Anda di halaman 1dari 12

TEORI LOKASI

PROGRAM STUDI
MAGISTER ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN
(MIESP)

TUGAS INDIVIDU EKONOMI REGIONAL DAN PERKOTAAN

HARINI TRIANA SILALAHI

(NIM 12020122410003)

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS


UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
DAFTAR ISI

Pengantar Teori Lokasi ...................................................................................................................... 32

Tokoh-Tokoh Teori Lokasi ................................................................................................................ 33

Teori Von Thunen ..................................................................................................................... 34

Teori Weber ............................................................................................................................... 44

Teori August Losch .................................................................................................................... 45

Pengelompokkan Teori Lokasi .......................................................................................................... 45

Teori Lokasi Industri .......................................................................................................................... 55

Teori Lokasi dalam Usaha ................................................................................................................. 65

Langkah menentukan lokasi .................................................................................................... 76

Pengaruh biaya lokasi terhadap keberhasilan usaha ............................................................ 76

Teori Lokasi dalam Pembangunan Wilayah Pedesaan ................................................................. 86

Bentuk Keuntungan Aglomerasi dalam Teori Lokasi ................................................................... 87

Kajian Empiris ................................................................................................................................. 97

Pabrik Rokok (Kudus) ............................................................................................................. 98

Pabrik Textile (Bandung) ...................................................................................................... 109

Empiris Teori Lokasi dalam Bisnis ...................................................................................... 119

Kesimpulan ..................................................................................................................................... 119

Daftar Pustaka.............................................................................................................................…1210

Page | 2
PENGANTAR TEORI LOKASI

Landasan dari teori lokasi adalah ruang. Tanpa ruang maka tidak mungkin ada lokasi.
Lokasi menggambarkan posisi pada ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi
tentang lokasi adalah melihat kedekatan atau jauhnya satu kegiatan dengan kegiatan lain dan apa
dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi yang berdekatan (berjauhan) tersebut.

Teori lokasi adalah ilmu yang menyelidiki tata ruang (spatial order) kegitan ekonomi, atau
ilmu yang menyelidiki alokasi geografis dari sumber-sumber yang langka, serta hubungannya
dengan atau pengaruhnya terhadap lokasi berbagai macam usaha atau kegiatan lain baik ekonomi
maupun social. Dalam mempelajari lokasi berbagai kegitan, ahli ekonomi regional atau geografi
terlebih dahulu membuat asumsi bahwa ruang yang dianalisis adalah datar dan kondisinya disemua
arah adalah sama. Salah satu unsur ruang adalah jarak. Jarak menciptakan ‘gangguan’ ketika
manusia berhubungan atau berpegian dari satu tempat ke tempat lainnya. Salah satu hal yang
banyak dibahas dalam teori lokasi adalah pengaruh jarak terhadap intensitas orang bepergian dari
satu lokasi kelokasi lainnya.

Walaupun teori yang menyangkut pola lokasi ini tidak berkembang tetapi telah ada sejak
awal abad ke-19. Secara empiris dapat diamati bahwa pusat-pusat pengadaan dan pelayanan
barang dan jasa yang umumnya adalah perkotaan (central places), terdapat tingkat penyelidikan
pelayanan yang berbeda-beda. Pelayanan masing-masing kota untuk tingkat yang berbeda bersifat
tumpang tindih, sedangkan untuk yang sentingkat walaupun tumpang tindih tetapi tidak begitu
besar. Keadaan ini bersifat universal dan dicoba dijelaskan oleh beberapa ahli ekonomi atau
geografi yang dirintis oleh Walter Christaller. Ahli ekonomi Von Thunen melihat perbedaan
penggunaan lahan dari sudut perbedaan jarak ke pasar yang tercermin dalam sewa tanah. Weber
secara khusus menganalisis lokasi industri. Ketiga tokoh diatas dianggap pelopor atau pencipta
landaan dalam hal teori lokasi. Tokoh yang muncul belakangan pada umumnya memperdalam atau
memodifikasi salah satu teori atau menggabung pandangan dari tiga tokoh yang disebutkan di atas.

TOKOH – TOKOH TEORI LOKASI


Tokoh-Tokoh dalam Teori Lokasi
Berikut adalah beberapa tokoh dengan pandangannya mengenai teori lokasi :
• Von Thunen (1826)
Mengidentifikasi tentang perbedaan lokasi dari berbagai kegiatan pertanian atas dasar
perbedaan sewa lahan (pertimbangan ekonomi). Menurut Von Thunen tingkat sewa lahan adalah
paling mahal di pusat pasar dan makin rendah apabila makin jauh dari pasar. Von Thunen
menentukan hubungan sewa lahan dengan jarak ke pasar dengan menggunakan kurva permintaan.
Berdasarkan perbandingan (selisih) antara harga jual dengan biaya produksi, masing-masing jenis
produksi memiliki kemampuan yang berbeda untuk membayar sewa lahan. Makin tinggi
kemampuannya untuk membayar sewa lahan, makin besar kemungkinan kegiatan itu berlokasi
dekat ke pusat pasar. Hasilnya adalah suatu pola penggunaan lahan berupa diagram cincin.
Perkembangan dari teori Von Thunen adalah selain harga lahan tinggi di pusat kota dan akan
makin menurun apabila makin jauh dari pusat kota.
Page | 3
• Weber (1909)
Menganalisis tentang lokasi kegiatan industri. Menurut teori Weber pemilihan lokasi
industri didasarkan atas prinsip minimisasi biaya. Weber menyatakan bahwa lokasi setiap industri
tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja di mana penjumlahan keduanya harus
minimum. Tempat di mana total biaya transportasi dan tenaga kerja yang minimum adalah identik
dengan tingkat keuntungan yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor yang mempengaruhi
lokasi industri, yaitu biaya transportasi, upah tenaga kerja, dan kekuatan aglomerasi atau
deaglomerasi. Dalam menjelaskan keterkaitan biaya transportasi dan bahan baku Weber
menggunakan konsep segitiga lokasi atau locational triangle untuk memperoleh lokasi optimum.
Untuk menunjukkan apakah lokasi optimum tersebut lebih dekat ke lokasi bahan baku atau pasar,
Weber merumuskan indeks material (IM), sedangkan biaya tenaga kerja sebagai salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi lokasi industri dijelaskan Weber dengan menggunakan sebuah kurva
tertutup (closed curve) berupa lingkaran yang dinamakan isodapan (isodapane).

Keterangan :
M : pasar
P : lokasi biaya terendah
R1,R2 : bahan baku

Lokasi optimum di 3 pilihan :


- P1 : apabila biaya angkut hanya didasarkan pada jarak
- P2 : apabila biaya angkut bahan baku lebih mahal daripada hasil
- P3 : apabila biaya angkut bahan baku lebih murah daripada hasil
• August Losch
Teori Lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar), berbeda dengan
Weber yang melihat persoalan dari sisi penawaran (produksi). Losch mengatakan bahwa lokasi
penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen yang dapat digarapnya. Makin jauh dari
tempat penjual, konsumen makin enggan membeli karena biaya transportasi untuk mendatangi
tempat penjual semakin mahal. Losch cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di
pasar atau di dekat pasar.

Page | 4
PENGELOMPOKKAN TEORI LOKASI
Teori Lokasi dikelompokkan atas tiga bagian besar yaitu :
a) Bid-Rent Theories, yaitu Teori kelompok lokasi yang berdasarkan analisa pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi pada kemampuan membayar harga tanah yang berbeda dengan harga pasar
tanah.
b) Least cost Theories, yaitu kelompok teori lokasi yang berdasarkan analisa pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi pada prinsip biaya minimum (Least Cost ).
c) Market Area Theories, yaitu kelompok teori lokasi yang mendasarkan analisa pemilihan lokasi
kegiatan ekonomi pada prinsip luar pasar (Market Area) terbesar yang dapat diakui perusahaan.
Teori ini dipelopori oleh August Losch (1957).
(Dikutip dari: Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media.
Halaman 26 – 27).
TEORI LOKASI INDUSTRI

Dalam membangun sebuah industri, dibutuhkan banyak pertimbangan salah satunya dalam
menentukan lokasi industri. Kita harus memperhatikan mengenai teori lokasi industri dan faktor lokasi
industri dengan sebaik mungkin agar di kemudian hari, industri yang dibangun dapat berjalan lancar
dan menghasilkan laba maksimal.
Untuk mempertimbangkan penentuan lokasi suatu industri, ada banyak faktor yang harus
dipertimbangkan. Faktor - faktor penentuan lokasi industri ini pada intinya ditujukan agar hasil industri
dapat memiliki kualitas yang baik dari segi mutu dan harga sehingga pada akhirnya dapat bersaing di
pasaran internasional.Upaya untuk bisa memenangkan persaingan di pasar, maka dalam pelaksanaan
proses produksi atau industri harus memperhatikan tingkat efisiensi proses produksi yang dilakukan.
Secara umum, faktor-faktor untuk menentukan lokasi industri dapat dibedakan menjadi faktor pokok
dan faktor tambahan, sebagai berikut :

• faktor pokok, meliputi lokasi bahan baku, sumber tenaga kerja, biaya angkutan, daerah
pemasaran serta sumber energi.
• faktor tambahan, meliputi iklim, kebijaksanaan pemerintah dalam bidang industri serta
ketersediaan air.

Pada dasarnya, industri menjadi kegiatan manusia yang bertujuan untuk mencapai
kemakmurannya melalui cara mengolah sumber daya yang ada. Bentuk kegiatan industri dapat
berlangsung dalam berbagai bidang kegiatan, seperti industri pengolahan bahan mentah, hingga
menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi. Untuk bisa menghasilkan produk-produk industri,
dibutuhkan berbagai pertimbangan agar proses yang dilakukan dapat berlangsung seefisien mungkin.
Efisiensi proses produksi dibutuhkan untuk memaksimalkan keuntungan yang diperoleh.Untuk itu,
salah satu langkah awal yang perlu dilakukan adalah dengan melakukan analisis lokasi industri.
Analisis lokasi industri dapat ditentukan melalui beberapa faktor umum, seperti :

1. bahan mentah;
2. sarana transportasi;
3. pemasaran.

Page | 5
Ketiga faktor di atas menjadi hal umum yang dipertimbangkan dalam menentukan apakah sebuah
lokasi bisa dijadikan sebagai lokasi industri yang efisien. Berikut adalah beberapa alasan mengapa
lokasi industri cenderung tumbuh di dekat pasar:
❖ Aksesibilitas Pasar dan Konsumen: Dengan berlokasi di dekat pasar dan konsumen,
industri dapat mengurangi biaya distribusi dan transportasi. Ini memungkinkan produk
mencapai konsumen dengan lebih cepat dan lebih efisien, mengurangi biaya pengiriman,
serta meningkatkan layanan pelanggan.
❖ Respons Terhadap Permintaan: Dengan berlokasi dekat pasar, industri dapat lebih cepat
merespons perubahan dalam permintaan konsumen. Hal ini memungkinkan perusahaan
untuk memproduksi barang atau layanan sesuai dengan kebutuhan dan tren pasar yang
sedang berlangsung.
❖ Efisiensi Produksi: Ketika industri berlokasi dekat pasar, biaya logistik dan transportasi
dapat dikurangi, sehingga biaya produksi dapat lebih rendah. Ini dapat menghasilkan
efisiensi dalam rantai pasokan dan mengurangi biaya overhead.
❖ Inovasi dan Pengembangan Produk: Berlokasi di dekat pasar memungkinkan industri untuk
lebih dekat dengan pelanggan dan mendapatkan masukan langsung tentang preferensi dan
kebutuhan mereka. Ini dapat membantu perusahaan mengembangkan produk yang lebih
sesuai dengan harapan pelanggan.
❖ Kompetisi yang Lebih Intensif: Berlokasi di dekat pasar juga dapat memacu kompetisi di
antara perusahaan-perusahaan dalam industri yang sama. Keberadaan pesaing yang dekat
dapat mendorong perusahaan untuk berinovasi dan meningkatkan kualitas produk serta
layanan.
❖ Kemampuan Beradaptasi: Berada dekat dengan pasar memungkinkan perusahaan untuk
lebih mudah beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis dan regulasi yang mungkin
berubah-ubah.
❖ Keterjangkauan Tenaga Kerja: Pasar seringkali merupakan pusat populasi, sehingga
perusahaan yang berlokasi di dekatnya dapat dengan mudah mendapatkan akses ke tenaga
kerja dengan berbagai keterampilan.
❖ Kolaborasi dan Kemitraan: Lokasi dekat dengan pasar memungkinkan peluang kolaborasi
dan kemitraan yang lebih besar dengan perusahaan lain, lembaga riset, dan institusi
akademis yang juga berlokasi di sekitar wilayah tersebut.

TEORI LOKASI dalam DUNIA USAHA


Menjalankan usaha atau bisnis terdapat banyak faktor yang harus di perhatikan oleh
pengusaha demi keberhasilan usahanya. Lokasi perusahaan merupakan kunci bagi efisiensi dan
efektifitas keberlangsungan perusahaan jangka panjang” (Haming & Nurnajamuddin, 2007 : 47).
Untuk bisa mempertahankan hidup pengusaha harus bekerja keras dan mampu berkompetisi
dengan para kompetitor. Dalam situasi persaingan, faktor lokasi dapat menjadi faktor-faktor yang
kritis dan membuatnya menjadi sangat penting (Handoko, 2000:65).
Keputusan pemilihan lokasi strategis yang digunakan biasanya adalah strategi untuk
meminimalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa profesional, strategi yang digunakan
terfokus pada memaksimalkan pendapatan(Heizer & Render, 2009:486).Usahawan sering

Page | 6
membuat kesalahan dalam pemilihan lokasi dan tempat fasilitas-fasilitas produksinya. Misal,dapat
lokasi, tenaga kerja sulit diperoleh,lokasi harga murah, tetapi kondisi tanah jelek, sehingga
perusahaan harus mengeluarkan biaya ekstra dalam membangun fondasinya. Kesalahan-kesalahan
tersebut dapat mengakibatkan perusahaan beroperasi dengan tidak efisien dan tidak efektif.
Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi, meskipun ada beberapa faktor
yang berpengaruh, namun faktor kedekatan dengan pasar (konsumen), lebih diutamakan untuk
jenis usaha jasa. Lokasi ini bisa dilihat:
1) Lingkungan bisnis, yaitu mengenai kedekatan lokasi usaha dengan usaha lain/pesaing,
kedekatan dengan konsumen, kedekatan dengan supplier, dan kedekatan penyedia
peralatan/perlengkapan produksi.
2) Biaya lokasi yaitu mengenai harga sewa bangunan, ada tidaknya biaya renovasi, tingkat suku
bunga, biaya tenaga kerja, dan besarnya pajak.
Kedua faktor inilah yang harus dipertimbangkan dalam pemelihan lokasi karena
menentukan baiya yang harus dikeluarkan dan keuntungan yang akan diperoleh serta keberhasilan
yang akan dicapai. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kegiatan usahanya mengalami pasang
surut bahkan tutup, salah satu faktornya adalah kesalahan dalam memilih lokasi/tempat usaha. Fu’ad
(2015) dalam penelitianya menyimpulkan bahwa kesuksesan suatu usaha jasa bergantung pada
pemilihan lokasi yang tepat.
Menurut Chase dkk (2004) keputusan pemilihan lokasi usaha manufaktur dan usaha jasa
dipengaruhi oleh berbagai macam kriteria pemilihan yang mendasarkan pada kepentingan
kompetitif. Diantara kriteria pemilihan tersebut adalah jarak ke pelanggan, iklim bisnis, total biaya
yang harus dikeluarkan, infrastruktur, kualitas tenaga kerja, suplier, lingkungan masyarakat, dan
pengaruh pajak. Penempatan lokasi usaha di tempat yang strategis juga mempengaruhi
perkembangan dan eksistensi usaha kedepannya. Lokasi yang strategis dan sesuai untuk jual beli
sangat penting dan utama bagi para pengusaha mikro. Jika salah dalam memilih lokasi dan
penempatan, maka usaha akan menjadi sulit untuk berkembang dan kesulitan dalam mendapatkan
pembeli/konsumen.. Hal ini sesuai dengan ungkapan Hidayat (2012), ketepatan pemilihan lokasi
merupakan salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan oleh seorang pengusaha.Pemilihan lokasi
yang tepat sering kali menentukan tingkat penjualan suatu bisnis. Lokasi yang tepat merupakan
modal bagi pengusaha untuk beraktivitas, sehingga mampu memperoleh dan meningkatkan
keuntungan dan menjaga kelangsungan bisnis”.

PENGARUH BIAYA LOKASI TERHADAP KEBERHASILAN USAHA

Menurut teori yang dikemukakan oleh Handoko (2000) adanya pengaruh antara
biaya lokasi dengan keberhasilan usaha, yaitu biaya lokasi merupakan variabel keberhasilan usaha
yang sangat penting yang harus dipertimbangkan oleh pemilik usaha dalam memilih lokasi
usahanya. Biaya lokasi mempengaruhi keberhasilan usaha karena apabilah biaya yang dikeluarkan
dalam memperoleh lokasi usaha tidak sebanding dengan lokasi yang strategis, maka akan
menghambat pencapaian keberhasilan usaha.

Page | 7
Menurut Haming&Nurnajamuddin(2007:149-153) biaya tujuannya adalah untuk
mendorong usaha industri ataupun jasa untuk memilih lokasi yang akan meminimumkan biaya.
Suatu usaha jasa memfokuskan pada maksimalisasi pendapatan, tentunya akan memilih lokasi
yang dekat dengan konsumen atau lokasi usaha yang strategis. Lokasi usaha yang strategis akan
dengan mudah terlihatolehkonsumen dan mudah dijangkau, sehingga akan banyak konsumen yang
datang ke tempat usaha dan keberhasilan usaha cepat tercapai. Penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Fu’ud (2015) mengatakan bahwa biaya lokasi berpengaruh terhadap kesuksesan usaha. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa biaya lokasi merupakan variabel yang paling besar pengaruhnya
terhadap keberhasilan usaha.

TEORI LOKASI dalam PEMBANGUNAN WILAYAH PEDESAAN

Dalam pembangunan wilayah terdapat teori yang bisa digunakan agar dapat mempermudah
dalam proses kerja sehingga dapat optimal dalam melaksanakan pembangunan wilayah. Salah
satunya dengan menggunakan teori lokasi. Teori lokasi dalam pembangunan wilayah menjelaskan
bahwa landasan yang digunakan dalam pembangunan wilayah dilakukan dengan cara
mengoptimalkan pemanfaatan ruang karena dalam ruang kita dapat menemukan banyak lokasi
yang dapat dijadikan sebagai kegiatan perekonomian.
Didalam teori lokasi terdapat prinsip yang ditekankan yaitu bahwa perlu adanya penataan
lokasi diseluruh kegiatan perekonomian di dalam satu ruang sehingga dapat mengoptimalkan
seluruh ruang agar dapat dijadikan sebagai pusat kegiatan perekonomian secara optimal sehingga
dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dengan adanya teori lokasi ini dapat melakukan
kegiatan perekonomian dalam satu ruang sehingga muncul jarak – jarak terhadap kegiatan
perekonomian lainnya. Dan ketika kegiatan perekonomian satu dengan perekonomian lainnya
yang saling berhubungan satu sama lain maka hal ini akan menimbulkan konsekuensi yaitu
munculnya pada biaya transportasi dari satu lokasi ke lokasi kegiatan atau aktivitas perekonomian
ke lokasi lainnya.
Dalam melakukan pembangunan wilayah pedesaan dengan menggunakan teori lokasi yaitu
kegiatan yang menitik beratkan dalam hal keruangan. Pembangunan wilayah dengan
menggunakan teori lokasi ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan ruang sehingga
dapat menemukan banyak lokasi yang dapat dijadikan sebagai pusat atau kegiatan ekonomi.

Bentuk Keuntungan Aglomerasi dalam Teori Lokasi

➢ Pertama, adalah keuntungan skala besar (scale economies) yang terjadi karena baik baku
maupun pasar sebagian telah tersedia pada perusahaan 7 terkait yang ada pada lokasi tersebut.
Biasanya keuntungan diukur dalam bentuk penurunan biaya produksi rata-rata bila berlokasi
pada suatu konsentrasi industry.
➢ Kedua, adalah keuntungan lokalisasi (localization economies) yang diperoleh dalam bentuk
penurunan (penghematan)ongkos angkut baik untuk bahan baku maupun hasil produksi bila
memilih lokasi pada konsentrasi tertentu. Ketiga, adalah keuntungan karena penggunaan
fasilitas secara bersama (Urbanization Economies) seperti listrik, gudang, armada angkutan,
air,dan lainnya. Biasanya keuntungan ini diukur dalam bentuk pnurunn biaya yang
Page | 8
dikeluarkan untuk penggunaan fasilitas tersebut secara bersama.
(Dikutip dari: Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose
Media. Halaman 23).
KAJIAN EMPIRIS

1. Kajian Teori Lokasi Weber Terhadap Keberadaan Industri Tenun Ikat di Kecamatan
Maduran Kabupaten Lamongan (Agung Ghufron Riski Fauzi – 2017)
Studi empiris ini merupakan penelitian survei yang melibatkan seluruh populasi,
yaitu 45 pengrajin. Data diperoleh melalui observasi dan dokumentasi, baik dari sumber
primer maupun sekunder. Analisis data dilakukan dengan pendekatan deskriptif kuantitatif,
presentase, analisis segitiga lokasional Weber, dan analisis tetangga terdekat.

Gambar 1. Diagram rata-rata bahan baku industri tenun ikat di Kecamatan Maduran
Kabupetan Lamongan
Dari ilustrasi pada Gambar 1, terlihat bahwa rata-rata bahan baku adalah sekitar 67%.

Gambar 2. Modal
Dari Gambar 2, terlihat bahwa rata-rata modal industri tenun ikat di Kecamatan
Maduran, Kabupaten Lamongan, adalah sekitar 58%.

Gambar 3. Tenaga kerja

Dari Gambar 3, terlihat bahwa rata-rata tenaga kerja dalam industri tenun ikat di
Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, adalah sekitar 63%.

Gambar 4. Pemasaran

Page | 9
Dari Gambar 4, terlihat bahwa rata-rata tingkat pemasaran industri tenun ikat di
Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, adalah sekitar 72%.

Gambar 5. Lokasi Bahan baku


Dari Gambar 5, terlihat bahwa rata-rata tingkat aksesibilitas industri tenun ikat di
Kecamatan Maduran, Kabupaten Lamongan, adalah sekitar 81%.

Dari hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor utama yang mendukung industri ini adalah ketersediaan bahan baku sebesar 67%, tenaga
kerja sebesar 63%, dan aksesibilitas sebesar 81%. Namun, pengrajin menghadapi hambatan
dalam mendapatkan modal sebesar 58% dan dalam hal pemasaran sebesar 60%, juga mengalami
beban biaya produksi yang tinggi. Kedua, meskipun teori lokasi Weber mengutamakan aspek
tenaga kerja, hasil perhitungan menunjukkan bahwa industri ini tidak sesuai dengan prinsip-
prinsip teori lokasi Weber, melainkan lebih cocok dengan teori lokasi yang memaksimalkan laba,
seperti yang diajukan oleh Smith

2. Pemetaan Industri Rokok di Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus (Suwiani Pusposari - 2005)

Kajian empiris ketiga dilakukan dengan metode pengumpulan data melibatkan teknik
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data hasil survei kemudian dianalisis dengan
menggunakan metode survei. Data yang telah terkumpul disusun ke dalam tabel- tabel dan
kemudian diinterpretasikan secara rinci. Proses pemetaan dilakukan untuk menghasilkan peta
lokasi industri rokok berdasarkan hasil analisis data yang telah disusun dengan cermat.

Gambar 6. Diagram Alir penentuan Lokasi Tabel

Page | 10
Bahan Baku Rokok

Dari data yang tercantum dalam tabel, dapat disimpulkan bahwa ketiga perusahaan rokok
menggunakan bahan baku yang sama, yaitu tembakau, cengkeh, dan saos/flavour. Namun, proporsi
atau komposisi bahan-bahan tersebut berbeda di setiap perusahaan. Proses perolehan bahan baku
dilakukan dengan mengirimkannya atau mendatangkannya langsung dari lokasi bahan baku. Biaya
pengiriman barang telah termasuk dalam biaya yang harus dibayar, sehingga perusahaan menerima
bahan baku dengan harga bersih setelah biaya pengiriman dipotong.
Tabel Hambatan dalam memperoleh bahan baku pada perusahaan rokok

Dari data yang tertera dalam tabel, dapat disimpulkan bahwa ketiga perusahaan rokok
mengalami hambatan serupa dalam memperoleh bahan baku. Kendalanya adalah fluktuasi harga
cengkeh dan kertas, yang menyebabkan gangguan dalam proses produksi industri rokok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kabupaten Kudus memiliki masterplan yang
menetapkan lokasi industri di pinggiran kota untuk pembangunan yang terorganisir. Keputusan ini
bertujuan agar perkembangan wilayah lebih terarah. Industri rokok di Kecamatan Mejobo
dipilih karena aksesibilitas yang mudah, dekat dengan jalan raya utama, dan ketersediaan tenaga
kerja yang mencukupi. Masyarakat setempat mendukung keberadaan industri rokok karena
berpotensi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan. Bahan baku utama rokok
meliputi tembakau, cengkeh, saos, lem, dan kertas. Kendala utama dalam produksi adalah fluktuasi
harga cengkeh dan kertas. Industri rokok ini memiliki pasar domestik dan internasional, meskipun
dihadapkan pada persaingan yang ketat. Tenaga kerja berasal sebagian besar dari Kecamatan
Mejobo, dengan kriteria rekrutmen berbasis ijazah dan keterampilan. Upaya meningkatkan kualitas
tenaga kerja melibatkan pelatihan, pendidikan lanjut, serta seminar. Pekerjaan ini didominasi oleh
wanita, sebagian besar karena faktor keahlian.

Menurut Zuliarni dan Hidayat tahun 2013 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis
Faktor Pertimbangan Pebisnis Restoran Kelas Kecil di Lingkungan Kampus Universitas Riau dalam
Pemilihan Lokasi Usaha, pemilihan lokasi usaha merupakan salah satu keputusan bisnis yang harus
dibuat secara hati-hati, karena ketepatan pemilihan lokasi usaha memiliki kekuatan untuk membuat
(atau menghancurkan) suatu strategi bisnis. Dalam penelitian ini terdapat 5 faktor pemilihan lokasi
dan dijadikan subvariabel yaitu, akses, visibilitas, tempat parkir, lingkungan dan persaingan.
Penarikan sampel sebanyak 46 responden dengan menggunakan metode sensus. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor yang sangat penting dalam pemilihan lokasi usaha adalah akses,
visibilitas, lingkungan, tempat parkir. sementara faktor lain yang dianggap penting bagi pemilik usaha
adalah persaingan.
Menurut Sastrawan tahun 2015 dalam jurnalnya yang berjudul Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Usaha Pedagang Kaki Lima di Pantai Penimbangan Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

Page | 11
1. faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemilihan lokasi usaha pedagang kaki lima (PKL)
2. faktor apa yang paling dominan mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL, (3) masalah
yang dihadapi PKL di Pantai Penimbangan dan bagaimana solusinya. Data dikumpulkan
dengan metode dokumentasi, kuesioner dan wawancara kemudian dianalisis dengan analisis
faktor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan
lokasi usaha PKL adalah aksesibilitas, visibilitas, lalulintas (traffic), tempat parkir, ekspansi,
lingkungan, persaingan, peraturan pemerintah. 21 (2) faktor yang paling dominan
mempengaruhi pemilihan lokasi usaha PKL adalah faktor aksesbilitas sebesar 56,331%.
3. masalah yang di hadapi PKL adalah kepastian penempatan lokasi, retribusi, permodalan,
tingkat kehadiran konsumen bersifat incidental dan lingkungan yg kotor. Solusi dari masalah
tersebut adalah PKL sudah memiliki ijin usaha yang pasti, jumlah retribusi disesuaikan
dengan pendapatan PKL, adanya fasilitas bagi PKL dalam memperoleh modal dari bank dan
peningkatan pelayan dan disediakannya petugas kebersihan oleh dinas terkait.

PENUTUP & KESIMPULAN

Pemilihan lokasi berdasarkan faktor lingkungan bisnis berpengaruh terhadap keberhasilan


usaha. Artinya semakin baik kondisi lingkungan bisnis disekitar lokasi usaha maka akan semakin
mudah keberhasilan usaha dapat tercapai. Sebaliknya semakin buruk kondisi lingkungan bisnis
disekitar lokasi usaha maka akan semakin sulit pula tencapainya keberhasilan usaha .Pemilihan
lokasi berdasarkan faktor biaya lokasi berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Artinya semakin
besar biaya yang di keluarkan untuk memperoleh lokasi usaha maka semakin strategis lokasi
tersebut. Semakin strategis lokasi, semakin cepat keberhasilan usaha tercapai. Begitupun
sebaliknya semakin kecil biaya yang di keluarkan untuk memperoleh lokasi usaha maka semakin
tidak strategis lokasi tersebut. Semakin tidak strategis lokasi maka akan semakin sulit pula
tercapainya keberhasilan usaha
Dalam melakukan pembangunan wilayah pedesaan dengan menggunakan teori lokasi yaitu
kegiatan yang menitik beratkan dalam hal keruangan. Pembangunan wilayah dengan
menggunakan teori lokasi ini dilakukan dengan cara mengoptimalkan pemanfaatan ruang sehingga
dapat menemukan banyak lokasi yang dapat dijadikan sebagai pusat atau kegiatan ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

Muzayanah. 2015. “Terapan Teori Lokasi Industri (Contoh Kasus Pengembangan Kawasan Industri
Kragilan Kabupaten Serang)”. Jurnal Geografi. Vol 13 (2) : hal. 116-135.

Edwards E, Mary. (2007). Regional and Urban Economics and Economic and Development. Book
of Regional,

Page | 12

Anda mungkin juga menyukai