Anda di halaman 1dari 29

REKAYASA LALU LINTAS DAN

KOMPONEN LALU LINTAS

MINGGU 1

NADRA MUTIARA SARI, S.Pd., M.Eng


CAPAIAN PEMBELAJARAN
Sub Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (Sub-
Kode
CPMK)

L1 Mahasiswa mampu menjelaskan definisi


rekayasa lalulintas. (M1)
Mahasiswa mampu menjelaskan bidang-bidang
L2
rekayasa lalulintas (M2)

Mahasiswa mampu menjelaskan macam-macam


L3
komponen lalulintas (M3)

Mahasiswa mampu menjelaskan karakteristik


L4
dari komponen lalulintas (M4)
DEFENISI
Menurut Institute Transportation Engineering (ITE).
Rekayasa lalulintas adalah bagian dari teknik tranportasi yang
berkaitan dengan perencanaan dan desain geometris jalan, dan
operasional lalulintas, jalan , jaringan jalan, terminal, yang
berhubungan dengan keamanan, kenyamanan dan ekonomis.

Menurut Prof. W.R. Blunden


Rekayasa lalulintas adalah ilmu yang mengukur lalulintas dan
perjalanan, yang mengkaji/mempelalajari hukum-hukum dasar
yang berkaiatan dengan arus lalulintas serta penyebabnya
dengan menerapkan ilmu pengetahuan ke praktek perencanaan
yang propesional, desain dan pengoperasian sistim lalulintas
untuk menghasilkan pergerakan manusia dan barang secara
aman dan efisien.
RUANG LINGKUP LALU LINTAS
KARAKTERISTIK LALU LINTAS
01 a. Faktor-faktor manusia dan kendaraan
b. Volume, kecepatan , kerarapatan, tundaan
c. Besarnya arus lalulintas, kapasitas jalan, persimpangan
d. Pola perjalanan, bangkitan lalu lintas, asal dan tujuan
lalulintas
e. Parkir, terminal
f. Angkutan umum/massal
•  

PERENCANAAN TRANSPORTASI
a. Perencanaan Jangka panjang : Jaringan jalan, sisttem
02 angkutan massal, terminal , off street parking
b. Kajian sistem transportasi dan perilakunya
RUANG LINGKUP LALU LINTAS
OPERASIONAL LALU LINTAS,

03 • Hukum dan peraturan


• Alat kontrol lalulintas
• Standard perencanaan

ADMINISTRASI:
• Unsur pemerintahan --DPU -->
04 • Dinas Perhubungan,
• Satlantas
• Polantas

05 DESAIN GEOMETRIS
KOMPONEN LALU LINTAS
1. ORANG/ BARANG 2. KENDARAAN

4. ALAT
KONTROL

3. JALAN
1. Orang

Merupakan penggerak dalam kegiatan lalu lintas.

Perception Intelection

KARAKTERISTIK

Emotion Reaction
2. Kendaraan
a. Kendaraan Bermotor
b. Kendaraan tidak bermotor

KARAKTERISTIK KENDARAAN

a. Kendaraan rencana ,
Dimensi: lebar , tinggi, panjang,

berat maksimum kendaraan


b. Daya rem kendaraan:
sistem rem, jenis dan kondisi ban , jenis
dan kondisi permukaan jalan
3. Jalan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun
2006:
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang
meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan
bagi pergerakan lalulintas, yang berada pada
permukaan tanah, di atas permukaan tanah,
dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan
jalan kabel.
Klasifikasi Jalan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.34 Tahun
2006:
A. Klasifikasi Jalan Menurut Fungsinya terbagi atas 3, yaitu:

1. Jalan Arteri adalah Jalan yang melayani angkutan utama


dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh kecepatan rata-rata
tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien.

2. Jalan Kolektor adalah Jalan yang melayani angkutan


pengumpul/ pembagi dengan ciri-ciri perjalanan jarak
sedang. Kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan
masuk dibatasi.

3. Jalan Lokal adalah Jalan yang melayani angkutan setempat


dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata
rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
ARTERI
KOLEKTOR

Kolektor Primer

Kolektor Sekunder
LOKAL
Klasifikasi Jalan
B. Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
Berkaitan dengan kemampuan jalan untuk menerima beban
Ialu lintas, dinyatakan dalam Muatan Sumbu Terberat (MST)
dalam satuan ton (Pasal11,PP.No.43/1993).

FUNGSI KELAS MUATAN SUMBU


TERBERAT
(MST – ton)

Arteri I > 10
II 10
IIIA 8

Kolektor IIIA 8
IIIB
Lokal IIIC 8
Klasifikasi Jalan
C. Klasifikasi Menurut Medan Jalan
Medan jalan diklasifikasikan berdasarkan kondisi sebagian
besar kemiringan medan yang diukur tegak lurus garis kontur.

JENIS MEDAN NOTASI KEMIRINGAN


(%)
DATAR D <3

PERBUKITAN B 3-25

PEGUNUNGAN G >25
Klasifikasi Jalan
D. Klasifikasi Menurut Wewenang Pembinaannya (PP
Nomor 34 tahun 2006)
1. Jalan Nasional

Yang termasuk kedalam jalan Nasional adalah jalan arteri primer, jalan
kolektor primer yang menghubungkan antar ibu kota provinsi, jalan
tol,jalan lain yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan
nasional.

2. Jalan Provinsi

Yang termasuk kelompok jalan Provinsi adalah Jalan kolektor primer


yang menghubungkan ibu kota Provinsi dengan ibukota Kabupaten
atau Kota, Jalan Kolektor primer yang menghubungkan antar ibu kota
Kabupaten atau Kota, Jalan lain yang mempunyai kepentingan
strategis terhadap kepentingan Provinsi, Jalan dalam Daerah Khusus
Ibu kota Jakarta yang tidak termasuk jalan Nasional.
3. Jalan Kabupaten,
Yang termasuk kelompok jalan Kabupaten adalah, Jalan local primer
yang menghubungkan ibu kota Kabupaten dengan ibukota Kecamatan,
ibukota Kabupaten dengan Pusat Desa/Nagari, antar ibu kota
Kecamatan, ibukota Kecamatan dengan Desa/Nagari, dan antar
Desa/Nagari, Jalan sekunder (arteri sekunder, kolektor sekunder, dan
local sekunder) dan jalan lain yang tidak termasuk dalam kelompok
jalan Nasional, jalan Provinsi.

Tabel Klasifikasi Jalan Kapupaten:


FUNGSI VOLUME LALU KELAS KECEPATAN
LINTAS (Dalam ( km/jam)
SMP) MEDAN
D B G

SEKUDER : > 500 III A 50 40 30


*Jalan 201 – 500 III B1 40 30 30
50 – 200 IIIB2 40 30 30
Lokal < 50 IIIC 30 30 20
Sumber : Petunjuk Perencanaan Teknis Jalan Kabupaten – 1992 Dirjen Bina
Marga)
Klasifikasi Jalan
4. Jalan Kota

Yang termasuk kelompok jalan Kota adalah jaringan jalan


sekunder di dalam kota.
Penetapan status suatu ruas jalan arteri sekunder dan atau ruas
jalan kolektor sekunder sebagai jalan kota dilakukan dengan
keputusan Gubernur atas usul Pemerintah Kota yang
bersangkutan.
Penetapan status suatu ruas jalan lokal sekunder sebagai jalan
Kota dilakukan dengan Keputusan Walikota yang bersangkutan.
Klasifikasi Jalan Perkotaan
Jalan Tipe I (Penganturan Jalan Masuk : Penuh)
FUNGSI KELAS
PRIMER: * Arteri I
* Kolektor II
SEKUNDER : * Arteri II
Klasifikasi Jalan
Jalan Tipe II (Pengaturan Jalan Masuk: Sebagian atau
tanpa pengaturan)

FUNGSI KELAS MUATAN SUMBU


TERBERAT
(MST – ton)
PRIMER: * Arteri - I
* Kolektor > 10.000 I
< 10.000 II
PRIMER: * Arteri > 20.000 I
* Kolektor < 20.000 II
* Jalan > 6.000 II
Lokal < 6.000 III
> 500 III
< 500 IV

Sumber : Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan


Klasifikasi Jalan
5. Jalan Desa/Nagari
Jalan Desa/Nagari adalah jalan lingkungan primer dan jalan
lokal sekunder yang tidak termasuk jalan Kabupaten di dalam
kawasan Pedesaan/Nagari, dan merupakan jalan umum yang
menghubungkan kawasan dan/atau antar permukiman didalam
Desa/Nagari.

6. Jalan Khusus

Yang termasuk kelompok jalan khusus adalah jalan yang


dibangun dan dipelihara oleh instansi/ badan hukum/
perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.
Penetapan status suatu ruas jalan khusus dilakukan oleh
instansi/ badan hukum/ perorangan yang memiliki ruas jalan
khusus tersebut dengan memperhatikan pedoman yang
ditetapkan oleh Menteri Pekerjaan Umum.
4. ALAT PENGATUR LALU LINTAS
Merupakan media komunikasi antara
aturan dengan sipemakai jalan

Marka jalan, lampu lalu lintas, rambu


lalu lintas, dll
TUGAS 1
1. Carilah di internet dokumentasi
jenis-jenis jalan nenurut wewenang
pembinaannya.

2. Dokumentasikan jenis jalan yang ada


di kota mu, dan buat keterangan
masing-masing foto tersebut
TUGAS 2
Perhatikan Video pada slide berikut,
kemudian jawab pertanyaan di bawah ini:

1. Apa saja permasalahan yang anda


temukan dari video tersebut?
2. Apa yang terjadi apabila tidak ada
pengaturan lalu lintas (teknik lalu lintas)?
Uraikan!
3. Apa fungsi dari teknik lalu lintas di jalan
raya? Uraikan!
Video
KARAKTERISTIK
ARUS LALU
LINTAS

Berdasarkan Variasi Lalu


lintas,
Yang dibedakan
berdasarkan:
1. Waktu
2. Tempat
1. Akibat pertumbuhan lalin.
Ini dipengaruhi oleh berbagai sektor, seperti; sektor
penduduk. Apabila penduduk suatu daerah bertambah/
berkurang, maka secara tidak langsung karateristik arus
lalu lintaspun akan mengalami perubahan.
Menurut Yang awalnya sepi menjadi ramai, yang awal kecil,
Waktu menjadi besar.

2. Variasi Berkala
Waktu sibuk (peak hours) juga mempengaruhi
karaktersitik lalu lintas. Arus pada jam sibuk (pagi dan
sore) akan jauh lebih ramai dibandingkan dengan jam
normal.
3. Variasi Tidak Berkala
seperti, kedatangan petinggi negara pada
suatu daerah/ kota, pelaksanaan pawai, dan
kegiatan-kegiatan lainnya. Secara tidak
langsung akan mempengaruhi karakteristik
arus lalu lintas, yang semula sepi menjadi
ramai.
Menurut 1. Distribusi pada jaringan jalan
Tempat 2. Distribusi menurut arah
3. Distribusi ke arah melebar

Anda mungkin juga menyukai