MODUL
STEBC – 08 : METODE
PELAKSANAAN JEMBATAN
2006
MyDoc/Pusbin-KPK/Draft1
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan
KATA
PENGANTAR
Modul ini disusun dalam rangka membekali seorang ahli struktur pekerjaan
jembatan untuk menjelaskan metode pelaksanaan pekerjaan jembatan.
Disadari bahwa buku ini masih cukup banyak kekurangannya, oleh karena itu
berbagai masukan demi sempurnanya buku ini sangat diharapkan. Kepada
siapapun yang berkenan untuk memberikan masukan termaksud, kami
ucapkan banyak terima kasih.
Jakarta, Desember
2006
Penyusun
KATA PENGANTAR......................................................................................
i LEMBAR TUJUAN .......................................................................................
ii DAFTAR ISI ...................................................................................................
iv DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN AHLI STRUKTUR PEKERJAAN JEMBATAN
(Structure Engineer of Bridge Construction)
..................................................................................... viii
DAFTAR MODUL ..........................................................................................
viii
PANDUAN INSTRUKTUR .............................................................................
ix
BAB I :
PENDAHULUAN
BELOEM
BAB II : TANGGUNG
JAWAB
2.1 PENANGGUNG JAW AB SETIAP JENIS PEKERJ
2.1.1 Struktur Organisasi.........................................
2.1.2 Asisten Sebagai Penanggung Jawab Pekerjaa
2.2 PENANGGUNG JAW AB SETIAP PELAKSANAAN
PEKERJAAN .........................................................
2.2.1
2.2.2
2.2.3
2.2.4
2.3 LAPO
2.3.1
2.3.2
2.3.3
2.3.4
RANGKUMAN
DAFTAR
PUSTAKA
HAND OUT
DAFTAR
MODUL
Jabatan Kerja :
Nomor
Modul
1 STEBC – 01
3 STEBC – 03
4 STEBC – 04
5 STEBC – 05
6 STEBC – 06
7 STEBC – 07
8 STEBC – 08
A. BATASAN
Kegiatan Instruktur
1. Ceramah Pembelajaran
Pengantar
Menjelaskan TIU dan TIK serta pokok pembahasan
Merangsang motivasi peserta untuk mengerti/memahami dan
membandingkan pengalamannya
Bab I Pendahuluan
Waktu = 80 menit
4. Ceramah Bab IV Pelaksanaan Pekerjaan Secara Periodik dan Inventarisasi Jenis Pekerjaan
Rangkuman hasil pelaksanaan setiap jenis kegiatan (menyiapkan jadwal dan
Kurva-S)
Identifikasi Progres setiap kegiatan
Tindak lanjut jenis kegiatan yang terlambat progresnya
(Acara Dalam Show Cause
Meeting, Uji Coba Kemampuan (Test Case), Komposisi Tim Scm (Contoh Yang Pernah Ada), Ruang Lingkup
Tim SCM)
Waktu = 90 menit
Pelaksanaan Pekerjaan
Pengertian Tentang Koordinasi
Koordinasi Dengan Konsultan
Waktu = 45 menit
Pelatihan Structure Engineer of Bridge Construction (STEBC)
-xi-
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab I: Pendahuluan
BAB I
PENDAHULU
AN
Dalam rangka membekali peserta pelatihan ahli struktur pekerjaan jembatan untuk
melaksanakan pekerjaan struktur jembatan berdasarkan gambar kerja sesuai dengan
spesifikasi dan dokumen kontrak yang berlaku perlu penguasai metode pelaksanaan
pekerjaan jembatan di lapangan. Oleh karena itu dalam pekerjaan pelaksanaan
jembatan, sebenarnya cukup banyak manual, pedoman, ataupun referensi yang
dapat digunakan. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam melaksanakan
pembangunan jembatan, seorang ahli struktur pekerjaan jembatan harus menguasai
suatu metode dalam pelaksanaan pekerjaan jembatan.
Modul metode pelaksanaan jembatan ini akan membahas beberapa hal yang
mendukung keahlian seorang Ahli Struktur Pekerjaan Jembatan yang meliputi :
tanggung jawab berdasarkan jenis dan lokasi pekerjaan terhadap alat, bahan
dan tenaga yang tersedia
metode pelaksanaan dengan menggunakan alat, bahan dan tenaga yang
tersedia dengan optimal
penilaian pelaksanaan pekerjaan secara periodik dan menginventarisasi
jenis pekerjaan yang progresnya terlambat
pemantauan terhadap jadwal bulanan pelaksanaan secara
keseluruhan
koordinasi dengan unit-unit terkait untuk kelancaran pelaksanaan
pekerjaan
Pada akhirnya seorang ahli struktur pekerjaan jembatan yang menguasai metode
pelaksanaan pekerjaan akan mampu untuk mengorganisasi alat, bahan dan tenaga
pekerjaan struktur jembatan dan membuat laporan.
BAB II
TANGGUNG
JAWAB
Untuk dapat memahami siapa penanggung jawab setiap jenis pekerjaan, lihat
Struktur
Organisasi ” Structure Engineer of Bridge Construction” berikut ini :
Structure Engineer of
Bridge Construction
A
s
i
s
t
e
n
Penyiapan
Sumber Daya
A
s
i
s
t
e
n
Survey Lap dan
Pengujian
Tanah/
Material
Kepala
Urusan
Survey
Lapangan
Kepala
Urusan
Pengujian Tanah &
Material
A
s
i
s
t
e
n
Pelaksana Struktur
Jembatan
Kepala Urusan
Penyiapan
Jadwal
Pelaksanaan
Pekerjaan
Kepala
Urusan
Penyiapan
Gambar Kerja
Kepala
Urusan
Metode Pelaks
Jembatan
Asisten Urus
K3 dan Pemantauan an
Lingk Pelaks Pek
Pondasi
Urusan
Pelaks Pek Bang Bawah
Urusan
Pelaks Pek Bang Atas
Urusan
Pelaks Pek Jln
Pendekat, Bang
Pelengk dan
Perlengkp
2.1.2 ASISTEN SEBAGAI PENANGGUNG JAWAB
PEKERJAAN
Dari struktur organisasi tersebut di atas, penanggung jawab setiap jenis pekerjaan
yang langsung di bawah kendali Structure Engineer of Bridge Construction adalah
para Asisten sebagai berikut :
Dalam kaitannya dengan Modul Metode Pelaksanaan Jembatan, fokus modul ini
berada pada cakupan tanggung jawab Kepala Urusan Metode Pelaksanaan
Jembatan.
2.2 PENANGGUNG JAWAB SETIAP
PELAKSANAAN PEKERJAAN
Yang dimaksud dengan pelaksanaan pekerjaan dalam Sub Bab ini adalah
pelaksanaan pekerjaan pondasi, pelaksanaan pekerjaan bangunan bawah,
pelaksanaan pekerjaan bangunan atas dan pelaksanaan pekerjaan jalan pendekat,
bangunan pelengkap dan perlengkapan jembatan.
- Hari dan
tanggal
- Lokasi
kegiatan
- Jenis
pekerjaan
- Waktu mulai dan
selesai
- Kuantitas dan macam bahan yang ada
dilapangan
- Penempatan tenaga kerja untuk setiap macam tugas dan/atau
keterampilan dan jam kerja hari tersebut.
- Jumlah, jenis dan kondisi peralatan yang tersedia serta jam
operasinya
- Jumlah volume cadangan bahan bakar yang tersedia untuk
peralatan
- Taksiran kuantitas pekerjaan yang
dilaksanakan
- Jenis dan uraian pekerjaan yang
dilaksanakan
- Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa-peristiwa alam lainnya
yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan.
- Catatan–catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan perubahan
disain, gambar kerja (‘shop drawing’) spesifikasi dan lain-lain.
Laporan ini dibuat /dilaporkan oleh personil inti (‘key personnel’), mulai dari
inspektor,
‘engineer’ (‘Engineer Representative), pemimpin
proyek. Dalam laporan ini dicatat :
- Hari dan tanggal
- Keadaan cuaca
- Aktivitas kegiatan pada hari itu, termasuk instruksi-instruksi dan tindakan
turun tangan dari kontraktor.
- Kegiatan pekerjaan kontraktor di lapangan
- Masalah-masalah yang terjadi di lapangan dan penyelesaiannya
- Diskusi-diskusi dengan kontraktor yang dianggap penting
- Tamu-tamu resmi yang mengadakan inspeksi ke proyek
- Pekerjaan atau material yang ditolak dan alasannya.
- Jam mulai dan selesainya operasi hari itu dari personil dan peralatan
- Kedatangan dan pemindahan peralatan
- Kemajuan survei (‘staking out’) dari pekerjaan
- Dan lain-lain
Laporan tugas inspektor lebih rinci sesuai lingkup tugas yang menjadi
tanggung jawabnya.
Laporan pemimpin proyek atau ‘site engineer’ secara umum serta semua laporan
harian
lainnya tersebut merupakan arsip permanen dalam menyelesaikan proyek.
Sejalan dengan Buku Harian, Laporan Mingguan dibuat setiap minggu yang
berisikan rangkuman dari laporan harian dan berintikan jenis dan kemajuan fisik
kumulatif pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal atau kejadian-
kejadian penting yang perlu ditonjolkan .
Laporan mingguan adalah ringkasan dari laporan harian. Laporan ini
terutama ditujukan kepada atasan proyek sebagai masukan untuk keperluan
pengendalian proyek dari atasannya. Pada laporan juga dilaporkan kemajuan
proyek fisik dan keuangan, masalah-masalah yang dihadapai serta
bagaimana mengatasinya Masalah-masalah yang masih belum selesai
(‘pending’) diusulkan bagaimana menyelesaikannya dan bantuan apa yang
diperlukan.
2.3.3 LAPORAN
BULANAN
Laporan Bulanan
Kontraktor
Laporan Bulanan
inspektor
Selain memuat laporan hasil supervisi pekerjaan kontraktor, juga Laporan
Bulanan harus memuat laporan tentang kegiatan konsultan yang memuat
setidak-tidaknya hal- hal sebagai berikut :
- Kegiatan
Kontraktor
o Data-data proyek
o Peta / lokasi Proyek
o Peralatan milik Kontraktor
o Personil Kontraktor
o Setifikat Pembayaran Bulanan
o Kemajuan Pekerjaan tiap-tiap Kegiatan
o Kedudukan / status dari Pekerjaan Tambah / Kurang
o Kumpulan dari Tagihan-tagihan Kontraktor
o Penjelasan Mengenai Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan
o Gambar Kemajuan Pekerjaan
o Pencatatan Curah Hujan
o Laporan Mengenai Pekerjaan Tambah / Kurang dan Perubahan
(‘Change
O
rd
er
’)
o Laporan-laporan khusus
o Foto-foto
- Kegiatan
Konsultan
o Daftar Personil Konsultan
o Kendaraan
o Perumahan dan Kantor
o Penjelasan Mengenai Kegiatan Tim Supervisi
o Jadwal Pembayaran Supervisi
o Jadwal dan Kemajuan Bulanan untuk tiap-tiap Posisi Tugas
o Laporan Pembayaran Kepada Tim Supervisi
o Dll.
2.3.4 LAPORAN
PROYEK
Laporan Triwulanan
Laporan Khusus
Laporan Akhir
Proyek
Laporan akhir proyek tersebut, 1 ‘copy’ lengkap disimpan di “arsip jalan” untuk
bahan
Pembina jalan dalam rangka pembinaan jaringan jalan
selanjutnya.
- Catatan –
catatan
o Buku Perintah Teknik
Untuk keperluan pengaturan pekerjaan, Direksi Teknik dapat
menginstruksikan kepada kontraktor secara tertulis menggunakan surat
biasa atau buku harian atau melalui buku Perintah Direksi
o Untuk mendapatkan data curah hujan yang akurat, bila dipandang
perlu di
‘Base Camp’ atau lokasi pekerjaan dapat ditempatkan alat pengukur
curah hujan (‘Rain Gauge’)
o Untuk mencegah timbulnya perbedaan pendapat dengan pihak
kontraktor, agar diperhatikan oleh aparat Pemimpin Proyek, bahwa
sebelum menandatangani semua laporan yang dibuat oleh Kontraktor,
agar meneliti dengan cermat kebenaran laporan tersebut.
Laporan agar tersimpan rapih dan setiap berkas agar tersusun secara teratur
sesuai dengan tanggal dan bulan laporan yang apabila setiap saat diperlukan
dapat dicari dengan mudah.
Daftar simak buku harian dan laporan dapat dilihat pada Tabel berikut.
PROYEK :
……………………………………….. PROPINSI
:………………………………………..
TABE
L B-1
DAFTAR
SIMAK
BUKU HARIAN DAN
LAPORAN
No
1. Buku harian / Laporan Harian telah dibuat oleh kontraktor sesuai dengan ya
2. Buku Harian / Laporan Harian telah diperiksa dan disetujui oleh Dir
dan diketahui oleh Pimpro / Pejabat
Lapangan dan telah didistribusikan sesuai dengan ketentuan
6. Alat pengukur curah hujan telah terpasang di ‘Base Camp’ / Lokasi Pekerja
………………………………….200
…………….
Yang mengisi Daftar Simak
………………………………
…………………………………..
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Bab VI: Koordinasi Pelaksanaan
Seluruh Pekerjaan
BAB VI KOORDINASI
PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Tanggung jawab koordinasi terletak pada pimpinan. Oleh karena itu koordinasi
adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab pimpinan. Dikatakan bahwa
pimpinan berhasil, karena ia telah melakukan koordinasi dengan baik.
Koordinasi adalah proses yang terus menerus. Artinya suatu proses yang
bersifat kesinambungan dalam rangka tercapainya tujuan organisasi.
Koordinasi adalah fungsi organik dari pimpinan. Sebagai fungsi organik dari
pimpinan, koordinasi memiliki keunikan tersendiri dibanding dengan fungsi-fungsi
lainnya seperti perencanaan, penyusunan pegawai, pembinaan kerja, motivasi,
pengawasan dan sebagainya.
Koordinasi merupakan usaha untuk menjamin kelancaran mekanisme prosedur
kerja dari berbagai komponen dalam organisasi. Kelancaran mekanisme prosedur
kerja harus dapat terjamin dalam rangka pencapaian tujuan organisasi dengan
menghindari seminimal mungkin perselisihan yang timbul antar sesama
komponen organisasi dan mengusahakan semaksimal mungkin kerjasama
diantara komponen-komponen tersebut.
Metode dan teknik yang dapat dipakai dalam melakukan kegiatan koordinasi dapat
dibagi atas :
Koordinasi melalui kewenangan
Koordinasi melalui konsensus
Koordinasi melalui pedoman kerja
Koordinasi melalui suatu forum
Koordinasi melalui konferensi
Ada 3 (tiga) pilihan yang ada pada koordinasi melalui konsensus, yaitu konsensus
melalui motivasi, konsensus melalui sistem timbal balik dan konsensus
melalui ide. Para ahli berpendapat bahwa motivasi mempunyai peranan yang
sangat penting dalam meningkatkan usaha-usaha koordinasi, terutama dalamm
organisasi besar dan kompleks yang mempunyai jenis dan fungsi yang beraneka
ragam. Pada konsensus melalui sistem timbal balik, terdapat ciri-ciri
keseimbangan antara tuntutan organisasi (tercapainya koordinasi) dan tuntutan
individual baik yang bersifat material maupun yang bersifat non material.
Sedangkan pada konsensus melalui ide, setiap orang yang bekerja dalam
organisasi berusaha mengidentifikasikan dirinya dalam keanekaragaman
tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi.
Pada metode ini pedoman kerja dijadikan landasan berpijak dan bertindak bagi
setiap kegiatan, sehingga dapat diharapkan terselenggarakannya koordinasi
dengan cara yang sebaik-baiknya. Pedoman kerja dalam hal ini merupakan
sarana pengikat dan pengarah berbagai kegiatan yang saling berkaitan, sehingga
koordinasi dapat diharapkan berjalan dengan sebaik-baiknya.
a. Koordinasi intern
b. Koordinasi ekstern
K
E
P
A
L
A
P
R
O
Y
E
K
MANAJER MANAJER
PERALATAN/ LAPANGAN
LOGISTIK
MEKANIK
PELAKSANA PELAKSANA
…………….. ??? …………….. ???
KEPALA
MANDOR
J
U
R
U
U
K
U
R
TUKANG TUKANG T
/ / U
PEKERJ PEKERJ K
A A A
N
G
/
P
E
K
E
R
J
A
T
e
a
m
L
e
a
d
e
r
Co
- Team
Leader
Provincial Teams
Province : A Province : C
P rovince : B
Bridge
Engineer
Field Supervison Teams
Pada tipikal di atas, di kelompok Core Team, Team Leader ada pada level ke-1, Co
Team Leader ada pada level ke-2, sedangkan Quantity Surveyor, Highway Engineer
dan Bridge Engineer juga ada pada level ke-2.
Pada kelompok provincial team, Chief Supervision Team ada pada level ke-1,
sedangkan
Pavement Engineer, Geotechnical Engineer maupun Bridge Engineer ada pada
level ke-
2. Selanjutnya untuk Field Supervision Team, lihat contoh tipikal struktur
organisasi sebagai berikut :
TIPICAL FIELD SUPERVISION TEAM
S
i
t
e
En
gin
eer
Inspector
(A)
Pada tipikal di atas, Site Engineer ada pada level ke-2, sedangkan Quantity
Engineer, Bridge Engineer, dan Quality Engineer ada pada level ke-3. Selebihnya
ada pada level ke-4.
Berikut ini diberikan tabel yang menunjukkan jenis hubungan koordinasi yang dapat
dilakukan oleh structure engineer of bridge construction dengan konsultan supervisi
:
YANG MENGKOORDINASIKAN
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Site Engineer dari Field
Supervision Team
Bridge Engineer dari Provincial
Team
Bridge Engineer dari Provincial
Team
Chief Supervision Team dari
Provincial Team
6.3 KOORDINASI DALAM INTERNAL UNIT
Dengan memperhatikan hal-hal yang telah dijelaskan dalam butir 5.1 dan 5.2,
maka menjelaskan butir 5.3 dapat menjadi lebih mudah.
YANG MENGKOORDINASIKAN
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Structure Engineer of Bridge
Construction
Kepala Proyek
Manajer Peralatan/Logisti
Manajer Admninistrasi
Manajer Teknik
Manajer Lapangan
Manajer Quality Assurance
STEBC-08: Metode Pelaksanaan Jembatan Rangkuman
RANGKUM
AN
TANGGUNG JAWAB
Semua cara desain campuran, meskipun dalam batas tertentu tergantung pada
pertimbangan teoritis, namun berasal dari informasi empiris. Semua desain
campuran pada dasarnya mengikuti prosedur yang sama meskipun kelihatan rumit
atau berbeda. Tanpa melihat cara yang dipergunakan, campuran percobaan yang
pertama biasanya akan memerlukan beberapa modifikasi.
Ada sejumlah cara berbeda yang digunakan untuk desain campuran. Kebanyakan
dari cara-cara tersebut serupa dan menghasilkan beton yang memuaskan.
Sebelum suatu campuran yang diusulkan oleh Kontraktor dapat disetujui, kekuatan
tekan dan penyusutan pada 28 hari akan diperiksa dari campuran percobaan.
Dalam hal keadaan darurat atau untuk campuran yang mengandung bahan
tambahan atau dirawat uap. Engineer dapat memberikan persetujuan bersyarat
berdasarkan pengujian pada umur lebih awal daripada 28 hari, tetapi pengujian pada
umur 28 hari harus menjadi dasar persetujuan akhir.
Untuk setiap kelas beton yang berbeda, campuran beton dan cara produksinya
akan dianggap memuaskan jika persyaratan berikut dipenuhi:
(i) Tidak boleh lebih dari satu buah benda uji dari dua puluh (20) buah
benda uji secara berurutan pada suatu kelompok mempunyai kekuatan tekan
pada 28 hari kurang dari Kekuatan Karakteristik untuk kelas beton itu.
(ii) Rata-rata dari kekuatan tekan pada 28 hari dari empat (4) buah benda uji
yang berurutan tidak kurang dari Kekuatan Karakteristik untuk kelas beton itu
ditambah
0,82 kali deviasi standar yang terdefinisi di bawah.
(iii) Perbedaan dari nilai kekuatan tekan pada 28 hari di antara nilai tertinggi
dan terendah dari empat (4) benda uji berurutan akan kurang dari 4,3 kali
deviasi standar yang terdefinisi di bawah.
Sebelum batching dimulai, drum pengaduk harus dibasahi dengan air bersih dan
semua air sisa dibuang. Sebelum menuangi pengaduk dengan batch pertama
dengan bahan beton, pengaduk harus dibilas dengan campuran yang sesuai dari
agregat halus, semen dan air, dicampur untuk waktu minimum 2 menit dan cairan
tersebut dibuang. Semua cairan tersebut dan air pembersih harus dibuang
seluruhnya dari pengaduk sebelum dimasukan bahan beton. Ini akan menjamin
bahwa pasta semen dari batch menjadi bagian dari beton dan tidak akan
menempel pada dinding pengaduk yang kering. Agregat, semen dan kuantitas air
yang tepat, dengan memperhitungkan untuk kadar air agregat, kemudian
ditambahkan ke drum pengaduk dan diaduk selama waktu yang ditentukan.
Untuk menyimpan catatan yang baik mengenai semua pengadukan beton dan
penggunaannya didalam bangunan. Laporan pemeriksaan batch dan mixing plant
harus membenarkan dan mendokumentasikan:
Pengendalian pengujian beton pada saat berlangsungnya proyek adalah suatu hal
yang relatif sederhana. Konsultan Supervisi harus memastikan bahwa selalu dibuat
catatan- catatan mengenai material yang dipakai, operasi batching, sifat-sifat beton
baru, pengecoran dan perawatan beton dan kekuatan tekan dari spesimen uji yang
diambil.
Pencatatan progres mingguan basisnya adalah kegiatan atau pay item yang
membentuk suatu pekerjaan. Cara pencatatan seperti ini akan memberikan rekaman
data yang relaitif cukup terinci yaitu bahwa pada suatu jenis pekerjaan akan
terdapat pay item yang kodenya sama, akan tetapi lokasi penggunaannya
berbeda.
Agar laporan memberikan daya guna yang optimal, maka laporan harus
memenuhi syarat-syarat dan berisi informasi yang baik, sesuai kebutuhan bagi
pimpinan atau pihak yang berkepentingan untuk pengambil keputusan atau tindakan.
KOORDINASI PELAKSANAAN
PEKERJAAN
Koordinasi adalah usaha menyatukan kegiatan-kegiatan dari satuan-satuan kerja
(unit- unit) organisasi, sehingga organisasi bergerak sebagai kesatuan yang bulat
guna melaksanakan seluruh tugas organisasi, untuk mencapai tujuannya.
Metode dan teknik yang dapat dipakai dalam melakukan kegiatan koordinasi dapat
dibagi atas :
Koordinasi melalui
kewenangan
Koordinasi melalui
konsensus
Koordinasi melalui pedoman
kerja
Koordinasi melalui suatu
forum
Koordinasi melalui
konferensi
DAFTAR
PUSTAKA