Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PERENCANAAN ANDALALIN PEMBANGUNAN


OVERPASS BALARAJA TIMUR

TUGAS PENGEMBANGAN PROFESI


DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS DUPAK
(DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT)
OLEH : INTAN YUNIARTI
NIP. 198706232010122002

SATUAN KERJA PERENCANAAN DAN PENGAWASAN JALAN NASIONAL


PROVINSI BANTEN
BALAI PELAKSANAAN JALAN NASIONAL BANTEN
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
2021

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat
dan ridho-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Makalah Perencanaan
Andalalin Pembangunan Overpass Balaraja Timur” tepat pada waktunya.
Maksud dari penyusunan makalah ini, antara lain adalah untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam pengajuan usulan penilaian angka kredit Jabatan Fungsional Teknik Jalan dan
Jembatan Muda, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat; serta dengan harapan dapat memotivasi penyusun sehingga mampu memahami dan
memperdalam segala pembahasan dan aplikasi terkait perencanaan jembatan gantung.
Pada kesempatan ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada rekan – rekan kerja
pada Satuan Perencanaan dan Pengawasan Jalan Nasional, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Banten, atas segala dukungan dan bantuannya, sehingga penyusun bisa menyelesaikan makalah
ini. Penyusun menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah ini.
Akhir kata, penyusun berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terkait.
Serta Penyusun berharap semoga apa yang kita lakukan mendapatkan limpahan rahmat dari Allah
SWT dan berguna bagi kita semua. Aamiin ya rabbalallamiin..

Wassalamu ‘Alaikum Wr.Wb.


Serang, Mei 2021
Penyusun

Intan Yuniarti, ST,MEng


NIP.198706232010122002
DAFTAR ISI

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................ 3


1.1. Latar Belakang ................................................................................... 3
1.2. Maksud dan Tujuan ............................................................................ 4
1.3. Ruang Lingkup Kegiatan...................................................................... 4
1.4. Dasar Hukum ……………………………………………………………….4
BAB 2. DASAR TEORI …………………………............................................5
2.1. Pendekatan Penyelenggaraan Andalalin ........................................... 5
2.1.1 Pengertian Andalalin.................................................................. 5
2.1.2 Kriteria Studi Andalalin……………………………………….……5
2.1.3 Penyusunan Dokumen Andalalin ………………………..………7
2.2 Kinerja Ruas Jalan ............................................................................... 7
2.3 Kinerja Simpang .................................................................................. 7
2.4. Analisis Bangkitan-Tarikan Perjalanan …………………………………. 8
2.5. Rencana Struktur Wilayah ………………………………………………. 8
BAB 3 METODOLOGI ……........................................................................ 9
3.1. Tahap Pengumpulan Data ……………………………………………….. 9
3.2. Tahap Analisis Data ………………………………………………………..9
BAB 4 GAMBARAN UMUM …………………………………………………..12
4.1.Gambaran Umum Kabupaten Tangerang ............................................ 12
4.2. Ringkasan Rencana Kegiatan ............................................................. 12
4.2.1 Lokasi Rencana Kegiatan ………………………………………….. 13
4.2.2 Luasan Kawasan sebelum Pembangunan ………………………………….. 13
4.3. Tahap Pelaksanaan Kegiatan ............................................................ 14
4.3.1 Tahap Pra Konstruksi.................................................................. 14
4.3.2 Tahap Konstruksi ........................................................................ 15
4.3.3 Tahap Operasional ..................................................................... 15
BAB 5 PELINGKUPAN DAMPAK...............................................................16
5.1. Pelingkupan Dampak ...........................................................................16
5.1.1. Karakteristik dan Kinerja Jalan Terdampak ...................................16
5.1.2. Karakteristik Simpang Terdampak................................................ 17

1
BAB 6 ANALISIS KINERJA LALU LINTAS............................................... 19
6.1. Pemodelan Analisa Kinerja Lalu Lintas ............................................... 19
6.2. Identifikasi/Prakiraan Dampak Lalu Lintas .......................................... 20
6.3. Kondisi Lalu Lintas Pada Tahun Dasar 2020 ...................................... 22
6.3.1 Kapasitas Jalan Kondisi Eksisting ................................................ 21
6.3.2 Kecepatan Arus Bebas dan Kecepatan Rata-Rata Ruang ........... 22
6.3.3 Kinerja Ruas Jalan Tahun Dasar 2020 ........................................ 22
6.4. Kinerja Ruas Jalan Masa Kontruksi Tahun 2021 ................................ 22
6.5. Kondisi Lalu Lintas Tahun 2022............................................................ 22
6.6. Kondisi Lalu Lintas Tahun 2027............................................................. 23
6.7 Kinerja Simpang ..................................................................................... 23
BAB 7. KESIMPULAN………………………………………………………….. 24
7.1 Penanganan Dampak Masa Kontruksi .................................................. 24
7.2 Implementasi Penanganan Dampak ...................................................... 24

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transportasi secara umum berfungsi sebagai sarana yang dapat
mempercepat pencapaian tujuan dalam rangka mendukung pertumbuhan
ekonomi suatu wilayah dan sebagai pemersatu wilayah di dalam Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Berkaitan dengan aksesibilitas jaringan, jalan
Raya Serang merupakan jalan utama dalam mempercepat pergerakan
manusia dan barang sesuai standar pelayanan minimal jalan yang merupakan
amanat UU No. 38/2004 dan PP No. 24/2006 tentang jalan.
Disamping rawan terhadap kecelakaan, lalulintas harian yang ada saat ini
untuk ruas jalan Raya Serang sudah menunjukkan di atas 50.000 kendaraan
per hari untuk dua arahnya. Berdasarkan hasil analisis pertumbuhan
kendaraan, di ruas jalan Raya Serang, potensial mengalami kemacetan.
Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan kendaraan berdasarkan tren
pertumbuhan kendaraan beberapa tahun yang lalu, di kedua jalan tersebut
diperkirakan akan mulai macet pada tahun 2021. Oleh karena itu keberadaan
overpass akan mampu untuk menghindari potensi kemacetan tersebut.

Studi Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) Overpass Balaraja


Timur diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang mungkin muncul
pada saat konstruksi dan operasi Overpass Balaraja Timur di ruas Jalan Raya
Serang beserta dengan rencana mitigasinya serta untuk mendapatkan
penanganan yang tepat saat operasional. oleh karena itu, sesuai dengan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan; Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa, Analisis Dampak, Serta
Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas dan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM.75 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Analisis Dampak Lalu
Lintas;

Dibutuhkan penyusunan Dokumen Andalalin Overpass Balaraja Timur


sebelum pelaksanaan konstruksi dan pengoperasian. Adanya studi ini
diperlukan untuk mengidentifikasi permasalahan yang mungkin muncul pada
3
saat konstruksi dan operasi Overpass Balaraja Timur di ruas Jalan Raya
Serang beserta dengan rencana mitigasinya.

1.2. Maksud, Tujuan dan Sasaran


Maksud dari Penyusunan kegiatan ini dalah untuk mewujudkan lalu lintas yang
selamat, aman, nyaman, lancar, tertib, efisien, dan efektif.
Tujuan dari pekerjaan atau kegiatan ini adalah :
1. Untuk mengidentifikasi dan mengantisipasi masalah lalu lintas pada proses
pembangunan maupun masa operasi Overpass Balaraja Timur tersebut.
2. Tersusunnya Rencana Penanganan Dampak yang diakibatkan pembangunan
dan operasional Overpass Balaraja Timur di Jalan Raya Serang.
Kegiatan ini dibagi dalam empat garis besar yaitu: analisis kinerja lalu lintas
pada lokasi pembangunan Overpass, sebelum dan saat konstruksi di jalan Raya
Serang, setelah konstruksi Overpass beroperasi; dan penyusunan rencana
mitigasi dampak pembangunan Overpass di jalan Raya Serang.

1.3. Ruang Lingkup Kegiatan


Lingkup pekerjaan pada kegiatan ini adalah melaksanakan penyusunan
Dokumen Hasil Andalalin Overpass Balaraja Timur di Jalan Raya Serang, sebagai
rencana awal untuk memitigasi permasalahan lalu lintas yang mungkin terjadi,
meliputi: persiapan dan mobilisasi, survey dan pengumpulan data, analisis dan
pengolahan data

1.4. Dasar Hukum

Kegiatan penyusunan Dokumen Andalalin Pembangunan Overpass Balaraja


Timur ini memiliki referensi hokum, antara lain : Undang – Undang Nomor 38 Tahun
2004 tentang Jalan; Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
Undang - Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manajemen dan Rekayasa,
Analisis Dampak, serta Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas;

4
BAB II
DASAR TEORI

2.1. Pendekatan Penyelenggaraan Andalalin


2.1.1 Pengertian Andalalin
Analisis Dampak Lalu Lintas (Andalalin) adalah studi/kajian mengenai dampak
lalu lintas dari suatu kegiatan dan/atau usaha tertentu yang hasilnya dituangkan
dalam bentuk dokumen Andalalin atau perencanaan pengaturan lalu lintas. Dalam
PerMen Perhubungan No.PM 75 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Aandalalin
disebutkan bahwa Analisis Dampak Lalu Lintas adalah serangkaian kegiatan kajian
mengenai dampak lalu lintas dari pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan
infrastruktur yang hasilnya dituangkan dalam bentuk dokumen Andalalin. Dengan
andalalin maka dapat diperhitungkan berapa besar bangkitan perjalanan baru yang
memerlukan rekayasa lalu lintas dan manajemen lalu lintas untuk mengatasi
dampaknya. Dasar hukum penyelenggaraan analisis dampak lalu lintas adalah UU
No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Pasal 99-101.
2.1.2. Kriteria Studi Andalalin
Dalam Peraturan Menteri Perhubungan No. PM 75 Tahun 2015 lampiran-1,
disampaikan kriteria ukuran minimal analisis dampak lalu lintas, yang disampaikan
sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Kriteria ukuran minimal analisis dampak lalu lintas

No Jenis rencana pembangunan Ukuran minimal


1. Pusat Kegiatan
a. Kegiatan perdagangan (pusat 500 m2 luas lantai bangunan
perbelanjaan/ritail)
b. Kegiatan perkantoran 1.000 m2 luas lantai bangunan
c. Kegiatan industri (industri & pergudangan) 2.500 m2 luas lantai bangunan
d. Fasilitas pendidikan
1) Sekolah/universitas 500 siswa
2) Lembaga kursus Bangunan dengan kapasitas 50
siswa/waktu
e. Fasilitas pelayanan umum
1) Rumah sakit 50 tempat tidur
2) Klinik bersama 10 ruang praktek dokter

5
No Jenis rencana pembangunan Ukuran minimal
3) Bank 500 m2 luas lantai bangunan
f. Stasiun pengisian bahan bakar umum 1 dispenser
(SPBU)
g. Hotel 50 kamar
h. Gedung pertemuan 500 m2 luas lantai bangunan
i. Restoran 100 tempat duduk
j. Fasilitas olahraga (indoor dan outdoor) Kapasitas penonton 100 orang
dan/atau luas 10.000 m2
k. Bengkel kendaraan bermotor 2.000 m2 luas lantai bangunan
l. Pencucian mobil 2.000 m2 luas lantai bangunan
2. Permukiman
a. Perumahan dan permukiman
1)Perumahan sederhana 150 unit
2)Perumahan menengah-atas 50 unit
b. Rumah susun dan apartemen
1)Rumah susun sederhana 150 unit
2)Apartemen 50 unit
c. Asrama 50 kamar
d. Ruko Luas lantai keseluruhan 2.000 m2
3. Infrastruktur
a. Akses ke/dari jalan tol Wajib
b. Pelabuhan Wajib
c. Bandar udara Wajib
d. Terminal Wajib
e. Stasiun kereta api Wajib
f. Pool kendaraan Wajib
g. Fasilitas parkir umum Wajib
h. Jalan layang (flyover) Wajib
i. Lintas bawah (underpass) Wajib
j. Terowongan (tunnel) Wajib
4. Bangunan/permukiman/infrastruktur
lainnya
Wajib dilakukan studi analisis dampak lalu lintas, apabila ternyata diperhitungkan
telah menimbulkan 75 perjalanan (kendaraan) baru pada jam padat dan atau
menimbulkan rata-rata 500 perjalanan (kendaraan) baru setiap harinya pada
jalan yang dipengaruhi oleh adanya bangunan atau permukiman
atau infrastruktur yang dibangun atau dikembangkan
Sumber: PerMen Perhubungan No.PM 75 Tahun 2015

Pengembangan pasal 7 juga disebutkan bahwa rencana pembangunan pusat


kegiatan dan permukiman lebih besar 30 persen dari kondisi awal dan pembangunan

6
infrastruktur lebih besar 50 persen dari fasilitas utama atau pokok wajib dilakukan
analisis dampak lalu lintas.
Hasil analisis dampak lalu lintas merupakan salah satu persyaratan pengembang
atau pembangun untuk memperoleh: izin lokasi; izin mendirikan bangunan; atau izin
pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang bangunan gedung.

2.1.3. Penyusunan Dokumen Andalalin


Dalam PerMen Perhubungan No.PM 75 Tahun 2015 pasal 9 disebutkan
bahwa Analisis Dampak Lalu Lintas paling sedikit memuat: perencanaan dan
metodologi analisis dampak lalu lintas, analisis kondisi lalu lintas dan angkutan jalan
saat ini, analisis bangkitan/tarikan lalu lintas dan angkutan jalan akibat
pembangunan berdasarkan kaidah teknis transportasi, analisis distribusi perjalanan;
analisis pemilihan moda;analisis pembebanan perjalanan; simulasi kinerja lalu lintas
yang dilakukan terhadap analisis dampak lalu lintas, rincian tanggung jawab
Pemerintah dan Pengembang atau Pembangun dalam penanganan dampak,
rencana pemantauan dan evaluasi yang memuat; pemantauan oleh pengembang
atau pembangunan, gambaran umum lokasi yang akan dibangun atau
dikembangkan
2.2. Kinerja Ruas Jalan
Parameter yang umum dipakai untuk menentukan kinerja suatu ruas antara lain
derajat kejenuhan, kecepatan dan waktu tempuh. Kinerja ruas ini sangat ditentukan
dari kondisi ruas itu sendiri, misalnya: jumlah lajur, lebar lajur, hambatan samping
(tata guna lahan) pada sisi kiri dan kanan jalan dan lain-lain.Untuk volume lalu lintas
meliputi : karakteristik Volume Lalu Lintas, Satuan Mobil Penumpang (SMP)
kapasitas ruas jalan, tingkat pelayanan (Level of Service) jalan,kecepatan arus bebas
2.3. Kinerja Simpang
Persimpangan jalan merupakan titik dimana jalan-jalan bertemu, selain itu
merupakan peristiwa pertemuan setiap jenis kendaraan dan pejalan kaki. Metode
yang paling tepat untuk mengendalikan gerakan tersebut adalah dengan alat
Pemberi isyarat lalu lintas yang menggunakan konsep prioritas waktu (time priority).

“_+ 7
2.4. Analisis Bangkitan-Tarikan Perjalanan

Bangkitan perjalanan (trip generation) adalah tahapan pemodelan yang


memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan
atau jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona (Tamin,
1997).
2.5. Rencana Struktur Wilayah
Rencana struktur tata ruang wilayah Kabupaten Tangerang, terdiri dari sistem
pusat pelayanan dan sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten. Pusat-pusat
kegiatan merupakan pusat-pusat pertumbuhan kegiatan yang berada di wilayah
Kabupaten Tangerang, terdiri dari Pusat Kegiatan Wilayah Promosi (PKWp), Pusat
Kegiatan Lokal (PKL), Pusat Kegiatan Lokal Promosi (PKLp) dan Pusat Kegiatan
Kawasan (PPK).
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Tangerang terdiri atas kawasan lindung
dan kawasan budidaya. Kabupaten ditetapkan termasuk dalam Kawasan Strategis
Nasional Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak, Cianjur
(Jabodetabekpunjur).

“_+ 8
BAB III
METODOLOGI

3.1. Tahap Pengumpulan Data


Setelah seminar pendahuluan, selanjutnya baru data dilakukan tahap
pengumpulan data, baik data dari sumber sekunder (instansi terkait) maupun data
primer yang diperoleh dari survei di lapangan/instansional.
1. Persiapan survey
2. Kebutuhan data : data sekunder dan data primer
3. Metoda pengumpulan data
a. Survei sekunder, data yang dikumpulkan meliputi : data tata guna lahan dan
jaringan jalan yang sudah ada saat ini (eksisting), dan rencana tata ruang
wilayah (RTRW), perekonomian wilayah, dan sosial ekonomi wilayah,
transportasi wilayah, peraturan perundangan terkait, pedoman teknis analisis
transportasi, hasil studi sebelumnya, data rancang bangun (grand desain)
pembangunan/pengembangan.
b. Survei primer, meliputi : survei inventarisasi ruas jalan dan persimpangan,
survei lalu lintas eksisting, survei bangkitan/tarikan perjalanan, survei
kebutuhan parkir
3.2. Tahap Analisis Data
Analisis yang dilakukan mencakup analisis demand, yaitu analisis terhadap
permintaan perjalanan (jumlah kendaraan yang diprediksikan masuk dan keluar),
dan analisis supply, yaitu analisis terhadap kondisi jaringan jalan eksisting.
Identifikasi kawasan studi dalam hal karakteristik lalu lintas, tata guna lahan dan
zona yang mempengaruhi kinerja jaringan jalan merupakan langkah pertama yang
dilakukan dalam analisis studi ini. Untuk analisis demand, yang penting untuk dilihat
adalah potensi bangkitan dan tarikan yang mempengaruhi kinerja jalan. Sedangkan
metoda yang digunakan untuk menganalisis kinerja jaringan jaringan jalan eksisting
adalah menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI).
Analisis selanjutnya yang dikerjakan adalah analisis skenario do-nothing dan
do- something. Pada analisis do-nothing, akan dilihat kondisi jaringan jalan
eksisting tanpa adanya penanganan yang dilakukan. Sedangkan pada skenario do-
something, sebelumnya ditetapkan terlebih dahulu beberapa usulan penanganan

“_+ 9
dan selanjutnya hasil dari penanganan tersebut diprediksi untuk melihat kondisi
kedepannya.

“_+ 10
Gambar Metodologi penyusunan dokumen hasil analisis dampak lalu lintas
(Andalalin)

“_+ 11
BAB IV
GAMBARAN UMUM

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Tangerang


Kabupaten Tangerang terdiri dari 29 kecamatan, 28 kelurahan dan 246 desa.
Kecamatan di Kabupaten Tangerang diantaranya yaitu,Cisoka, Solear, Tigaraksa,
Jambe, Cikupa, Panongan, Curug, Kelapa Dua, Legok, Pegedangan, Cisauk,
Pasar Kemis, Sindang Jaya, Balaraja, Jayanti, Sukamulya, Kresek, Gunung Kaler,
Kronjo, Mekar Baru, Mauk, Kemiri, Sukadiri, Rajeg, Sepatan, Sepatan Timur,
Pakuhaji, Teluknaga dan Kosambi.
4.2 Ringkasan Rencana Kegiatan
Ringkasan Rencana Kegiatan pembangunan Overpass Balaraja Timur disajkan
pada tabel berikut.

Tabel 4.6 Ringkasan Rencana Kegiatan


Nama Pembangunan Overpass Balaraja Timur
Kegiatan
Lokasi Di sebelah timur overpass Balaraja Timur lama
Desa Cibadak Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Provinsi
Banten, tepatnya berada pada ruas jalan Raya Serang, Koordinat :
 Awalproyek:X 663848,1964, Y=9314001,08, elevasi 35,232dpl
 Akhirproyek: X 663721,4988, Y= 9314389,3429, elevasi 37,423 dpl

Skala Kegiatan
Layanan pergerakan pada ruas Dari arah serang menuju Jakarta
Bentang ± 57.780
Wingwall ± 3.250
Reiling Pipa Besi
Struktur Atas Beton, Girder PC-U
Lapisan perkerasan Aspal
Struktur bawah Abutment dengan pondasi beton
Lebar badan jalan ± 7.000 meter
lebar bahu + parapet 2x (2x0,5) = 2 meter
Derajat Kejenuhan (DS) 0,59 (hari kerja) dan 1,10 (hari libur)
ESAL Kumulatif 1o Tahun 33,726,3590.327

“_+ 12
4.2.1. Lokasi Rencana Kegiatan

Overpass Balaraja Timur merupakan bangunan perlintasan antara Jalan


Nasional (Jl Raya Jakarta-Serang) dengan Jalan tol Tangerang-Merak (Km 36,5 JKT)
berlokasi di daerah administrasi Desa Cibadak Kecamatan Cikupa, Kabupaten
Tangerang, Provinsi Banten, tepatnya berada pada ruas jalan Raya Jakarta-Serang.
Overpass dibangun untuk melayani pergerakan kendaraan dari arah Balaraja dan
sekitarnya menuju ke Tangerang hingga Jakarta yang menggunakan jalan arteri non
tol yakni Jalan Raya Jakarta-Serang.

Gambar Situasi Overpass Balaraja Timur Eksisting

4.2.2. Luasan Kawasan sebelum Pembangunan


Secara teknis kondisi eksisting Overpass Balaraja Timur dan rencana pelebarannya
memiliki gambaran umum seperti pada tabel di bawah

“_+ 13
Overpass tambahan/
Parameter Overpass eksisting
pelebaran (Rencana)
Layanan pergerakan Dari arah jakarta menuju Serang Dariarah serang menuju
pada ruas Jakarta
Bentang ± 56.780 m ± 57.780
Wingwall ± 6.250 m ± 3.250
Reiling Pipa Besi Pipa Besi
Struktur Atas Beton Beton, Girder PC-U
Lapisan perkerasan Aspal Aspal
Struktur bawah Abutment dengan pondasi beton Abutment dengan
pondasi beton
Lebar badan jalan ± 7.000 meter ± 7.000 meter
lebar bahu + parapet 2x (2x0,5) = 2 meter
Derajat Kejenuhan (DS) 0,57 (hari kerja) dan 0,97(hari libur) o,5Q (hari kerja) dan 1,10
(hari libur)
ESAL Kumulatif 1o Tahun 33,726,350.327 33,726,350.327

Overpass Balaraja Timur yang direncanakan akan dibangun merupakan overpass


tambahan di samping overpass Balaraja Timur yang telah ada sebelumnya.
Overpass ini merupakan bangunan perlintasan antara Jalan Nasional (Jl Raya
Jakarta-Serang) dengan Jalan tol Tangerang-Merak (Km 36,5 JKT) berlokasi di
daerah administrasi Desa Cibadak Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang,
Provinsi Banten, tepatnya berada pada ruas jalan Raya Jakarta-Serang. Overpass
dibangun untuk melayani pergerakan kendaraan dari arah Balaraja dan sekitarnya
menuju ke Tangerang hingga Jakarta yang menggunakan jalan arteri non tol yakni
Jalan Raya Jakarta-Serang.

4.3 Tahap Pelaksanaan Kegiatan


4.3.1 Tahap Pra Konstruksi
Merupakan kegiatan yang dilakukan meliputi sosialisasi proyek, pengadaan
lahan, dan pemindahan kabel Telkom dan pipa gas PGN. Secara lebih detail
kegiatan-kegiatan pada tahap pra konstruksi meliputi : kegiatan sosialisasi proyek
dan Pembebasan Lahan, Pengadaan Lahan Sementara (Sewa Lahan untuk
Basecamp dan Stockpile), dan Pemindahan Utilitas PT Telkom dan PGN.

“_+ 14
4.3.2 Tahap Konstruksi,
meliputi kegiatan sebagai berikut : Kegiatan Mobilisasi dan Demobilisasi Tenaga
Kerja Konstruksi, Aktivitas Kantor Lapangan (Basecamp), Kegiatan Mobilisasi Alat dan
Material, Konstruksi Oprit Overpass (Jalan masuk ke Overpass), dan Konstruksi
Overpass Struktur Bawah (Substructures). Untuk mengetahui dampak yang perlu
dikelola dan dipantau dari kegiatan konstruksi pelebaran jalan menuju overpass (oprit
overpass) dan Konstruksi Overpass Struktur Bawah (Substructures), maka perlu
dipahami terlebih dahulu mengenai tata laksana pekerjaan, yang berpotensi
menimbulkan dampak, Konstruksi Overpass Struktur Atas (Superstructures). Pekerjaan
pada pembahasan ini terdiri atas :
1. Pemasangan Pondasi Bored Pile Untuk Pier, Abutment, dan Pondasi
Retaining Wall Oprit
2. Konstruksi Abutment dan Pier
3. Konstruksi Struktur Jalan Oprit

4.3.3 Tahap Operasional


Overpass baru akan melayani lajur kendaraan yang melaju khusus dari arah
Serang menuju Jakarta, sementara overpass lama melayani arah sebaliknya.

LOKASI

Lokasi kegiatan Overpass Balaraja Timur

“_+ 15
BAB V
PELINGKUPAN DAMPAK

5.1.Pelingkupan Dampak
Lokasi pembangunan Overpass berpotensi menambah adanya crossing,
diverging dan merging dari area Overpass ke Jalan Raya Serang. Potensi adanya
crossing di Jalan Raya Serang adalah potensi dampak yang perlu dilakukan
penanganan. Adapun pelingkupan dampak dari Pembangunan Overpass meliputi
Jalan Raya Serang, Jalan pintu masuk Tol, Jalan Kp. Kawidaran, Jalan Tol
Merak-Jakarta dan Jalan Talaga Bestari.
Prakiraan dampak dari Pembangunan Overpass meliputi :

a. Kecelakaan lalu-lintas dan jalan licin akibat ceceran material yang berasal dari
kendaraan pengangkut material;
b. Rusaknya sarana dan prasarana terutama jalan dan trotoar akibat dilewati
kendaraan pengangkut material;
c. Terjadi potensi crosing di depan akses masuk dan keluar Overpass;
d. Meningkatnya volume lalu lintas, penurunan kecepatan lalu lintas di depan
lokasi Overpass.

5.1.1 Karakteristik dan Kinerja Jalan Terdampak


1. Jalan Raya Serang
dengan karakteristik jalan tipe 4/2 UD (empat lajur dua arah tanpa pemisah)
dengan lebar jalan efektif 16,7 meter. Dilihat dari kondisi guna lahan yang ada
dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Raya Serang memiliki hambatan samping
tinggi dengan adanya aktivitas ekonomi dan perparkiran di sepanjang jalan.
2. Jalan Pintu Tol Balaraja Timur
dengan karakteristik jalan tipe 4/2 D (dua lajur dua arah dengan pemisah)
dengan lebar jalan efektif 20,60 meter dan median selebar 1,25 meter. Dilihat
dari kondisi guna lahan yang ada dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Pintu
Tol Balaraja

“_+ 16
Timur memiliki hambatan samping rendah tanpa adanya aktivitas ekonomi
di sepanjang jalan.
3. Jalan Kp. Kawidaran dengan karakteristik jalan tipe 2/2 UD (dua lajur dua arah
tanpa pemisah) dengan lebar jalan efektif 5,00 meter. Dilihat dari kondisi guna
lahan dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Kp. Kawidaran memiliki hambatan
samping tinggi adanya aktivitas ekonomi (warung-warung) dan perparkiran.
4. Jalan Telaga Bestari dengan karakteristik jalan tipe 4/2 D (empat lajur dua arah
dengan pemisah) memiliki lebar jalan efektif 17,00 meter, median 4,8 meter
dan pedestrian selebar 1,10 meter di kiri dan kanan jalan. Dilihat dari kondisi
guna lahan yang ada dapat disimpulkan bahwa ruas Jalan Telaga Bestari
memiliki hambatan samping rendah tanpa adanya aktivitas ekonomi dan
perparkiran.
5. Jalan Tol Merak-Jakarta dengan karakteristik jalan tipe 4/2 D (empat lajur dua
arah dengan pemisah) dengan lebar jalan efektif 25,5 meter dengan median
2,6 meter. Dilihat dari kondisi guna lahan yang ada dapat disimpulkan bahwa
ruas Jalan Tol Merak-Jakarta memiliki hambatan samping rendah.
5.1.2 Karakteristik dan Kinerja Simpang Terdampak
1. Simpang Tol Pintu Masuk Balaraja Timur
Merupakan pertemuan ruas jalan Raya Serang dan Jalan Pintu Masuk Tol.
Dengan karakteristik sebagai berikut :

2. Simpang Kawidaran Merupakan pertemuan ruas jalan raya Serang dan jalan
Kawidaran. Dengan karakteristik sebagai berikut :

“_+ 17
3. Simpang Talaga Bestari Merupakan pertemuan ruas jalan raya Serang dan jalan
Talaga Bestari. Dengan karakteristik sebagai berikut :

“_+ 18
BAB VI
ANALISIS KINERJA LALU LINTAS

6.1 Pemodelan Analisa Kinerja Lalu Lintas


Dalam menganalisis dampak lalu lintas dibuat beberapa skenario untuk
membandingkan kondisi lalu lintas saat terjadi pembangunan dan tidak terjadi
pembangunan. Skenario yang dibentuk adalah sebagai berikut :
1. Kinerja Lalu Lintas Kondisi Tahun Dasar 2020, kondisi eksisting 2020 yaitu saat
Pembangunan Overpass Balaraja Timur belum di lakukan kegiatan kontruksi
dan operasi. Survei di lakukan pada hari Sabtu-Senin tanggal 05 September
2020– 07 September 2020;
2. Kinerja Lalu Lintas Masa Kontruksi Tahun 2021, pembangunan di laksanakan
tahun 2021, ditargetkan selesai pada akhir tahun 2021 dan akan di lakukan
operasional pada 2022;
3. Kinerja Lalu lintas Kondisi Tanpa Pembangunan tahun 2022, kondisi tanpa
adanya Operasional Pembangunan Overpass Balaraja Timur;
4. Kinerja Lalu lintas Kondisi Operasional Tanpa Penanganan 2022,
Pembangunan Overpass Balaraja Timur di targetkan beroperasi pada Januari
2022;
5. Kinerja Lalu lintas Kondisi Operasional Dengan Penanganan tahun 2022,
Penanganan lalu lintas di lakukan apabila pada saat operasional Gudang
terdapat gangguan kinerja jalan;
6. Kinerja Lalu lintas Kondisi Tanpa Pembangunan tahun 2027, kondisi tanpa
adanya Operasional Pembangunan Overpass Balaraja Timur tahun 2027;
7. Kinerja Lalu lintas Kondisi Operasional Tanpa Penanganan tahun 2027, yaitu
kondisi lalu lintas Pembangunan dan operasi Overpass Balaraja Timur di Jalan
Raya Serang pada tahun 2027 tanpa penanganan;
8. Kinerja Lalu lintas Kondisi Operasional Dengan Penanganan tahun 2027, yaitu
kondisi lalu lintas Pembangunan dan operasi Overpass Balaraja Timur di Jalan
Raya Serang pada tahun 2027 dengan penanganan;

“_+ 19
6.2. Identifikasi/Prakiraan Dampak Lalu Lintas
Sesuai dengan latar belakang rencana pembangunan Overpass Balaraja Timur ini
sebagai antisipasi potensi kemacetan dan rawan kecelakaan. Prakiraan dampak dapat
diklasifikasikan menjadi dua menurut dimensi ruangnya, yaitu internal dan eksternal,
internal yang dimaksud adalah dalam lingkup lokasi pembangunan, dan eksternal
adalah di luar lokasi pembangunan yang terkena pengaruhnya.

Tabel Prakiraan Dampak Pembangunan Overpass Balaraja Timur


Faktor penyebab
No Prakiraan dampak Besaran dampak
(sumber dampak)
A. Permasalahan tanpa ada pembangunan
a. Kecepatan lalu lintas
50 - 55 km/jam.
b. Tundaan lalu lintas
mendekati jembatan
Balaraja pada kondisi
lalu lintas puncak.
B. Tahap Konstruksi
a. Penurunan kecepatan Adanya pergerakan Dampak sedang: Penurunan
lalu lintas menerus kendaraan material kecepatan lalu lintas di tapak
pembangunan dan aktivitas proyek selama masa kontruksi
pekerja pada tahap
konstruksi
b. Penurunan Kapasitas Pengurangan lebar efektif Dampak sedang: Penurunan
Jalan Raya Serang jalan dan naiknya hambatan kapasitas jalan selama masa
yang tedampak samping akibat kontruksi
proyek aktivitas proyek
c. Timbulan Debu dan Pengangkitan material Dampak Rendah:
ceceran material kontruksi Pengangkutan bahan material
dilakukan dengan cara
memberikan penutup bak truk
dengan menggunakan bahan
terpal ataupun bahan lainnya
yang dapat menahan debu
maupun material tanah/kerikil.
Membersihkan roda kendaraan
pengangkut material sebelum
keluar ke dari lokasi
pembangunan agar sisa
material (tanah/pasir) tidak
tercecer di jalan.

“_+ 20
Faktor penyebab
No Prakiraan dampak Besaran dampak
(sumber dampak)
d. Kerusakan Jalan Kegiatan Kontruksi Dampak Rendah:
Kerusakan berpotensi terjadi
hanya saat kontruksi
berlangsung.
C. Tahap Operasional
a. Naiknya Kecepatan Hilangnya Tundaan di lalu Dampak Sedang: Naiknya
lalu lintas menerus lintas menerus kecepatan lalu lintas
b. Naiknya volume lalu Arus lalu lintas yang tidak Dampak sedang : naiknya vc
lintas terganggu perlintasan jalan.
sebidang bisa menjadi
tarikan untuk masyarakat
melalui Jalan Raya Serang
Sumber : Hasil Analisis 2020

6.3 Kondisi Lalu Lintas Pada Tahun Dasar 2020


Kondisi lalu lintas pada hari kerja tahun dasar merupakan kondisi saat ini dimana
pada saat pengambilan data (survai lapangan). Kondisi saat ini yang diperoleh dari
proses pembebanan lalu lintas ini, dilakukan untuk mendapatkan informasi penting
terhadap kondisi saat ini sebagai langkah awal untuk memberikan penilaian kinerja lalu
lintas sebelum suatu objek pengembangan beroperasi.

OD Tigaraksa Balaraja Kawidaran Telaga Bestari Jumlah

Tigaraksa 0 2041 31 53 2.125


Balaraja 2723 0 33 52 2.808
Kawidaran 30 39 0 6 75
Telaga Bestari 51 46 7 0 104
Jumlah 2.804 2.126 71 111 5.112
Sumber : Hasil Analisis 2020

6.3.1 Kapasitas Jalan Kondisi Eksisting


Kapasitas jalan di peroleh dengan cara mengalikan kapasitas dasar jalan dengan
faktor koreksi kapasitas akibat lebar jalan, koreksi kapasitas akibat pemisahan arah
koreksi kapasitas akibat hambatan samping dan koreksi akibat ukuran kota. Nilai
kapasitas dasar dan faktor koreksi kapasitas jalan mengacu pada Manual Kapasitas
Jalan Indonesia (MKJI) 1997.

“_+ 21
6.3.2 Kecepatan Arus Bebas dan Kecepatan Rata-Rata Ruang
Kecepatan arus bebas diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana
hubungan antara kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan
telah ditentukan dengan metode regresi.
6.3.3 Kinerja Ruas Jalan Tahun Dasar 2020
Kondisi saat ini perlu dikaji untuk mengetahui permasalahan kondisi saat ini.
Sehingga dapat dijadikan dasar untuk menetapkan penanganan dampak dari
operasional Pembangunan Overpass Balaraja Timur. Analisa kinerja ruas jalan di
lakukan berdasarkan hasil surve traffict counting pada tanggal 05-07 September 2020.
Penanganan dampak lalu lintas dilakukan apabila kinerja lalu lintas dengan adanya
Pembangunan Overpass Balaraja Timur menurun dari kondisi tanpa dilakukan
pembangunan.
6.4 Kinerja Ruas Jalan Masa Kontruksi Tahun 2021
Analisis permintaan perjalanan pada sub-bab ini meliputi analisis potensi
bangkitan dan tarikan perjalanan, distribusi perjalanan, penurunan kapasitas jalan dan
analisis kebutuhan parkir pekerja kontruksi. Analisis bangkitan dan tarikan perjalanan
Akibat Pembangunan dan operasi Overpass Balaraja Timur di Jalan Raya Serang
pada tahap konstruksi digunakan pendekatan dari rencana pembangunan
sebagaimana disampaikan pada bab sebelumnya. Dengan jumlah rata - rata ritase
adalah 10 - 20 rit/hari akan menarik 26 smp/jam.
Distribusi perjalanan diprediksi proporsional terhadap asal perjalanan di setiap
zona untuk volume masuk dan proporsional terhadap tujuan perjalanan tiap zona untuk
volume keluar Pembangunan Overpass Balaraja Timur atas dasar matriks asal tujuan
perjalanan pada kondisi eksisting (tanpa ada pembangunan).
6.5 Kondisi Lalu Lintas Tahun 2022
Dengan target operasional pada Januari 2022, maka perlu di lihat kinerja jalan
tahun 2021 tanpa adanya pembangunan, yang berguna untuk membandingkan kondisi
dampak adanya pembangunan. Sehingga apabila di temukan permasalahan lalu
lintas, pembangunan dapat mengambil peran untuk menangani permasalahan
tersebut.

“_+ 22
6.6 Kondisi Lalu Lintas Tahun 2027
Dengan target operasional pada Januari 2022, maka kinerja lalu lintas perlu dilhat
forcasting untuk 5 tahun mendatang dengan kondisi adanya pembangunan Overpass
maupun dengan tanpa adanya Overpass pada tahun 2027. Berdasarkan data empiris,
rata-rata pertumbuhan lalu lintas di Kabupaten Serang, adalah sebesar 5,1 % per
tahun.
6.7 Kinerja Simpang
Terdapat dua simpang yang berdekatan dengan lokasi pembangunan yaitu
Simpang Kawidaran, Simpang Pintu Masuk Tol, dan Simpang Talaga Bestari.

“_+ 23
BAB VII
KESIMPULAN

7.1 Penanganan Dampak Masa Kontruksi


Penanganan dampak masa kontruksi secara umum mengacu pada Instruksi Direktur Jenderal Bina Marga Nomor
: 02/IN/DB/2012 Tentang Panduan Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan Direktur Jenderal Bina Marga. Penanganan
ini dilakukan untuk menghindari potensi tundaan yang tinggi akibat penyempitan jalan yang mungkin terjadi pada
kondisi tertentu dari masa kontruksi, yaitu : 1.) Metode kontruksi (kontruksi di lakukan dengan tanpa mengurangi lebar
efektif dari masing-masing jalur pada Jalan Raya Serang) ; 2.) Area kerja kontruksi menggunakan median jalan 3,3 m,
dengan menutup area kerja dengan pagar sementara.

7.2 Implementasi Penanganan Dampak


Pada tabel berikut disampaikan usulan bentuk penanganan dampak pembangunan, indikator keberhasilan, dan
pihak pengelola dampak. Di mana usulan penanganan dampak didasarkan dari rencana pembangunan oleh
pembangun, masukan stakeholder dan masyarakat, serta hasil pengamatan dan analisis oleh tim penyusun Andalalin
(konsultan), yang disampaikan pada tabel berikut :

“_+ 24
Tabel Usulan penanganan dampak Pembangunan pada tahap konstruksi

Pihak Tahun Penaganan


Indikator
No Jenis dampak Bentuk penanganan dampak pengelola Dampak
keberhasilan
dampak 2021 2022 2027
1. Pengaturan  Material, peralatan konstruksi dan kendaraan ditepatkan disisi yang Tidak Pembangun; +
akses masuk dan kosong dari lokasi tapak pembangunan, dan dilarang menempatkan menimbulkan berkoordinasi
keluar dan material di ruang milik jalan (badan/bahu jalan). antrian kendaraan dengan
 Perlu adanya petugas baik yang berpengalaman yang membantu
penempatan di Jalan Raya instansi terkait
kelancaran pergerakan keluar/masuk kendaraan (dilengkapi dengan
material peralatan yang lengkap) untuk menghindari kecelakaan yang Serang
diakibatkan tingginya konflik pergerakan dan tidak menyebabkan
tundaan perjalanan terlalu lama. Jumlah petugas sesuai kebutuhan
minimal satu petugas.

traffic control sticklamp rompi pengaman relective

2. Proses  Pengaturan pengangkutan bahan material dilakukan dengan Tidak + +


pengangkutan memberikan penutup bak truk dengan menggunakan bahan terpal menimbulkan
material ataupun bahan lainnya yang dapat menahan abu maupun material ceceran material
kecil.
proyek di Jalan
Raya Serang

“_+ 25
Pihak Tahun Penaganan
Indikator
No Jenis dampak Bentuk penanganan dampak pengelola Dampak
keberhasilan
dampak 2021 2022 2027

Pengangkutan yang salah Pengangkutan yang benar

3. Penurunan  Melengkapi truk-truk material dengan penutup dan terpal atau tidak terjadi Pembangun + +
Kualitas Udara plastik, sehingga material yang diangkut tidak menimbulkan debu penurunan kadar
dan tercecer diatas permukaan jalan. sehat dari udara
 Melaksanakan kegiatan sesuai aturan lalu lintas yang berlaku.
 Pada lokasi kegiatan perlu dipagar sebagai batas kegiatan. di sekitar proyek
 Melaksanakan rekomendasi hasil studi UKL-UPL
4. Peningkatan  Melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan mobilisasi alat-alat tidak melampaui Pembangun + +
Kebisingan secara bertahap. ambang batas
 Pelaksanaan kegiatan mobilisasi dan demobilisasi dilakukan pada kebisingan yang
jam kerja siang hari.
 Melaksanakan kegiatan secara bertahap sesuai aturan yang berlaku. di atur
 Melaksanakan rekomendasi hasil studi UKL-UPL pemerintah
5. Pengaturan  Menempatkan rambu petunjuk jalan di sisi depan lokasi
sirkulasi, ruang pembangunan
parkir, dan  Kendaraan material setelah selesai mengirim material ke lokasi
proyek tidak di perkenankan parkir di dalam lokasi dan wajib segera

“_+ 26
Pihak Tahun Penaganan
Indikator
No Jenis dampak Bentuk penanganan dampak pengelola Dampak
keberhasilan
dampak 2021 2022 2027
penempatan meninggalkan lokasi proyek.
material;  Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan dilarang
menggunakan badan jalan (off-street parking); parkir disediakan di
dalam kawasan.
6. Kerusakan  Melakukan dokumentasi keadaan jalan sebelum dilakukan Tidak terjadi Pembangun + +
Prasana Jalan kontruksi, dan membandingkan keadaannya setelahkontruksi kerusakan jalan
umum (Jalan selesai. di Jalan Raya
 Menyediakan tempat parkir khusus kendaraan material.
Raya Serang ) Serang
7. Gangguan  Pengaturan waktu angkutan material dan peralatan dengan Tidak Pembangun + +
kelancaran arus memperhatikan kondisi kepadatan lalu lintas sekitar. Yaitu jam 09.00 menimbulkan
– 11 WIB dan 13.30 – 16.00 WIB;
lalu lintas antrian
 Pengangkutan dengan dimensi besar atau volume besar
direkomendasikan dilaksanakan pada off-peak yaitu pada malam hari kendaraan di
antara pukul 23.00 hingga pukul 04.00 WIB dengan kendaraan besar jalan utama
(dengan lebar di atas 2,1 meter);
 Melakukan pengaturan pelaksanaan kegiatan secara bertahap dan
mengutamakan kelancaran lalu lintas;
 Memasang perambuan sementara.
 Mengatur pergerakan pada saat jam tidak sibuk.

“_+ 27
Gangguan  Untuk keselamatan pengguna jalan lain (dan kenyamanan) di jalan, Tidak Pembangun; + +
keselamatan setiap angkutan yang akan meninggalkan lokasi wajib dilakukan menimbulkan berkoordinasi
pengguna jalan pengecekan, untuk memeriksa dan menjaga kebersihan truk terutama kecelakaan dengan instansi
roda dari ceceran material dan perlu dilakukan pembilasan/pembersihan, terkait
agar truk keluar dari proyek dalam keadaan bersih (tidak membahayakan
pengendara lainnya). Untuk itu juga perlu disediakan ruang untuk
pencucian truk di dalam areal lokasi proyek. Dan apabila dalam prosesnya
terdapat material tanah yang jatuh ke jalan/ceceran material, maka perlu
dilakukan pembersihan jalan dari material jalan tersebut dengan disapu
dan dicuci dengan air hingga bersih.
 Memberikan informasi yang jelas dan memerintahkan pekerja untuk
mengamankan rute saat terjadi mobilitas material dan peralatan, dan
berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan/Kepolisian (Satlantas) guna
membantu kelancaran arus kendaraan dan angkutan material/peralatan
konstruksi,
 Pemasangan rambu-rambu (salah satunya rambu peringatan adanya
kegiatan konstruksi yang diletakkan berjarak 100 meter sebelum
lokasi pembangunan dan persimpangan di jalan utama) dan warning
light (lampu flasing) sesuai dengan persyaratan keselamatan (K3);
dalam pemasangannya tidak mengganggu fungsi rambu atau peleng
kap jalan yang lain (rambu yang terlihat jika malam hari),

 Dalam proses pembangunan akses kendaraan tak bermotor dan pejalan


kaki tidak terganggu mobilitasnya dan dijaga keselamatannya (semua

“_+ 28
aktifitas kegiatan harus dilakukan di dalam kawasan pembangunan).
 Memasang lampu penerangan jalan pada saat melakukan aktifitas proyek
di malam hari.

contoh proses pembersihan roda & ceceran material

jenis & warning light

8 Gangguan  Untuk setiap pengangkutan material diharuskan tidak mengganggu Tidak terdapat Pembangun
kenyamanan lingkungan, sehingga diutamakan tertutup baik secara mekanis komplain/pengad
pengguna jalan maupun terpal. Untuk pengangkutan peralatan dipastikan peralatan uan dari
dalam kondisi terkunci aman sesuai dengan persyaratan pengangkutan masyarakat
yang berlaku,
 Pemilihan jenis angkutan disesuaikan dengan kondisi jalan yang ada
 Meningkatkan struktur jalan masuk kawasan pembangunan untuk
mendukung mobilitas kendaraan material dan peralatan.
 Sanggup melakukan perbaikan jalan yang mengalami kerusakan akibat
pengangkutan material dan peralatan sdengan radius hingga 100
meter dari lokasi pembangunan.
 Untuk angkutan material diberikan banner/stiker dengan tulisan “
angkutan material kegiatan dan layanan pengaduan di 081xxxxx”
 Pemberian informasi di depan kawasan pembagunan untuk layanan
pengaduan kegiatan konstruksi di 081xxxxx”, untuk dapat segera
ditindaklanjuti oleh Pembangun/Kontraktor

“_+ 29
9. Kebutuhan ruang  Perlunya menyediakan fasilitas parkir untuk pekerja, dan Tidak terdapat Pembangun
parkir dilarang menggunakan badan Jalan Raya Serang (off-street parking); parkir di
parkir disediakan di dalam kawasan. badan/bahu
jalan

“_+ 30
7.2 Penanganan Dampak Pada Masa Operasional
Berdasarkan analisis data lalu lintas, prediksi lima tahun setelah beroperasi tidak
berdampak cukup signifikan terhadap permasalahan transportasi. Pada tahap
operasional diperkirakan dampak yang timbulkan adalah naiknya kecepatan lalu lintas
yang berpotensi naiknya kecelakaan pada ram menurun dari overpass.
7.2.1 Pengaturan Batas Kecepatan
Batas kecepatan kendaraan sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 22
Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan. Kecepatan maksimum yang diizinkan
untuk kendaraan bermotor dibedakan oleh kelas jalan. Untuk dapat mengatur
mengenai tata cara dalam penetapan batas kecepatan, Menteri Perhubungan
mengeluarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 111 Tahun 2015 tentang
Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan. Penetapan Batas kecepatan ditetapkan
secara nasional dan dinyatakan dengan rambu lalu lintas, yaitu, paling rendah 60
(enam puluh) kilometer per jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100
(seratus) kilometer per jam untuk jalan bebas hambatan, paling tinggi 80 (delapan
puluh) kilometer per jam untuk jalan antar kota, paling tinggi 50 (lima puluh) kilometer
per jam untuk kawasan perkotaan; dan paling tinggi 30 (tiga puluh) kilometer per jam
untuk kawasan pemukiman.

7.2.2 Pemarkaan
Marka berguna untuk mengarahkan dan mengatur jalannya lalu lintas, sehingga
arus lalu lintas dapat berjalan dengan baik. Garis marka jalan ini merupakan sebuah
rambu. Penting bagi setiap pengendara bermotor karena merupakan sebuah rambu
hampir selalu ada di sepanjang jalan raya

“_+ 31
Tabel Usulan penanganan dampak pembangunan pada tahap operasional
Jenis
dampak/lokasi Indikator Pihak pengelola
No Bentuk penanganan dampak
pengelolaan keberhasilan dampak
dampak
A. DAMPAK INTERNAL
1. Peningkatan keselamatan
a. Pemarkaan dan o Pemberian marka pembagi arah; Tidak menimbulkan Satker Balai Besar
perambuan o Pemarkaan berbiku di badan overpass untuk menandakan dilarang berhenti/parkir kecelakaan lalu lintas Pelaksanaan Jalan
di badan overpass. Nasional VI

b. Batas Kecepatan o Untuk menjaga potensi kecelakaan maka di lakukan penanganan pengurangan Tidak menimbulkan Satker Balai Besar
kecepatan maksimal 50 km/jam pada tapak overpass. kecelakaan lalu lintas Pelaksanaan Jalan
Nasional VI
c. Penerangan Jalan Peningkatan keamanan dan keselmatan berlalu lintas di dukung dengan adanya Pengemudi bisa Satker Balai Besar
Umum prasarana penerangan jalan yang cukup melihat rute jalan Pelaksanaan Jalan
saat malam hari Nasional VI
B. DAMPAK EKSTERNAL
a. Timbulnya PKL Memasang rambu larangan adanya kegiatan PKL (Pedagang Kaki Lima) Tidak tumbuh Satker Balai Besar
(Pedagang Kaki adanya PKL Pelaksanaan Jalan
Lima) (Pedagang Kaki Nasional VI
Lima)

“_+ 32
Bahasan sebelumnya telah disampaikan dalam kegiatan rapat pembahasan konsep laporan akhir perencanaan Andalalin
di Balai Besar Peksanaan Jalan Nasional VI, pada tanggal 19 November 2020. Adapun rapat diselenggarakan via zoom
meeting (undangan terlampir).

“_+ 33
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, “Analisis Dampak Lalu Lintas”, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.

Anonim, 1997, “Manual Kapasitas Jalan Indonesia ( MKJI )”, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Hobbs, F.D, 1995, “Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas” Fakultas Teknik Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta.
Sarana Multi Daya, 2020, “Perencanaan Andalalin di Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional
VI – Pembangunan Overpass Balaraja Timur”, Direktorat Jenderal Bina Marga,
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta.
Standly, 2004, ”Analisis Dampak Lalu Lintas Pada Pusat Perbelanjaan Yang Telah
Beroperasi”, Tesis Magister, Teknik Transportasi, Program Studi Sistem dan Teknik
Transportasi, UGM, Yogyakarta.

“_+ 34

Anda mungkin juga menyukai