Anda di halaman 1dari 19

PELATIHAN KOMPTENSI DIKLAT AWAL

MANAJEMEN DAN SURVEY LALU


LINTAS ANGKUTAN JALAN

DR.Efendhi Prih Raharjo, ST. SSiT. MT


(Dosen Sekolah Tinggi Transportasi Darat- Bekasi)
I. DEFINISI MANAJAMEN DAN
REKAYASA LALU LINTAS
 Pengertian
- Undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan,
manajemen lalu lintas di definisikan sebagai upaya untuk
mengatur pergerakan lalu lintas supaya memenuhi
kriteria keselamatan, kelancaran, efisiensi dan murah.
- Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun
2011 Tentang Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas,
didefinisikan bahwa Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas
adalah serangkaian usaha dan kegiatan yang meliputi
perencanaan, pengadaan, pemasangan, pengaturan, dan
pemeliharaan fasilitas perlengkapan Jalan dalam rangka
mewujudkan, mendukung dan memelihara keamanan,
keselamatan, ketertiban, dan kelancaran Lalu Lintas.
Secara Umum
Manajemen lalu lintas adalah pengelolaan dan pengendalian arus
lalu lintas dengan melakukan optimasi penggunaan prasarana
yang ada
 Latar Belakang (studi kasus di Jakarta)
II. TEKNIK DAN STARTEGI
MANAJEMEN REKAYASA LALU
LINTAS
 Strategi dan Teknik Manajemen dan Rekayasa Lalu
Lintas, antara lain yaitu :
a. Manajemen Kapasitas
Peningkatan kapasitas ruang jalan, persimpangan dan/atau
ruang jaringan jalan dengan membuat penggunaan
kapasitas dan ruas jalan serendah mungkin.
b. Manajemen Prioritas
Pemberian prioritas bagi jenis kendaraan atau pengguna
jalan tertentu. Seperti pemberian prioritas terhadap
pengguna jalan untuk menggunakan angkutan massal.
c. Manajemen Permintaan
Adalah penyesuaian antara permintaan perjalanan dengan
tingkat pelayanan tertentu dengan mempertimbangkan
keterpaduan intra dan antar moda.
TUJUAN MANAJEMEN LALU LINTAS 1.PERBAIKAN PERSIMPANGAN
1. MANAJEMEN KAPASITAS
- GEOMETRI, SISTEM PENGATURAN,
CYCLE TIME
2.MANAJEMEN RUAS JALAN
• PEMANFAATAN KAPASITAS -TAMBAH JUMLAH LAJUR, PEMISAHAN
RUANG JALAN DAN JENIS KEND, LARANGAN KENDARAAN
PERSIMPANGAN SEEFEKTIF TERTENTU, TIDAL FLOW
MUNGKIN;
3.AREA TRAFFIC CONTROL
• BERDASARKAN HIRARKI JALAN
DITETAPKAN RUAS JALAN - SSA, KOORDINASI APILL, PEMBATASAN
DITETAPKAN UNTUK MOBILITAS LALU LINTAS
APA UNTUK AKSES;

2. MANAJEMEN PRIORITAS JALUR KHUSUS BUS, BUSWAY, JALUR KHUSUS


SEPEDA, PRIORITAS BAGI ANGKUTAN BARANG
• UNTUK EFESIENSI PENGGUNAAN
RUANG JALAN, DAPAT DITERAPKAN
MANAJEMEN PRIORITAS BAGI JENIS
KENDARAAN TERTENTU

TEKNIK-TEKNIK YG DPT DILAKUKAN :


3. MANAJEMEN PERMINTAAN 1. KONTROL TATA GUNA LAHAN;
2. PENGALIHAN MODA DARI KEND PRIBADI KE
• PENGENDALIAN DILAKUKAN ANGK UMUM;
DARI SISI PERMINTAAN 3. PERUBAHAN RUTE ANGKUTAN UMUM;
(DEMAND) 4. KEBIJAKAN PARKIR
5. ROAD PRICING
Penerapan yang sering dilakukan
JALAN SATU ARAH
Keuntungan :
- Meningkatkan kecepatan dan kapasitas jalan;
- Mengurangi angguan terhadap lalu lintas;
- Menghilangkan konflik pergerakan arus lalu lintas belok kanan;
- Menyederhanakan konflik kendaraan dengan pejalan kaki;
Kerugian :
- Memperpanjang jarak perjalanan  waktu perjalanan;
- Meningkatkan waktu berjalan dari tempat parkir kendaraan;
- Bagi ‘orang baru’ akan membingungkan;
- Rawan terhadap resiko kecelakaan;
Jalan-jalan satu arah digunakan pada tempat dimana :
 Diperlukan peningkatan kapasitas jalan;
 Volume kendaraan yang berbelok kanan tinggi;
 Diperlukan pengendalian konflik kendaraan dg pejalan kaki;
 Tersedia jalur-jalur alternatif yang memadai;
 Penerapannya memberikan keuntungan secara menyeluruh;
Metodologi
SSA
Penerapan yang sering dilakukan
PENGENDALIAN TERHADAP GERAKAN MEMBELOK
 Pengendalian terhadap gerakan membelok terdiri dari pengendalian belok
kanan di persimpangan dan pada ‘u-turn’;
 Larangan belok kanan dapat mengurangi titik konflik dan meningkatkan
kapasitas persimpangan;
 Larangan memutar akan mengurangi hambatan oleh kendaraan bergerak
lambat pada lajur tengah;
 Penerapannya akan meningkatkan kapasitas dan mengurangi resiko
kecalakaan;
 Mengurangi akses-akses dan meningkatkan jarak/waktu perjalanan;
 Tersedia jalur-jalur alternatif yang memadai;
Pengendalian gerakan membelok harus digunakan :
 Jika diperlukan peningkatan kecepatan & kapasitas TAPI mengorbankan
akses dan meningkatnya waktu perjalanan;
 Mengurangi resiko kecelakaan pada suatu titik-titik kecelakaan;
 Mengendalikan akses menuju suatu daerah;

PENERAPAN LARANGAN MEMBELOK HANYA UNTUK KENDARAAN


TERTENTU ATAU PADA WAKTU-WAKTU TERTENTU TIDAK
DISARANKAN KARENA AKAN MEMPER RUMIT PERMASALAHAN
Penerapan yang sering dilakukan
KANALISASI, PENGGUNAAN LAJUR DAN
PEMBATASAN JENIS KENDARAAN
• Kanalisasi digunakan untuk menyederhanakan pilihan
pengemudi mis. memisahkan kendaraan cepat/lambat,
bermotor /tidak bermotor;
– Arus lalu lintas akan lebih lancar dan keselamatan akan
meningkat
• Untuk mengurangi konflik di persimpangan;
• Memaksimalkan kapasitas ruas jalan  ‘tidal flow’ arus
pasang surut) pada jam-jam tertentu (sibuk pagi dan sibuk
sore)
• Larangan terhadap jenis kendaraan tertetntu memasuki
jalan tertentu, mis sepeda motor dan pejalan kaki dilarang
masuk jalan tol, becak dilarang beroperasi di jalan arteri,
truk dilarang masuk ke daerah perumahan
PENGENDALIAN PARKIR
• Dimaksudkan agar penggunaan ruang jalan lebih efesien bagi lalu
lintas;
• Parkir tidak mengganggu jarak pandang pengemudi dan tempat
penyeberangan pejalan kaki;
• Pengendalian parkir dengan waktu/biaya dan dengan kapasitas
parkir terbatas umumnya digunakan untuk mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi agar lebih menggunakan
kendaraan umum;
• Pengendalian parkir diperlukan pada tempat dimana :
– Kebutuhan (demand) parkir lebih tinggi dari kapasitas parkir (supply);
– Kemacetan disebabkan oleh kendaraan-kendaraan yang parkir;
– Kecelakaan terjadi karena terganggunya jarak pandang pengemudi;
• Pengendalian parkir dapat diterapkan bagi kendaraan pribadi,
angkutan umum dan angkutan barang;
• Pengendalian terhadap angkutna barang terkait dengan sistem
bongkar muat barang biasanya hanya diperbolehkan pada waktu-
waktu tertentu;
PENGENDALIAN KECEPATAN
• Pentingnya pengendalian kecepatan adalah terkait dengan
peningkatan keselamatan;
• Di perkotaan umumnya karena lalu lintas macet, ‘mix traffic’
dan banyaknya pejalan kaki;
• Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan batas
kecepatan :
– Kecepatan rencana; mis di amerika 15% dari kecepatan rencana;
– Lengkung tikungan dan jarak pandang;
– Kecepatan sebenarnya dari kendaraan  faktor percentil ke-85
indikator yang baik;
– Bercampurnya kondisi lalu lintas dan akses lahan disekitarnya;
– Cuaca dan penerangan jalan
• Harus didukung dengan rambu yang memadai dan
penindakan hukum bagi pelanggarnya
Penerapan yang sering dilakukan
Koordinasi Alat Pemberi isyarat Lalu Lintas
(APILL);
• Menggkoordinasikan 2 atau lebih persimpangan
dengan APILL segaris (linear) dengan maksud untuk
meminimalkan total hambatan (delay)
• Metode ini sangat efesien untuk mengurangi total
hambatan kendaraan di persimpangan serta
mengendalikan kecepatan;
• Efektivitasnya bergantung pada variasi kecepatan antar
kendaraan dan keseragaman jarak antar persimpangan;
• Jarak antar persimpangan ideal kurang dari 700 m atau
sampai 1200 m masih bisa tapi efektivitasnya
berkurang;
• Koordinasi menggunakan cycle time tetap dan sama
untuk semua persimpangan, yang mungkin bukan
cycle optimum;
Penerapan yang sering dilakukan

AREA TRAFFIC CONTROL


• Untuk jumlah persimpangan yang banyak dalam satu
wilayah koordinasi menjadi rumit dan kurang efektif;
• Dengan kemajuan teknologi komputer telah
dikembangkan Area Traffic Control System (ATCS)
• Umumnya menggunakan metode :
– Fixed time plan (Peak pagi & sore, off-peak siang
dan tengah malam);
– Fixed time plan dengan detector;
– Vehicle responding system (real-time)
• Contoh : Transyt, SCOOT dan SCAT (Sydney
Coordinated Adaptive Traffic)
Penerapan yang sering dilakukan

ITS (Intelligent Transport System)


adalah suatu sistem pengaturan lalu lintas
yang menghubungkan sarana dan
prasarana lalu lintas dengan jaringan
telekomunikasi secara elektronis dengan
menggunakan komputer serta
menggunakan teknologi pengindraan
mutakhir

Contoh: VMS untuk pengaturan lalu lintas dan


pengendalian parkir gedung
Penerapan yang sering dilakukan

Penyediaan FasilItas Pejalan


Kaki dan Angkutan Umum
MOBILITAS PEJALAN KAKI

On-Going Implementation
MOBILITAS PEJALAN KAKI

On-Going Implementation

Anda mungkin juga menyukai