Anda di halaman 1dari 5

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

SGDGS NO 10 INDONESIA

Dosen Pengampu:
Dr. Helma Malini, SE.MM

Disusun Oleh:

KHUSNUL HAIRUNNISA

NIM : B1021221264

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
Millenium Development Goals (MDGs) merupakan deklarasi milenium hasil kesepakatan kepala
negara dan perwakilan dari 189 negara yang berupa delapan tujuan untuk dicapai pada tahun
2015. Sejak disepakatinya pada bulan September 2000, MDGs telah menjadi suatu paradigma
pembangunan hampir seluruh negara-negara di dunia. Walaupun tujuan dan target MDGs tidak
mengikat secara hukum, namun banyak negara-negara tetap memantau pencapaiannya melalui
beberapa indikator pencapaian di negaranya masing-masing. Hal ini menunjukan komitmen
masyarakat global terhadap pelaksanaan MDGs.

Banyak pihak yang melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan MDGs yang telah
diimplementasikan selama empat belas tahun di seluruh dunia. Walaupun masih banyak hal yang
belum dicapai, namun perlu diakui bahwa selama ini MDGs sudah membawa perubahan besar di
dunia. MDGs telah menjadi saksi sejarah proses pengurangan kemiskinan terbesar dalam sejarah
manusia. Penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per hari,
sudah berkurang setengah miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30 persen, dengan sekitar
tiga juta jiwa anak terselamatkan setiap tahunnya dibandingkan tahun 2000. Kematian akibat
malaria juga turun hingga seperempatnya (PBB, 2013).

Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan yang positif. Walaupun masih
ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja keras untuk mencapainya, tetapi sudah
banyak target yang telah menunjukan kemajuan yang signifikan bahkan telah tercapai. Indonesia
berhasil menurunkan proporsi penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 1,00 (PPP) per
kapita per hari dari 20,60 persen pada tahun 1990 menjadi 5,90 persen pada tahun 2008.
Pemerintah juga telah berhasil menurunkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan lanjutan.
Hal ini dapat dilihat dari penurunan yang signifikan pada indikator rasio APM perempuan
terhadap laki-laki SMA/MA/ Paket C dari 93,67 persen ada tahun 1993 menjadi 101,40 persen
pada tahun 2011. Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di Indonesia sudah berhasil mencapai
target MDGs yaitu dari 343 pada tahun 1990 menjadi 189 kasus per 100.000 penduduk pada
tahun 2011 (Bappenas, 2012).

Sebuah laporan satuan tugas PBB, yang mempersiapkan konferensi PBB mengenai
pembangunan berkelanjutan 2012 (yang juga dikenal dengan Rio+20), memuji kemajuan pesat
dalam pencapaian MDGs. Namun demikian laporan tersebut masih tetap menyoroti kendala dan
tantangan yang belum terselesaikan. Dalam kerangka MDGs, lingkungan hanya disebutkan di
bawah satu tujuan saja yakni tujuan ke-7, Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup.
Sebaiknya agenda pembangunan selanjutnya dapat memperkuat peran sentral faktor lingkungan
dan memperlakukan faktor lingkungan sebagai dasar bagi semua hasil pembangunan. MDGs
hanya fokus pada hasil yang seharusnya dicapai oleh negara berkembang, seperti memerangi
kemiskinan dan kelaparan serta membatasi peran negara maju untuk memberikan bantuan
pembangunan dan pendampingan

teknis.
Untuk agenda selanjutnya, banyak pihak yang menyuarakan tanggungjawab yang bisa

diterapkan di negara maju. MDGs juga hanya menekankan pada aksi di negara berkembang dan
kerangka bantuan tradisional. Kerjasama diantara sektor-sektor penting seperti sektor swasta dan
LSM transnasional justru jarang diwujudkan. Selain itu, banyak tujuan yang semata-mata fokus
pada kuantitas daripada kualitas hasil. Misal keamanan pangan diukur dari akses terhadap
makanan, bukan nutrisi. Pendidikan diukur melalui jumlah siswa masuk bukan angka kelulusan.

Setelah melihat perubahan besar karena penerapan MDGs, negara-negara telah memikirkan dan
merancang suatu agenda pembangunan baru yang harus disiapkan untuk menggantikan dan
meneruskan MDGs. Banyak pihak yang berpendapat bahwa agenda pembangunan yang
menetapkan keberlanjutan dan kesetaraan harus lebih diutamakan untuk menjadi agenda
pembangunan selanjutnya. Suatu agenda pembangunan yang berusaha untuk memenuhi
kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi
kebutuhan mereka. SDGs menjadi suatu hal yang paling sering dibicarakan untuk dijadikan
agenda pembangunan selanjutnya.

Istilah SDGs diusulkan untuk menjadi agenda pembangunan global pertama kali diusulkan oleh
pemerintah Kolombia, Peru, Guatemala dan Uni Emirat Arab sebelum konferensi Rio+20 pada
tahun 2012. SDGs diharapkan menjadi suatu agenda pembangunan yang akan menyelesaikan apa
yang telah ditetapkan oleh MDGs dan agenda pembangunan yang mampu menghadapi tantanga
lama dan baru yang semakin meningkat, setidaknya masalah perubahan iklim. SDGs juga
diharapkan menjadi suatu agenda transformasi yang akan membentuk kembali perkembangan
global yang bermanfaat bagi generasi yang akan datang. Sebagaimana hasil dari Konferensi
Pembangunan Berkelanjutan PBB 2012 (Rio20+) yang telah menegaskan bahwa semua
komunitas internasional harus melakukan pembangunan global dengan cara dimana semua
bangsa harus bertanggung jawab atas kesejahteraan manusia dan planet.

Kesenjangan pendapatan sedang mengalami kenaikan, 10 persen orang-orang terkaya menguasai


40 persen dari total pendapatan global. Di lain pihak, 10 persen orang-orang termiskin hanya
mendapat antara 2 sampai 7 persen dari total pendapatan global. Di negara-negara berkembang,
kesenjangan ini telah meningkat sebanyak 11 persen jika kita menghitung berdasarkan
pertumbuhan populasi.

Perbedaan yang semakin lebar adalah seruan untuk bertindak yang membutuhkan adopsi
kebijakan-kebijakan tepat untuk memberdayakan peraih pendapatan pada persentase terbawah
dan mendorong inklusi ekonomi untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras atau
etnis.

Kesenjangan pendapatan adalah masalah global yang membutuhkan solusi global. Hal ini
melibatkan perbaikan aturan, pengawasan pasar dan institusi finansial, serta mendorong bantuan
pembangunan dan investasi asing secara langsung pada wilayah-wilayah yang paling
membutuhkan. Memfasilitasi perpindahan dan pergerakan penduduk yang aman juga menjadi
kunci untuk menjembatani perbedaan yang semakin lebar.

Mengurangi kesenjangan adalah satu dari 17 Tujuan Global yang tersusun dalam Agenda
Pembangunan Berkelanjutan 2030. Dan pendekatan terpadu sangat penting demi kemajuan di
seluruh tujuan.

10.1 Pada tahun 2030, secara progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan pendapatan
penduduk yang berada di bawah 40% dari populasi pada tingkat yang lebih tinggi dari rata-rata
nasional.

10.2 Pada tahun 2030, memberdayakan dan meningkatkan inklusi sosial, ekonomi dan politik
bagi semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, difabilitas, ras, suku, asal, agama atau kemampuan
ekonomi atau status lainnya.

10.3 Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan hasil, termasuk dengan
menghapus hukum, kebijakan dan praktik yang diskriminatif, dan mempromosikan legislasi,
kebijakan dan tindakan yang tepat terkait legislasi dan kebijakan tersebut.

10.4 Mengadopsi kebijakan, terutama kebijakan fiskal, upah dan perlindungan sosial, serta
secara progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar.

10.5 Memperbaiki regulasi dan pengawasan pasar dan lembaga keuangan global, dan
memperkuat pelaksanaan regulasinya.

10.6 Memastikan peningkatan representasi dan suara bagi negara berkembang dalam
pengambilan keputusan di lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan internasional global, untuk
membentuk kelembagaan yang lebih efektif, kredibel, akuntabel dan terlegitimasi.

10.7. Memfasilitasi migrasi dan mobilitas manusia yang teratur, aman, berkala dan bertanggung
jawab, termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi yang terencana dan terkelola dengan baik.

10.a Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda bagi negara berkembang, khususnya
negara yang kurang berkembang, sesuai dengan kesepakatan World Trade Organization

10.b Mendorong bantuan pembangunan dan arus keuangan yang resmi, termasuk investasi asing
secara langsung, ke negara-negara yang paling membutuhkan, terutama negara kurang
berkembang, negara-negara Afrika, negara berkembang pulau kecil dan negara terkurung
daratan, sesuai dengan rencana dan program nasional mereka.

10.c Memperbesar pemanfaatan jasa keuangan bagi pekerja.


DAFTAR PUSTAKA

https://sdgs.bappenas.go.id/tujuan-10/

Anda mungkin juga menyukai