Pendahuluan
2. Definisi
2.1 Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan berkelanutan telah menjadi focus United Bangsa selama beberapa dekade.
Pada tahun 2000, negara-negara anggota PBB menciptakan tujuan deklarasi milenium
(MDGs) sebagai serangkaian target internasional yang ambisius untuk peningkatan
pembangunan selama lima belas tahun pertama abad baru. Kedelapan tujuan tersebut
diharapkan dapat tercapai pada tahun 2015, dan ditargetkan untuk memberantas bidang-
bidang seperti kemiskinan dan kelaparan ekstrim, peningkatan pendidikan untuk semua,
kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, kematian anak, kesehatan ibu, HIV/AIDS
dan penyakit lainnya, kelestarian lingkungan. dan kemitraan global (Mulki, 2017).
Untuk mencapai SDGs, pembangunan berkelanjutan harus menggabungkan pembangunan
ekonomi dengan inklusi sosial dan kelestarian lingkungan. Meskipun pembangunan
berkelanjutan telah menjadi perhatian utama di negara-negara non- maju, implementasi
pembangunan berkelanjutan di Indonesia masih belum efektif karena implementasi SDGs
berfokus pada pembangunan nasional. Untuk mendukung pencapaian target SDGs di
Indonesia, diperlukan partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pelaku usaha
2.2 Tanggung jawab sosial perusahaan
Sejarah tanggung jawab sosial perusahaan menjadi perhatian global, meskipun tidak ada
definisi yang diterima secara umum, telah dikemukakan selama lebih dari 50 tahun. Berbagai
perspektif telah digunakan untuk menjelaskan CSR termasuk teori keagenan, teori
kelembagaan, teori legitimasi, pandangan berbasis sumber daya, teori ketergantungan sumber
daya dan teori pemangku kepentingan.Dahlsrud (2008) melakukan analisis dan
menyimpulkan bahwa definisi CSR harus mencakup lima aspek, yaitu lingkungan, sosial,
ekonomi, pemangku kepentingan, dan kesukarelaan. Namun, sebagian orang biasanya
mendefinisikan CSR sebagai komitmen perusahaan untuk meminimalkan atau
menghilangkan efek berbahaya dan memaksimalkan dampak jangka panjang yang
bermanfaat bagi masyarakat
Di era ini, kita hidup di dunia yang berurusan dengan isu-isu seperti perubahan iklim, spesies
terancam punah, ketidakstabilan keuangan, terorisme, pengangguran, penyakit fatal,
kekurangan air, malnutrisi, kemiskinan, dan konsumsi dan produksi yang tidak bertanggung
jawab yang terletak di dalam masyarakat dan muncul karena orang dan organisasi. Eskalasi
masalah global serius yang mengancam dunia kita telah mendorong orang, termasuk media,
untuk menuntut lebih banyak dari perusahaan
2.3 Kegiatan CSR yang mendukung SDGs
Dalam beberapa tahun terakhir, karena masalah kesehatan dan kelangsungan hidup yang
berkaitan dengan pencemaran lingkungan menjadi semakin menonjol, masyarakat secara
bertahap menjadi sadar akan perlindungan lingkungan dan banyak organisasi perlindungan
lingkungan non-pemerintah telah muncul mengemukakan bahwa perilaku konsumsi sangat
penting dalam mendukung hal-hal yang ramah lingkungan karena banyak kerusakan
lingkungan yang terjadi akibat konsumsi manusia yang tidak bertanggung jawab. Sejalan
dengan fenomena ini, proses produksi memainkan peran penting karena tahapan produksi
yang kompleks, termasuk konsumsi energi serta emisi dan limbah selanjutnya. Proses
produksi tersebut, dalam kaitannya dengan lingkungan, sudah seharusnya diperhatikan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan.