Anda di halaman 1dari 87

Dr. Ir.

Nusa Sebayang, MT
Arus lalu-lintas.

Arus lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melintasi suatu


potongan ruas jalan dalam satu satuan waktu tertentu (kendaraan /
jam, atau satuan mobil penumpang/jam).

Untuk Ruas Jalan Dalam Kota, Jenis kendaraan yang


melintas pada ruas jalan dikelompokkan kendaraan bermotor
dan kendaraan tak bermotor. Kendaraan bermotor terdiri atas
kendaraan sepeda motor, kendaraan ringan dan kendaraan
berat. Sedangkan kendaraan tak bermotor: sepeda, becak tak
bermotor dll.
KENDARAAN RINGAN adalah Kendaraan bermotor ber as dua
dengan 4 roda dan dengan jarak as 2,0-3,0 m (meliputi: mobil
penumpang, oplet, mikrobis, pick-up dan truk kecil sesuai sistim
klasifikasi Bina Marga).
KENDARAAN BERAT : Kendaraan bermotor dengan lebih dari 4
roda (meliputi bis, truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi sesuai sistim
klasifikasi Bina Marga).

SEPEDA MOTOR : Kendaraan bermotor dengan 2 atau roda


(meliputi sepeda motor dan kendaraan roda 3 sesuai sistim klasifikasi Bina
Marga).
KENDARAAN TAK BERMOTOR : Kendaraan dengan roda yang
digerakkan oleh orang atau hewan ( meliputi sepeda, becak, kereta kuda, dan
kereta dorong sesuai sistim klasitikasi Bina Marga).
Catatan: Dalam manual ini kendaraan tak bermotor tidak dianggap
sebagai bagian dari arus lalu lintas tetapi sebagai unsur hambatan
samping
Untuk Ruas Jalan Antar Kota, Pengelompokan jenis kendaraan
bermotor terdiri atas kendaraan:
a. Sepeda motor (MC),
b. Kendaraan ringan (LV),
c. kendaraan berat menengah (MHV),
d. Truk Besar (LT),
e. Bis Besar (LB).

Kendaraan Berat Menengah: Kendaraan bermotor dengan


dua gandar, dengan jarak 3,5 - 5,0 m (termasuk bis kecil, truk
dua as dengan enam roda, sesuai sistem klasifikasi Bina Marga)
Truk Besar: Truk tiga gandar dan truk kombinasi dengan
jarak gandar (gandar pertama ke kedua) < 3,5 m (sesuai sistem
klasifikasi Bina Marga).

Bis Besar: Bis dengan dua atau tiga gandar dengan jarak as
5,0 - 6,0 m

Arus lalu lintas pada ruas jalan diukur dalam satuan kendaraan
ringan. Untuk itu jenis kendaraan lain selarin kendaraan ringan
dikonversikan ke satuan kendaraan ringan. Metode konversi
dilakukan dengan mengalikan jumlah kendaraan terhadap nilai
ekivalensi kendaraan ringan.
EKIVALENSI MOBIL PENUMPANG (emp) : Faktor konversi
berbagai jenis kendaraan dibandingkan dengan mobil penumpang
atau kend. ringan lainnya sehubungan dengan dampaknya
pada perilaku lalu-lintas (untuk mobil penumpang dan
kendaraan ringan lainnya, emp = 1.0), MKJI-97)
SATUAN MOBIL PENUMPANG Satuan arus lalu lintas,
dimana arus dari berbagai tipe kendaraan telah diubah
menjadi kendaraan ringan (termasuk mobil penumpang)
dengan menggunakan emp, (MKJI-1997)

Dalam Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia Tahun 2014, istilah


ekivalensi mobil penumpang (emp) dirubah menjadi
ekivalensi kendaraan ringan (ekr)
Emp untuk jalan perkotaan tak-terbagi, MKJI-97
emp
Arus lalu-
lintas total MC
Tipe jalan: dua arah HV Lebar jalur lalu-lintas
Jalan tak terbagi
WC(m)
(kend/jam) ≤6 >6
Dua-lajur tak-terbagi 0 1,3 0,5 0,40
(2/2 UD) ≥ 1800 1,2 0,35 0,25
Empat-lajur tak- 0 1,3 0,40
terbagi ≥ 3700 1,2 0,25
(4/2 UD)
Emp untuk jalan perkotaan terbagi dan satu-arah, MKJI 97

Tipe jalan: Arus lalu-lintas emp


Jalan satu arah dan jalan per lajur
terbagi (kend/jam) HV MC

Dua-lajur satu-arah (2/1) 0 1,3 0,40


dan
Empat-lajur terbagi (4/2D) ≥ 1050 1,2 0,25

Tiga-lajur satu-arah (3/1) 0 1,3 0,40


dan
Enam-lajur terbagi (6/2D) ≥1100 1,2 0,25
JALAN DUA-LAJUR DUA-ARAH TAK TERBAGI (2/2UD)
Ekivalensi kendaraan nenumpang (emp) untuk jalan 2/2 UD
Tipe Arus emp
alinyeme total MC
n (kend./ja MHV LB LT Lebar jalur lalu-
m) lintas(m)
< 6m 6 - 8m > 8m
Datar 0 1,2 1,2 1,8 0,8 0,6 0,4
800 1,8 1,8 2,7 1,2 0,9 0,6
1350 1,5 1,6 2,5 0,9 0,7 0,5
≥ 1900 1,3 1,5 2,5 0,6 0,5 0,4
Bukit 0 1,8 1,6 5,2 0,7 0,5 0,3
650 2,4 2,5 5,0 1,0 0,8 0,5
1100 2,0 2,0 4,0 0,8 0,6 0,4
≥ 1600 1,7 1,7 3,2 0,5 0,4 0,3
Gunung 0 3,5 2,5 6,0 0,6 0,4 0,2
450 3,0 3,2 5,5 0,9 0,7 0,4
900 2,5 2,5 5,0 0,7 0,5 0,3
≥ 1350 1,9 2,2 4,0 0,5 0,4 0,3
JALAN EMPAT-LAJUR DUA-ARAH 4/2
Ekivalensi kendaraan penumpang (emp) untuk jalan empat-lajur dua- arah (4/2)
(terbagi dan tak terbagi)
Tipe Arus total (kend/jam) emp
alinyemen Jalan terbagi Jalan tak
per arah terbagi total MH LB LT MC
kend/jam kend/jam V
Datar 0 0 1,2 1,2 1,6 0,5
1000 1700 1,4 1,4 2,0 0,6
1800 3250 1,6 1,7 2,5 0,8
> 2150 > 3950 1,3 1,5 2,0 0,5
Bukit 0 0 1,8 1,6 4,8 0,4
750 1350 2,0 2,0 4,6 0,5
1400 2500 2,2 2,3 4,3 0,7
> 1750 > 3150 1,8 1,9 3,5 0,4
Gunung 0 0 3,2 2,2 5,5 0,3
550 1000 2,9 2,6 5,1 0,4
1100 2000 2,6 2,9 4,8 0,6
> 1500 > 2700 2,0 2,4 3,8 0,3
Nilai ekivalensi mobil penumpang (emp) dalam menghitung volume
lalu lintas di persimpangan, berbeda dengan nilai emp pada ruas jalan.

Nilai emp Pada Persimpangan, MKJI-97

emp
Tipe kendaraan
Pendekat Pendekat
terlindung terlaw

LV HV MC 1,0 1,0
1,3 1,3
0,2 0,4
Karakteristik Arus lalu-lintas.

Pengenalan karakteristik arus lalu lintas


diperlukan dalam upaya penaggulangan
masalah lalu lintas

Karakteristik arus lalu lintas di jalan raya


dipengaruhi :
(1) karakteristik perjalanan,
(2) kepemilikan kendaraan,
(3) Kondisi jam-jam sibuk
Pemilikan Kendaraan
Peningkatan populasi kendaraan menimbulkan
masalah-masalah lalu lintas, dan secara otomatis akan
mempengaruhi karakteristik arus lalu lintas di jalan raya
Pada negara sedang berkembang tingkat kepemilikan kendaraan
masih rendah dan cenderung mengalami pertumbuhan kendaraan
yang tinggi ketika tingkat pendapatan mulai membaik
(kemakmuran meningkat).

Permasalah lalu lintas terjadi ketika tingkat pertumbuhan


kendaraan tinggi tidak diimbangi dengan pertumbuhan
parasarana jalan yang memadai.
Volume Lalu lintas Pada Jam Sibuk
Jam sibuk biasanya terjadi pada saat masyarakat berangkat ke
tempat beraktivitas (tempat kerja) dan saat pulang dari tempat
kerja ke rumah.

Jam puncak pada jaringan jalan sangat tergantung kepada


aktivitas mayoritas masyarakatnya. Terjadinya jam puncak
umumnya sbb:
1. Jam Puncak Pagi
2. Jam Puncak Siang
3. Jam Puncak Sore
SIMPANG PLAZA DIENG
SIMPANG JALAN RAYA LANGSEP-JL GALUNGGUNG- JL TERUSAN DIENG, JL
RAYA DIENG
Geometrik Jalan Simpang Jl. Panji Suroso – Jl. Laksda Adi Sucipto
Volume Lalu lintas (smp/jam)

Terhadap Waktu
Kendaraan Melintas
Fluktuasi Jenis

60

80
00

00

00
10

14
12
0
07.00-08.00

Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda


07.10-08.10
07.20-08.20
07.30-08.30
07.40-08.40
07.50-08.50
08.00-09.00
08.10-09.10

Adi
Interval
08.20-09.20
08.30-09.30
08.40-09.40
08.50-09.50
09.00-10.00
09.10-10.10
09.20-10.20
Proporsi (%) 09.30-10.30
09.40-10.40
00
100.
00
90.
00
80.
00
40.
20.
00
30.

09.50-10.50

07.00-08.00 10.00-11.00

07.15-08.15
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji

07.30-08.30
07.45-08.45
08.00-09.00
Interval

08.15-09.15
Terhadap Waktu
Lalu lintas
Fluktuasi Volume
08.30-09.30
Suroso-Jl

08.45-09.45
09.00-10.00
09.15-10.15
09.30-10.30
09.45-10.45
10.00-11.00
% Kend. Berat
Ringan
% Kend.
Waktu
Melintas Terhadap
Kendaraan
Fluktuasi Jenis
Volume Lalu lintas (smp/jam)

80
00

00

00
10

14
12
0
07.00-08.00
07.10-08.10

Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda


07.20-08.20
07.30-08.30
07.40-08.40
07.50-08.50
08.00-09.00
08.10-09.10

Adi
Interval
08.20-09.20
08.30-09.30
08.40-09.40
08.50-09.50
09.00-10.00
09.10-10.10
09.20-10.20
Proporsi (%)
09.30-10.30
60.
40.

90.
80.
70.

09.40-10.40
50.
00

00
00

00

00

09.50-10.50
07.00-08.00
07.10-08.10 10.00-11.00
07.20-08.20
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji

07.30-08.30
07.40-08.40
07.50-08.50
08.00-09.00
Terhadap Waktu
Lalu lintas
Fluktuasi Volume
08.10-09.10
Interval

08.20-09.20
08.30-09.30
Suroso-Jl

08.40-09.40
08.50-09.50
09.00-10.00
09.10-10.10
09.20-10.20
09.30-10.30
09.40-10.40
09.50-10.50
10.00-11.00
% Kend. Berat
Ringan
% Kend.
Volume Lalu lintas (smp/jam)

Waktu
Melintas Terhadap
Kendaraan
Fluktuasi Jenis

0
0

0
0
6
0
0
7
5
07.00-08.00
07.10-08.10

Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda


07.20-08.20
07.30-08.30
07.40-08.40
07.50-08.50
08.00-09.00
08.10-09.10

Adi
Interval
08.20-09.20
08.30-09.30
08.40-09.40
08.50-09.50
09.00-10.00
09.10-10.10

Proporsi (%) 09.20-10.20


09.30-10.30
90.00
60.
40.

70.
50.
30.
00

00

00
00

09.40-10.40
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-

07.00-08.00 09.50-10.50
07.10-08.10 10.00-11.00
07.20-08.20
Laksda Adi Sucipto (Barat ke Timur)

07.30-08.30
07.40-08.40
07.50-08.50
08.00-09.00
08.10-09.10
Interval

Terhadap Waktu
Lalu lintas
Fluktuasi Volume
08.20-09.20
08.30-09.30
08.40-09.40
Jl

08.50-09.50
09.00-10.00
09.10-10.10
09.20-10.20
09.30-10.30
09.40-10.40
09.50-10.50
10.00-11.00
% Kend. Berat
Ringan
% Kend.
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Utara ke Selatan)
1600
1400
1200
1000

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

800
600
400
200
0
Lalu lintas
Terhadap Waktu
Interval Waktu

Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji


Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto (Utara ke
80.00 Selatan)
70.00

Fluktuasi Jenis Kendaraan Melintas Terhadap Waktu 60.00


50.00
Proporsi

40.00
30.00
% Kend. Ringan
20.00
% Kend. Berat
10.00
% Spd. Motor
0.00
07.10-

08.10-
07.30-

08.30-
07.50-
07.20-

08.20-
07.40-
07.00-

08.00-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20

09.30
08.00

08.40

09.20
09.00
Interval Waktu
Volume Lalu lintas (smp/jam)

Waktu
Melintas Terhadap
Kendaraan
Fluktuasi Jenis

0
0
5
0

0
0

0
2
5

5
3

3
07.00-08.00
07.10-08.10

Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda


07.20-08.20
07.30-08.30
07.40-08.40
07.50-08.50
08.00-09.00
08.10-09.10

Adi
Interval
08.20-09.20
08.30-09.30
08.40-09.40
08.50-09.50
09.00-10.00
09.10-10.10
09.20-10.20
09.30-10.30
09.40-10.40
Proporsi (%) 09.50-10.50
60.00

80.00
00
20.

70.00
00
30.
50.00

10.00-11.00

07.00-08.00
07.15-08.15
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji

07.30-08.30
Laksda Adi Sucipto (Utara ke Barat)

07.45-08.45
Terhadap Waktu
Lalu lintas
Fluktuasi Volume
08.00-09.00
Interval

08.15-09.15
08.30-09.30
Suroso-Jl

08.45-09.45
09.00-10.00
09.15-10.15
09.30-10.30
09.45-10.45
10.00-11.00
% Kend. Berat
Ringan
% Kend.
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Timur ke Utara)
250

200

150

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

100

50
Lalu lintas
Terhadap Waktu
0

Interval Waktu Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda


Adi Sucipto (Timur ke Utara)
80.00
70.00
60.00
Fluktuasi Jenis Kendaraan Melintas Terhadap Waktu
07.10-

08.10-
07.30-
50.00

07.50-

08.30-
07.20-

08.20-
07.00-

07.40-

08.00-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20

09.30
08.00

08.40

09.20
09.00
Proporsi

40.00
30.00
% Kend. Ringan
20.00
% Kend. Berat
10.00 % Spd. Motor
0.00
Interval Waktu
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Timur ke Selatan)
300

250

200

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

150

100

50
Lalu lintas
0 Terhadap Waktu

Interval Waktu
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda
Adi Sucipto (Timur ke Selatan)
100.00
90.00
80.00

Fluktuasi Jenis 70.00


60.00
Proporsi

Kendaraan 50.00
40.00
% Kend. Ringan

Melintas Terhadap
30.00
20.00 % Kend. Berat
% Spd. Motor
Waktu
10.00
0.00
07.10-

08.10-
07.30-

08.30-
07.50-
07.20-

08.20-
07.00-

07.40-

08.00-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20

09.30
08.00

08.40

09.20
09.00 Interval Waktu
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Selatan ke Barat)
300

250

200

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

150

100

50 Lalu lintas
Terhadap Waktu
0

Interval Waktu
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda
Adi Sucipto (Selatan ke Barat)
70.00

60.00

50.00

Fluktuasi Jenis 40.00


Proporsi

Kendaraan 30.00

20.00
% Kend. Ringan
% Kend. Berat
Melintas Terhadap 10.00 % Spd. Motor

Waktu 0.00
07.10-

08.10-
07.30-

08.30-
07.50-
07.20-

08.20-
07.40-
07.00-

08.00-

08.40-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20

09.30
08.00

08.40

09.20
09.00
Interval Waktu
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Utara ke Timur)
350
300
250

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

200
150
100
50
Lalu lintas
0 Terhadap Waktu
Interval Waktu
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda
Adi Sucipto (Utara ke Timur)

70.00

60.00

Fluktuasi Jenis 50.00

40.00
Proporsi

Kendaraan 30.00
% Kend. Ringan
Melintas Terhadap 20.00

10.00
% Kend. Berat

Waktu
% Spd. Motor
0.00
07.10-

08.10-
07.30-

08.30-
07.50-
07.20-

08.20-
07.00-

07.40-

08.00-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20

09.30
08.00

08.40

09.20
09.00 Interval Waktu
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Barat ke Selatan)
450
400
350
300

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

250
200

100
150
Lalu lintas
50
0
Terhadap Waktu

Interval Waktu
Proporsi Kendaraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl
Laksda Adi Sucipto (Barat ke Selatan)
80.00
70.00

Fluktuasi Jenis Kendaraan Melintas Terhadap Waktu 60.00


50.00
Proporsi

40.00
30.00 % Kend. Ringan
20.00 % Kend. Berat
10.00 % Spd. Motor
0.00
07.10-

08.10-
07.30-

08.30-
07.50-
07.20-

08.20-
07.00-

07.40-

08.00-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20
08.00

08.40

09.20
09.00
Interval Waktu
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Barat ke Utara)
400
350
300
250

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

200
150
100
50
0
Lalu lintas
Terhadap Waktu
Interval Waktu

Proporsi Ken daraan Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl


Laksda Adi Sucipto (Barat ke Utara)
80.00

70.00

60.00
Fluktuasi Jenis Kendaraan Melintas Terhadap Waktu 50.00
Proporsi

40.00

30.00 % Kend. Ringan


20.00 % Kend. Berat

10.00 % Spd. Motor

0.00
07.10-

08.10-
07.30-

08.30-
07.50-
07.20-

08.20-
07.00-

07.40-

08.00-
08.10

09.10
08.30

08.50
08.20

09.30
08.00

08.40

09.20
09.00
Interval Waktu
Simpang Jl Panji Suroso-Jl Laksda Adi Sucipto
(Selatan ke Timur)
180
160
140
120

Fluktuasi Volume
Volume Lalu lintas

100
80
60
40
Lalu lintas
20 Terhadap Waktu
0

Interval Waktu

Proporsi Kendaran Pada Simpang Jl Panji Suroso-Jl


Laksda Adi Sucipto (Selatan ke Timur)

Fluktuasi Jenis Kendaraan Melintas Terhadap Waktu 80.00


70.00
60.00
50.00
Proporsi

40.00
30.00
% Kend. Ringan
20.00
10.00 % Kend. Berat
0.00 % Spd. Motor

09.15-

10.00-
07.15-

08.15-

09.45-
09.00-
07.30-

08.30-
07.00-

08.00-

09.15

10.15
08.30

09.30

10.00
Interval Waktu
Teori Arus Lalu-lintas
Karakteristik arus lalu-lintas pada jaringan jalan dibedakan atas dua
bagian yaitu:
• Arus lalu lintas melalui di ruas
• Arus lalu lintas melalui simpang

Arus Lalu lintas Melalui Ruas Jalan


Arus lalu lintas dapat dilukiskan secara makroskopik dengan
tiga parameter:
• Volume (besar arus), V
• Speed (kecepatan), S
• Density (kepadatan), D

Arus lalu lintas akan mengikuti karakteristik lalu lintas pada ruas
jalan apabila panjang ruas minimal 1 km
Apabila panjang ruas (lebih dari 1 km) maka
hubungan antara tiga parameter makroskopik
tersebut di atas adalah:

V=SxD dimana :
V = Besar arus lalu lintas dengan
satuan kendaraan/jam
S=V/D atau satuan mobil penumpang
penumpang per jam
(smp/jam)
D=V/S S = kecepatan dengan satuan
kilometer/jam.
D = kepadatan dengan satuan
kendaraan/kilometer
SIMPANG

RUAS
JALAN
Volume Lalu-lintas

Jumlah kenderaan yang melintasi suatu titik tertentu


pada jalan raya atau suatu jalur atau arah, selama
interval waktu tertentu. Satuan: kenderaan/satuan
waktu (smp/jam)
Average annual daily traffic (AADT)
adalah volume lalu lintas rata-rata selama 24-jam pada
suatu lokasi yang diberikan terhadap penuh 365 hari
setahun - adalah total jumlah kenderaan yang
melintasi lokasi dalam setahun dibagi dengan 365
Lalu Lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT)

Lalu lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) merupakan arus lalu


lintas dalam setahun dibagi jumlah hari dalam satu tahun (365
hari), sehingga Lalu lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT)
dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp)/hari

Ada 2 (dua) tahap yang perlu dilakukan untuk menentukan Lalu


lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT) yaitu:
a. pencacahan volume lalu lintas yang sifatnya menyeluruh selama
satu tahun untuk menentukan arus lalu lintas rata- rata harian dan
faktor variasi harian dan bulanan. Pencacahan volume lalu
lintas harus dilakukan paling sedikit 4 (empat) kali
dalam 1 (satu) tahun, dan lebih
baik jika dilakukan setiap 1 (satu) bulan sekali.
Pencacahan volume lalu lintas selama 7 (tujuh) hari
direkomendasikan untuk memperkecil variasi;
b. Pencacahan volume lalu lintas lanjutan dapat dilakukan
untuk tahun selanjutnya dengan frekuensi yang lebih
sedikit dan/atau untuk periode waktu yang lebih
pendek. Pencacahan volume lalu lintas
lanjutan ini dapat dikonversikan menjadi Lalu
lintas Harian Rata-Rata Tahunan (LHRT)
dengan menggunakan faktor variasi.

Pencacahan volume lalu lintas lanjutan


direkomendasikan dilakukan selama 7 (tujuh) hari, dan
paling sedikit 2 (dua) hari. Jika hasil dari pencacahan
volume lalu lintas selama 2 (dua) hari sulit untuk
dianalisis, maka pencacahan lalu
lintas harus dilakukan kembali
Volume Jam Perencanaan (design
hourly volume) - VJP

Volume jam perencanaan (design hourly volume)


merupakan besaran yang dipergunakan dalam
perancangan bagian-bagian dalam jaringan jalan.
Satuan yang biasa digunakan adalah smp/jam

Sepanjang tahun akan terdapat 1 (satu) jam


dimana volume lalu lintas adalah yang tertinggi.
Volume lalu lintas tertinggi ini yang dijadikan sebagai
volume jam perencanaan.

Volume Jam Perencanaan (VJP) adalah 9% LHRT untuk


jalan kota dan 11 % LHRT untuk jalan antar kota
Komposisi Lalu Lintas
Komposisi lalu lintas dalam hal ini lebih dikenal dengan klasifikasi
kendaraan. Klasifikasi kendaraan sangat tergantung pada tujuan dari
suatu survei yang dilakukan. Klasifikasi kendaraan meliputi:
1) klasifikasi kendaraan berdasarkan berat kendaraan, terutama
beban sumbu, umumnya dilakukan untuk hal-hal yang
berhubungan dengan desain konstruksi perkerasan dan penanganan
jalan;
2) klasifikasi kendaraan berdasarkan dimensi kendaraan
umumnya dilakukan untuk menentukan lebar lajur dan radius
putar;
3) klasifikasi kendaraan berdasarkan kendaraan pribadi dan
kendaraan umurn, umumnya dilakukan untuk menentukan skema
manajemen pembatasan yang akan dilakukan;
4) klasifikasi kendaraan berdasarkan kendaraan bermotor,
kendaraan tidak bermotor dan pejalan kaki, umumnya
dilakukan untuk menentukan teknik-teknik optimasi penggunaan
ruang jalan dan keselamatan pejalan kaki.
Variasi Lalu Lintas

Variasi lalu lintas diperoleh dari basil perhitungan volume


lalu lintas pada beberapa satuan waktu. Satuan waktu
yang digunakan dapat dalam bentuk satuan waktu jam,
satuan waktu harian, dan satuan waktu bulanan.

1) Variasi jam-an:

Volume lalu lintas umumnya rendah pada malam


hari, tetapi meningkat secara cepat pada pagi hari dan sore
hari. Volume jam sibuk biasanya terjadi di jalan
perkotaan pada saat orang melakukan perjalanan ke/dari
tempat kerja atau sekolah. Volume jam sibuk pada
jalan antar kota lebih sulit untuk diperkirakan.
2) Variasi harian:

Volume lalu lintas bervariasi sesuai dengan hari dalam


seminggu. Alasan utama terjadinya variasi harian adalah
karena adanya hari minggu, hari libur, hari
keagamaan, hari 'pasar', dan siklus perjalanan
angkutan barang.

3) Variasi bulanan:

Variasi lalu lintas bulanan sangat dipengaruhi oleh


perbedaan musim dan perbedaan liburan.
Average annual weekday traffic (AAWT)
adalah volume lalu lintas rata-rata 24-jam yang terjadi
dalam weekday (hari kerja) dalam setahun.. AAWT adalah
dihitung dengan membagi terhadap total weekday 260
hari
Average daily traffic (ADT)
adalah volume lalu lintas rata-rata selama 24-jam pada
lokasi yang diberikan untuk beberapa periode waktu yang
kurang dari satu tahun. ADT boleh diukur untuk enam
bulan, suatu musim, satu bulan, satu minggu atau sesedikit
dua hari.
Average weekday traffic (AWT)
adalah volume lalu lintas rata-rata selama 24 jam yang terjadi pada
hari kerja (weekday) untuk beberapa periode waktu yang lebih kecil
dari satu tahun, seperti satu bulan atau satu musim. Hubungan
antara AAWT dengan AWT adalah analog dengan AADT dengan
ADT.

Pada tabel berikut diperlihatkan contoh perhitungan AAWT dan


AADT .
1 2 3 4 5 6 7
Month No. of Total Total Total AWT ADT
weekday of Days Montly Weekda 5/2 4/3
s in In Volum y (vpd) (vpd)
Month Month e (veh) Volume
(days) (veh) (veh)
Jan. 22 31 425000 208000 9455 13710
Feb. 20 28 410000 220000 11000 14643
Mar. 22 31 385000 185000 8409 12419
Apr. 22 30 400000 200000 9091 13333
May 21 31 450000 215000 10238 14516
Jun. 22 30 500000 230000 10455 16667
Jul. 23 31 580000 260000 11304 18710
Aug. 21 31 570000 260000 12381 18387
Sep. 22 30 490000 205000 9318 16333
Oct. 22 31 420000 190000 8636 13548
Nov. 21 30 415000 200000 9523 13833
Dec. 22 31 400000 210000 9545 12903
Year 260 365 5445000 2583000 - -

AAWT = 2583000/260 = 9935 vpd


AADT = 5445000/365 = 14918
vpd
Grafik Hubungan Volume – Kecepatan – Kepadatan Lalu lintas

S Gambar-2 S

S2
Gambar-3

S1
0
D 0
V
V1

Gambar-1 Keterangan:
S = Kecepatan
D = kepadatan
V = besar arus
0
D
Interpretasi Grafik Hubungan Volume – Kecepatan –
Kepadatan Lalu lintas

1) Hubungan Besar Volume Lalu lintas dengan kepadatan (Gambar-1),


membentuk parabola, yaitu arus terbesar terjadi pada pada kondisi
kepadatan ½ kepadatan maksimum. Ketika Kepadatan lalu lintas melampaui
½ kepadatan maksimum maka volume lalu lintas semakin berkurang hingga
saat kepadatan maksimu, volume mendekati nol.
2) Hubungan besar kepadatan dengan kecepatan arus lalu lintas (Gambar 2),
berbentuk linier yaitu saat kepadatan rendah yaitu mendekati nol, maka
kecepatan arus lalu lintas maksimum, namun ketika kepadatan meningkat
maka kecepatan semakin berkurang hingga pada kepadatan masimum,
kecepatan lalu lintas mendekati nol.
3) Hubungan kecepatan dengan volume lalu lintas (Gambar 3), membentuk
parabola dimana saat volume lalu lintas mendekati nol, maka terjadi kecepatan
maksimum, namun ketika volume meningkat maka kecepatan semakin
berkurang dan saat kecepatan ½ dari kecepatan maksimum maka didapatkan
volume lalu lintas maksimum. Apabila kepadatan meningkat maka kecepatan
kecepatan lalu lintas semakin berkurang dan volume lalu lintas semakin
berkurang.
Volume Jam-jaman dan Penggunaanya

Volume lalu lintas maksimum jam-jam-an dalam satu


hari disebut “peak hour”. Volume puncak biasanya
diperlukan dalam design atau analisis operasi. Dalam
perancangan, volume jam puncak (peak hourly volume)
kadang-kadang diestimasi dari proyeksi volume harian,
dengan menggunakan hubungan sebagai berikut:

DDHV = AADT x K x D …
dimana :
DDHV = directional design hour volume (vph)
AADT = Average annual daily traffic
K = Proporsi dari lalu lintas harian yang terjadi selama
periode puncak yang dinyatakan dalam bentuk
desimal.
D = Proporsi lalu lintas jam puncak bergerak dalam
arah puncak dinyatakan dalam bentuk
desimal.

Untuk tujuan perancangan, K sering mewakili


proporsi AADT yang terjadi dalam jam puncak
ketigapuluh terbesar dalam satu tahun. Jam puncak
bervariasi untuk setiap hari dan dapat diranking dari
terbesar hingga ke terkecil. Volume jam puncak
terbesar ke tiga puluh biasanya digunakan untuk
jalan di luar kota (rural design)
Tabel 3.3. Nilai faktor K dan faktor D
Normal Range of Factor
Facility Type K Factor D
Factor
Rural 0.15-0.25 0.65 - 0.80
Suburban 0.12-0.15 0.55 - 0.65
Urban: 0.07-0.12 0.55 - 0.60
Radial route 0.07-0.12 0.50 - 0.65
Circumferential route

Volumes Lalu-lintas untuk waktu yang pendek


(< 1 jam)
Kualitas aliran lalu lintas sering dihubungkan
dengan fluktuasi dalam waktu yang
pendek.Suatu fasilitas mungkin mempunyai
kapasitas yang memadai untuk melayani
kebutuhan peak-hour, tetapi peak-hour
dalam waktu yang pendek mungkin
melampoi kapasitas, sehingga menimbulkan
kemacetan. Observasi volume untuk periode
waktu yang kurang dari satu jam adalah
umumnya dinyatakan sebagai besar arus
ekivalen perjam
Tabel 3.3. Besar arus ekivalen

2 Rate of Flow for


1 Volume for Time Interval
Time Interval Time (vph)
Interval
(veh)
5:00-5:15 P.M 1000 4000
5:15-5:30 P.M 1100 4400
5:30-5:45 P.M 1200 4800
5:45-6:00 P.M 900 3600
5:00-6:00 P.M 4200 vph = hourly volume
Hubungan antara volume per jam dan maksimum
rate of flow dalam jam adalah didefenisikan sebagai
peak- hour factor (PHF), adalah sebagai berikut

h o u rly . v o lu m e
PHF = m a x im u m . ra t .o f . flo w
e

Untuk flow periode 15-minute, persamaan menjadi


HV
PHF = 4 x V
15
dimana:
HV = hourly volume (vph)
V15 = volume maksimum 15-minute dalam jam (veh)
Untuk contoh yang diberikan pada tabel diatas
peak-hour factor dapat dihitung sebagai berikut:
PHF = 4200 = 0,875
4 x 1200
Nilai PHF minimal 0,25 dan maksimum 1 (satu).
Biasanya PHF berkisar antar 0,7 dan 0,98.
PHF dapat digunakan untuk mengconversi peak-hour
volume untuk mengestimasi peak rate of flow dalam jam:
HV dimana :
F= F = peak rate of flow within hour (vph)
PHF HV = peak hourly volume (vph)
PHF = peak-hour factor
Kecepatan dan waktu Perjalanan (Speed and
Travel Time)
d
S=
t
Speed didefinisikan sebagai tingkat gerakan dinyatakan
dalan jarak per satuan waktu.
S = speed (mph or fps, km/jam)
d = jarak berpindah (mi or ft,
km)
t = waktu untuk berpindah sejauh d (hr or sec)

Kecepatan arus lalu lintas pada ruas jalan dapat


dinyatakan dengan dua cara yaitu kecepatan rata-rata
ruang (Space mean speed) dan kecepatan rata-
rata waktu (Time mean speed).
Time mean speed (TMS) yaitu rata-rata kecepatan
untuk semua kenderaan yang melalui suatu titik
pada jalan raya pada periode waktu tertentu

Space mean speed (SMS) adalah rata-raat kecepatan


untuk semua kenderaan yang menempati bagian yang
diberikan pada jalan raya pada periode waktu tertentu.

d
TMS =  t
n
t1 t2

t = t2 -t1 Diamati sejumlah kendaraan yang


melintasi ruas jalan, dan di hitung
kecepatan rata-rata kendaraan yang
s = d/t melintas tersebut
d
SMS = nd
t =
 i
 ti
n
1 2 3 (2/3)
Vehicle No. Distanc Travel Speed
e (ft) Time (sec) (fps)
1 1000 18,0 1000/18
2 1000 20,0 1000/20
3 1000 22,0 1000/22
4 1000 19,0 1000/19
5 1000 20,0 1000/20
6 1000 20,0 1000/20
Totals 6000 119 303,7
Average 119/6 = 19,8 303,7/6 = 50,6

SMS = 1000/19.8 = 50,5


t1 t2

SMS: dihitung rata rata waktu tempuh kendaraan yang


melintas, selajutnya kecepata dihitung dengan membagi
jarak terhadap rata-rata waktu tempuh tersebut.
Average Travel Speed and Average Running speed

Travel time didefinisikan sebagai total waktu


perjalanan pada suatu segmen jalan raya.

Running speed didefinisikan sebagai total waktu selama


kenderaan bergerak pada suatu segmen yang diberikan.

Perbedaan antara keduanya bahwa dalam running speed


tidak diikutkan stopped delay, sementara pada travel time
diikutkan.
Operating Speed and Percentile Speed

Operating speed adalah didefenisikan sebagai kecepatan maksimum


yang aman dimana kenderaan dapat dikendalikan dalam suatu arus lalu
lintas, tanpa melampoi kecepatan rencana pada segmen jalan

Pecentile speeds adalah juga biasa digunakan untuk melukiskan


arus perjalanan lalu lintas 85th-percentile speed berarti 85 %
kenderaan dalam arus perjalanan pada atau dibawah kecepatan ini

85-th-percentile speed sering digunakan sebagai suatu ukuran kecepatan


maksimum yang layak untuk arus lalu lintas, sementara 15 % adalah
ukuran minimu kecepatan yang tidak layak
Pengunaan Kecepatan dan Waktu Tempuh

Kecepatan adalah sering diukur pada suatu titik (spot


speed study).

Kepadatan lalu lintas (density) adalah ukuran yang


didefenisikan sebagai jumlah kenderaan yang menempati
sepanjang tertentu yang diberikan pada jalan raya

Kecepatan dan waktu tempuh sering digunakan


sebagai ukuran kualitas peleyanan lalu lintas
Kecepatan Lalu Lintas

Kecepatan lalu lintas dapat diukur sebagai:


1. Kecepatan setempat (spot speed):

Kecepatan setempat (spot speed) adalah kecepatan sesaat di lokasi


tertentu pada suatu ruas jalan. Terdapat 2 (dua) jenis kecepatan
rata-rata setempat (mean spot speed), yaitu:
a) Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed) yang
merupakan rata-rata aritmatik kecepatan kendaraan yang
melintasi suatu titik selama rentang waktu tertentu;
b) kecepatan rata-rata ruang {space mean speed) yang merupakan
rata-rata aritmatik kecepatan kendaraan yang berada pada
rentang jarak tertentu pada waktu tertentu
2. Kecepatan tempuh (travel speed) :

Kecepatan tempuh (travel speed) merupakan


kecepatan rata-rata (km/jam) arus lalu-Iintas dihitung dari
panjang jalan dibagi waktu tempuh rata-rata kendaraan
yang melalui segmen jalan. Waktu
tempuh rata-rata yang digunakan kendaraan
menempuh segmen jalan dengan panjang tertentu, termasuk
semua tundaan waktu berhenti (detik) atau jam. Waktu
tempuh tidak termasuk berhenti untuk istirahat dan
perbaikan kendaraan.
2) Kecepatan arus bebas (free flow speed) :

Kecepatan arus bebas (free flow speed) merupakan


kecepatan rata• rata teoritis (km/jam) lalu-lintas pada kerapatan =
0, yaitu tidak ada kendaraan yang lewat.
Kecepatan arus bebas (free flow speed) juga diartikan
sebagai kecepatan (km/jam) kendaraan yang tidak
dipengaruhi oleh kendaraan lain (yaitu kecepatan dimana
pengendara merasakan perjalanan yang nyaman,
dalam kondisi geometrik, lingkungan dan pengaturan
lalu-lintas yang ada, pada segmen jalan
dimana tidak ada kendaraan yang lain).
Kepadatan lalu-lintas (Density)
Travel time studies biasanya dilakukan secara
khusus untuk mengevaluasi secara luas dan
penyebab dari kemacetan dan keterlambatan
sepanjang suatu rute
V
D=
S
dimana :
V = rate of flow (vph)
S = space mean speed (mph) D
= density (vph)
Spacing and Headway

Spacing dan headway adalah pengukuran mikroskopik


Spasi didefenisikan sebagai jarak antara bumpers
depan kenderaan dalam suatu jalur lalau lintas

Nilai rata-rata dari spasi dan headway adalah dihubungkan


dengan parameter makroskopik sebagai berikut

Spacing (m)
Headway (detik)
Spacing dan headway adalah pengukuran
mikroskopik

5280
D=
da
dimana :
D = density S
V=
3600 = average
ha F = rate of flow (vphv)
da = average spasing
da ha = average headway
S =
ha
Konsep Tingkat Pelayanan Jalan/Kinerja
Tujuan pembangunan prasarana : untuk melayani seluruh kebutuhan
lalu-lintas (demand) dengan sebaik mungkin
Baik tidaknya pelayanan, dinyatakan dalam tingkat
pelayanan (level of service/ LOS).
Konsep tingkat pelayanan biasanya diterapkan dalam perancangan
dan juga dalam analisa operasional jalan
Manual kapasitas jalan Amerika Serikat (HCM)
merumuskan kriteria penilaian suatu jaringan jalan
dengan konsep tingkat pelayanan ( A s/d F)
Manual Kapasitas Jalan Indonesia, yang mana penilaian
kinerja suatu ruas jalan tidak berdasarkan kepada tingkat
pelayanan, tetapi berdasarkan derajat kejenuhan.
Klasifikasi tingkat pelayanan (LOS)

Batas lingkup
Tingkat Karakteristik
DS=V/C
Pelayanan
Kondisi arus bebas dengan kecepatan tinggi, pengemudi
A dapat memilih kecepatan yang diinginkan tanpa hambatan 0,00 -0,20

Arus stabil, tetapi kecepatan operasi mulai dibatasi oleh


kondisi lalu-lintas.
B 0,20-0,44
Pengemudi memiliki kebebasan yang cukup untuk memilih
kecepatan
Arus stabil, tetapi kecepatan dan gerak kendaraan
C dikendalikan. 0,45-0,74
Pengemudi dibatasi dalam memilih kecepatan
Arus mendekati tidak stabil, kecepatan masih dikendalikan
D 0,75-0,84
V/C masih dapat ditolerir
Volume lalu-lintas mendekati/berada pada kapasitas, arus
E 0,85-1,00
tidak stabil, kecepatan terkadang terhenti
Arus yang dipaksakan atau macet, kecepatan rendah, volume
F diatas kapasitas. >1
Antrian panjang dan terjadi hambatan-hambatan yang besar
Peraturan Menteri Perhubungan No 96 Tahun 2015
Tentang
Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Manajemen
Dan Rekayasa Lalu lintas

Indikator tingkat pelayanan

a. kecepatan lalu lintas (untuk jalan luar kota);


b. kecepatan rata-rata (untuk jalan perkotaan);
c. nisbah volume/kapasitas (V/C ratio);
d. kepadatan lalu lintas;
e. kecelakaan lalu lintas;
Tingkat pelayanan pada ruas jalan diklasifikasikan atas:
Tingkat pelayanan A, dengan kondisi:
a. arus bebas dengan volume lalu lintas rendah dan kecepatan
sekurang-kurangnya 80 (delapan puluh) kilometer per jam;
b. kepadatan lalu lintas sangat rendah;
c. pengemudi dapat mempertahankan kecepatan
diinginkannya tanpa atau dengan sedikit tundaan.

Tingkat pelayanan B, dengan kondisi:


a. arus stabil dengan volume lalu lintas sedang dan kecepatan
sekurang- sekurangnya 70 (tujuh puluh) kilometer per jam;
b. kepadatan lalu lintas rendah hambatan internal lalu lintas
belum mempengaruhi kecepatan;
c. pengemudi masih punya cukup kebebasan untuk memilih
kecepatannya dan lajur jalan yang digunakan
Tingkat pelayanan C, dengan kondisi:
a. arus stabil tetapi pergerakan kendaraan
dikendalikan oleh volume lalu lintas yang
lebih tinggi dengan kecepatan sekurang-
sekurangnya 60 (enam puluh) kilometer per
jam;
b. kepadatan lalu lintas sedang karena hambatan
internal lalu lintas meningkat;
c. pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih
kecepatan, pindah lajur atau mendahului
Tingkat pelayanan D, dengan kondisi:

a. arus mendekati tidak stabil dengan volume lalu


lintas tinggi dan kecepatan masih ditolerir
namun sangat terpengaruh oleh perubahan
kondisi arus;
b. kepadatan lalu lintas sedang namun fluktuasi volume
lalu lintas dan hambatan temporer dapat
menyebabkan penurunan kecepatan yang
besar;
c. pengemudi memiliki kebebasan yang sangat
terbatas dalam menjalankan kendaraan,
kenyamanan rendah, tetapi kondisi ini masih dapat
ditolerir untuk waktu yang singkat.
Tingkat pelayanan E, dengan kondisi:

a) arus mendekati tidak stabil dengan volume


lalu lintas mendekati kapasitas jalan dan
kecepatan sekurang-kurangnya 30 (tiga
puluh) kilometer per jam pada jalan antar kota
dan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh)
kilometer per jam pada jalan perkotaan;
b) kepadatan lalu lintas tinggi karena hambatan
internal lalu lintas tinggi;
c) pengemudi mulai merasakan kemacetan-
kemacetan durasi pendek.
Tingkat pelayanan F, dengan kondisi:

a) arus tertahan dan terjadi antrian kendaraan yang


panjang dengan kecepatan kurang dari 30 (tiga puluh)
kilometer per jam;
b) kepadatan lalu lintas sangat tinggi dan volume rendah
serta terjadi kemacetan untuk durasi yang cukup lama;
c) dalam keadaan antrian, kecepatan maupun volume
turun sampai O (nol).
Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan pada
sistem jaringan jalan primer sesuai fungsinya, untuk:

a. jalan arteri primer, tingkat pelayanan sekurang-


kurangnya B;
b. jalan kolektor primer, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya B;
c. jalan lokal primer, tingkat pelayanan sekurang-
kurangnya C;
d. jalan tol, tingkat pelayanan sekurang-kurangnya B.
Tingkat pelayanan yang diinginkan pada ruas jalan pada
sistem jaringan jalan sekunder sesuai fungsinya untuk:

a. jalan arteri sekunder, tingkat pelayanan


sekurang-kurangnya C;

b. jalan kolektor sekunder, tingkat pelayanan


sekurang-kurangnya C;

c. jalan lokal sekunder, tingkat pelayanan


sekurang-kurangnya D;

d. jalan lingkungan, tingkat pelayanan sekurang-


kurangnya D
METODE SURVEY LALU LINTAS

SURVEY VOLUME LALU LINTAS: mencatat


jumlah dan jenis kendaraan yang melintas pada ruas
jalan pada suatu potongan jalan

Untuk ruas jalan 2 lajur dua arah


tidak terbagi, volume lalu lintas
dihitung pada kedua arah Lokasi
titik
Survey Arus Lalu lintas Pada Ruas Jalan Dalam Kota

Interval Waktu Jumlah Sepeda Jumlah Jumlah


Motor (MC) Kendaraan Kendaraan
Ringan Berat (HV)
(LV)
06.00 – 06.15
06.15 - 06.30
06.30 – 06.45
06.45 – 07.00
….
dst
LATIHAN
HASIL SURVEY LALU LINTAS PADA RUAS JALAN DALAM KOTA,
DUA LAJUR DUA ARAH TIDAK TERBAGI (2/2/UD) SEBAGAI BERIKUT.
Bahu Jalan 1,5 meter

Kendaraan Kendaraan Berat


6 meter
Interval Waktu MC
Ringan (LV) (HV)

08.00-08.15
08.15-08.30 98 56 27 Bahu Jalan 1,5 meter
08.30-08.45 102 59 27
08.45-09.00 93 48 32
09.00-09.15 112 65 31 Hitung besar
09.15-09.30 87 42 27 volume puncak
09.30-09.45 94 88 35 dalam satuan
09.45-10.00 93 84 35 smp/jam
Kendaraan Kendaraan
Interval Waktu MC
Ringan (LV) Berat (HV)
10.45-11.00
11.00-11.15 90 67 30
11.15-11.30 141 70 30
11.30-11.45 125 96 32
11.45-12.00 121 78 31
12.00-12.15 115 76 35 Hitung besar volume
12.15-12.30 99 68 19 puncak dalam satuan
12.30-12.45 103 82 21 smp/jam
12.45-13.00 115 59 37
13.00-13.15 91 69 32
13.15-13.30 116 65 17
13.30-13.45 106 81 30
13.45-14.00 104 72 24
14.00-14.15
Kendaraan Kendaraan
Interval Waktu MC
Ringan (LV) Berat (HV)
14.45-15.00
15.00-15.15 116 82 15
15.15-15.30 108 92 24
15.30-15.45 124 86 30
15.45-16.00 137 101 24
16.00-16.15 136 83 18
16.15-16.30 164 82 21
Hitung besar volume
16.30-16.45 120 71 27
16.45-17.00 119 74 32 puncak dalam satuan
17.00-17.15 151 78 25 smp/jam
17.15-17.30 119 80 33
17.30-17.45 84 56 30
17.45-18.00 107 73 26
18.00-18.15 96 59 24
18.15-18.30 94 46 18
18.30-18.45 115 46 12
18.45-19.00 104 34 14
SURVEY LALU LINTAS PADA JALAN DENGAN MEDIAN

Lokasi titik survey

Untuk ruas jalan 4 lajur dua arah terbagi maka, survey dilakukan
dengan mencatat jumlah dan jelis kendaraan pada
masing-masing arah. Analisis kinerja ruas dilakukan
pada masing-masing arah.
SURVEY KECEPATAN LALU
LINTAS (SPOT SPEED)

L = jarak Ttk A ke Ttk B


A B

No Jenis Jarak L Waktu Tempuh Ttk A Ke


Kendaraan (m) Ttk B (detik)
1
2
3
3
Metode pencatatan survey Kecepatan Lalu lintas,
mencatan jenis kendaraan, kemudian menentukan
jarak titik A dan titik B, misalnya 100 meter,
selanjutnya dicatat dengan stopwatch lama waktu
ketika kendaraan berangkat dari titik A hingga sampai
dititik B

Dengan cara yang sama dapat disurvey kecepatan


untuk arah berlawanan yaitu dari titik B ke titik A
VOLUME LALU
LINTAS (SMP/JAM), V
KEPADATAN
LALU LINTAS,
KECEPATAN LALU D
LINTAS (KM/JAM),
S
V
D=
S
V (SMP/JAM)
D= = (SMP/KM)
S (KM/JAM)
Latihan :
Apabila diketahui volume lalu lintas pada
ruas jalan sebesar 1500 smp/jam,
sedangkan kecepatan rata- rata sebesar 70
km/jam. Hitung Kepadatan Lalu lintas
pada ruas jalan tersebut ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai