Anda di halaman 1dari 7

PERENCANAAN PEMBANGUNAN REGIONAL

Pengertian
Rencana pembangunan regional ialah suatu prigram untuk strategi pemerintah nasional dalam
menjalankan campur tangan pemerintah untuk mempengaruhi jalannnya proses pembangunan di
daerah-daerah sebagai bagian dari daerah nasional supaya terjadi perkembangan kearah yang
dikehendaki.

Tujuan-tujuan kebijaksanaan pembangunan


1.
2.
3.
4.

Mencapai kenaikan pendapatan per kapita yang cepat


Menyediakan kesempatan kerja yang cukup
Mengadakan redistribusi pendapatan supaya lebih merata
Mengurangi perbedaan tingkat perkembagan / pembangunan dan kemakmuran antara daerah
yang satu dengan yang lain
5. Merubah struktur perekonomian supaya tidak berat sebelah.
BACA DENGAN KRITIS!
LIHAT:

Kebijakan Energi Dalam Islam (Bagian II Selesai)


Tuesday, March 9th, 2010

| Posted in Iqtishadiyah | No Comments

Alasan mendasar mengapa dunia Muslim belum mampu melakukan industrialisasi dan mengambil
keuntungan dengan kekuatan mineral yang dimilikinya adalah karena para penguasa umat Islam tidak
pernah memiliki ambisi atau niat untuk memperbaiki situasi dunia Muslim. Kurangnya usaha iasm itu
menyebabkan dunia Muslim penuh kontradiksi: Arab Saudi seharusnya menjadi adidaya dunia hanya
dilihat dari minyak. Namun, kurangnya [...]
Baca lebih lanjut

Kebijakan Energi Dalam Islam (Bagian I)


Tuesday, February 9th, 2010

| Posted in Iqtishadiyah | No Comments

Masa Depan Energi Ketersediaan sumber-sumber energi di seluruh dunia merupakan tantangan masa
depan. Sebagaimana yang ditunjukkan oleh dua perang dunia, kontrol atas sumber-sumber energi
adalah kunci dari kesuksesan ekonomi dan karena itulah sangat mungkin akan pecah perang antara
negara-negara paling kaya di dunia. Beberapa tren mengenai energi yang perlu dipahami adalah: 1.
Minyak bumi. Produksi minyak [...]
Baca lebih lanjut

Bantuan Asing: Jalan Perbudakan


Sunday, December 6th, 2009

| Posted in Dunia Islam | No Comments

Negara-negara kaya kapitalis, seperti Amerika, Inggris dan Kanada, menggambarkan paket bantuan
kepada negara-negara Islam sebagai kegiatan amal. Namun, dalam kenyataannya, uang itu merupakan
investasi yang memungkinkan kekuatan-kekuatan kolonial mempertahankan pengaruh mereka di tanah
kaum Muslim. Bantuan asing adalah suatu alat kontrol. Kita harus menyerukan kepada orang-orang yang
berpengaruh di negeri-negeri Muslim untuk menolak bantuan asing [...]
Baca lebih lanjut

KRISIS LISTRIK, HANYA BISA DISELESAIKAN DENGAN SOLUSI


SYARIAH
Tuesday, November 17th, 2009

| Tags: kapitalisme, kirisis listrik, neoliberal, privatisasi, swastanisasi

Posted in Al Islam | 8 Comments


[Al-Islam 481] Sudah lebih dari satu bulan ini wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang,
Bekasi), juga beberapa daerah di Jawa Barat, mengalami pemadaman listrik secara bergilir dari PLN.
Pemadaman listrik juga terjadi di sejumlah daerah di Jawa Tengah dan Timur, termasuk di Luar Jawa.
Baca lebih lanjut

Ichsanudin Noorsy: Tanpa Pajak, Indonesia Mampu


Tuesday, November 10th, 2009

| Posted in Analisis | No Comments

Pendapatan Indonesia sebagian besar ditopang oleh pajak. Pajak disebut-sebut untuk kepentingan
rakyat. Benarkah demikian? Mengapa pajak bisa menjadi sumber utama pendapatan negara? Adakah
keadilan dalam pajak? Bisakah Indonesia membangun tanpa pajak? Darimana potensi penerimaan nonpajak? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, redaksi al-waie (gus uwik) mewawancara
Ichsanudin Noorsy (Pengamat Ekonomi dan Mantan Anggota DPR). Berikut petikan [...]
Baca lebih lanjut

Pengamat Ekonomi : Kembali Ke Prinsip Dasar Ekonomi, Bukan


Spekulasi Sektor Finansial
Tuesday, May 12th, 2009

| Posted in Analisis, Ekonomi | 2 Comments

Kekritisan Prasetyantoko Oleh : Maria Hartiningsih & Orin Basuki Banyak temannya bertanya mengapa
ia mau berbicara di forum organisasi nonpemerintah yang anti-Bank Pembangunan Asia atau ADB. Dr A
Prasetyantoko (35) menjawab, Saya setuju dengan misi teman-teman yang anti-ADB karena software
ADB adalah software institusi keuangan pada umumnya yang basisnya proyek. Kalau kita mau
melakukan counter terhadap lembaga keuangan multilateral, [...]
Baca lebih lanjut

Bencana Utang Luar Negeri


Monday, May 4th, 2009

| Posted in Analisis | 4 Comments

LEMBAGA KEUANGAN : Utang seperti Permen Loli Utang yang dianggap pahala oleh banyak
pemerintah negara berkembang karena dipercaya oleh kreditor berarti kita kredibel sebenarnya menuai
bencana. Bisnis lembaga keuangan internasional pada dasarnya adalah memasarkan uang untuk
mengeruk lebih banyak uang. Dampak bukan urusan mereka. Suara-suara seperti itu digemakan para
aktivis dari India, Banglades, Indonesia, Filipina, Thailand, [...]
Baca lebih lanjut

Serial Syariah Islam : Politik Perburuhan dalam Islam

Thursday, May 1st, 2008

| Tags: buruh, perburuhan, Syariah

Posted in Shari'ah, Tsaqofah, Tsaqofah Islam | 8 Comments


Pendahuluan Hampir di semua negara saat ini, problem ketenagakerjaan atau perburuhan selalu
tumbuh dan berkembang, baik di negara maju maupun berkembang, baik yang menerapkan ideologi
kapitalisme maupun sosialisme. Hal itu terlihat dari adanya departemen yang mengurusi ketenagakerjaan
pada setiap kabinet yang dibentuk. Hanya saja realitas tiap negara memberikan beragam problem riil
sehingga terkadang memunculkan berbagai alternatif [...]
Baca lebih lanjut

Ketertinggalan Pendidikan Dunia Muslim


Tuesday, March 25th, 2008

| Posted in Pendidikan | 5 Comments

Di masa (kehilafahan) Mamun fakultas kedokteran di Baghdad sangat aktif. Rumah sakit umum
bebas-biaya dibuka di Baghdad semasa Khalifah Haroon ar Rasheed. Para dokter dan ahli bedah
ditunjuk untuk memberi kuliah kepada mahasiswa kedokteran dan mengeluarkan ijazah bagi lulusannya
(Sir John Bagot Glubb) Laporan yang menganalisa kondisi pendidikan di dunia muslim oleh Bank Dunia
berakhir Februari [...]
Baca lebih lanjut

Krisis Ekonomi Jilid 2


Monday, July 2nd, 2007

| Posted in Fokus | No Comments

Perdebatan tentang kemungkinan kembalinya Indonesia terancam oleh krisis moneter seperti 1997
bermula dari pernyataan yang disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Situasi saat ini mirip
dengan situasi menjelang krisis 10 tahun lalu. Artinya, jika ekonomi global tiba-tiba bergejolak maka
dikhawatirkan Indonesia akan mengalami krisis kembali.
Baca lebih lanjut

Prioritas tujuan yang ingin dicapai adalah menaikkan pendapatan per kapita dengan
cepat. Penurunan nilai ekspor minyak dan gas bumi dan bantuan luar negeri sangat terasa dampaknya
bagi perekonomian Negara. Pendapatan per kapita yang merosot juga disebabkan laju pertumbuhan
Negara yang mengalami penurunan karena kebutuhan ekspor menurun sedangkan impor meningkat.

Perkembangan tabungan dan investasi domestic


Tabungan dan investasi Negara sangat tergantung pada perkembangan harga dan nilai ekspor minyak
bumi, yaitu melalui penerimaan pajak perseroan minyak. Penurunan tabungan domestic tersebut
mengurangi kemampuan pengeluaran investasi yang diperlukan untuk mempertahankan momentum
pembangunan.

Usaha meningkatkan tabungan domestik dilakukan melalui perpajakan dan lembaga-lembaga


keuangan. Selain itu juga dapat dilakukan penyesuaian arah dan sasaran pembangunan dengan
keterbatasan keadaan sumber pembiayaan, menurunkan target laju pertumbuhan ekonomi dan perubaha
skala prioritas dan strategi pembangunan. Perlu ditinjau kembali peranan sector Negara dalam
perekonomian serta peninjauan atas kebijaksanaan-kebijaksanaan harga, industri dan perdagangan yang
mungkin tidak sesuai dengan keadaan baru. Perubahan yang perlu dilakukan adalah mengubah arah
investasi agar lebih bersifat padat karya dan mengurangi impor.

Perkembangan APBN
Efek moneter anggaran Negara
Negara menganut prinsip anggaran berimbang, yang berarti bahwa defisit anggaran Negara ditutup
dengan nilai lawa bantuan dan pinjaman luar negeri sebagai penerimaan Negara. Setelah kenaikan
harga minyak yang terus menerus, anggaran Negara telah berubah menjadi sumber penyebab
pertambahan uang beredar dan inflasi. Penerimaan dan pengeluaran Negara dapat dikelompokkan
berdasar pengaruh langsungnya pada perekonomian, yaitu anggaran dalam negeri dan anggaran luar
negeri.

Anggaran luar negeri berorientasi pada ekonomi luar negeri adalah penerimaan yang mengurangi daya
beli atau bantuan serta kredit dari orang asing dan biasanya diterima dalam mata uang asing. Yang
termasuk adalah bantuan dan kredit luar negeri, pajak perseroan minyak, pajak ekspor dan pajak atas
badan dan orang asing. Anggaran dalam negeri berorientasi pada ekonomi dalam negeri mengurangi
daya beli masyarakat dalam negeri seperti pajak yang dipungut dari badan dan orang yang bertempat
tinggal di Indonesia.

Karena permintaan dalam negeri pemerintah sangat tergantung pada pajak perseroan minyak, dengan
memburuknya pasaran minyak bumi dunia maka pengeluaran pemerintah harus disesuaikan dengan
keadaan penerimaannya.

Penyesuaian pengeluaran Negara tahun anggaran 1983/1984


Kebijakan ini mempunyai tujuan agar sebagian besar dana anggaran pemerintah dapat digunakan
untuk pembiayaan pembangunan.

Reformasi perpajakan
Sejak 15 November 1982 pemerintsh meningkatka tariff fiscal luar negeri dar Rp 35.000 per keluarga
menjadi Rp 150.000 per jiwa dan dipungut pada penduduk yang akan berangkat ke luar negeri. Tanggal
5 November 1983 pemerintah mengajukan tiga rancangan RUU dengan tujuan menyederhanakan
system perpajakan nasional baik dalam jenis, tariff, maupun cara pembayaran.

Lemahnya system pembukuan serta kurangnya petugas pajak mempunyai pengaruh negative pada
sector perbankan dan lembaga keuangan lainnya.

Sector moneter dan perbankan


Pengaruh kebijakan pagu dan kredit selektif pada bank-bank Negara.
Dalm usaha mengerem ekspansi moneter,april 1974 bank Indonesia menentukan pagu/ membatasi
pertambahan kredit dalam negeri system perbankan dan pinjaman luar negeri perusahaan dan
perorangan di dalam negeri. Pagu ini lebih terperinci karena diikuti dengan kebijaksanaan kredit selektif
dengan suku bunga yang ditentukan oleh bank sentral.

Lambannya peningkatan mutu bank-bank Negara tercermin dari lambannya pelayanan serta
tidak berkembangnya jenis jasa perbankan yang ditawarkan.

Alokasi sumber-sumber ekonomi

Kredit selektif hanya efektif jika fungibility tidak terjadi. Fungibility terjadi jika penerima kredit
menggunakan dan juga terjadi jika dengan tersedianya kredit murah dari bank-bank Negara, nasabah
kemudian dapat membiayai sendiri kegiatannya yang lain. Kredit yang diterimanya untuk membiayai
kegiatan yang berbeda dengan kegiatan yang disebut dalam peraturan ataupun akad kredit.

Di Indonesia, sumber utama kredit dari luar perusahaan hanya dari sector perbankan. Penempatan
tabungan dalam bentuk tanah dan rumah mewah bersifat tidak produktif ditinjau dari kacamata social,
selain itu juga merupakan kebocoran dari arus pendapat nasional karena sebagian besar berasal dari
impor.

Liberalisasi parsial sector perbankan 1 juni 1983


Perubahan struktur dana
Akibat kemerosotan ekspor dan bantuan luar negeri pemerintah meliberalisasi bank
pemerintah. Akibat kebijakan pagu dan kredit selektif lebih dari 90% kredit murah dengan suku bunga
13,5%. Liberalisme mambatasi jumlah kredit likuiditas untuk sector non prioitas dan menaikkan suku
bunganya.

http://insidewinme.blogspot.com/2008/02/perencanaan-pembangunan-regional.html

Anda mungkin juga menyukai