Asumsi yang digunakan oleh teori neo-klasik adalah constant return to scale dan persaingan sempurna. Alfred Weber dikenal sebagai
pendiri teori lokasi modern yang berkenaan dengan tempat, lokasi dan geografi dari kegiatan ekonomi. Minimisasi biaya yang
dikombinasikan dengan bobot input-input yang berbeda dari perusahaan dan industri menentukan lokasi optimal bagi suatu
perusahaan. Weber secara eksplisit memperkenalkan konsep ekonomi aglomerasi, skala efisien minimum, dan keterkaitan ke depa
ndan ke belakang. Konsep ini menjadi dasar berkembangnya teori perdagangan regional baru.
Dalam sistem perkotaan teori neo klasik, mengasumsikan adanya persaingan sempurna sehingga kekuatan sentripetal aglomerasi
disebut sebagai ekonomi eksternal murni. (Krugman, 1998). Kekuatan sentripetal muncul dari kebutuhan untuk pulang-pergi
(commute) ke pusat bisnis utama dalam masing-masing kota yang menyebabkan suatu gradien sewa tanah dalam masing-masing kota.
Menurut Krugman(1998), keterbatasan teori neo klasik diantaranya adalah melihat bahwa ekonomi eksternal yangmendorong adanya
aglomerasi masih dianggap sebagi misteri (blackbox). Disamping itu sistem perkotaan neo klasik adalah non spasial yang hanya
menggambarkan jumlah dan tipe kota tetapi tidak menunjukkan lokasinya.
Aglomerasi adalah konsentrasi spasial dari aktivitas ekonomi di kawasan perkotaan karena penghematan akibat lokasi yang
berdekatan (economies of proximity) yang diasosiasikan dengan kluster spasial dari perusahaan, para pekerja dan konsumen (Kuncoro,
2002). Keuntungan-keuntungan dari konsentrasi spasial sebagai akibat dari ekonomi skala (sc aleeconomies) disebut dengan ekonomi
aglomerasi (agglomeration economies), (Mills dan amilton, 1989).
Ahli ekonomi Hoover juga membuat klasifikasi ekonomi aglomerasi menjadi 3 jenis (Isard, 1979) yaitu large scale economies
merupakan keuntungan yang diperoleh perusahaan karena membesarnya skala produksi perusahaan tersebut pada suatu lokasi,
localization economies merupakan keuntungan yang diperoleh bagi semua perusahaan dalam industri yang sama dalam suatu lokasi
dan urbanization economies merupakan keuntungan bagi semua industri pada suatu lokasi yang sama sebagai konsekuensi
membesarnya skala ekonomi (penduduk, pendapatan, output atau kemakmuran) dari lokasi tersebut.
Aglomerasi adalah adalah berkumpulnya berbagai jenis usaha atau kegiatan dalam satu lingkup wilayah, sumber sumber aglomerasi
ekonomi yakni :
Knowlegdge spilover, yang berarti berlimpahnya ilmu pengetahuan yang ada di daerah tersebut, contoh dari sumber aglomerasi
ini adalah kawasan pendidikan di kota bandung yang mendapatkan sumber daya pendidikan atau berlimpahnya pengetahuan
dari ITB atau disekitar Bursa efek Indonesia banyak berdiri kegiatan perbankan,hal ini dikarenakan perusahaaan perbankan
sangat membutuhkan informasi tentang pergerakan pasar saham yang berasal dari Bursa Efek Indonesia. knowledge spilovers
juga bukan hanya berasal dari adanya universitas atau institusi pendidikan di suatu daerah, melainkan knowlodge spilovers dapat
juga berbentuk tacid iformtion yang berarti informasi yang tidak lengkap dan biasanya menyebar melalui informasi pasar,salah
satu contoh kasus dari tacid information adalah berkumpulnya para pelaku usaha berskala kecil di dekat pelaku usaha berskala
cukup besar, hal ini bertujuan agar para pelaku usaha yang realtif berskala kecil dapat memahami, mempelajari atau meniru
kegiatan apa saja yang dapat menarik costumer, seperti bagaimana marketing yang dapat menarik pelanggan, permainan harga
, penataan tempat, barang dagangan dan lain-lain.
Trade local input, yang berarti perusahaan yang berdekatan jaraknya dengan suku cadangnya, hal ini bertujuan untuk
meminimalisir biaya antara tempat usaha dan suku cadang, dalam faktor ini suku cadang bukan hanya barang mentah yang akan
dijadikan suatu produk melainkan bisa juga diartikan sebagai sumber daya manusia yang dibutuhkan dalam suatu bidang
kegiatan ekonomi.salah satu contoh dari trade local input adalah berdirinya pelaku usaha IT dan firma hukum, yang berada
berdekatan dengan area perbankan. hal ini dikarenakan kegiatan perbnakan yang sangat membutuhkan ahli IT dan pakar hukum
sehingga kedua ahli tersebut memilih tempat yang bedekatan dengan area perbankan agar memudahkan mereka mendapatkan
pekerjaan dengan harga yang relatif terjangkau dibandingkan ketika mereka menggunakan lokasi yang lebih jauh dari area
perbankan.
Local Skilled Labour Pool, sumber aglomerasi ini memiliki arti melimpahnya sumber daya manusia di suatu daerah sehingga
memungkinkan suatu perusahaan mendirikan kegiatan usaha di daerah tersebut. Untuk industri-industri yang biaya pelatihan
kemahiran skill pekerjanya tinggi, atau juga opportunity cost untuk waktu yang diperlukan sangat signifikan karena cepatnya
perubahan kondisi pasar maka local pool of skilled workers akan menjadi keuntungan besar, hal ini dikarenakan perusahaan
hanya membutuhkan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali biaya kegiatan-kegiatan retraining keahlian tertentu para
pekerja. Contohnya industri perfilman yang berpusat di ibukota Jakarta dikarenakan sumber daya manusia dengan minat dan
bakat di bidang tersebut melimpah.
industri cenderung berkelompok(cluster) di dalam ruang. Cluster yang terbentuk ada dalam berbagai macam pola, mulai dari yang
terpusat dalam wilayah kecil hingga tersebar dalam wilayah yang luas, tergantung pada aktivitas yang dilakukan. Pada minggu ini
dibahas mengapa industri membentuk klaster?
Hipotetik Klaster
Jika diandaikan setiap perusahaan memiliki constant return to scale saat membentuk klaster, klaster yang terbentuk akan hilang
karena harga lahan, dan upah pekerja akan naik, menyebabkan turunnya keuntungan dan kalah bersaing dengan industri sama yang
berdiri di lokasi lain. Namun, perusahaan di lokasi yang sama kan memperoleh eksternalitas ekonomi. Eksternalitas itu akan menaikkan
efisiensi perusahaan, atau terjadi increasing return to scale. Efisiensi yang tinggi mengundang perusahaan lain untuk ikut bergabung
dalam klaster dan mendorong berlanjutnya pertumbuhan.
Ekonomi Aglomerasi
Marshall mengatakan bahwa aglomerasi terjadi karena knowledge spillover(klaster memungkinkan pelaku industri lebih sering
bertemu, membicarakan hal tacit dengan pelaku lainnya, menyebabkan setiap pelaku memiliki gambaran yang utuh akan pasar), local
non-traded inputs(munculnya layanan spesialis untuk mendukung industri yang ada, sehingga biaya per perusahaan akan menurun),
dan local skilled labour pool(tidak perlu atau sedikit memberikan pelatihan lebih untuk pekerja dalam industri).
Tipe Aglomerasi
1. Internal Returns to Scale - aglomerasi yang diberlakukan oleh satu perusahaan besar dengan berbagai unit usaha dalam satu
lokasi dengan kata lain satu perusahaan ini memproduksi sendiri barang dan bahan yang akan ia gunakan dalam membuat
suatu produk, contoh dari tipe aglomerasi ini adalah boeing everett hangar di seattle.
2. Economies of Localization - aglomerasi yang disebabkan oleh perusahaan-perusahaan atau kelompok yang bergerak dalam
industri yang sama ditempat yang sama , namun dalam hal ini setiap perusahaan tidak memiliki ikatan atau hubungan atau
dengan kata lain aglomerasi ini di hasilkan oleh berbagai perusahaan yang berbeda namun bergerak dalam bidang yang sama.
3. Economies of Urbanization - gabungan antara tipe aglomerasi internal return to scale dan economic of urbanization, contoh
dari aglomerasi ini adalah kota cilegon dimana dalam satu kota terdapat area industri krakatau steel dan pemerintahan mota
cilegon, atau dapat dikatakan juga setiap kota atau daerah yang mulai menjadi kota merupakan contoh dari economic of
urbanization dikarenakan dalam satu kota terdapat berbagai kumpulan kegiatan seperti pendidikan , pemerintahan , ekonomi
, budaya dan lain-lain.
1. Growth Pole - oleh Perroux, munculnya investasi besar atau inovasi besar oleh satu perusahaan akan mengundang industri
lain memanfaatkan kedekatannya dengan lokasi investasi untuk mendapatkan keuntungan
2. Incubator - oleh Chinitz, lokasi dengan industri yang berbeda-beda(sektor, ukuran, dan tipe) dan tidak didominasi oleh
beberapa perusahaan saja akan menjadi inkubator munculnya industri lain yang berbeda dalam skala yang lebih kecil, karena
tersedia lebih banyak konsumen untuk setiap industri.
3. Product Cycle - oleh Vernon, industri akan memilih lokasinya berdasarkan produk yang ingin dihasilkan, R&D akan diletakkan
di dekat kota(memanfaatkan knowledge spillover, skilled labour pool) karena produknya tidak standar, Manufaktur akan
diletakkan di pinggiran(tidak terlalu membutuhkan knowledge spillover, skilled labour) karena produknya standar.
4. Porter model - Klaster industri akan memungkinkan terjadinya kompetisi yang transparan, yang mengakibatkan inovasi, untuk
meningkatkan monopoli atas perusahaan lain dalam pasar
5. New Industrial Areas Model - Klaster yang disusun atas banyak industri kecil daripada industri besar akan lebih inovatif, karena
terjadi pertukaran informasi untuk tujuan kooperatif daripada oportunistik.
NO KARAKTERISTIK MURNI KOMPLEK INDUSTRIAL SOSIAL NETWORK
1 Ukuran perusahaan atomistik Beberapa perusahaan Beberapa perusahaan
besar yang bekerja sama yang bekerja sama
bervariabel.
2 Karakteristik Tidak teridentifikasi, Teridentifikasi, Kepercayaan, loyalitas,
hubungan terpisah dan tidak stabil perdagangan stabil joint venture, joint
lobbing
3 Keanggotaan Terbuka, pembayaran Tertutup Terbuka secara parsial
sewa pada lokasi
4 Akses masuk ke Pembayaran sewa, lokasi Investasi internal, lokasi History, pengalaman,
dalam cluster yang diperlukan yang diperlukan lokasi yang diperlukan
(not primary)
5 Hasil ruang Space appreacited Tidak berpangaruh pada Kapitalisasi penyewaan
sewa parsial
6 Gagasan ruang urban Local tapi bukan urban Local tapi bukan urban
sepenuhnya sepenuhnya
7 Contoh cluster Perekonomian kota Kawasan industry besi, Area industry baru
kompetitive baja, kimia
8 Pendekatan analisis Model aglomerasi murni Teori lokasi produksi, Teori jejaring social
Analisa input - output (Granovetter)
Klaster Masyarakat
Florida mengatakan bahwa klaster orang-orang tertentu, bukan perusahaan penting untuk pertumbuhan regional. Ide, sistem, jasa,
atau produk baru dapat dihasilkan oleh kreativitas yang didukung oleh lingkungan dengan budaya yang beragam dan yang toleran
dengan budaya
Glaeser mengatakan orang-orang dengan keahlian tinggi dan pendapatan tinggi akan bermigrasi ke kota dengan kualitas hiburan yang
lebih baik.
Overlap keduanya adalah produk seni dan kuliner(highly income elastic?) dikonsumsi oleh orang dengan penghasilan tinggi di kota.
Kelemahan mendasar penggolongan penghematan aglomerasi versi klasik adalah tidak diperhitungkannya berbagai biaya yang hendak
diminimalkan oleh perusahaan. Kemudian teori-teori klasik disempurnakan oleh tiga jalur paradigma. Pertama, teoti-teori baru
mengenai eksternalitas dinamis, yang menekankan peranan transfer informasi dan inovasi. Karena dalam hal ini akan terjadi
diseminasi ide-ide baru dan inovasi secara cepat diantara prusahaan yang berdekatan melalui tiruan, pengamatan, dan gerakan tenaga
kerja yang terampil antar perusahaan.
Kedua, paradigma pertumbuhan perkotaan, paradigma ini dikaitkan dengan system jaringan kota. Hal ini berpatokan pada asumsi
bahwa dua kota atau lebih yang berdekatan meskipun tadinya merupakan kota-kota yang terpisah dan independen dapat memperoleh
manfaat berupa senergi dari pertumbuhan kota yang interaktif yaitu adanya kekuatan sentripetal dan sentrifugal. Kekuatan sentripetal
terjadi karena adanya kekuatan aglomerasi aktifitas ekonomi kedaerah perkotaan. Sebaliknya, kekuatan sentrifugal merupakan
ekuatan dispersi, yakni kekuatan yang mendorong perusahaan memilih lokasi diluar kota.
Ketiga, paradigma yang berbasis biaya transaksi. Suatu perusahaan akan mencapai suatu keseimbangan keputusan untuk memenuhi
kebutuhan dalam hal : (1) biaya transaksi-jarak ; (2) biaya efisiensi factor tertentu-lokasi ; (3) biaya koordinasi-hirarki ; dan (4) biaya
alteratif kebetulan hirarki. Dengan kata lain ada empat jenis biaya yang berkaitan dengan perilaku kluster industri, dimana dua jenis
yang pertama dapat melibatkan penghematan aglomerasi, dan dua jenis yang terakhir akan melibatkan penghematan aglomerasi
(McCann dalam Kuncoro, 2001 : 42).
CHAPTER 3 DISTRIBUSI SPASIAL DARI AKTIVITAS
Faktor permintaan lebih penting artinya dari[ada faktor penawaran dalam persoalan pemilihan lokasi (August Losch, 1954).
Bila permintaan terhadap suatu barang adalah elastis terhardap harga, diperkirakan akan timbul berbagai pengaruh tentang pemilihan
lokasi perusahaan. Di samping itu adanya unsur persaingan antar tempat (spatial competition) diantara sesame produsen,
menentukan pula tingkah laku perusahaan dalam memilih lokasi.
Pemilihan lokasi perusahaan lebih banyak ditentukan oleh besarnya ongkos angkut untuk hasil produksi dan tingkat
persaingan sesame produsen di pasar.
Penyebaran Perusahaan : diskrimasi harga, market area, dan cost untuk jarak
1. Harga Spasial dan Diskriminasi Pasar
Namun secara umum, jenis diskriminasi harga spasial ini akan meningkatkan wilayah pasar spasial perusahaan individual,
meningkatkan jarak rata-rata di mana barang dikapalkan, dan di sana juga meningkatkan kecenderungan terhadap dispersi
perusahaan.
Bentuk heksagon dipilih karena mampu mengcover seluruh wilayahnya tanpa ada double service dan memiliki jumlah hinterland
maksimum yakni sebanyak 6 hinterland. Adapun asumsi-asumsi menurut Christaller adalah sebagai berikut:
Permukaan bumi datar, tak terbatas, dan memiliki sumber daya yang homogen dimana tersebar secara merata atau dengan
kata lain tidak terdapat perbedaan kondisi geografis;
Tidak terdapat batasan administrasi dan politis yang dapat menyimpangkan perkembangan permukiman
Tidak terdapat eksternal ekonomi yang mengganggu pasar
Populasi tersebar secara merata diseluruh area dan tidak terdapat pusat permukiman
Banyak pedagangkecil menawarkan produk yang sama dan tidak ada keragaman produk
Semua pembeli memiliki daya beli yang sama
Biaya transportasi sama kesemua arah dan ragamnya sebanding dengan jarak
Pembeli membayar biaya transportasi produk atau layanan
Tidak ada akomodasi untuk inovasi atau kewirausahaan.
Mula-mula terbentuk area pelayanan berupa lingkaran-lingkaran. Setiap lingkaran memiliki pusat dan menggambarkan
threshold. Lingkaran-lingkaran ini tidak tumpang tindih seperti pada (gb. A)
Kemudian digambarkan lingkaran-lingkaran berupa range dari pelayanan tersebut yang lingkarannya tumpang tindih(gb. B)
Range yang tumpang tindih dibagi antara kedua pusat yang berdekatan sehingga terbentuk areal yang heksagonal yang
menutupi seluruh dataran yang tidak lagi tumpang tindih (gb. C)
Tiap pelayanan berdasarkan tingkat ordenya memiliki heksagonal sendiri-sendiri. Dengan menggunakan k=3, pelayanan ordeI
lebar heksagonalnya adalah3 kali heksagonal pelayanan orde II. Pelayanan orde II lebar heksagonalnya adalah3 kali heksagonal
pelayanan orde III, dan seterusnya. Tiap heksagonal memiliki pusat yang besar kecilnya sesuai dengan besarnya heksagonal
tersebut. Heksagonal yang sama besarnya tidak saling tumpang tindih, tetapi antara heksagonal yang tidak sama besarnya akan
terjadi tumpang tindih (gb. D)
Pusat pertumbuhan berpengaruh besar terhadap wilayah disekitarnya yang dapat dicitrakan dengan titik-titik simpul yang
berbentuk geometris heksagonal (segienam). Wilayah segienam itu merupakan wilayah-wilayah yang penduduknya terlayani
oleh tempat sentral yang bersangkutan. Tempat-tempat sentral yang dimaksud dapat berupa pusat-pusat perbelanjaan, kota,
ataupun pusat-pusat kegiatan lainnya. Oleh tempat-tempat sentral itu, wilayah atau tempat-tempat lain di sekitarnya akan
tertarik. Ditinjau dari luas kawasan pengaruhnya, hierarki Central Place Theory dibagi menjadi 3 tingkatan pelayanan 1. HierarkiK-
3 2. HierarkiK-4 3. HierarkiK-7
Tempat sentral berhierarki tiga adalah pusat pelayanan yang berupa pasar yang senantiasa menyediakan barang-barang bagi
kawasan-kawasan di sekitarnya (kasus pasar yang optimum atau asas pemasaran). (k=3) diperoleh dari penjumlahan kawasan
tempat yang sentral (1) dengan satu pertiga (1/3) bagian kawasan yang ada di sekelilingnya yang jumlahnya ada enam (6).
K=6(1/3)+1 K=3 Untuk membangun lokasi pasar ataupun fasilitas umum lainnya, sekuang-kurangnya harus di kawasan yang
diperkirakan dapat berpengaruh terhadap 1/3 penduduk dari keenam kawasan yang ada di sekitarnya. Sebagai penunjangnya,
maka dalam embangunan lokasi tersebut perlu memperhatikan:
1) Jalan beserta sarana angkutannya,
2) Tempat parkir, dan
3) Barang yang diperjual belikan K-4 (transportasi)
Tempat sentral berhierarki empat merupakan pusat sentral yang memberikan kemungkinan rute lalu lintas yang paling efisien.
Situasi lalu lintas yang diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan setengah (1/2) bagian kawasan yang ada
di sekitarnya yang berjumlah enam (6). K=6(1/2)+1 K=4 Penempatan lokasi terminal kendaraan sekurang-kurangnya harus
memiliki kawasan pengaruh setengah dari enam kawasan tetangganya. Dengan demikian, terminal harus berada pada tempat
yang mudah dijangkau oleh para pemakai jasa angkutan yang secara sentral memiliki radius relatif sama ke sagala arah.
K-7 (administatif) Tempat sentral berhierarki tujuh dinamakan juga situasi administratif yang optimum atau asas administratif,
yaitu tempat sentral yang mempengaruhi seluruh bagian wilayah tetangganya. Situasi administratif yang dimaksud dapat berupa
kota pusat pemerintahan. (k=7) diperoleh dari penjumlahan kawasan tempat sentral (1) dengan satu (1) bagian kawasan
sekitarnya, yang berjumlah enam (6). K=6(1)+1 K=7 Tempat sentral dari pusat kegiatan administratif emerintahan pada hierarki
tujuh (k=7) merupakan kawasan yang luas jangkauannya. Kawasan tersebut harus mamu menjangkau dan dijangkau kawasan
yang berada di bawah kekuasaannya. Lokasinya berada di wilayah yang beradius relatif sama dari semua arah, berada pada rute
kendaraan umum yang terjangkau semua arah. Dengan begitu diharapkan tidak menimbulkan kecemburuan sosial diantara
warganya.
Kelemahan Teori Central Place Teori ini tidak secara utuh relevan pada kondisi sekarang, hal ini dikarenakan adanya pergeseran
budaya dan sosial di masyarakatnya.
Sebagian besar lahan datar yang langka
Intervensi pemerintah dapat mendikte lokasi industri
Persaingan sempurna tidak nyata dengan beberaa perusahaan membuat lebih bnyak uang daripada yang lain.
Orang bervariasi tren belanja mereka, tidak selalu ergi ke pusat terdekat
Orang atau sumber daya yang tidak pernah didistribusi semurna. Christaller mempertimbangkan setiap pusat dengan fungsi
tertentu sedangkan mereka memiliki banyak yang berubah dari waktu ke waktu
Selain itu faktor teknologi kurang diperhatikan
alasan mengapa kita ingin mengartikan isu-isu keragaman regional, spekulasi regional dan konsentrasi wilayah adalah bahwa
hubungan antara struktur geografi dan struktur ekonomi merupakan konstribusi terhadap semua penyesuaian ekonomi regional
yang menghambat proses pertumbuhan.
kita tahu bahwa kota besar cenderung terdiversifikasi dan kinerja pertumbuhan yang kuat dari banyak kota besar sejak akhir 1980
akan menunjukkan bahwa keragaman merupakan keuntungan bagi banyak alasan yang digariskan