Anda di halaman 1dari 0

Vol. 1, No.

1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219


Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 374
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



21
st
Century Skills: Tantangan Generasi Abad ke-21
Oleh:
Tria Umbara
1
& Muhammad Randy Fananta
2
1,2
STKIP Surya || Gedung SURE Jl. Scientia Boulevard Blok U/7
Gading Serpong, Tangerang 15810 Banten, Indonesia||Email:
tria.umbara@stkipsurya.ac.id & Randy.fananta@stkipsurya.ac.id

Abstrak
Berawal dari isu tuntutan dunia kerja tentang sulitnya mencari pekerja yang
memenuhi kualifikasi, survei telah dilakukan oleh Boston Advanced Technological
Educational Connection (BATEC) tahun 2008 tentang profil kebutuhan keterampilan
para pekerja, diperoleh kesimpulan hal yang dibutuhkan oleh pekerja saat ini
adalah kemampuan berkomunikasi, bekerja produktif dalam tim dan kelompok,
memahami arti , kejelian untuk melihat peluang bisnis, prioritas kerja serta
evaluasi diri dan manajemen waktu serta diperlukan juga kemampuan problem
solving dan kepemimpinan (Kyllonen 2012:5). Oleh karena itu dalam dunia
pendidikan saat ini perlu adanya penyesuaian pembelajaran yang membekali
peserta didik dengan 21
st
Century skills. Binkley et al ( 2012:36) membagi 4
dimesi 21
st
century skills yaitu : (a) ways of thingking (creativity and innovation,
critical thinking, problem solving, decision making, learning to learn,
metacognition); (b) ways of working (communication; collaboration and
teamwork); (c) tools for working (information literacy; information technology
and communication literacy); (d) living in the world (life and career; personal
and social responsibility) . Dengan adanya 21
st
century skills tuntutan dunia
pendidikan telah bergeser. Untuk saat ini kemampuan kognitif bukan satu-
satunya kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Peserta didik perlu
dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21. Hal
ini menjadi Tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia untuk mengintegrasikan
21
st
Century skills dalam pembelajaran untuk menjawab tuntutan masyarakat
global.
Kata Kunci : 21
st
century skills, Abad ke-21

Pendahuluan
Grifin, P., Care, E., & McGaw, B. (2012:1) dalam artikel jurnalnya
menyatakan pada abad ke-21 terjadi terjadi perubahan perekonomian secara
global yang semula bergerak di perekonomian berbasis industri menuju
perekonomian berbasis informasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya pergeseran
kualifikasi untuk menempati profesi tertentu. Menanggapi hal itu The Partnership
for 21st Century Skills (P21) dan Assessment and Teaching of Twenty-First
Century Skills Project (ATCS21) yang merupakan lembaga non-provit yang
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 375
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



mengembangkan 21
st
Century skills memulai survei untuk memetakan
keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan di abad ke-21.
Boston Advanced Technological Educational Connection (BATEC) tahun 2008
tentang profil kebutuhan keterampilan para pekerja, diperoleh kesimpulan hal yang
dibutuhkan oleh pekerja saat ini adalah kemampuan berkomunikasi, bekerja
produktif dalam tim dan kelompok, memahami arti , kejelian untuk melihat
peluang bisnis, prioritas kerja serta evaluasi diri dan manajemen waktu serta
diperlukan juga kemampuan problem solving dan kepemimpinan (Kyllonen
2012:5). Survei yang lain yang dilakukan Casner-Lotto & Benner (2006) dalam
Kyllonen (2012:5) menyimpulkan hal yang dibutuhkan yaitu keterampilan yang
aplikatif seperti komunikasi verbal dan tertulis, kerja sama tim dan kolaborasi,
profesionalisme dan etika kerja, berpikir kritis dan problem solving. Keterampilan
ini yang kemudian dikembangkan oleh P21 dan ATCS21 disebut 21
st
Century
Skills.
Twenty-fisrt century skills telah memaksa dunia pendidikan untuk
mengubah paradigma pembelajaran. Trilling, B. & Fadel, C. (2009:15-16)
menyebutkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang
makin pesat juga mengambil bagian terhadap perubahan dalam pembelajaran yang
memudahkan untuk berkomunikasi, berkolaborasi dan belajar. Lebih lanjut
Trilling, B. & Fadel, C. (2009:15-16) menyatakan pembelajaran saat ini harus
berkontribusi dalam: (1) Dunia kerja dan masyarakat; (2) Berlatih dan
membangun talenta (3) Tanggung jawab pribadi dan sosial (4) Membawa nilai-
nilai luhur. Oleh karena itu dalam dunia pendidikan saat ini perlu adanya
penyesuaian pembelajaran yang membekali peserta didik dengan 21
st
Century
skills.

Definisi 21
st
Century Skills
Twenty first century skills pertama kali di definisikan oleh lembaga P21
(2009:6-7) yaitu meliputi: (a) Learning and inovasi skills (Kreatif dan inovatif
,bekerja dengan inovatif dan mengimplementasikan keterampilan berinovasi) (b)
Critical thingking and problem solving (berpikir efektif dan sistematik, Membuat
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 376
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



keputusan dan menyelesaikan masalah) (b) Comunication and colaboration
(Berkomunikasi dengan jelas dan dapat berkolaborasi dengan orang lain dan juga
bekerja sama dalam tim) (c) Information, media and technologi skills (literasi
informasi, literasi media dan literasi ICT) (d) Life and carier skills (fleksibel dan
beradaptasi, berinisiatif dan mandiri, dapat bersosial dan berinteraksi antar suku
dan bangsa, Produktivitas dan akuntabilitas, berkepemimpinan dan bertanggung
jawab). Kemudian Binkley et al (2012: 19-20) dalam penelitiannya bersama
ATCS21 membagi 21
at
century skills menjadi 4 grup yang terdiri dari (a) ways of
thingking; (b) ways of working; (c) tools for working; (d) living in the world .
Ways of thingking merupakan kelompok keterampilan berpikir.
Keterampilan ini akan membangun konsep berpikir dari berpikir sederhana
sampai berpikir tingkat tinggi. Keterampilan ini menekankan cara kepada berpikir
tingkat tinggi untuk lebih mudah mengingat sebuah konsep dan menarik
kesimpulan. Binkley et al (2012: 37-38) membagi Ways of thingking menjadi 3
keterampilan yaitu: (1) Kreatif dan Inovatif, (2) Berpikir kritis, memecahkan
masalah dan menentukan keputusan (3) Belajar bagaimana untuk belajar dan
kemampuan metakognitif. Kreatif adalah kemampuan berpikir ataupun melakukan
tindakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan sebuah kondisi ataupun
permasalahan secara cerdas , bersifat tidak umum, merupakan pemikiran sendiri/
orisinil, serta membawa hasil yang tepat dan bermanfaat sedangkan inovatif
merupakan kemampuan seseorang dalam menggunakan pikiran dan sumber daya
yang ada di sekelilingnya untuk menghasilkan sebuah karya yang benar-benar
baru yang orisinil atau sebuah karya pemikiran sendiri, dan yang pasti dapat
bermanfaat bagi banyak orang (Binkley et al, 2012: 37-38). Berpikir kritis
merupakan proses intelektualitas yang melibatkan aktivitas dan keterampilan
dalam aspek konseptual, menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan
mengevaluasi informasi yang dikumpulkan dari, atau dihasilkan oleh observasi,
pengalaman, refleksi, penalaran, atau komunikasi, sebagai pemecahan masalah
dan mengambil keputusan (Scriven & Paul, dalam Snyder, Lisa Gueldenzoph &
Snyder ,Mark J. 2008:90). Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 377
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



kognitif yang secara umum serta sadar akan kemampuan pengetahuannya
sendiri serta dapat menentukan sebuah strategi untuk menyelesaikan masalah dan
tahu kenapa memilih strategi tersebut (Anderson, L. W. & Krathwohl David R.
2001:56).
Ways of working merupakan keterampilan untuk bekerja dengan
berinteraksi sosial dan bekerja dalam tim yang membutuhkan keterampilan untuk
berkomunikasi dan berkolaborasi (Binkley et al 2012:44-47). Keterampilan
berkomunikasi merupakan keterampilan seseorang dalam menyampaikan sesuatu
dengan bahasa yang baik dan mudah di mengerti dan juga disampaikan dengan
bahasa yang sopan sesuai dengan kondisi budaya setempat. Keterampilan
berkolaborasi lebih mengarah keterampilan bekerja sama dalam tim yang terdiri
dari keterampilan berinteraksi, keterampilan manajemen waktu dalam tim,
keterampilan membimbing dan memimpin tim dan juga kemampuan mengatur
proyek dalam tim (Bikley et al 2012: 47).
Tools for working merupakan keterampilan baru yang mengacu pada
literasi informasi, literasi media dan literasi ICT untuk membantu berpikir ,
mencari alasan yang logis, berusaha menyelesaikan masalah yang kompleks,
mencari permasalahan serta keterampilan dalam menggunakan berbagai media
dan teknologi terkini (Boyles, trish. 2012: 47). Binkley et al (2012:51-53)
menjelaskan lebih lanjut tools for working yaitu meliputi literasi informasi dan
literasi ICT. Literasi informasi disini merupakan keterampilan dalam mengakses
dan mengevaluasi informasi, keterampilan, Menggunakan dan mengelola
informasi, dan keterampilan dalam menggunakan teknologi terkini untuk mencari
informasi. Literasi ICT yang di maksud di sini adalah keterampilan dalam
mengakses dan mengevaluasi ICT, Menganalisis media, membuat produk media,
mengaplikasikan teknologi secara efektif dan positif.
Living in the world juga dikenal keterampilan untuk hidup dan bekerja di
abad ke-21 yang merupakan keterampilan dan kemampuan individu untuk bekerja
secara efektif dengan tim yang beragam, berpikiran terbuka untuk berbagai ide-ide
dan nilai-nilai, menetapkan dan mencapai tujuan, mengelola proyek secara efektif,
bertanggung jawab atas hasil yang diperoleh, menunjukkan etika yang baik, dan
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 378
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



bertanggung jawab kepada diri sendiri dan masyarakat yang lebih besar (Pacific
Policy Research Center. 2010:7). Lebih lanjut Binkley et al (2012: 55-57 )
mengelompokkan kembali keterampilan living in the world menjadi kehidupan
berwarga negara dalam lingkup lokal dan global, keterampilan berkarir dan hidup
bersosial dan bertanggung jawab secara individu dan masyarakat.
Hal yang sangat diperhatikan dalam mengintegrasikan 21
st
century skills
didasarkan pada domain knowledge, skills, attitudes, values and ethics yang
dikenal dengan KSAVE (Binkley et al 2012: 24). Knowledge Kategori ini
mencakup semua referensi yang spesifik, pengetahuan atau pemahaman
persyaratan untuk masing-masing dari 21
st
century skills. Knowledge ini sama
halnya seperti kemampuan kognitif peserta didik. Skills merupakan kemampuan
dan keterampilan peserta didik dalam hal membangun 21
st
century skills dalam
hal ini domain ini merupakan domain psikomotorik peserta didik. Attitudes,
Values, and Ethics merupakan nilai dari sikap dan kecakapan peserta didik yang
tercermin dalam 21
st
century skills identik dengan domain afektif peserta didik.

Arah Pendidikan pada Abad ke-21
Permasalahan-permasalahan global makin kompleks. Persaingan dunia
kerja pun makin kompetitif. Eksploitasi alam, pemanasan global, krisis
perekonomian, kemiskinan adalah hal yang harus diselesaikan di masa akan
datang. Permasalahan-permasalahan yang muncul ini tentunya dapat diselesaikan
dengan membekali setiap warga negara dengan pendidikan yang bermanfaat di
abad ke-21. Twenty-first century skills adalah keterampilan yang diperlukan
untuk menghadapi permasalahan-permasalahan di masa akan datang.
Kebutuhan untuk menguasai 21
st
century skills, membuat banyak negara di
seluruh dunia telah melakukan reformasi pada kurikulum, pengajaran, dan
penilaian dengan tujuan yang lebih baik mempersiapkan semua anak untuk
kebutuhan pendidikan yang lebih tinggi dari kehidupan dan pekerjaan di abad ke-
21 (Darling-Hammond, L. 2012:301). Australia, Finlandia dan Singapura adalah
contoh dari beberapa negara yang telah mengembangkan kurikulum yang
mengintegrasikan 21
st
century skills.
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 379
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



Australian Curriculum, Assessment and Reporting Authority (ACARA)
yang merupakan lembaga yang mengelola kurikulum di Australia secara nasional
telah membuat kebijakan kurikulum untuk mengintegrasikan 21
st
century skills.
Pada kurikulum nasional Australia ACARA telah mengatur adanya 10
kemampuan yang harus ditangani secara nasional yang bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan abad kedua puluh satu. Kemampuan tersebut
adalah literasi Berhitung, literasi informasi dan literasi ICT, keterampilan berpikir,
kreatifitas, manajemen diri, kerja dalam tim, pemahaman antar budaya, etika
perilaku, and kompetensi sosial (ACARA. 2012 : 15)
Finlandia merupakan negara yang paling maju dalam bidang pendidikan
apalagi selalu menduduki peringkat pertama pada Programme for International
Student Assessmen (PISA) selama satu dekade terakhir ini. Dengan memperbaiki
sistem pendidikan dimulai dari guru-guru yang sangat bermutu dan juga dengan
menerapkan sistem assesment yang sangat kompleks yang meliputi keterampilan
berpikir tingkat tinggi dan keterampilan menulis (Darling-Hammond, L.
2012:323). Kurikulum inti nasional Finlandia adalah dokumen yang jauh lebih
ramping, tidak lebih dari ratusan halaman yang menjelaskan secara terperinci
(misalnya saja , standar penilaian matematika untuk semua nilai dijelaskan sekitar
sepuluh halaman). Kurikulum inti ini menjadi panduan guru dalam
mengembangkan kurikulum lokal secara kolektif dan penilaian yang mendorong
peserta didik untuk menjadi peserta didik yang aktif yang dapat menemukan dan
menganalisis (Darling-Hammond, L. 2012:324).
Singapura mempunyai kebijakan lain untuk mengintegrasikan 21
st
century
skills yaitu dengan program project work dan Knowledge and inquiry (Darling-
Hammond, L. 2012:329). Project work adalah subjek interdisipliner yang wajib
untuk semua peserta didik pra universitas. Ada waktu kurikulum khusus bagi
peserta didik untuk melaksanakan tugas-tugas proyek mereka selama periode
yang diperpanjang. Sebagai subjek interdisipliner, dibentuk dari pengetahuan dan
keterampilan untuk fokus pada hasil interdisipliner dengan mewajibkan peserta
didik untuk menggambarkan pengetahuannya dan menerapkan keterampilan dari
seluruh domain subjek yang berbeda (Darling-Hammond, L. 2012:329). Tujuan
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 380
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



proyek ini adalah memberikan pengalaman langsung pada peserta didik dan juga
menjadi evaluasi bagi pemerintahan Singapura. Knowledge and inquiry
merupakan program yang dikembangkan oleh pemerintah Singapura untuk
membangun Pemahaman tentang alam dan konstruksi pengetahuan, berpikir kritis
dan berkomunikasi (Darling-Hammond, L. 2012:332).
Dari contoh ketiga negara maju di atas tampak bahwa arah pendidikan
pada abad ke-21 lebih mengutamakan keterampilan yang lebih aplikatif dan
berguna di masa depan. Pendidikan di masa akan datang juga mengutamakan
nilai-nilai untuk berinteraksi secara global, bekerja dalam tim dan berkomunikasi.
Untuk saat ini kemampuan kognitif bukan satu-satunya kemampuan yang harus dikuasai
oleh peserta didik. Peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan-keterampilan yang
dibutuhkan di abad ke-21.

Tantangan Pendidikan Indonesia
Pada tahun 2013 ini pemerintah telah melihat akan kebutuhan global untuk
menguasai kemampuan abad ke-21. Dari hasil beberapa kajian salah satunya data
PISA 2009 peringkat Indonesia tentang literasi membaca, literasi matematika dan
literasi sains sangat rendah, yaitu peringkat 61, 57, 60 dai 65 negara (kemdikbud,
2013). Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan tentang sains dan teknologi di
Indonesia sangatlah rendah. Selain itu survei TIMMS juga menunjukkan
kemampuan kognitif bidang matematika dan sains juga rendah yaitu peringkat 37
dari 49 negara (Kemdikbud 2013). Hal ini menunjukkan bahwa peserta didik
Indonesia masih belum siap bersaing secara global.
Dari hasil survei TIMMS dan PISA menunjukkan bahwa perlu adanya
perubahan dalam pembelajaran di Indonesia. Penilaian PISA dan TIMMS tersebut
didasarkan pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif. Selain itu tuntutan
dunia kerja secara global juga menjadi perhatian dunia pendidikan Indonesia. Hal
ini memaksa adanya perubahan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Arah pendidikan di Indonesia harus segera diubah yang semula
mengutamakan kognitif dan mengesampingkan aspek psikomotorik dan afektif,
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 381
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



maka untuk menyiapkan bekal untuk peserta didik di masa akan datang.
Pemerintah sudah melakukan usaha untuk mengubah arah pendidikan Indonesia.
Langkah nyata pemerintah dalam menghadapi tantangan di abad ke-21 ini
adalah dengan membuat kebijakan baru tentang kurikulum. Kurikulum ini adalah
kurikulum 2013. Kurikulum 2013 yang dicanangkan oleh pemerintah RI juga
mengacu pada 21
st
century skills. Hal ini tercermin pada Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan (Permendikbud NO 54 dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. SKL SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C Kurikulum 2013
SMA/MA/SMK/MAK/SMALB/Paket C
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang
beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri,
dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab serta dampak
fenomena dan kejadian.

Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif
dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret
sebagai pengembangan dari yang dipelajari di
sekolah secara mandiri.
Pemendikbud NO 56 Tahun 2013

Tampak secara tersirat SKL tahun 2013 mengimplementasikan 21
st
century skills.
Jika kita lihat dimensi SKL yang terdiri dari sikap, pengetahuan dan keterampilan
hal ini mirip dengan dimensi yang di kemukakan oleh Binkley et al (2012:24)
yang meniliai 21
st
century skills dengan dimensi KSAVE. Jika ditelaah lebih
dalam dimensi penetahuan sama dengan dimensi knowledge. Dimensi
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 382
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



keterampilan adalah dimensi skills dan sikap adalah dimensi dari attitude, value
dan ethics.
Pada bagian kualifikasi kemampuan juga tampak mengimplementasikan
21
st
century skills. Salah satu contohnya pada kalimat Memiliki pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan
kejadian. Hal ini menggabungkan domain pengetahuan ways of thingking dan
domain ways of working juga living in the world pada 21
st
century skills. Pada
dimensi sikap yang mengharuskan bertanggung jawab dalam interaksi sosial serta
dapt menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia juga
dapat dikatakan telah mengintegrasikan 21
st
century skills.Selain itu emiliki
keterampilan berpikir kreatif dan inovatif juga diinterasikan pada kualifikasi
kemampuan pada dimensi keterampilan.
Dari kajian di atas jelas bahwa arah pendidikan di Indonesia di masa akan
datang telah mengintegrasikan 21
st
century skill dalam pembelajaran. Akan tetapi
apakah pemerintah RI dapat mengimplementasikannya secara baik atau tidak
tentunya menjadi sebuah pertanyaan besar yang belum bisa terjawab saat ini.
Mengintegrasikan 21
st
century skills dalam pembelajaran tidaklah mudah. Perlu
adanya revolusi sistem kurikulum dan assesment pada pembelajaran di negara RI.
Selanjutnya dalam menilai kemampuan peserta didik tidak lagi mengedepankan
kemampuan kognitif belaka akan tetapi juga harus memperhatikan kemampuan
afektif dan psikomotorik peserta didik. Perubahan besar dalam sistem pendidikan
ini tentunya akan menjadi sebuah tantangan besar bagi para pendidik, pemegang
kebijakan dan semua yang terlibat dalam dunia pendidikan di RI. Tentunya
dengan mengintegrasikan 21
st
century skills pemerintah berharap setiap peserta
didik dapat bersaing secara global di dunia kerja, kehidupan bermasyarakat dan
juga memiliki sikap bertanggung jawab untuk bekalnya di masa akan datang.



Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 383
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



Kesimpulan
Tujuan besar Pendidikan saat ini, adalah mempersiapkan peserta didik untuk
berkontribusi kepada dunia kerja dan kehidupan sosial bermasyarakat, hal ini
telah menjadi salah satu tantangan terbesar dunia pendidikan saat ini. Semua
masalah besar yang kita hadapi saat ini seperti mengatasi pemanasan global,
menyembuhkan penyakit, mengakhiri kemiskinan, dan yang lainnya tidak akan
dapat terselesaikan tanpa pendidikan yang mempersiapkan setiap warga negara
untuk berperan dalam membantu memecahkan masalah kita bersama. Dengan
mengintegrasikan 21
st
century skills dalam pembelajaran maka kita membantu
peserta didik untuk belajar tentang bermasyarakat dan bekerja di dunia kelak.
Membuat sistem pendidikan yang mengintegrasikan 21st century skills adalah
tantangan utama yang harus dipenuhi dalam dunia pendidikan saat ini.

Daftar Pustaka
ACARA. 2012. The Shape of the Australian Curriculum Version 4.0. Sidney:
ACARA Copyright Administration
Anderson, L. W. & Krathwohl David R. 2001. A Taxonpmy for learning,
teaching and assesing (Arevision of blooms taxonomy of educational
objectives. New york: Longman

Binkley, Marilyn et al. 2012. Defi ning Twenty-First Century Skills. Dalam
Grifin, P., Care, E., & McGaw, B (eds), Assessment and Teaching of 21st
Century Skills (pp.17-66). London: Springer
Boyles, Trish. 2012. 21
st
Century Knowledge, Skills, And Abilitiesand
Entrepreneurial Competencies: A Modelfor Undergraduate
Entrepreneurshipeducation[versi elektronik]. Journal of
Entrepreneurship Education, Volume 15(pp. 41-55)
Darling-Hammond, L. 2012. Policy Frameworks for New Assessments. . Dalam
Grifin, P., Care, E., & McGaw, B (eds), Assessment and Teaching of 21st
Century Skills (pp 301-339). London: Springer
Grifin, P., Care, E., & McGaw, B. 2012. The Changing Role of Education and
Schools. Dalam Grifin, P., Care, E., & McGaw, B (eds), Assessment and
Teaching of 21st Century Skills (pp.1-15). London: Springer
Vol. 1, No. 1, Tahun 2013 ISSN: 2339-1219
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 384
26 Oktober 2013, Program Pascasarjana, UNY



Kemdikbud. 2013. Survei Internasional PISA. Diambil pada oktober 2013, dari
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-pisa
Kemdikbud. 2013. Survei Internasional TIMMS. Diambil pada oktober 2013, dari
http://litbang.kemdikbud.go.id/index.php/survei-internasional-timss
Kyllonen, Patrick. C. 2012, Mei. Measurement of 21st Century Skills Within the
Common Core State Standards[versi elektronik]. Makalah disajikan
dalam Invitional Rasearch Symposium Enhanced Assesment di K-12
center ETS.
P21. 2009. P21 Framework Definitions. Diambil pada september 2013, dari
http://www.p21.org/storage/documents/P21_Framework_Definitions.pdf
Pacific Policy Research Center. 2010. 21st Century Skills for Students and
Teachers. Honolulu: Kamehameha Schools, Research & Evaluation
Division.
Permendikbud. 2013. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANGSTANDAR
KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH.
Jakarta: Mentri Pendidikan dan Kebudayaan
Snyder, Lisa Gueldenzophr & Snyder , Mark J. 2008. Teaching Critical Thinking
and Problem Solving Skills[versi elektronik]. The Delta Pi Epsilon
Journal (pp90-96)

Trilling, B. & Fadel, C. 2009. 21st Century Skills: Learning for Life in Our Times.
San Francisco: . John Wiley & Sons, Inc

Anda mungkin juga menyukai