Anda di halaman 1dari 39

SUSTAINABLE DEVELOPMENT

GOALS

Disusun Oleh :

Andika Yusuf R 1218011015


Asep Setya R 1218011000
Ika Agustin Putri H 1218011076
Karina 1218011089

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan masa kini adalah pembangunan yang bersifat sementara dan


perkembangan masyarakat yang serba instan dan bersifat asal jadi
menyebabkan budaya konsumtif semakin mendarah daging pada sebagian
besar masyarakat (United Nations, 2014). Hingga akhirnya pada tahun 2000,
untuk pertama kalinya PBB memfasilitasi terbentuknya kesepakatan
pembangunan multilateral yang melibatkan seluruh Negara yang tergabung
ke dalam PBB. Kesepakatan ini bernama Millenium Development Goals yang
berisi berbagai indikator dan tujuan pembangunan internasional selama 15
tahun ke depan. Isu-isu pinggiran seperti kesehatan reproduksi dan kesetaraan
gender yang tadinya kurang mendapat porsi lebih dalam pembangunan mulai
mendapatkan perhatian. Berbagai Negara menyadari pentingnya isu ini untuk
mendukung pembangunan dan perdamaian dunia (Prapti, 2015).

Di tahun 2015, MDGs berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak
juga yang masih jauh dari target. Dunia pun berubah. MDGs dari yang
awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia
terkini. Berbagai actor pembangunan internasional pun merumuskan
pengganti MDGs sehingga terbentuk skema pembangunan multilateral
terbaru yakni yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals/SDGs .
Agenda SDGs atau disebut juga dengan AGENDA 2030 akan menjadi
kerangka kerja pembangunan global baru dalam melaksanakan pembangunan
berkelanjutan (Prapti, 2015).

SDGs adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs.


Masa berlakunya 20152030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara
berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan
169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan

2
negaranegara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi
yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negaranegara berkembang
(kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan,
perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air minum) (Santono,2015).

Sustainable developmental goals atau sasaran pembangunan yang


berkelanjutan menjadi salah satu kata kunci penting yang mendasari kerangka
pembangunan di seluruh dunia saat ini. Bermula dari kesadaran bahwa bumi
dan sumber daya alam yang terdapat masa kini ini bukan semata milik
generasi saat ini akan tetapi perlu dilestarikan dalam rangka memastikan
kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan
pembangunan untuk generasi masa depan. (United Nations, 2014)

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang


mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama
berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu
deflation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim semakin
krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan pembangunan
yang lebih berpihak pada kaum miskin. Berbeda halnya dengan MDGs yang
ditujukan hanya pada negara-negara berkembang, SDGs memiliki sasaran
yang lebih universal. SDGs dihadirkan untuk menggantikan MDGs dengan
tujuan yang lebih memenuhi tantangan masa depan dunia (Badan Pusat
Statistik, 2014).

Dari pengalaman era MDGs (20002015), Indonesia ternyata belum berhasil


menurunkan angka kematian ibu, akses kepada sanitasi dan air minum, dan
penurunan prevalansi AIDS dan HIV. Sehingga dibentuk program
pembangunan berkelanjutan untuk memperbaiki program era MDGs melalui
SDGs (Santono,2015).

.
1.2 Tujuan Penulisan

3
Adapun tujuan peulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Memenuhi tugas kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung.
2. Menjelaskan tentang sejarah singkat, tujuan, target, indikator SDGs
dan penerapannya di Indonesia.
3. Menjelaskan tentang perbandingan MDgs dengan SDgs

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

4
2.1 Perkembangan MDGs Menjadi SDGs

Pada bulan September tahun 2000, saat berlangsungnya pertemuan


Persatuan Bangsa-Bangsa di New York, Kepala Negara dan perwakilan dari
189 negara menyepakati Deklarasi Milenium yang menegaskan kepedulian
utama secara global terhadap kesejahteraan masyarakat dunia. Tujuan
Deklarasi yang disebut Tujuan Pembangunan Milenium (Millennium
Development Goals -MDGs) menempatkan manusia sebagai fokus utama
pembangunan dan mengartikulasi satu gugus tujuan yang berkaitan satu
sama lain ke dalam agenda pembangunan dan kemitraan global. Setiap
tujuan dijabarkan ke dalam satu sasaran atau lebih dengan indikator yang
terukur yaitu: terkait pengurangan kemiskinan, pencapaian pendidikan
dasar, kesetaraan gender, perbaikan kesehatan ibu dan anak, pengurangan
prevalensi penyakit menular, pelestarian lingkungan hidup, dan kerjasama
global. MDGs yang didasarkan pada konsensus dan kemitraan global ini,
juga menekankan kewajiban negara maju untuk mendukung penuh upaya
tersebut (Bappenas, 2011).

Upaya yang dilakukan pemerintah dalam pencapaian target-target


MDGs,dengan mengintegrasikan prioritas MDGs dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN 2005-2025), Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2005-2009 dan 2010-
2014), Rencana Pembangunan Tahunan Nasional (RKP), serta dokumen
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sebagai realisasinya,
maka melalui Instruksi Presiden No.3 Tahun 2010 telah ditetapkan tujuan
prioritas pembangunan yang berkeadilan yang berpihak pada pencapaian
MDGs. Sebagai salah satu bentuk implementasi dari Inpres No.3 Tahun
2010, maka Kementerian PPN/Bappenas telah menyusun Peta Jalan (Road
Map) pencapaian tujuan pembangunan MDGs yang diikuti dengan
penyusunan Rencana Aksi Daerah (RAD) untuk percepatan pencapaian
MDGs yang difasilitasi langsung oleh Bappenas dan Bappeda. Selanjutnya

5
masing-masing Kepala Daerah akan mengesahkan Rencana Aksi Daerah
(RAD) MDGs tersebut (Bappenas, 2011).
Di Indonesia, pelaksanaan MDGs telah memberikan perubahan yang positif.
Walaupun masih ada beberapa target MDGs yang masih diperlukan kerja
keras untuk mencapainya, tetapi sudah banyak target yang telah menunjukan
kemajuan yang signifikan bahkan telah tercapai. Penduduk yang hidup di
bawah garis kemiskinan internasional, yaitu $1,25 per hari, sudah berkurang
setengah miliar. Laju kematian anak turun lebih dari 30 persen, dengan
sekitar tiga juta jiwa anak terselamatkan setiap tahunnya dibandingkan
tahun 2000. Kematian akibat malaria juga turun hingga seperempatnya.
Indonesia berhasil menurunkan proporsi penduduk dengan pendapatan
kurang dari US$ 1,00 (PPP) per kapita per hari dari 20,60 persen pada tahun
1990 menjadi 5,90 persen pada tahun 2008. Pemerintah juga telah berhasil
menurunkan ketimpangan gender di tingkat pendidikan lanjutan. Hal ini
dapat dilihat dari penurunan yang signifikan pada indikator rasio Angka
Partisipasi Murni (APM) perempuan terhadap laki-laki SMA/MA/ Paket C
dari 93,67 persen ada tahun 1993 menjadi 101,40 persen pada tahun 2011.
Selain itu, angka kejadian tuberkulosis di Indonesia sudah berhasil
mencapai target MDGs yaitu dari 343 pada tahun 1990 menjadi 189 kasus
per 100.000 penduduk pada tahun 2011 (BPS, 2015).

Di tahun 2015, MDGs berakhir. Banyak target yang terpenuhi dan banyak
juga yang masih jauh dari target. Dunia pun berubah. MDGs dari yang
awalnya berisi 8 tujuan dirasakan perlu disesuaikan dengan kondisi dunia
terkini. Berbagai actor pembangunan internasional pun merumuskan
pengganti MDGs sehingga terbentuk skema pembangunan multilateral
terbaru yakni yang dikenal sebagai Sustainable Development Goals/SDGs .
Agenda SDGs atau disebut juga dengan AGENDA 2030 akan menjadi
kerangka kerja pembangunan global baru dalam melaksanakan
pembangunan berkelanjutan (Prapti, 2015).

2.2 Pencapaian MDGs dalam Bidang Kesehatan

6
Kematian ibu di Indonesia masih tetap tinggi, dan ada lima penyebab
kematian ibu seperti perdarahan, hipertensi pada kehamilan, infeksi,
persalinan macet, macet dan aborsi. Dan dari penyebab ini, perdarahan,
hipertensi pada kehamilan, dan infeksi dominan dalam kematian ibu. Proporsi
dari tiga penyebab kematian ibu sebenarnya telah berubah, yang pendarahan
dan infeksi cenderung menurunkan sementara meningkatkan proporsi
hipertensi pada kehamilan. Hal ini lebih dari 30% dari kematian ibu di
Indonesia di 2010 disebabkan oleh hipertensi pada kehamilan. Ada tiga jenis
daerah intervensi untuk mengurangi angka kematian dan maternal dan
morbiditas neonatal, yaitu melalui: kenaikan pertama dalam perawatan
antenatal mampu mendeteksi 21 dan menangani kasus 22 dari berisiko tinggi
memadai; Bantuan kedua persalinan bersih 18 dan aman dengan kesehatan
yang terampil personel, 20 pasca-persalinan perawatan dan kelahiran; 23
kebidanan ketiga dan perawatan neonatal dan dasar yang komprehensif yang
dapat dicapai (Tosepu, 2016).

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun 2010-2014, 24 ditargetkan


pada akhir 2014 di masing-masing kabupaten / kota ada di Setidaknya empat
pusat kesehatan mampu Neonatal dasar rawat inap dan Kabupaten Rumah
Sakit mampu menerapkan komprehensif. 25 Melalui pengelolaan dasar dan
perawatan neonatal komprehensif, kesehatan pusat dan rumah sakit
diharapkan menjadi institusi terkemuka di mana komplikasi dan rujukan
kasus dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Nutrisi Anak 4 Di antara 33
provinsi di Indonesia, ada 19 provinsi memiliki prevalensi balita gizi di atas
nasional Tingkat prevalensi, mulai dari 19,7% sampai dengan 33,1%. Atas
dasar target MDG pada 2015, itu tiga provinsi yang memiliki mencapai
sasaran, yaitu 13,2% di Bali, 14,0% di Jakarta, dan 15,1% di Bangka
Belitung. Kondisi ini masih tetap masalah serius, terutama bagi mereka
provinsi memiliki prevalensi malnutrisi pada anak balita antara 20,0-29,0%,
dan dianggap sangat tinggi ketika prevalensi lebih dari 30% (Tosepu, 2016).

7
Daerah ini terkena malaria terutama di Timur Indonesia, 30 terutama Papua
provinsi yang terletak sebagai endemik malaria, 31 morbiditas peringkat
pertama dari 10 penyakit utama. Malaria di Papua masih sulit untuk
memberantas karena tidak memadai peraturan lingkungan, rendah status
ekonomi yang mengarah ke malnutrisi, 32 pelayanan kesehatan terbatas dan
kurangnya tenaga medis, resistensi obat disebabkan oleh orang-orang yang
tidak mematuhi di minum obat dan perilaku kurang mendukung gaya hidup
sehat. Dalam hal ini, mobilitas orang ke daerah ini 33 memiliki risiko besar
tertular malaria. Di samping itu, Perubahan iklim, 34 kebakaran hutan 35 dan
Proses perkembangan pesat menyebabkan penyebaran penyakit. Oleh karena
itu, Malaria membutuhkan penanganan multidimensi, baik masyarakat dan
pemerintah harus aktif dalam mengatasi masalah ini. Publik tenaga kesehatan
sebagai bagian dari tenaga kesehatan di Indonesia memiliki berbagai metode
dalam memecahkan kasus malaria. metode-metode termasuk upaya
pencegahan dengan melakukan Pendekatan masyarakat. 36 Pendekatan ini
sangat penting karena akan menyebabkan kepercayaan publik terhadap
pelayanan kesehatan pekerja. Tahap berikutnya dari petugas kesehatan akan
dengan mudah memberikan masukan dan kesehatan pesan pesan mereka.
Sehingga pembentukan kepercayaan antara masyarakat dan petugas kesehatan
adalah kunci keberhasilan program kesehatan, seperti pendidikan kesehatan
program (Tosepu, 2016).

2.3 Pengertian SDGs

Sustainable Development Goals atau SDGs adalah seperangkat program dan


target yang ditujukan untuk pembangunan global di masa mendatang.
SDGs menggantikan program MDGs (Millennium Development Goals),
sebuah program yang memiliki maksud dan tujuan yang sama yang akan
kadaluarsa pada akhir tahun 2015 ini. SDGs dibahas secara formal pada
United Nations Conference on Sustainable Development yang
dilangsungkan di Rio De Janiero, Juni 2012 (WHO, 2015)

8
SDGs adalah sebuah kesepakatan pembangunan baru pengganti MDGs.
Masa berlakunya 20152030 yang disepakati oleh lebih dari 190 negara
berisikan 17 goals dan 169 sasaran pembangunan. Tujuh belas tujuan dengan
169 sasaran diharapkan dapat menjawab ketertinggalan pembangunan
negaranegara di seluruh dunia, baik di negara maju (konsumsi dan produksi
yang berlebihan, serta ketimpangan) dan negaranegara berkembang
(kemiskinan, kesehatan, pendidikan, perlindungan ekosistem laut dan hutan,
perkotaan, sanitasi dan ketersediaan air minum) (Santono,2015).

Konsep SDGs ini diperlukan sebagai kerangka pembangunan baru yang


mengakomodasi semua perubahan yang terjadi pasca 2015-MDGs. Terutama
berkaitan dengan perubahan situasi dunia sejak tahun 2000 mengenai isu
deflation sumber daya alam, kerusakan lingkungan, perubahan iklim
semakin krusial, perlindungan sosial, food and energy security, dan
pembangunan yang lebih berpihak pada kaum miskin (UNDP, 2015).

2.4 Alasan Terbentuknya SDGs

Menurut T Brundtland Commission of the United Nations pada tahun 1987,


yang dikatakan sebagai Sustainable Development atau pembangunan
berkelanjutan adalah pembangunan yang dapat mencakup kebutuhan orang
banyak di masa depan tanpa menyepelekan kemampuan generasi
mendatang untuk menggapai segala kebutuhannya (UNDP, 2015).

SDGs, Sustainable Development Goals atau yang dikenal sebagai Global


Goals, dibuat berdasarkan 8 tujuan MDGs yang dilaksanakan pada tahun
1990-2015. MDGs mencakup isu memberantas kemiskinan, kelaparan,
penyakit, ketidaksetaraan gender, dan akses terhadap sanitasi. Dibalik
kesuksesan MDGs, ternyata secara global kemiskinan belum terhapuskan
secara menyeluruh (UNDP, 2015).

9
Global Goals hadir untuk melangkah lebih maju dibandingkan dengan
MDGs, mengacu kepada akar dari masalah kemiskinan dan kebutuhan yang
universal untuk berkembang yang berguna dan dibutuhkan oleh seluruh
warga dunia. Global Goals bertujuan untuk menyelesaikan MDGs yang
tertinggal, dan menjamin bahwa tidak ada hal lain yang tertinggal
dibelakang. SDGs atau Global Goals menjadi suatu program yang lebih
menyeluruh dan mendetail karena merupakan gabungan dari Global
Sustainability Objects / GSO dan MDGs (The Global Goals, 2015).

SDGs diadakan untuk mencakup kebutuhan seluruh warga dunia yang lebih
mendetail dan menyeluruh, dibandingkan dengan MDGs. SDGs juga tidak
memandang kondisi suatu negara, pada lingkungan maupun ekonominya,
untuk dibantu dengan program Development Goals secara menyeluruh. Di
dalam SDGs juga terdapat beberapa tujuan yang dikembangkan dari
indikator tujuan MDGs, contohnya antara lain (UNDP, 2015):
Tujuan pertama MDGs (Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan
Ekstrim) mencakup kedua fokus yang berbeda yaitu kemiskinan dan
kelaparan, sedangkan pada SDGs kedua fokus itu dijadikan dua tujuan
yang berbeda yaitu pada tujuan pertama SDGs (No Poverty) dan tujuan
kedua SDGs (Zero Hunger)
Tujuan keempat, kelima, dan keenam MDGs terkait kesehatan
(Menurunkan Angka kematian Anak, Meningkatkan Kesehatan Ibu, dan
Memerangi HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit Lain) tdak terdapat di
SDGs dan digantikan dengan Good Health and Well Being yang
mencakup kesehatan secara keseluruhan (mencakup kesehatan ibu,
penyakit-penyakit, kematian anak, dll) pada tujuan ketiga SDGs
Tujuan ketujuh MDGs (Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup)
memiliki beberapa indikator yang penting seperti proporsi rumah
tangga yang mendapat air minum layak kini menjadi tujuan keenam
SDGs, indikator terkait rumah tangga kumuh perkotaan kini menjadi
tujuan kesebelas SDGs.
Dan lain lain.

10
2.5 Tujuan, Target dan Indikator SDGs
Secara ringkas, tujuan, targer, dan indikator Sustainable Development Goals
(SDGs) adalah sebagai berikut (PBB, 2016) :

Tujuan 1. Mengkhiri segala bentuk kemiskinan di manapun


Target:
1.a. Memastikan mobilisasi sumber daya dari berbagai sumber, termasuk
melalui peningkatan kerjasama pembangunan, dalam rangka
menyediakan sarana yang memadai dan dapat diprediksi bagi negara-
negara berkembang, di negara-negara berkembang khususnya, untuk
melaksanakan program dan kebijakan untuk mengakhiri kemiskinan di
semua dimensi
1.b. Membuat kerangka kebijakan suara di tingkat nasional, regional dan
internasional, berdasarkan strategi pembangunan pro-miskin dan
sensitif gender, untuk mendukung percepatan investasi dalam
pemberantasan kemiskinan

Indikator:
1.1. Pada tahun 2030, memberantas kemiskinan ekstrim untuk semua orang
dimanapun, dengan penghasilan kurang dari $ 1,25 per hari
1.2. Pada tahun 2030, mengurangi setidaknya setengah proporsi laki-laki,
perempuan dan anak-anak dari berbagai usia yang hidup dalam
kemiskinan di seluruh dimensi menurut definisi nasional
1.3. Menerapkan sistem perlindungan sosial yang tepat secara nasional dan
pada tahun 2030 mencapai cakupan besar kaum miskin
1.4. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua laki-laki dan perempuan,
khususnya kaum miskin, memiliki hak yang sama terhadap sumber daya
ekonomi, serta akses ke layanan dasar, kepemilikan dan kontrol atas
tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, warisan, sumber daya alam,
yang sesuai teknologi baru dan jasa keuangan, termasuk keuangan mikro
1.5. Pada tahun 2030, membangun ketahanan masyarakat miskin dan mereka
dalam situasi rentan dan mengurangi eksposur dan kerentanan mereka
terhadap kejadian ekstrem yang berkaitan dengan iklim dan guncangan
ekonomi, sosial dan lingkungan lainnya dan bencana

Tujuan 2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan


meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan

11
Target:
2.a. Meningkatkan investasi, termasuk melalui kerja sama internasional
yang disempurnakan, di infrastruktur pedesaan, penelitian dan
penyuluhan pertanian, pengembangan teknologi dan tanaman dan bank
gen ternak dalam rangka meningkatkan kapasitas produktif pertanian di
negara-negara berkembang.
2.b. Memperbaiki dan mencegah pembatasan perdagangan dan distorsi
dalam pasar pertanian dunia, termasuk melalui penghapusan paralel
segala bentuk subsidi ekspor pertanian dan semua langkah ekspor
dengan efek setara, sesuai dengan amanat Putaran Pembangunan Doha
2.c. Mengadopsi langkah-langkah untuk memastikan berfungsinya pasar
komoditas makanan dan turunannya dan memfasilitasi akses yang tepat
terhadap informasi pasar, termasuk cadangan pangan, dalam rangka
untuk membantu membatasi volatilitas harga pangan yang ekstrim

Indikator:
3.1. Pada tahun 2030, mengakhiri kelaparan dan menjamin akses oleh semua
orang, khususnya orang miskin dan orang-orang dalam situasi rentan,
termasuk bayi, untuk makanan yang aman, bergizi dan cukup sepanjang
tahun
3.2. Pada tahun 2030, mengakhiri segala bentuk kekurangan gizi, termasuk
mencapai, pada tahun 2025, target yang disepakati secara internasional
pada stunting dan wasting pada anak di bawah usia 5 tahun, dan
memenuhi kebutuhan gizi remaja perempuan, ibu hamil dan menyusui
dan orang tua
3.3. Pada tahun 2030, dua kali lipat produktivitas pertanian dan pendapatan
produsen makanan skala kecil, khususnya perempuan, masyarakat adat,
petani keluarga, penggembala dan nelayan, termasuk melalui akses yang
aman dan sama dengan tanah, sumber daya produktif lainnya dan
masukan, pengetahuan, jasa keuangan, pasar dan peluang untuk
penambahan nilai dan pekerjaan non-pertanian
3.4. Pada tahun 2030, memastikan sistem produksi pangan yang
berkelanjutan dan menerapkan praktik tangguh pertanian yang
meningkatkan produktivitas dan produksi, yang membantu menjaga
ekosistem, yang memperkuat kapasitas adaptasi terhadap perubahan

12
iklim, cuaca ekstrim, kekeringan, banjir dan bencana lainnya dan
semakin meningkatkan lahan dan kualitas tanah
3.5. Pada tahun 2020, mempertahankan keragaman genetik benih, tanaman
dibudidayakan dan bertani dan peliharaan hewan dan spesies liar yang
terkait, termasuk melalui nyenyak dikelola dan beragam benih dan
tanaman bank di tingkat nasional, regional dan internasional, dan
mempromosikan akses dan adil dan merata berbagi manfaat yang timbul
dari pemanfaatan sumber daya genetik dan pengetahuan tradisional
terkait, seperti yang disepakati secara internasional

Tujuan 3. Menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong


kesejahteraan bagi semua orang di segala usia
Target:
3.a. Memperkuat pelaksanaan Organisasi Kesehatan Dunia Konvensi
Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau di semua negara, sesuai
3.b. Mendukung penelitian dan pengembangan vaksin dan obat-obatan untuk
penyakit menular dan tidak menular yang terutama mempengaruhi
negara-negara berkembang, menyediakan akses ke obat-obatan penting
dengan harga terjangkau dan vaksin, sesuai dengan Deklarasi Doha
Perjanjian TRIPS dan Kesehatan Masyarakat, yang menegaskan hak dari
negara-negara berkembang untuk menggunakan dengan penuh ketentuan
dalam Perjanjian tentang Aspek-aspek Perdagangan Hak Kekayaan
intelektual mengenai fleksibilitas untuk melindungi kesehatan
masyarakat, dan, khususnya, menyediakan akses ke obat-obatan untuk
semua
3.c. Substansial meningkatkan pembiayaan kesehatan dan rekrutmen,
pengembangan, pelatihan dan retensi tenaga kesehatan di negara-negara
berkembang, terutama di negara-negara yang kurang berkembang dan
pulau kecil negara berkembang
3.d. Memperkuat kapasitas semua negara, di negara-negara berkembang,
untuk peringatan dini, pengurangan risiko dan manajemen risiko
kesehatan nasional dan global

Indikator:
3.1. Pada tahun 2030, mengurangi angka kematian global ibu kurang dari 70
per 100.000 kelahiran hidup

13
3.2. Pada tahun 2030, akhir kematian dapat dicegah dari bayi yang baru lahir
dan anak di bawah 5 tahun, dengan semua negara yang bertujuan untuk
mengurangi angka kematian neonatal untuk setidaknya serendah 12 per
1.000 kelahiran hidup dan di bawah-5 kematian setidaknya serendah 25
per 1.000 kelahiran hidup
3.3. Pada tahun 2030, mengakhiri epidemi AIDS, tuberkulosis, malaria dan
penyakit tropis terabaikan dan memerangi hepatitis, penyakit yang
terbawa air dan penyakit menular lainnya
3.4. Pada tahun 2030, mengurangi oleh satu kematian prematur ketiga dari
penyakit tidak menular melalui pencegahan dan pengobatan dan
meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan
3.5. Memperkuat pencegahan dan pengobatan penyalahgunaan zat, termasuk
penyalahgunaan obat narkotika dan penggunaan berbahaya dari alcohol
3.6. Pada tahun 2020, membagi jumlah kematian global dan cedera akibat
kecelakaan lalu lintas jalan
3.7. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan kesehatan
seksual dan reproduksi, termasuk keluarga berencana, informasi dan
pendidikan, dan integrasi kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan
program nasional
3.8. Mencapai cakupan kesehatan universal, termasuk perlindungan
keuangan risiko, akses ke layanan perawatan kesehatan penting kualitas
dan akses ke aman, efektif, berkualitas dan terjangkau obat esensial dan
vaksin untuk semua
3.9. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi jumlah kematian dan
penyakit dari bahan kimia berbahaya dan udara, air dan polusi tanah dan
kontaminasi

Tujuan 4. Menjamin pendidikan yang inklusif dan berkeadilan serta


mendorong kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang
Target:
4.a. Membangun dan meningkatkan fasilitas pendidikan yang anak,
kecacatan dan sensitif gender dan menyediakan lingkungan belajar yang
aman, non-kekerasan, inklusif dan efektif untuk semua
4.b. Pada tahun 2020, secara substansial memperluas secara global jumlah
beasiswa yang tersedia untuk negara-negara berkembang, di negara-
negara kurang berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang

14
bekembang dan negara-negara Afrika, untuk pendaftaran di pendidikan
tinggi, termasuk pelatihan kejuruan dan teknologi informasi dan
komunikasi, teknis, teknik dan program ilmiah, di negara-negara maju
dan negara berkembang lainnya
4.c. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan pasokan guru yang
berkualitas, termasuk melalui kerjasama internasional untuk pelatihan
guru di negara-negara berkembang, terutama terbelakang negara dan
pulau kecil dan negara berkembang

Indikator:
4.1. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak
laki-laki menyelesaikan bebas, adil dan kualitas primer dan pendidikan
menengah yang mengarah ke hasil belajar yang relevan dan efektif
4.2. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua anak perempuan dan anak
laki-laki memiliki akses ke pengembangan anak usia dini yang
berkualitas, peduli dan pendidikan anak usia dini sehingga mereka siap
untuk pendidikan dasar
4.3. Pada tahun 2030, menjamin akses yang sama bagi semua perempuan dan
laki-laki untuk pendidikan yang terjangkau dan kualitas teknis, kejuruan
dan pendidikan tinggi, termasuk perguruan tinggi
4.4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan jumlah remaja dan
orang dewasa yang memiliki keterampilan yang relevan, termasuk
keterampilan teknis dan kejuruan, untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak
dan kewirausahaan
4.5. Pada tahun 2030, menghilangkan disparitas gender dalam pendidikan
dan menjamin akses yang sama untuk semua tingkat pendidikan dan
pelatihan kejuruan untuk rentan, termasuk penyandang cacat, masyarakat
adat dan anak-anak dalam situasi rentan
4.6. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua pemuda dan sebagian besar
orang dewasa, baik laki-laki dan perempuan, mencapai membaca dan
menghitung
4.7. Pada tahun 2030, memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh
pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan, termasuk antara lain, melalui pendidikan
untuk pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang berkelanjutan,

15
hak asasi manusia, kesetaraan gender, promosi budaya damai dan non-
kekerasan, dunia kewarganegaraan dan penghargaan keanekaragaman
budaya dan kontribusi budaya untuk pembangunan berkelanjutan

Tujuan 5. Mencapai kesetaraan gender serta Memberdayakan seluruh


wanita dan perempuan
Target:
5.a. Melakukan reformasi untuk memberikan wanita hak yang sama
terhadap sumber daya ekonomi, serta akses ke kepemilikan dan kontrol
atas tanah dan bentuk-bentuk lain dari properti, jasa keuangan, warisan
dan sumber daya alam, sesuai dengan hukum nasional
5.b. Meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, informasi
dan komunikasi khususnya teknologi, untuk mempromosikan
pemberdayaan perempuan
5.c. Mengadopsi dan memperkuat kebijakan yang sehat dan perundang-
undangan berlaku untuk promosi kesetaraan gender dan pemberdayaan
semua perempuan dan anak perempuan di semua tingkatan

Indikator:
5.1. Mengakhiri semua bentuk diskriminasi terhadap semua perempuan dan
anak perempuan di mana-mana
5.2. Menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap semua perempuan dan
anak perempuan di ruang publik dan swasta, termasuk perdagangan dan
seksual dan jenis-jenis eksploitasi
5.3. Hilangkan semua praktek-praktek berbahaya, seperti anak, awal dan
pernikahan paksa dan mutilasi alat kelamin perempuan
5.4. Kenali dan nilai dibayar perawatan dan pekerjaan rumah tangga melalui
penyediaan pelayanan publik, infrastruktur dan kebijakan perlindungan
sosial dan promosi tanggung jawab bersama dalam rumah tangga dan
keluarga sebagai tepat secara nasional
5.5. Menjamin partisipasi penuh dan efektif perempuan dan kesempatan yang
sama untuk kepemimpinan di semua tingkat pengambilan keputusan
dalam kehidupan politik, ekonomi dan masyarakat
5.6. Menjamin akses universal terhadap kesehatan seksual dan reproduksi
dan hak-hak reproduksi yang disepakati sesuai dengan Program Aksi
dari Konferensi Internasional tentang Kependudukan dan Pembangunan

16
dan Beijing Platform for Action dan dokumen hasil peninjauan
konferensi mereka

Tujuan 6. Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi yang


berkelanjutan bagi semua orang
Target:
6.a. Pada tahun 2030, memperluas kerjasama dan pembangunan kapasitas
internasional dukungan untuk negara-negara berkembang dalam
kegiatan air dan sanitasi-terkait dan program, termasuk pemanenan air,
desalinasi, efisiensi air, pengolahan air limbah, daur ulang dan
teknologi penggunaan kembali
6.b. Mendukung dan memperkuat partisipasi masyarakat lokal dalam
meningkatkan pengelolaan air dan sanitasi

Indikator:
6.1. Pada tahun 2030, mencapai akses universal dan adil terhadap air minum
yang aman dan terjangkau untuk semua
6.2. Pada tahun 2030, mencapai akses ke sanitasi dan kebersihan yang
memadai dan merata untuk semua dan mengakhiri buang air besar
terbuka, memberikan perhatian khusus pada kebutuhan perempuan dan
anak perempuan dan orang-orang dalam situasi rentan
6.3. Pada tahun 2030, meningkatkan kualitas air dengan mengurangi polusi,
menghilangkan dumping dan meminimalkan pelepasan bahan kimia
berbahaya dan bahan, mengurangi separuh proporsi air limbah yang
tidak diobati dan secara substansial meningkatkan daur ulang dan
penggunaan kembali aman secara global
6.4. Pada tahun 2030, secara substansial meningkatkan efisiensi penggunaan
air di semua sektor dan menjamin penarikan dan pasokan air tawar untuk
mengatasi kelangkaan air dan secara substansial mengurangi jumlah
orang yang menderita kelangkaan air yang berkelanjutan
6.5. Pada tahun 2030, menerapkan manajemen sumber daya air terpadu di
semua tingkatan, termasuk melalui kerjasama lintas batas yang sesuai
6.6. Pada tahun 2020, melindungi dan memulihkan ekosistem yang
berhubungan dengan air, termasuk pegunungan, hutan, lahan basah,
sungai, dan danau akuifer

17
Tujuan 7. Menjamin akses energi yang terjangkau, terjamin,
berkelanjutan dan modern bagi semua orang
Target:
7.a. Pada tahun 2030, meningkatkan kerjasama internasional untuk
memfasilitasi akses ke penelitian energi bersih dan teknologi, termasuk
energi terbarukan, efisiensi energi dan canggih dan teknologi bahan
bakar fosil bersih, dan mempromosikan investasi di bidang infrastruktur
energi dan teknologi energi bersih
7.b. Pada tahun 2030, memperluas infrastruktur dan meningkatkan teknologi
untuk penyediaan layanan energi modern dan berkelanjutan untuk
semua di negara-negara berkembang, di negara-negara kurang
berkembang khususnya, pulau kecil yang sedang bekembang, dan
negara-negara berkembang tanah-terkunci, sesuai dengan program
masing-masing dari dukungan

Indikator:
7.1. Pada tahun 2030, menjamin akses universal terhadap layanan energi
yang terjangkau, handal dan modern
7.2. Pada tahun 2030, meningkat secara substansial pangsa energi terbarukan
dalam bauran energi global
7.3. Pada tahun 2030, dua kali lipat tingkat global perbaikan dalam efisiensi
energi

Tujuan 8. Mendorong pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus,


inklusif, dan berkelanjutan, serta kesempatan kerja penuh dan produktif
dan pekerjaan yang layak bagi semua orang
Target:
8.a. Meningkatkan Bantuan untuk dukungan Perdagangan untuk negara-
negara berkembang, di negara-negara kurang berkembang khususnya,
termasuk melalui Kerangka Kerja Terpadu Peningkatan Perdagangan-
Terkait Bantuan Teknis ke Negara Terbelakang
8.b. Pada tahun 2020, mengembangkan dan mengoperasionalkan strategi
global untuk pekerjaan pemuda dan melaksanakan Global Jobs Pact
Organisasi Perburuhan Internasional

18
Indikator:
8.1. Mempertahankan per pertumbuhan ekonomi kapita sesuai dengan
keadaan nasional dan, pertumbuhan produk domestik khususnya,
setidaknya 7 persen gross per tahun di negara-negara berkembang
8.2. Mencapai tingkat yang lebih tinggi dari produktivitas ekonomi melalui
diversifikasi, peningkatan teknologi dan inovasi, termasuk melalui fokus
pada nilai tambah tinggi dan sektor padat karya
8.3. Mempromosikan kebijakan pembangunan yang berorientasi yang
mendukung kegiatan produktif, penciptaan lapangan kerja yang layak,
kewirausahaan, kreativitas dan inovasi, dan mendorong formalisasi dan
pertumbuhan usaha mikro, kecil dan menengah, termasuk melalui akses
ke layanan keuangan
8.4. Meningkatkan progresif, melalui 2.030, efisiensi sumber daya global
dalam konsumsi dan produksi dan usaha untuk memisahkan
pertumbuhan ekonomi dari degradasi lingkungan, sesuai dengan
kerangka 10-tahun dari program pada konsumsi dan produksi
berkelanjutan, dengan negara-negara maju memimpin
8.5. Pada tahun 2030, mencapai pekerjaan penuh dan produktif dan
pekerjaan yang layak untuk semua wanita dan pria, termasuk bagi orang-
orang muda dan penyandang cacat, dan upah yang sama untuk pekerjaan
yang sama nilainya
8.6. Pada tahun 2020, secara substansial mengurangi proporsi pemuda tidak
dalam pekerjaan, pendidikan atau pelatihan
8.7. Mengambil tindakan segera dan efektif untuk memberantas kerja paksa,
mengakhiri perbudakan modern dan perdagangan manusia dan
menjamin pelarangan dan penghapusan bentuk-bentuk pekerjaan
terburuk untuk anak, termasuk perekrutan dan penggunaan tentara anak,
dan pada tahun 2025 akhir pekerja anak dalam segala bentuk
8.8. Melindungi hak-hak buruh dan mempromosikan aman dan aman
lingkungan kerja untuk semua pekerja, termasuk pekerja migran, migran
perempuan khususnya, dan orang-orang dalam pekerjaan berbahaya
8.9. Pada tahun 2030, menyusun dan melaksanakan kebijakan untuk
mempromosikan pariwisata berkelanjutan yang menciptakan lapangan
kerja dan mempromosikan budaya lokal dan produk

19
8.10. Memperkuat kapasitas lembaga keuangan domestik untuk mendorong
dan memperluas akses ke perbankan, asuransi dan jasa keuangan untuk
semua

Tujuan 9. Membangun infrastruktur yang berketahanan, mendorong


industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan serta membina inovasi
Target:
9.a. Memfasilitasi pembangunan berkelanjutan dan tangguh infrastruktur di
negara-negara berkembang melalui dukungan keuangan, teknologi dan
teknis ditingkatkan untuk negara-negara Afrika, negara-negara
berkembang, terkurung daratan negara-negara berkembang dan pulau
kecil dan negara berkembang
9.b. Mendukung pengembangan teknologi dalam negeri, penelitian dan
inovasi di negara-negara berkembang, termasuk dengan memastikan
lingkungan kebijakan yang kondusif untuk, antara lain, diversifikasi
industri dan penambahan nilai komoditas
9.c. Secara signifikan meningkatkan akses ke informasi dan teknologi
komunikasi dan berusaha untuk menyediakan akses universal dan
terjangkau ke Internet di negara-negara berkembang pada tahun 2020

Indikator:
9.1. Mengembangkan kualitas, infrastruktur yang handal, berkelanjutan dan
tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas batas, untuk
mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses terjangkau dan merata untuk semua
9.2. Mempromosikan industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan, pada
tahun 2030, secara signifikan meningkatkan pangsa industri kerja dan
produk domestik bruto, sejalan dengan kondisi nasional, dan dua kali
lipat pangsa di negara-negara kurang berkembang
9.3. Meningkatkan akses skala kecil industri dan perusahaan lainnya,
khususnya di negara berkembang, untuk jasa keuangan, termasuk kredit
terjangkau, dan integrasi mereka ke dalam rantai nilai dan pasar
9.4. Pada tahun 2030, meningkatkan infrastruktur dan retrofit industri untuk
membuat mereka berkelanjutan, dengan peningkatan efisiensi
penggunaan sumber daya dan adopsi yang lebih besar dari teknologi

20
bersih dan ramah lingkungan dan proses industri, dengan semua negara
mengambil tindakan sesuai dengan kemampuan masing-masing
9.5. Meningkatkan penelitian ilmiah, meningkatkan kemampuan teknologi
dari sektor industri di semua negara, di negara-negara berkembang,
termasuk, pada tahun 2030, mendorong inovasi dan secara substansial
meningkatkan jumlah penelitian dan pengembangan pekerja per 1 juta
orang dan penelitian dan pengembangan belanja publik dan swasta

Tujuan 10. Mengurangi kesenjangan di dalam dan antar negara


Target:
10.a. Menerapkan prinsip perlakuan khusus dan berbeda untuk negara-negara
berkembang, di negara-negara kurang berkembang tertentu, sesuai
dengan kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia
10.b. Mendorong bantuan pembangunan resmi dan arus keuangan, termasuk
investasi asing langsung, untuk Serikat di mana kebutuhan paling besar,
di negara-negara berkembang khususnya, negara-negara Afrika, pulau
kecil yang sedang bekembang dan terkurung daratan negara-negara
berkembang, sesuai dengan rencana dan program nasional mereka
10.c. Pada tahun 2030, mengurangi kurang dari 3 persen biaya transaksi
pengiriman uang migran dan menghilangkan koridor remittance dengan
biaya yang lebih tinggi dari 5 persen

Indikator:
10.1. Pada tahun 2030, progresif mencapai dan mempertahankan pertumbuhan
pendapatan dari bagian bawah 40 persen dari populasi pada tingkat yang
lebih tinggi dari rata-rata nasional
10.2. Pada tahun 2030, memberdayakan dan mempromosikan inklusi sosial,
ekonomi dan politik dari semua, terlepas dari usia, jenis kelamin, cacat,
ras, etnis, asal, agama atau status ekonomi atau lainnya
10.3. Menjamin kesempatan yang sama dan mengurangi kesenjangan dari
hasil, termasuk dengan menghilangkan hukum yang diskriminatif,
kebijakan dan praktik dan mempromosikan undang-undang yang tepat,
kebijakan dan tindakan dalam hal ini
10.4. Mengadopsi kebijakan, terutama fiskal, kebijakan upah dan
perlindungan sosial, dan progresif mencapai kesetaraan yang lebih besar
10.5. Meningkatkan regulasi dan pengawasan pasar keuangan global dan
lembaga-lembaga dan memperkuat pelaksanaan peraturan tersebut

21
10.6. Menjamin perwakilan ditingkatkan dan suara untuk negara-negara dalam
pengambilan keputusan berkembang di lembaga-lembaga ekonomi dan
keuangan internasional global dalam rangka untuk memberikan lembaga
yang lebih efektif, kredibel, akuntabel dan sah
10.7. Memfasilitasi tertib, aman, teratur dan bertanggung jawab migrasi dan
mobilitas orang, termasuk melalui penerapan kebijakan migrasi
direncanakan dan dikelola dengan baik

Tujuan 11. Menjadikan kota dan pemukiman manusia inklusif, aman,


berketahanan dan berkelanjutan
Target:
11.a. Mendukung hubungan ekonomi, sosial dan lingkungan yang positif
antara daerah perkotaan, per-perkotaan dan pedesaan dengan
memperkuat perencanaan pembangunan nasional dan daerah
11.b. Pada tahun 2020, secara substansial meningkatkan jumlah kota dan
pemukiman manusia mengadopsi dan menerapkan kebijakan yang
terintegrasi dan rencana menuju inklusi, efisiensi sumber daya, mitigasi
dan adaptasi perubahan iklim, ketahanan terhadap bencana, dan
mengembangkan dan melaksanakan, sejalan dengan Kerangka Sendai
untuk Risiko Bencana pengurangan 2015-2030, manajemen risiko
bencana holistik di semua tingkatan
11.c. Dukungan setidaknya negara-negara maju, termasuk melalui bantuan
keuangan dan teknis, dalam membangun bangunan berkelanjutan dan
tangguh memanfaatkan bahan lokal

Indikator:
11.1. Pada tahun 2030, menjamin akses untuk semua untuk yang memadai,
aman dan terjangkau perumahan dan pelayanan dasar dan upgrade
kumuh
11.2. Pada tahun 2030, menyediakan akses ke aman, terjangkau, dapat diakses
dan berkelanjutan sistem transportasi untuk semua, meningkatkan
keselamatan jalan, terutama dengan memperluas angkutan umum,
dengan perhatian khusus pada kebutuhan mereka di rentan situasi,
wanita, anak-anak, penyandang cacat dan orang tua

22
11.3. Pada tahun 2030, meningkatkan urbanisasi inklusif dan berkelanjutan
dan kapasitas untuk perencanaan pemukiman manusia partisipatif,
terpadu dan berkelanjutan dan manajemen di semua negara
11.4. Memperkuat upaya untuk melindungi dan menjaga warisan budaya dan
alam dunia
11.5. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan
jumlah orang yang terkena dan secara substansial mengurangi kerugian
ekonomi langsung relatif terhadap produk domestik global yang kotor
disebabkan oleh bencana, termasuk bencana yang berhubungan dengan
air, dengan fokus pada melindungi orang miskin dan orang-orang dalam
situasi rentan
11.6. Pada tahun 2030, mengurangi per kapita dampak lingkungan yang
merugikan dari kota, termasuk dengan membayar perhatian khusus
untuk kualitas udara dan pengelolaan sampah kota dan lainnya
11.7. Pada tahun 2030, menyediakan akses universal ke ruang aman, inklusif
dan dapat diakses, hijau dan masyarakat, khususnya untuk perempuan
dan anak-anak, orang tua dan penyandang cacat

Tujuan 12. Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan


Target:
12.a. Dukungan negara-negara berkembang untuk memperkuat kapasitas ilmu
pengetahuan dan teknologi mereka untuk bergerak ke arah pola yang
lebih berkelanjutan konsumsi dan produksi
12.b. Mengembangkan dan menerapkan alat untuk memantau dampak
pembangunan berkelanjutan untuk pariwisata berkelanjutan yang
menciptakan lapangan kerja dan mempromosikan budaya lokal dan
produk
12.c. Merasionalisasi subsidi bahan bakar fosil yang tidak efisien yang
mendorong konsumsi boros dengan menghapus distorsi pasar, sesuai
dengan keadaan nasional, termasuk dengan restrukturisasi pajak dan
pentahapan keluar mereka subsidi berbahaya, bila ada, untuk
mencerminkan dampak lingkungan mereka, dengan sepenuhnya
memperhatikan kebutuhan khusus dan kondisi negara-negara
berkembang dan meminimalkan dampak negatif yang mungkin pada
perkembangan mereka dengan cara yang melindungi orang miskin dan
masyarakat yang terkena dampak

23
Indikator:
12.1. Mengimplementasikan kerangka 10 tahun dari program pada konsumsi
dan produksi berkelanjutan, semua negara mengambil tindakan, dengan
negara-negara maju memimpin, dengan mempertimbangkan
perkembangan dan kemampuan negara-negara berkembang
12.2. Pada tahun 2030, mencapai pengelolaan yang berkelanjutan dan efisiensi
penggunaan sumber daya alam
12.3. Pada tahun 2030, membagi dua per kapita global yang sisa makanan di
tingkat ritel dan konsumen dan mengurangi kerugian makanan bersama
produksi dan rantai pasokan, termasuk kerugian pasca panen
12.4. Pada tahun 2020, mencapai pengelolaan ramah lingkungan dari bahan
kimia dan semua limbah sepanjang siklus hidup mereka, sesuai dengan
kerangka kerja internasional yang disepakati, dan secara signifikan
mengurangi pembebasan mereka ke udara, air dan tanah untuk
meminimalkan dampak buruk terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan
12.5. Pada tahun 2030, secara substansial mengurangi limbah melalui
pencegahan, pengurangan, daur ulang dan penggunaan kembali
12.6. Mendorong perusahaan, terutama perusahaan besar dan transnasional,
untuk mengadopsi praktek-praktek berkelanjutan dan untuk
mengintegrasikan informasi keberlanjutan dalam siklus pelaporan
mereka
12.7. Mempromosikan praktik pengadaan publik yang berkelanjutan, sesuai
dengan kebijakan dan prioritas nasional
12.8. Pada tahun 2030, memastikan bahwa orang di mana-mana memiliki
informasi yang relevan dan kesadaran untuk pembangunan berkelanjutan
dan gaya hidup selaras dengan alam

Tujuan 13. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan


iklim dan dampaknya
Target:

24
13.a. Mengimplementasikan komitmen yang dilakukan oleh pihak negara
maju ke Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim untuk
tujuan memobilisasi bersama-sama $ 100.000.000.000 per tahun pada
tahun 2020 dari semua sumber untuk memenuhi kebutuhan negara-
negara berkembang dalam konteks aksi mitigasi yang berarti dan
transparansi dalam implementasi dan sepenuhnya mengoperasionalkan
Dana Iklim Hijau melalui kapitalisasi sesegera mungkin
13.b. Mempromosikan mekanisme untuk meningkatkan kapasitas untuk
perencanaan terkait perubahan iklim yang efektif dan manajemen di
negara maju setidaknya dan pulau kecil negara berkembang, termasuk
fokus pada wanita, pemuda dan daerah dan masyarakat terpinggirkan

Indikator:
13.1. Memperkuat ketahanan dan kapasitas adaptif terhadap bahaya yang
terkait dengan iklim dan bencana alam di semua negara
13.2. Mengintegrasikan langkah-langkah perubahan iklim ke dalam kebijakan
nasional, strategi dan perencanaan
13.3. Meningkatkan pendidikan, peningkatan kesadaran dan manusia dan
kapasitas kelembagaan pada mitigasi perubahan iklim, adaptasi,
pengurangan dampak dan peringatan dini

Tujuan 14. Melestarikan dan menggunakan samudera, lautan serta


sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pembangunan
berkelanjutan
Target:
14.a. Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan kapasitas penelitian
dan transfer teknologi kelautan, dengan mempertimbangkan Kriteria
Intergovernmental Oceanographic Commission dan Pedoman Transfer
Teknologi Kelautan, dalam rangka meningkatkan kesehatan laut dan
untuk meningkatkan kontribusi keanekaragaman hayati laut untuk
pengembangan negara-negara berkembang, di pulau kecil khususnya
negara berkembang dan negara-negara kurang berkembang
14.b. Menyediakan akses untuk skala kecil artisanal nelayan untuk sumber
daya laut dan pasar
14.c. Meningkatkan konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan lautan dan
sumber daya mereka dengan menerapkan hukum internasional

25
sebagaimana tercermin dalam UNCLOS, yang menyediakan kerangka
hukum untuk penggunaan konservasi dan berkelanjutan lautan dan
sumber daya mereka, seperti yang diceritakan dalam ayat 158 dari Masa
Depan Kami Ingin

Indikator:
14.1. Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan mengurangi
pencemaran laut dari semua jenis, khususnya dari kegiatan berbasis
lahan, termasuk sampah laut dan polusi nutrisi
14.2. Pada tahun 2020, mengelola secara berkelanjutan dan melindungi laut
dan pesisir ekosistem untuk menghindari dampak buruk yang signifikan,
termasuk dengan memperkuat ketahanan mereka, dan mengambil
tindakan untuk restorasi mereka untuk mencapai lautan yang sehat dan
produktif
14.3. Meminimalkan dan mengatasi dampak pengasaman laut, termasuk
melalui kerjasama ilmiah ditingkatkan di semua tingkatan
14.4. Pada tahun 2020, secara efektif mengatur panen dan akhir penangkapan
ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal dan praktek penangkapan
ikan yang merusak dan melaksanakan rencana manajemen berbasis ilmu
pengetahuan, dalam rangka untuk memulihkan stok ikan dalam waktu
singkat layak, setidaknya ke tingkat yang dapat menghasilkan hasil
maksimum yang lestari sebagaimana ditentukan oleh karakteristik
biologis mereka
14.5. Pada tahun 2020, menghemat setidaknya 10 persen dari pesisir dan laut
daerah, konsisten dengan hukum nasional dan internasional dan
berdasarkan yang terbaik informasi ilmiah yang tersedia
14.6. Pada tahun 2020, melarang bentuk-bentuk tertentu dari subsidi perikanan
yang berkontribusi terhadap kelebihan kapasitas dan overfishing,
menghilangkan subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan
ilegal dan menahan diri dari memperkenalkan subsidi seperti baru,
mengakui bahwa perlakuan khusus dan berbeda yang tepat dan efektif
untuk mengembangkan dan negara-negara kurang berkembang harus
menjadi bagian integral dari Organisasi Perdagangan Dunia subsidi
perikanan negosiasi

26
14.7. Pada tahun 2030, meningkatkan manfaat ekonomi ke Pulau Kecil
Negara-negara berkembang dan negara-negara kurang berkembang dari
pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut, termasuk melalui
pengelolaan perikanan berkelanjutan, budidaya dan pariwisata

Tujuan 15. Melindungi, memperbarui, serta mendorong penggunaan


ekosistem daratan yang berkelanjutan, mengelola hutan secara
berkelanjutan, memerangi penggurunan, menghentikan dan memulihkan
degradasi tanah, serta menghentikan kerugian keanekaragaman hayati

Target:
15.a. Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya
keuangan dari semua sumber untuk melestarikan dan penggunaan
keanekaragaman hayati dan ekosistem yang berkelanjutan
15.b. Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber dan di
semua tingkatan untuk membiayai pengelolaan hutan berkelanjutan dan
memberikan insentif yang memadai untuk negara-negara berkembang
untuk memajukan manajemen tersebut, termasuk untuk konservasi dan
reboisasi
15.c. Meningkatkan dukungan global untuk upaya untuk memerangi
perburuan dan perdagangan spesies yang dilindungi, termasuk dengan
meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk mengejar peluang mata
pencaharian yang berkelanjutan

Indikator:
15.1. Pada tahun 2020, menjamin konservasi, restorasi dan pemanfaatan
berkelanjutan dari ekosistem air tawar darat dan pedalaman dan layanan
mereka, khususnya hutan, lahan basah, pegunungan dan lahan kering,
sejalan dengan kewajiban berdasarkan perjanjian internasional
15.2. Pada tahun 2020, mempromosikan pelaksanaan manajemen
berkelanjutan dari semua jenis hutan, menghentikan deforestasi,
memulihkan hutan yang rusak dan secara substansial meningkatkan
aforestasi dan reforestasi global

27
15.3. Pada tahun 2030, memerangi penggurunan, memulihkan lahan kritis dan
tanah, termasuk tanah yang terkena penggurunan, kekeringan dan banjir,
dan berusaha untuk mencapai dunia degradasi lahan-netral
15.4. Pada tahun 2030, menjamin konservasi ekosistem gunung, termasuk
keanekaragaman hayati, dalam rangka meningkatkan kapasitas mereka
untuk memberikan manfaat yang penting untuk pembangunan
berkelanjutan
15.5. Mengambil tindakan segera dan signifikan untuk mengurangi degradasi
habitat alami, menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati dan, pada
tahun 2020, melindungi dan mencegah kepunahan spesies terancam
15.6. Mempromosikan pembagian yang adil dan merata dari keuntungan yang
dihasilkan dari pemanfaatan sumber daya genetik dan mempromosikan
akses yang tepat terhadap sumber daya tersebut, seperti yang disepakati
secara internasional
15.7. Mengambil tindakan segera untuk mengakhiri perburuan dan
perdagangan satwa dilindungi flora dan fauna dan alamat permintaan
dan pasokan produk satwa liar
15.8. Pada tahun 2020, memperkenalkan langkah-langkah untuk mencegah
pendahuluan dan secara signifikan mengurangi dampak dari spesies
asing invasif di darat dan air ekosistem dan mengendalikan atau
membasmi spesies prioritas
15.9. Pada tahun 2020, mengintegrasikan ekosistem dan keanekaragaman
hayati nilai-nilai ke dalam perencanaan nasional dan daerah, proses
pembangunan, strategi pengurangan kemiskinan dan rekening

Tujuan 16. meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk


pembangunan berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi
semua, dan membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di
semua tingkatan
Target:
16.a. Memperkuat lembaga-lembaga nasional yang relevan, termasuk melalui
kerja sama internasional, untuk membangun kapasitas di semua
tingkatan, khususnya di negara berkembang, untuk mencegah kekerasan
dan memerangi terorisme dan kejahatan
16.b. Mempromosikan dan menegakkan hukum dan kebijakan non-
diskriminatif bagi pembangunan berkelanjutan

28
Indikator:
16.1. Secara signifikan mengurangi segala bentuk kekerasan dan tingkat
kematian terkait di mana-mana
16.2. Mengakhiri penyalahgunaan, eksploitasi, perdagangan dan segala
bentuk kekerasan terhadap dan penyiksaan anak-anak
16.3. Mempromosikan aturan hukum di tingkat nasional dan internasional
dan menjamin akses yang sama terhadap keadilan bagi semua
16.4. Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi terlarang keuangan dan
lengan arus, memperkuat pemulihan dan pengembalian aset curian dan
memberantas segala bentuk kejahatan terorganisir
16.5. Substansial mengurangi korupsi dan suap dalam segala bentuknya
16.6. Mengembangkan lembaga yang efektif, akuntabel dan transparan di
semua tingkatan
16.7. Pastikan responsif, inklusif, partisipatif dan perwakilan pengambilan
keputusan di semua tingkatan
16.8. Memperluas dan memperkuat partisipasi negara-negara berkembang di
lembaga-lembaga pemerintahan global
16.9. Pada tahun 2030, memberikan identitas hukum bagi semua, termasuk
pendaftaran kelahiran
16.10. Menjamin akses publik terhadap informasi dan melindungi kebebasan
fundamental, sesuai dengan undang-undang nasional dan perjanjian
internasional

Tujuan 17. Memperkuat perangkat-perangkat implementasi (means of


implementation) dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan
berkelanjutan
Target:
Keuangan
17.1. Memperkuat mobilisasi sumber daya dalam negeri, termasuk melalui
dukungan internasional untuk negara-negara berkembang, untuk
meningkatkan kapasitas dalam negeri untuk pajak dan pengumpulan
pendapatan lainnya
17.2. Negara-negara maju untuk melaksanakan sepenuhnya komitmen
bantuan pembangunan resmi mereka, termasuk komitmen oleh banyak
negara maju untuk mencapai target 0,7 persen dari ODA / GNI ke
negara-negara berkembang dan 0,15-0,20 persen dari ODA / GNI

29
untuk setidaknya negara-negara maju; penyedia ODA didorong untuk
mempertimbangkan menetapkan target untuk menyediakan setidaknya
0,20 persen dari ODA / GNI ke negara-negara berkembang
17.3. Memobilisasi sumber daya keuangan tambahan untuk negara-negara
berkembang dari berbagai sumber
17.4. Membantu negara-negara dalam mencapai keberlanjutan utang jangka
panjang melalui kebijakan terkoordinasi yang bertujuan meningkatkan
pembiayaan utang, utang dan restrukturisasi utang, yang sesuai
berkembang, dan mengatasi utang luar negara-negara miskin yang
terjerat utang untuk mengurangi tekanan utang
17.5. Mengadopsi dan menerapkan rezim promosi investasi bagi negara-
negara berkembang

Teknologi
17.6. Meningkatkan Utara-Selatan, Selatan-Selatan dan kerjasama regional
dan internasional segitiga dan mengakses ilmu pengetahuan, teknologi
dan inovasi dan meningkatkan pengetahuan berbagi atas dasar
persetujuan bersama, termasuk melalui peningkatan koordinasi antar
mekanisme yang ada, khususnya di tingkat PBB, dan melalui
mekanisme fasilitasi teknologi global
17.7. Mempromosikan pengembangan, transfer, diseminasi dan penyebaran
teknologi ramah lingkungan untuk negara-negara berkembang yang
menguntungkan, termasuk persyaratan konsesi dan preferensi,
sebagaimana disepakati
17.8. Sepenuhnya mengoperasionalkan bank teknologi dan ilmu
pengetahuan, teknologi dan inovasi mekanisme pembangunan
kapasitas bagi negara-negara kurang berkembang pada 2017 dan
meningkatkan penggunaan teknologi yang memungkinkan, khususnya
informasi dan teknologi komunikasi

Pembangunan Kapasitas
17.9. Meningkatkan dukungan internasional untuk melaksanakan efektif dan
ditargetkan pembangunan kapasitas di negara-negara berkembang
untuk mendukung rencana nasional untuk menerapkan semua tujuan

30
pembangunan yang berkelanjutan, termasuk melalui Utara-Selatan,
Selatan-Selatan dan kerjasama segitiga

Perdagangan
17.10. Mempromosikan, aturan berbasis, terbuka, sistem perdagangan
multilateral yang universal non-diskriminatif dan adil di bawah
Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk melalui kesimpulan dari
perundingan di bawah nya Doha Development Agenda
17.11. Secara signifikan meningkatkan ekspor negara-negara berkembang,
khususnya dengan maksud untuk menggandakan pangsa negara-negara
berkembang 'dari ekspor global pada tahun 2020
17.12. Menyadari pelaksanaan tepat waktu bebas bea dan akses pasar kuota
bebas secara abadi untuk semua negara-negara berkembang, yang
konsisten dengan keputusan Organisasi Perdagangan Dunia, termasuk
dengan memastikan bahwa aturan preferensial asal berlaku untuk
impor dari negara-negara paling maju yang transparan dan sederhana,
dan berkontribusi untuk memfasilitasi akses pasar
Masalah Sistemik
Kebijakan dan Koherensi Kelembagaan
17.13. Meningkatkan stabilitas makroekonomi global, termasuk melalui
koordinasi kebijakan dan koherensi kebijakan
17.14. Meningkatkan keterpaduan kebijakan untuk pembangunan
berkelanjutan
17.15. Menghormati ruang kebijakan masing-masing negara dan
kepemimpinan untuk membangun dan menerapkan kebijakan untuk
pengentasan kemiskinan dan pembangunan berkelanjutan

Kemitraan Multi-Stakeholder
17.16. Meningkatkan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan,
dilengkapi dengan kemitraan multi-stakeholder yang memobilisasi dan
berbagi pengetahuan, keahlian, teknologi dan sumber daya keuangan,
untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di
semua negara, di negara-negara berkembang khususnya

31
17.17. Mendorong dan mempromosikan publik yang efektif, kemitraan
masyarakat publik-swasta dan sipil, membangun pengalaman dan
resourcing strategi kemitraan

Data, Monitoring dan Akuntabilitas


17.18. Pada tahun 2020, meningkatkan dukungan pengembangan kapasitas
untuk negara-negara berkembang, termasuk negara-negara yang
kurang berkembang dan pulau kecil negara berkembang, meningkat
secara signifikan ketersediaan berkualitas tinggi, tepat waktu dan data
yang dapat dipercaya dipilah berdasarkan pendapatan, jenis kelamin,
usia, ras, suku, migrasi status, kecacatan, lokasi geografis dan
karakteristik lain yang relevan dalam konteks nasional
17.19. Pada tahun 2030, membangun inisiatif yang ada untuk
mengembangkan pengukuran kemajuan pembangunan berkelanjutan
yang melengkapi produk domestik bruto, dan mendukung statistik
peningkatan kapasitas di negara-negara berkembang

Gambar 2 : Sasaran SDGs Yang Di Usulkan PBB Pada September 2015

2.4 Perbandingan SDGs dengan MDGs

Sustainable Development Goals (SDGs) didefinisikan sebagai kerangka


kerja untuk 15 tahun ke depan hingga tahun 2030. Berbeda dengan MDGs

32
yang lebih bersifat birokratis dan teknokratis, penyusunan butir-butir SDGs
lebih inklusif melibatkan banyak pihak termasuk organisasi masyarakat sipil
atau Civil Society Organization (CSO). Penyusunan SDGs sendiri memiliki
beberapa tantangan karena masih terdapat beberapa butir-butir target MDGs
yang belum bisa dicapai dan harus diteruskan di dalam SDGs (WHO, 2015).
Seluruh tujuan, target dan indikator dalam dokumen SDGsjuga perlu
mempertimbangkan perubahan situasi global saat ini. Contohnya, isu-isu
seperti ketimpangan, tata kelola efektif dan inklusif serta harmoni
masyarakat menjadi kunci faktor yang harus dipertimbangkan dalam SDGs.
Solusi dari isu-isu ini harus melibatkan pemangku kepentingan dari berbagai
sektor lain, terutama mengingat perlunya keseimbangan pembangunan
antara sektor ekonomi, sosial, dan lingkungan (WHO, 2015).

1. SDGs Akan Lebih Transformatif untuk Planet


Serupa dengan MDGs, memberantas kemiskinan ekstrem terletak pada
jantung SDGs. Sementara masing-masing dari 17 goal yang diusulkan
memiliki agenda tersendiri, mereka secara kolektif mengatasi banyak
aspek kemiskinan global yang rumit--perbedaan menjadi semakin penting
ketika lanskap politik dan lingkungan terus berubah (WHO, 2015).

2. Tujuan SDGs Akan Lebih Komprehensif


Pada intinya, SDGs dan MDGs mempunyai target yang sama, namun
SDGs berusaha untuk menggabungkan platform yang lebih luas dari tahun
2000. Terutama, tujuan tersebut menggunakan konsep keberlanjutan untuk
merangkai agenda komprehensif yang jauh melampaui sektor sosial.17
goal SDGs memasukkan isu kualitas lingkungan (perubahan iklim,
hilangnya keanekaragaman hayati, dan deforestasi) dan ketahanan
ekonomi yang berkelanjutan (meningkatkan akses ke sumber-sumber
energi berkelanjutan, membangun kota yang berkelanjutan dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan) (WHO, 2015).

3. SDGs Akan Mencari Pendekatan yang Lebih Integratif untuk

33
Pembangunan
Banyak dari tujuan MDGs yang dibuat diisolasi satu sama lain (kesehatan
ibu, kelaparan, kesetaraan gender). The SDGs berusaha untuk membuka
komunikasi dan usaha usaha antar 17 goal tersebut untuk menyajikan
agenda yang bersatu dan terpadu (WHO, 2015).

4. SDGs Akan Beroperasi pada Skala Universal

MDGs difokuskan terutama pada bagaimana negara maju dapat


meningkatkan secara finansial bantuan untuk negara berkembang.SDGs,
bagaimanapun, berbicara tentang kemiskinan di semua negara (maju dan
berkembang).Jika pemberantasan kemiskinan benar-benar jantung SDGs,
maka harus ada dorongan yang universal dan komprehensif untuk
menemukan sebuah agenda yang berbicara tentang semua negara dan semua
tingkat pembangunan ekonomi, untuk memastikan bahwa tidak ada yang
tertinggal. Secara umum, SDG memiliki penekanan lebih besar pada
kelestarian lingkungan, ekonomi, dan sosial daripada MDGs (WHO, 2015).

34
2.5 Implementasi SDGs pada puskesmas Gedong Tataan

1. Target Gizi Masyarakat


Usaha gizi masyarakat melalui penyuluhan gizi peningkatan peran
masyarakat, pemebrian suplemen pada ibu hamil, makanana tambahan
pada balita serta pemantauan berat badan melalui posyandu. Cakupan
penderita balita gizi buruk yang mendapat perawatan dengan target 90%
memeperoleh pencapaian 100%.

2. Target Kesetaraan gender


Pelyanan kesehatan yang baik meliputi pelayanan kesehatan ibu hamil k1-
k4 dengan capaian melebihi target 94%. Perstolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan dengan pencapaian melebihi target yaitu 88%. Pelayanan
kesehatan bayi meliputi pemberian imunisasi dasar, pemantauan

35
pertumbuhan dan tumbuh kembang, pemberian vitamin A dan pemberian
asi eksklusif dengan target 89% masih terdapat desa yang belum mencapai
target. Keluarga berencana dengan cakupan peserta KB akttif melebihi
target yaitu 74 %

3. Penerapan sanitasi dan air bersih


Pada kegiatan kesehatan lingkungan yaitu penyehatan air, hygiene dan
sanitasi makanan minuman serta pembuangan sampah dan limbah tercatat
bahwa saraana air bersih mencapai 8.369 unit dengan target sasaran 80%
(6.695 unit) dengan pencapaian hanya 30,24% (2531 unit). Secara umum
kegiiatan penyehatan air belum optimal sehingga diharapakan kinerja
pengelolaan kesehatan lingkungan lebih baik lagi.
Hasil kegiatan kesehatan lingkungan, penyehatan tempat pembuangan
sampah dengan jumlah tempat pembuangan sampah 6.931 dengan target
sasaran 80% (5.545) hanya tercapai 40% (2.750). untuk samapah rumah
tangga masayarakat masih mengelola secara tradisional seperti dikubur
atau dibakar namum masih banyak yang membuang sampah disungai
dekat dengan tempat berkumpul dan aktivitas sehari-hari.

4. Target kesehatan nasional


Melalui promosi kesehatan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat maka
dilakukan penyuluhan tentang narkotika, psikotropika, dan zat aditif
berbahaya atau napza yang dilaksanakan di sekolah dengan target 70%
mendapat pencapaian 27,27%.
Upaya pengobatan penyakit menular berupa malaria, TB paru, kusta, DBD
masing-masing mencapai target sasaran.

36
BAB III

KESIMPULAN

1. Pembangunan Berkelanjutan memang sudah seharusnya dilakukan oleh


semua negara yang peduli akan masa depan rakyatnya, Indonesia sebagai
negara yang besar juga sepantasnya menerapkan pembangunan
berkelanjutan.
2. Dengan adanya SDGs diharapkan dapat menyempurnakan dari setiap
kekurangan program dari MDGs terdahulu.
3. Pelakasanaan SDGs di puskesmas sudah cukup baik memenuhi tujuan
SDGs dalam bidang kesehatan walawpun belum sepenuhnya target
tercapai.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Badan Pusat Statistik dan Bappenas. 2011. Pedoman Definisi Operasional


Indikator MDGs. Jakarta: Bappenas dan BPS
2. Badan Pusat Statistik. 2015. Kompilasi data indikator statistik lintas sektor
kajian indika Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available
at: http://sirusa.bps.go.id/sirusa/index.php/dasar/pdf?kd=3289&th=2014
[Accessed 8 juni. 2016].
3. Kates R.W, Paris T.M And Leiserowitz A.A. What Is Sustainable
Development? Goals, Indicators, Values, And Practice In Environment:
Science And Policy For Sustainable Development, Volume 47, Number 3,
Pages 821. 2005.
4. PBB. 2013. Sebuah Kemitraan Global Yang Baru: Hapuskan Kemiskinan
Dan Transformasi Ekonomi Melalui Pembangunan Berkelanjutan.New
York: Perserikatan Bangsa-Bangsa.
5. PBB. 2016. Sustainable Development Goals. Tersedia dari:
https://sustainabledevelopment.un.org/sdgs [diakses pada 11 Februari
2016].
6. Prapti RH. 2015. Memposisikan SRHR di seluruh bidang pembangunan
berkelanjutan. Jakarta: Rutgerswpfindo.
7. Santono, H. 2015. Panduan SDGS untuk pemerintah daerah (kota dan
kabupaten) dan pemangku kepentingan daerah. Jakarta: Infid
8. UNDP. 2015. Sustainable Development Goals (SDGs). [online] Available
at:http://www.undp.org/content/undp/en/home/mdgoverview/post-2015-
development-agenda.html [Accessed 9 juni. 2016].
9. Tosepu R. 2016. Did indonesia achieve the mdgs goals by 2015?. Public
Health of Indonesia. 2016 March;2(1): 1-9.

38
10. United Nations. 2014. Proposed Goals And Targets In Sustainable
Development Solutions Network : An Agenda Proposed For The
Sustainable Development. A Report For The Un Secretary General.
11. WHO. 2015. Health in 2015: from MDGs, Millennium Development
Goals to SDGs, Sustainable Development Goals. Geneva: World Health
Organization.

39

Anda mungkin juga menyukai