DASAR-DASAR MANAJEMEN
PROYEK DAN PENGENDALIAN
PROYEK
TJ122020006
PELATIHAN PEJABAT INTI SATUAN KERJA
(PISK) BIDANG JALAN DAN JEMBATAN
i 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga penyusunan Modul Dasar-dasar Manajemen Proyek
dan Pengendalian Proyek ini dapat terlaksana sampai selesai. Modul ini
disusun dengan berbasis kompetensi sesuai standar kompetensi jabatan,
perkembangan teknologi konstruksi di bidang jalan dan jembatan, serta NSPK
terkait bidang jalan dan jembatan yang berlaku.
i
UCAPAN TERIMA KASIH
TIM TEKNIS
Pengarah
Kepala Pusbangkom Jalan, : Ir. Rezeki Peranginangin, M.Sc., M.M.
Perumahan, dan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah
Penanggung Jawab
Kepala Bidang Manajemen Sistem : Ero, S.Pd., M.Pd.
dan Pelaksanaan Pengembangan
Kompetensi
PENYUSUN
Ketua
ii
Diterbitkan Oleh:
Pusbangkom Jalan, Perumahan, dan Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
iii
DAFTAR ISI
E. Waktu ...................................................................................................... 3
G. Rangkuman ........................................................................................... 19
H. Penilaian/Evaluasi ................................................................................. 20
iv
BAB III MANAJEMEN PENGADAAN KONSTRUKSI ............................... 21
F. Rangkuman .......................................................................................... 45
G. Penilaian/Evaluasi ................................................................................ 45
E. Rangkuman .......................................................................................... 55
F. Penilaian/Evaluasi ................................................................................ 55
F. Rangkuman .......................................................................................... 75
G. Penilaian/Evaluasi ................................................................................ 75
v
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................ 75
D. Rangkuman ........................................................................................... 84
E. Penilaian/Evaluasi ................................................................................. 84
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Manajemen Proyek dan Manajemen Proyek Berdasarkan
Langkah-langkahnya ..................................................................................... 6
Gambar 2. Skema Portofolio, Program, Proyek dan Paket Pekerjaan .......... 7
Gambar 3. Tahapan Proyek ........................................................................ 12
Gambar 4. Hubungan Kompetensi Manajemen .......................................... 14
Gambar 5. Hubungan Manajemen Proyek dengan Para Stakeholder ........ 16
Gambar 6. Proses Konstruksi ...................................................................... 50
Gambar 7. Kualitas Perencanaaan dan Tujuan Proyek .............................. 51
Gambar 8. Sasaran Proyek/ Konstruksi ...................................................... 52
Gambar 9. Struktur Organisasi Tenaga Ahli Pengawasan Konstruksi
Direktorat Jenderal Bina Marga ................................................................... 60
Gambar 10. Organisasi Fungsional ............................................................. 62
Gambar 11. Organisasi Proyek ................................................................... 62
Gambar 12. Organisasi Matriks ................................................................... 63
Gambar 13. Organisasi Matriks Berimbang ................................................. 63
Gambar 14. Organisasi Matriks Komposit ................................................... 64
Gambar 15. Hirarki Kebutuhan Maslow ....................................................... 65
Gambar 16. Teori Mc Greggor..................................................................... 66
Gambar 17. Perbedaan Pemimpin (Leader) dan Manajer (Manager) ......... 68
Gambar 18. Perbedaan Pemimpin (Leader) dan Manajer (Manager) ......... 70
Gambar 19. Matriks Penyelesaian Konflik ................................................... 74
Gambar 20. Skema Manajemen Peralatan dan Bahan ............................... 79
Gambar 21. Aspek-aspek Komunikasi ........................................................ 90
Gambar 22. Tahapan dalam Manajemen Komunikasi ................................ 91
Gambar 23. Project Organization for Implementation of Non-Metropolitan
Works........................................................................................................... 93
Gambar 24. Matriks Manajemen Harapan................................................... 94
Gambar 25. Matriks Catatan Isu .................................................................. 94
Gambar 26. Skema Komunikasi .................................................................. 99
Gambar 27. Skema Hubungan e-Monitoring dan SIRUP-LPSE.................. 99
vii
Gambar 28. Skema Integrasi Database SIPP Terpadu ............................. 100
Gambar 29. Contoh Tampilan Dashboard SiPP ........................................ 101
Gambar 30. Contoh Tampilan Grafik Prognosis per Balai ......................... 102
Gambar 31. Contoh Tampilan Daftar Monitoring Serapan Rencana per Balai
................................................................................................................... 102
Gambar 32. Contoh Tampilan e-Monitoring Online ................................... 103
Gambar 33. Contoh Tampilan Progres per Unit Organisasi ...................... 103
Gambar 34. Contoh Progres per Satuan Kerja .......................................... 104
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Matriks Pemetaan Kelompok Proses Manajemen Proyek dan
Wilayah Pengetahuan.................................................................................. 16
Tabel 2. Contoh Lembar Evaluasi ............................................................... 37
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makin majunya cara-cara pelaksanaan perwujudan konstruksi-konstruksi di
dalam abad modern sekarang ini, maka terasa makin perlunya menerapkan
prinsip-prinsip manajemen yang sehat di dalam mencapai sasaran kegiatan-
kegiatan pelaksanaan Jalan dan Jembatan. Hal ini terutama disebabkan oleh
penggunaan cara-cara mekanisasi yang merupakan ciri khas kehidupan kita
di abad modern sekarang ini, yang memerlukan investasi yang besar sekali
kalau dibandingkan dengan cara-cara konvensional (baik didalam hal
modal/benda, maupun ilmu dan ketrampilan personal). Di samping itu, waktu
yang tersedia untuk mencapai hasil karya yang diminta semakin pendek,
disebabkan makin cepatnya tempo penghidupan, di mana orang mulai
menghargai waktu sebagai suatu dimensi yang penting sekali. Dengan
demikian, maka hasil produksi optimal dengan mutu yang memenuhi
persyaratan teknis/ilmiah dan ekonomi di dalam waktu yang minimal,
merupakan tuntutan yang wajar.
B. Deskripsi Singkat
Mata pelatihan Dasar-dasar Manajemen Proyek dan Pengendalian Proyek
membekali peserta dengan pengetahuan tentang prinsip-prinsip manajemen
pengadaan, manajemen proyek, manajemen konstruksi, manajemen sumber
daya manusia (SDM), manajemen peralatan dan bahan, manajemen
komunikasi serta penerapannya dalam kegiatan pelaksanaan pekerjaan jalan
dan jembatan melalui ceramah, tanya jawab, curah pendapat, dan diskusi.
1
.
2
PETA KEDUDUKAN MODUL
D. Kompetensi Dasar
(Level 2) Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu menerapkan
manajemen dan pengendalian proyek dalam pekerjaan jalan dan jembatan.
E. Waktu
3
BAB II
MANAJEMEN PROYEK
Indikator Keberhasilan
5
Gambar 1. Skema Manajemen Proyek dan Manajemen Proyek Berdasarkan Langkah-
langkahnya
Karakteristik Proyek:
Perlu diingat bahwa manajemen proyek dimulai dari inisiai sampai dengan
proyek selesai dan dievaluasi. Seperti pada Gambar 1 di atas, manajemen
proyek berawal dari proses gagasan sampai berakhirnya pada PBME dan
pemeliharaan. Definisi yang masih sering salah digunakan di masyarakat
6
adalah bahwa manajemen proyek hanyalah dari mulainya pekerjaan fisik
sampai dengan pekerjaan fisik selesai.
7
Proyek dan program memiliki kesamaan dalam hal keunikan, usaha
sementara, yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang direncanakan.
Portofolio berbeda dengan proyek dan program, yaitu kumpulan proyek dan
program yang tujuannya bisa independen atau hanya berhubungan dengan
tingkat strategi yang lengkap.
Perusahaan konstruksi bisa memiliki suatu portofolio dari proyek klien dan
portofolio proyek internal. Portofolio klien memungkinkan menjadi suatu
portofolio dengan standar internal sementara yang bisa distrukturkan.
8
1. Manajemen Integrasi Proyek
Termasuk proses dan kegiatan untuk mengidentifikasikan menentukan,
mengabungkan, menyatukan dan menkoordinasikan berbagai proses dan
kegiatan manajemen proyek dalam kelompok proses manajemen proyek.
9
8. Manajemen Risiko Proyek
Termasuk proses melakukan perencanaan manajemen risiko identifikasi,
Analisis, Perencanaan Respons Risiko, dan Pemantauan Risiko pada sebuah
proyek
10
Sebuah proyek bukanlah sebuah aktivitas rutin atau aktivitas sehari-hari yang
dilakukan oleh organisasi, melainkan aktivitas tidak rutin dengan rentang
waktu tertentu yang dapat memberikan dampak pada kelangsungan hidup
bisnis organisasi yang bersangkutan dalam jangka panjang. Pada umumnya,
sebuah proyek memiliki karakteristik sebagai berikut:
• Waktu: Proyek memiliki timeline atau garis waktu yang pasti dengan
titik awal dan titik akhir yang terukur.
• Sumber Daya: Sebuah proyek memiliki sumber daya modal dan
tenaga kerja yang terbatas.
• Alat: Menggunakan alat-alat (tools) dan teknik khusus digunakan
untuk manajamen proyek, contohnya Gantt Chart.
• Tim: Manajemen Proyek memerlukan tim yang beragam dari berbagai
departemen dan fungsi.
11
2. Aspek Manajemen Proyek Terhadap Mutu
Aspek Mutu merupakan masalah yang berkaitan dengan kualitas produk
akhir yang tujuannya produk yang dihasilkan mampu bersaing dengan
produk lainnya dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan.
Untuk mencapai tujuan proyek di atas, secarar umum ada beberapa tahapan
yang perlu dilalui, sebagaimana yang terlihat pada gambar di bawah ini:
Tahap 2 Tahap 3
Tahap 1 Tahap 4 Tahap 5
(Alternatif (Pemilihan
(Identifikasi (Eksekusi (Operasi dan
Penyelesaian Alternatif
Masalah) Proyek) Evaluasi)
Masalah) dan Desain)
Ini merupakan fase awal dari manajemen proyek, di mana dalam fase ini
manajer proyek akan menganalisis secara luas terkait proyek tersebut dan
mencari tahu apa permasalahan yang perlu untuk diselesaikan.
12
Tahap 2
Di tahap ini setidaknya ada alat evaluasi yang sering digunakan, yaitu studi
kelayakan. Isinya seputar tentang evaluasi tujuan proyek, jadwal waktu
proyek dan biaya proyek. Semua isi studi kelayakan ini dilakukan untuk
mencari tahu apakah proyek itu layak atau tidak.
Tahap 3
Bila proyek itu sudah memperoleh lampu hijau untuk dikerjakan, maka ini
waktunya bagi tim untuk membuat perencanaan proyek. Tak hanya seputar
rencana proyek, terkadang dalam beberapa hal seperti tujuan proyek juga
turut disempurnakan. Di tahapan manajemen proyek inilah diperlukan
rencana yang kuat agar bisa memandu tim menyelesaikan proyek tepat waktu
sesuai dengan anggaran yang ada.
Tahap 4
Tahap 5
Proses pemantauan dan kontrol proyek terjadi setiap waktu dari awal hingga
akhirnya proyek selesai. Fungsi dari adanya pemantauan dan kontrol proyek
ini adalah untuk melihat kemajuan dari setiap upaya yang telah dilakukan oleh
tim.
13
• Sponsor proyek
• Manajer proyek
• Tim proyek
• Staff pendukung
• Pelanggan
• Pengguna
• Pemasok
• Dan pihak-pihak lainnya yang terlibat secara langsung maupun
tidak langsung dengan proyek .
Salah satu stakeholder yang berperan penting dalam proyek adalah manajer
proyek. Setidaknya seorang manajer proyek harus memiliki kompetensi:
14
• Manajemen Skop: mendefinisikan dan mengelola semua
pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek dengan
baik,
• Manajemen Waktu: memperkirakan waktu yang dibutuhkan guna
menyelesaikan proyek dan menjamin ketepatan waktu dalam
penyelesaiannya,
• Manajemen Biaya: mempersiapkan dan mengelola biaya proyek,
• Manajemen Kualitas: menjamin bahwa proyek yang dilakukan
akan memuaskan dan memenuhi kualitas yang sudah disepakati
sebelumnnya.
• Manajemen SDM: yang berkaitan dengan efektivitas
menggunakan sumber daya manusia yang terlibat dalam proyek.
• Manajemen Komunikasi: untuk membuat, mengumpulkan,
menyebarkan dan menyimpan informasi proyek,
• Manajemen Risiko: Mengidentifikasi, menganalisa, dan merespon
risiko yang berkaitan dengan proyek yang dikerjakan,
• Manajemen Pengadaan: memperoleh barang dan jasa untuk
mendukung pelaksanaan proyek baik dari dalam maupun dari luar
organisasi.
• Manajemen Pemangku Kepentingan (Stakeholder).
15
Owner
Eksternal Kontraktor
Internal
Manajemen Konsultan
Stakeholder
Masyarakat Supplier
Penyedia
Layanan
Publik
16
Wilayah Kelompok Proses Manajemen
Pengetahuan
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Proses Proses Proses Proses Proses
Inisiasi Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Penutupan
dan Evaluasi
• Pengelolaan perubahan
Pengetahuan terintegrasi
Proyek
Manajemen • Perencanaan • Validasi
Lingkup Proyek manajemen Lingkup
lingkup • Pengendalian
• Pengumpulan lingkup
persyaratan
• Penetapan
lingkup
• Pembuatan
WBS
17
Wilayah Kelompok Proses Manajemen
Pengetahuan
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Proses Proses Proses Proses Proses
Inisiasi Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan Penutupan
dan Evaluasi
18
Dalam perencanaan dan pengendalian proyek, seorang manajer proyek
dibantu oleh tim. Keberhasilan mencapai tujuan dan sasaran proyek
ditentukan oleh beberapa aspek yaitu:
G. Rangkuman
Manajemen Proyek adalah pengetahuan yang diperlukan untuk mengelola
proyek secara menyeluruh sehingga dapat mencapai tujuan proyek dalam
batasan waktu, mutu, biaya, dengan berbagai keterbatasan sumberdaya.
Manajemen Proyek, Manajemen Pengadaan dan Manajemen Konstruksi
meliputi Proses Inisiasi, Perencanaan, Pelaksanaan,
Pemantauan/pengendalian, Pengakhiran Proyek. Praktek Manajemen Proyek
harus terus dikembangkan bersama dengan kempuan teknis substansi serta
pengelolaan administrasi akan lebih menjamin konstruksi yang tepat mutu,
waktu, biaya dan dapat dipertanggungjawabkan. Manajer proyek sebagai
fungsi kendali proyek mempunyai peranan penting dalam mengatur
keberjalanan proyek, stakeholder, waktu, biaya, dan aspek-aspek lainnya di
dalam proyek. Untuk membantu melaksanakan tugas koordinasinya,
manajemen proyek dapat menggunakan alat dan teknik manajerial seperti
19
network planning. Tidak ada proyek yang sama, namun langkah-langkah
dalam manajemen proyek umumnya mirip. Dimulai dari analisis kebutuhan
sampai pada akhirnya penyelesaian. Manajemen proyek berfungsi untuk
Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating
(Penggerakan), dan Controlling (Pengendalian). Dalam setiap langkah,
stakeholder terkait dengan pekerjaan perlu untuk diatur sehingga proyek
dapat berjalan dengan lancer dan dapat mencapai tujuannya.
H. Penilaian/Evaluasi
20
BAB III
MANAJEMEN PENGADAAN KONSTRUKSI
Indikator Keberhasilan
1. Efisien
2. Efektif
3. Transparan
4. Terbuka
5. Bersaing
6. Adil/ tidak diskriminatif
7. Akuntabel
23
• ensure that the deliverables are met as agreed in the contract.
b. Ekonomi (berkelanjutan dan berkualitas).
c. Integritas.
d. Fit for purpose (cara pengadaan tujuan dari proyek),
e. Transparan, keterbukaan dan berdaya saing.
f. Keadilan (fairness).
g. Akuntabel
1. Perencanaan pengadaan,
24
2. Perencanaan kontrak,
3. Meminta tanggapan penyedia jasa,
4. Memilih penyedia jasa,
5. Administrasi kontrak, dan
6. Penutupan kontrak
• E-purchasing
• Pengadaan Langsung,
• Penunjukan Langsung,
• Tender Cepat, dan
• Tender
25
• Seleksi
• Pengadaan Langsung,
• Penunjukan Langsung
26
• Dengan menyesuaikan apa, bagaimana, berapa jumlahnya dan kapan
harus dibeli atau diadakan.
• Memperhitungkan potensi penyedia jasa.
• Schedule juga sangat mempengaruhi.
• Risiko apa saja yang akan timbul di dalam setiap pilihan keputusan
untuk membuat atau membeli.
• Juga jenis kontrak apa yang cocok dalam mengurangi atau
memindahkan risiko kepada penyedia jasa.
27
2. Kontrak Harga Satuan: harga satuan yang tetap untuk setiap satuan
atau unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu atas
penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu yang tlh
ditetapkan dengan ketentuan:
a. volume atau kuantitas pekerjaannya masih bersifat perkiraan
pada saat Kontrak ditandatangani;
b. pembayaran berdasarkan hasil pengukuran bersama atas
realisasi volume pekerjaan; dan
c. nilai akhir kontrak ditetapkan setelah seluruh pekerjaan
diselesaikan.
28
yang berwenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, dapat berupa :
a. pekerjaan yang penyelesaiannya lebih dari 12 (dua belas)
bulan atau lebih dari 1 (satu) Tahun Anggaran; atau
b. pekerjaan yang memberikan manfaat lebih apabila
dikontrakkan untuk jangka waktu lebih dari 1 (satu) Tahun
Anggaran dan paling lama 3 (tiga) Tahun Anggaran.
1. Identitas para pihak yang mengikat kontrak: harus jelas siapa subjek
yang melakukan hubungan hukum tersebut. Identitas setidak-tidaknya
memuat nama, alamat, kewarganegaraan, domisili, dan kewenangan
membubuhkan tanda tangan.
29
6. Hak dan Kewajiban para pihak: pengguna jasa berhak untuk memperoleh
hasil konstruksi di sisi lain berkewajiban memenuhi isi perjanjian seperti
membayar penyedia jasa.
9. Cidera janji : Kontrak harus memuat tanggung jawab salah satu pihak jika
isi perjanjian tidak dilaksanakan sesuai apa yang disepakati. Penting juga
memuat apa yang masuk lingkup cedera janji.
11. Keadaan memaksa atau force majeur: kejadian yang timbul di luar
kehendak para pihak dan menimbulkan implikasi pada pekerjaaan jasa
konstruksi. Misalnya, banjir atau gempa bumi. Kesebelas, klausula mengenai
kegagalan bangunan. Isinya tentang kewajiban para pihak (penyedia jasa dan
pengguna jasa) jika terjadi kegagalan bangunan
Kontrak itu sendiri harus mencakup persyaratan untuk diterima secara formal
dan penutupan.
Peranan PPK sebagai manajer pengadaan adalah untuk memilih dari antara
calon penyedia jasa melalui proses evaluasi potensi dan negosiasi kontrak.
Selain itu juga untuk menyeleksi dokumen-dokumen yang diterima untuk
dapat lanjut ke tahapan berikutnya. Berikut adalah tahapan-tahapannya:
1. Dokumen Kualifikasi
31
a. Isi Dokumen Kualifikasi
d. Berlakunya Kualifikasi
Kualifikasi ini hanya berlaku untuk paket pekerjaan yang disebut dalam
LDK.
32
a. Pengisian Dokumen Isian Kualifikasi
b. Pakta Integritas
Pakta Integritas berisi ikrar untuk mencegah dan tidak melakukan dan
akan melaporkan terjadinya kolusi, korupsi, dan nepotisme (KKN).
Pakta Integritas dimasukkan dalam Dokumen Isian Kualifikasi dan
menjadi bagian Dokumen Penawaran.
4. Evaluasi Kualifikasi
a. Kerahasiaan Proses
33
Informasi yang berkaitan dengan evaluasi kualifikasi tidak boleh
diungkapkan kepada para peserta atau pihak lain hingga hasil
kualifikasi diumumkan.
c. Pembuktian Kualifikasi
34
b. Pokja ULP memeriksa dan membandingkan persyaratan data isian
peserta dalam Dokumen Isian Kualifikasi dalam hal: kelengkapan
dokumen kualifikasi; dan pemenuhan persyaratan kualifikasi.
e. Data yang kurang dapat dilengkapi paling lambat sebelum batas akhir
pemasukan Dokumen Kualifikasi
6. Hasil Kualifikasi
a. Penetapan Hasil Kualifikasi. Kelompok kerja ULP menetapkan daftar
peserta yang lulus kualifikasi. Berita acara diperlukan saat penetapan
hasil kualifikasi.
b. Pengumuman Hasil Kualifikasi. Kelompok kerja ULP memberitahukan
kepada seluruh peserta dan mengumumkan hasil kualifikasi di
website Kementerian/Lembaga/ Pemerintah Daerah/Institusi masing-
masing dan papan pengumuman resmi untuk masyarakat, yang
memuat paling sedikit: nama paket pekerjaan dan nilai total HPS; dan
nama, NPWP, dan alamat peserta baik yang lulus maupun tidak lulus
kualifikasi beserta alasannya.
c. Sanggahan (dari peserta). Peserta diberikan kesempatan untuk
menyampaikan sanggahan secara tertulis atas penetapan hasil
kualifikasi kepada Kelompok Kerja ULP dalam waktu 5 (lima) hari
kerja setelah pengumuman hasil kualifikasi, disertai bukti terjadinya
penyimpangan dengan tembusan kepada PPK, PA/KPA dan APIP
35
Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/Institusi yang
bersangkutan.
d. Kualifikasi Ulang. Apabila jumlah peserta yang lulus kualifikasi kurang
dari 3 (tiga), maka dilakukan pengumuman ulang prakualifikasi untuk
mencari peserta baru selain peserta yang telah lulus penilaian
kualifikasi
e. Undangan kepada Peserta Kualifikasi yang Lulus. Kelompok Kerja
ULP mengundang seluruh peserta yang lulus kualifikasi untuk
mengambil Dokumen Pemilihan dengan ketentuan: tidak ada
sanggahan dari peserta; sanggahan terbukti tidak benar; atau masa
sanggah berakhir.
f. Penting untuk menyiapkan beberapa bentuk kriteria evaluasi,
sebaiknya sebelum mengeluarkan Permintaan Proposal/Penawaran
atau Permintaan Harga formal.
g. Waspadalah terhadap proposal yang nampak bagus di atas kertas,
pastikan untuk mengevaluasi faktor-faktor, seperti kinerja masa lalu
dan pendekatan manajemen.
h. Bila diperlukan dan diijinkan, dapat meminta presentasi teknis sebagai
bagian dari proposal/penawaran.
i. Tuangkan dalam lembar evaluasi.
Contoh lembar evaluasi proposal dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
36
Tabel 2. Contoh Lembar Evaluasi
37
dapat diuraikan dengan pasti dalam KAK atau untuk pekerjaan
Penyedia Jasa Konsultansi Perorangan.
PPK juga perlu untuk mengelola hubungan dengan penyedia jasa untuk:
38
D. Prinsip-prinsip Manajemen Pengadaan
Kontrak adalah suatu kesepakatan yang saling mengikat yang mewajibkan
penjual untuk menyediakan produk atau jasa dan mewajibkan pembeli untuk
membayar. Kontrak dapat memperjelas tanggung jawab dan kewajiban para
pihak. Kontrak mengikat secara hukum, ada pertanggungjawaban untuk
menghasilkan pekerjaan sebagaimana tercantum dalam kontrak.
1. Perencanaan pengadaan,
2. Perencanaan kontrak,
3. Meminta tanggapan penyedia jasa,
4. Memilih penyedia jasa,
5. Administrasi kontrak, dan
6. Penutupan kontrak
Kontrak itu sendiri harus mencakup persyaratan untuk diterima secara formal
dan penutupan. Audit pengadaan mengidentifikasi pelajaran yang diperoleh
dalam proses pengadaan. Sistem manajemen pencatatan memberikan
kemampuan untuk dengan mudah mengatur, menemukan, dan arsip
dokumen yang terkait dengan pengadaan.
39
pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja daerah. Secara
umum, tugas PPK adalah untuk menyusun Perencanaan Pengadaan sesuai
kebutuhan K/L/PD masing-masing. PPK menetapkan HPS dengan
menandatangani pada lembar persetujuan/penetapan. HPS yang sah adalah
yang telah ditandatangani oleh PPK. Nilai HPS paling tinggi sama dengan
nilai Pagu Anggaran.
Sesuai dengan Perpres no. 16 Tahun 2018, PPK dapat dijabat oleh:
Perpres no. 16 Tahun 2018 membedakan antara jasa konstruksi dan jasa
konsultansi. Hal yang paling membedakan antara kedua jasa ini adalah jenis
kontrak pengadaannya. Kontrak jasa konstuksi dapat terdiri atas lumpsum,
harga satuan, gabungan, terima jadi, dan kontrak payung. Sedangkan pada
jasa konsultansi, kontrak dapat terdiri atas lumpsum, waktu penugasan, dan
kontrak payung saja. Perlu untuk diperhatikan perbedaan-perbedaan lainnya
antara kedua jasa ini seperti metode evaluasi, penyampaian dokumen,
evaluasi, dst.
40
Kualitas, Metode evaluasi Pagu Anggaran, dan Metode evaluasi Biaya
Terendah.
2. Alokasi Anggaran
41
a. Menyusun Spesfikasi Teknis / KAK Teknis Kegiatan;
b. Menyusun HPS, dan;
c. Menyusun Rancangan Kontrak
42
E. Contoh Dokumen Pengadaan
Berikut merupakan contoh struktur dokumen pengadaan ICB (International
Competitive Bidding):
• Bab I - Umum
• Bab II - Pengumuman
• Bab III - Instruksi Kepada Peserta;
43
• Bab IV - Lembar Data Penawaran (LDP);
• Bab IV.1 – Negara-Negara Yang Memenuhi Syarat;
• Bab IV.2 – Kebijakan Bank Dunia – Praktek Korupsi dan Penipuan;
• Bab V – Lembar Data Kualifikasi (LDK);
• Bab VI – Bentuk-Bentuk Pelelangan Standar:
I. Bentuk Surat Penawaran,
II. [Bentuk Perjanjian Kemitraan/Kerja Sama Operasi (KSO), bila
ada],
III. Bentuk Informasi Penawaran Teknis;
IV. Bentuk Informasi Penawaran Kualifikasi,
V. Bentuk Pakta Integritas,
• Bab VII – Bentuk Standar Kontrak:
• Bentuk Perintah Kerja
• Bentuk Kontrak
• Bab VIII - Syarat-Syarat Umum Kontrak;
• Bab IX - Syarat-Syarat Khusus Kontrak;
• Bab X - Spesifikasi Teknis dan Gambar;
• Bab XI - Daftar Kuantitas dan harga;
• Bab XII – Bentuk Dokumen Standar Lainnya
i. Bentuk Surat Penunjukan Penyedia Pekerjaan;
ii. Bentuk Surat Perintah Mulai Kerja; (iii) Bentuk Jaminan
Sanggahan Banding;
iii. Bentuk Jaminan Pelaksanaan dari Bank;
iv. Bentuk Jaminan Pelaksanaan dari perusahaan asuransi
/penjaminan;
v. [Jaminan Uang Muka dari Bank (apabila dipersyaratkan)];
vi. [Jaminan Pemeliharaan dari Bank (apabila dipersyaratkan);
vii. [Jaminan Pemeliharaan dari perusahaan asuransi/penjaminan
(apabila dipersyaratkan)].
44
F. Rangkuman
Pengadaan barang dan jasa dilakukan karena keterbatasan sumber daya
internal dalam melakukan kegiatan tersebut. Selain itu, dengan adanya
pengadaan, diharapkan tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan seperti
kualitas dan akuntabilitas. Pada prinsipnya, PPK diberi kewenangan oleh
Pengguna Anggaran (PA) / Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) untuk
mengambil keputusan dan/atau melakukan tindakan yang dapat
mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja negara/anggaran belanja
daerah. Maka dari itu, PPK perlu memahami manajemen pengadaan dengan
baik. Manajemen pengadaan adalah mengelola proses pembelian atau
memperoleh produk, jasa, atau hasil yang diperlukan untuk melaksanakan
pekerjaan. Terdapat langkah-langkah yang perlu diikuti mengacu pada
peraturan-perutan yang berlaku.
G. Penilaian/Evaluasi
45
Presentase Pencapaian Tindak Lanjut
90-100% Baik Sekali Anda dapat melanjuntukan materi ke
BAB IV
80-89% Baik Anda dapat melanjuntukan materi ke
BAB IV
70-79% Sedang Anda harus mengulang materi yang
belum dikuasai pada BAB III
<60% Kurang Anda harus mengulang materi yang
belum dikuasai pada BAB III
46
BAB IV
MANAJEMEN KONSTRUKSI
Indikator Keberhasilan
Selain itu terdapat juga karakteristik tiga dimensi, yaitu unik, melibatkan
sumber daya, dan membutuhkan sebuah organisasi dalam pelaksanaannya.
Proyek konstruksi mempunyai tiga tantangan utama yaitu sesuai spesifikasi,
sesuai time schedule, dan sesuai biaya rencana atau sering disebut sebagai
BMW (biaya, mutu, waktu).
49
waktu, manajemen kualitas, administrasi kontrak, manajemen keselamatan
dan praktik profesional.
Metoda &
Pelaksanaan Persyaratan
51
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dalam proses kegiatan
konstruksi serta berhak untuk memberikan pengembangan serta
penempatan tenaga kerja.
52
C. Fungsi Manajemen Konstruksi
Selain peran penting manajemen konstruksi, fungsi-fungsi manajemen
konstruksi adalah sebagai berikut:
53
Selain tujuan tersebut, fungsi dari manajemen konstruksi adalah:
1. Perencanaan (design)
2. Mengorganisasi (Organizing)
4. Mengarahkan (Directing)
5. Mengontrol (Controlling)
54
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada dasarnya pekerjaan konstruksi
selalu ada masalah. Maka dari itu dibutuhkan manajemen konstruksi untuk
dapat selalu memecahkan masalah-masalah tersebut. Namun, masalah yang
paling sering dihadapi dan menjadi sorotan banyak pihak adalah:
1. Rendahnya mutu produk hasil pelaksanaan pekerjaan konstruksi,
2. Kurang tepatnya waktu penyelesaian pekerjaan, dan
3. Rendahnya efisiensi & efektifitas penggunaan sumber daya dari yang
diharapkan
E. Rangkuman
Manajemen konstruksi adalah ilmu yang mempelajari dan mempraktikkan
aspek-aspek manajerial dan teknologi industri konstruksi. Di dalam konstruksi
tentu terdapat proses-proses yang perlu untuk diatur. Tujuan manajemen
konstruksi adalah mengelola fungsi manajemen atau mengatur pelaksanaan
pembangunan sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil optimal sesuai
dengan persyaratan (specification) untuk keperluan pencapaian tujuan ini,
perlu diperhatikan pula mengenai mutu bangunan, biaya yang digunakan dan
waktu pelaksanaan dalam rangka pencapaian hasil ini selalu diusahakan
pelaksanaan pengawasan mutu (Quality Control), pengawasan biaya (Cost
Control) dan pengawasan waktu pelaksanaan (Time Control).
F. Penilaian/Evaluasi
55
Kemudian gunakanlah rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi BAB IV.
56
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
KONSTRUKSI
Indikator Keberhasilan
Sumber daya manusia dapat dibagi menjadi 2, yaitu yang dapat diatur secara
hirarki atau internal dan yang tidak dapat diatur secara hirarki eksternal.
Secara umum, stakeholder internal adalah semua badan yang terdapat di
bawah hirarki organisasi proyek. Sedangkan stakeholder eksternal adalah
yang sejajar atau di atas organisasi proyek.
Stakeholder atau sumber daya manusia internal dalam suatu proyek termasuk
tim proyek, staf pendukung, supplier, dsb. Dalam hal ini, manajemen SDM
termasuk:
59
• Mengelola SDM: Memantau kinerja tim proyek, dengan
memberikan masukan/motivasi, solusi atau sekedar koordinasi,
dalam rangka meningkatkan kinerja proyek.
Gambar 9. Struktur Organisasi Tenaga Ahli Pengawasan Konstruksi Direktorat Jenderal Bina
Marga
60
1. Advisory/Counseling Role
2. Service Role
Dalam peran ini manajemen sumber daya manusia melakukan aktivitas yang
memberikan pelayanan secara langung kepada pihak manajer. Penarikan,
pelatihan orientasi, melakukan pencatatan, dan melaporkan pekerjaan
merupakan contoh peranan ini.
3. Control Role
61
membentuk struktur organisasi yang cocok untuk jenis pekerjaan,
perusahaan, maupun proyeknya. Berikut beberapa jenis struktur organisasi
yang sering dijumpai:
1. Organisasi Fungsional
2. Organisasi Proyek
62
3. Organisasi Matrix
63
5. Organisasi Matriks Komposit
64
Gambar 15. Hirarki Kebutuhan Maslow
2. Expectance Theory
Setiap individu percaya bahwa bila ia berprilaku dengan cara tertentu, ia akan
memperoleh hal tertentu. Ini disebut sebuah harapan hasil (outcome
expectancy) sebagai penilaian subjektif seseorang atas kemungkinan bahwa
suatu hasil tertentu akan muncul dari tindakan orang tersebut.
Setiap hasil mempunyai nilai, atau daya tarik bagi orang tertentu. Ini disebut
valensi (valence) sebagai nilai yang orang berikan kepada suatu hasil yang
diharapkan.
3. Herzberg Theory
Ada 2 faktor yang memotivasi setiap individu dalam bekerja : faktor intrinsik
dan faktor ekstrinsik :
65
• faktor intrinsik : daya dorong yang timbul dari dalam diri masing-
masing orang, dan
• faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang datang dari luar diri
seseorang, terutama dari organisasi tempatnya bekerja.
66
sebagai nisbah dari output (keluaran) dari sebuah kegiatan proyek terhadap
inputnya (masukan) baik itu manusia, modal bahan baku, energi dan yang
lainnya.
Sementara itu, tujuan khusus dari sebuah manajemen sumber daya manusia
di lingkungan proyek dan konstruksi adalah untuk membantu para manajer
fungsional atau manajer lini supaya dapat mengelola seluruh pekerja dengan
cara yang lebih efektif. Posisi manajemen sumber daya manusia yang
dimaksud di sini adalah sebagai manajemen proyek atau manajemen
konstruksi.
Tujuan manajemen sumber daya manusia proyek adalah untuk mengatur dan
mengelola sumber daya manusia semaksimal mungkin agar diperoleh kinerja
yang sesuai dari setiap stakeholder untuk mencapai tujuan proyek.
67
Pengertian leader dan manager juga perlu untuk dibedakan:
68
f. Tiada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan saran,
pertimbangan, atau pendapat;
g. Tugas-tugas dari bawahan diberikan secara instruktif.
69
d. Hampir tiada pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan,
atau kegiatan yang dilakukan para bawahan;
e. Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan kelompok;
f. Kepentingan pribadi lebih utama dari kepentingan kelompok;
g. Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul orang perorangan.
70
1. Kuadran M1 Telling/ Directing (Memberi Tahu)
71
d. Interest : Apakah orang tersebut memiliki minat untuk bekerja
di proyek?,
e. Cost : Berapa setiap anggota tim dibayar?, khususnya jika
mereka diperoleh/dikontrak dari luar organisasi?.
Setelah SDM didapat, diperlukan pengembangan agar tiap orang dalam tim
dapat bekerja sama dengan efektif demi meningkatkan kinerja proyek. Alat &
Teknik yang dapat digunakan:
a. Pelatihan : formal/informal,
72
b. Team building : berbagi pengalaman secara profesional di dalam
simulasi kelompok, untuk meningkatkan hubungan antar pribadi agar
terjadi kerjasama kelompok,
c. Ground rules : mendiskusikan dan menetapkan nilai nilai penting,
aturan main, komitmen awal untuk menghindari kesalahpahaman,
meningkatkan produktivitas,
d. Co-location : Penempatan anggota tim proyek kedalam suatu tempat
untuk meningkatkan kemampuan, (war room, etc),
e. Recognition and rewards : Pemberian penghargaan, secara formal
atau tidak formal, melalui penilaian kinerja.
73
• Definisikan dengan jelas peran dan tanggung jawab dari masing
masing staf,
• Definisikan dengan jelas rencana proyek (jadwal proyek, tujuan,
capaian, kualitas, dll),
• Spesifikasi dan dokumen lain yang memuat norma, peraturan yang
harus ditaati,
• Mengembangkan komitmen,
• Disiplin
• Komunikasi
1. Forcing:
a. Memaksa orang lain untuk setuju
b. Keputusan final, harus dilaksanakan
2. Smoothing:
a. Meminimalisasi perbedaan dengan membujuk orang lain
b. Cara yang efektif untuk membina hubungan kelompok yang
bertikai untuk sementara waktu
74
3. Compromise:
a. Pihak yang bertikai berunding untuk kesepakatan
b. Hasil perundingan merupakan kesepakatan akhir, perlu
didokumentasikan
4. Problem Solving:
a. Adu argumentasi untuk menentukan benar atau salah
b. Cara yang baik untuk menyelesaikan konflik
5. Withdrawal:
a. Menghindari penyelesaian atau menunda
b. Cara paling buruk untuk menyelesaikan konflik
F. Rangkuman
Manajemen SDM adalah mengorganisasikan, mengelola dan menempatkan
orang-orang yang ada di bawah hirarki proyek, untuk dimanfaatkan
potensinya secara efektif dan efisien. Sedangkan untuk badan-badan yang
ada di luar hirarki proyek, diperlukan koordinasi dan kolaborasi. Peranan
manajemen SDM adalah sebagai konsultan internal, pelayan, dan kontrol.
Tujuan manajemen sumber daya manusia adalah untuk mengoptimalkan
kegunaan dari seluruh pekerja di dalam sebuah perusahaan atau organisasi.
G. Penilaian/Evaluasi
75
Tingkat Penguasaan = ∑nilai %
76
BAB VI
MANAJEMEN PERALATAN DAN BAHAN
KONSTRUKSI
Indikator Keberhasilan
Perencanaan
Penghapusan Pengadaan
Pengendalian
Pemeliharaan Pengoperasian
1. Perencanaan
79
a. Sasaran pekerjaan yang harus dihasilkan berikut volume, jangka
waktu pelaksanaan, dan spesifikasi teknis.
b. Jenis-jenis kegiatan pelaksanaan yang harus dikerjakan berikut
volumenya masing-masing.
c. Kondisi medan atau kondisi lapangan.
d. Jenis peralatan yang sesuai untuk setiap jenis kegiatan pekerjaan
serta kondisi medan yang ada, serta jadwal waktu kapan peralatan
yang bersangkutan dibutuhkan atau sudah harus tersedia di lapangan.
e. Ketersediaan cuku cadang dan bahan bakar.
2. Pengadaan
Jenis peralatan, spesifikasi utama, kapasitas, jumlah unit untuk tiap jenis
peralatan harus tersedia, semua hal tersebut adalah berdasarkan data hasil
dari perencanaan kebutuhan peralatan.
3. Pengoperasian
80
4. Pemeliharaan
Kebutuhan perawatan rutin, seperti penggantian oli atau rem baru, harus
dilakukan sesuai dengan spesifikasi pabrik dan dijadwalkan sebelumnya.
Namun, jika alat berat konstruksi terpapar dengan kondisi lingkungan yang
sangat keras, maka juga dibutuhkan penyesuaian mengikuti rekomendasi
pabrik. Misalnya, di daerah dengan banyak debu, penggantian saringan udara
mungkin diperlukan lebih sering.
5. Penghapusan
82
B. Peran dan Fungsi Manajemen Peralatan dan Bahan
Terdapat 5 peran utama manajemen peralatan dan bahan, yaitu:
83
D. Rangkuman
Manajemen Peralatan dapat diartikan sebagai proses pengelolaan peralatan
sejak peralatan direncanakan pengadaannya, sampai peralatan tersebut
dihapus. Manajemen peralatan meliputi perencanaan, pengendalian,
penghapusan, pengoperasian, dan pemeliharaan dari peralatan dan alat
berat dalam sebuah proyek.
E. Penilaian/Evaluasi
84
BAB VII
MANAJEMEN KOMUNIKASI KONSTRUKSI
Indikator Keberhasilan
87
a. Sentuhan : termasuk: bersalaman, menggenggam tangan,
berciuman, sentuhan di punggung, mengelus-elus, pukulan, dan lain-
lain,
Dalam praktek lapangan, kedua cara komunikasi ini penting untuk dilakukan
untuk memastikan tersampainya informasi yang ingin disampaikan.
Komunikasi non-verbal dapat memperkuat komunikasi verbal dalam transfer
informasi.
88
1. Komunikasi formal : proses yang biasanya terjadi dalam jalur
komunikasi formal, yang didalamnya ada wewenang dan tanggung
jawab sesuai dengan tugas pekerjaan masing-masing, baik dari
atasan ke bawahan ataupun dari bawahan ke atasan.
89
8. Komunikasi eksternal : menggambarkan bagaimana organisasi
dapat terhubung dengan lembaga atau organisasi lainnya. Komunikasi
eksternal penting terutama untuk menjaring sebuah kerjasama
dengan pihak luar.
90
Dalam komunikasi yang tersusun, terdapat tahapan-tahapan yang sering
diikuti, yaitu:
91
yang akan dilaporkan. Sedangkang laporan kemajuan menjelaskan
apa yang telah melakukan tim proyek selama kurun waktu tertentu.
Prakiraan memperkirakan status dan kemajuan proyek masa depan
berdasarkan informasi terakhir dan tren.
4. MENGELOLA STAKEHOLDERS: Mengelola komunikasi untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan dari stakeholder proyek dan untuk
menyelesaikan masalah. Manajer Proyek harus memahami dan
bekerja dengan berbagai pihak yang berkepentingan. Perlu suatu
cara untuk merancang, mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah.
92
• Teknik menyampaikan berita “buruk”
• Pengaturan jumlah jalur komunikasi
93
Gambar 24. Matriks Manajemen Harapan
94
• Konfrontasi (Confrontation or problem-solving) : langsung
menghadapi konflik dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah.
• Kompromi (Compromise): Gunakan pendekatan memberikan dan
mengambil.
• Memperlancar (Smoothing) : menekankan bidang perbedaan dan
menekankan bidang- kesepakatan.
• Memaksa (Forcing) : pendekatan menang-kalah.
• Penarikan (Withdrawal) : menarik dari ketidaksetujuan aktual atau
potensial.
95
• Gunakan keterampilan berkomunikasi (khususnya dalam menangani
konflik)
• Selalu berusaha untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi
• Lakukan rapat dengan efektif
• Gunakan e-mail secara efektif
• Gunakan template dalam komunikasi proyek
• Bangun infrastruktur komunikasi
96
• PERATURAN KOMISI INFORMASI No.1 Tahun 2010 tentang Standar
Layanan Informasi Publik
• PERMEN PU No.14/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah &
Dilaksanakan Sendiri
• PERMEN PU No.15/2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah &
Dilaksanakan Melalui Dekonsentrasi Dan Tugas Pembantuan
• Permen PU No 14/2011 Pasal 9: Kasatker mempunyai tugas dan
bertanggung jawab secara fisik dan keuangan terhadap pelaksanaan
kegiatan Kementerian sesuai dengan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA) dan Petunjuk Operasional Kegiatan (POK)
• Permen PU No 14/2011 Pasal 15: Kasatker wajib menyusun dan
menyampaikan laporan keuangan dan BMN, LAKIP, Laporan
pelaksanaan kegiatan termasuk laporan terkait keterbukaan informasi
publik sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
• Permen PU No 14/2011 Pasal 16: Kasatker akan diberikan teguran
secara tertulis oleh atasan langsungnya dan ditembuskan ke atasan
dan sekretaris jenderal apabila tidak menyampaikan laporan
sebagaimana dimaksud pada pasal 15 ayat 1 selama 1 bulan setelah
berakhirnya bulan yang bersangkutan.
• Permen PU No 14/2011 Pasal 19: Pelaksanaan monitoring dan
evaluasi dimaksudkan untuk memantau penyelenggaraan
administrasi dan fisik serta melakukan evaluasi keseluruhan program
dan kegiatan terhadap rencana sasaran yang ditetapkan oleh Menteri.
97
• Data: adalah sekumpulan fakta yang mewakili suatu
peristiwa/kejadian
• Informasi: adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna
& lebih berarti bagi penerimanya
• Sistem: adalah kumpulan komponen yang bekerja bersama-sama,
berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu
Perlu diperhatikan bahwa pengumpulan data tanpa persiapan/perancangan
yang matang, dapat menyulitkan analisis. Selain itu akurasi dan validitas data
sangat penting dan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pengumpul data.
98
Gambar 26. Skema Komunikasi
Dengan sistem ini diharapkan tidak ada lagi penginputan data dasar melalui
Info Umum (sekarang SIRUP), seluruh paket diinput melalui aplikasi
99
eMonitoringKL. Data dasar SIRUP diambil melalui aplikasi emonitoring.
Pelelangan dapat dilakukan setelah data masuk ke dalam SIRUP (Sistem
Informasi Rencana Umum Pengadaan). Agar tidak terjadi perbedaan data
kontrak / data lelang maka petugas eMonitoring KL dan POKJA harus saling
terus berinteraksi dan berkoordinasi satu sama lain.
Sedangkan diagram SIPP terpadu adalah sebagai berikut:
• Untuk pengisian progres fisik & keuangan relatif telah berjalan dengan
baik
• Untuk pengisian substansi satminkal (Data Teknis) pada aplikasi SiPP
masih belum lengkap meliputi :
o Lokasi kegiatan penanganan (Sta Awal dan Sta Akhir serta
Koordinat)
o Jenis perkerasan
o Foto pelaksanaan
• Pada SiPP Terpadu, data teknis wajib diisi untuk Satker fisik
101
Gambar 30. Contoh Tampilan Grafik Prognosis per Balai
Gambar 31. Contoh Tampilan Daftar Monitoring Serapan Rencana per Balai
102
Berikut beberapa contoh tampilan e-Monitoring:
103
Gambar 34. Contoh Progres per Satuan Kerja
E. Rangkuman
Manajemen komunikasi merupakan kompetensi yang harus dimiliki manajer
proyek agar ada jaminan bahwa semua informasi tentang kegiatan/proyek
akan sampai tepat waktu, akurat, dikumpulkan, dibagikan, disimpan dan
diatur dengan tepat. Dalam sebuah manajemen, sangat diharapkan
komunikasi berjalan secara efektif sehingga kegiatan dapat berjalan dengan
lancar. E-monitoring atau yang sering disebut sebagai emon dan Sistem
Pemantauan Proyek (SiPP) dewasa ini menjadi sangat penting dalam
manajemen komunikasi. Semua jalur komunikasi harus jelas dan terdata
sehingga dapat lebih mudah untuk diatur.
F. Penilaian/Evaluasi
104
Kemudian gunakanlah rumus dibawah ini untuk mengetahui tingkat
penguasaan Anda terhadap materi BAB VII.
105
BAB VIII
PENUTUP
A. Evaluasi Kegiatan Belajar
Dalam evaluasi kegiatan belajar, perlu dilakukan evaluasi kegiatan pelatihan,
yaitu evaluasi hasil pembelajaran modul ini dan isi materi pokok tersebut
kepada para peserta, pengajar maupun pengamat materi atau Narasumber,
berupa soal/kuisioner tertulis :
107
DAFTAR PUSTAKA
109
PERISTILAHAN
111
KUNCI JAWABAN
BAB II
3. Jika dalam sebuah proyek terjadi suatu hal yang tidak diinginkan seperti
pelanggaran peraturan, apa yang perlu dilakukan pengendali proyek dalam
kapasitasnya sebagai manajemen proyek? (Bobot: 50)
BAB III
Mengelola proses pembelian atau memperoleh produk, jasa, atau hasil yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan. Prinsip pengadaan adalah untuk
mendapatkan barang dan/ atau layanan dari sumber luar.
113
Tujuan diadakannya pengadaan menurut Perpres 16 tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/ Jasa Pemerintah (pasal 6):
• Efisien
• Efektif
• Transparan
• Terbuka
• Bersaing
• Adil/ tidak diskriminatif
• Akuntabel
BAB IV
Jika DED yang diterima kurang cocok dengan keadaan lapangan atau bahkan
terjadi salah perhitungan, maka seorang manajer konstruksi dapat mengambil
langkah mundur ke tahap perencanaan. Hal ini bukan berarti pekerjaan
dihentikan, namun mengajak PPK dan konsultan perencana merevisi desain
yang ada agar dapat dilaksanakan dengan baik di lapangan.
BAB V
115
dari sebuah kegiatan proyek terhadap inputnya (masukan) baik itu manusia,
modal bahan baku, energi dan yang lainnya.
3. Dalam ranah SDM eksternal yang tidak dapat diatur secara hirarki, apa
langkah yang harus diambil jika pemilik proyek menginginkan tambahan
pekerjaan yang ada di luar kontrak kerja? (Bobot: 50)
BAB VI
116
dilakukan jika lokasi proyek tidak cukup untuk menyimpan material yang
dibutuhkan? (Bobot: 50)
BAB VII
118