Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PERTUMBUHAN

DAN PEMBANGUNAN
EKONOMI

Materi 4 – Pengantar Ekonomi Pembangunan

Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE., M.Si


Lingkaran Kemiskinan
Diperkenalkan oleh Ragnar Nurkse dalam bukunya yg
berjudul “Problems of Capital Formation in Under
developed Countries” (1953).

Merupakan suatu rangkaian kekuatan yg saling


mempengaruhi satu sama lain sehingga menimbulkan
suatu kondisi dimana sebuah negara akan tetap miskin
dan akan mengalami banyak kesulitan untuk mencapai
tingkat pembangunan yg lebih tinggi.

Penyebab utama munculnya lingkaran kemiskinan karena


banyaknya hambatan dalam proses pembentukan modal
di suatu negara.
Meier dan Baldwin (1957) menyebutkan bahwa
lingkaran kemiskinan timbul dari hubungan yg
saling mempengaruhi antara kondisi masyarakat
yg masih terbelakang dan kekayaan alam yg
masih belum dimanfaatkan.

• Tingkat pendidikan yg rendah


Penyebabnya • Kekurangan tenaga ahli
adalah : • Terbatasnya mobilitas dari
sumber daya yg ada
Pemanfaatan
Akumulasi
SDA/M yg
modal kecil
kurang

Tabungan Pendidikan
rendah rendah

Pendapatan Produktivitas
rendah rendah
Kritik Terhadap Lingkaran
Kemiskinan
Bauer (1979) memberikan beberapa kritiknya
terhadap lingkaran kemiskinan yg salah, yaitu :
• Negara maju yg ada sekarang ternyata dulu
merupakan negara miskin.
• Hubungan luar negeri sangat menguntungkan bagi
negara miskin
• Perubahan sikap, kebiasaan dan adat istiadat yg
menjadi penghambat pembangunan.
• Tingkat konsumsi dan kegiatan ekonomi akan
meningkat akibat adanya efek pamer internasional.
Teori Kausasi Kumulatif

Dicetuskan oleh Gunnar Myrdal (1957)


melalui bukunya yg berjudul “Economic
Theory and Underdeveloped Regions”.

Menurut Myrdal, ada 3 hambatan (backwash


effect) pembangunan negara miskin :
• Pola migrasi dari negara miskin ke negara maju.
• Pola aliran modal.
• Transportasi yg lebih baik di negara maju.
Menurut Myrdal, terdapat juga faktor pendorong (spread
effect) pembangunan negara miskin dalam bentuk
permintaan terhadap bahan baku industri bagi negara
maju.

Kesenjangan hanya dapat diperkecil jika industri


negara maju sudah terlalu jenuh.

Kelemahan mendasar teori ini adalah terletak pada


asumsi yg menyatakan bahwa tenaga kerja dapat secara
bebas mengalir dari satu negara ke nagara lain.
Teori Perangkap
Keseimbangan Tingkat Rendah
Dicetuskan oleh Richard R. Nelson dalam tulisannya yg berjudul “A Theory of
the Low Leve; Equilibrium Trap in Underdeveloped Economies” pada tahun
1956.

Teori ini didasari kepada hipotesis Malthus mengenai hubungan positif antara
kenaikan pendapatan perkapita dengan jumlah penduduk.

Ada 4 penyebab kemiskinan suatu negara, yaitu :


Terlalu tingginya laju Terbatasnya lahan Metode produksi yg
Rendahnya keinginan
pertumbuhan produktif untuk tidak efisien (teknologi
untuk berinvestasi.
penduduk. pertanian. yg rendah)
Untuk bisa lepas dari jerat kemiskinan, Nelson
mengungkapkan beberapa hal, yaitu :
Adanya lingkungan sosial politik yg kondusif.

Penekanan kepada efisiensi produksi dan kewirausahaan.

Mengubah distribusi pendapatan dan penambahan akumulasi modal.

Adanya program investasi yg menyeluruh.

Perekonomian dapat tumbuh dengan bantuan pinjaman luar negeri.

Perlunya penerapan teknologi.


Strategi Upaya Minimum Kritis
Harvey Leibenstein (1957) mengajukan teori ini untuk
mengatasi lingkaran kemiskinan pada negara berkembang.

Menurutnya, setiap perekonomian akan tunduk kepada


“hambatan” dan “rangsangan” yg terjadi. Dimana suatu
negara harus mampu memperbesar rangsangan sehingga
pendapatan kembali meningkat dan memperkecil
hambatan yg membuat pendapatan menurun.
Argumen ini didasari oleh pernyataan Dumont, yaitu
kenaikan pendapatan per kapita akan mengurangi
keinginan untuk memperbanyak anak sehingga akan
menunjang pendapatan orang tua.
Selain pertumbuhan
penduduk, ada • Skala disekonomis internal
faktor lain yg perlu • Skala disekonomis eksternal
diperhatikan, yaitu :

Disinilah diperlukannya akumulasi modal yg diperoleh dari


berbagai pihak terutama pinjaman luar negeri untuk bisa
merangsang pertumbuhan ekonomi suatu negara.

Untuk itu diperlukannya agen-agen pertumbuhan yg mampu


mengalokasikan berbagai faktor produksi yg bisa merangsang
perbaikan dan pertumbuhan ekonomi.
Beberapa kritik terhadap teori ini adalah :

• Laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan


kematian
• Penurunan kelahiran bukan akibat kenaikan
pendapatan per kapita
• Mengabaikan peran pemerintah dalam menekan
kelahiran.
• Mgnabaikan unsur waktu.
• Adanay hubungan yg kompeks antara pendapatan
perkapita dengan pertumbuhan penduduk.
• Hanya dapat diterapkan pada perekonomian tertutup
Strategi Pembangunan
Seimbang
Dapat diartikan sebagai pembangunan berbagai jenis
industri secara berbarengan sehingga industri tersebut
saling menciptakan pasar bagi yg lainnya.

Untuk itu diperlukannya strategi dan keharmonisan dalam


hal penyeimbangan sisi penawaran dan permintaan
sehingga kegiatan berbagai industri bisa berjalan secara
bersamaan tanpa adanya hambatan dan gangguan antar
industri tersebut.

Oleh karena itu, teori ini juga dikenal dengan sebutan teori
dorongan besar-besaran (big push theory).
Pandangan Rosenstein-Rodan
Pandangan ini menyatakan bahwa cara kerja yg selangkah
demi selangka tidak akan mampu mendorong
perekonomian, dimana dengan adanya investasi minimum
menjadi langkah awal yg baik, hal ini akan dibantu oleh
adanya eksternalitas ekonomi akibat munculnya berbagai
industri secara bersamaan.

Ada 3 syarat eksternalitas, yaitu :


• Syarat mutlak minimal dalam fungsi produksi.
• Syarat mutlak minimal pada permintaan
• Syarat mutlak minimla pada tabungan.
Pembangunan besar-besaran akan
menciptakan 3 eksternalitas ekonomi, yaitu :

Eksternalitas akibat perluasan pasar

Eksternalitas akibat lokasi industri yg


berdekatan

Eksternalitas akibat adanya industri


lain
Pandangan Nurkse

Menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya


menghadapi masalah pada kelangkaan modal, tetapi juga dalam
mendapatkan pasar bagi barang industri yg akan dikembangkan.

Tingkat investasi yg rendah dikarenakan daya beli masyarakat


yg rendah, dimana hal ini disebakan oleh rendahnya
pendapatan masyarakat akibat rendahnya produktivitas.

Jalan keluar adalah dengan mensikronkan penggunaan modal


pada berbagai macam jajaran industri dimana pasar akan dapat
diperluas.
Pandangan Scitovsky-Lewis
Scitovsky menyebutkan ada dua konspe eksternalitas ekonomi,
yaitu teknologi (teori keseimbangan) dan akumulasi modal (teori
pembangunan).

Integrasi industri diperlukan untuk mengurangi kesenjangan


pendapatan, dimana hal ini tidak bisa dicapai oleh mekanisme
pasar.

Lewis menekankan tentang keuntungan yg akan diperoleh dari


adanya saling ketergantungan antar berbagai sektor, yaitu pertanian
dan industri serta sektor dalam negeri dan luar negeri.

Jika pembangunan fokus pada satu sektor akan menyebabkan


ketidakstbailan dan gangguan yg akan menghambat pertumbuhan
itu sendiri.
Kritik terhadap teori pembangunan seimbang adalah :

• Peningkatan biaya
• Tidak menaruh perhatian pada penurunan biaya
• Kecenderungan hubungan substitutif antarindustri
• Gagal sebagai teori pembangunan
• Diluar kemampuan negara berkembang
• Kelangkaan sumber daya
• Adanya disproporsi faktor produksi
• Investasi besar bukanlah suatu solusi
• Tidak mempertimbangan faktor perencanaan
• Menimbulkan eksternalitas negatif
Strategi Pembangunan Tak
Seimbang
Diperkenalkan oleh Albert O. Hirschman dalam bukunya yg
berjudul “The Strategy of Economic Development (1958).

Menurutnya, investasi pada satu industri atau sektor yg


strategis dinilai akan mempu membuka kesempatan
investasi baru dan membuka jalan bagi proses
pembangunan selanjutnya.

Hirschman memandang bahwa pembangunan merupakan


suatu rantai disekuilibrium yg harus dipertahankan bukan
dihilangkan.
Secara historis, proses
pembangunan ekonomi yg terjadi
mempunyai corak yg tak
seimbang.

Untuk meningkatkan efisiensi


Pertimbangan teori ini
dalam penggunaan sumberdaya
adalah :
yg tersedia

Pembangunan tidak seimbang


akan menghambat pembangunan,
tetapi hal itu akan mendorong
bagi pembangunan selanjutnya.
Cara
pengalokasian • Cara pilihan pengganti, dimana harus dipilih
apakah proyek A atau B yg harus dilaksanakan.
sumber daya • Cara pilihan penundaan, dimana apakah proyek
sektor prasarana A atau B yg harus didahulukan pengerjaannya.
adalah :

Hirschman mengemukakan bahwa pemilihan sebuah


proyek harus didasarkan terhadap kemampuan
proyek tersebut untuk bisa mendorong
pengembangan proyek-proyek lainnya.
Pada sektor produktif, perlu diperhatikan 2 hal
berikut :

Pengaruh keterkaitan ke belakang, ada


rangsangan suatu pembangunan industri
terhadap perkembangan industri penyedia bahan
baku bagi industri tersebut.

Pengaruh keterkaitan ke depan, ada rangsangan


suatu pembangunan industri terhadap
perkembangan industri yg menggunakan produk
indsutri tersebut sebagai bahan baku industrinya.
• Kurangnya perhatian pada
komposisi, arah dan waktu
• Mengabaikan konflik internal
• Kurangnya sumber daya
Kritikan • Rendahnya mobilitas sumber daya
terhadap teori • Adanya ancaman inflasi
• Terlalu menekankan pada investasi
ini adalah :

Anda mungkin juga menyukai