Anda di halaman 1dari 40

MODUL 18

STUDI KASUS PERENCANAAN,


PELAKSANAAN, PENGAWASAN, DAN
PEMELIHARAAN PEKERJAAN JALAN

TJ122020006
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA
(PISK) BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penyusunan Modul 18 Studi Kasus Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan ini dapat
terlaksana sampai selesai. Modul ini disusun dengan berbasis kompetensi
sesuai standar kompetensi jabatan, perkembangan teknologi konstruksi di
bidang jalan dan jembatan, serta NSPK terkait bidang jalan dan jembatan
yang berlaku.

Penyusunan modul ini dilakukan dalam rangka menunjang pelaksanaan


kegiatan pelatihan Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Jalan dan
Jembatan. Penyempurnaan, maupun perubahan modul di masa mendatang
senantiasa terbuka dan memungkinkan bila mengingat akan perkembangan
teknologi dan peraturan yang terus menerus terjadi. Untuk itu, kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca sebagai
bahan evaluasi kami dalam menyempurnakan Modul Pelatihan PISK Bidang
Jalan dan Jembatan ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada Penulis dan
seluruh anggota Tim yang telah berpartisipasi. Semoga modul ini dapat
membantu meningkatkan kompetensi ASN di lingkungan Direktorat Jenderal
Bina Marga dalam mewujudkan pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan
yang berkualitas.

Bandung, November 2020

Kepala Pusbangkom JPW

Ir. Rezeki Peranginangin, M.Sc., M.M.


NIP. 196310171990031002

i
UCAPAN TERIMA KASIH

TIM TEKNIS
Pengarah
Kepala Pusbangkom Jalan, : Ir. Rezeki Peranginangin, M.Sc., M.M.
Perumahan, dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah
Penanggung Jawab
Kepala Bidang Manajemen Sistem : Ero, S.Pd., M.Pd.
dan Pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi
PENYUSUN
Ketua

Jafung Pengembang Teknologi : Kiki Andriana Palupi, S.T., M.T.


Pembelajaran Ahli Muda
(Sub Koordinator Plt. Pengembangan
Kompetensi)
Anggota

Jafung Tata Bangunan dan : Rien Yolanda Rudangta Toreh, MT


Perumahan Ahli Pertama

Pelaksana Pengembangan : Ajeng Larasati, S.Pd


Kompetensi Jalan
Kontrak Individu Substansi : Badriana Nuranita, S.T., M.T.
NARASUMBER
BPSDM
Widyaiswara : Ir. Harris Batubara, M.Eng.Sc
Ir. Adriananda, M,Eng.Sc

DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA


Direktorat Bina Teknik Jalan dan : Rulli Ranastra Irawan, S.T.
Jembatan Dani Hamdani, S.T., M.T.

ii
Diterbitkan Oleh:
Pusbangkom Jalan, Perumahan, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

Bandung, November 2020

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i


UCAPAN TERIMA KASIH .............................................................................. ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 0
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Deskripsi Singkat ..................................................................................... 4

C. Peta Kedudukan Modul............................................................................ 4

D. Kompetensi Dasar.................................................................................... 6

E. Waktu ....................................................................................................... 6

BAB II PANDUAN UNTUK PESERTA.......................................................... 7


A. Persiapan Studi Kasus............................................................................. 9

B. Pengumpulan Kasus ................................................................................ 9

C. Pembagian Kelompok dan Tugas ......................................................... 10

D. Pelaksanaan Diskusi dan Presentasi .................................................... 11

BAB III PANDUAN UNTUK PENGAJAR ..................................................... 13


A. Persiapan Kelas Studi Kasus ................................................................ 15

B. Pelaksanaan Studi Kasus ...................................................................... 16

BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 17


A. Evaluasi Kegiatan Belajar ...................................................................... 18

B. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut ............................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 21


PERISTILAHAN ............................................................................................ 23

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Undang-undang No.38 Tahun 2004 tentang Jalan, jalan sebagai
bagian prasarana transportasi mempunyai peranan penting dalam bidang
ekonomi, sosial budaya, lingkungan hidup, politik, pertahanan keamanan,
serta dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Jalan yang merupakan satu kesatuan sistem jaringan jalan menghubungkan


dan mengikat seluruh wilayah Republik Indonesia. Sistem jaringan jalan terdiri
atas sistem jaringan primer dan sekunder. Sementara jalan sesuai dengan
peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus. Jalan umum
menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan
lokal, dan jalan lingkungan. Masing-masing jalan tersebut memiliki peranan
penting terutama dalam mendukung bidang ekonomi, sosial dan budaya serta
lingkungan dan dikembangkan melalui pendekatan pengembangan wilayah
agar tercapai keseimbangan dan pemerataan pembangunan antardaerah,
serta membentuk struktur ruang dalam rangka mewujudkan sasaran
pembangunan nasional. Dengan demikian, untuk terpenuhinya peranan jalan
sebagaimana mestinya, pemerintah mempunyai hak dan kewajiban dalam
tata rencana dan tata laksana mengenai penyelenggaraan jalan.

Jalan merupakan salah satu prasarana transportasi darat yang berfungsi


untuk melayani pergerakan manusia dan barang. Untuk memenuhi fungsi
jalan tersebut, jalan direncanakan harus memenuhi kriteria aman, nyaman,
ramah, serta tentunya yang paling utama adalah dapat memberikan
keselamatan bagi para pengguna.

Pekerjaan jalan terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan


pemeliharaan jalan yang pada kenyataannya, seringkali ditemui
permasalahan-permasalahan di lapangan yang pada akhirnya menghambat
pekerjaan jalan secara efektif, efisien serta tepat sasaran. Akibat
pembangunan jalan yang terkendala berbagai hal teknis maupun non teknis,
imbasnya adalah sering terjadinya kasus-kasus kerusakan jalan di Indonesia.

1
Sehingga dalam hal ini, pemberian materi Studi Kasus Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan ini
merupakan salah satu metode pembelajaran yang diperlukan untuk
memberikan gambaran kepada peserta dengan membahas permasalahan
yang sering terjadi pada pekerjaan jalan, melakukan analisis akar
permasalahan, serta mencarikan alternatif solusi yang diperlukan.

Modul Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan


Pemeliharaan Pekerjaan Jalan ini berisi tentang pemahaman dalam
pelaksanaan studi kasus perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pemeliharaan pekerjaan jalan, yang diperuntukan bagi peserta Pelatihan
Pejabat Inti Satuan Kerja (PISK) Bidang Jalan dan Jembatan. Untuk itu semua
pihak yang terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan
pemeliharaan pekerjaan jalan (baik pengambil keputusan maupun
pelaksana proyek) disarankan untuk membaca Modul Studi Kasus
Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan
Jalan ini sehingga pada saat pelaksanaan pelatihan dengan studi kasus
dapat dicapai mutu yang diharapkan.

2
3
Time Frame pelaksanaan mata pelatihan Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan,
Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan
B. Deskripsi Singkat

Modul Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan


Pemeliharaan Pekerjaan Jalan ini memberikan petunjuk baik secara deskriptif
maupun teknis dalam pelaksanaan pembelajaran studi kasus terkait
permasalahan yang sering terjadi pada pekerjaan jalan dengan cara
membahas permasalahan yang dibawa oleh masing-masing peserta.

C. Peta Kedudukan Modul

Peta kedudukan modul untuk Modul Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan,


Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan, Pelatihan PISK bidang
Jalan dan Jembatan ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

4
5
PETA KEDUDUKAN MODUL
D. Kompetensi Dasar

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menganalisis kasus


dalam pekerjaan jalan untuk diselesaikan dengan kondisi lapangan.

E. Waktu

Estimasi waktu pembelajaran yang disediakan untuk bisa mewujudkan


standar kompetensi yang sudah ditentukan dibutuhkan waktu 6 jam pelajaran.

6
BAB II
PANDUAN UNTUK PESERTA
A. Persiapan Studi Kasus

Sebelum kelas Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan


Pemeliharaan Pekerjaan Jalan dimulai, setiap peserta harus mempelajari
bahan ajar yang terkait dengan materi:

a. Modul 12 Perencanaan Jalan


b. Modul 14 Pelaksanaan dan Pengawasan Konstruksi Jalan
c. Modul 16 Preservasi Jalan

Modul dipelajari sesuai dengan pedoman/ketentuan dan waktu yang telah


dijelaskan dan dijadwalkan.

B. Pengumpulan Kasus

Setiap peserta diminta untuk menyiapkan tulisan singkat terkait dengan


kasus/masalah yang sedang/pernah ditemui oleh peserta atau kondisi
berulang yang terjadi di tempat/wilayah kerjanya.

Inventarisir ini dilakukan sebelum pelaksanaan kelas Studi Kasus, tepatnya


pada kegiatan Pra Pelatihan. Sehingga dapat dilakukan identifikasi serta
pengklasifikasian terlebih dahulu terhadap mayoritas kasus mana saja yang
nantinya akan diangkat di kelas Studi Kasus.

Selanjutnya isi tulisan tersebut disampaikan pada Form Pengumpulan Kasus


yang telah disiapkan panitia.

Petunjuk pengisian form agar mengikuti ketentuan berikut ini:


1. Peserta terlebih dahulu mengisi identitas diri, yang terdiri dari:
- Nama
- NIP
- Unit kerja
- Jabatan
2. Peserta menulis kasus/masalah terkait pekerjaan jalan yg pernah ditemui
dalam bentuk uraian singkat, pada lingkup kategori kasus di bawah ini
(boleh lebih dari 1 kasus dan lebih dari 1 kategori):

9
- Kategori 1 : Perencanaan Jalan
- Kategori 2 : Persiapan dan Pelaksaan Pekerjaan Jalan
- Kategori 3 : Pengendalian/Pengawasan Pekerjaan Jalan
- Kategori 4 : Preservasi Jalan

3. Uraian kasus dituliskan secara jelas dan rinci pada Form Pengumpulan
Kasus yang sudah disiapkan panitia.
4. Peserta mengumpulkan Form Pengumpulan Kasus yang sudah diisi
tersebut kepada panitia penyelenggara pada saat kegiatan Pra
Pelatihan.
5. Penyelenggara menyampaikan Form Pengumpulan Kasus dari peserta
kepada pengajar/widyaiswara di hari ke 1 pelatihan.

C. Pembagian Kelompok dan Tugas

Penyelenggara akan membagi peserta pelatihan ke dalam kelompok-


kelompok yang terdiri dari 4 – 5 orang (disesuaikan dengan jumlah peserta)
pada hari ke 1 pelatihan. Selanjutnya pengajar/widyaiswara akan
memberikan penugasan kepada masing-masing kelompok melalui
penyelenggara untuk membahas kasus tertentu mengenai pekerjaan jalan
berdasarkan kasus yang sudah dipilihkan pengajar dari daftar uraian kasus
yang telah dikumpulkan peserta pada Form Pengumpulan Kasus.

Masing-masing kelompok diberikan waktu pada sesi asynchronous Studi


Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan
Pekerjaan Jalan (sesuai jadwal pelatihan) untuk berdiskusi dan menyiapkan
presentasi sesuai dengan materi/topik yang ditugaskan
pengajar/widyaiswara. Presentasi akan dilakukan pada kelas synchronous
Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan
Pekerjaan Jalan.

10
D. Pelaksanaan Diskusi dan Presentasi

Pada proses diskusi/pembahasan kasus yang dilakukan oleh masing-


masing kelompok, setiap kelompok diminta untuk melaksanakan instruksi-
instruksi sebagai berikut:

1. Uraikan gambaran umum/deskripsi masalah yang menjadi


penugasan.

2. Identifikasi akar masalah dari contoh kasus yang terpilih untuk dibahas
bersama dengan kelompok.
3. Uraikan metode penyelesaian masalah yang dilakukan sebagai
usaha/tindakan dalam meyelesaikan masing-masing kasus yang dipilih.
Jika ada, uraikan juga dengan kemugkinan kendala-kendala yang
ditemui dalam proses penyelesaian masalah.
4. Uraikan tindak lanjut dari penyelesaian masalah supaya tidak terjadi
permasalahan berulang di kemudian hari. Sampaikan rekomendasi
yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan masalah pada studi kasus
yang ada. Tindak lanjut ini juga disampaikan bersama dengan
kesimpulan dan saran.
5. Hasil diskusi kelompok akan dipresentasikan oleh masing-masing
kelompok dalam format Power Point Presentation yang siap dipaparkan
dan dibahas bersama pada pertemuan mata pelatihan Studi Kasus
dilaksanakan.
6. Urutan pemaparan Power Point Presentation terdiri dari
a. Gambaran Umum
b. Akar Masalah
c. Metode Penyelesaian Masalah
d. Tindak lanjut dan Rekomendasi

11
BAB III
PANDUAN UNTUK PENGAJAR
A. Persiapan Kelas Studi Kasus

Tahapan persiapan yang perlu dilakukan oleh pengajar/widyaiswara pada


kelas synchronous Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan ini adalah sebagai berikut:

1. Pengajar/widyaiswara mempelajari uraian contoh-contoh kasus yang


sebelumnya sudah diisi dan dikumpulkan oleh masing-masing peserta
pada form yang disediakan kepada panitia penyelenggara. Kasus-kasus
tersebut dapat dipilih dan diangkat sebagai penugasan kelompok atau dari
bahan kasus lainnya.

2. Pengajar menyampaikan kasus yang dipilih untuk menjadi penugasan


setiap kelompok kepada penyelenggara pada hari ke 3 pelatihan.
Selanjutnya penyelenggara akan meneruskan penugasan tersebut
kepada setiap kelompok. Setiap kelompok akan menyiapkan presentasi
hasil diskusi terhadap penugasan tersebut sebelum kelas synchronous
Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan
Pekerjaan Jalan.

3. Pengajar/widyaiswara menyiapkan bahan ajar untuk disampaikan di


kelas. Bahan ajar menjelaskan tentang kondisi dan berbagai
permasalahan aktual di lapangan yang sering kali ditemui, baik pada
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pemeliharaan pekerjaan
jalan.

Materi bahan ajar hendaknya memuat pembahasan mengenai :


a. Latar belakang masalah
- Identifikasi masalah
- Penentuan akar masalah
b. Metode penyelesaian masalah
c. Hasil penyelesaian masalah
- Tindak lanjut penyelesaian masalah
- Pencegahan penyebab masalah berulang

15
B. Pelaksanaan Studi Kasus

Tahapan pelaksanaan kelas synchronous Studi Kasus Perencanaan,


Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan yang perlu
dilakukan oleh pengajar/widyaiswara adalah sebagai berikut:
1. Pengajar/widyaiswara menyampaikan materi/bahan ajar yang telah
disiapkan terkait permasalahan-permasalahan pada Perencanaan,
Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan Pekerjaan Jalan supaya
para peserta mendapatkan gambaran umum mengenai arah pembelajaran
pada kelas ini.

2. Pengajar/widyaiswara memimpin jalannya diskusi serta pemaparan hasil


studi kasus yang sudah disusun oleh masing-masing kelompok, serta
memberikan tanggapan dan arahan penyelesaian terhadap masing-
masing studi kasus.

3. Pengajar/widyaiswara melakukan montoring dan evaluasi terhadap


jalannya proses pembelajaran di kelas, tanya jawab, maupun diskusi
perorangan/kelompok.

4. Pengajar/widyaiswara melakukan penilaian kepada peserta, bisa


perorangan/kelompok terkait topik studi kasus yang diangkat,
penyajian/pemaparan, kerangka berfikir, kesesuaian alur pemaparan
sesuai prosedur yang disyaratkan, penguasaaan materi, dan lain-lain yang
akan dijelaskan secara khusus pada bab selanjutnya.

16
BAB IV
PENUTUP
A. Evaluasi Kegiatan Belajar

Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan pelatihan,


yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut
kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber,
berupa soal/kuisioner tertulis:
1. Untuk evaluasi bagi peserta, maka pengajar/widyaiswara melakukan
evaluasi berupa orientasi proses belajar dan tanya jawab maupun diskusi
perorangan/kelompok.
2. Untuk evaluasi untuk pengajar/widyaiswara diakukan oleh para peserta
dengan melakukan penilaian yang terkait penyajian, penyampaian materi,
kerapihan pakaian, kedisiplinan, penguasaan materi, metoda pengajaran,
ketepatan waktu dan penjelasan dalam menjawab pertanyaan, dan lain-
lain.
3. Demikian juga untuk evaluasi penyelenggaraan Pelatihan, yaitu peserta
dan pengajar/widyaiswara akan mengevaluasi Panitia/Penyelenggara
Pelatihan terkait dengan penyiapan perlengkapan pelatihan, sarana dan
prasarana untuk belajar, fasilitas penginapan, makanan dll.
4. Evaluasi materi dan bahan tayang yang disampaikan pengajar kepada
peserta, dilakukan oleh peserta, pengajar/widyaiswara maupun pengamat
materi/Narasumber untuk pengkayaan materi.

B. Umpan Balik Dan Tindak Lanjut

Dengan selesainya mengikuti pembelajaran ini, peserta diharapkan dapat


membekali diri dengan pengetahuan tentang proses identifikasi kerusakan
jalan, pencarian sumber/akar masalah terhadap kerusakan jalan yang
seringkali terjadi, pentingnya prioritas pemeliharaan jalan, proses
penyelesaian permasalahan jalan, serta hasil penyelesaian permasalahan
jalan dari mata pelatihan ini sesuai dengan standar dan indikator yang berlaku
di Indonesia.

Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan Pemeliharaan


Pekerjaan Jalan ini membekali peserta dengan membahas permasalahan
yang sering terjadi pada pekerjaan jalan dengan cara membahas
permasalahan yang dibawa oleh masing-masing peserta.

Modul Studi Kasus Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan dan


Pemeliharaan Pekerjaan Jalan ini ini merupakan representasi dari bahan
tayang yang digunakan untuk Pelatihan Bidang Jalan dan Jembatan bagi para
Aparatur Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pekerjaaan Umum dan
Perumahan Rakyat khususnya pegawai Direktorat Jenderal Bina Marga.
Peraturan mengenai pelaksanaan jalan seringkali mengalami updating,
sehingga perlu ada penyesuaian dalam modul-modul pelatihan yang terkait.
Untuk itu perlu ada koreksi dan masukan dari berbagai pihak, antara lain para
peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber/Akademisi.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Budilukito, A. dan Mulyono, A.T. (2016). Kesiapan Kontraktor


Terhadap Kebijakan Preservasi Jalan Nasional di Sumatera Selatan.
Jurnal HPJI, 2(2), 133-142.

2. Hutauruk, A.G. (2016). Analisis Prediksi Kondisi Perkerasan Jalan


Menggunakan Pendekatan Hdm-4 Untuk Penanganan Jalan (Studi
Kasus :Ruas Jalan Nasional Bts. Kota Gresik-Sadang :Tesis.
Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

3. Prabowo, D.R. dan Mulyono, A.T. (2016). Program Pemeliharaan


Jalan Nasional Berdasarkan Nilai Kerataan Permukaan, Nilai
Lendutan, dan Nilai Modulus Elastisitas Perkerasan. Jurnal HPJI, 2(1),
63-70.

4. Pemerintah Indonesia. 2017. SE Dirjen Bina Marga No.


07/SE/Db/2017, tanggal 13 September 2017 tentang Panduan
Pemilihan Teknologi Pemeliharaan Preventif Perkerasan Jalan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Marga.
5. Pemerintah Indonesia. 2016. SE Menteri PUPR No. 19/SE/M/2016,
tanggal 11 Oktober 2016 tentang Penentuan Indeks Kondisi
perkerasan (IKP). Jakarta: Kementrian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat.

6. Uhlmeyer, J., Luhr, D., dan Rydholm, T. (2016). Pavement Asset


Management. Washington State Department of Transportation,
Pavement Branch. Washington: Washington State Department of
Transportation.

21
22
PERISTILAHAN

Agregat : sekumpulan butir – butir batu pecah, kerikil,


pasir, atau mineral lainnya berupa hasil alam
atau buatan.
Alur (ruts) : penurunan memanjang yang terjadi pada
jalur jejak roda kiri (JRKI) dan jejak roda
kanan (JRKA), disebabkan oleh kepadatan
yang tidak sempurna pada lapis
permukaan jalan beraspal.
Amblas : penurunan setempat pada suatu bidang
perkerasan yang biasanya berbentuk tidak
menentu tanpa terlepasnya material
perkerasan.
Aspal : material bersemen berwarna cokelat gelap
ke hitam yang unsurnya utamanya adalah
bitumen yang muncul di alam atau diperoleh
dari pemrosesan petroleum.
Bahu Jalan : jalur yang terletak berdampingan dengan
jalur lalu lintas, merupakan bagian
daerah manfaat jalan dan dapat diperkeras.
Bangunan Pelengkap : bangunan untuk mendukung fungsi dan
keamanan konstruksi jalan yang meliputi
jembatan, terowongan, ponton, lintas atas
(flyover,elevated road), lintas bawah
(underpass), tempat parkir, gorong-gorong,
tembok penahan, dan saluran tepi jalan
dibangun sesuai dengan persyaratan teknis.
Beban Lalu Lintas : seluruh beban hidup, arah vertikal dan
horisontal, akibat aksi kendaraan pada
jembatan termasuk hubungannya dengan
23
pengaruh dinamis, tetapi tidak termasuk
akibat tumbukan.
Deformasi plastis : perubahan bentuk plastis pada permukaan
jalan beraspal yang terjadi setempat
atau di beberapa tempat dan memiliki
perbedaan tinggi dengan permukaan jalan
disekitarnya.
Delaminasi : pengelupasan lapis permukaan beraspal dari
lapisa beraspal di bawahnya, karena
berkurangnya lapisan perekat.
Depresi : kondisi pada suatu lokasi, elevasi permukaan
perkerasan lebih rendah dari permukaan
perkerasan di sekitarnya
Gelombang : salah satu kerusakan bebentuk gelombang
atau keriting arah memanjang.
Harga Kontrak : harga yang tercantum dalam surat
penunjukan penyedia jasa yang selanjutnya
disesuaikan menurut ketentuan kontrak.
Jadwal Pelaksanaan : kerangka waktu yang sudah terinci
Pekerjaan berdasarkan Masa Pelaksanaan, setelah
dilaksanakan pemeriksaan lapangan
bersama dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak.
Jalan : prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi lalulintas, yang berada
pada permukaan tanah, di atas permukaan
tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau
air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan
kereta api, jalan lori dan jalan kabel.

24
Jembatan : struktur yang melintasi sungai, jurang/celah,
persimpangan lalu lintas, teluk , selat
dan rintangan lainnya.
Kegemukan (bleeding) : naiknya aspal ke permukaan karena
kelebihan kadar aspal, sehingga permukaan
perkerasan jalan terlihat licin, mengkilat, dan
bila dilalui roda kendaraan akan tampak
bekas roda ban.
Kekasaran permukaan : kondisi permukaan perkerasan (cacat
permukaan), dilihat dari keadaan bahan
batuan, aspal dan ikatan antara kedua bahan
tersebut (meliputi: kegemukan, kekurusan
dan pengelupasan).
Keriting (corrugation) : salah satu kerusakan deformasi plastis pada
lapisan permukaan perkerasan yang tidak
memenuhi spesifikasi, berbentuk gelombang
arah memanjang, akibat beban statis atau
gaya rem kendaraan.
Kontrak Pengadaan : yang selanjutnya disebut Kontrak adalah
Barang/Jasa perjanjian tertulis antara PPK dengan
Penyedia Barang/ Jasa.
Lapis Permukaan : bagian permukaan perkerasan jalan yang
(Surface Base) paling atas
Lapis Fondasi Atas : bagian perkerasan yang terletak antara lapis
(Surface Course) permukaan dengan lapis fondasi bawah
(atau dengan tanah dasar bila tidak
menggunakan lapis fondasi bawah)
Lapis Fondasi Bawah : bagian dari konstruksi perkerasan di bawah
(Sub Base) lapis fondasi atas untuk mendukung dan
menyebarkan beban ke lapis tanah dasar
dibawahnya.

25
Latasir : lapis penutup permukaan perkerasan yang
terdiri atas agregat halus atau pasir atau
campuran keduanya, dan aspal keras yang
dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam
keadaan panas pada temperature tertentu.
Long Segment : penanganan preservasi jalan dalam satu
segmen yang menerus (bisa lebih dari satu
ruas) yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mendapatkan kondisi jalan yang seragam
yaitu jalan mantap dan standar sepanjang
segmen.
Masa Kontrak : jangka waktu berlakunya Kontrak ini terhitung
sejak tanggal penandatanganan Kontrak
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan.
Masa Peleksanaan : jangka waktu untuk melaksanakan seluruh
pekerjaan terhitung sejak Tanggal Mulai
Kerja sampai dengan Tanggal Penyerahan
Pertama Pekerjaan.
Masa Pemeliharaan : jangka waktu untuk melaksanakan kewajiban
pemeliharaan oleh Penyedia, terhitung sejak
Tanggal Penyerahan Pertama Pekerjaan
sampai dengan Tanggal Penyerahan Akhir
Pekerjaan.
Metode Pelaksanaan : Metode yang menggambarkan penguasaan
Pekerjaan penyelesaian pekerjaan yang sistematis dari
awal sampai akhir meliputi tahapan/urutan
pekerjaan utama dan uraian/cara kerja dari
masing-masing jenis kegiatan pekerjaan
utama yang dapat dipertanggungjawabkan
secara teknis.

26
Pejabat Pembuat : pejabat yang bertanggung jawab atas
Komitmen (PPK) pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
Pekerjaan Konstruksi : keseluruhan atau sebagian kegiatan yang
meliputi pembangunan, pengoperasian,
pemeliharaan, pembongkaran, dan
pembangunan kembali suatu bangunan.
Pelepasan Butir : lepasnya butir agregat pada permukaan jalan
(ravelling) beraspal oleh pergerakan lalu lintas,
akibat mutu agregat yang tidak sesuai atau
kotor, sehingga aspal tidak mengikat
batuan dengan baik.
Pemeliharaan Berkala : kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang diperhitungkan dalam
desain agar penurunan kondisi jalan dapat
dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana.
Pemeliharaan Preventif : Suatu bagian pemeliharaan yang ebrsifat
pencegahan. Pemeliharaan preventif
merupakan suatu kategori jenis pekerjaan
yang merupakan kelas pemerjaan
pemeliharaan periodik dan dalam kategori
pekerjaan pencegahan.
Pemeliharaan Rutin : kegiatan merawat serta memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-
ruas jalan dengan kondisi pelayanan mantap.
Jalan dengan kondisi pelayanan mantap
adalah ruas-ruas jalan dengan umur rencana
yang dapat diperhitungkan saerta mengikuti
suatu standar tertentu.
Pemeriksaan Mutu : kegiatan memeriksa, baik secara visual
maupun teknis dengan cara mengukur,
menilai dan menguji di laboratorium terhadap

27
hasil/kemajuan pekerjaan dan atau keadaan
dan mutubahan yang digunakan dalam
pekerjaan.
Pengadaan : rangkaian kegiatan mulai dari persiapan,
pemilihan penyedia jasa, penandatanganan
kontrak, pelaksanaan kontrak sampai
penyerahan akhir pekerjaan.
Pengawas Lapangan : pejabat pekerjaan, instansi atau badan
hukum yang ditunjuk dan diberi kekuasaan
penuh oleh PPK untuk membantu Direksi
Teknik dalam pengawasan pelaksanaan
pekerjaan.
Pengelupasan Aspal : Jenis kerusakan yang disebabkan oleh
tegangan dan air yang mengakibatkan
pemisahan (pengelupasan) bahan pengikat
aspal dan agregat dalam campuran.
Kegagalan ditandai dengan warna
kecoklatan pada bahan pengikat dan
terbatas pada lepasnya ikatan di antara
partikel campuran.
Pengguna Jasa : orang perseorangan atau badan sebagai
pemberi tugas atau pemilik pekerjaan/
proyek.
Pengujian Mutu : kegiatan untuk menguji keadaan dan mutu
pekerjaan dan/ atau mutu bangunan dan
bahan.
Pengukuran : kegiatan mengukur panjang, lebar, luas,
tinggi, isi, berat dari hasil pekerjaan yang
diselesaikan dan bahan yang disediakan
(material on site).

28
Penyedia Barang/Jasa : Badan Usaha atau orang perseorangan yang
menyediakan barang/ pekerjaan konstruksi/
jasa-konsultansi/ jasa lainnya.
Preservasi Jalan : Kegiatan konstruksi untuk memantapkan
kinerja pelayanan jalan selama umur
perencanaan, yang meliputi pemeliharaan,
rehabilitasi, dan rekonstruksi.
Rehabilitasi jalan : kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam
desain, yang berakibat menurunnya kondisi
kemantapan pada bagian/tempat tertentu
dari suatu ruas jalan dengan kondisi rusak
ringan, agar penurunan kondisi kemantapan
tersebut dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana.
Rekonstruksi jalan : peningkatan struktur berupa kegiatan
penanganan untuk dapat meningkatkan
kemampuan bagian ruas jalan dalam kondisi
rusak berat agar bagian jalan tersebut
mempunyai Kondisi mantap kembali sesuai
dengan umur rencana yang ditetapkan.
Rekonstruksi meliputi kegiatan peningkatan
struktur jalan termasuk bangunan pelengkap
dan pelengkap jalannya, tanpa peningkatan
kapasitas.
Retak Buaya (Alligator : retak yang mempunyai celah lebih besar atau
Crack) sama dengan 3 mm; saling berangkai
membentuk serangkaian kotak-kotak kecil
menyerupai kulit buaya.
Retak Melintang : retak yang terjadi melintang tegak lurus
(Transversal Crack) sumbu jalan.

29
Retak memanjang : retak yang terjadi memanjang atau sejajar
(Longitudinal Crack) dengan sumbu jalan.
Retak Rambut (Hair : bentuk generic setiap retak awal atau
Crack) dimulainya retak yang berupa garis-garis
halus.
Retak Tepi (Edge Crack) : retak yang terjadi pada bagian tepi
perkerasan sejauh 60 cm.
Sungkur : salah satu deformasi plastis berbentuk
gelombang setempat yang melintang pada
permukaan perkerasan jalan beraspal
membentuk puncak dan lembah.
Swakelola : pengadaan barang atau jasa yang
pekerjaannya direncanakan, dikerjakan dan
atau diawasi sendiri oleh kementerian,
lembaga, daerah, institusi sebagai
penanggung jawab anggaran, instansi
pemerintah lain dan atau kelompok
masyarakat.
Tambalan (Patching) : keadaan permukaan perkerasan yang sudah
diperbaiki setempat-setempat.
Tanah Dasar (Subgrade) : Permukaan tanah asli atau permukaan galian
atau permukaan timbunan yang dipadatkan
dan merupakan dasar untuk perletakan
struktur perkerasan di atasnya.

30
31

Anda mungkin juga menyukai