Anda di halaman 1dari 73

REKAYASA LALU LINTAS

DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL


FT USU
LALU LINTAS

• Merupakan suatu medium kegiatan, sebagai akibat


daripada gabungan potensi guna lahan, dan
kemampuan transportasi (blunden, 1971)
• Kegiatan lalu lalangnya orang dan atau kendaraan
sebagai dampak dari interaksi tata guna lahan karena
adanya proses pemenuhan kebutuhan dalam bentuk
kegiatan transportasi
REKAYASA LALU LINTAS

• Merupakan penerapan prinsip teknologi dan ilmu pada


perencanaan, perancangan geometri, operasional, pengendalian
dan pengelolaan dari jaringan jalan.
• Tiga komponen utama suatu sistem lalu lintas:
– Jalan
– Manusia
– Kendaraan
• Tujuan:
– Memberikan keselamatan
– Kecepatan
– Kenyamanan
– Ekonomis
– Ramah lingkungan
Lingkup Rekayasa Lalu lintas

• Sistem lalu lintas


• Komponen jalan
• Lingkungan lalu lintas jalan
1. Sistem Lalu lintas

• Terdiri dari 3 (tiga) komponen (jalan, manusia dan


kendaraan).
• Pengetahuan terhadap ketiga komponen tersebut,
diharapkan dapat menyediakan pergerakan orang dan
barang dengan selamat dan efisien
• Ketiga komponen tersebut harus kompatibel (sesuai),
ketidaksesuaian ketiga komponen tersebut dapat
menyebabkan kegagalan sistem lalu lintas
– Contoh: kecelakaan, kemacetan, bahkan polusi
2. Komponen Utama Lalu lintas

• Lalu lintas mempunyai 3 komponen:


– Jalan
– Manusia
– Kendaraan
Komponen Jalan

• Jalan mempunyai 4 fungsi:


– Melayani kendaraan yang bergerak
– Melayani kendaraan parkir
– Melayani pejalan kaki dan kendaraan tak bermotor
Pengelompokkan Jalan Menurut Fungsi

Sumber: Dirangkum dari pasal 8 (2,3,4,5) UU No. 38 Tahun 2004


tentang Jalan
Persyaratan Teknis Fungsi Jalan

Fungsi Jalan Kecepatan Lebar Minimal Kapasitas Syarat teknis lain


rencana

Arteri 60 km/jam 11 m Lebih besar dari - Lalu lintas jarak jauh tidak boleh terganggu oleh lalu
Primer volume lalulintas lintas ulang alik, lalu lintas lokal, dan kegiatan lokal.
rata-rata - Jumlah jalan masuk dibatasi dan persimpangan diatur
untuk menjamin terpenuhinya syarat teknis lainnya
- Tidak boleh terputus walaupun memasuki kota.
Kolektor 40 km/jam 9m Lebih besar dari - Jumlah jalan masuk dibatasi dan direncanakan untuk
Primer volume lalulintas menjamin terpenuhinya syarat teknis lainnya
rata-rata - Tidak boleh terputus walaupun memasuki kota.
Lokal 20 km/jam 6½m - - Tidak terputus walaupun memasuki desa
Primer

Arteri 30 km/jam 11 m Lebih besar dari - Lalu lintas cepat tidak boleh terganggu oleh lalu lintas
Sekunder volume lalulintas lambat
rata-rata - Persimpangan diatur untuk menjamin terpenuhinya
syarat teknis lainnya
Kolektor 20 km/jam 9m - -
Sekunder

Lokal 10 km/jam 7½m - - Jalan Lokal Sekunder yang tidak diperuntukkan bagi
Sekunder kendaraan bermotor beroda 3 atau lebih harus
mempunyai lebar badan jalan paling rendah 3 ½ m.

Sumber: Disarikan dari Pasal 7 - 17 RPP Jalan (Edisi 25 Pebruari 2005)


Klasifikasi Fungsi Jalan

Jalan Lokal Jalan Kolektor Jalan Arteri

Fungsi akses Fungsi


ruang/lahan mobilitas/
arus
lalulintas
Lingkungan Lalu lintas jalan

• Mempunyai pengaruh penting bagi perancangan dan


pengoperasian dari sistem lalu lintas
• Lingkungan dikategorikan dari:
– Lingkungan fisik
• Sistem lalu lintas harus dapat beroperasi siang maupun malam hari
• Kondisi cuaca stempat
• Kondisi kontour dan tanah asli
– Lingkungan lalu lintas
• Arus lalu lintas
• Komposisi lalu lintas
• Distribusi arah
– Lingkungan sosial
• Undang-undang jalan
• Pengetahuan pengemdui thd peraturan
• Sifat masyarakat (pengemudi)
• Tingkat hukuman
KARAKTERISTIK JALAN
1. Kapasitas;  kemampuan menampung arus lalu lintas dipengaruhi
oleh : Geometrik,Arus Lalu Lintas dan Lingkungan
2. Kecepatan Rencana;  Kecepatan untuk penentuan elemen
perencanaan geometrik jalan. Ditentukan berdasarkan Klasifikasi
Fungsi Jalan dan Lingkungan (Kondisi Medan).
3. Kecepatan Operasional;  Kecepatan yang terjadi di elemen jalan
 berkaitan dengan keselamatan ditetapkan Kecepatan Minimal dan
Kecepatan Maksimal.
4. Jarak Pandang Berhenti;  Jarak pandang minimum yang diperlukan
pengendara untuk menghentikan kendaraan setelah melihat obyek di
jalur kendaraan tanpa menabrak obyek tersebut.
5. Jarak Pandang Menyiap;  Jarak pandang meinimum yang
dibutuhkan pada jalan 2 lajur dua arah yang memungkinkan
pengendara untuk menyelesaikan gerakan menyiap tanpa menabrak
kendaraan dari arah berlawanan.
Komponen Manusia

KARAKTERISTIK MANUSIA

1. Perilaku Manusia;  mempengaruhi karakteristik lalu lintas


dipengaruhi oleh : Kondisi Lingkungan, Kondisi Psikologi dan Kondisi Fisik

2. Waktu Reaksi;  waktu yang diperlukan untuk bereaksi terhadap kondisi luar
selama pergerakan,

merupakan gabungan antara faktor fisik dan faktor psikologi.

Teori PIEV (Perception-Intellection-EmotionVollution) menguraikan


komponen reaksi  waktu reaksi berkisar 0,5 – 4 detik
Driver’s Cone of Vision
Driver’s Cone of Vision
Driver’s Cone of Vision
Komponen Kendaraan

KARAKTERISTIK KENDARAAN
1. Dimensi; menentukan ukuran geometrik prasarana (jalan dan
ruang parkir)
2. Kinerja (performance); menentukan karakteristik arus dan
keselamatan lalu lintas
3. Standard Keselamatan; menentukan komponen kendaraan yang
berkaitan dengan keselamatan.
Kendaraan Rencana

 Static Characteristics
 Berat
 Ukuran (panjang, lebar, tinggi)

 Kinematic Characteristics
 Berhubungan dengan kemampuan dalam perlambatan dan
percepatan
 Dynamic Characteristics
 Gaya-gaya yang menyebabkan dan menghambat pergerakan

22
Static Characteristics

• Berat
– Tebal perkerasan
– Maksimum kemiringan
• Ukuran
– Lebar lajur
– Lebar bahu
– Panjang dan lebar tempat parkir
– Panjang lengkung vertikal
– Ruang bebas
Kinematic Characteristics

• Acceleration dan Deceleration di


– Simpang (intersections)
– Freeway Ramps
– Climbing or Passing Lanes (jalur pendakian)
– Lajur putar (U-turn area)
Dynamic Characteristics
• Air Resistance
• Grade Resistance
• Rolling Resistance
• Curve Resistance
• Friction Resistance
Kendaraan Rencana
Standar Amerika (AASHTO, 2001)

• Empat kelompok kendaraan dalam AASHTO


(2004):
– Passengers cars
• Cars, Sport/utility vehicles, minivans, vans, pick-up trucks
– Buses
• Intercity motor coaches, city transit, school bus, articulated
• buses
– Trucks
• Single-unit trucks, semi-trailer tractors
– Recreational vehicles (jarang in Indonesia)
• Motor homes, cars with camper trailers, boat trailers
Kendaraan Rencana
Standar Amerika (AASHTO, 2001)

Passenger Car (P) Single-Unit (SU) Truck

Intercity Bus (Bus-14) Motor Home, MH


Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (1/2)

28
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (2/2)

29
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (2/2)
90
580
340 150
Kendaraan Kecil
(ukuran dalam cm): 170 210

1210
210 760 240

Kendaraan Sedang
(ukuran dalam cm): 200 280

2100
120 610 1280 90

Kendaraan Besar
(ukuran dalam cm):
200

260

30
Kendaraan Rencana
Standar Bina Marga (2/2)

31
TRANSPORTASI DAN PERTUMBUHAN
PENDUDUK
• Jumlah populasi yang bertambah, makin banyaknya
penduduk yang tinggal di perkotaan (urbanisasi)
• Peningkatan saran dan prasarana transportasi yang
kurang memadai
• Pertumbuhan ekonomi akan mengakibatkan:
– Bertambahnya perjalanan
– Tingkat kepemilikan kendaraan
Gambaran Lalu lintas Kota-kota Besar di
Indonesia
• Biaya kemacetan Rp 10 triliun per tahun (Hubdat, 1997
• Peningkatan pencemaran udara (87% di perkotaan dari sektor
transportasi)
• Kemacetan:
Volume LL vs Gangguan thd Kapasitas Jalan
– Parkir (on-street)
– Pedagang kaki lima
– Pejalan kaki/penyeberang jalan
– Proses menaikturunkan penumpang
KEMACETAN
LALU LINTAS
DI RUAS
JALAN
KEMACETAN
LALU LINTAS
DI
PERSIMPANGAN
KONDISI ANGKUTAN UMUM
POLUSI UDARA
Pasar tumpah menguasai trotoir
dan badan jalan
Terminal angkot tdk resmi
Disiplin dan penegakan hukum
Mixed problems: simpang, parkir, PKL,
pedestrian facilities, angkot
ngetem/berputar, terminal tdk resmi
Kemacetan di DKI-Jakarta
ATCS KOTA MEDAN
• Gangguan samping yang sangat besar yang
disebabkan oleh adanya ribbon development yang
akan sangat mengurangi kapasitas jalan yang
sudah sangat terbatas.

• Sistem arus lalulintas satu arah adalah cara yang


sangat baik/efektif serta murah untuk
meningkatkan kapasitas jaringan jalan.

• Kegiatan parkir di badan jalan sangat mengurangi


kapasitas jalan sehingga lebih baik mengembalikan
fungsi jalan sebelum membangun infrastruktur
baru.

• Tidak sulit ditemukan trotoar yang beralih fungsi


dari tempat pejalan kaki menjadi tempat kegiatan
informal.
Sumber Permasalahan
• Urbanisasi

Tahun Prosentase penduduk yang tinggal


di perkotaan di Indonesia
1920 5,8 % (2,88 juta)

1980 17,0 %
1990 25,4 % (46,48 juta)

2025 59,5 %

Sumber : Tamin (2000)


• Terbatasnya sistem jaringan
• Perubahan Sistem Tata guna Lahan
80.000

Houston
Hubungan antara Pemakaian BBM
per Tahun per Kapita
Phoenix dan Kerapatan Penduduk Perkotaan
(Sumber: Newman dan Kenworthy, 1991)
Penggunaan BBM per th. per kapita
Detroit
Denver

60.000
Los Angeles

San Fransisco
Boston
Washington DC

Chicago

New York
Brishbane
40.000 Perth
Melbourne

Adelaide

Sydney
Toronto

Indonesia

20.000 Zurich
Hamburg Paris
Copenhagen Stockholm Brussels
Munich
London
Amsterdam West Berlin
Vienna
Tokyo
Singapore

Hong Kong

0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 275 300

Kerapatan Penduduk (org/ha)


Situasi Transportasi Perkotaan pada
Masa Sekarang

Kebutuhan Prasarana Kebutuhan Prasarana


Transportasi (KT) Transportasi (PT) Transportasi (KT) Transportasi (PT)

PT1
KT0 PT0
KT1

a. Situasi ideal b. Situasi sekarang

Catatan: KT0 - Kebutuhan transportasi pada situasi ideal


KT1 - Kebutuhan transportasi pada situasi sekarang
PT0 - Prasarana transportasi pada situasi ideal
PT1 - Prasarana transportasi pada situasi sekarang
Permasalahan Keseimbangan
Demand dan Supply

Kebutuhan
Pergerakan

KESEIMBANGAN

Kapasitas Prasarana

Kapasitas Prasarana
Eksisting

Sumber: Tamin (1998)


TRANSPORTASI
BERKELANJUTAN
THE FAILURE CHRONOLOGY
OF CAR ORIENTED STRATEGY

EKSPANSI
EKSISTING: MACET
JARINGAN JALAN

AKSESIBILITAS

JUMLAH & INTENSITAS


FUTURE: MACET PENGGUNAAN
KENDARAAN PRIBADI
MASS TRANSIT STRATEGY

PERBAIKAN SISTEM ANGKUTAN


EKSISTING: MACET
UMUM (MASS TRANSIT)

MODAL SHIFTING

FUTURE: KEMACETAN INTENSITAS PENGGUNAAN


BERKURANG KENDARAAN PRIBADI
Perbandingan Efisiensi Penggunaan Energi

Eggs -Planation
A cyclist can travel five kilometers on the energy of one egg
0 (symbol for one egg)

A person walking would require three eggs to go to the samedistance


000

A loaded bus requires the equivalent of about two dozen eggs for each person it
carries five kilometers
000000000000000000000000
A typical car requires the equivalent of seven dozen eggs to carry
r one
person five kilometers
0000000000000000000000000000000000000000
0000000000000000000000000000000000000000
0000
A typical loaded train requires about eight eggs for each person it carries
five kilometers

00000000
Perbandingan Efisiensi Penggunaan Energi

6,000

5,000
Btu per passenger-mile

4,000

3,000

2,000

1,000

0
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
Mobil Bis kota Bis antarkota Pesawat KA Antarkota KA kota
4 kendaraan, 4 orang

KONVENSIONAL

CAR/VAN POOLING
1 kendaraan, 4 orang
Apakah ini Transportasi Massal !
Abad 19 : dominasi transportasi rel
KEBIJAKAN Transportasi Ke Abad 20 : dominasi transportasi jalan
Depan ??? (mobil pribadi)
Abad 21 : transportasi berbasis rel ???
Transportasi Umum Di
beberapa Negara
PENANGANAN
TRANSPORTASI KOTA SEOUL
(KOREA SELATAN)
MEDIAN ARTERIAL BUS LANE IN SEOUL
MEDIAN ARTERIAL BUS LANE IN SEOUL
PENANGANAN
TRANSPORTASI KOTA
BANGKOK (THAILAND)
Traffic and Transport Situation in
Bangkok
CHALOEM RATCHAMONGKHON LINE
PHAHONYOTHIN
P&R
LAT PHRAO UNDERGROUND 20 KM
Chatu
MOCHIT
BANGSU chak RATCHADA 18 STATIONS
Park
KAMPHAENGPHET

SUTTHISAN TWIN TUNNELS INT. DIA. 5.7 M


1 PARK & RIDE
2
Huai
PRACHARAT BAMPHEN
Thaila
nd
Khwang
Cultur
THIAM RUAM MIT

al
DEPOT
LEGEND :
Centre
RAMA IX
ISP : SOUTH SECTION
PETCHABURI ISP : NORTH SECTION
HUA LAMPHONG INTERCHANGESTATION
SUKHUMVIT
SAMYAN STATION
SILOM
LUMPHINI SRT
HOPEWELL
SIRIKIT CENTRE
BTS
Khlong
BONKAI
PENANGANAN
TRANSPORTASI KOTA
KUALA LUMPUR (MALAYSIA)
KL StarRail Sdn Bhd

 Can handle
gradients of up to 6%
KL StarRail Sdn Bhd

 Speedy, safe, reliable, comfortable with aesthetics


• Capacity 3,120 pphpd (2-Car Train – AW3 loading)
• Capacity 4,152 pphpd (2-Car Train – AW4 loading)
KL StarRail Sdn Bhd Integration

 Interfaces with RapidKL


(Ampang Line) at Hang
Tuah & Titiwangsa Stations

 Interfaces with RapidKL


at Bukit Nanas (Kelana
Jaya Line)

 Interfaces with RapidKL


(Kelana Jaya Line), ERL &
KTM Komuter at KL Sentral
Station.
KL StarRail Sdn Bhd

Alignment profile at Jalan Sultan Ismail


(blends with the environment under built-up conditions)
KL StarRail Sdn Bhd

Aesthetically designed elevated structures within the KL skyline


KL StarRail Sdn Bhd

KL city locations linked by the monorail


KL StarRail Sdn Bhd

The Arch Bridge spanning the Klang River


KL StarRail Sdn Bhd Switch Deck

Anda mungkin juga menyukai