Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Pembangunan Jalan Tol merupakan investasi yang bernilai tinggi serta berjangka waktu
yang lama, sehingga dalam perencanaannya haruslah melalui tahapan - tahapan yang
selektif terhadap aspek teknis dan non teknis serta memenuhi standard pedoman
perencanaan yang diolah dari data - data yang valid, kajian - kajian dan perhitungan
struktur yang teliti serta kajian - kajian dampak positif dan negatif terhadap lingkungan
hidup, hal ini memerlukan manajemen tersendiri sehingga diharapkan hasil perencanaan
yang didapat memenuhi kwalitas yang dikehendaki oleh owner (Pemerintah atau
Investor).

Jalan Tol Serpong – Cinere merupakan salah satu bagian dari Jalan Tol Lingkar Luar
Jakarta 2 / JORR 2 yang rencananya akan menyambung dengan Jalan Tol Kunciran –
Serpong di bagian barat dan Jalan Tol Cinere – Jagorawi dibagian timur, Jalan Tol yang
menghubungkan Tangerang Selatan dengan Kota Depok ini melintasi beberapa Kawasan
diantaranya Jombang, Ciputat, Pamulang, Pondok Cabe dan Cinere, Jalan Tol ini akan
dikelola oleh PT. Cinere Serpong Jaya (CSJ), Pembangunan Jalan Tol Ruas Serpong –
Cinere dibagi menjadi 2 Seksi, yaitu Seksi I sepanjang 6,67 Km dari Serpong hingga
Pamulang dan Seksi II sepanjang 3,64 Km, dari Pamulang hingga Cinere.

Dengan dibangunnya jalan tol Serpong - Cinere ini diharapkan terjadi penghematan waktu
tempuh dari Serpong ke Cinere dan sebaliknya khususnya ke pusat - pusat kawasan bisnis,
industri dan juga Pemerintah & Ruas jalan tol Serpong - Cinere dibangun untuk
mewujudkan pengembangan wilayah dan pemerataan pembangunan serta untuk
meningkatkan effisiensi pelayanan jasa transportasi dan distribusi barang dan orang guna
menunjang pertumbuhan ekonomi khususnya untuk wilayah Jakarta - Bogor - Depok -
Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).

Ruas Jalan Tol Serpong - Cinere sepanjang 10,140 Km. oleh Pemerintah Republik
Indonesia yang diwakili oleh Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dibawah Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah mempercayakan kepada investor
dalam negeri yaitu PT. Cinere Serpong Jaya (CSJ) sebagai Badan Usaha Jalan Tol (BUJT)
untuk membangun, mengoperasikan dan memelihara dalam suatu perjanjian yang disebut
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT), dengan masa konsesi selama 35 (Tiga Puluh
Lima) tahun.

Sesuai ketentuan dalam Pasal 7 Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) bahwa Badan
Usaha Jalan Tol (BUJT) wajib menunjuk Konsultan Pengendali Mutu Independen (PMI)
sebelum dimulainya konstruksi, Konsultan Pengendali Mutu Independen (PMI) bekerja
secara professional, independent dan bertanggung jawab kepada Badan Pengatur Jalan Tol
(BPJT), dalam hal ini PT. Matra Rekayasa Internasional (MRI) selaku konsultan
Pengendali Mutu Independen Ruas Serpong – Cinere Seksi I dan II adalah melakukan
pengendalian mutu dan pengawasan terhadap kewajiban Badan Usaha Jalan Tol dari segi
Teknis, termasuk pemenuhan jadwal pelaksanaan konstruksi tetapi tidak mengambil alih
tanggung jawab dari pihak Badan Usaha Jalan To (BUJT).

I-1
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
Pembangunan Jalan Tol Ruas Serpong – Cinere Seksi I dan seksi II dimana PT. Cinere
Serpong Jaya (CSJ) menjadi Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang bertanggung jawab
dalam pembangunan Ruas Tol yang ditargetkan bisa beroperasi keseluruhan pada tahun
2019.

I.2 Hubungan Kerja Antara BPJT – BUJT – PMI – Bina Marga

Dalam rangka mengoptimalkan peran dan tugas PMI sebagai wakil dari BPJT
dalam pengendalian mutu, diperlukan koordinasi yang konsisten dan berkelanjutan dengan
para pihak seperti terlihat dalam gambar began koordinasi para pihak dibawah ini. Dari
gambar terlihat Posisi PMI bertanggungjawab langsung kepada BPJT dan koordinatif
terhadap BUJT dan Bina Marga. BUJT sepenuhnya bertanggung jawab kepada BPJT.
Oleh sebab itu secara koordinatif BUJT diharapkan dapat memenuhi kebutuhan informasi
kepada PMI untuk pengumpulan data-data dan kesempatan peninjauan langsung ke proyek
serta akses lapangan dari sumber dibawahnya.

Gambar 1.1 Mekanisme Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Jalan Tol


1.2.1 Badan Pengatur Jalan Tol
Tugas dan fungsi BPJT sesuai dengan Surat Edaran Menteri PUPR nomor
08/SE/M/2017 tentang Mekanisme Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Jalan Tol yang
dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol, antara lain sebagai berikut :

I-2
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
1. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina Marga dan/atau
BBPJN/BPJN terkait pelaksanaan konstruksi jalan tol.
2. Melakukan pengawasan pekerjaan konstruksi sesuai PPJT.
3. Menugaskan Core Team/PMO untuk membantu BPJT dalam pelaksanaan monitoring
dan pengawasan terkait pekerjaan konstruksi sesuai dengan PPJT.
4. Menugaskan konsultan PMI untuk melakukan pengendalian mutu konstruksi,
termasuk pemenuhan lingkup PPJT dan waktu pekerjaan konstruksi yang
dilaksanakan oleh BUJT.
5. Berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Bina Marga terkait target penyelesaian,
kemajuan pekerjaan, dan penanganan permasalahan yang berpotensi menghambat
penyelesaian pekerjaan konstruksi termasuk melaksanakan arahan nmenteri PUPR.
6. Melakukan analisis lapangan terkait pemenuhan lingkup pekerjaan, kemajuan
pekerjaan, pemenuhan mutu pekerjaan, dan permasalahan yang berpotensi
menghambat penyelesaian pekerjaan konstruksi.
7. Memberikan laporan pelaksanaan pekerjaan konstruksi, serta rekomendasi atau
usulan kepada menteri PUPR terkait penanganan permasalahan yang berpotensi
menghambat penyelesaian pekerjaan konstruksi.

1.2.2 Badan Usaha Jalan Tol


Tugas dan fungsi BUJT sesuai dengan Surat Edaran Menteri PUPR nomor
08/SE/M/2017 tentang Mekanisme Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Jalan Tol yang
dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol, antara lain sebagai berikut :
1. Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan PPJT
2. Menjamin dan bertanggungjawab penuh atas proses pelaksanaan, proses pengawasan
mutu dan pelaksanaan konstruksi untuk tercapainya mutu pelaksanaan dan mutu
konstruksi yang aman dan nyaman sesuai dengan peraturan dan persyaratan teknis
yang berlaku.
3. Menjamin dan bertanggungjawab sepenuhnya diimplementasikan Rencana Teknik
Akhir (RTA) di lapangan sesuai dengan spesifikasi teknis dan persyaratan yang
berlaku.
4. Membuat dan melaksanakan sistem internal manajemen untuk pengendalian,
pelaksanaan dan pengendalian mutu konstruksi.
5. Melaksanakan rekomendasi dan masukan dari BPJT baik melalui konsultan PMI
maupun Core Team/PMO BPJT serta Direktorat Jenderal Bina Marga, untuk
ditindaklanjuti.
6. Melakukan koordinasi di lapangan dengan seluruh unit pelaksana pengawasan untuk
tercapainya mutu pekerjaan.
7. Memberi akses sepenuhnya kepada Direktorat jenderal Bina Marga, BBPJN/BPJN,
Konsultan PMI, Core Team/PMO BPJT dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

I-3
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
Anggota BPJT Unsur Akademisi

M. Taufik

LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)


Gambar 1.2 Struktur Organisasi Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT)

I-4
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
Gambar 1.3 Struktur Organisasi BUJT PT. Cinere Serpong Jaya

I-5
1.2.3 Pengendali Mutu Independen
1.2.3.1 Data Kontrak Konsultan PMI
• Konsultan PMI : PT. Matra Rekayasa Internasional
• Alamat Kantor Pusat : Gedung Pusat Perfilman Usmar Ismail Lt. 3 Suite
302 Jl. H.R. Rasuda Said Kav. C. 22 Jakarta Selatan
12940
• Alamat Kantor Lapangan : Jl. Otista Raya Kav. 5 G Ciputat, Tangerang
Selatan, Provinsi Banten
• No. Kontrak : 15/KONTRAK-PMI/CSJ/2017
• Tanggal Kontrak Awal : 4 Desember 2017
• Nilai Kontrak Awal : Rp. 6.788.000.000,00,-
• Tanggal Add. 1 : 14 Desember 2018
• Nilai Add. 1 : Rp. 9.990.475.000,00,-
• No. SPMK : 175/CSJ/DU/VIII/2017
• Tanggal SPMK : 7 Desember 2017

1.2.3.2 Tugas Dan Fungsi Konsultan PMI


Tugas dan fungsi Konsultan Pengendali Mutu Independen (PMI) sesuai dengan
Surat Edaran Menteri PUPR nomor 08/SE/M/2017 tentang Mekanisme Pengawasan
Pelaksanaan Konstruksi Jalan Tol yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol, antara
lain sebagai berikut :
1. Mendukung BPJT dalam pelaksanaan evaluasi atas implementasi dokumen Rencana
Teknik Akhir (RTA) dan pemenuhan spesifikasi teknis dalam pelaksanaan konstruksi
jalan tol, termasuk review Rencana Mutu Kontrak (RMK) konstruksi dari kontraktor
dan Rencana Mutu Pengawasan (RMP) dari konsultan supervise, serta memberikan
rekomendasi kepada BUJT secara langsung dan/atau melalui BPJT.
2. Melaksanakan analisis dengan cara turun langsung ke lapangan secara periodic dan
berkoordinasi dengan BUJT dan Konsultan Supervisi untuk memastikan pemenuhan
lingkup, kemajuan pekerjaan, mutu, dan waktu pekerjaan.
3. Berkoordinasi dengan BBPJN/BPJN terkait permasalahan dalam pemenuhan mutu
pekerjaan, dan permasalahan yang berpotensi menghambat penyelesaian pekerjaan
konstruksi.
4. Memberikan laporan bulanan dan/atau laporan khusus terkait kemajuan, mutu, dan
waktu pekerjaan konstruksi kepada jalan tol kepada BPJT termasuk Core Team/PMO
BPJT dan BBPJN/BPJN, termasuk rekomendasi penanganan permasalahan yang
berpotensi menghambat penyelesaian pekerjaan konstruksi.

Selain itu, sesuai Kerangka Acuan Kerja Konsultan PMI Konstruksi Jalan Tol, tugas
umum Konsultan PMI antara lain :
1. Perencanaan
a. Memastikan kesiapan dokumen Rencana Teknik Akhir (RTA) dan spesifikasi
teknis untuk diimplementasikan dalam pelaksanaan konstruksi dan melakukan
evaluasi terhadap usulan review desain.

I-6
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
b. Melakukan review dan memberikan rekomendasi perbaikan terhadap Rencana
Mutu Kontrak (RMK) Konstruksi dari kontraktor dan Rencana Mutu Pengawasan
(RMP) dari Konsultan Supervisi.

2. Proses
a. Melakukan pengawasan pelaksanaan RMK oleh kontraktor dan pelaksanaan RMP
oleh Konsultan Supervisi, serta memberikan rekomendasi kepada BUJT dan BPJT.
b. Melakukan evaluasi atas potensi keterlambatan penyelesaian konstruksi akibat
lahan yang belum bebas, kendala utilitas, penyesuaian desain, atau yang belum
dapat dilakukan konstruksinya.
c. Mengevaluasi kesesuaian produk konstruksi jalan tol yang dibangun oleh BUJT
dengan RTA dan standar mutu yang telah ditetapkan. Kesesuaian produk
konstruksi jalan tol ditunjukkan dengan pemenuhan aspek-aspek : fungsi,
keandalan, keawetan, dan kemudahan pemeliharaan.

Lingkup tugas dan tanggungjawab Konsultan PMI dalam tahap konstruksi antara lain :
1. Melakukan pengendalian dan evaluasi sistem manajemen mutu, monitoring dan review
progres pelaksanaan konstruksi, serta menyampaikan laporan hasil evaluasi, tanggapan
dan rekomendasi kepada BPJT dan BBPJN, Ditjen Bina Marga.
2. Melakukan kunjungan lapangan secara rutin untuk di evaluasi kesesuaian pelaksanaan
konstruksi terhadap RTA dan spesifikasi teknis yang mengacu pada Surat Edaran
Direktur Jenderal Bina Marga nomor 02/SE/Db/2017 tanggal 13 Maret 2017 tentang
penyampaian Spesifikasi Teknis dan Spesfikasi Khusus Jalan Bebas Hambatan dan
Jalan Tol 2017 di Lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga serta kesesuaian
pelaksanaan supervise terhadap RMP yang telah disetujui ditahap persiapan.
3. Melakukan dokumentasi video drone sebagai salah satu hasil pengawasan progres
konstruksi yang disampaikan ke BPJT tiap bulan bersamaan dengan pengumpulan
Laporan Bulanan.
4. Melakukan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan uji mutu material dan produk
yang dilakukan BUJT serta melakukan evaluasi terhadap laporan pengujian mutu yang
disampaikan oleh BUJT. Apabila konsultan PMI memandang terdapat ketidaksesuaian
antara mutu pelaksanaan pekerjaan kontraktor dengan spesifikasi Teknik, maka
konsultan PMI berhak meminta BUJT untuk melakukan uji sampel mutu produk
secara terpisah, serta mengevaluasi kesesuaian hasil uji sampel mutu produk yang
dilaksanakan dengan standar mutu yang telah ditetapkan. Seluruh biaya untuk
pelaksanaan uji sampel mutu produk menjadi tanggungjawab BUJT. Apabila
ditemukan ketidaksesuaian, konsultan PMI memberikan rekomendasi untuk tindakan
perbaikan, pembongkaran bahkan sampai pada penghentian kegiatan konstruksi.
Tindakan perbaikan yang dilakukan oleh BUJT tersebut harus dikendalikan konsultan
PMI.
5. Melakukan evaluasi atas ketersediaan dan kesesuaian kebutuhan sumber daya
manusia, material dan peralatan konstruksi di lapangan, dalam rangka penyelesaian
rencana kerja yang telah disepakati.
6. Melakukan evaluasi terhadap prosedur kerja, tahapan dan metode konstruksi.
7. Melakukan evaluasi terhadap pemenuhan jadwal konstruksi sesuai Kurva-S termasuk
memberikan pendapat mengenai penyebab keterlambatan dan solusi untuk mengejar
keterlambatan sesuai dengan ketentuan dalam PPJT.
8. Memantau dan memastikan kewajiban BUJT dalam pelaksanaan upaya pengelolaan
dan pemantauan lingkungan (UKL/UPL), memberikan saran/rekomendasi terkait

I-7
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
pengelolaan dampak lingkungan dan evaluasi atas pelaksanaan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3), serta pelaksanaan manajemen lalu lintas di lapangan selama
masa konstruksi. Selama tahap konstruksi, apabila berdasarkan pengamatan dan
penilaian konsultan PMI, BUJT tidak menerapkan manajemen lingkungan, manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta manajemen lalu lintas sesuai dengan
persyaratan, maka konsultan PMI harus segera melaporkan kepada BPJT dan apabila
diperlukan dapat merekomendasikan penundaan sebagian atau seluruh pekerjaan.
9. Memberikan laporan khusus kepada BPJT dan BBPJN, Ditjen Bina Marga apabila
terjadi kejadian penting yang mengganggu pelaksanaan konstruksi dalam waktu 24
jam setelah kejadian, serta memberikan rekomendasi atas kejadian tersebut.
10. Melakukan koordinasi dengan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah
dalam monitoring progress pembebasan tanah termasuk permasalahan dan tindak
lanjut penyelesaiannya di lapangan.
11. Melakukan evaluasi di lapangan terhadap usulan Pemerintah Daerah/Instansi terkait
berkaitan dengan pelaksanaan konstruksi di lapangan.
12. Membantu BPJT dalam pelaksanaan evaluasi usulan perubahan desain dan perubahan
lingkup konstruksi di lapangan yang diusulkan oleh BUJT.
13. Membantu BPJT dalam upaya peningkatan efektivitas dashboard sistem informasi
dalam penyusunan portfolio proyek jalan tol di Indonesia.
14. Membantu BPJT dalam pelaksanaan evaluasi laik fungsi dan operasi jalan tol.
Konsultan PMI melakukan evaluasi persiapan laik fungsi terkait evaluasi dokumen,
evaluasi hasil konstruksi di lapangan, dan evaluasi fasilitas pelayanan keselamatan,
disamping pemeriksaan kesesuaian produk konstruksi jalan tol yang memenuhi aspek-
aspek : fungsi, keandalan, keawetan dan kemudahan pemeliharaan.
15. Menghadiri rapat terjadwal yang diselenggarakan oleh
BPJT/BBPJN/BUJT/Kontraktor/Konsultan Supervisi atau mengundang rapat pihak
pelaksana konstruksi secara terjadwal, serta menyampaikan
saran/masukan/rekomendasi yang dituangkan dalam notulensi rapat pembahasan.
16. Menyampaikan saran/masukan/rekomendasi melalui surat tertulis kepada BUJT
dengan tembusan kepada BPJT dan BBPJN, Ditjen Bina Marga.
17. Menyusun program atau rencana kerja mingguan untuk bulan berjalan dan bulan
berikutnya serta evaluasi terhadap realisasi rencana kerja bulan sebelumnya. Program
kerja tersebut mencakup antara lain : pemeriksaan lapangan, monitoring pengujian
material, evaluasi sumber daya, monitoring Sistem Manajemen Keselamatan
Kesehatan Kerja (SMK3), rapat pembahasan dan koordinasi dengan instansi terkait.

I-8
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
1.2.3.3 Struktur Organisasi Konsultan PMI

Struktur Organisasi
Jasa Konsultasi Pengendali Mutu Independen

Gambar 1.4 Struktur Organisasi Konsultan PMI

Tabel 1.1 Daftar Personil PMI


No Nama Posisi/Keahlian Tugas Personil
1. Ir. Arie Wahono,M.Sc Team Leader Mengarahkan dan bertanggungjawab
atas semua pekerjaan konsultan PMI.
Sebagai pimpinan yang bersangkutan
diharapkan dapat melihat setiap
permasalahan yang dijumpai dengan
horizon yang lebih luas dan dapat
memeriksa/audit penerapan system
manajemen mutu secara konsisten
serta memeriksa/audit penerapan
prinsip-prinsip manajemen proyek
secara proporsional terhadap BUJT dan
para pihak pelaksana/pengawas
pembangunan.

2. Ir. Sujak Senior Quality Mengkoordinir pengendalian system


Assurance pelaksanaan yang mencakup :
manajemen mutu, metoda pelaksanaan,
manajemen rantai pasok, manajemen
resiko proyek, Rencana Teknik Akhir
(RTA), penerimaan pekerjaan,
manajemen lingkungan dan manajemen
K3. Dengan tugas tersebut diharapkan
yang bersangkutan dapat berperan
dalam memastikan terselenggaranya

I-9
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
tertib pelaksanaan pengendalian mutu
dengan baik.
3. Ir. Supratman, IPP Senior Material Mengkoordinir pengendalian kesesuaian
& Quality mutu produk, yang mencakup :
pemeriksaan dan pengujian & verifikasi,
dokumen kerja, produktifitas dan
progress, laporan mingguan.
Diharapkan dapat berperan dalam
penjaminan mutu pekerjaan konstruksi
dan memberikan rekomendasi terhadap
metode pelaksanaan.
4. Ir. Agus Muhammad Senior Manajemen Mengkoordinir proses dari mulai
Mahsun Proyek perencanaan, pengaturan, hingga
pengendalian dan pelaksanaan proyek
agar proses pekerjaan bisa tepat waktu,
tepat biaya dan tepat mutu dan juga
proses pekerjaan bisa berjalan lancar
dan efektif.
5. Ir. Syaiful Abdullah, Ahli Jalan Raya Memonitoring pemenuhan dan
MT kesesuain pelaksanaan konstruksi jalan
dan drainase dengan spesifikasi teknis
RTA serta monitoring progres
pelaksanaan konstruksi.
6. Ir. Eko Saldjuno U Structure Engineer • Meninjau dan menganalisis desain
gambar struktur (High Rise proyek)
dan detailing, memberikan
rekomendasi secara rinci desain
untuk menciptakan struktur yang
efektif dan efisien.
• Melakukan perhitungan struktur bila
diperlukan serta koordinat dengan
konsultan tim proyek.
• Membantu mengawasi dalam
pekerjaan tanah.
• Melaksanakan analisis hasil survey
apabila diperlukan berdasar tingkat
konstruksi yang terjadi di permukaan
atau di dalam tanah.
• Membantu TL dalam menyusun
pelaporan sesuai dengan
tahapannya.
7. Hendra Lintas Enviromental Memonitoring evaluasi atas penerapan
Nasution, ST Engineer penanganan dampak lingkungan dan
penerapan keselamatan Kesehatan
Kerja (K3) serta manajemen lalu lintas
dilapangan.
8. FX. Yudha Harimurti, Asisten Ahli Jalan
ST Raya
9. Erwin Mansyuri, ST Asisten Ahli Membantu tenaga ahli dalam
Struktur menjalankan tugasnya, baik pada saat
10. Agustiono W.N, ST Asisten Ahli di kantor maupun pada saat di
Material & Quality lapangan/lokasi kerja
11. Rina Maulya Asisten Ahli K3 dan
Nooryulianti, ST Lingkungan

I-10
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)
1.2.4 Direktorat Jenderal Bina Marga
Tugas dan fungsi Ditjen Bina Marga sesuai dengan Surat Edaran Menteri PUPR
nomor 08/SE/M/2017 tentang Mekanisme Pengawasan Pelaksanaan Konstruksi Jalan Tol
yang Dilaksanakan oleh Badan Usaha Jalan Tol, antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan arahan kepada BBPJN/BPJN terkait pengawasan pelaksanaan konstruksi
jalan tol.
2. Berkoordinasi dengan BPJT terkait target penyelesaian, kemajuan pekerjaan, dan
penanganan permasalahan yang berpotensi menghambat penyelesaian pekerjaan
konstruksi termasuk melaksanakan arahan kementerian PUPR.
3. Melakukan pengamatan lapangan baik dilakukan sendiri maupun bersama-sama
dengan BPJT, terkait kemajuan pekerjaan dan permasalahan yang berpotensi
menghambat penyelesaian pekerjaan konstruksi.
4. Memberikan rekomendasi atau masukan kepada Menteri PUPR terkait penanganan
permasalahan yang berpotensi menghambat penyelesaian pekerjaan konstruksi.

I-11
LAPORAN BULANAN NO. 25 (DESEMBER 2019)

Anda mungkin juga menyukai