Anda di halaman 1dari 19

KEGIATAN BELAJAR 2

Barang Publik dan Sumber Daya Bersama

Oleh Kelompok 8

1. Kharisma Mauliarumpaka (170810101235)


2. Anisah Riska Salsabilah (170810101237)
3. Dimas Prayoga Pangestu (170810101240)
4. Bian Daru Saputra (170810101242)

A. BARANG PUBLIK VS BARANG PRIBADI


Barang publik adalah barang yang disediakan untuk semua orang
semudah menyediakan barang untuk satu orang. Konsumsi terhadap
barang publik oleh satu orang konsumen, tidak akan mengurangi
ketersediaan barang publik tersebut untuk konsumen lainnya. Salah satu
contoh barang publik adalah pertahanan nasional. Dalam suatu negara,
pertahanan merupakan hal yang penting. Pertahanan nasional sebagai
barang publik sangat berbeda dengan barang pribadi seperti roti. Sepuluh
loyang roti dapat dibagi kepada beberapa orang dan roti yang telah
dimakan oleh seseorang tidak dapat dimakan oleh orang lain. Tetapi
untuk kasus pertahanan nasional, sekali disediakan, secara otomatis
dapat dinikmati oleh semua orang tidak peduli muda atau tua,
berpendidikan atau tidak, seluruh masyarakat Indonesia akan mendapat
bagian yang sama dalam memperoleh rasa aman yang diberikan oleh TNI
melalui pertahanan nasional.
Keputusan untuk menyediakan barang publik seperti pertahanan
nasional akan membawa suatu negara untuk menyediakan peralatan
yang menunjang pertahanan nasional seperti kapal selam, kapal perang
ataupun peralatan pertahanan lainnya. Hal yang berbeda, keputusan
untuk memakan barang pribadi seperti roti adalah tindakan individu.
Seseorang dapat memakan sepotong atau dua potong roti atau bahkan
seloyang roti, keputusan tersebut murni keputusannya sendiri dan tidak
mengharuskan orang lain untuk memakan roti dalam jumlah yang sama.
Barang publik adalah suatu barang yang dapat dinikmati oleh
setiap orang dalam suatu komunitas, baik orang tersebut
menginginkannya ataupun tidak. Barang pribadi adalah suatu barang
yang dapat dibagi dan disediakan untung masing-masing individu yang
berbeda, dimana tidak terdapat keuntungan eksternal ataupun biaya
eksternal bagi orang lain. Barang publik biasanya disediakan oleh
pemerintah, sementara barang pribadi secara efisien dapat disediakan
oleh pasar. Meskipun dalam pelaksanaannya, barang publik belum tentu
semuanya disediakan oleh pemerintah, dan barang pribadi belum tentu
disediakan oleh pasar.

B. KARAKTERISTIK BARANG PUBLIK


Barang publik memiliki dua sifat/karakteristik yang saling
berhubungan, yaitu:
1. Tidak Ada Persaingan dalam Mengonsumsinya
(Nonrivalry in Consumption)
Sebuah barang dikatakan nonrivalry in consumption
bila konsumsi A atas barang ini tidak dipengaruhi oleh
konsumsi B atas barang ini. Hal ini berarti bahwa
keuntungan dari barang tersebut kolektif, barang tersebut
diperuntukkan bagi semua orang. Setiap orang dapat
mengonsumsinya tanpa bersaing. Artinya, konsumsi dapat
dilakukan secara bersamaan. Misalkan, jalan raya bisa
digunakan oleh beberapa orang dalam waktu yang
bersamaan. Pertahanan nasional, setiap warga negara
dilindungi sebagaimana warga negara yang lainnya secara
bersamaan. Contoh lainnya adalah udara, setiap manusia
di bumi ini berhak menggunakan udara untuk bernafas
tanpa terpengaruh oleh kegiatan bernafas orang lain.
2. Tidak Ada Pengecualian dalam Konsumsi (Nonexcludable)
Barang publik juga memiliki sifat nonexcludable. Hal
ini berarti sekali barang tersebut diproduksi, masyarakat
tidak dapat dilarang dengan alasan apapun dalam
menikmati keuntungan dari penggunaan tersebut.
Mengecualikan seseorang dari konsumsi barang publik
sangatlah sulit dan bahkan seringkali biayanya mahal.
Misalnya, sekali jalan raya dibangun, maka siapapun dapat
menggunakannya, tanpa mempedulikan apakah yang
bersangkutan membayar pajak atau tidak. Jalan raya bisa
digunakan mobil, motor, gerobak, dan bahkan pejalan kaki.
Tidak mungkin pejalan kaki dilarang menggunakan jalan
raya. Untuk menghindari pejalan kaki menggunakan jalan
raya, terlalu sulit dan biayanya terlampau mahal. Misalnya
setiap jengkal jalan raya harus dijaga polisi atau diberi
pagar tinggi. Demikian juga dengan pertahanan nasional,
dimana sekali disediakan maka semua masyarakat akan
terlindungi. Tidak ada satupun penduduk yang bisa
dikecualikan untuk menikmati manfaat dari pertahanan
nasional.
Masalah yang sering muncul dari penyediaan
barang publik adalah adanya free rider. Sebagai konsumen
potensial dari barang publik, seorang warga mengalami
dilema. Misalkan untuk masalah keamanan. Seseorang
misalnya menginginkan perlindungan polisi yang lebih
baik, dan dia bersedia membayar RP 50.000,00 per bulan
untuk itu. Ada dua kondisi yang akan terjadi. Pertama, jika
jasa tersebut dijalankan, tingkat kejahatan akan menurun
dan semua penduduk menikmatinya, tidak hanya orang
yang membayar. Jadi sebenarnya dia akan memperoleh
keuntungan tidak peduli membayar atau tidak. Dengan
kata lain, dia bisa menjadi free rider dengan tidak
membayar, tetapi ikut menikmati, karena barang publik
memiliki sifat tidak bersaing dan tidak dapat dikecualikan
dalam konsumsinya, dan dilema tersebut dinamakan free
rider problem. Definisi dari free rider problem (masalah
penumpang gelap) adalah sebuah masalah intrinsik dari
barang publik yang timbul karena masyarakat dapat
merasakan manfaat dari barang publik tidak peduli mereka
membayar untuk hal tersebut ataupun tidak, dan seringkali
muncul permasalahan dimana masyarakat tidak bersedia
membayar barang publik tersebut. Kedua, pembayaran
yang dilakukan oleh masyarakat mungkin tidak dapat
memenuhi biaya yang dibutuhkan untuk menyediakan jasa
perlindungan polisi tersebut. Kemudian jumlah dari
perlindungan polisi yang dihasilkan sebenarnya tidak
dipengaruhi oleh jumlah tertentu uang yang terkumpul
(dibayarkan masyarakat) atau bahkan tidak membayar
sama sekali. Hal ini yang dinamakan drop-in-the-bucket
problem. Definisi dari drop-in-the-bucket problem adalah
sebuah masalah intrinsik dari barang publik yang timbul
karena barang atau jasa tersebut biasanya terlalu mahal
sehingga keputusan untuk menyediakannya tidak
tergantung apakah masing-masing individu membayarnya
atau tidak.
Setiap konsumen memiliki preferensi terhadap
barang publik, dan biasanya besarnya uang yang bersedia
dibayarkannya tergantung pada preferensinya. Beberapa
orang akan merasakan kewajiban moral atau tekanan
sosial untuk memberikan kontribusi, sehingga mereka
bersedia membayar. Tetapi masalahnya bagaimana
menetapkan besaran kontribusi setiap orang terhadap
penyediaan barang publik.

Tahukah Anda
Tanggung jawab pemerintah adalah menyediakan
barang publik bagi masyarakat. Tanggung jawab
masyarakat adalah memelihara barang publik dengan baik.

3. Masalah dalam Penyediaan Barang Publik


Masalah dalam penyediaan barang publik selalu
muncul, sejak dulu hingga sekarang. Barang publik tidak
dapat tersedia melalui suatu mekanisme pasar, karena
sekali disediakan, maka setiap orang akan dapat
menikmati barang publik sesuai dengan sifat barang publik
yang tidak bersaing dan tidak dapat dikecualikan dalam
konsumsinya. Mekanisme pasar gagal menyediakan barang
publik dimana tidak ada satupun produsen yang bersedia
memproduksinya. Bagaimanapun juga, pemerintah harus
ikut campur dalam mengatasi masalah ini. Oleh karenanya,
peran pemerintah menjadi sangat penting. Pemerintah
yang berperan dalam memproduksi dan menyediakan
barang publik.
Masalah berikutnya yang muncul ialah seberapa
banyak barang publik yang harus disediakan. Masalahnya,
penyediaan barang publik tidak bisa parsial, dimana setiap
individu menerima barang publik sesuai preferensi atau
seleranya. Bisa dibayangkan jika jalan raya lebarnya
disesuaikan permintaan individual. Maka pemerintah
harus menyediakan berjuta macam jalan raya di Indonesia.
Sekali barang publik disediakan, maka akan berlaku untuk
semua orang. Tidak semua individu dalam perekonomian
akan setuju dengan besarnya barang publik yang
disediakan. Oleh karenanya, pemerintah akan menghadapi
berbagai keinginan masyarakat, namun pemerintah harus
menetapkan satu (dalam artian kuantitas atau kualitas,
dan bukan satu jenis barang) penyediaan barang publik
saja. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan
untuk menetapkan penyediaan barang publik yang
optimal.
Salah satu masalah yang sering muncul dari
penetapan barang publik ini ialah sering terjadinya
ketidakpuasan masyarakat. Sangat mudah menyalahkan
pemerintah. Sebagian, tetapi tentu saja tidak semuanya,
muncul berbagai alasan dari ketidakpuasan dari
penyediaan barang oleh pemerintah, termasuk dalam
penetapan harganya. Berbeda kasusnya dengan barang
pribadi (private good). Perusahaan yang memproduksi
atau menjual barang pribadi menentukan harga,
masyarakat dapat memilih berapa jumlah barang yang
ingin dibelinya, ataupun tidak membeli sama sekali dengan
konsekuensi tidak menikmati barangnya. Tidak masuk akal
untuk marah pada toko sepatu karena tidak seorang pun
yang dapat memaksa orang lain untuk berbelanja di sana.
Masalah berikutnya yang akan muncul ialah siapa
yang akan memproduksi barang publik? Memang benar
bahwa penyediaan barang publik menjadi tanggung jawab
pemerintah, karena mekanisme pasar gagal
menyediakannya. Tetapi, dalam memproduksinya,
pemerintah dapat menyerahkan kepada sektor swasta,
dimana pemerintah yang membiayai dan menetapkan
aturan untuk produksi barang publik dan swasta
memproduksinya.

Contoh Barang Publik: Jalan Raya

4. Penyediaan Barang Publik yang Optimal Teori Samuelson


Perekonomian dikatakan efisien jika mampu
mengalokasikan sumber daya yang terbatas secara tepat
guna mencapai tingkat kesejahteraan masyarakat yang
optimal. Produk yang dihasilkan oleh swasta dipengaruhi
oleh permintaan pasar. Jika produsen tidak bisa menjual
produk mereka lebih dari biaya produksi, maka produsen
tidak dapat melanjutkan usaha tersebut. Tetapi, barang
pribadi (private goods) hanya bisa didapatkan dengan
pengorbanan. Kita harus mengeluarkan sejumlah uang
untuk mendapatkan barang pribadi yang kita inginkan.
Besarnya barang pribadi yang dikonsumsi tergantung pada
kemampuan membayar rumah tangga dan preferensi
mereka. Tidak seorang pun dipaksa untuk membeli atau
tidak membeli, tetapi jika seseorang menginginkan produk
tertentu maka dia harus membayarnya. Membeli sebuah
produk pada harga yang sudah ditentukan menunjukkan
bahwa produk tersebut berharga paling tidak untuk orang
yang membelinya.
Gambar 8.5. Permintaan Pasar Merupakan
Penjumlahan Permintaan Pribadi

Permintaan pasar untuk barang pribadi merupakan


penjumlahan sederhana dari permintaan setiap rumah
tangga secara individual. Gambar 8.5 menggambarkan
kurva permintaan pasar. Diasumsikan bahwa komunitas
terdiri dari dua orang, A dan B. Pada harga RP 10 ribu,
permintaan A sebesar 10 unit dan permintaan B sebanyak
15 unit. Sehingga permintaan pasar pada harga Rp 10 ribu
sebanyak 25 unit. Jika harga meningkat menjadi Rp 25
ribu, permintaan A akan turun menjadi 4 unit dan
permintaan B menjadi 8 unit; sehingga permintaan pasar
pada harga Rp 25 ribu berjumlah 12 unit. Kesimpulan yang
dapat diambil dari contoh di atas adalah mekanisme harga
mendorong masyarakat untuk menyatakan apa yang
mereka inginkan (jumlah permintaan), dan hal ini
mendorong perusahaan untuk hanya memproduksi apa
yang masyarakat mau beli, tetapi hal ini akan berhasil
hanya jika masyarakat memiliki uang untuk membelinya.
Tahukah Anda
Mekanisme harga mendorong hanya memproduksi
apa yang masyarakat mau beli.

Preferensi dan permintaan masyarakat untuk


barang publik secara konseptual tidak ada bedanya dengan
preferensi dan permintaan mereka terhadap barang
pribadi. Seseorang mungkin menginginkan perlindungan
dari kebakaran dan bersedia membayar untuk hal
tersebut, hal yang sama terjadi ketika seseorang ingin
membeli baju baru. Untuk menunjukkan efisiensi
keberadaan tingkat produksi, Samuelson mengasumsikan
bahwa kita mengetahui preferensi masyarakat. Gambar
8.6 menunjukkan kurva permintaan untuk pembeli A dan
B. Jika barang publik tersedia pada pasar barang pribadi
dengan harga Rp 60 ribu per unit untuk mendapatkan
barang publik sebanyak X1 unit. Sedangkan B, bersedia
untuk membayar Rp 30 ribu per unit untuk mendapatkan
barang publik sebanyak X1 unit.
Perlu diingat bahwa dalam menikmati manfaat dari
barang publik, tidak diperlukan persaingan, keuntungan
bertambah secara simultan untuk semua orang. Hanya
satu kuantitas yang akan diproduksi dan sejumlah itulah
yang akan diterima semua orang. Jika yang diproduksi
sebanyak X1 maka A dan B akan menerima sebanyak X1.
Demikian juga bila barang yang diproduksi sejumlah X2
maka A dan B akan mendapatkan sebanyak X2.
Pada permintaan pasar barang publik, akan
dijumlahkan setiap tingkat output yang potensial di mana
masing-masing rumah tangga bersedia untuk
membayarnya. Pada gambar 8.6(a) terlihat bahwa A
bersedia membayar sebesar Rp 60 ribu per unit untuk X1
unit, dan B bersedia membayar sebanyak Rp 30 ribu per
unit untuk X1 unit. Jika sebuah komunitas hanya terdiri dari
A dan B yang bersedia membayar sebanyak Rp 90 ribu per
unit untuk barang publik sebanyak X1 unit. Untuk X2 unit,
komunitas bersedia membayar Rp 40 ribu per unit.
Untuk barang pribadi, permintaan pasar adalah
penjumlahan horizontal dari kurva permintaan individu,
ditambahkan selisih kuantitas yang dikonsumsi oleh rumah
tangga sebagaimana yang terdapat pada sumbu
horizontal. Untuk barang publik, permintaan pasar adalah
penjumlahan vertikal dari kurva individu, ditambahkan
selisih jumlah yang rumah tangga bersedia untuk
membayarnya untuk mendapatkan setiap tingkat output
yang tedapat pada sumbu vertikal.

Tahukah Anda

Barang Pribadi Permintaan pasar adalah penjumlahan


horisontal dari kurva permintaan individu

Barang Publik Permintaan pasar adalah penjumlahan


vertikal dari kurva permintaan individu
Samuelson berargumentasi bahwa sekali kita
mengetahui berapa banyak komunitas bersedia untuk
membayar sebuah barang publik, hanya dibutuhkan untuk
membandingkan jumlah tersebut dengan biaya
produksinya. Gambar 8.7 menunjukkan kurva permintaan
A dan B dan kurva total permintaan barang publik. Selama
komunitas dalam hal ini A dan B bersedia untuk membayar
lebih dari biaya marjinal produksi maka barang seharusnya
diproduksi. Jika A bersedia membayar Rp 60 ribu per unit
untuk barang publik dan B bersedia membayar sebanyak
Rp 30 ribu per unit maka komunitas bersedia membayar Rp
90 ribu.

Tingkat output yang efisien adalah X* unit. Jika


pada tingkat tersebut A dikenai biaya Rp 60 ribu per unit
dari produksi X dan B dikenai biaya sebesar Rp 30 ribu per
unit dari X, semua orang seharusnya bahagia. Sumber
diperoleh dari produksi barang lain dan hanya diberikan
secara luas kepada masyarakat yang menginginkan barang
publik tersebut dan bersedia untuk membayarnya.
Sehingga kita berada pada tingkat optimal dari ketentuan
untuk barang publik. Pada tingkat optimal, total biaya yang
mana komunitas bersedia untuk membayarnya haruslah
sebanding dengan biaya marjinal untuk memproduksi
barang tersebut.

Gambar 8. 7.

Produksi Optimal dari Barang Publik


5. Masalah dalam Penyediaan Barang Publik yang Optimal
Untuk memproduksi setiap barang publik dengan
jumlah yang optimal, pemerintah harus mengetahui
preferensi setiap orang. Namun, mengetahui preferensi
setiap orang sangatlah sulit. Bagaimana mungkin kita tahu
bahwa si A ingin jalan raya dengan lebar 10 meter pada
tingkat pajak tertentu, sedangkan si B menginginkan
jalan20 meter. Bisa dibayangkan kesulitan untuk
mengidentifikasi preferensi ratusan juta orang di
Indonesia. Lebih jauh lagi, jika ditanyakan secara langsung
kepada rumah tangga berapa banyak biaya yang mau
dikeluarkannya, kita akan dihadapkan pada masalah yang
sama yang terdapat pada jasa salesman. Setiap orang
memiliki kecenderungan menyatakan kesediaan
membayar lebih rendah dari yang sebenarnya ingin
mereka bayarkan. Jika pembayaran aktual seseorang
tergantung pada jawabannya maka dia akan
menyembunyikan kerelaan mengeluarkan uang yang
sesungguhnya. Mengetahui bahwa dirinya bukan termasuk
orang yang akan menikmati manfaat dari barang publik
dan pembayarannya tidak berpengaruh terhadap tingkat
output yang akhirnya akan diproduksi, mengapa harus
menyatakan kesediaan membayar secara jujur? Apa
manfaatnya? Inilah masalah yang sering muncul dalam
kasus barang publik.
Bagaimana komunitas memutuskan barang publik
yang seperti apa yang harusnya tersedia? Diasumsikan
bahwa komunitas menginginkan barang publik tertentu.
Produsen barang pribadi di pasar tidak dapat memperoleh
profit dengan memproduksi barang-barang (publik) ini,
dan pemerintah tidak dapat memberikan informasi yang
cukup untuk mengukur permintaan masyarakat secara
akurat. Pada suatu negara, seorang diktator dapat
menetukan barang publik apa yang diperlukan oleh
masyarakat, sedangkan di banyak negara lain, lembaga
politik dianggap merupakan representasi atau dapat
mewakili preferensi masyarakat. Pada beberapa negara
lain, masyarakat dapat memilih secara langsung, sehingga
mereka akan memilih wakil rakyat yang sesuai dengan
preferensinya.

LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi


di atas, kerjakanlah latihan berikut!
1) Yang dimaksud dengan barang pribadi adalah ....
2) Pertahanan nasional merupakan barang publik yang
mempunyai dua karakteristik, yaitu ....
3) Apa yang dimaksud dengan drop-in-the-bucket problem?
4) Mengapa sering terjadi ketidakpuasan masyarakat terhadap
barang publik yanhg telah disediakan oleh pemerintah?

Petunjuk Jawaban Latihan

1) Definisi dari barang pribadi yaitu suatu barang yang dapat


dibagi dan disediakan untung masing-masing individu yang
berbeda, dengan tidak terdapat keuntungan eksternal
ataupun biaya eksternal bagi orang lain.
2) Dua karakteristik barang publik yang saling berhubungan dan
pertahanan nasional merupakan contoh dari keduanya, adalah
tidak diperlukan persaingan dalam mengonsumsinya dan tidak
boleh terjadi pelarangan.
3) Sebuah masalah intrinsik dari barang publik yang timbul
karena barang atau jasa tersebut biasanya terlalu mahal,
sehingga ketetapan umum tidak tergantung apakah masing-
masing individu membayarnya atau tidak, disebut dengan
drop-in-the-bucket problem.
4) Misalnya, barang publik tersebut adalah pertahanan nasional,
pemerintah diharuskan hanya memilih satu jenis dan satu
kuantitas output untuk diproduksi, karena tidak ada yang
dapat menentukan berapa banyak kuantitas yang diperlukan
dan dalam bentuk apa. Ada yang berpikir bahwa pertahanan
nasional yang disediakan pemerintah sudah sesuai tetapi ada
juga yang berpikir hal itu masih kurang.
RANGKUMAN
Barang publik adalah suatu barang yanhg dapat dinikmati
oleh setiap orang dalam suatu masyarakat, baik orang
tersebut menginginkannya atau tidak. Sedangkan yang
dimaksud dengan barang pribadi adalah suatu barang yang
dapat dibagi dan disediakan untuk masing-masing individu
yang berbeda, dengan tidak terdapat keuntungan eksternal
atau dikenakan biaya oleh yang lain.
Sering kali terjadi free ride problem di mana sebagian
masyarakat yang tidak membayar untuk suatu barang publik
turut merasakan manfaat dari barang publik tersebut. Sering
kali terjadi ketidakpuasan masyarakat terhadap barang publik
yang telah disediakan oleh pemerintah, hal tersebut
dikarenakan preferensi setiap orang sulit untuk diketahui
sehingga barang publik yang disediakan oleh pemerintah
kurang optimal.

TES FORMATIF 2
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1) Suatu barang yang dapat dinikmati oleh setiap orang


dalam suatu masyarakat, baik orang tersebut
menginginkannya atau tidak, disebut ....
A. publik
B. pribadi
C. marjinal
D. gratis
2) Sebuah masalah intrinsik dari barang publik yang timbul
karena masyarakat dapat merasakan manfaat dari barang
publik tersebut, tidak peduli mereka membayar untuk
barang itu atau tidak, dan biasanya masyarakat tidak mau
membayarnya, disebut dengan ....
A. free public problem
B. free rider problem
C. public goods problem
D. private goods problem
3) Siapakah yang berkewajiban menyediakan barang publik?
A. Masyarakat.
B. Individu.
C. Pemerintah.
D. Perusahaan.
4) Yang merupakan kelompok barang-barang publik adalah
....
A. pertahanan keamanan, senjata, tank
B. minyak bumi, gas alam, sumber mata air
C. taman bermain, sekolah, gedung olahraga
D. udara, sinar matahari, rasa aman
5) Apakah yang membuat pemerintah sulit menetukan
kuantitas yang optimal dari barang publik yang akan
diproduksinya?
A. Keterbatasan dana yang dimiliki pemerintah.
B. Keterbatasan informasi yang dimiliki pemerintah
mengenai preferensi setiap orang.
C. Keterbatasan faktor-faktor produksi.
D. Kebutuhan masyarakat akan barang publik yang terlalu
banyak yang harus dipenuhi oleh pemerintah.

Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes


Formatif 2 yang terdapat pada bagian akhir modul ini.
Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus
berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda
terhadap kegiatan materi Kegiatan Belajar 2.

Arti tingkat penguasaan: 90 – 100% = baik sekali

80 – 89% = baik

70 – 79% = cukup

>70% = kurang

Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau


lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya.
Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi
materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum
dikuasai.
KUNCI JAWABAN

1) A 4) D
2) B 5) B
3) C

Anda mungkin juga menyukai