Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

PERANAN PARTAI POLITIK TERHADAP PERKEMBANGAN DEMOKRASI DI


INDONESIA DALAM RANGKA MEWUJUDKAN TUJUAN PEMBANGUNAN
MILENIUM / MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS ( MDGs )

OLEH :
MUHAMMAD YACOB
NIM
PRODI
MATA KULIAH
UPBJJ

: 018440194
: ILMU PEMERINTAHAN
: SISTEM POLITIK INDONESIA
: BANDA ACEH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS TERBUKA
BANDA ACEH
2016
BAB I
1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang.

Kehidupan yang layak dan kesejahteraan penduduk merupakan tujuan dari


pembangunan di setiap negara, agar keadaan bumi yang aman, makmur, dan sejahtera
dapat tercapai. Untuk mewujudkan semua itu, pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)
Milenium Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) bulan September 2000, sebanyak 189
negara anggota PBB yang diwakili oleh kepala negara dan kepala pemerintahan
sepakat untuk melahirkan sebuah deklarasi Millenium Development Goal (MDG)
atau dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai Tujuan Pembagunan Millenium baik
pada rakyatnya maupun secara bersama antar pemerintahan. MDG memiliki 8 tujuan,
18 target, dan 48 indikator yang telah disusun oleh konsensus para ahli dari sekretariat
PBB, Dana Moneter Internasional (IMF), Organisasi untuk Pembangunan dan
Kerjasama Ekonomi (OECD) dan Bank Dunia. Masing-masing indikator digunakan
untuk memonitor perkembangan pencapaian setiap tujuan dan target. Keikutsertaan
Indonesia menandatangani Millenium Development Goal (MDG), menjadikan
2.

Indonesia harus berusaha untuk turut mensukseskan MDG sebagai komitmen global.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang saya
ambil dalam makalah ini adalah Bagaimana implementasi peranan partai politik
terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan

3.

pembangunan milenium / millennium development goals (MDGs)


Tujuan Penulisan
Selain dari bagian tugas 1 mahasiswa Universitas Terbuka jurusan Ilmu
Pemerintahan mata kuliah Sistem Politik Indonesia, Penulisan Tugas ini bertujuan
untuk memberikan sumbangan pemikiran dan gambaran tentang peranan partai politik
terhadap perkembangan demokrasi di Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan
pembangunan milenium.
.

BAB II
4.

5.

ANALISA SITUASI.

Tujuan Pembangunan Milenium


Tujuan Pembangunan Milenium atau Millennium Development Goals (MDG).
Setiap tujuan memiliki satu atau beberapa target yang harus dicapai, yaitu
a. mengurangi kemiskinan dan kelaparan,
b. mencapai tingkat pendidikan dasar untuk semua,
c. mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan,
d. menurunkan kematian anak dan ibu,
e. meningkatkan kesehatan ibu,
f. mengatasi HIV/AIDS, Malaria dan berbagai penyakit menular lainnya,
g. memastikan kelestarian lingkungan hidup.
Arah dan Kebijakan Politik Nasional yang Terkait dengan MDG
a. Kemiskinan dan politik
Penanggulangan kemiskinan mendapat prioritas utama di dalam Propenas 20002004. Berdasarkan UU No.25/2000
b. Gizi Buruk dan Politik.
Pemerintah membuat prioritas kebijakan pangan dan gizi yang ditempuh melalui
Pemberdayaan keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kemandirian melalui
kegiatan berbasis masyarakat. Penerapan sanksi atas pelanggaran peraturan
perundang-undangan tentang pangan dan gizi.
c. Angka kematian ibu, bayi dan penyakit pada bayi dengan kebijakan politik.
Beberapa kebijakan pemerintah dalam menekan kematian ibu, bayi dan penyakit
pada bayi Pemerintah telah melakukan beberapa kebijakan antaranya program
atau gerakan Pekan Imunisasi Naional dn lain sebagianya dalam rangka
tercapainya kebutuhan ketercakupan imunisasi. Sebuah tujuan yang penting untuk

6.

menurunka angka kematian dibawah 5 tiap 1000 kelahiran hidup.


Program Partai Politik yang Terkait dengan MDG
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang merupakan representasi partai-partai
politik di Indonesia juga mengambil perannya dalam mewujudkan target-target yang
ada dalam MDG Indonesia. Dalam rapat paripurna DPR, dilakukan pembahasan
menyangkut bidang ekonomi dan keuangan, kinerja pemerintah di bidang itu telah
menunjukkan kemajuan. Terutama bidang stabilitas ekonomi makro seperti ditandai
dengan penurunan laju inflasi dan suku bunga perbankan serta peningkatan stabilitas
kurs dan harga pasar saham. Namun kemajuan itu belum sepenuhnya dapat mengatasi
berbagai masalah. Seperti pengangguran yang terus melonjak, ekspor menurun,
investasi belum pulih sesuai dengan harapan, jumlah penduduk di bawah garis
kemiskinan meningkat, dan pendapatan masyarakat rendah. Pada bidang agama dua

masalah perlu pencermatan menyangkut kerukunan umat beragama yang mengalami


banyak hambatan, sehingga mengganggu persatuan dan kesatuan bangsa.
BAB III

PEMBAHASAN.
Peran Partai Politik dalam Mensukseskan Pembangunan Millenium

Pembangunan Millenium yang lebih populer dengan sebutan MDGs atau Millennium
Development Goals merupakan proyek kemanusiaan yang disepakati para anggota
PBB termasuk Indonesia pada bulan September tahun 2000 di KTT global yang
melahirkan Millennium Declaration, inisiatif global mengurangi jumlah orang miskin
di dunia menjadi separuhnya pada tahun 2015.
Sejak dideklarasikan tahun 2000, capaian MDGs memang tidak semulus yang
diinginkan. Kesenjangan di tingkat global dan dalam suatu negara masih saja terjadi
dan menjadi faktor penghambat pencapaian MDGs. Kemunduran dalam pencapaian
MDGs juga dialami oleh Indonesia. Laporan A Future Within Reach (2006)
menempatkan Indonesia di kelompok terbawah bersama Banglades, Laos, Mongolia,
Myanmar, Pakistan, Papua Nugini, dan Filipina (Kompas, 3/3/2007). Mundurnya
Indonesia dalam capaian MDGs dapat dilihat pada buramnya potret kesejahteraan
masyarakat. Angka kemiskinan, misalnya, bertambah dari 15,97 persen (Februari
2005) menjadi 17,75 persen (Maret 2006) (BPS, 2006). Ratusan ribu prasarana
pendidikan yang rusak, di Jawa Barat ada 58.511 ruang kelas, Sumatera Selatan
88.000 ruang kelas, Jawa Tengah 2000 ruang kelas, dll (Kompas, Agustus/12/2007).
Erna Witoelar yang memperoleh kepercayaan menjadi Special Ambassador United
Nation sehubungan dengan agenda MDGs mengatakan kemunduran Indonesia dan
sejumlah negara lain itu terkait dengan konflik politik dan bencana alam yang
diakibatkan oleh kerusakan ekologis.
Menurutnya, konflik politik menarik mundur upaya pemerintah dalam
memerangi kemiskinan serta mengalihkan perhatian pemerintah sehingga masalah
sosial yang dihadapi masyarakat miskin menjadi terbengkalai (Antara News,
20/04/2007). Senada dengan pernyataan Erna, William Easterly, guru besar ekonomi
dari New York University dan mantan ekonom Bank Dunia menyebutkan, masalah di
negara-negara miskin dan berkembang acapkali berakar dalam institusi di negara
mereka sendiri, dimana politisi dan pelayan publik tidak bertanggung jawab kepada
warga negaranya. Padahal - meminjam Erna - tata pemerintahan yang baik sangat
penting untuk penanggulangan kemiskinan.

Penyelesaian problem kemiskinan tentunya dapat tercapai dan dipenuhi dari


anggaran pemerintah baik melalui APBN maupun APBD. Kompleksitas problem
kemiskinan dan pemiskinan di Indonesia, sangat terkait erat dengan isu-isu sosial
seperti rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, pelayanan kesehatan yang tidak
terjangkau rakyat miskin, kerusakan lingkungan hidup, meningkatnya angka penderita
HIV/AIDS, serta kematian ibu dan balita. (Antara News, 20/04/2007). Namun,
kondisi ini seringkali diperparah dengan kenyataan bahwa negara berkembang dengan
potensi pasar luas seperti Indonesia sering ditekan lembaga multilateral (terutama
WTO, IMF, dan Bank Dunia) serta negara adidaya (khususnya AS) untuk membuka
pasarnya dan menghilangkan subsidi berdampak pada anjloknya tingkat upah dan
meningkatnya PHK yang berarti meningkatnya jumlah orang miskin (Ivan Hadar,
2007). Di tambah lagi dengan bukti terdahulu yang dilaporkan PBB (UNDP, 1999),
bahwa ketimpangan antara orang miskin dan kaya di dalam negara atau antar negara
sangat cepat meluas disebabkan oleh sistem perdagangan dan keuangan global.
Fakta-fakta tersebut memperlihatkan betapa pentingnya upaya nasional yang
melibatkan seluruh elemen penyelengara negara dan masyarakat, tidak terkecuali
partai politik untuk mengubah kondisi menjadi lebih baik. Peran partai politik menjadi
sangat penting mengingat keberadaan mereka sebagai pilar negara, turut menentukan
keberhasilan agenda besar pembangunan bangsa sekaligus diharapkan menjadi
problem solver berbagai persoalan yang melilit bangsa.
Penguatan peran partai politik dalam keberhasilan MDGs sangat ditentukan
oleh besarnya komitmen elit partai dalam menjunjung tinggi supremasi hukum,
demokrasi dan hak asasi manusia serta menciptakan iklim yang kondusif untuk
menyejahterakan masyarakat. Elit partai juga harus menunjukan komitmen luhurnya
menjalankan fungsi dan tugasnya sebagai penyerap, penghimpun dan penyalur
aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan
kebijakan negara yang berpihak kepada masyarakat.
Prasyarat ini penting dilakukan. Investasi dan strategi yang hati-hati meminjam Messner dan Wolff (the MDGs, Thinking Beyond the Sachs Report, 2005)
- hanya dapat berhasil apabila para elite di negara berkembang berkomitmen kepada
diri mereka sendiri dengan melaksanakan prinsip good governance. Model investasi
untuk memberdayakan orang miskin di setiap negara selain didasarkan pada kebijakan
ekonomi dan sosial, juga bergantung pada strategi-strategi untuk mengembangkan
atau memperkuat institusi MDGs yang relevan. Konsisten pada upaya antikorupsi,
investasi penguatan dan peningkatan efektitivitas administrasi publik, pelaksanaan

aturan hukum, transparansi dan akuntabilitas dalam bisnis dan politik serta upaya
memperkuat hak asasi manusia adalah kunci membangun strategi pencapaian MDGs.
Disinilah momentum penting bagi partai politik memainkan peran dan fungsi
strategisnya dalam keberhasilan MDGs dengan memberikan prioritas yang lebih
tinggi kepada upaya-upaya sistematis menyelesaikan berbagai problem sosial kemanusiaan seperti halnya termuat dalam delapan goals MDGs.. Sudah saatnya elit
partai meninggalkan budaya politik yang sarat dengan perilaku politik pragmatis yang
gemar mengumbar libido kekuasaan.
Sehingga mampu memaksimalkan perannya dalam mendorong investasi riil
dan meminimalkan spekulasi keuangan, mendukung swasembada dan kemandirian
lokal ketimbang terus menerus menciptakan ketergantungan global. Pemerintah harus
didorong untuk menekan berbagai kepentingan lembaga keuangan dan korporasikorporasi global sehingga tunduk, bertanggungjawab terhadap aturan-aturan dan nilainilai demokratis. Tataran-tataran nilai yang dimulai dari demokrasi, keadilan,
transparansi, keberlanjutan lingkungan hidup dan subsidiaritas yang kesemuanya itu
menunjukan keberpihakan kepada kaum miskin, hak-hak asasi manusia serta
kelestarian planet bumi ketimbang hak-hak dan keuntungan korporasi besar yang
terus berkepentingan memijakan modalnya di tanah air tercinta.
7. KESIMPULAN
Peran partai politik sangat penting sebagai pilar negara menentukan
keberhasilan agenda besar pembangunan bangsa sekaligus menjadi problem solver
berbagai persoalan yang melilit bangsa. Pencapaian target-target MDG harus
diselaraskan dengan tujuan Pembangunan Nasional Indonesia. Hal ini akan bisa
dilakukan apabila ada dukungan dari pemerintah sebagai lembaga eksekutif pelaksana
pemerintahan dengan DPR sebagai lembaga legislatif yang membuat acuan untuk
terlaksananya pembangunan Indonesia dengan baik.
8. SARAN
Untuk mencapai target-target MDG, pemerintah harus tetap berkomitmen
untuk melaksanakan MDG Goal sebagai acuan. Pemerintah juga harus mampu
Mendorong, memberikan motivasi kepada seluruh rakyat, agar bersama-sama
menerapkan program MDG demi kesejahteraan rakyat. Dalam Pembuatan kebijakan
pemerintah bersama lembaga perwakilan rakyat diharapkan lebih berpihak kepada
rakyat dan mendukung pencapaian target MDG
9. DAFTAR PUSTAKA

Laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia;


Februari 2004; IndonesiaMDG_BI.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Tujuan_Pembangunan_Milenium
BAPPENAS,2010; Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Di Indonesia
2010; Kementrian Perencanaan Pembangunan Nasional/BAPPENAS. ISBN-979
3764-64-1.
Peter Stalker. 2007, Kita Suarakan Millenium Development Goals (MDGs) Demi
Pencapaiannya di Indonesia. Jakarta; BAPPENAS dan UNDP

Anda mungkin juga menyukai