Anda di halaman 1dari 4

Nama : Arvizu Fano Gupti

Notar : 1901069
Absen :5
Kelas : D-IV Transportasi Darat D

SOAL
1. Apa saudara ketahui yang dimaksud dengan teori Lokasi ?
2. Salah satu teori yang sering digunakan adalah teori weber, prinsip apa yang digunakan
weber dalam menentukan lokasi ?
3. Apa yang digunakan weber untuk menunjukan lokasi tersebut dekat dengan lokasi bahan
baku dan lokasi pasar adalah ?
4. Jelaskan pola penggunaan lahan oleh Van Thunen ?
5. Coba jelaskan pendapatan saudara, bagaimana keterkaitan atau hubungan antara
penentuan lokasi dengan peran pemerintah selaku regulator dalam system transportasi?

JAWABAN
1. Pengertian teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order)
kegiatan ekonomi, atau ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-
sumber yang potensial, serta hubungannya dengan atau pengaruhnya terhadap
keberadaan berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi maupun
sosial. Pengertian teori lokasi yang lainnya adalah suatu penjelasan teoritis yang
dikaitkan dengan tata ruang dari kegiatan ekonomi. Hal ini selalu dikaitkan pula
dengan alokasi geografis dari sumber daya yang terbatas yang pada gilirannya
akan berpengaruh dan berdampak terhadap lokasi berbagai aktivitas baik ekonomi
maupun sosial.

2. Prinsip teori Weber adalah bahwa penentuan lokasi industri ditempatkan di


tempat-tempat yang resiko biaya atau biayanya paling murah atau minimal (least
cost location) yaitu tempat dimana total biaya transportasi dan tenaga kerja di
mana penjumlahan keduanya minimum, tempat dimana total biaya transportasi
dan tenaga kerja yang minimum yang cenderung identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Prinsip tersebut didasarkan pada enam asumsi
bersifat prakondisi, yaitu :

1. Wilayah bersifat homogen dalam hal topografi, iklim dan penduduknya


(keadaan penduduk yang dimaksud menyangkut jumlah dan kualitas SDM).
2. Ketersediaan sumber daya bahan mentah.
3. Upah tenaga kerja.
4. Biaya pengangkutan bahan mentah ke lokasi pabrik (biaya sangat ditentukan
oleh bobot bahan mentah dan lokasi bahan mentah).
5. Persaingan antar kegiatan industri.
6. Manusia berpikir secara rasional.

3. Weber menyimpulkan bahwa lokasi optimal dari suatu perusahaan industri


umumnya terletak di dekat pasar atau sumber bahan baku. Alasannya adalah jika
suatu perusahaan industri memilih lokasi pada salah satu dari kedua tempat
tersebut, maka ongkos angkut untuk bahan baku dan hasil produksi akan dapat
diminimumkan dan keuntungan aglomerasi yang ditimbulkan dari adanya
konsentrasi perusahaan pada suatu lokasi akan dapat pula dimanfaatkan
semaksimal mungkin.
Lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di
mana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat di mana total biaya
transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik dengan tingkat
keuntungan yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi
lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan
aglomerasi atau deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi
dan bahan baku, Weber menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational
triangle untuk memperoleh lokasi optimum. Untuk menunjukkan apakah lokasi
optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar, Weber
merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah
satu faktor yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan
menggunakan sebuah kurva tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang
dinamakan isodapan (isodapane).

M adalah Pasar
P adalah lokasi biaya terendah
S adalah lokasi bahan baku

Untuk menaksir pertimbangan lokasi, Weber mengembangkan rumus indeks


material yaitu perbandingan berat bahan baku dengan barang jadi. Jika indeks
material lebih dari 1 maka lokasi industri diletakan dekat dengan lokasi bahan
baku. Jika indeks material kurang dari 1 maka lokasi industri diletakan dekat
dengan lokasi pasar. Jika indeks material sama dengan 1 maka lokasi industri
berada di tengah. 

4. Pengertian lokasi dijabarkan oleh teori Von Thunen, menurut beliau bahwa lokasi
sebagai variable terikat yang mempengaruhi variable bebasnya seperti urban
growth, perekonomian, politik, bahkan budaya masyarakat (gaya hidup). Teori ini
dilandasi oleh pengamatannya terhadap daerah tempatnya tinggal yang
merupakan lahan pertanian. Inti dari teori Von Thunen adalah teori lokasi
pertanian yang menitikberatkan pada 2 hal utama tentang pola keruangan
pertanian yaitu:
 Jarak lokasi pertanian ke pasar 
 Sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut).
Dari teori tersebut disimpulkan bahwa harga sewa lahan pertanian nilainya
tergantung tata guna lahannya. Lahan yang berada di dekat pusat kota akan lebih
mahal di bandingkan lahan yang jauh dari pusat kota karena jarak yang makin
jauh dari pusat kota/kegiatan, akan meningkatkan biaya transportasi.
Model Teori Lokasi Pertanian Von Thunen membandingkan hubungan antara
biaya produksi, harga pasar dan biaya transportasi. Berikut adalah skema teori
tersebut.

Gambar model Von Thunen di atas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
“isolated area” yang terdiri dari dataran yang “teratur”, yang kedua yaitu kondisi
yang “telah dimodifikasi” (terdapat sungai yang dapat dilayari). Semua
penggunaan tanah pertanian memaksimalkan produktifitasnya masing-masing,
dimana dalam kasus ini bergantung pada lokasi dari pasar (pusat kota).
Banyaknya kegiatan yang berpusat pada kota atau pusat pasar ini menjadikan kota
memiliki nilai yang lebih ekonomis untuk mendapatkan keuntungan maksimal
bagi para pelaku pertanian. Faktor jarak juga menentukan nilai suatu barang,
Semakin jauh jarak yang ditempuh oleh para petani maka biaya transportasi yang
dikeluarkan akan semakin meningkat, sehingga para petani akan memilih untuk
menyewa lahan yang lebih dekat dengan pusat pasar atau kota dengan harapan
bisa mendapatkan nilai atau harga barang yang lebih tinggi tanpa harus
mengeluarkan biaya transportasi yang tinggi.

5. Kebijakan pemerintah sebagai regulator sangat mempengaruhi penentuan lokasi


suatu industri. Melalui peraturan yang dibuat oleh pemerintah ini, dapat
ditentukan dimana lokasi yang tepat yang memenuhi konsep tata ruang yang baik
bagi terbentuknya tatanan sebuah wilayah baik. Pemerintah perlu pemikiran dan
analisis yang tinggi dalam menempatkan lokasi sebuah perusahaan. Dalam
penentuan lokasi industri pemerintah perlu memperhatikan beberapa faktor antara
lain prinsip ongkos minimum, efisiensi, dan lokasi median, jalur transportasi,
sumber bahan baku dan jumlah penduduk.
Konsep tata letak yang dilaksanakan pemerintah selaku regulator dalam system
transportasi bertujuan untuk mengatasi beban lalu lintas supaya tidak terjadi
kemacetan dan mengoptimalkan proses transportasi penumpang dan barang
dengan pertimbangan faktor keamanan, kenyamanan, kelancaran dan efisiensi
atas waktu dan biaya.

Anda mungkin juga menyukai