan Kota Asal, seperti dapat dilihat dalam Gambar 3.7.
3-5
. .,............... .
: ARAH
1 1· 82 .1 3 MIAS.
Gambar 3.7
Penomoran Komponen Utama
~ X ( Arah Memanjang )
Gambar 3.8
Penomoran Elemen
Elemen-elemen dalam arah memanjang diberi nomor secara urut, dimulai dari elemen
yang terdekat dengan kepalajembatan l (A l ) seperti terlihat dalam Gambar 3.9.
3-6
B3.5.2.2
Connection
Gambar 3.9
Penomoran Elemen - Arah Memanjang
Elemen-elemen dalam arah melintang diberi nomor dari ki ri ke kanan bila dilihat dari arah
meninggalkan A 1 seperti terlihat dalam Gambar 3 .10.
P2 A2
link Direction
Gambar 3.10
Penomoran Elemen - Arah Melintangh
Penomoran dalam arah vertikal biasanya hanya berlaku pada bagian-bagian dari suatu
elemen struktur secara individual, misalnya dalam suatu struktur rangka. Bagian-
bagian'ini diberi nomor dari atas ke bawah seperti terlihat dalam Gambar 3.11.
8 3.5.2. 2
Gambar 3.11
Penomoran Elemen - Arah Vertikal
3-7
3.5. URUT AN PEMERIKSAAN
Semua pemeriksaan seharusnya diawali dari sebelah kiri kepala jembatan 1 (A 1). seperti
terlihat dalam Gambar 3.1 2.
AAAH
RUAS
Gambar 3.12
Urutan Pemeriksaan
Urutan ini berlaku baik untuk jembatan berbentang tunggal atau lebih, dengan kepala
jembatan dan bentang akhir yang harus diperiksa sebelum bentang tengah. Urutan
mungkin perlu dirubah sesuai dengan jembatan-jembatan yang berbeda-beda karena
masalah akses, masalah lalu lintas, dan karakteristik lokasi pilar serta sungai.
3-8
BAB4
PEMERIKSAAN INVENTARISASI
DAFTARISI
BAB4
4. PEMERIKSAAN INVENTARISASI
4.1. UMUM
4.1.1. Personalia
4.1.2. Peralatan dan Material
4.1.3. Material Acuan
4.1.4. Urutan Pemeriksaan
4.1. UMUM
4.1.t. Personalia
4-1
4.1.3. Material Acuan
Data administrasi dicatat dalam kotak-kotak pada Halaman 1 dan 3 dari Laporan
Pemeriksaan, seperti yang terlihat dalam Gambar 4.1. Kotak-kotak pada kedua halaman
harus diisi, karena masing-masing dapat diphotokopi dan digunakan selanjuntnya untuk
tujuan-tujuan yang berbeda.
4-2
Ruas Tambahan
Nama Jembatan Ca bang
Dari Km
No. Jembatan
I I I I I I I I 11 []]
Gambar 4.1.
Data Administrasi
Nomor Jembatan
Nama Jembatan
Nama Jembatan mungkin tertera pada suatu pelat nama yang tetanam di parapet tepi atau
lonengan atau mungkin dapat diperoleh dari survai-survai sebelumnya. Bila tidak
diketahui, nama jembatan dapat ditentukan dengan menanyakannya pada penduduk
setempat. Demi keakuratan, sebaiknya tanyakan nama jembatan pada kelompok orang
secara terpisah. Bila lebih dari satu j embatan memiliki nama yang sama, gunakan
tambahan nama kampung atau desa di mana jembatan tersebut berada. Pastikan, ejaannya
benar.
Ca bang
Cukup jelas
Lokasi Jembatan
Lokasi Jembatan Uarak dari Kota Asal dalam kilometer) ditentukan seperti dalam Bagian
3.3
Tanggal Pemeriksaan, Nama /nspektur, NIP
4-3
4.2.2. Jenis Lintasan dan Data Geometris
Data ini dicatat dalam kotak-kotak pada Halaman 3 dari Formulir Laporan Pemeriksaan,
seperti yang terlihat dalam Gambar 4.2.
Jenis Lintasan
Jumlah bentang
Center, S, KA, JN, L
Gambar4.2.
Jenis Lintasan dan Data Geometris
Jenis Lintasan
S Sungai
KA Kereta Api
JN Jalan
L Lain
Jumlah Bentang
Panjang total adalah panjang jembatan yang diukur dari expansion joint ke expansion
joint pada kepalajembatan seperti terlihat dalam Gambar 4.3. Panjang total dicatat dengan
toleransi 0, 1 meter yang dikur sepanjang as jembatan.
4-4
Length
~: _ _s._pa_n-~~f, Span .
'·
II
----------------~------~r--~~~~------------_,;
_,_
, !J_
I
Length
.,.!
1: Span
~ 1~
Sp an
~!
I
Gambar 4.3
Pengukuran Panjang Total dan Panjang Bentang pada Jembatan
Pelengkung merupakan kasus khusus dan diukur seperti terlihat dalam Gambar 4.4
4-5
r f.:,1. 1.:.1.r 1.J::if . r::1 ·r 1
~ :. :;. ,~./~'\(~'....
)~;::0J ~ :~;; 1
'J:: . ./ \ I \ ...
I I I II ~I
II .- 5 ---1, •- S
L
-
••
-
s- I I
,,f~',§9.-~J9?=3~
iFi ~ '-Ell
Gambar 4.4
Pengukuran Panjang Total dan Panjang Benlang Jembatan Pelengkung
4-6
Bila as kepala jembatan tidak tegak lurus terhadap as jalan, jembatan disebut jembatan
bersudut Sudut miring adalah sudut antara as pilar/kepala j embatan dan garis tegak. lurus
terhadap as jalan.
Sudut miring dapat bersifat positif atau negatif seperti terlihat dalam Gambar 4.5 .
\ . \Jc I":}(
I
\
\
\
I
I -·
\ \
-4-TO \ LIN K ~.
SA SE T OWN \
\
\
'. .
. ·-
\
\
\
·r---·
DIRECTIO N
- -·---"\'·
\
\
·-:--·\1· \
\
\
\
\
' '
Gambar 4.5.
Sudut Miring pada Jembatan
Bila suatu jembatan berupa busur lengkung dibangun di atas tikungan, j embatan tersebut
bukan jembatan miring dan dicatat sebagai jembatan busur dalam tikungan atau BK.
Gambar 4.6 memperlihatkan suatujembatan busur ditikungan.
·-
Jembatan pada
suatu lengkungan
Gambar4.6.
Jembatan Busw· di Tikungan
Tahun Pembangunan
4-7
Informasi ini mungkin sudah tersedia pada pelat nama. Kadang-kadang tahun konstruksi
dicatat pada balok ujung atau bagian bawah rangka ujung. Bila tidak, mungkin penduduk
setempat dapat membantu. Perkiraan tahun konstruksi dapat dicatat bila tidak ada
informasi yang tcrsedia.
Secara historis, hanya dua komponen utamajembatan, yaitu Bangunan atas dan Bangunan
bawah, yang dipertimbangkan dalam Pemeriksaan Inventarisasi. Untuk tujuan
Pemeriksaan Detail, diputuskan bahwa komponen utama ketiga, yaitu aliran sungai/tanah
timbunan, untuk pengelompokkan elemen jembatan. Tetapi, demi menjaga konsistensi
analisis data, Bangunan Atas dan Bangunan Bawah hanya dipertahankan sebagai
komponen utama untuk Pemeriksaan Inventarisasi.
Data mengenai kelima komponen utama dari Bangunan Atas dan Bangunan Bawah,
seperti diuraikan dalam sub-bagian 4.2.3.b, dikumpulkan selama Pemeriksaan
Inventarisasi.
Laporan Pemeriksaan Inventarisasi memungkinkan data sebanyak 10 bentangan jembatan
dicatat pada formulir dalam satu lembar kertas seperti terlihat dalam Gambar 4.7.
Gunakan lembar lain bila terdapat lebih dari 10 bentang
~ --..T-.mu.W......
lll7.u31MlllPSQalMM UMUM
llll.D':1'llaAT IDCA 1'00aAM
.
LAl'ORAN l'EMERIKSMN INVE.NTAlUSASI JEMBATAN .
IDG>.TAH -c
..........-
I I I I I
_
No..~
....
_~,,
a.-
___.... 71,H"'-'t
iolftJ>(~~I/
i.-wi-llf
loUzl~
r.,_1~
""'1
~~-"'- --- 1-t.m
"'" roAM.IWM,,,,_
1'o*>J,.,,,,,,., (•)
~(')
..... ,
a-. ._ -. ...... ...... a._ ·- """""' , ,...It···-~
LcW L.w ...,,~NM<
i..- s~
llo. Laoai iT- TIM Alli K-"i ~ a... a.,,_ IC..- ~ lie. W.00 ic.- IC......
6a'l
ic-m-
,_, a-.
a c , , , IC. . ~
r;
I
(la)
""' A II II II II -Hor
lr-.J,.161/
D II II
2 I
3
4 , 2
3
...
s I 4
•
7
L
A
s
•
I /( 7
'
10 ,
I
·.
r.,-1611
C -:
Gambar 4.7
Data Bentang dan Komponen Utama
4-8
a. Data Bentang
Lebar Trototr = T, +T 2
Gambar 4.8.
Pengukuran Lebar antar Jalan dan Lebar Tempat Pejalan Kaki
:~/...-~~----~,~~--
!---------~
,~--..
·.
.,,.,, .. ' \'\.
I
,. ...
'Tl~I .
.ruang bebas ~~:~
Gambar4.9.
Ruang Bebas Lalu Lintas Vertikal
4-9
b. Jenis Komponen dan Data Material
Data ini dicatat untuk lima kornponen utama dari bangunan atas dan bangunan bawah
dalam setiap bentang jembatan, sebagai berikut :
Bangunan atas:
Bangunan Bawah:
• pondasi
• kepala jembatan dan pilar
Selain itu, sumber atau negara asal dari bangunan atas dicatatjuga bila sesuai.
Data ini dicatat dengan menggunakan kode abjad yang terdaftar dalam Halaman 2 dari
Laporan Pemeriksaan lnventarisasi, dan seperti yang terlihat dalam Gambar 4.10.
Gambar 4.10.
Kode untuk Komponen Bangunan Atas dan Bangunan Bawah
4-10
Bangunan Atas
M = KOM?OSIT P:::PLAT
i l I r'
L = BALOK PCLENGKUNG
I R= n.'\l~GKA
I_,,@./~tZ~~!~,_
W :: UNi;\S:.:1 BASAH
Gambar 4.11
Jen is Bangunan Atas.
4-11
Sesudah pendaftaran dalarn database, BMS-MIS menggabungkan kode Jenis, Material
dan Sumber menjadi kode yang terdiri atas 3 huruf yang menunjukkan jenis bangunan
jembatan atau jenis lintasan untuk digunakan dalarn laporan BMS, misalnya :
Sandaran
Sandaran rnencakup pegangan· tangan, pagar pengaman, dan tiang sandaran. Kode
material untuk sandaran sendiri dicatat dalam kolom pertama dan kode material untuk
tonggak dicatat dalarn kolom kedua.
Bangunan Bawah
Pondasi
Pada umumnya, Jenis pondasi tidak dapat ditentukan di lapangan, terkecuali bi la pondasi
telah terlihat akibat scouring dan dasar sungai kering.
Informasi mungkin dapat diperoleh dari gambar rencana atau catatan konstruksi. Bila
tidak ada informasi, kosongkan bagian untuk ini. Bila ada, pilih kode dari Kolorn D dalam
Gambar 4.10.
Hal yang sama berlaku juga untuk Material. Bila informasi dapat diperoleh, pilih kode
dari Kolom B.
.Jenis kepala jemhatan dan pilar yang lazim ditenukan dapat dilihat pada Gambar 4.12.
Kode diambil dari Ko lorn E dalam Gambar 4.10.
Material kon~truksi dapat dengan rnudah ditentukan melalui pemeriksaan visual.' Kode
diambil dari K6lom B.
4-12
Pa.AR
l<EPAl.A JEMBATAN
A• Cop B - Dindl ng Penuh l< ~ Kcpala Jembatan KhUsin
~bQ ~
Lk~~
Gambar 4.12
Jenis Kepala Jembatan dan Pilar
4-13
Tanda Kondisi lnventarisasi menjadi sama dengan Tanda Kondisi Jembatan untuk
perbandingan dengan jembatan-jembatan yang telah menjalani Pemeriksaan Detail.
- contoh: scour sedikit, karat pada pennukaan, pagar kayu yang longgar
kondisi kritis
Nilai Kondisi 4 - (kerusakan serius yang membutuhkan perhatian segera)
4-14
BABS
PEMERIKSAAN DETAIL
DAFTARISI
BABS
5. PEMERIKSAAN DETAIL
5.1. UMUM
5.1.1. Personil
5.1.2. Peralatan dan Material
5.1.3. Bahan Acuan
5.1.4. Pemilihan Jembatan untuk Pemeriksaan secara Detail
5.1.5. Urutan Pemeriksaan
BABS
S. PEMERIKSAAN DETAIL
S.1. UMUM
5.1. 1. Personi I
5.1.2. Peralatan dan Material
5.1.3. Bahan Acuan
5.1.4. Pemilihan Jembatan untuk Pemeriksaan secara Detail
5.1.5. Urutan Pemeriksaan
5.1. UMUM
Pemeriksaan secara mendetail dilaksanakan untulc menilai secara akurat kondisi suatu
jembatan. Semua komponen dan elemen jembatan diperiksa dan kerusakan-kerusakan
yang berarti dikenali dan didata.
Secara lebih khusus, Pemeriksaan secara Detail dilakukan untuk :
• mengenali dan mendata semua kerusakan penting elemen jembatan;
• menilai kondisi elemen dan sekelompok elemen jembatan, dengan secara obyektif
menentukan suatu Nilai Kondisi;
• melaporkan apakah Tindakan Darurat dibutuhkan dan alasannya;
• melaporkan apakah suatu Laporan Khusus dibutuhkan dan alasannya;
• melaporkan apakah pemeliharaan rutin yang balk sedang berlangsung.
Data dari Pemeriksaan secara Detail dimasukkan dalam Database BMS. BMS MIS
mampu memproses data tersebut dan menganjurkan pemeliharaan setiap jembatan secara
keseluruhan yang dapat mengembalikan jembatan tersebut ke suatu kondisi tertentu dan
dalam tingkat layak layan.
5.1.l. Personil
Paling kurang dibutuhkan seorang lnspektur Jembatan Propinsi untuk melaksanakan suatu
Pemeriksaan secara Detail terhadap suatu jembatan, dengan dibantu oleh seorang
inspektur yang terlatih atau lebih dari Dinas, sub-Dinas, atau Cabang Dinas Bina Marga.
Asisten dan tenaga kerja lainnya mungkin dibutuhkan tergantung_ dari situasi dan kondisi,
seperti lokasi jembatan, kompleksitas struktur dan kondisi lalu lintas.
5-1
• parang
• palu
• obeng
• pelampung dan batu duga
• sikat baja
• sapu kecil
• kaca
• pisau saku
• busur derajat
• pengukur lebar retak
• penggaris
• jangka lengkung kedalam dan ke luar
• pahat
• seperangkat fee ler gauge
• seperangkat kunci pas
• linggis
• tangga
Peralatan Kearnanan :
• rompi den topi pengaman
• tanda/rambu
• kerucut lalu lintas
• rompt apung
• tali pengikat
5-2
5.1.4. Pemilihan Jembatan untuk Pemeriksaan secara Detail
Pemeriksaan secara Detail pada umumnya dilaksahakan maksimum dalarn jangka waktu
lima tahun. Pak.et Laporan Pemeriksaan secara Detail IBMS-DI2 dikeluarkan oleh BMS,
yang menggunakan kriteria berikut ini untuk Memilih jembatan yang harus diperiksa :
• Nilai Kondisi 3 atau lebih tinggi, dan Laporan Pemeriksaan secara Detail
sebelumnya yang dikeluarkan lebih dari dua tahun yang lalu;
• Pemeriksaan secara Detail sebelumnya yang dilak:ukan 4 tahun yang lalu, dan
• Pekerjaan jembatan besar yang baru diselesaikan, dan Pemeriksaan Detail
kemudian dibutuhkan untuk menetapkan data inventarisasi dan kondisi yang baru.
Jembatan tidak dipilih untuk Pemeriksaan secara Detail bila panjangnya kurang dari 6
meter, atau tidak ada dalam Program Kerja yang terbaru. Lintasan basah tidak di periksa.
Sesudah Paket Pemeriksaan secara Detail selesai, Laporan Data Inventarisasi terbaru
IBMS-BDl dan Laporan Pemeriksaan secara Detail IBMS-BD3 sebelumnya dapat
dipersiapkan untuk setiap jembatan yang tercantum di dalam Pak.et, untuk digunakan
dalam Pemeriksaan.
5-3
5.2. Sistem Pemeriksaan secara Detail
5.2.1. Umum
Dasar dari Sistem Pemeriksaan secara Detail adalah penilaian kondisi elemen dan
kelompok elemen menurut keadaannya dan keseriusan dari kekurangan/ kelernahannya.
Untuk tujuan Pemeriksaan secara Detail dan evaluasi dari kondisi jembatan secara
menyeluruh, struktur suatu jembatan dibagi atas hierarki elemen yang terdiri atas 5 level.
Level tertinggi adalah Level 1, yaitujembatan itu sendiri, dan level terendah adalah Level
5, yaitu elemen kecil secara individual dan bagian-bagianjembatan.
Pemeriksaan secara Detail bertujuan mendata kondisi elemen pada Level yang paling
tinggi, dan pada Level ini semua elemen memiliki kondisi yang sama. Level tertinggi
elemen dinilai adalah Level 3. Dalam sebagian besar situasi, elemen-elemen harus dinilai
pada Level 4 atau Level 5.
Dalam upaya menyederhanakan prosedur perneriksaan, banya kerusakan yang penting
yang dicatat selama Pemeriksaan secara Detail. Bila diternukan kerusakan kecil yang
dapat diperbaiki dalam Pemeliharaan Rutin, kerusakan ini hanya perlu dilaporkan dalam
Bagian Pemeliharaan Rutin pada Halaman 2 dari Laporan.
Untuk setiap elemen yang memiliki kerusakan yang berarti, 5 nilai ditentukan, yaitu:
• Nilai Struktur
• Nilai Perkembangannya (volume)
• Nilai Kerusakannya
• Nilai Fungsi
• Nilai Pengaruh
Setiap nilai diberi angka 0 atau 1, sehingga subyektivitas selama pemeriksaan dapat
dihilangkan dan penilaian menjadi lebih konsisten.
Elemen atau kelompok elemen dinilai dengan diberikan suatu Nilai Kondisi antara 0 dan
5. Angka-angka tersebut mewakili jumlah dari kelima nilai yang ditentukan di atas.
Sesudah penilaian elemen pada Level 5, 4, atau 3, Nilai Kondisi untuk elemen pada
Level-level yang lebih tinggi dalam hierarki ditentukan dengan cara mengevaluasi sejauh
mana kerusakan dalam elemen pada Level yang lebih rendah dalam kaitannya dengan
elemen-elemen pada level yang lebih tinggi berikutnya - apakah elemen-elemen ini dapat
berfungsi, dan apakah elemen-elemen lain pada level yang (lebih tinggi) ini. dipengaruhi
oleh kerusakan-kerusakan tersebut.
Nilai Kondisi untuk elemen Level 3 yang relevan untuk suatu jembatan tertentu
ditentukan oleh inspektur di lapangan dengan menggunakan cara ini, dan dicatat dalam
Laporan Pemeriksaan. BMS MIS menggunakan Nilai Kondisi pada Level 3 untuk
mendapatkan suatu N ilai Kondisi jembatan pada Level 1 dan untuk menentukan strategi
pemeliharaan secara keseluruhan untuk jembatan yang bersangkutan. Pemeliharaan yang
dianjurkan dapat berbentuk penggantian jembatan bila jembatan berada dalam kondisi
kritis. dan biaya perbaikan terlalu tinggi, rehabilitasi jembatan dengan melakukan
perbaikan besar atau penggantian komponen utama jembatan, perbaikan elemen
individual, atau sekedar pemeliharaan rutin.
5-4
s.z.2. Hierarki dan Kode Elemen
Jembatan dianggap memiliki suatu hierarki elemen dalam lima Level. Masing-masing
Level mengandung sejumlah elemen atau kelompok elemen, yang masing-masing
mempunyai suatu Kode Elemen dengan empat angka. Penggunaan Kode sangat perlu bagi
BMS MIS untuk kegiatan pendataan dan pemrosesan.
Level tertinggi adalah Level 1 yaitu jembatan itu sendiri. Level ini diberi Kode Elemen
1.000 - Jembatan.
Level 2 memiliki 3 elemen sebagai berikut:
Masing-masing tersebut di atas dibagi lebih lanjut lagi menjadi elemen utama pada Level
3, misalnya, Elemen 2.300 dibagi lagi sebagai berikut:
Elemen-elemen tersebut kemudian dibagi lebih lanjut menjadi kelompok elemen pada
Tingkat 4, misalnya:
Daftar lengkap Kode Elemen, disusun berdasarkan Level hierarki, dapat ditemukan pada
Gambar 8.1 dalam Bagian 2 Buku Petunjuk ini. Untuk elemen-elemen pada Level 5 tidak
ada daftamya karena elemen-elemen tersebut hanya merupakan hal-hal individual dari
elemen-elemen Level 4, oleh karena itu Kode Elemennya sama.
Bila perlu membedakan antara elemen-elemen pada Level 4, elemen yang rusak
dilaporkan pada Level 5 dan lokasi yang bersangkutan harus dicatat.
Oleh karena itu Level 5 digunakan untuk menilai elemen kecil secara individual. Dalam
hal ini, lokasi elemen harus selalu dicatat sesuai dengan yang diuraikan dalam Bagian
5.3.4.
Elemen-elemen pada Level 3 dan 4 dalam hierarki mencakup semua elemen yang mirip
pada jembatan, misalnya, Elemen 3.450 - Rangka mencakup semua rangka dalam
5-5
jembatan, Elemen 4.461 - Ikatan angin Atas mencak~p semua lkatan Angin Atas dalam
semua rangka pada jembatan.
Untuk tujuan mencatat, kerusakan diberi suatu Kode Kerusakan dengan 3 angka.
Kerusakan yang sering ditemukan dalam jembatan diuraikan dalam Bagian 2 dari Manual
lill.
Kerusakan biasanya berkaitan dengan material atau dengan elemen.
Tabel 9.1 dalam Bagian 2 menyajikan daftar kerusakan yang berkaitan dengan
material.
Tabel 10.l dalam Bagian 2 menyajikan daftar kerusakan yang berkaitan dengan dengan
elemen.
Sistem Penilaian Elemen untuk elemen yang rusak terdiri atas serangkaian pertanyaan yang
berjumlah lima mengenai kerusakan yang ada.
5-6
Suatu nilai sebesar 1 atau 0 diberikan kepada elemen sesuai dengan setiap kerusakan yang
ada, menurut kriteria yang diperlihatkan dalam Gambar 5.1.
berbahaya I
Struktur
(S) ~-------------------------------------------
tidak berbahaya
-----
0
dicapai sampai kerusakan parah l
Kerusakan
(R) ~-------------------------------------------
dicapai sampai kerusakan ringan
-----
0
meluas - 50% atau lebih mempengarubi kerusakan l
Perkembangan
(K) --------------------------------------------
tidak meluas - kurang dari 50% atau lebih mempengaruhi kerusakan
-----
0
elemen tidak berfungsi l
Fungsi
(F) ~-------------------------------- ----------- elemen berfungsi
-----
0
Pengan1h dipengaruhi elemen lain I
(P) ~-------------------------------------------
tidak dipengaruhi elemen lain
-----
0
NILA/ KONDISI
NK=S+R+K+F+P 0-5
(NK)
Gambar 5.1
Penentuan Nilai Kondisi
Dalam menggunakan sistem ini, nilai Kondisi diberikan pada Level 5, Level 4 atau Level
3. Bila penilaian awal dari suatu elemen (individual) diberikan pada Level 5, maka
kelompok dari elemen yang mirip d inilai pada level yang lebih tinggi, yaitu Level 4 dan
Level 3, dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang sama mengenai kelompok
elemen secara keseluruhan, sesuai dengan yang diuraikan dalam Bagian 5.3.5.
Petunjuk untuk menilai struktur dan Tingkat Kerusakan yang khas diperlihatkan dalam
Lampiran 2.
Pencatatan hanya dilakukan untuk elemen yang memiliki kerusakan yang serius atau
berarti. Ini dilakukan untuk menyederhanakan prosedur pemeriksaan dan menekanjumlah
elemen yang dilaporkan.
Yang dimaksud dengan kerusakan yang serius adalah:
• kerusakan tersebut merugikan dan telah berkembang sampai tingkat yang berat,
atau
• kerusakan tersebut membahayakan dan telah meluas
• kerusakan tersebut membahayakan, telah berkembang sampai ting/cat kerusakan
yang berat, dan telah meluas ·
Ini berarti bahwa elemen-elemen yang memiliki kerusakan yang berarti akan mendapat
Nilai Kondisi paling sedikit 2.
Bila suatu elemen memiliki Nilai Kondisi kurang dari 2 (yaitu, 0 atau 1), maka elemen ini
berada dalam kondisi yang baik atau memiliki cacat yang kecil dan belum meluas. Elemen
seperti ini tidak memerlukan pemeliharaan, atau dapat diperbaiki dalam Pemeliharaan
Rut in.
Suatu elemen dengan Nilai Kondisi 2 memiliki kerusakan kecil yang telah meluas atau
kerusakan besar yang belum meluas. Kondisi elemen-elemen ini membutuhkan
5-7
pemantauan, biasanya dengan tujuan dilaksanakannya suatu perbaikan atau pemeliharaan
pada masa yang akan datang.
Identifikasi suatu jembatan harus ditentukan terlebih dahulu untuk memastikan bahwa
jembatan tersebut memang dimaksudkan untuk diperiksa. Hal ini dapat dilakukan dengan
memeriksa semua rincian yang tercatat pada pelat nama pada jembatan, bila ada, lokasi
dan struktur dasar jembatan. Rincian ini dibandingkan dengan apa yang tertera dalam
Laporan Data lnventarisasi IBMS-BDI dan bila ada koreksi yang harus dilakukan karena
data hilang atau tidak benar, gunakan pena merah yang tahan air (waterproof).
Data Administrasi dicatat seperti biasa, sesuai dengan yang diuraikan dalam Bagian 4.2.1.
Kebenaran atau ketidakbenaran dari Data Inventarisasi dicatat dalam kotak pada Halaman
I dari Laporan Pemeriksaan, seperti yang terlihat dalam Gambar 5.2.
Apabila data tidak betul, perbaikan dapat dibuat pada Laporan Data lnventarisasi dengan tinta merah
Gambar5.2
Verifikasi Data lnvenlarisasi
Laporan Data Inventarisasi yang telah dibetulkan diserahkan kepada BMS Supervisor atau
data yang sudah ada dalam BMS database diperbaiki, begitu Pemeriksaan secara Detail
telah selesai dilakukan.
Dalam upaya memperoleh kesan secara keseluruhan dari jembatan, inspektur harus
berjalan di sekeliling dan di bawah jembatan serta mengamati bentuk umum, kondisi
secara keseluruhan, dan kinerja dalam keadaan lalu lintas penuh. Hal ini biasanya
memakan waktu 10-15 menit untuk suatu jembatan dengan bentang tunggal. Dalam
melakukan pengawasan ini, setidak-tidaknya harus lewat satu kendaraan berat.
Selama pemeriksaan awal hams dicatat elemen-elemen jembatan yang rusak dan yang
penampilan dan kondisinya berbeda dari bagian-bagian lainnya atau elemen-elemen dari
suatu bangunan dengan level hierarki yang sama. Hal ini akan membantu inspektur untuk
merencanakan permeriksaan secara keseluruhan dan menentukan tingkat dimulainya
penilaian elemen.
Hal ini dapat dilakukan dengan mudah dengan jalan mengacu pada daftar elemen pada
Level 3 yang terdapat dalam Formulir Pemeriksaan, memilih elemen yang_ relevan
terhadap, jembatan yang sedang diperiksa, dan mengamati sub elemen dari setiap
kelompok Level 3, yaitu pada Level 4, untuk menentukan apakah mereka berada dalam
kondisi yang mirip. Kalau inspektur belum mengenali hierarki dari elemen, ia harus
mengacu pada daftar Elemen Level 4 itu sendiri untuk melaksanakan kegiatannya.
5-8
Bila semua sub-elemen dari suatu elemen Level 3 (yaitu padi;i Level 4) berada dalam
kondisi yang sama dengan kerusakan yang sama atau tidak ada kerusakan, maka elemen
Level 3 yang bersangkutan dapat dinilai tanpa perlu mencatat kerusakan yang berada pada
elemen dari Level yang lebih rendah.
Bila sub-elemen dari elemen Level 3 berada dalam kondisi yang berbeda atau memiliki
cacat yang berbeda, maka kerusakan tersebut harus dicatat untuk sub-elemen yang
bersangkutan dan penilaian dilaksanakan pada Level 4 atau Level 5.
Jembatan harus diperiksa secara sistematis dan setiap e/emen yang rusak dan yang
terdaftar dalam Halaman 2 dari Laporan Pemeriksaan, sesuai dengan Kode Elemen dan
kode Kerusakan. Bila perlu, uraian mengenai elemen dan kerusakan dapat dicatat.
Contoh deftar elemen yang rusak dapat dilihat dalam Gambar 5.3.
Bila ada lebih dari satu kerusakan yang serius dalam elemen yang sama, masing-masing
kerusakan harus dicatat.
Bila suatu Laporan Detail dilaksanakan sesudah suatu rehabilitasi atau perbaikan besar,
maka semua elemen rusak yang dicatat sebelumnya harus diperiksa ulang untuk
memastikan bahwa pekerjaan yang dilakuk;m benar efektif, dan suatu penilaian baru
mengenai kondisi harus dilakukan.
Elemen
4.612 Perletakan 712
Hilang
Gambar 5.3.
Daftar Elemen yang Rusak
5-9
5.3.4. Lokasi Elemen yang Rusak
Lokasi elemen yang rusak ditentukan sesuai dengan Sistem Nomor Elemen seperti yang
diuraikan dalam Bagian 3.4.2.
Lokasi elemen yang cacat hanya dicatat untuk elemen yang berada pada penilaian Level 5
Contoh penggunaan sistem penomoran elemen untuk menemukan elemen yang rusak dapt
dilihat dalam Gambar 5.4.
Secara khusus, tabel tersebut menampilkan penggunaan lokasi untuk mencatat elemen
tunggal, yaitu, 4.320 Kepala Jembatan dan 4.450 Rangka, yang memiliki kerusakan yang
berdampak pada elemen secara keseluruhan, tapi tidak pada elemen yang mirip. Elemen-
elemen ini dicatat pada Level 5, dengan menggunakan kode dan lokasi elemen.
Sebagai perbandingan, elemen-elemen tunggal 3.210 Aliran Sungai. dan 4.505 Lantai
Permukaan Kendaraan lokasinya tidak dicatat, dan ini bearti bahwa seluruh elemen
terpengaruh oleh kerusakan tersebut.
Elemen 4.612 Perletakan dicatat dengan lokasi Al saja, dan ini berarti bahwa semua
perletakan pada Al kondisinya rusak.
Elem en Kerusakan
. Lokasi
Uraian
Ko de Ko de Uraian (Pilihan)
(Pilihan)
NP/B x v YZ
Batang Tepi Span 5, all bottom chord
4.462 302 Karat 85 2
Bawah segments, RH Truss
Batang Tepi Span 5, 1st segment top
4.461 302 Karat 85 1 1
Atas chord, LH Truss
Lantai
4.505 723 Bergelombang Running Surface (entire)
Permukaan
Gambar 5.4
Lokasi Elemen yang Rusak
Sesudah elemen yang rusak dan bentuk kerusakan selesai dicatat. Nilai Kondisi dinilai
dengan menggunakan sistem penilaian elemen yang telah diuraikan dalam Bagian 5.2.4.
Penilaian pada Level 5
5-10
Conteh : Dalarn Gambar. 5.4, Elemen 4.462 memiliki Kerusakan 302 hanya pada batang
tepi bawah, batang ini terletak pada rangka RH di B5.
Kerusakan karat yang bersifat merusak dan telah menjalar lebih dari 10% potongan
melintang batangnya. Oleh karena itu, Nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R
masing-masing adalah 1.
Pengaratan telah meluas keseluruh elemen secara keseluruhan, oleh karena itu Nilai
Perkembangan K adalah 1.
Batang masih tetap berfungsi, oleh karena itu nilai Fungsi adalah 0.
Batang yang berkarat tidak mempengaruhi kinerja elemen lainnya, oleh karena itu nilai
pengaruh adalah 0.
Jadi, nilai Kondisi elemen ini pada Level 5 adalah 3, seperti yang terlihat dalarn kolom
yang berjudul Level 5 dalarn Garnbar 5.5.
Penilaian pada Level 4
Sesudah suatu elemen individual dinilai pada Level 5. Nilai Kondisi dari kelompok semua
elemen yang mirip dinilai dan dicatat pada Level 4.
Conteh: Elemen 4.462 - tidak ada pengaratan pada batang tepi bawah lainnya di rangka
manapun di jembatan, dengan demikian Nilai Perkembangan adalah 0 (kurang dari 50%
dari semua batang tepi bawah dari jembatan).
Nilai Struktur dan Nilai Kerusakan S dan R.. tetap 1, karena kerusakan bersifat merusak
dan telah menjalar ke lebih dari 10% dari potongan melintang dari batang tepi bawah RH
di BS.
Jelas bahwa Nilai Fungsi dan Pengaruh tetap 0.
Nilai Kondisi pada Level dari Elemen 4.4.62 (semua batang tepi bawah jembatan) adalah
2, seperti yang terlihat dalam kolom yang berjudul "Level 3-4".
Dengan cara yang sama, Elemen 4.461, 4.463 dan 4.472 dinilai, pertama-tarna pada Level
5 dan kemudian pada Level 4, seperti yang terlihat dalam Gambar 5.5.
Bila ada lebih dari satu kerusakan dalam elemen yang sama, rusak yang memiliki
gabungan Nilai Struktur, Kerusakan dan Perkembangan digunakan untuk menilai Nilai
Kondisi elemen. Bila kerusakan memiliki angka yang sama untuk ketiga Nilai tersebut,
maka bila salah satu kerusakan mempengaruhi elemen-elemen lainnya atau arus lalu lintas
(artinya, Nilai Pengaruh = l ), maka kerusakan tersebut digunakan untuk menentukan Nilai
Kondisi dan elemen yang bersangkutan.
Contoh : Kerusakan 302 dalam Elemen 4.463 digunakan untuk menentukan Nilai Kondisi
dari semua Batang Diagonal, karena angka untuk Nilai Struktur, Kerusakan dan
Perkembangan adalah 3 untuk Kerusakan 302 dan hanya 2 untuk kerusakan 303.
5-11
Elem en Kerusakan Level 5 Level 3-4
Gambar 5.5
Pemberian Nilai Kondisi Pada Level 5 dan Level 3-4
Sesudah kelompok elemen dinilai pada Level 4, Nilai Kondisi dinilai pada Level 3, dan
dicatat pada Halaman 3 dari Laporan Pemeriksaan.
Contoh: Dalam contoh dalam Gambar 5.5, tidak ada kerusakan pada rangka di jembatan
terkecuali pada rangka di 85. Rangka di 85 merupakan bagian dari-Elemen 3.450 -
Rangka.
Semua elemen yang rusak dalam rangka ini harus dipertimbangkan dalam derivasi Nilai
Kondisi untuk Elemen 3.450 pada Level 3, yaitu Elemen-elemen 4.461, 4.462 dan 4.463.
Sebenarhya, elemen-elemen ini memiliki Nilai Kondisi yang sama, dengan demikian tidak
menjadi masalah kerusakan mana yang digunakan untuk menentukan Nilai Kondisi untuk
Elemen 3.450.
Nilai Struktur dan Kerusakan tetap 1, dan Nilai Perkembangan, Fungsi dan Pengaruh tetap
0.
Nilai Kondisi pada Level 3 dari Elemen 3.450 (semua rangka di jembatan) adalah 2,
seperti yang terlihat dalam Gambar 5.6.
Dengan pola yang sama, semua elemen pokok yang memiliki kerusakan dinilai dan
dicatat pada Level 3.
Contoh: Nilai Kondisi pada Elemen 3.620 - Sandaran diambil dari Nilaii Kondisi dari
Elemen 4.622 - sandaran Horisontal, dan tetap 2.
Nilai Kondisi dari Elemen 3.610-Perletakan diambil dari Nilai Kondisi Elemen 4.612.
Perletakan Karet dan tetap 3.
Nilai Kondisi dari Elemen 3.500. Sistem Lantai Jambatan diambil dari - Nilai Kondisi dari
Elemen 4.505 - Permukan Lantai Kendaraan. Dalam hal ini, Permukaan Lantai Kendaraan
dianggap kurang dari 50% dari Sistem Lantai Permukaan, dan oleh karena itu Nilai
Perkembangan untuk Elemen 3.500 adalah Q. Nilai Kondisi sama dengan 3.
5-12
Nilai Kondisi
LEVEL 3
{harus mengisi)
Code Element s A R K F p NK
--- - -- -- -- .. - --
i-o------------ -- -- -- ·-·
--- 1-------------
3.210 Aliran Sungai
-· --
i--
3.220 Bangunan Pengaman
~-
3.230 Tanah Timbunan
3.410
82!e.!2 -.. ··- ·- - -· -·
·-·- .G..~.'~~C - . - . - . - . - · .... .....
3.420 Pe/at
-·-·-·-·-·-·-·-·
"'-·- P_!l~f2g~~!l
3.430
~ --- -
-· ....
·-. - • - • - •
··- -- -· -·
·- ·- - - · -··
-·
-· ··-
ii--·- ~l?~e.!!~gk'!P_ • _. _ • _ • -· •·· ·- - ·-· -··
3.440
f!!~!l!:.8:. - • - • - • - • - • - • --- ·- ·- - .-·- -··
----
3.450
- ·- sistem
---
3.480
---
3.500
Gantung
i-o-----------·
-------------
Sistem Lantai
3.600 Sambungan Lantai
--- ------------·
~-
~-
~- ----
--
--
-- -· --
-- -· i--
-- - · i-o-
i--
----
3.610 Perletakan/landasan
--- ----
3.620 Sanda ran
---- --- -·
~- -- -- -- -· i- -
3.700 Perlengkapan
3.80 Gorong-gorong
3.90 Lintasan Basah
Gambar 5.6
Pemberian Nilai Kondisi pada Level 3
Efektifitas suatu Pemeliharaan Rutin yang dilaksanakan pada jembatan dinilai oleh
Laporan pendirian sesaat dan Bagian Pemeliharaan Rutin pada halaman 2 dari Laporan
Pemeriksaan
Elemen-elemen dengan rusak kesil seperti apa yangh diacu dalam bagian pemeliharaan
rutin buiasant\ya dapat diperbaiki oleh tenaga kerja pemeliharaan rutin dan tidak
membutuhkan perbaikan yang rumit atau rehabilitasi.
Catatan kecil dan sketsa harus dibuat oleh Inspektur pada Halam 4 dari Laporan
Pemeriksaan agar sifat, luas dan lokasi suatu kerusakan atau elemen ang suras lebih jelas.
Masukkan Y (Ya) atau T (Tidak) untuk menjawab apakah suatu sketsa telah dibuat atau
foto telah di ambil dari elemen yang rusak.
Jumlah dan Unit.
Masukkan jumlah kerusakan yang ada dan Unit ukuran.
Informasi ini dapat berikutn~a digunakan untuk memperkirakan biaya perbaikan/
penggantian.
5-13
Tindakan Darurat
Bila lnspektur menganggap bahwa suatu kerusakan besar menuntut Tindakan Darurat, hal
tersebut harus dicatat dalam kotak yang berkaitan dengan elemen dan kerusakan
(masukkan "ya" atau biarkan kosong), dan kemudian dipindahkan ke Bagian
"TINDAKAN DARURAT" pada Halaman 1 dari Laporan, tempat alasan untuk Tindakan
Darurat dicatat.
5.3.9.Pemeriksaan Khusus
Bila Inspektur menganggap bahwa suatu elemen rusak menuntut suatu Pemeriksaan
Khusus, hal tersebut harus dicatat dalam kotak (masukkan "ya" atau biarkan kosong), dan
kemudian dipindahkan ke Bagian "PEMERIKSAAN KHUSUS" pada Halaman 1 dari
Laporan, tempat alasan untuk Pemeriksaan Khusus dicatat.
5-14
DAFTARISI
BAB6
6. PEMERIKSAAN RUTIN
6.1. UMUM
6.1. l. Personil
6. 1.2. Peralatan dan Material
6.1.3. Bahan Acuan
6.1.4. Pemilihan Jembatan untuk Pemeriksaan Rutin
6.1.5. Urutan Pemeriksaan
PEMERIKSAAN RUTIN
6. PEMERIKSAAN RUTIN JEMBATAN
6.1. UMUM
6.1.1. Personil
Paling kurang seorang Inspektur Jembatan dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
Pemeriksaan Rutin, dengan dibantu oleh seorang tenaga kerja lainnya.
6-1
Catalan: Tujuan Laporan Rutin diuraikan dalam Bagian 6. I di alas.
Kondisi jembatan atau elemen tidak dinilai selama Pemeriksaan Rutin
berlangsung. Yang diperiksa hanyalah apakahjembatan stabil dan aman.
Namun, bi/a keakuratan nilai-nilai kondisi untuk semua jembatan dalam
database be/um ditentukan kebenarannya, kegiatan updating (pemutakhiran)
dan pemeriksaan nilai-nilai kondisi dilakukan bersamaan dengan Pemeriksaan
Rutin.
Formulir Data Inventarisasi IBMS-DJ 5, yang mencakup semua Data
Jnventarisasi termasuk nilai-nilai Kondisi untuk setiap bentang jembatan,
digunakan untuk tujuan ini, lihat Laporan IBMS-011.
Jembatan-jembatan yang harus menjalani Pemeriksaan Rutin pada suatu tahun tertentu
dapat ditemukan dalam Paket Laporan Pemeriksaan Rutin IBMS-D 11.
Laporan ini mencantUmkan semua jembatan yang terdapat di dalam database jembatan,
Jembatan yang tidak akan menjalani Pemeriksaan Rutin diberikan kode-kode berikut
dalarn kolom "CATATAN"
• TAK pemeriksaan tidak diperlukan Gembatan panjangnya kurang dari 6
meter)
• DET pemeriksaan tidak diperlukan Gembatan termasuk dalam Paket
Pemeriksaan Detail)
• PGM pemeriksaan tidak diperlukan Gembatan termasuk dalam Program
Penggantian yang sedang dilakukan)
Semuajembatan lainnya wajib menjalani Pemeriksaan Rutin dalam tahun berjalan.
Jelaslah bahwa Paket Pemeriksaan Rutin harus ditentukan sesudah diselesaikannya Paket
Pemeriksaan Detail dan Program Penanganan Jembatan Tahunan untuk Penggantian dan
Rehabilitasi Jembatan.
Sesudah Paket Pemeriksaan Rutin selesai dipersiapkan, Laporan Data Inventarisasi
Jembatan IBMS-BD l (atau Formulir Data Inventarisasi IBMS-DIS) dapat dipersiapkan.
Catat Nomor Jembatan dan Data Adrninistrasi dalam kotak yang telah tersedia, sesuai
dengan yang diuraikan dalam Bagian 4.2.1 mengenai Pemeriksaan Inventarisasi Informasi
6-2
ini dapat diambil dari Laporan Data Inventarisasi, tetapi harus tetap diperiksa sepintas
untuk pemastian ketepatannya.
Periksa jembatan dan amati kondisi dari komponen-komponen utama j embatan seperti
berikut ini:
• Aliran Air Tirnbunan Tanah/Pondasi
• Kepala Jembatan dan Pilar
• Bangunan Atas
• Lantai I Lapis Permukaan
• Sandaran
Tujuan pemeriksaan hanyalah sekedar memeriksa apakah jembatan berada dalam kondisi
Yang aman atau apakah suatu Tindakan Darurat atau Perawatan Rutin akan dibutuhkan.
Oleh karena itu, elemen-elemen j embatan tidak diperiksa secara rinci, tapi aspek-aspek
khusus dari jembatan harus diamati sebagai berikut:
• amati jembatan sewaktu terdapat lalu lintas, untuk melihat apakah terdapat
lendutan dan getaran yang berlebihan;
• periksa apakah ada rangka yang rusak, hilang, berubah bentuk, karat atau busuk,
dan perkirakan pengaruhnya;
• periksa perletakan dan seismic buffer (penahan gempa);
• periksa bagian sisi bawah lantai beton, untuk melihat apakah terdapat retak, selimut
beton cukup, adanya bukti terjadinya pengaratan pada tulangan, dan seterusnya;
• periksa dan amati kwalitas lapis permukaan lantai, terutama pada expansion joint
antara dinding kepala jembatan dan lantai, supaya dapat diketahui kerusakan apa
yang mempunyai pengaruh yang berlebihan atau yang membatasi arus lalu lintas;
• periksa drainase pada permukaan lantai dan j alan pendekat, termasuk tanaman
serta sampah yang mungkin mengakibatkan pengumpulan air;
• periksa expansion joint dan karetnya;
• periksa sandaran apakah ada yang rusak, longgar, hilang atau berkarat;
• periksa apakah ada ujung balok yang rusak;
• periksa apakah ada perlengkapan jembatan lain seperti rambu-rambu, utilitas, dan
catat bila ada perlengkapan yang dibutuhkan;
• periksa apakah ada scouring di sekitar tanah timbunan, kepala j embatan dan pilar;
• periksa apakah ada penurunan, longsor atau settlement di tanah timbunan;
• periksa kondisi tiang pancang apakah ada pengaratan, retak, atau penurunan;
• periksa apakah terjadi pergerakan sebelumnya atau penurunan pada kepala
jembatan;
• periksa apakah ada retak dalam beton dan dinding sayap pasangan batu kali,
kepala jembatan dan pilar;
• periksa apakah terdapat pengaratan atau pembusukan pada kolom.
Tindakan Darurat
Tindakan Darurat perlu diambil bila terdapat kebutuhan mendesak untuk rnemperbaiki
suatu masalah dan pekerjaan ini tidak dapat ditunda lagi untuk dimasukkan ke dalam
proyek rehabilitasi jembatan tahunan; artinya, jembatan berada dalam keadaan kritis atau
lalu lintas jembatan tidak dapat dilalui dengan aman.
Tindakan darurat dibutuhkan dalam keadaan berikut ini :
• scouring sekitar tanah timbunan, kepala jernbatan atau pilar;
• reruntuhan (misalnya pohon besar) yang memberikan beban horisontal yang
berlebihan pada pilar atau pengendapan dan tumbuhan yang mengancam saluran
air;
• kolom atau balok jembatan yang rusak, hilang, berubah bentuk, berkarat atau
membusuk sedemikian rupa sehingga ada kemungkinan runtuh;
6-3
• lubang pada permukaan lantai jembatan yang mungkin membuat jembatan tidak
aman bagi pejalan kaki, pengendara sepeda, pengendara sepeda motor dan
pengemudi kendaraan lain;
• penurunan atau gerakan pada kepala jembatan atau pilar yang mungkin merupakan
indikasi bahwa jembatan mempunyai potensi untuk runtuh;
• longsor pada daerah jalan pendekat dekat kepala jembatan .
Bila dibutuhkan suatu Tindakan Darurat, rincian komponen atau elemen yang
membutuhkan tindakan tersebut harus dicatat dengan mencantumkan nama dan lokasi
komponen atau elemen, dan alasan seperti yang terlihat dalam Gambar 6.1.
TINDAKAN DARURAT
Komponen Lokasi .
Alasan untuk melakukan Tindakan DanJrat
Gambar 6.1
Tindakan Darurat
Pemeliharaan Rutin
Bila dibutuhkan suatu Pemeliharaan Rutin, aspek-aspek khusus yang diperhatikan harus
dicatat, seperti yang terlihat dalam Gambar 6.2.
PEMELIHARAAN RUTIN
I Apakah ada penumpukan puing a/au rintangan di szmgai? (lingkari jawab Ya Tidak
2 Apakah ada penumpukan kotoran pada elemenjembatan? Ya Tidak
3 Apakah ada tumbuhan liar? Ya Tidak
4 Apakah pipa cucuran air di /antai ada yang tersumbat? Ya Tidak
5 Apakah drainase air di daerah timbunan tidak cukup? Ya Tidak
6 Apakah ada /ubang dan permukaan yang bergelombang? Ya Tidak
7 Apakah sandaran perlu di cat? Ya Tidak
8 Apakah plat nomor salah atau hilang? Ya Tidak
9 Apakah plat nama salah atau hilang? Ya Tidak
Gambar6.2
Pemeliharaan Rutin
6-4
BAB7
PEMERIKSAAN KHUSUS
DAFTAR ISi
BAB7
7 PEMERIKSAAN KHUSUS
7.1. UMUM
7.2. PERSONIL
7.1. UMUM
7.2. PERSONIL
Pemeriksaan Khusus dilaksanakan oleh seorang sarjana teknik yang berpengalaman dalam
bidang jembatan dan memiliki pengetahuan yang baik mengenai perencanaan teknis dan
pelaksanaan jembatan, teknik material dan metode perbaikan.
Dalam banyak hal, diperlukan nasihat dari unit yang berwenang dalam hal ini adalah Sub.
Direktorat Perencanaan Teknik Jembatan, Direktorat Bina Program Jalan.
Sarjana teknik tersebut juga dapat meminta nasihat dari PUSLITBANG JALAN atau AIR
dalam rangka menjalankan Pemeriksaan Khusus dan uji coba.
Teknik dan peralatan yang harus dipilih berkaitan dengan jumlah jembatan yang akan
diperiksa, keahlian yang tersedia dan tingkat serta jenis pemeriksaan.
Uji coba yang merusak atau setengah merusak dilakukan untuk menentukan apakah
properti fisika, kimia, mekanis atau lainnya sudah menaati ketentuan Standar Spesifikasi
Jenis uji coba ini pada umumnya merupakan suatu perkecualian.
Sebagian besar uji coba yang digunakan dalam pemeriksaan jembatan bersifat tidak
merusak. Teknik-teknik ini sudah mapan dan mempunyai relevansi langsung dengan
praktek-praktek pemeriksaan. Teknik dan metode yang dapat diandalkan sangat bervariasi
dan telah dikembangkan sedemikian rupa agar cocok dengan penilaian properti gerakan,
regangan, tekanan, dinamika dari material dan struktur. Gambar 7.1 menunjukkan
kemungkinan dari serangkaian metode penilaian.
7-1
Penilaian Atas Pilihan Metode 3
beton
kekuatan "schmidt-hammer"
mutu ultra-sonik, getaran, radiografik
laminasi sounding
selimut detektor magnetik
mendetksi dan menentukan detektor magnetik
lokasi tulangan
baja
keretakan ultra-sonik; detektor keretakan akustik;
penentu keretakan magnetik; penembus
pewarna; magnetic flux
Gambar 7.1
Pilihan Metode Penilaian
Schmidt-hammer digunakan untuk, penilaian sepintas yang tidak rnerusak atas kekuatan
beton. Alat rnekanik ini rnenggunakan calibrated spring dan dipakai pada perrnukaan yang
telah dipersiapkan dengan benar. Kekuatan rnelambung diukur dan dapat dibaca pada
peralatan. Daftar kekuatan beton yang berhubungan, dapat ditemukan dalam suatu tabel.
Pada urnurnnya setidak-tidaknya ambil tiga ukuran dan gunakan nilai rata-ratanya.
Peralatan ini memberikan nilai yang indikatif dan bukan nilai yang tepat.
7-2
•
penilaian ketebalan beton dengan akses pada satu muka saja (misal pelengkung,
kepala jembatan)
• penilaian kekuatan beton segera sesudah setting (memberikan hasil memuaskan
antara satu dan sepuluh hari sesudah setting).
Metode-metode tersebut didasarkan pada ukuran propagasi gelombang ultra-sonik.
Teknik ini digunakan untuk menilai tiang pancang. Pada pennukaan suatu kepala pancang
dipasangkan suatu vibrator elektro-dinamis, yang mendapat aliran sinus dengan frekuensi
yang berkisar antara 20 sampai 1.000 Hz. Energi yang dialirkan ke ketiang pancang
berjalan secara vertikal ke ujung tiang pancang dan dari tempat ini sebagai dari energi ini
dipantulkan kembali ke kepala tiang pancang. Kekuatan yang dialirkan kepala tiang
pancang dipertahankan pada tingkat yang konstan. Kecepatannya tergantung, pada rasio
antara energi yang masuk dan energi yang keluar yang dipantulkan. Semua interpretasi
dari hubungan frekwensi kecepatan akan memberikan keterangan mengenai mutu tiang
pancang (kekakuan, kontinuitas, kemungkinan cacat).
Penilaian tingkat pengaratan dalam beton tulangan dapat dicapai dengan mengukur pc
listrik halfcell dengan menggunakan halfcell sulfat tembaga yang disaturasi. Untuk ini
biasanya diambil dengan pola grid (kurang lebih 1,2 m). Metode ini tampaknya efektif
dalam menunjukkan luas pengaratan pada baja tulangan. Namun dapat disimpulkan secara
umum bahwa semakin ekstensif daerah dengan potensial aktif, semakin luas pengaruhnya.
Untuk memeriksa apakah tali kabel atau kawat mengalami pengaratan atau penurunan
dapat digunakan suatu teknik pengukuran induktif-magnetik. Untuk melakukan
dibutuhkan suatu persediaan tenaga dengan frekwensi yang relatif tinggi. Teknik ini
diterapkan pada kabel jembatan gantung dan temyata hasilnya Memiliki tingkat kean
setinggi 75%. Diperkirakan riset lebih lanjut akan dilakukan untuk mengembangkan
metode ini.
Metode tembusan pewarna dan partikel magnetik merupakan cara yang konvensional,
berguna dalam rnencari dan mendeteksi keretakan.
Teknik-teknik ultra-sonik kerap dan secara berhasil digunakan dalam mencari mendeteksi
keretakan. Retak-retak yang tersembunyi dapat ditemukan dengan teknik sonik. Retak-
retak tersebut biasanya membutuhkan persiapan pennukaan yang tertentu, penggunaan
couplant, suatu peraga tabung sinar katode dan Penafsiran yang handal.
Tersediajuga peralatan deteksi akustik dan magnetik.
Metode radiography, walaupun dapat memberikan hasil yang bagus, biasanya digunakan
hanya terbatas pada kasus-kasus yang menuntut hasil-hasil yang dapat diandalkan.
"Accoustic spying" menggunakan fakta bahwa, biasanya kawat yang putus
mengakibatkan sesuatu yang mirip dengan "sonic bang". "Sonic bang" ini diterima dan
dicatat oleh alas penerima yang khusus dirancang dan ditempelkan pada komponen
bangunan, misalnya: kabel, kawat pratekan. Metode ini dapat diterapkan pada baik
7-3
jembatan baja maupun jembatan beton pratekan, tetapi harus dianggap sebagai sesuatu
yang kwalitatif -dan bukan kwantitatif yang akurat.
Kegagalan kabel atau kawat dapat didexeksi dengan menggunakan tiga metode yang
berbeda:
• Teknik pengukuran induktif-magnetik
• "Accoustic spying"
• Metode radiographik.
Teknik pengukuran induktif-magnetik pada dasarnya sama dengan yang diuraikan dalam
butir d) di atas.
Peralatan survai berkisar antara jenis yang konvensional dan peralatan canggih dan
sistem-sistern, dapat dianggap sebagai suatu cara yang harnpir universal dalam upaya
menilai beragam jenis pergerakan, rnisalnya: pergerakan horizontal dan vertikal,
pergerakan vertikal yang mernbedakan, gerakan rotasional, defleksi, pengendapan, dan
sterusnya. Sejak ditemukannya teknik Laser, ruang lingkup peralatan survai yang cocok
untuk penilaianjembatan menjadi lebih luas.
Photogrametry juga telah diterapkan secara berhasil sebagai cara mengukur defleksi jaring
permukaan lantai dan pelat bawah jembatan baja. Daerah yang berukuran kurang lebih
100 rn 2 di dokumentasi dalam satu gambar, siap untuk dievaluasi pada setiap saat. Bitz
7-4
ada jangkauan yang benar, metode ini berguna untuk menilai perilaku jangka pendek dan
jangka panjang dalam kondisi yang tetap atau telah diketahui.
Transduser induktif yang disambungkan pada peralatan perekam cocok untuk pengukural
beragam pergerakan untuk jangka pendek dan jangka panjang. Pergerakan rotasional <laps
diukur dengan menggunakan klinornetes. Peralatan-peralatan yang tersedia adalah:
• bandul gravitasi, tergantung bebas atau dibasahi dengan minyak;
• bandul optik, bandul luminous spot, peralatan laser;
• klinometer listrik
• sistem keseimbangan torsi yang ditunjang oleh flexure yang digerakkan oleh
direct-current (DC);
• transducer kawat bergetar;
• sensor inklinasi yang merupakan suatu badan gelas, dengan elektrode yang teleh
dilelehkan dan elektrolit
Bila peralatan bergerak miring, elektrolit mengalir dari satu sisi ke sisi lainnya, sehinga
daya tahan antara elektroda pusat dan elektrode luar berubah dan mengakibatkan
timbulnya, sinyal.
Peralatan mekanik, seperti dial gauge, juga berguna untuk rnengukur pergerakan.
Beraneka ragam pengukur ketegangan, instrumen dan sistem yang cocok untuk hampir
semua kemungkinan pemeriksaan dapat diperoleh.
Ektensometer yang cocok untuk tujuan pemeriksaan pada hakekatnya merupakan
instrumen yang mekanik atau mekanik-optik. Kedua jenis ini membutuhkan suatu dasar
yang telah ditentukan sebelumnya pada permukaan dari obyek yang akan diukur (beton,
baja atau bahan lainnya). Biasanya kedua jenis ini dikompensasi oleh temperatur dengan
menggunakan baja envier dapat digunakan untuk pengukuran jangka pendek atau jangka
panJang.
Suatu strainmeter - mechanical scratch tensiometer - mengukur dan mencatat gejala strum,
dan dinamis dan terutama digunakan untuk pengukuran jangka panjang pada logam.
7-5
e). Penilaian properti dinamis.
Tersedia beraneka ragam metode tergantung pada Jenis beban yang dibutuhkan, misalnya,
statis atau dinamis, tidak tersebar rata, beban linear atau titik, beban vertikal, horisontal
atau torsional.
Metode-metode konvensional menggunakan bahan-bahan dari jenis apa pun (padat atau
cair), kendaraan dengan berbagai sumbu dan beban, danjack dengan beragam kapasitas.
Membongkar dan Memuat digabung dengan penilaian dari reaksi yang ditimbulkan dapat
memberikan informasi yang berguna mengenai perilaku secara keseluruhan.
Instrumen, peralatan, metode dan teknik yang dikembangkan untuk tujuan pelayaran,
penyelaman komersial dan olahraga dan eksplorasi dalam air biasanya cocok dan dapat
digunakan untuk menilai bangunan dalam air.
Sounding dapat digunakan dengan tongkat, batu duga, echo sounders dan penemu
kedalaman elektronik.
Untuk penilaian secara keseluruhan, dapat digunakan peralatan seperti kamera bawah air
kamera televisi bawah air dengan atau tanpa perekam pita video.
Selain pengukur film cat yang digunakan secara lugas, peralatan radiometrik yang
menggunakan sinar fJ dan µ dapat digunakan untuk menilai ketebalan lapisan. Suatu
counter scintillation menerima radiasi dan mentransformasi impuls keluaran menjadi
suatu aliran yang proporsional dengan ketebalan.
c). Mengukur selimut beton, mendeteksi bar tulangan dan menentukan ukurannya
Suatu instrumen yang portabel, "covermeter" dapat digunakan untuk mengukur selimut
beton, mendeteksi palang tulangan dan menentukan ukuran palang. Covermeter
merupakan suatu detektor magnetik bersifat padat yang bekerja berdasarkan prinsip
perubahan dalam flux magnetik. Bila tidak terdapat tulangan, sinyal yang diterima dalam
gulungan kawat tergantung pada hubungan magnetik melalui udara antara dua tiang
instruments probe. Bila terdapat tulangan, kehadiran palang baja meningkatkan hubungan
antara tiang dan sinyal yang bersangkutan di dalam gulungan kawat.
7-6
LAMPI RAN
PETUNJUK SINGKAT
SURVAI JEMBATAN DI LAPANGAN
~ KL\!E.'TIRl..\.~ PrKERJ..\..\."'i u')!l...')I
D
SISTEM
MANAJEMEN
~ DIRI:KTOR .\.T lL' l>ER..\.L B~A :\l.\.RG..\. JEMBATAN
A. Tipe Bangunan Atas B. Bahan C. Asal Bangunan Alas D. Tipe Pondasi E. Tipe Kepala Jbt dan Pilar
/
A ... G.OROMG·GORONQ PELEUGKUNO T =CW.TONG
J~
":
. :· ~~-
• V v.. ~
C ;; SOKONGANJGA.'-'TUNGAN
.~
••
.·. ·.·
~
G :s GELAOAR
.
-==~==
- =.~-Ix:l.a::-- ·n •a·
M = KOUPOSIT P :; PLAT
\ J
'11 I I
R = RANGKA
W = UNfASf.J~ aASAt-1
2
I TIPE BANGUNAN BAWAH I
PILAR
I' n
JJID"
~,.?
9
~.:
I
Olnd!ng Penuh
!.]
'
.,]
•
O
1
= Dua Kolom
tiQI ii Ji! . '~··
:fl
T • 11g• Kolom llt.u
Leblh .
KEPAlA JEMBATAN
A•Cap B • Oindlng Penuh K • Kepal• JemblltWI ton.us
bg~
.~ ~
,IL, -~~ '.11
. : II'
~ .:11:
I.;.)
A. SISTEM REFERENSI JEMBATAN
I.___N_o_.J_em
_ b_a_ 7_._Io
n __.l'--
ta_ _.I ~ ~ 0
No.Prov. No.Ruas No.Urut No. No.Suffix
Jembatan Tambahan Jalan
I PROPINSI 70 I
N•"'• J•mbeten rropln.r ltuoa J •l•n N•"'•r Una Nomor Tlp• Kttet•nt•n
renytb•t•nv•n Tembahan
Sg. Satu 70 012 001 0 s .
~· Out 70 012 002 0 s
SQ. El\ttrt
K11ete Apl
JI. 8aur 1
70
70
10
012
012
012
002
OOJ
004
'0
A
s
I(
J
.
buututan
H)ajar
JI. Ouar 2 70 012 004 a J u J1]11
JI. Buar 3 70 012 004 c J u)tlar
I PROPINSI 70 I
Ruu AHi 16
4
LOKASI JEMBATAN DARI KOTA ASAL SESUAI PATOK KM
.
SI STEM PENOMORAN ELEMEN JEMBATAN
5
SUDUT MIRING JEMBATAN
'' \
\
\ \ \
,.__ Kc h:ot:i Asnl ,\ \
\
Amit Jalu r --+
_ _ _ ___L. \
\ ·--·r-·
\
\ \
\
v ••I 1-
/ I I l. '\''
ruang bebas
....
c
~ 0
Mui al
Selesal
t
6
PANJANG DAN BENTANG
Panjang
Panjang
LEBAR
0
i 1-T1 ._Leb nr antnr Kerb
0
I I
I
7
B. KODE ELEMEN JEMBATAN
KOOE lfva 1 KOOE Leva 2 KOOE LEVEL3 KOOE LEVa.4
1.l)()C) jemlalan 2.2<>0 ahnQigal 3.210 alran Qigal 4.211 ~Sll'igal
tanah lr1Wlan 4.212 alran aW tJama
4.213 daera'l genangan ~
8
KOOE LEVEL 1 KOOE LEVa.2 KOOE LEVR3 KOOE LEVR4
3.480 sism gart.IYJ 4.4$1 kabel penjQj
4.482 kabel~
uu kabel penahan aylll
4.484 . lcolorn py1on
4.485 pengaku pylon
4.4t6 sadef py1on
4.487 batik metitang
U*B lkatan aigll bawah
4.489 sambu1gan
9
C. SISTEM PENILAIAN KONDISI JEMBATAN
10
D. KODE KERUSAKAN DAN SATUAN UKURAN
PETUNJUK KERUSAKAN
YANG DITINJAU DARI
SEGI STRUKTUR
DAN
KERUSAKAN
11
D.1 BAHAN DAN JENIS KERUSAKANNYA
BATU BATA
101 Penurunan Mutu Bata atau Batu
Kereta~an
102 Permukaan Pasangan yang menggembung
103 Bagian yang Pecah atau Hilang
BETON
201 Kerontokan Beton
Seton Keropos
Baton ya,ng Berongga/Barbunyi
Mutu Seton yang jelek
Rembesan atau Bocoran kedalam Baton
202 Retak
203 Karat pada besi tulangan
204 Kerusakan Komponen karena aus dan pelapukan
205 Pecah atau Hilangnya sebagian dari Baton
206 Lendutan
BAJA
301 .. Penurunan Mutu dari Cat dan/atau Galvanis
302 . .. Karat
303 Perubahan Bentuk pada Komponen
304 Retak
305 Komponen yang rusak atau hilang
306 Elemen yang salah
307 Kabel Jembatan yang Aus
308 Sambungan yang Longgar
KAYU
401 Pembusukan dan Pelapukan
Serangan Serangga
Pecahnya/retaknya Kayu
Menyerpihnya Papan Lantai
Cacat pada Kayu
402 Hancur atau Hilangnya Material
403 Menyusutnya Kayu
404 Penurunan Mutu Lapisan Pengaman
405 Sambungan yang Longgar
12
D.2 KERUSAKAN P ADA ELEMEN
ALIRAN SUNGA!
501 Endapan/lumpur yang berlebihan
502 Sampah yang menumpuk dan terjadinya hambatan aliran sungai
503 Pengikisan pada da9rah dekat Pilar atau Kepala Jembatan
504 Air sungai macet yang mengakibatkan terjadinya banjir
BANGUNAN PENGAMAN
511 Bagian yang hilang atau tidak ada
TIMBUNAN
521 Scour
522 Retak/penurunan/penggembungan
TANAH BERTULANG
531 Penggembungan permukaan
532 Retak. rontok. atau pec~h dari panel tanah bertulang
ANGKER • JEMBATAN GANTUNG DAN JEMBATAN KABEL
541 Tidak stabil
KEPALA JEMBATAN DAN PILAR
551 Kepala jembatan atau pilar bergerak.
LANDASAN PENAHAN GEMPA
561 Elemen longgar atau hilang
LANDASAN/PERLETAKAN
601 Tidak cukupnya tempat untuk bergerak
602 Kedudukan landasan yang tidak sempurna
603 Mortar dasar retak atau rontok
604 Perpindahan yang berlebihan
Perubahan (Oeformasil yang berlebihan
605 Aus karena umur
Landasan pecah atau retak
606 Bagian yang rusak atau hil9ng
607 Bagian yang longgar
Kurangnya pelumasan pada landasan logam
13
Ko de Elemen dan Kerusakal)
Kerusakan
LAPISAN PERMUKAAN
721 Permukaan licin
Permukaan yang kasar/berlubang
722 Retak pada lapisan permukaan
723 Lapisan permukaan yang bergelombang
724 Lapisan perkerasan yang berlebihan
TROTOAR/KERB
731 Permukaan trotoar yang licin
732 Lubang pads trotoar
733 Bagian hilang
SAMBUNGAN LANT Al
801 Kerusakan sambungan lantai yang tidak sama tinggi
802 Kerusakan akibat terisinya sambungan
803 Bagian yang longgar/lepas ikatannya
805 Bagian yang hilang
806 Retek pada aspal karena pergerakan di sambungan lantai
UTILITAS
931 Tidak berfungsi
14
D.3 PETUNJUK MENILAI STRUKTUR DAN TINGKAT KERUSAKAN BAHAN
15
KERUSAKAN PADA ELEMEN BETON
ITERMASUK TULANGANl laniutan ... s R
SATUAN
JENIS PENYEBAB TINGKAT UKURAN
KODE STRUKTUR PENGUKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN KERUSAKAN
Karat besi tulangan Apa saja < 10% dari diameter m atau
203 Berbahaya tulangan Tldak parah m2
> 10% dari diameter
Parah
tulani:ian
204 Kerusakan komponen Abrasi
ka.rena aus, penuaan, m2
Penuaan ![ Selimut beton Tldak parah
dan pelapukan
Serangan kimiawi Berbahaya a tau
Bentu ran m3
Pengerjaan yang buruk > Selimut beton Parah
Pengembangan volume
205 Pecah atau hilangnya Apa saja Berbahaya Element struktural Pa.rah 2
m atau
Element non- · ml
sebagian dari beton Tldakparah
struktural
206 lendutan Tertabrak Li!!!§!
Pondasl runtuh Berbahaya s_1:600 Tidak parah
Beban bertebihan > 1 : 600 Parah
Elemen lain ml
s_20 mm Tldakparah
. >20mm Parah
Penuaan Berbahya
Jumlahyg
Sambungan yang berbahaya Apa saja Parah
308 Apa saja harus
longgar
diperbaiki
16
D.3.4 Kerusakan pada elemen kayu
KERUSAKAN PADA ELEMEN KAYU s R
SATUAN
PE N YEBAB TI NGKAT UKURAN
KODE JENIS KERUSAKAN STRUKTUR PENGUKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
Serangan serangga Banyak dlrubung oleh < 15% dari potongan Tldak parah
serangga
Pecahnya/ retaknya
Penuaan Berbahaya Retak < 10 mm Tldak parah
kayu
lebamya dan/atau
Ke ring rtdak
<1 m panlanQnva
Berbahaya Sebaliknya Parah
Melengkung Bahan tidak sempuma Deviasl s 50 mm Ttdak parah 2
m,m
l3ahan beriebihan Berbahaya sepanjang 3 m a tau
(untuk batan tekan) Devlasl > 50 mm Parah ml
17
D.3.5 Kerusakan pada elemen khusus
KERUSAKAN PADA ELEMEN 3.210 - ALIRAN SUNGAI s R
SATUAN
PENYEBAB TINGKAT UKURAN
KODE JENIS KERUSAKAN STRUKTUR PENGUKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
Endaparv1umpur yang m3
501 Arus &Jiran sungai Berbahaya Mengurangi s 20% Tldakparah
berlebihan
aliran sungal
Mengurangi > 20% Parah
aliran sungal
Sampah yang
502 Tumpukan sampah Berbahaya Mengurangi < 20% Ttdak parah
menumpuk dan
afiran sungai
te~adinya hambatan
dan/atau < 20% m3
aliran sungai
tinggi pilar
Sebaliknya Parah
503 Pengikisan Arus aliran sungai Berbahaya s ketingglan pondasi Tldak parah m2
pada daerah dekat ptlar atau 6x diameter a tau
atau kepala jembatan tiang pancang m3
Sebaliknya Parah
Air sungai yang macet < 250 mm di etas
504 Hujan I Kurang Berbahaya Tidak parah m
yang
mengakibatkan
teriadinva baniir
panjangnya bukaan
Jembatan
. lanlai
> 250 mm di alas
lantai
Parah
511
Baglan yang hOang atau
Apasaja Berbahaya < 10% Tldak parah m3
tidak ada
> 10% Parah
521 Scouring I Gerusan Arus afiran sungai Berbahaya Pengikisan dasar Parah m3
sungai
Sebafiknya Tidakparah
18
D.3.7 Kerusakan pada elemen khusus
KERUSAKAN PADA ELEMEN 4.235 - TANAH
BERTULANG s R
SATUAN
PENYEBAB TINGKAT UKURAN
KODE JENIS KERUSAKAN STRUKTUR PENGUKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
Penggembungan Lepasnya angker m2
531 Berbahaya Apa saja Parah
oermukaan oenahan
Angker lepas Berbahaya Apasaja Parah
Retak.• rontok atau Benturan Tidak
532 > 3 panel atau Parah
pecahdari bert>ahaya
panel tanah bertulang Bergerak > 10% permukaan Parah m2
rusak
Tindakan kekerasan Sebaliknya Ttdak parah
19
0.3.1 1 Kerusakan pada elemen khusus
KERUSAKAN PADA ELEMEN 3.610 - LANDASAN I
PERLETAKAN
s R
SATUAN
PENYEBAB TINGKAT UKURAN
KODE JENIS KERUSAKAN STRUKTUR PENGUKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
20
0 .3.13 Kerusakan pada elemen khusus
21
KERUSAKAN PADA ELEMEN 3.600 - SIAR MUAI
LANTAl lanlutan.... s R
SATUAN
KODE JENIS KERUSAKAN
PENYEBAB
STRUKTUR PENGUKURAN
TINGKAT UKURAN
KERUSAKAN KERUSAKAN
805 Bagian yang hilang Apa saja Berbahaya Apa saja Parah m
806 Retak aspal aldbat Apa saja Tidak Retak~ 15 mm Tldak parah m
pergerakan sambungan Berbahaya Retek> 15 mm Parah
22
LAMPIRANl
23
GAMBAR BANGUNAN A TAS JEMBATAN STANDAR DI INDONESIA
CATATAN
24
f BENTANG 4 -10 Meter j
....0
in
ror 40~ iool
~=t
IO
232a
~[ //~lllH-b
1
~ ~~UIRI
t..J
~ ~ 111 II
g;;:g Ll 6 LJ 7 i6 1
--·l t-- .............
u t__"i 1-l1
~ L--i r-Ji I 111111
111111
: i:-~~'
•! 1----1 1--...J1 I 111111
l...L L.1.. .L.L
TAM PAK
............ -i ill=::ll:jll
1---1 c-
I
i\r
I
l 1--J -,1 --
f-- L-~ 1---
~\,
1 r--' L-., !---
..w. LJ.. J...o.L.
l1
POTO NGAN
ABUTMENT
.
.~
~ ~
!:!
,..
0 POTO NGAN
t:I.
PILAR
,..
0
~
~
N
JEMBATAN KAYU - TIPE GKI
BENTANG - 4.000 - 10.000 MM
DENAH UKURAN GELAGAR 310 - 530 MM
GKI
fQO BENTANGS.500 - 19.SOOmrn -----·· _41)()~
Iil!iI . !lOO
·~ol
e. ooo
1
coo
I tbo
t
8 ' ~
8
9
r..... .....,:w.lw »><: ™'I
§
ABl.JTMENT TAMPAK PILAR
- - ,.. ...
I
~ uu0u··~ ·
!1.2~1.200!1.2ooj1,200!12X> I
i POTONGAN MELINTANG
I
- - ......... I
DENAH
Jooo I :ooo 1•
BENTANG S.000 -12.000 mm
-,
,~. .....
.,•
0
- -1-"
9 920
f 7!'..Q.O.Q.fl00! .__.
I I I
•,~"ijjp
d_JJ if~
o
·, ·>'
.... ~
Q
··! ~. - mo
TAM PAK -,
POTONGAN MELINTANG
~
PTI
BENTANG 5.000 -·16.000 mm
1 0
0
•
•·
.:~:·; -----------1 -----------
.. ·;~ c----- --------::i'c------------:i
r·.. -,:...
J·:-·,..,.,,.h
~~
.~·l;~I~~~ ... .-...-. .. ·:· ··::-:. ..
~ ::·::·;~ =!1,,,
.. :·.' ';'
·•...._=-·
: ·_: : . 0
;;;
. '· ·.·
• 11700 I
TAM PAK POTONGAN MELINTANG
KELAS'J\
£_
c ====::..== =-:.::;-_-:_-..)
c== =-----==·== =-==.J
e~~~:;.~~~~;~~~5
c ____
____
,c.. =-=--=-=-=:.'.J
...=-=______ _-:::J Q
I§=-===-..:;--=--=-;;;::-= 5
C=-- -------=---,;;.=;; =; :J
C __ - r - - ----..,.--:l I
=if: ~·
c-=--=--=--=
c:-_ - - - -==--=-=-=.;:..:::i
- - - - __ :.J
,..- --- - - ----------~
c:: __ __
c;;;;=-;;,. .___.__:;;,::i
===--=---=-= _:J POTONGAN MELINTANG
r-----------:::i
Ic--. =-==--.....~-~~-="' 'J KE.LAS 'B'
cc-=::..
______ .:"
=-~.~:;... ____
.0::-_:;::l
-:J
______ ----
--- - - - - - - - - - ::J
C'=---
[' - -=-= == ==--......-=-.:::i
JEMBATAN PELAT BETON
BERONGGA - TIPE PTI
BENTANG - 5.000 - 16.000 MM
DEN AH
KELAS A, UKURAN GELAGAR 310 mm - 740 mm
KELAS b, UKURAN GELAGAR 280 mm - 710 mm
r~O !~15~
CtJ
MOO
~
~~
., ..
~_
n n I a a ~~:·.:· :~
~:: .
- IJ
I o J
.2.
POTONGAN MELINTANG
Lr
TAM PAK
l!.000 .
fir :: 'ITT
I I f
"
i
--,~-1 ~nf- ~r
POTONGAN MELINTANG
TAM PAK 000 1000
1' fF : :A 'ft !
STANDAR JEMBATAN BETON
BERTULANG - TIPE GTI
POTONGAN MELINTANG
f1 1 1 1 1 a 1 1 i If 1 ~ 11
1 1. aa 1
1 I
a I I
eto::::::u~:::f
Aft
[ [I
ii
II I II I] f
TAM PAK
POTONGAN MELINTANG
KElAS '~
2 4 .600
810 6. 000 1110
H
+--0 I I I J I
L=l I I
'f..
D
D-1 U
I I I I a I I I I I I
[ II II f
TAM PAK
POTONGAN MELINTANG
I 19.600 KElAS ·e ·
D I I I I I 1 f1 I I I I I !
t II i II f
TA M PAK
POTONGAN MELINTANG
KElAS ·c-
BALOK SETON PRATEKAN , PRACETAK - TIPE GPI
TIPE POST TENSIONED
BENTANG - 13.60 M - 30.60 M
BENTANG 20 • 45 M
4if·~nAn ~ I
r. .
u
····..1
'
..•• ....
n
I
=. •000.no
1
7. 000
11
• r
~t~~
TAM PAK
-1'6'° I- I 1 rsoo I
POTONGAN MELINTANG
KELAS'P\
l~~6.~000 .'i)
ioo
...
"• o•/• •H,f
TAM PAK
POTONGAN MELINTANG
DENAH
(0411113.0.Uf 3.0411f.048(001 11!(0411(001 POTONGAN MEUNTANG
¢:~=oor
'1 TAMPAK (!UNGGAL) ===p,,. ;4L ""'"" "Q~
T'-"WOI TIMlgglll (lT) I
3.048f"04813.048nF!-
1
-nnn- Mg '"' "i "'"QM I
iE~~I~~
I
Gonda T1J111P (GT) • Ganda Tl.WWII
' B""'"'1g (GTB)
r
Ganda Ganda (GG) GsldaGanda
BW.1111(008)
-°"""'
-- mt rI
b:d:-*-ii -
gm~nli
nu
~ 11ga TIM1gglll (RTT
Ran;lclp en..,.t T"'W'i (RET) I
• Ranglcap 11go 1lrqgal
Berulong (RTTB)
-
I' .- - I •
. -
I
l._-· . I 'F\1° . T,
000
. TI 1
1
I
I I.
!
~ . i !~!
. paoo I
iJ
II ieoo 1.
I POTONGAN MELINTANG
I. .-
. . .
DENAH
!!I
0
g
....., ····· ""'···~-;::-.
IKATAN ANGIN
- 45.7
\
ALURKAYU . I I ,, "
- ........
..... , r --
- .... -
,,
--... .
LANTAIKAYU - *HU II II 1111111111111111 1
a
.
I
.... ..,
• POTO NGAN PNJA. ') ( POTONGAN PAD\,
"
'
I
, "
PELA.T TENGA.H SA.MBUNGA.N
KERBKAYU
I
I
-
1' - I
r
I I
'I ' - , ~
I
SAMBUNGAN PELATTENGAH SAMBUNGAN BALOK
~E~SA
1
le:ssg · ! · '§J:Jr
11II1111111 I I
r·
_ _ _ t==l_l_I_
Bentang 25.000 mm
L I I I I I
-1
I
rr 6000 ·r1
"LC~X
TAM PAK
~Tj
k6oo 1,usoo.l~1roo.l 16QC\I
KELAS B
POTONGAN MELINTANG
r
_, Bentang 20.000 mm
.1 rr HOO i1
t
KELAS C
ITIMIU
I • DECKllCO
I
11
i
POTONGAN MELINTANG
BEBAN PONDASI
V••U·"t<o,:>
4F Hi
HI ' ~IS IC!f
K1' A 11 KN
_ ___._, vi
- ~-
! !
ii
I
!
I
!
! ....8 XI !I
I i
- - i -·
!
I ·- v
~4
TAM PAK
POTONGAN MELINTANG
~ 20! •oo
u, ••.OOO ~~
7. 7~0
I
1. 10. 000
·I [
. •1
I
T. 7~0
I
.1 :r k. 1, rd
~-f- I ill
I
. lD . . ll .
KELAS B
TAM PAK
.
.~oooj, :uoo J. . 2.~00 JJ.
'
t
,~ -
20.400
1
••~0 f f '. . :
1 1
~ .~
.~- ., · ~ ·
I I
i 5.000 i
.
I . \. --r
\. \
/
. I
\ "
:=L.--==~=,
\
I ---·- - ·
l
6 .300
Cl•• .T ~i i f.I
~-~11 .H t•- - '"'"" ""''EI' 5.!)44 i
I
5500
···· ·""''"'""''''*'*!~ .1
j i
<tC:l~;t:t::t:~=H:t~lJ-t=f:trbf-.H=l~ll,.,,.~.-.~ I,,.
Ii _,I
-
/
·~ .... '
POTONGAN
JEMBATAN AUSTRIA TIPE PERMANEN
TIPE -RBR
IL
~!
KELAS A I IO.OOO I 1 1!00
t I
J. !
1000
J. !
1200
I
..§
KELASA
~ ·
I IU5 I !050 I 2050 I !050 I lfU
, 400
I I
IO.ooo eo.ooo - - -- - - - -
TAM PAK
KELAS B
~ n
J:~J~J~J~,~J/~
~ ~
-t •oco ..8
0
1' 1
000
•o.ooo ~
~
----------.
KELAS B
TAM PAK
KELAS C
1100 I uoo I 2100 11eoo
1400
.,8
KELAS C
ri::;' fik - Dk Ml *
..;•
I. TAMPAK SAMPING ;.
1 2oco I 2000 I 1 000 I
UJUNG TAMPAK A- A
r ~;:====i
0
1 7.ia Ir
l.o \.r
DENAH PENGGANTUNG BAGIAN ATAS
~
'PO~-C
~
POTOHGANB·B
J
POTONGAN E- E
f µ1:i::t:::t=t,J
POTOHGAND - 0
DIAGRAM
~
•IS O..vblr 1.>nc
~~u1mumSpa11J0.2""
. u..,,.. 4.17..
I· ".. 'I
I
i
I
<,."'-
•
, I
I
< •
TAMPAK SAMPING KONSTRUKSI BAGIAN LUAR
TAMPAKA-A
SETENGAH
&I POTONGAN B - :t
' SETENGAH
POTONGAN D - D ~- - J
yvvszvysz\/\A!'J
..
POTONGAN C - C le 30.0 11 •~AK •I
SETENGAH DENAH PADA KABEL BAGIAN ATAS
SISTEM DIAFRAGMATIS
::>
f
m ~
0::: !. ~
; s
w a.
"'E
a. :>
I- ~.; ~
.
I
; ,.. i
2 ~
z ~
~
~
c,
0 E
~
~ l ...~I
A
c
~ ~
•
<( ~ ....
( E
::>
§
f
I
0:::
I
~ w
... .
!
~
t ~
w c
...•
h ].
0
z ~
c
.! ...(
,_l
....
~
I
E
:>
~
w ,.;
..
0 c
;;- E
- ::i:
~
....J c
~ ~ E,
....J ;;
§ l
<( l
..
•~ ..
I ~
::i:
•
:tc
0
z c
;;-
..•
~
c .,.c.
c.. c,
~
•A
E
:> E E
§ :> w
<(
m
M
i i-
§
::i:
~
w
..., ~
~
w
I- 2 ...
en j
en
0
...c
!i aJ! [)!
...c ...c
1~ ii ~i.
"
c~!
.J:.
3]j.
C> ..
e a.
:::i •
.J:.~ . :I
I-
~ • 2
•
I .,.. .. I STAN OAR PEMBEBANAH BINA MAROA KELAS A
BEBAN KONSTRUKSI 100"
BEBAH l.AllTAI 100 "
T. 11£T11£S I. II
TAMPAK SAMPING
STAHOAR PEMBEBAHAH BINA MARGA KELAS B
BEBAN KONSTRUKSI 100 "
BEBAH LANTAJ 100 "
I WETRU
t _..._______..,,
DENAH PENGGANTUNG BAGIAN BAWAH
STAHOAR PEMBEBANAH BINA MARGA KELAS C
BEBAH KONSTRUKSI 100 "
BEllAH LANTAI 100 "
~ ~
POTONGAN B • B POTONGAN A· A
D
OEPAJl.TEMEN PEJ<ERJAAN UMUM SlSTEM
OIR.EKTORAT JENOERALBINA MAROA MANAJEMEN
OIR.EKTORAT BINA PROORAM JEMBATAN
maJ11mbalan
1 1 1 I 11 I Ca bang
I I I CD
'IP
TINDAKAN DARURAT
Apakah nndakan Darural Dlsaronkan ? I Ya lndak
Alasan untulc m11/alwkan Tlndakan Darural
·-
ULASAN
A Tipe Bangunan Atas B. Bahan C. Asal Bangunan Atas D. Tipe Pondasi E. Tipe Kepala Jbt dan Pilar
L
E
balok pelengkung
pelengkung
J alumunium
E neoprene I karet
F teflon
J
Hamilton (Jnggris)
Jepang
c cap
p dinding penuh
s satukolom
-
~-
::s
<
G
::s
V PVC R Austria (pennanen) D duakolom
R rangka N geotextile s Austria (semi pennanen) T tiga kolom atau lebih
?J
s jbt. sementara 0 tanah biasa/lempung atau
timbunan x tidak ada struktur
L lain-lain
~:
F ferry A aspal N
K lintas an kerata api R kerikil/pasir L lain-lain
W lintasan basah W macadam
u lain-lain x bahan asli
L lain-lain
Catatan :
A. Formulir Survai Inventarisasi -4
D
S!STEM
KE..MI.XITRIA
.! ."I . . L~Iml
. P£Kl:RJAA"I
MANA1EMl!N
DIR.EKTORAT JL'IDI.RAL Bl..."iA :\LUGA JEMBATAN
UNKSUFFIX
. I.
2.
Longgar
CUkup lebar
- Kendaraan bebas melintas diatas jembatan
· Kendaraan melaju perlahan diatas jembatan
•
3. Sempit - Kendaraan harus sering berhenti dan antri
Jika jembatan ditutup untuk lalu lintas setiap saat apakah ada jalan altematif melalui Ya Tidak
suatu lintasan atau penyeberangan sungai lainnya ? (lingkari jawaban)
Jika ya, berapa jarak tambahan yang harus ditempuh (lan) Kr'~
")
s Titpe Jmb
8 atan dan Gamb ar Kons trukSl.
Apakah ada gambar konstruksi setclah jembatan selesai dibangun ? (lingkari jawaban) Ya Tidak
NO. JEMBATAN
[[]11111111[[]
NAMAJEMBATAN
POTONGAN MEMANJANG
TAMPAKATAS
S IT UASI
A. Formul ir Survai Inventarisasi -6
,,.....,
::s
......,,,
.....------
D
z
<
.....
z
<
0..
,,.....,
~
......,,,
en
<
~
0
....l
-
z
<
!-
<
fXl
::=
Lil
.....
<
::s
<
z
z
<
!-
<
co
~
Lil
.....
Ck!
- - 0
::=
0
z
B. Formulir Survai Rutin -1
D
SISTEM
MANAJEMEN
DIR.EKTOR.\T JEXDER..\L Bl"..\ ~l.\RG..\ IEMBATAN
No. Jembatan
111I11 I I I I CD
Nama Jembatan Cabang
dari Ian
koluul jar.It dari kol• ...i lezsebut
Nama Pemeriksa NIP
PEMlll.IHARAAN RUTIN
I. ai 7 (lingkari jawaban) Ya Ttdak
2 A akahada en Ya Ttdak
TJNDAKAN DARURAT
Apakah Tuidakan Darurat Disarankan ? (lingkarijawaban) Ya Tidak
Elemen·elemen yang memerlukan Tindakan Darurat
Elcmen Lokasi Alasan untuk melakukan Tuidakan Darurat
NO.JEMBATAN
NAMAJEMBATAN
DJ 11 111111 DJ
POTONGAN MEMANJANG
TAMPAKATAS
1 - - - t - - - t - - t - - - t - -t- - - - - . - - - ·- r - - · - - 1 - -t - - t - -; - - - r - - i - - r - - - 1- - - i - - -1· -
, _ - - 1 - - 11- - 1 - - 1- - -t- - r - - - t - - - i - - - t· - - i - -·1- - 1 - -:i--' - t ' - - - i - - - r - - r - - - - i- - i - -
- - 1 - - 1 - - 1 - -1
1 - - - 1 - - + - -I·- -- - - - ;- -1---11---1- - - - -1- - - r i - - -1- - - t - - t - - - 1
SITUASI
,-...
~
..._,,
('.)
z
<
....,
z
<
p..
,-...
~
..._,,
-
C ll
<
~
0
....l
z
<
f-
<
al
::.s
'1l
....,
<
~
<
z
z
<
f-
<
al
::s
I.LI
....,
rZ
0
::.s
0
z
C. Fonnulir Survai Detail -1
.__No._~m-batan_~_.___.__._----L~.__..__~_.___.__~I I I I
~- ,~ *·-
1.~1. _. ;r~1..':~:;;-
dari km
lcata asal iaralc dari lcota an! tersebut
Tanaal Pemeriluaan N ama Pemerilcsa NIP
DATA INVENTARISASI
Apalcah Data IAYentarisasi Batu! ? (lincl<.ari jawaban~ Ya l Tidakl
Apabila data tidalc batul, perliailcan dapat dibnt pada cetaku database dan11an tinta merah dan lampirkan pada halaman ini l
P EMERIKSAAN KHUSUS
Apakah Pemeriluaan Xhusus Disaranlcan? (lincl<.ari irnllan> I Ya ltidak
Elemen-eleme11 ra1111 memeriultan Pemeriluaan Khusu1
Kode Elemen Lolca.si Alasan untulc melalcultan Pemeriluaan Khusus
TINDAKAN DARURAT
Apalcah Tindakan Darurat Dinranlcan? (lin&lcari jrnban) I Ya J Tidalc
Elemen·elemen yanc memerlulcan Pemeriluaan Darurat
Kod1 Elemen Lolcasi Alasan witult melakultan Pemeriluaan Darurat
NA/...- 1 11 1 1 1 1 1 1 1rn
: o
EVALUASIELEMEN
Ko••
Elcmc.a
Unda
O>lllh"")
Ko••
Ju n1nku
Unilllll
<•lllhM)
Lokul
AIP/IJ x y
L..<1 5
z s
t.'Dal KondlJI
R K l'l p
I
'°' s
Lnd J- 4
Nll.. Kon41&1
R K ~ F p I<!(
i
c-..
YfT
F•Ce
YfT
:ic-.. Sau nu.k• p.-....
Dllnlnll
'°'..... Xock
3.llO
LEVELJ
Elanm
....... .....
~
s
Nllal
Kon4l&I
R IC F P roe
I 3.220 s-.p-
3.l30 ~
! 3.310 Pondall
3.320 Keolla1bl /PW
3.410 G.._
I 3.420 Pebl
3.430 p - - .
I 3.440 Bllot P<imokun•
3.430 R .......
3.480 o.m...
3.300 Siltcm Laolai
CJ
I 3.600 .........W.Joial '1j
3.610 Llnduln 0
I
3.620
3.700
Snlarm
p-
3c::
::;·
. 3.IOO
3.900 Unhs.a r.n
c::
~
-
I LIVEL2 Nial
~
~
ll:odo s k K F P NK
2.lOO Alino
t:l
~
l.300 ln--BIWlb S"
2.400 '"--AIU
p..i.n.n.-
2.700
2.IOO
t!J
2.900 Lilmms...h
LIVEL I IGai
JC....i
I It. . , s l & Jtl FIP
,..,.,.., ll<-. Nlt
PEMEUHAJtAAN R~
I
' J.000 I I
.. Ya
Ya
11clalc
11clalc
Ya 11clalc
Ya 11clalc
Ya 11clalc
Ya Tidat
Ya 11clalc
Ya Tidat
Ya 11clalc
C. Formulir Survai Detail -3
rn
UNJ( SUl'FIX
I I I I I I I I I
CATATAN-CATATANDAN GAMBAR-GAMBAR
C. Formulir Survai Detail -4
NO.JEMBATAN
1 1 1 11 1 11 11 DJ
NAMAJEMBATAN
POTONGAN MEMANJANG
TAMPAKATAS
SI T UAS I
C. Formulir Survai Detail -5
,,,.....,
::s
.........
t'.>
z
<
-.
z
<
c..
,,,.....,
~
.........
~
en
<
~
0
...l
z
<
!-
<
Ill
::s
w
-.
<
:a
<
z
z
<
!-
<
Ill
~
w
-.
~
0
::s
0
z