1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Perencanaan
Andalalin Pembangunan Overpass Balaraja Timur” tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini, antara lain adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam pengajuan usulan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; serta dengan harapan dapat memotivasi penyusun sehingga mampu memahami dan
memperdalam segala pembahasan dan aplikasi terkait perencanaan jembatan gantung.
Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan kerja
pada Satuan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Banten, atas segala dukungan dan bantuannya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah
ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Serta Penyusun berharap semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah
SWT dan berguna bagi kita semua. Aamiin ya rabbalallamiin..
1
BAB 6 ANALISIS KINERJA LALU LINTAS............................................... 19
6.1. Pemodelan Analisa Kinerja Lalu Lintas ............................................... 19
6.2. Identifikasi/Prakiraan Dampak Lalu Lintas .......................................... 20
6.3. Kondisi Lalu Lintas Pada Tahun Dasar 2020 ...................................... 22
6.3.1 Kapasitas Jalan Kondisi Eksisting ................................................ 21
6.3.2 Kecepatan Arus Bebas dan Kecepatan Rata-Rata Ruang ........... 22
6.3.3 Kinerja Ruas Jalan Tahun Dasar 2020 ........................................ 22
6.4. Kinerja Ruas Jalan Masa Kontruksi Tahun 2021 ................................ 22
6.5. Kondisi Lalu Lintas Tahun 2022............................................................ 22
6.6. Kondisi Lalu Lintas Tahun 2027............................................................. 23
6.7 Kinerja Simpang ..................................................................................... 23
BAB 7. KESIMPULAN………………………………………………………….. 24
7.1 Penanganan Dampak Masa Kontruksi .................................................. 24
7.2 Implementasi Penanganan Dampak ...................................................... 24
2
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
DASAR TEORI
5
No Jenis rencana pembangunan Ukuran minimal
3) Bank 500 m2 luas lantai bangunan
f. Stasiun pengisian bahan bakar umum 1 dispenser
(SPBU)
g. Hotel 50 kamar
h. Gedung pertemuan 500 m2 luas lantai bangunan
i. Restoran 100 tempat duduk
j. Fasilitas olahraga (indoor dan outdoor) Kapasitas penonton 100 orang
dan/atau luas 10.000 m2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2.000 m2 luas lantai bangunan
l. Pencucian mobil 2.000 m2 luas lantai bangunan
2. Permukiman
a. Perumahan dan permukiman
1)Perumahan sederhana 150 unit
2)Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah susun dan apartemen
1)Rumah susun sederhana 150 unit
2)Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas lantai keseluruhan 2.000 m2
3. Infrastruktur
a. Akses ke/dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar udara Wajib
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Lintas bawah (underpass) Wajib
j. Terowongan (tunnel) Wajib
4. Bangunan/permukiman/infrastruktur
lainnya
Wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas, apabila ternyata diperhitungkan
telah menimbulkan 75 perjalanan (kendaraan) baru pada jam padat dan atau
menimbulkan rata-rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya pada
jalan yang dipengaruhi oleh adanya bangunan atau permukiman
atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan
Sumber: PerMen Perhubungan No.PM 75 Tahun 2015
6
infrastruktur lebih besar 50 persen dari fasilitas utama atau pokok wajib dilakukan
analisis dampak lalu lintas.
Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu persyaratan pengembang
atau pembangun untuk memperoleh: izin lokasi; izin mendirikan bangunan; atau izin
pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang bangunan gedung.
“_+ 7
2.4. Analisis Bangkitan-Tarikan Perjalanan
“_+ 8
BAB III
METODOLOGI
“_+ 9
dan selanjutnya hasil dari penanganan tersebut diprediksi untuk melihat kondisi
kedepannya.
“_+ 10
Gambar Metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu lintas
(Andalalin)
“_+ 11
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Skala Kegiatan
Layanan pergerakan pada ruas Dari arah serang menuju Jakarta
Bentang ± 57.780
Wingwall ± 3.250
Reiling Pipa Besi
Struktur Atas Beton, Girder PC-U
Lapisan perkerasan Aspal
Struktur bawah Abutment dengan pondasi beton
Lebar badan jalan ± 7.000 meter
lebar bahu + parapet 2x (2x0,5) = 2 meter
Derajat Kejenuhan (DS) 0,59 (hari kerja) dan 1,10 (hari libur)
ESAL Kumulatif 1o Tahun 33,726,3590.327
“_+ 12
4.2.1. Lokasi Rencana Kegiatan
“_+ 13
Overpass tambahan/
Parameter Overpass eksisting
pelebaran (Rencana)
Layanan pergerakan Dari arah jakarta menuju Serang Dariarah serang menuju
pada ruas Jakarta
Bentang ± 56.780 m ± 57.780
Wingwall ± 6.250 m ± 3.250
Reiling Pipa Besi Pipa Besi
Struktur Atas Beton Beton, Girder PC-U
Lapisan perkerasan Aspal Aspal
Struktur bawah Abutment dengan pondasi beton Abutment dengan
pondasi beton
Lebar badan jalan ± 7.000 meter ± 7.000 meter
lebar bahu + parapet 2x (2x0,5) = 2 meter
Derajat Kejenuhan (DS) 0,57 (hari kerja) dan 0,97(hari libur) o,5Q (hari kerja) dan 1,10
(hari libur)
ESAL Kumulatif 1o Tahun 33,726,350.327 33,726,350.327
“_+ 14
4.3.2 Tahap Konstruksi,
meliputi kegiatan sebagai berikut : Kegiatan Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga
Kerja Konstruksi, Aktivitas Kantor Lapangan (Basecamp), Kegiatan Mobilisasi Alat dan
Material, Konstruksi Oprit Overpass (Jalan masuk ke Overpass), dan Konstruksi
Overpass Struktur Bawah (Substructures). Untuk mengetahui dampak yang perlu
dikelola dan dipantau dari kegiatan konstruksi pelebaran jalan menuju overpass (oprit
overpass) dan Konstruksi Overpass Struktur Bawah (Substructures), maka perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai tata laksana pekerjaan, yang berpotensi
menimbulkan dampak, Konstruksi Overpass Struktur Atas (Superstructures). Pekerjaan
pada pembahasan ini terdiri atas :
1. Pemasangan Pondasi Bored Pile Untuk Pier, Abutment, dan Pondasi
Retaining Wall Oprit
2. Konstruksi Abutment dan Pier
3. Konstruksi Struktur Jalan Oprit
LOKASI
“_+ 15
BAB V
PELINGKUPAN DAMPAK
5.1.Pelingkupan Dampak
Lokasi pembangunan Overpass berpotensi menambah adanya crossing,
diverging dan merging dari area Overpass ke Jalan Raya Serang. Potensi adanya
crossing di Jalan Raya Serang adalah potensi dampak yang perlu dilakukan
penanganan. Adapun pelingkupan dampak dari Pembangunan Overpass meliputi
Jalan Raya Serang, Jalan pintu masuk Tol, Jalan Kp. Kawidaran, Jalan Tol
Merak-Jakarta dan Jalan Talaga Bestari.
Prakiraan dampak dari Pembangunan Overpass meliputi :
a. Kecelakaan lalu-lintas dan jalan licin akibat ceceran material yang berasal dari
kendaraan pengangkut material;
b. Rusaknya sarana dan prasarana terutama jalan dan trotoar akibat dilewati
kendaraan pengangkut material;
c. Terjadi potensi crosing di depan akses masuk dan keluar Overpass;
d. Meningkatnya volume lalu lintas, penurunan kecepatan lalu lintas di depan
lokasi Overpass.
“_+ 16
Timur memiliki hambatan samping rendah tanpa adanya aktivitas ekonomi
di sepanjang jalan.
3. Jalan Kp. Kawidaran dengan karakteristik jalan tipe 2/2 UD (dua lajur dua arah
tanpa pemisah) dengan lebar jalan efektif 5,00 meter. Dilihat dari kondisi guna
lahan dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Kp. Kawidaran memiliki hambatan
samping tinggi adanya aktivitas ekonomi (warung-warung) dan perparkiran.
4. Jalan Telaga Bestari dengan karakteristik jalan tipe 4/2 D (empat lajur dua arah
dengan pemisah) memiliki lebar jalan efektif 17,00 meter, median 4,8 meter
dan pedestrian selebar 1,10 meter di kiri dan kanan jalan. Dilihat dari kondisi
guna lahan yang ada dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Telaga Bestari
memiliki hambatan samping rendah tanpa adanya aktivitas ekonomi dan
perparkiran.
5. Jalan Tol Merak-Jakarta dengan karakteristik jalan tipe 4/2 D (empat lajur dua
arah dengan pemisah) dengan lebar jalan efektif 25,5 meter dengan median
2,6 meter. Dilihat dari kondisi guna lahan yang ada dapat disimpulkan bahwa
ruas Jalan Tol Merak-Jakarta memiliki hambatan samping rendah.
5.1.2 Karakteristik dan Kinerja Simpang Terdampak
1. Simpang Tol Pintu Masuk Balaraja Timur
Merupakan pertemuan ruas jalan Raya Serang dan Jalan Pintu Masuk Tol.
Dengan karakteristik sebagai berikut :
2. Simpang Kawidaran Merupakan pertemuan ruas jalan raya Serang dan jalan
Kawidaran. Dengan karakteristik sebagai berikut :
“_+ 17
3. Simpang Talaga Bestari Merupakan pertemuan ruas jalan raya Serang dan jalan
Talaga Bestari. Dengan karakteristik sebagai berikut :
“_+ 18
BAB VI
ANALISIS KINERJA LALU LINTAS
“_+ 19
6.2. Identifikasi/Prakiraan Dampak Lalu Lintas
Sesuai dengan latar belakang rencana pembangunan Overpass Balaraja Timur ini
sebagai antisipasi potensi kemacetan dan rawan kecelakaan. Prakiraan dampak dapat
diklasifikasikan menjadi dua menurut dimensi ruangnya, yaitu internal dan eksternal,
internal yang dimaksud adalah dalam lingkup lokasi pembangunan, dan eksternal
adalah di luar lokasi pembangunan yang terkena pengaruhnya.
“_+ 20
Faktor penyebab
No Prakiraan dampak Besaran dampak
(sumber dampak)
d. Kerusakan Jalan Kegiatan Kontruksi Dampak Rendah:
Kerusakan berpotensi terjadi
hanya saat kontruksi
berlangsung.
C. Tahap Operasional
a. Naiknya Kecepatan Hilangnya Tundaan di lalu Dampak Sedang: Naiknya
lalu lintas menerus lintas menerus kecepatan lalu lintas
b. Naiknya volume lalu Arus lalu lintas yang tidak Dampak sedang : naiknya vc
lintas terganggu perlintasan jalan.
sebidang bisa menjadi
tarikan untuk masyarakat
melalui Jalan Raya Serang
Sumber : Hasil Analisis 2020
“_+ 21
6.3.2 Kecepatan Arus Bebas dan Kecepatan Rata-Rata Ruang
Kecepatan arus bebas diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana
hubungan antara kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan
telah ditentukan dengan metode regresi.
6.3.3 Kinerja Ruas Jalan Tahun Dasar 2020
Kondisi saat ini perlu dikaji untuk mengetahui permasalahan kondisi saat ini.
Sehingga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan penanganan dampak dari
operasional Pembangunan Overpass Balaraja Timur. Analisa kinerja ruas jalan di
lakukan berdasarkan hasil surve traffict counting pada tanggal 05-07 September 2020.
Penanganan dampak lalu lintas dilakukan apabila kinerja lalu lintas dengan adanya
Pembangunan Overpass Balaraja Timur menurun dari kondisi tanpa dilakukan
pembangunan.
6.4 Kinerja Ruas Jalan Masa Kontruksi Tahun 2021
Analisis permintaan perjalanan pada sub-bab ini meliputi analisis potensi
bangkitan dan tarikan perjalanan, distribusi perjalanan, penurunan kapasitas jalan dan
analisis kebutuhan parkir pekerja kontruksi. Analisis bangkitan dan tarikan perjalanan
Akibat Pembangunan dan operasi Overpass Balaraja Timur di Jalan Raya Serang
pada tahap konstruksi digunakan pendekatan dari rencana pembangunan
sebagaimana disampaikan pada bab sebelumnya. Dengan jumlah rata - rata ritase
adalah 10 - 20 rit/hari akan menarik 26 smp/jam.
Distribusi perjalanan diprediksi proporsional terhadap asal perjalanan di setiap
zona untuk volume masuk dan proporsional terhadap tujuan perjalanan tiap zona untuk
volume keluar Pembangunan Overpass Balaraja Timur atas dasar matriks asal tujuan
perjalanan pada kondisi eksisting (tanpa ada pembangunan).
6.5 Kondisi Lalu Lintas Tahun 2022
Dengan target operasional pada Januari 2022, maka perlu di lihat kinerja jalan
tahun 2021 tanpa adanya pembangunan, yang berguna untuk membandingkan kondisi
dampak adanya pembangunan. Sehingga apabila di temukan permasalahan lalu
lintas, pembangunan dapat mengambil peran untuk menangani permasalahan
tersebut.
“_+ 22
6.6 Kondisi Lalu Lintas Tahun 2027
Dengan target operasional pada Januari 2022, maka kinerja lalu lintas perlu dilhat
forcasting untuk 5 tahun mendatang dengan kondisi adanya pembangunan Overpass
maupun dengan tanpa adanya Overpass pada tahun 2027. Berdasarkan data empiris,
rata-rata pertumbuhan lalu lintas di Kabupaten Serang, adalah sebesar 5,1 % per
tahun.
6.7 Kinerja Simpang
Terdapat dua simpang yang berdekatan dengan lokasi pembangunan yaitu
Simpang Kawidaran, Simpang Pintu Masuk Tol, dan Simpang Talaga Bestari.
“_+ 23
BAB VII
KESIMPULAN
“_+ 24
Tabel Usulan penanganan dampak Pembangunan pada tahap konstruksi
“_+ 25
Pihak Tahun Penaganan
Indikator
No Jenis dampak Bentuk penanganan dampak pengelola Dampak
keberhasilan
dampak 2021 2022 2027
3. Penurunan Melengkapi truk-truk material dengan penutup dan terpal atau tidak terjadi Pembangun + +
Kualitas Udara plastik, sehingga material yang diangkut tidak menimbulkan debu penurunan kadar
dan tercecer diatas permukaan jalan. sehat dari udara
Melaksanakan kegiatan sesuai aturan lalu lintas yang berlaku.
Pada lokasi kegiatan perlu dipagar sebagai batas kegiatan. di sekitar proyek
Melaksanakan rekomendasi hasil studi UKL-UPL
4. Peningkatan Melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat-alat tidak melampaui Pembangun + +
Kebisingan secara bertahap. ambang batas
Pelaksanaan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi dilakukan pada kebisingan yang
jam kerja siang hari.
Melaksanakan kegiatan secara bertahap sesuai aturan yang berlaku. di atur
Melaksanakan rekomendasi hasil studi UKL-UPL pemerintah
5. Pengaturan Menempatkan rambu petunjuk jalan di sisi depan lokasi
sirkulasi, ruang pembangunan
parkir, dan Kendaraan material setelah selesai mengirim material ke lokasi
proyek tidak di perkenankan parkir di dalam lokasi dan wajib segera
“_+ 26
Pihak Tahun Penaganan
Indikator
No Jenis dampak Bentuk penanganan dampak pengelola Dampak
keberhasilan
dampak 2021 2022 2027
penempatan meninggalkan lokasi proyek.
material; Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan dilarang
menggunakan badan jalan (off-street parking); parkir disediakan di
dalam kawasan.
6. Kerusakan Melakukan dokumentasi keadaan jalan sebelum dilakukan Tidak terjadi Pembangun + +
Prasana Jalan kontruksi, dan membandingkan keadaannya setelahkontruksi kerusakan jalan
umum (Jalan selesai. di Jalan Raya
Menyediakan tempat parkir khusus kendaraan material.
Raya Serang ) Serang
7. Gangguan Pengaturan waktu angkutan material dan peralatan dengan Tidak Pembangun + +
kelancaran arus memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas sekitar. Yaitu jam 09.00 menimbulkan
– 11 WIB dan 13.30 – 16.00 WIB;
lalu lintas antrian
Pengangkutan dengan dimensi besar atau volume besar
direkomendasikan dilaksanakan pada off-peak yaitu pada malam hari kendaraan di
antara pukul 23.00 hingga pukul 04.00 WIB dengan kendaraan besar jalan utama
(dengan lebar di atas 2,1 meter);
Melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan secara bertahap dan
mengutamakan kelancaran lalu lintas;
Memasang perambuan sementara.
Mengatur pergerakan pada saat jam tidak sibuk.
“_+ 27
Gangguan Untuk keselamatan pengguna jalan lain (dan kenyamanan) di jalan, Tidak Pembangun; + +
keselamatan setiap angkutan yang akan meninggalkan lokasi wajib dilakukan menimbulkan berkoordinasi
pengguna jalan pengecekan, untuk memeriksa dan menjaga kebersihan truk terutama kecelakaan dengan instansi
roda dari ceceran material dan perlu dilakukan pembilasan/pembersihan, terkait
agar truk keluar dari proyek dalam keadaan bersih (tidak membahayakan
pengendara lainnya). Untuk itu juga perlu disediakan ruang untuk
pencucian truk di dalam areal lokasi proyek. Dan apabila dalam prosesnya
terdapat material tanah yang jatuh ke jalan/ceceran material, maka perlu
dilakukan pembersihan jalan dari material jalan tersebut dengan disapu
dan dicuci dengan air hingga bersih.
Memberikan informasi yang jelas dan memerintahkan pekerja untuk
mengamankan rute saat terjadi mobilitas material dan peralatan, dan
berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan/Kepolisian (Satlantas) guna
membantu kelancaran arus kendaraan dan angkutan material/peralatan
konstruksi,
Pemasangan rambu-rambu (salah satunya rambu peringatan adanya
kegiatan konstruksi yang diletakkan berjarak 100 meter sebelum
lokasi pembangunan dan persimpangan di jalan utama) dan warning
light (lampu flasing) sesuai dengan persyaratan keselamatan (K3);
dalam pemasangannya tidak mengganggu fungsi rambu atau peleng
kap jalan yang lain (rambu yang terlihat jika malam hari),
“_+ 28
aktifitas kegiatan harus dilakukan di dalam kawasan pembangunan).
Memasang lampu penerangan jalan pada saat melakukan aktifitas proyek
di malam hari.
8 Gangguan Untuk setiap pengangkutan material diharuskan tidak mengganggu Tidak terdapat Pembangun
kenyamanan lingkungan, sehingga diutamakan tertutup baik secara mekanis komplain/pengad
pengguna jalan maupun terpal. Untuk pengangkutan peralatan dipastikan peralatan uan dari
dalam kondisi terkunci aman sesuai dengan persyaratan pengangkutan masyarakat
yang berlaku,
Pemilihan jenis angkutan disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada
Meningkatkan struktur jalan masuk kawasan pembangunan untuk
mendukung mobilitas kendaraan material dan peralatan.
Sanggup melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat
pengangkutan material dan peralatan sdengan radius hingga 100
meter dari lokasi pembangunan.
Untuk angkutan material diberikan banner/stiker dengan tulisan “
angkutan material kegiatan dan layanan pengaduan di 081xxxxx”
Pemberian informasi di depan kawasan pembagunan untuk layanan
pengaduan kegiatan konstruksi di 081xxxxx”, untuk dapat segera
ditindaklanjuti oleh Pembangun/Kontraktor
“_+ 29
9. Kebutuhan ruang Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan Tidak terdapat Pembangun
parkir dilarang menggunakan badan Jalan Raya Serang (off-street parking); parkir di
parkir disediakan di dalam kawasan. badan/bahu
jalan
“_+ 30
7.2 Penanganan Dampak Pada Masa Operasional
Berdasarkan analisis data lalu lintas, prediksi lima tahun setelah beroperasi tidak
berdampak cukup signifikan terhadap permasalahan transportasi. Pada tahap
operasional diperkirakan dampak yang timbulkan adalah naiknya kecepatan lalu lintas
yang berpotensi naiknya kecelakaan pada ram menurun dari overpass.
7.2.1 Pengaturan Batas Kecepatan
Batas kecepatan kendaraan sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Kecepatan maksimum yang diizinkan
untuk kendaraan bermotor dibedakan oleh kelas jalan. Untuk dapat mengatur
mengenai tata cara dalam penetapan batas kecepatan, Menteri Perhubungan
mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. Penetapan Batas kecepatan ditetapkan
secara nasional dan dinyatakan dengan rambu lalu lintas, yaitu, paling rendah 60
(enam puluh) kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100
(seratus) kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan, paling tinggi 80 (delapan
puluh) kilometer per jam untuk jalan antar kota, paling tinggi 50 (lima puluh) kilometer
per jam untuk kawasan perkotaan; dan paling tinggi 30 (tiga puluh) kilometer per jam
untuk kawasan pemukiman.
7.2.2 Pemarkaan
Marka berguna untuk mengarahkan dan mengatur jalannya lalu lintas, sehingga
arus lalu lintas dapat berjalan dengan baik. Garis marka jalan ini merupakan sebuah
rambu. Penting bagi setiap pengendara bermotor karena merupakan sebuah rambu
hampir selalu ada di sepanjang jalan raya
“_+ 31
Tabel Usulan penanganan dampak pembangunan pada tahap operasional
Jenis
dampak/lokasi Indikator Pihak pengelola
No Bentuk penanganan dampak
pengelolaan keberhasilan dampak
dampak
A. DAMPAK INTERNAL
1. Peningkatan keselamatan
a. Pemarkaan dan o Pemberian marka pembagi arah; Tidak menimbulkan Satker Balai Besar
perambuan o Pemarkaan berbiku di badan overpass untuk menandakan dilarang berhenti/parkir kecelakaan lalu lintas Pelaksanaan Jalan
di badan overpass. Nasional VI
b. Batas Kecepatan o Untuk menjaga potensi kecelakaan maka di lakukan penanganan pengurangan Tidak menimbulkan Satker Balai Besar
kecepatan maksimal 50 km/jam pada tapak overpass. kecelakaan lalu lintas Pelaksanaan Jalan
Nasional VI
c. Penerangan Jalan Peningkatan keamanan dan keselmatan berlalu lintas di dukung dengan adanya Pengemudi bisa Satker Balai Besar
Umum prasarana penerangan jalan yang cukup melihat rute jalan Pelaksanaan Jalan
saat malam hari Nasional VI
B. DAMPAK EKSTERNAL
a. Timbulnya PKL Memasang rambu larangan adanya kegiatan PKL (Pedagang Kaki Lima) Tidak tumbuh Satker Balai Besar
(Pedagang Kaki adanya PKL Pelaksanaan Jalan
Lima) (Pedagang Kaki Nasional VI
Lima)
“_+ 32
Bahasan sebelumnya telah disampaikan dalam kegiatan rapat pembahasan konsep laporan akhir perencanaan Andalalin
di Balai Besar Peksanaan Jalan Nasional VI, pada tanggal 19 November 2020. Adapun rapat diselenggarakan via zoom
meeting (undangan terlampir).
“_+ 33
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI )”, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.
Hobbs, F.D, 1995, “Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas” Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Sarana Multi Daya, 2020, “Perencanaan Andalalin di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
VI – Pembangunan Overpass Balaraja Timur”, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta.
Standly, 2004, ”Analisis Dampak Lalu Lintas Pada Pusat Perbelanjaan Yang Telah
Beroperasi”, Tesis Magister, Teknik Transportasi, Program Studi Sistem dan Teknik
Transportasi, UGM, Yogyakarta.
“_+ 34