Puji syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan berkat, rahmat, serta karunianya laporan ini dapat diselesaikan
dengan baik sebagaimana mestinya.
Laporan “Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Studi Kasus Simpang
Empat Mitra Batik Kota Tasikmalaya”, ini berisikan mengenai hasil pengamatan,
pengukuran, dan perhitungan serta analisis di Simpang Empat tersebut yang terdiri
dari Jalan Cinehel, Jalan Mitra Batik, dan Jalan R.E. Martadinata. Penyusunan serta
pengkajian masalah dalam laporan ini tidak semata-mata hasil kerja penyusun
seorang. Oleh karenanya dalam kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah Rekayasa Lalu Lintas Bapak
Farhan Solahudin, S.T.,M.T. yang turut serta membimbing dan membantu
penyelesaian laporan ini.
Penyusun telah berupaya membuat makalah ini dengan sebaik-baiknya.
Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan demi kesempurnaan laporan
ini. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
PRAKATA................................................................................................................... I
DAFTAR ISI ............................................................................................................. II
DAFTAR TABEL ....................................................................................................III
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... IV
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ......................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 2
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 3
2.1 Pengendalian Persimpangan ....................................................................... 3
2.1.1 Pengendalian Persimpangan dengan APILL ...................................... 3
2.1.2 Tujuan Pengaturan Simpang Bersinyal ............................................... 4
2.1.3 Karakteristik Simpang .......................................................................... 4
2.1.4 Karakteristik Sinyal Lalu Lintas .......................................................... 5
2.1.5 Definisi yang Berkaitan dengan Analisis Kinerja Simpang Bersinyal
………………………………………………………………………6
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. 7
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................ 8
4.1 Analisis Data ................................................................................................ 8
4.2 Total Arus Kendaraan yang Melewati Ruas Jalan (SMP/jam) ............. 10
4.3 Arus Jenuh (S) ........................................................................................... 11
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 14
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 14
5.2 Saran ........................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15
LAMPIRAN ............................................................................................................. 16
II
DAFTAR TABEL
III
DAFTAR GAMBAR
IV
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diketahui beberapa rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi lalu lintas Simpang Mitra Batik ?
2. Bagaimana kinerja simpang bersinyal di Mitra Batik ?
3. Bagaimana rekomendasi perbaikan kinerja lalu lintas di Simpang Mitra Batik ?
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
terisolasi maka suatu sistem sinyal tersebut berdiri sendiri untuk satu simpang saja,
tetapi jika dioperasikan secara terkoordinasi maka sistem sinyal tersebut saling
terkait antara simpang yang satu dengan simpang yang lain dalam suatu sistem
jaringan sinyal lalu lintas.
Sistem sinyal yang dioperasikan secara terisolasi memiliki waktu siklus
yang berbeda-beda pada tiap simpangnya sedangkan dalam sistem sinyal
terkoordinasi, semua sinyal dalam jaringan mempunyai waktu siklus yang sama
atau setengah dari nilai waktu siklus tersebut.
4
lalu lintah dengan arah lurus dengan arus lalu lalintas yang melakukan gerakan
membelok atau untuk memisahkan gerakan lalu lintas membelok dengan pejalan
kaki.
5
2.1.5 Definisi yang Berkaitan dengan Analisis Kinerja Simpang Bersinyal
Beberapa definisi umum yang perlu diketahui dalam kaitannya dengan
permasalahan simpang bersinyal diantaranya :
1. Tundaan (delay) adalah waktu tempuh tambahan yang diperlukan untuk melalui
simpang apabila dibandingankan dengan lintasan tanpa melalui simpang (detik);
2. Panjang antrian (queue length) adalah panjang antrian kendaraan dalam suatu
pendekat (meter);
3. Antrian (queue) adalah jumlah kendaraan yang antri dalam suatu pendekat
(kendaraan;smp);
4. Fase (phase stage) adalah bagian dari siklus sinyal dengan lampu hijau
disediakan bagi kombinasi tertentu dari gerakan lalu lintas;
5. Waktu siklus (cycle time) adalah waktu untuk urutan lengkap dari indikasi sinyal
(detik);
6. Waktu hijau (green time) adalah waktu nyala lampu hijau dalam suatu pendekat
(detik);
7. Rasio hijau (green ratio) adalah perbandingan waktu hijau dengan waktu siklus
dalam suatu pendekat;
8. Waktu merah semua (all red) adalah waktu sinya merah menyala secara
bersamaan pada semua pendekat yang dilayani oleh dua fase sinyal yang berurutan
(detik);
9. Waktu antar hijau (inter green time) adalah jumlah antara periode kuning dengan
waktu merah semua antara dua fase sinyal yang berurutan (detik);
10. Waktu hilang (lost time) adalah jumlah semua periode antar hijau dalam siklus
yang lengkap atau beda antara waktu siklus dengan jumlah waktu hijau dalam
semua fase yang berurutan (detik);
11. Derajat kejenuhan (degree of saturation) adalah rasio dari arus lalu lintas
terhadap kapasitas untuk suatu pendekat;
12. Arus jenuh (saturation flow) adalah besarnya keberangkatan antrian di dalam suatu
pendekat selama kondisi yang ditentukan (smp/jam hijau);
13. Oversaturated adalah suatu kondisi dimana volume kendaraan yang melewati
suatu pendekat melebihi kapasitasnya;
6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
Tabel 3. Arus Lalu Lintas pada Kondisi Peek Hour Factor (PHF) tertinggi
(kend/jam)
Tipe Jumlah arus lalu lintas 1 jam peek hour pukul 11.00 s.d. 12.00
Kend. Barat (Jl.Marta) Utara Timur Selatan
(Jl. Cinehel) (Jl. Marta) (Jl. Mitra Batik)
LT RT ST LT RT ST LT RT ST LT RT ST
MC 53 83 276 161 81 258 40 88 230 146 30 110
LV 14 55 65 43 35 83 26 22 177 78 25 40
HV - - 14 1 1 3 1 1 25 2 - -
UM 3 2 10 22 12 24 1 6 6 5 3 10
Tabel 4. Arus Lalu Lintas pada Kondisi Peek Hour Factor (PHF) tertinggi
(kend/jam)
Tipe Jumlah arus lalu lintas 1 jam peek hour pukul 12.00 s.d. 13.00
Kend. Barat (Jl.Marta) Utara Timur Selatan
(Jl. Cinehel) (Jl. Marta) (Jl. Mitra Batik)
LT RT ST LT RT ST LT RT ST LT RT ST
MC 69 89 327 196 94 340 118 145 237 228 91 159
LV 19 65 69 60 34 75 57 14 119 105 53 35
HV - - 30 1 - 1 - - 13 - - -
UM 3 5 5 25 18 33 3 5 4 2 3 2
Jumlah arus lalu lintas pada tabel 3 dan 4 di atas masih dalam satuan
kend/jam. Oleh karena itu harus dilakukan konversi untuk mengubah volume arus
lalu lintas dari kend/jam menjadi SMP/jam. Proses konversi tersebut dapat
dilakukan dengan cara mengalikan jumlah masing-masing kendaraan dengan nilai
ekivalensi setiap jenis kendaraan. Nilai ekivalensi mobil penumpang untuk setiap
jenis kendaraan dapat dilihat pada tabel 4 dibawah:
9
4.2 Total Arus Kendaraan yang Melewati Ruas Jalan (SMP/jam)
1. Barat (Jl. Marta)
Jam 11.00 s.d. 12.00
MC 53+83+276 = 412 kend/jam = 82,4 SMP/jam
LV 14+55+65 = 134 kend/jam = 134 SMP/jam
HV 14 = 14 kend/jam = 18,2 SMP/jam
UM 3+2+10 = 15 kend/jam = 15 SMP/jam
Total = 575 kend/jam = 249,6 SMP/jam
Jam 12.00 s.d. 13.00
MC 69+89+327 = 485 kend/jam = 97 SMP/jam
LV 19+65+69 = 153 kend/jam = 153 SMP/jam
HV 30 = 30 kend/jam = 39 SMP/jam
UM 3+5+5 = 13 kend/jam = 13 SMP/jam
Total = 681 kend/jam = 302 SMP/jam
2. Utara (Jl. Cinehel)
Jam 11.00 s.d. 12.00
MC 161+81+258 = 500 kend/jam = 100 SMP/jam
LV 43+35+83 = 161 kend/jam = 161 SMP/jam
HV 1+1+3 = 5 kend/jam = 6,5 SMP/jam
UM 22+12+24 = 58 kend/jam = 58 SMP/jam
Total = 724 kend/jam = 325,5 SMP/jam
Jam 12.00 s.d. 13.00
MC 196+94+340 = 630 kend/jam = 126 SMP/jam
LV 60+34+75 = 169 kend/jam = 169 SMP/jam
HV 1+1 = 2 kend/jam = 2,6 SMP/jam
UM 25+18+33 = 76 kend/jam = 76 SMP/jam
Total = 877 kend/jam = 373,6 SMP/jam
3. Timur (Jl. Marta)
Jam 11.00 s.d. 12.00
MC 40+88+230 = 358 kend/jam = 71,6 SMP/jam
LV 26+22+177 = 225 kend/jam = 225 SMP/jam
HV 1+1+25 = 27 kend/jam = 35,1 SMP/jam
UM 1+6+6 = 13 kend/jam = 13 SMP/jam
Total = 623 kend/jam = 344,7 SMP/jam
Jam 12.00 s.d. 13.00
MC 118+145+237 = 500 kend/jam = 100 SMP/jam
LV 57+14+119 = 190 kend/jam = 190 SMP/jam
HV 13 = 13 kend/jam = 16,9 SMP/jam
UM 3+5+4 = 12 kend/jam = 12 SMP/jam
Total = 715 kend/jam = 318,9 SMP/jam
10
4. Selasa (Jl. Mitra Batik)
Jam 11.00 s.d. 12.00
MC 146+30+110 = 286 kend/jam = 57,2 SMP/jam
LV 78+25+40 = 143 kend/jam = 143 SMP/jam
HV 2 = 2 kend/jam = 2,6 SMP/jam
UM 5+3+10 = 18 kend/jam = 18 SMP/jam
Total = 449 kend/jam = 220,8 SMP/jam
Jam 12.00 s.d. 13.00
MC 196+94+340 = 630 kend/jam = 126 SMP/jam
LV 60+34+75 = 169 kend/jam = 169 SMP/jam
HV 1+1 = 2 kend/jam = 2,6 SMP/jam
UM 25+18+33 = 76 kend/jam = 76 SMP/jam
Total = 877 kend/jam = 373,6 SMP/jam
Untuk mencari nilai FSF, harus terlebih dahulu diketahui nilai rasio
kendaraan tak bermotor menggunakan rumus PUM = Q UM / Q MV
keterangan :
PUM = rasio tidak bermotor
QUM = arus kendaraan tidak bermotor (kendaraan/jam)
QMV = arus kendaraan bermotor (kendaraan/jam)
Simpang barat PUM = 15 / 412 = 0,036 FSF = 0,91
Simpang utara PUM = 58 / 500 = 0,116 FSF = 0,91
Simpang timur PUM = 13 / 358 = 0,036 FSF = 0,91
Simpang selatan PUM = 18 / 286 = 0,062 FSF = 0,88
Untuk mencari nilai dari faktor penyesuaian kendaraan parkir FP di
tentukan dengan rumus :
Lp
Lp (Wa−2) x( 3 −g)
−
3 Wa
FP =
g
Keterangan :
Lp = jarak antara garis henti dengan kendaraan yang diparkir pertama
(m)
11
Wa = lebar pendekat (m)
g = waktu hijau pada pendekat
Untuk mencari nilai dari faktor kendaraan belok kanan (FRT), terlebih
dahulu dicari nilai rasio belok kanan (PRT) dicari dengan perhitungan berikut ini:
BARAT
RT (SMP/jam) 71,6
PRT = = = 0,286
TOTAL (SMP /jam) 249,6
FRT = 1 + PRT x 0,26
= 1 + 0,286 x 0,26 = 1,074
LT (SMP/jam) 24,6
PLT = = = 0,098
TOTAL (SMP /jam) 249,6
FLT = 1 - PLT x 0,16
= 1 – 0,098 x 0,16 = 1 – 0,01568 = 0,98432
UTARA
RT (SMP/jam) 52,5
PRT = = = 0,16
TOTAL (SMP /jam) 325,5
FRT = 1 + PRT x 0,26
= 1 + 0,16 x 0,26 = 1,041
LT (SMP/jam) 24,6
PLT = = = 0,098
TOTAL (SMP /jam) 249,6
FLT = 1 - PLT x 0,16
= 1 – 0,098 x 0,16 = 1 – 0,01568 = 0,98432
TIMUR
RT (SMP/jam) 40,9
PRT = = = 0,118
TOTAL (SMP /jam) 344,7
FRT = 1 + PRT x 0,26
= 1 + 0,118 x 0,26 = 1,03
LT (SMP/jam) 35,3
PLT =
TOTAL (SMP /jam)
= 344,7
= 0,102
FLT = 1 - PLT x 0,16
= 1 – 0,102 x 0,16 = 1 – 0,01632 = 0,983
SELATAN
RT (SMP/jam) 31
PRT =
TOTAL (SMP /jam)
= 220,8
= 0,140
FRT = 1 + PRT x 0,26
= 1 + 0,140 x 0,26 = 1,03
12
LT (SMP/jam) 109,8
PLT = = = 0,497
TOTAL (SMP /jam) 220,8
FLT = 1 - PLT x 0,16
= 1 – 0,497 x 0,16 = 1 – 0,079 = 0,921
Keterangan :
PRT = Right turn atau total kendaraan yang belok kanan (SMP/jam)
FRT = Faktor kendaraan belok kanan
PLT = Left turn atau total kendaraan yang belok kanan (SMP/jam)
FLT = Faktor kendaraan belok kiri
TOTAL = Total arus kendaraan yang ada di kaki simpang (SMP/jam)
Dari hasil perhitungan, arus jenuh tertinggi terjadi pada kaki simpang
sebelah selatan dengan nilai 2945,16 SMP/jam.
Arus jenuh merupakan arus maksimum pada mulut persimpangan jika
lampu lalu lintas terus menyala hijau. Itu disebabkan karena jumlah kendaraan yang
lebih banyak pada saat-saat tertentu khususnya pada jam puncak sering
mengakibatkan kemacetan di beberapa simpang maka perlu dilakukan kajian arus
jenuh.
13
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan perhitungan penelitian di atas, dapat ditarik beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian didapat arus jenuh tertinggi dari kaki simpang yaitu
arah selatan yaitu Jl. Mitra Batik sebesar 2945,16 SMP/jam.
2. Dari hasil perhitungan arus jenuh untuk masing-masing kaki simpang didapat nilai
arah utara yaitu Jl. Cinehel dengan nilai arus jenuh sebesar SMP/jam, kaki simpang
arah barat yaitu Jl. R.E. Martadinata dengan nilai arus jenuh sebesar SMP/jam,
kaki simpang arah timur yaitu Jl. R.E. Martadinata dari arah pusat kota dengan
nilai arus jenuh sebesar SMP/jam, dan kaki simpang arah selatan yaitu Jl. Mitra
Batik dengan nilai arus jenuh tertinggi sebesar 2945,16 SMP/jam.
5.2 Saran
Dari hasil analisis di atas saran perbaikan kinerja lalu lintas di persimpangan
Mitra Batik adalah Simpang Mitra batik di arah utara yaitu Jl. Cinehel dengan
lebar jalan hanya enam meter dengan lebar efektif yang sudah ada, tidak dapat
menampung arus lalu lintas pada jam puncak sehingga penambahan lebar jalan
perlu direncanakan ulang agar dapat menampung jumlah kendaraan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Afrizal, V. (2013) Kajian Arus Jenuh pada Simpang Bersinyal di Kota Malang
Bagian Utara. [Online]. Tersedia: https://sipil.ub.ac.id/sarjana/kajian-arus-jenuh-
pada-simpang-bersinyal-di-kota-malang-bagian-utara/. [11 Juli 2021].
Julianto, E.N. (2007). Analisis Kinerja Simpang Bersinyal Simpang Bangkong dan
Simpang Milo Semarang Berdasarkan Konsumsi Bahan Bakar Minyak. Tesis
Magister, UNDIP SEMARANG:tidak diterbitkan.
15
LAMPIRAN
16
17
18
19
20
21
22
23
24