Anda di halaman 1dari 14

KAPASITAS JALAN

Pertemuan ke-9
Rabu 01 November 2023

Dosen Pengampu:
Leni Sriharyani, S.T., M.T.
NIDN. 0210018102
Analisa Kapasitas Jalan Perkotaan
(Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia = MKJI)

 KAPASITAS adalah besarnya arus lalu lintas


maksimum yang dapat dipertahankan pada suatu
potongan jalan sesuai dengan kondisi jalan tersebut.
Biasanya dinyatakan dalam satuan kend/jam atau
smp/jam.
 Adapun karakteristik jalan yang mempengaruhi
kapasitas jalan dan kinerjanya diantaranya adalah :
1.Geometri jalan,
2.Distribusi arah lalu lintas dan komposisinya,
3.Faktor lingkungan, dan faktor lainnya

1. Geometri Jalan
 Type/Jenis Jalan :
Perbedaan tipe/jenis jalan akan memberikan pengaruh yang berbeda
pada arus lalu lintas pada jalan tersebut, misalnya pada jalan yang
terpisah oleh median, jalan tanpa median, dan jalan satu arah
mempunyai pengaruh terhadap lalu lintas.
 Lebar Jalur :
Kecepatan Arus Bebas (Free Flow Speed) dan Kapasitas meningkat
seiring dengan meningkatnya lebar jalur lalu lintas
 Kerb
Yaitu bagian jalan yang ditinggikan terbuat dari material yang kaku
yang berada diantara sisi jalur lalu lintas dan jalur untuk pejalan kaki.
Adanya kerb yang merupakan batas antara jalur lalu lintas dan jalur
pejalan kaki mempengaruhi dampak dari gangguan samping terhadap
Kapasitas dan Kecepatan.
Kapasitas jalan yang memakai kerb lebih kecil daripada jalan yang
memakai bahu.
Kapasitas lebih berkurang lagi jika terdapat gangguan yang bersifat
tetap yang berada sangat dekat dengan sisi jalur lalu lintas baik jalan
tersebut memakai kerb atau bahu.

1
1. Geometri Jalan (lanjutan …)
 Bahu Jalan
Jalan kota yang tidak memiliki kerb biasanya memiliki bahu jalan pada
kedua sisinya.
Lebar dan kondisi permukaan bahu mempengaruhi juga kegunaannya
yang mana dapat meningkatkan Kapasitas dan Kecepatan dengan
meningkatnya lebar bahu, terutama disebabkan berkurangnya
gangguan samping akibat berkurangnya kegiatan di sisi jalan seperti
berhentinya kendaraan umum, pejalan kaki, dsb.
 Median
Adanya median yang direncanakan dengan baik juga meningkatkan
kapasitas jalan.
 Alinemen Jalan
Jalan dengan tikungan berjari-jari kecil dapat mengurangi kecepatan
arus bebas, begitu juga dengan jalan yang menanjak.
Pada umumnya untuk kecepataan arus bebas yang rendah pada
daerah perkotaan pengaruh alinemen ini diabaikan

2. Distribusi Arah dan Komposisi Arus


Lalu Lintas
 Distribusi Arah Lalu lintas
Kapasitas tertinggi dicapai pada jalan dua arah
jika distribusi arahnya adalah 50 - 50. Ini terjadi
jika arus lalu lintas sama besar pada kedua
arah.
 Komposisi Arus Lalu lintas
Komposisi kendaraan mempengaruhi kapasitas
dan kecepatan kendaraan.

2
3. Faktor Lingkungan dan Faktor Lainnya
 Kegiatan pada Sisi Jalan (Gangguan Samping)
Banyaknya aktivitas pada sisi jalan sering
menyebabkan konflik yang berpengaruh pada
arus lalu lintas.
Efek dari aktivitas di sisi jalan ini disebut
Gangguan Samping, sangat berpengaruh besar
pada Kapasitas jalan.
Aktivitas ini diantaranya adalah :
- Pejalan kaki
- Kendaraan umum yang berhenti
- becak, gerobak, dsb
- Keluar masuk kendaraan dari sisi jalan

A. Karakteristik Jalan Perkotaan


Karakteristik jalan perkotaan yang berlaku dalam perhitungan
analisa kapasitas ini adalah :
− Segmen jalan mempunyai perkembangan secara permanen
dan menerus sepanjang seluruh jalan atau hampir seluruh
jalan, minimum pada satu sisi jalan.
− Jalan terletak di dekat kota dengan penduduk > 100.000
orang.
− Karakteristik arus lalu lintas puncak pada pagi hari dan sore
hari, secara umum lebih tinggi, persentase mobil penumpang
dan sepeda motor tinggi, dan truk rendah.
− Pada jam puncak, terjadi perubahan distribusi menurut arah.
− Umumnya jalan kota menggunakan kerb.
− Alinemen jalan datar dan lurus
− Kondisi lalu lintas pada segmen jalan tidak terpengaruh oleh
antrian kendaraan akibat adanya persimpangan jalan

3
B. Definisi dan Istilah
1. Jenis Jalan
Jenis Jalan ditentukan oleh ada tidaknya median
jalan dan jumlah lajur.
Jumlah lajur ditentukan dari marka lajur atau
lebar jalur efektif W Ce untuk segmen jalan.
Jenis Jalan lihat Tabel 1.
Tabel 1. Jenis Jalan
Lebar Jalur Jumlah Jenis Jalan
Efektif Lajur Median
W C (m) Ada (Divided) Tidak (Undivided)
5 – 10,5 2 2/2 D 2/2 UD
10,5 - 16 4 4/2 D 4/2 UD

B. Definisi dan Istilah


2. Ukuran Kota
Ukuran kota adalah jumlah penduduk di dalam
kota (dalam juta), ada 5 kelas ukuran kota, lihat
Tabel 2.
Tabel 2. Ukuran Kota
Ukuran Kota Kelas Ukuran Kota
(Juta pend.) (CS)
< 0,1 Sangat Kecil
0,1 – 0,5 Kecil
0,5 – 1,0 Sedang
1,0 – 3,0 Besar
> 3,0 Sangat Besar

4
3. Hambatan Samping
Hambatan samping adalah dampak terhadap kinerja lalu lintas
dari aktivitas samping segmen jalan, seperti pejalan kaki,
kendaraan umum/kendaraan lain berhenti, kendaraan
masuk/keluar sisi jalan, dan kendaraan lambat.
Kelas hambatan samping dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Kelas hambatan samping untuk Jalan Perkotaan
Kelas Hambatan Kode Jumlah Berbobot Kondisi Khusus
Samping kejadian per 200 m
(SFC) perjam (dua sisi)
Sangat rendah VL < 100 Daerah permukiman; jalan samping tersedia
Rendah L 100 – 299 Daerah permukiman; beberapa angkutan
umum dsb
Sedang M 300 – 499 Daerah industri; beberapa toko di sisi jalan
Tinggi H 500 – 899 Daerah komersial; aktivitas sisi jalan tinggi
Sangat tinggi VH > 900 Daerah komersial; aktivitas pasar di sisi jalan

4. Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang


Dengan adanya kendaraan yang lebih besar dari mobil penumpang yang
mempunyai kinerja lebih rendah di dalam arus lalu lintas, seperti truk, bus
yang mengurangi kapasitas jalan. Oleh sebab itu digunakan ekivalensi
mobil penumpang (emp) untuk jenis kendaraan tersebut.
Nilai emp untuk masing-masing tipe kendaraan dapat dilihat pada Tabel 4.
dan Tabel 5.
Tabel 4. Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan
Perkotaan Tak Terbagi (UD)
emp
Jenis Jalan : Arus Lalu lintas SM(MC)
Jalan Tak Terbagi Total Dua Arah
(UD) (kend/jam) KB(HV) Lebar Jalan WCe (m)
≤6 >6
Dua lajur tak terbagi 0 – 1799 1,3 0,50 0,40
(2/2 UD) ≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Empat lajur tak terbagi 0 – 3699 1,3 0,40
(4/2 UD) ≥ 3700 1,2 0,25

5
4. Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang
Tabel 5. Nilai Ekivalensi Mobil Penumpang untuk Jalan
Perkotaan Terbagi (D) dan satu Arah

emp
Jenis Jalan : Arus Lalu lintas
Jalan Satu Arah dan Total Dua Arah
Jalan Terbagi (D) (kend/jam) KB/HV SM/MC

Dua lajur satu arah (2/1) 0 – 1049 1,3 0,40


dan
Empat lajur terbagi (4/2 D) ≥ 1050 1,2 0,25

Tiga lajur satu arah (3/1) 0 – 1099 1,3 0,40


dah
Enam lajur terbagi (6/2 D) ≥ 1100 1,2 0,25

5. Analisa Kecepatan Arus Bebas


 Untuk jalan tak terbagi analisa digabung pada kedua arah lalu lintas.
 Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah untuk masing-masing
arah lalu lintas.
 Kecepatan arus bebas kendaraan ringan digunakan sebagai ukuran
utama kinerja dan dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 :

FV = (FV0 + FVw) x FFVSF x FFVCS (km/jam) ..... (1)


Dimana :
FV = kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam)
FV0 = kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam);
Tabel 6
FVW = Faktor penyesuaian lebar lajur lalu lintas efektif (km/jam);
Tabel 7
FFVSF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping; Tabel 8 atau
Tabel 9
FFVCS = Faktor penyesuaian ukuran kota; Tabel 10

6
Tabel 6. Kecepatan Arus Bebas Dasar FV0 untuk Jalan Perkotaan

Kecepatan Arus Bebas Dasar FV0


(km/jam)
Jenis Jalan Kend Kend Sepeda Semua
Ringan Berat Motor Kend
KR KB SM (rata-rata)
Enam lajur terbagi (6/2 D)
Atau 61 52 48 57
Tiga lajur satu arah (3/1)
Empat lajur terbagi (4/2 D)
Atau 57 50 47 55
Dua lajur satu arah (2/1)

Empat lajur tak terbagi (4/2 UD) 53 46 43 51

Dua lajur tak terbagi (2/2 UD) 44 40 40 42

Tabel 7. Faktor Penyesuaian FVW untuk Pengaruh Lebar Lajur Lalu lintas pada
Kecepatan Arus Bebas Kendaraan Ringan, Jalan Perkotaan
Lebar Jalur Lalu lintas Efektif FVW
Jenis Jalan W C (meter) (km/jam)
Per Lajur
Empat lajur terbagi (4/2 D) 3,00 -4
3,25 -2
Atau 3,50 0
Jalan satu arah 3,75 2
4,00 4
Per Lajur
3,00 -4
Empat lajur tak terbagi 3,25 -2
(4/2 UD) 3,50 0
3,75 2
4,00 4
Total
5 -9,5
6 -3
Dua lajur tak terbagi 7 0
(2/2 UD) 8 3
9 4
10 6
11 7

7
Tabel 8. Faktor Penyesuaian FFVSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu pada
Kecepatan Arus Bebas Kendaraaan Ringan untuk Jalan Perkotaan dengan Bahu
Kelas Hambatan Faktor Penyesuaian untuk Hambatan
Samping Samping dan Lebar Bahu
Jenis Jalan (SFC) Lebar Bahu Efektif Rata-rata Ws (m)
≤ 0,50 1,00 1,50 ≥ 2,00
Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Empat Lajur Terbagi Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,94 0,97 1,00 1,02
4/2 D Tinggi 0,89 0,93 0,96 0,99
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat Rendah 1,02 1,03 1,03 1,04
Empat LajurTak Terbagi Rendah 0,98 1,00 1,02 1,03
Sedang 0,93 0,96 0,99 1,02
4/2 UD Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98
Sangat Tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95
Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
Dua Lajur Tak Terbagi Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
Sedang 0,90 0,93 0,96 0,99
2/2 UD Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91

Tabel 9. Faktor Penyesuaian FFVSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Jarak Kerb pada
Kecepatan Arus Bebas Kendaraaan Ringan untuk Jalan Perkotaan dengan Kerb
Kelas Hambatan Faktor Penyesuaian untuk Hambatan
Samping Samping dan Jarak Kerb
Jenis Jalan (SFC) Jarak Kerb ke penghalang WK (m)
≤ 0,50 1,00 1,50 ≥ 2,00
Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Empat Lajur Terbagi Rendah 0,97 0,98 0,99 1,00
Sedang 0,93 0,95 0,97 0,99
4/2 D Tinggi 0,87 0,90 0,93 0,96
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat Rendah 1,00 1,01 1,01 1,02
Empat LajurTak Terbagi Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
Sedang 0,91 0,93 0,96 0,98
4/2 UD Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,94
Sangat Tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90
Sangat Rendah 0,98 0,99 0,99 1,00
Dua Lajur Tak Terbagi Rendah 0,93 0,95 0,96 0,98
Sedang 0,87 0,89 0,92 0,95
2/2 UD Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82

8
Tabel 10. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota FFVCS pada
Kecepatan Arus Bebas untuk Jalan Perkotaan

Ukuran Kota Faktor Penyesuaian untuk


(Juta pend.) Ukuran Kota (FFVCS)

< 0,1 0,90


0,1 – 0,5 0,93
0,5 – 1,0 0,95
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,03

6. Analisa Kapasitas
 Untuk jalan tak terbagi analisa digabung pada kedua arah lalu
lintas.
 Untuk jalan terbagi, analisa dilakukan terpisah untuk masing-
masing arah lalu lintas.
 Kapasitas dihitung dengan menggunakan Persamaan 2 :

C = C0 x FCSP x FCw x FCSF x FCCS (smp/jam) .... (2)


Dimana :
C = kapasitas Jalan Perkotaan (smp/jam)
C0 = kapasitas dasar (smp/jam); Tabel 11
FCsp = faktor penyesuaian distribusi arah; Tabel 12
FCW = faktor penyesuaian lebar lajur lalu lintas efektif ; Tabel 13
FCSF = faktor penyesuaian kondisi hambatan samping; Tabel 14
atau Tabel 15
FCCS = Faktor penyesuaian ukuran kota; Tabel 16

9
Tabel 11. Kapasitas Dasar C0 untuk Jalan Perkotaan
Kapasitas Dasar C0
Jenis Jalan Keterangan
(smp/jam)
Empat lajur terbagi (4/2 D)
atau 1650 Per lajur
Jalan satu arah
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD) 1500 Per lajur

Dua lajur tak terbagi (2/2 UD) 2900 Total dua arah

Tabel 12. Faktor Penyesuaian Distribusi Arah FCSP untuk Jalan


Perkotaan (Khusus untuk Jalan Tidak Terbagi)
Distribusi Arah %-% 50 – 50 55 – 45 60 – 40 65 – 35 70 – 30

Dua lajur 2/2 1,00 0,97 0,94 0,91 0,88


FCSP
Empat lajur 4/2 1,00 0,985 0,97 0,955 0,95

Catatan : untuk jalan terbagi FCSP = 1,0

Tabel 13. Faktor Penyesuaian FCW untuk Lebar Lajur Lalu lintas pada Kapasitas
Jalan Perkotaan

W
Lebar Jalur
W CLalu lintas Efektif
(meter)
Jenis Jalan FC
Per Lajur
Empat lajur terbagi (4/2 D) 3,00 0,92
3,25 0,96
Atau
3,50 1,00
Jalan satu arah 3,75 1,04
4,00 1,08
Per Lajur
3,00 0,91
Empat lajur tak terbagi 3,25 0,95
(4/2 UD) 3,50 1,00
3,75 1,05
4,00 1,09
Total
5 0,56
6 0,87
Dua lajur tak terbagi 7 1,00
(2/2 UD) 8 1,14
9 1,25
10 1,29
11 1,34

10
Tabel 14. Faktor Penyesuaian FCSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Lebar Bahu pada
Kapasitas Jalan Perkotaan dengan Bahu
Kelas Hambatan Faktor Penyesuaian untuk Hambatan
Samping Samping dan Lebar Bahu
Jenis Jalan (SFC) Lebar Bahu Efektif Rata-rata Ws (m)
≤ 0,50 1,00 1,50 ≥ 2,00
Sangat Rendah 0,96 0,98 1,01 1,03
Empat Lajur Terbagi Rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00
4/2 D Tinggi 0,88 0,92 0,95 0,98
Sangat Tinggi 0,84 0,88 0,92 0,96
Sangat Rendah 0,96 0,99 1,01 1,03
Empat LajurTak Terbagi Rendah 0,94 0,97 1,00 1,02
Sedang 0,92 0,95 0,98 1,00
4/2 UD Tinggi 0,87 0,91 0,94 0,98
Sangat Tinggi 0,80 0,86 0,90 0,95
Sangat Rendah 0,94 0,96 0,99 1,01
Dua Lajur Tak Terbagi Rendah 0,92 0,94 0,97 1,00
Sedang 0,89 0,92 0,95 0,98
2/2 UD Tinggi 0,82 0,86 0,90 0,95
Sangat Tinggi 0,73 0,79 0,85 0,91

Tabel 15. Faktor Penyesuaian FCSF untuk Pengaruh Hambatan Samping dan Jarak Kerb pada
Kapasitas Jalan Perkotaan dengan Kerb
Kelas Hambatan Faktor Penyesuaian untuk Hambatan
Samping Samping dan Jarak Kerb
Jenis Jalan (SFC) Jarak Kerb ke penghalang WK (m)
≤ 0,50 1,00 1,50 ≥ 2,00
Sangat Rendah 0,95 0,97 0,99 1,01
Empat Lajur Terbagi Rendah 0,94 0,95 0,98 1,00
Sedang 0,91 0,93 0,95 0,98
4/2 D Tinggi 0,86 0,89 0,92 0,95
Sangat Tinggi 0,81 0,85 0,88 0,92
Sangat Rendah 0,95 0,97 0,99 1,01
Empat LajurTak Terbagi Rendah 0,93 0,95 0,97 1,00
Sedang 0,90 0,92 0,95 0,97
4/2 UD Tinggi 0,84 0,87 0,90 0,93
Sangat Tinggi 0,77 0,81 0,85 0,90
Sangat Rendah 0,93 0,95 0,97 0,99
Dua Lajur Tak Terbagi Rendah 0,90 0,92 0,95 0,97
Sedang 0,86 0,88 0,91 0,94
2/2 UD Tinggi 0,78 0,81 0,84 0,88
Sangat Tinggi 0,68 0,72 0,77 0,82

11
Tabel 16. Faktor Penyesuaian Ukuran Kota FCCS pada
Kapasitas Jalan Perkotaan

Ukuran Kota Faktor Penyesuaian untuk


(Juta pend.) Ukuran Kota (FCCS)

< 0,1 0,86


0,1 – 0,5 0,90
0,5 – 1,0 0,94
1,0 – 3,0 1,00
> 3,0 1,04

7. Kinerja Lalu Lintas


 Kinerja lalu lintas dinyatakan dengan Derajat Kejenuhan
atau Degree of Saturation (DS), Kecepatan (V) dan
waktu tempuh (T).
 Derajat Kejenuhan adalah merupakan perbandingan
antara arus (Q) dan Kapasitas (C).
 Kecepatan ditentukan pada kondisi lalu lintas, hambatan
samping, dan kondisi geometrik sesungguhnya dengan
menggunakan Gambar D-2:1 untuk jalan dua lajur tak
terbagi (2/2 UD) atau Gambar D-2:2 untuk jalan banyak
lajur atau jalan satu arah)
 Jika diketahui panjang segmen jalan L (km), maka waktu
tempuh rata-rata dapat dihitung dengan Persamaan (3)
Waktu tempuh rata-rata = L / V (jam) (3)

12
80

ingan LV (km/jam)
70 FVLV (km/jam)

60 70

60
50
RFVLV =
n46 km/j
50
a
dara

40
nVLV = 40
e35 km/j
K 30
Kecepatan Rata-rata

30

20

10

DS =
0 0,66
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1
Derajat Kejenuhan (DS) = Q/C
Gambar D-2:1 Kecepatan sebagai fingsi dari DS untuk jalan 2/2 UD

90
n Ringan LV (km/jam)

80
80 FVLV (km/jam)

70
70

60
60

aFV =
a 50LV 50
r47 km/j
a
n VLV =
d

40
e 40
K42 km/j
Kecepatan Rata-rata

30

20

10

0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 DS =0,6 0,7 0,8 0,9 1
0,57
Derajat Kejenuhan (DS) = Q/C

Gambar D- 2:2 Kecepatan sebagai fungsi dari DS untuk jalan banyak lajur dan satu arah

13

Anda mungkin juga menyukai