Anda di halaman 1dari 25

EKONOMI ORANGE, KOPERASI DAN UMKM

EKONOMI KREATIF

OLEH :

KELOMPOK 1

Putu Andy Suarna Dwipa 1807531078 / 5

Kadek Dwi Pramesti 1807531185 / 27

I Putu Wisnu Adi Setiajati Praja 1807531204 / 31

Ni Made Ratih Kumala Dewi 1807531252 / 35

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................................... i


PEMBAHASAN ................................................................................................. 1
2.1 Pengertian Ekonomi Kreatif .............................................................................. 1
2.2 Ekonomi Kreatif di Berbagai Negara ................................................................ 3
2.3 Sumber Kreativitas dan Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia ....... 6
2.4 Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia ................................................................ 7
2.5 Stakeholder Pengembangan Ekonomi Kreatif ............................................... 14
2.6 Hambatan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia ................. 17
2.7 Peran Ekonomi Kreatif Dalam Pembangunan ............................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 23

i
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekonomi Kreatif


Secara umum ekonomi kreatif adalah sebuah konsep di era ekonomi baru
yang mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide
dan pengetahuan dari sumber daya manusia sebagai faktor produksi yang
utama. Istilah ekonomi kreatif berkembang dari konsep modal berbasis
kreativitas yang dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi di
suatu daerah. Adapun pengertian ekonomi kreatif menurut para ahli yaitu
sebagai berikut :

1) Institute For Development Economy and Finance


Ekonomi kreatif yaitu salah satu proses peningkatan nilai tambah hasil dari
eksplorasi kekayaan intelektual berupa kreativitas, keahlian, dan bakat
individu menjadi suatu produk yang dapat dijual.

2) Departemen Perdagangan Republik Indonesia


Ekonomi kreatif yakni sebuah industri yang berasal dari pemanfaatan
kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan
kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan
pemanfaatan daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

3) Simatupang
Ekonomi kreatif ialah suatu industri yang berfokus pada kreasi dan
ekploitasi karya kepemilikan intelektual seperti seni, film, permainan atau
desain fashion, dan termasuk layanan kreatif antar perusahaan seperti
iklan.

4) Howkins
Pada buku yang berjudul “Creative Economy, How People Make Money
from Ideas”, Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai suatu

1
kegiatan ekonomi dimana input dan kegiatan outputnya adalah suatu
gagasan.

5) DCMS Creative Industries Task Force


Ekonomi kreatif merupakan berbagai industri yang berasal dari kreativitas,
keahlian serta bakat seseorang dan memiliki potensi mendapatkan
kekayaan serta membuka lapangan pekerjaan melalui ekploitasi kekayaan
intelektual dan konten.

6) United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD)


Ekonomi kreatif sebagai siklus produksi barang dan jasa yang
menggunakan kreativitas dan intelektual modal sebagai masukan utama
yang berpotensi menghasilkan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka ekonomi kreatif dapat


didefinisikan sebagai suatu konsep didalam kegiatan industri guna
meningkatkan suatu nilai tambah yang berasal dari pemanfaatan kreativitas,
keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta
lapangan pekerjaan. Ekonomi kreatif juga merupakan suatu penciptaan nilai
tambah (ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan) berbasis suatu ide yang
lahir dari kreativitas sumber daya manusia serta berbasis pada pemanfaatan
ilmu pengetahuan, termasuk didalamnya adalah warisan budaya dan
teknologi. Terdapat tiga hal pokok yang menjadi dasar dari ekonomi kreatif
yang diantaranya adalah :
a. Kreativitas
Kreativitas merupakan suatu kemampuan untuk menghasilkan suatu hal
berupa ide yang bersifat baru, unik dan dapat diterima dan dimanfaatkan
oleh khalayak umum sebagai solusi dari suatu masalah atau melakukan
sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada.
b. Inovasi
Inovasi yang merupakan suatu transformasi dari ide ataupun gagasan
dengan dengan dasar suatu kreativitas dengan memanfaatkan penemuan

2
yang sudah ada untuk menghasilkan suatu produk ataupun proses yang
lebih baik, yang tentunya juga memiliki nilai tambah, dan manfaat.
c. Penemuan
Penemuan merupakan suatu istilah yang menekankan pada penciptaan
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dan dapat diakui sebagai
suatu karya yang mempunyai fungsi unik sebagai nilai tambah dan belum
pernah diketahui sebelumnya.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 serta isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional,
maka visi pengembangan ekonomi kreatif adalah “ Ekonomi Kreatif sebagai
penggerak terciptanya Indonesia yang berdaya saing dan masyarakat
berkualitas hidup”. Berdaya saing yang dimaksud adalah kondisi masyarakat
yang kreatif mampu berkompetensi secara adil, jujur, dan menjunjung tinggi
etika, unggul di tingkat nasional maupun global, dan memiliki kemampuan
daya juang untuk terus melakukan perbaikan, dan selalu berpikir positif untuk
menghadapi tantangan dan permasalahan. Yang kedua adalah berkualitas
hidup yaitu kondisi masyarakat yang bahagia sehat jasmani dan rohani,
berpendidikan, memiliki kehidupan yang seimbang serta dapat
menginterprestasikan nilai dan kearifan lokal.

2.2 Ekonomi Kreatif di Berbagai Negara


1. Jepang
Pemerintah Jepang sudah mulai menetapkan target untuk
mengembangkan industri konten sejak Akhir 1990-an. Langkah ini
dilaksanakan oleh Ministri of Economy, Trade and Industry (METI) yang
menggandeng para pelaku di industri film, musik, game elektronik, komik,
dan animasi yang telah berkembang sejak lama di Jepang. Selain
mendorong pertumbuhan pasar domestik dan pelaku lokal, Jepang juga
melakukan serangkaian pengamatan terhadap perkembangan industri
konten di luar negeri. Industri film dan animasi adalah sektor industri yang
diamati perkembangannya secara ketat. Pemerintah Jepang merancang
serangkaian strategi dan kebijakan untuk melakukan ekspansi dengan

3
mengembangkan jaringan kemitraan regional, seperti misalkan dengan
Singapura dan India. Bersamaan dengan itu implementasi HKI juga
dilaksanakan secara ketat dengan dibentuknya Strategic Council on
Intelectual Property pada 2002. Pada Maret 2003 proses implementasi
legal HKI di Jepang dimulai. Bersamaan dengan itu dikembangkan
infrastruktur mendasar secara sistematis, terutama untuk sektor TIK,
transportasi & distribusi.

2. Inggris
Ekonomi kreatif di Inggris pertama kali dicetuskan pada tahun
1997 saat pemerintahan PM Tony Blair. Pengembangan ekonomi kreatif
didasarkan pada dokumen Creative Industries-Mapping Document 1998
yang dirumuskan oleh Department for Culture, Media, and Sport
(DCMS), yaitu kementerian yang menangani industri kreatif di Inggris.
Dokumen tersebut menjelaskan 13 area aktivitas industri kreatif, yaitu
periklanan, arsitektur, seni dan antik, kerajinan, desain, fashion, film,
software hiburan interaktif, musik, penerbitan, seni pertunjukan, software,
televisi dan radio. Seluruh aktivitas tersebut dipandang terkait dengan
kreativitas, keahlian, dan bakat, serta berpotensi untuk membuka lapangan
pekerjaan baru dan mendatangkan keuntungan dengan memperhatikan
kekayaan intelektual. Tiga sub sektor yang menempati peringkat teratas
dari sisi pendapatan di tahun 2017 adalah IT software dan games (40,6 juta
poundsterling), film dan TV (16,7 juta poundsterling), dan periklanan
(13,3 juta poundsterling).

3. Thailand
Negara Thailand sudah menempatkan pengembangan ekonomi
kreatif dalam rencana pembangunan nasional 2012-2016. Salah satu
ekonomi kreatif yang dikembangkan oleh Negara Thailand adalah TCDC (
Thailand Creative & Design Center ) yang didirikan sebagai salah satu
sarana edukasi yang menyediakan berbagai fasiltas untuk mendukung
sektor industri kreatif. TCDC merupakan bagian dari upaya pemerintah

4
Thailand untuk membangun Thailand sebagai masyarakat berbasis
pengetahuan di bawah pengawasan lembaga yang berwenang. Di lokasi ini
pengunjung bisa menemukan ide – ide kreatif untuk menemukan karya
baru yang mungkin sesuai dengan minat dan bakat pengunjung. Lembaga
ini diketuai oleh Pansak Vinyaratn dengan tujuan untuk mempertahankan
daya saing di pasar global dengan memanfaatkan kreativitas dalam
merancang produk dan jasa agar bisa memenuhi persyaratan pasar. Pusat
studi tersebut berisi ruangan eksibisi, ruangan seminar, perpustakaan,
pusat riset, dan pusat data material desain. Pengunjung TCDC dapat
melakukan riset desain dari berbagai aspek, seperti material, tekstil,
peralatan, teknologi digital, dan pengembangan keahlian
Untuk mengakses perpustakaan, biaya keanggotaan yang
diberlakukan adalah 640 Baht atau sekitar 250 ribu rupiah (jika mengacu
kurs) per tahun untuk mahasiswa, dan 1.200 Baht atau sekira Rp500 ribu
per tahun untuk para profesional TCDC. Bangkok juga telah mendirikan
Material Conne Xion yaitu tempat yang menyediakan sekitar 7.500
koleksi bahan/material desain. Material ConneXion' Bangkok merupakan
pusat basis data material satu-satunya yang berada di Asia Tenggara. Basis
data tersebut juga dapat diperoleh secara online dengan biaya USD250 per
tahun.

4. Malaysia
Fokus pengembangan industri kreatif Malaysia cenderung pada
industri yang berbasis teknologi informasi. Hal tersebut ditandai dengan
munculnya Multimedia Super Coridor (MSC). Setelah MSC disusul
dengan Multimedia Development Corporation (MDeC), yaitu sebuah
lembaga yang mengatur pengembangan bisnis di level korporasi.
Selanjutnya MAC3 (Multimedia Creative Content Center) didirikan
pemerintah Malaysia untuk menyediakan teknologi dan sumberdaya,
pengembangan bakat, dan menyediakan pendanaan untuk orang atau
perusahaan pengembang konten, animasi, game. Setelah berdirinya MSC
dan MAC3, bisnis multimedia meningkat tajam. Karena iklim usaha telah

5
diciptakan dengan kondusif, perusahaan yang bergerak dalam bidang,
media baru, software interaktif, animasi, dan games yang tergabung dalam
MSC Company berkembang jumlahnya sampai diperkirakan sekitar 200
perusahaan, berpenghasilan sekitar RM 3.2 milyar dan mempekerjakan
sekitar 7 ribu orang. Pendanaan diberikan bagi perusahaan yang akan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki reputasi atau
ingin mengembangkan HKI sendiri yang akan menjadi kebanggaan
Malaysia.

2.3 Sumber Kreativitas dan Potensi Pengembangan Ekonomi Kreatif di


Indonesia
Kreativitas merupakan hal yang sangat penting dalam ekonomi
kreatif. Di Indonesia sendiri telah dilakukan beberapa upaya oleh pemerintah
untuk membantu dan mendorong kreativitas dari pelaku ekonomi kreatif.
Salah satu upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah yakni melakukan
temu kreatif nasional. Hal ini tentu dapat menjadi sumber kreativitas serta
tempat untuk mencurahkan ide, gagasan, serta pengalaman dari pelaku
industri dan ekonomi kreatif.
Pemerintah juga menyelenggarakan berbagai kegiatan pameran
dagang, baik berskala nasional maupun internasional, untuk mendukung
ekonomi kreatif ini dan mendorong tumbuhnya industri lain yang terkait,
seperti peningkatan investasi, pengembangan usaha kecil, pendapatan devisa
negara dan lain sebagainya.
Selain itu, kualitas sumber daya manusia yang senantiasa
berkembang dan didominasi anak muda ditambah kemampuan SDM yang
bisa menggabungkan budaya dan seni akan berdampak baik pada
pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Indonesia dengan potensi
kekayaan yang sangat besar baik potensi sumber daya alam, keragaman
budaya, maupun sumber daya manusia, perlu mengedepankan kreativitas dan
inovasi dalam pembangunan nasional untuk mengoptimalkan berbagai
potensi kekayaan yang dimilikinya. Jika sumber daya manusia Indonesia
yang jumlahnya sangat besar memiliki kemampuan untuk berkreasi untuk

6
menciptakan inovasi dan nilai tambah, maka kreativitas tersebut akan menjadi
sumber daya terbarukan yang tidak ada habisnya bagi peningkatan
perekonomian dan peningkatan citra bangsa Indonesia di mata dunia
internasional.
Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dapat dikatakan
mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016,
ekonomi kreatif memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional
sebesar Rp 922,59 triliun atau sekitar 7,44% dari PDB Indonesia. Adapun
subsektor yakni kuliner, fesyen, dan kriya memberikan kontribusi paling
besar masing-masing 41,69%; 18,15%; dan 15,70%.
Selanjutnya, pada tahun 2017, PDB ekonomi kreatif telah mencapai
angka Rp 1.009 triliun dan data BPS menunjukkan bahwa dari enam belas
subsektor ekonomi kreatif terdapat empat subsektor yang mengalami
pertumbuhan paling pesat yaitu, DKV (10,28%); musik (7,26%); film,
animasi, dan video (6,68%); dan serta arsitektur (6,62%). Pada tahun 2018
PDB ekonomi kreatif meningkat mendekati angka Rp 1105 triliun dan pada
tahun 2019 meningkat menjadi Rp1200 triliun. Pada tahun 2020, PDB
ekonomi kreatif mengalami penurunan menjadi Rp1100 triliun akibat imbas
pandemi.
Ekonomi Kreatif yang memberikan peluang besar bagi munculnya
usaha-usaha baru, merupakan solusi nyata dari masalah pengangguran di
Indonesia. Hampir 17 juta tenaga kerja terserap di sektor Ekonomi Kreatif di
Indonesia pada tahun 2016 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69% per
tahun pada 2011-2016. Angka ini diyakini akan terus meningkat hingga
mencapai di atas 19 juta tenaga kerja pada akhir tahun 2019.

2.4 Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia


Terdapat 17 sektor ekonomi kreatif di Indonesia, yaitu:
1. Kuliner
Sektor kuliner memberikan kontribusi yang cukup besar, yaitu
30% dari total pendapatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Industri
kuliner mempunyai potensi yang sangat kuat untuk berkembang, oleh

7
karena itu pemerintah akan mendukung sektor ini supaya lebih maju.
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada beberapa hal yang harus
diperbaiki dan dikelola secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah
perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu sehingga lebih mudah
dan efektif. Para pebisnis kuliner baru sebaiknya mendapatkan panduan
dari pemerintah, mulai dari pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai
pada pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha.

2. Fesyen
Tren fashion senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan
bulan, selalu muncul mode fesyen baru. Ini tak lepas dari produktivitas
para desainer fesyen lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru,
dan munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fesyen
ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi
dalam memilih fesyen. Di sisi lain, sektor ini harus menghadapi banyak
tantangan. Fashion lokal masih menjadi anak tiri, pasar memprioritaskan
ruangnya untuk produk-produk impor, sehingga fashion lokal kurang
mendapatkan tempat. Sedangkan tantangan lain yang tak kalah penting
adalah sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari pabrik tekstil/garmen,
perancang busana, sampai ke urusan pasar.
Dengan optimisme bahwa industri fashion bisa bersaing di
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Kemenparekraf akan melakukan
pendampingan melalui fasilitasi-fasilitasi yang bisa mendorong sektor ini
menjadi semakin besar. Kemenparekraf akan mengeluarkan kebijakan
untuk mendorong penggunaan karya fesyen dalam negeri, melancarkan
ketersediaan bahan baku, sampai pada promosi produk-produk fashion
dalam negeri di pasar domestik dan global.

3. Kriya
Kriya merupakan segala kerajinan yang berbahan kayu, logam,
kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Indonesia sendiri merupakan negara yang
kaya akan kerajinan seni kriya. Hasil kerajinan tersebut selain untuk pasar

8
domestik, banyak juga yang ekspor ke luar negeri. Sementara itu, faktor
ketersediaan bahan baku menjadi masalah yang sering menghampiri
industri ini. Permodalan juga menjadi masalah klasik lainnya.

4. Televisi dan Radio


Meskipun tidak semutakhir ponsel dan gawai lainnya, televisi dan
radio masih mempunyai peran yang sangat besar dalam penyebaran
informasi. Saat ini, kepemilikan televisi dan radio sudah merata, sehingga
setiap lapisan masyarakat bisa mengakses teknologi ini. Pertumbuhan
jumlah stasiun televisi dan stasiun radio pun masih terus bertambah.
Namun, pertumbuhan dan potensi tersebut belum disertai dengan tayangan
televisi yang berkualitas. Mayoritas program televisi, karena mengejar
rating tinggi, tak lagi memperhatikan kualitas program yang ditayangkan.
Industri ini kekurangan rumah produksi dan SDM yang bisa merancang
program-program berkualitas.

Sebagai wakil dari pemerintah untuk menangani industri kreatif,


Kemenparekraf akan menyediakan berbagai fasilitasi yang dibutuhkan
oleh sub sektor televisi dan radio. Fasilitasi tersebut akan meliputi banyak
hal, mulai dari program-program acara yang berkualitas, mendukung
pembentukan SDM yang berkualitas, dan segala hal yang berkaitan dengan
kekreativitasan dalam sub sektor ini.

5. Penerbitan
Pasar industri penerbitan memang tidak sebesar sub sektor yang
lain, namun industri ini punya potensi yang tak kalah kuat. Banyak
penerbitan besar dan kecil yang masih bermunculan meramaikan industri
ini. Ditambah lagi perkembangan teknologi yang memungkinkan buku
diterbitkan dalam bentuk digital.
Penerbitan turut berperan aktif dalam membangun kekuatan
intelektual bangsa. Munculnya sastrawan, penulis, peneliti, dan para
cendekiawan, tak lepas dari peran industri ini. Walaupun saat ini profesi

9
penulis masih dianggap kurang menjanjikan, banyak para penulis muda
yang sangat antusias, silih berganti menerbitkan karya-karyanya.

6. Arsitektur
Arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif memiliki
peranan yang penting dari sisi kebudayaan dan pembangunan. Dari sisi
budaya, arsitektur mampu menunjukkan karakter budaya bangsa Indonesia
yang beraneka ragam. Dari sisi pembangunan, jelas arsitektur berperan
dalam perancangan pembangunan sebuah kota. Menurut Bekraf, sektor ini
masih mengalami kendala dari sisi jumlah arsitek yang ada. Saat ini
jumlah arsitek yang ada di Indonesia baru mencapai 15.000 orang, tidak
sebanding dengan populasi penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta
orang.

7. Pengembangan Permainan
Industri dan ekosistem permainan (game) lokal memiliki potensi
besar untuk berkontribusi dalam ekonomi kreatif tanah air. Kontribusi
game untuk ekraf Indonesia pada 2017 adalah 1,93 persen PDB ekonomi
kreatif, dengan 44.733 jumlah tenaga kerja di sub sektor ini. Di tahun yang
sama ada 51 pengembang game lokal baru yang dari tahun ke tahun
bertambah jumlahnya. Kemenparekraf mendorong para pengembang game
lokal untuk berkarya, karena Indonesia merupakan salah satu negara
dengan pangsa pasar game yang peningkatannya cenderung signifikan.
Banyak peluang yang bisa didalami, baik sebagai pembuat maupun pemain
profesional.

8. Periklanan
Sampai saat ini, iklan masih menjadi medium paling efisien untuk
memublikasikan produk dan jasa. Potensi industri ini pun tak perlu
diragukan lagi. Pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7%
setiap tahunnya. Ditambah lagi, iklan mempunyai soft power berperan
dalam membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola hidup

10
masyarakat. Oleh karena itu sangat penting apabila sub sektor ini dikuasai
oleh SDM lokal.

9. Musik
Musik merupakan industri yang sangat dinamis. Perkembangan
terbaru saat ini di dunia musik adalah semakin banyaknya platform
pembelian musik digital yang mudah dan murah sehingga mengurangi aksi
pembajakan.

10. Fotografi
Perkembangan sub sektor fotografi yang cukup pesat tak lepas
dari banyaknya generasi muda yang sangat antusias belajar fotografi. Tak
sedikit pula dari mereka yang kemudian memutuskan terjun di bidang ini
sebagai profesional. Masyarakat pun memberikan apresiasi yang positif
terhadap dunia fotografi.
Beberapa pelaku memberikan pendapatnya tentang apa yang
masih harus digarap dalam bidang fotografi ini. Pertama, belum adanya
perlindungan hak kekayaan intelektual terutama untuk hak penggunaan
karya fotografi. Kedua, belum adanya pengarsipan karya-karya fotografi
Indonesia. Dan ketiga, Kemenparekraf diharapkan bisa membantu para
fotografer Indonesia mendapatkan perhatian internasional.
Salah satu program yang dilakukan oleh Kemenparekraf adalah
sertifikasi terhadap para fotografer. Dengan adanya sertifikasi ini
diharapkan ada standar yang jelas terhadap profesi fotografer.
Kemenparekraf juga akan memfasilitasi perlindungan HKI terhadap karya-
karya fotografi, dan meningkatkan eksposur fotografer lokal ke kancah
internasional.

11. Seni Pertunjukan


Seni pertunjukan dari masing-masing daerah sudah tersebar
secara sporadis ke seluruh wilayah di Indonesia. Banyaknya jumlah seni
pertunjukan baik tradisi maupun kontemporer yang selama ini dikreasikan,

11
dikembangkan, dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia
internasional.
Peran Pemerintah tentu sangat diperlukan, terutama dalam
menentukan regulasi yang komprehensif untuk mendorong sub sektor seni
pertunjukan ini supaya lebih berkembang. Tak hanya itu, peran pemerintah
dalam memfasilitasi pembangunan gedung atau tempat pertunjukan yang
representatif dan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat juga mutlak
diperlukan.

12. Desain Produk


Hasil dari sub sektor yang satu ini, sering kita jumpai sehari-hari.
Ada tangan-tangan terampil dari desainer produk yang mengkreasikan
sebuah produk dengan menggabungkan unsur fungsi dan estetika sehingga
memiliki nilai tambah bagi masyarakat. Tren dari industri ini cukup baik
seiring dengan bertambahnya populasi usia produktif yang membentuk
interaksi antara pelaku industri dengan pasar. Selain itu, industri ini juga
didorong oleh apresiasi masyarakat yang semakin tinggi terhadap produk
berkualitas.

13. Seni Rupa


Indonesia mempunyai potensi pada sektor seni rupa baik secara
kualitas, kuantitas, pelaku kreatif, produktivitas, dan potensi pasar. Seni
rupa Indonesia sudah memiliki jaringan yang sangat kuat baik dalam
negeri ataupun di luar negeri.
Berbagai festival seni rupa diadakan secara rutin, bahkan yang
reputasinya diakui secara internasional. Hingga kini sudah lebih dari 160
pelaku kreatif seni rupa Indonesia terlibat dalam forum dan acara
internasional.
Melihat potensi yang sangat besar ini, pemerintah melalui
Kemenparekraf antusias untuk memberikan dukungan sesuai dengan
kewenangannya. Kemenparakraf akan menyediakan berbagai fasilitas
seperti pembangunan ruang seni dan budaya, fasilitasi forum dan ajang

12
seni rupa bertaraf internasional, serta mewujudkan supaya Indonesia
menjadi pusat seni rupa Asia Tenggara.

14. Desain Interior


Menurut Bekraf, selama dua dekade terakhir ini, sektor desain
interior menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Penggunaan jasa
desainer untuk merancang interior hunian, hotel hingga perkantoran pun
semakin meningkat. Apresiasi masyarakat terhadap bidang ini juga
semakin baik. Namun, ada beberapa hal yang masih perlu menjadi
perhatian dari sektor ini seperti proteksi terhadap para pelaku kreatif
desain interior di pasar domestik, adanya sertifikasi untuk menciptakan
standar, dan perlindungan hak cipta.

15. Film, Animasi, dan Video


Industri perfilman saat ini sedang mengalami perkembangan yang
positif. Berbagai judul film silih berganti menghiasi layar bioskop
Indonesia. Animasi juga menunjukkan perkembangan yang positif. Kita
bisa melihat munculnya serial animasi di televisi nasional yang
sebelumnya hanya diisi oleh animasi-animasi dari luar negeri yang
sekarang telah diwarnai beberapa animasi karya anak bangsa seperti Adit
dan Sopo Jarwo, Kiko, dan lainnya. Permasalahan yang muncul pada
sektor ini diantaranta adalah masalah sumber daya manusia, tidak
meratanya jumlah bisokop yang ada di Indonesai sampai dengan masalah
klasik yakni pembajakan

16. Desain Komunikasi Visual


Desain Grafis (DKV) punya peran yang sangat penting dalam
mendukung pertumbuhan bisnis pengusaha swasta, pemilik merek, dan
bahkan kelancaran program-program pemerintah. Potensi pasar domestik
sangat menjanjikan, terutama dengan semakin banyaknya praktisi DKV
lokal yang lebih memahami situasi pasar, pengetahuan, dan nilai-nilai
lokal.

13
Potensi ini masih harus ditingkatkan, seperti kesadaran pasar
tentang pentingnya desain. Hasil karya desainer grafis sering dinilai
dengan harga yang kurang layak. Padahal para desainer grafis
membutuhkan proses yang cukup panjang dalam bekerja, dari memikirkan
filosofi, mengolah desain sehingga mempunyai makna, dan menghasilkan
produk jadi. Ajakan kepada para pengusaha untuk menggunakan jasa
desainer grafis lokal pun perlu lebih lantang diserukan.

17. Aplikasi
Meningkatnya penetrasi pemanfaatan smarthphone dan gawai
oleh masyarakat tak lepas dari peran aplikasi yang tertanam di dalamnya.
Masyarakat sudah fasih menggunakan berbagai jenis aplikasi digital
seperti peta atau navigasi, media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah,
permainan dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi tersebut didesain supaya
mempermudah pengguna dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Maka tak
heran jika potensi sub sektor aplikasi dan sangat besar.
Di lain pihak, sub sektor ini masih menghadapi berbagai
tantangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan sumber daya
manusia (SDM) baik secara kuantitas atau kualitas, sedikitnya minat
investor pada industri ini, dan belum adanya kebijakan proteksi yang
memihak pada kepentingan developer domestik. Situasi inilah yang
menyebabkan ekosistem sub sektor ini belum terbangun secara maksimal,

2.5 Stakeholder Pengembangan Ekonomi Kreatif


Industri kreatif diyakini akan menjadi tumpuan perekonomian
Indonesia di masa depan. Untuk itu dibutuhkan dukungan dari stakeholders
terkait, atau yang biasa disebut dengan unsur Pentahelix A-B-C-G-M
(Academics, Business, Community, Government, Media). Salah satunya yaitu,
stakeholder pariwisata yang terdiri dari pemerintah, swasta, dan masyarakat.
Salah satu peran stakeholder dalam pengembangan Ekonomi kreatif berupa
penyediaan sarana prasarana, pembinaan sumber daya manusia,

14
pemberdayaan masyarakat lokal, promosi, dan CSR (Corporate Social
Responsibility)

Sektor ekonomi kreatif mutlak harus mendapat perhatian. Hal ini


karena sektor ini memiliki peranan penting terhadap perekonomian nasional,
maka dibentuklah stakeholder external kunci yaitu BEKRAF sendiri oleh
Bapak Presiden Jokowi Dodo dalam Peraturan Presiden No. 06 Tahun 2015
yang memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan ekonomi kreatif di


bidang aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain
komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video,
fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan,
seni rupa, dan televisi dan radio;
2. Perancangan dan pelaksanaan program ekonomi kreatif di bidang
aplikasi dan game developer, arsitektur, desain interior, desain
komunikasi visual, desain produk, fashion, film, animasi, dan video,
fotografi, kriya, kuliner, musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan,
seni rupa, dan televisi dan radio;
3. Pelaksanaan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan
kebijakan dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game
developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain
produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner,
musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi
dan radio;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan kebijakan
dan program ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game developer,
arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain produk,
fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner, musik,
penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi dan
radio;
5. Pelaksanaan pembinaan dan pemberian dukungan kepada semua
pemangku kepentingan ekonomi kreatif di bidang aplikasi dan game

15
developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain
produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner,
musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi
dan radio;
6. Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga negara,
kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah daerah,
dan pihak lain yang terkait; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan presiden yang terkait dengan
ekonomi kreatif.

Faktor stakeholder utama, yaitu manusia menjadi penting karena


kreativitas dan keterampilan yang menjadi instrumen utama ekonomi kreatif,
tertanam (embedded) pada manusianya. Untuk dapat mengembangkan
ekonomi kreatif di indonesia, pemangku kegiatan harus mampu menganalisis
strategi pengembangan ekonomi kreatif di indonesia dan memfasilitasi
pemberian kredit untuk pengembangan usaha di bidang ekonomi kreatif
melalui skema pendanaan bergulir yang murah, mudah, dan aman.
mempromosikan dan memfasilitasi pemasaran produk-produk ekonomi
kreatif di daerahnya melalui kerjasama daerah dan/atau optimalisasi jaringan
usaha di daerah, serta mendorong para pelaku ekonomi kreatif untuk
mendaftarkan produk kreatifnya agar mendapatkan Paten atau Hak Kekayaan
Intelektual (HKI), sehingga dapat memberikan nilai tambah pemerintah pusat
bersama-sama dengan pemerintahan daerah (provinsi maupun
kabupaten/kota) agar juga memperhatikan beberapa hal seperti
mengidentifikasi dan menginventarisasi usaha-usaha dan jenis produk
ekonomi kreatif yang ada dan berkembang di wilayah provinsi dan
kabupaten/kota, mengkaji ulang, menata kembali, dan mencabut
regulasi/kebijakan yang menghambat peningkatan daya saing daerah melalui
produk-produk hasil ekonomi kreatif, khususnya dalam hal penyediaan bahan
baku, impor, dan ekspor, melakukan pengembangan kapasitas (capacity
building) khususnya bagi para pemangku kepentingan (stakeholders) ekonomi

16
kreatif dari berbagai jenis komoditas perdagangan yang dihasilkan melalui ide
dan pemikiran kreatif, mendorong dan memfasilitasi pemberian kredit.

2.6 Hambatan dan Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Dalam sektor ekonomi kreatif terdapat hambatan-hambatan yang


dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama yakni menyangkut
permasalahan internal. Dalam kelompok ini, masalah yang dihadapi ekonomi
kreatif antara lain meliputi masalah dalam perencanaan, visi dan misi. Dalam
kaitan ini sektor ekonomi kreatif masih belum memiliki perencanaan, visi dan
misi yang jelas. Hal ini terjadi karena usaha ekonomi kreatif umumnya
berbentuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bersifat income
gathering atau usaha yang hanya menaikkan pendapatan saja.Akibatnya,
lembaga-lembaga keuangan tidak dapat memahami dengan jelas bisnis di
sektor ekonomi kreatif. Hal ini berimbas terhadap dukungan dari lembaga-
lembaga keuangan terkait pembiayaan yang masih rendah ke sektor ekonomi
kreatif. Walaupun demikian, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) tahun
2017 menunjukkan bahwa kendala permodalan bukanlah permasalahan utama
yang dihadapi oleh sektor ekonomi kreatif. Hal ini terlihat dari indeks survei
yang menunjukkan bahwa kendala akses sektor ekonomi kreatif ke sektor
perbankan hanya sebesar 17,21 persen sedangkan akses ekonomi kreatif ke
sektor non perbankan sebesar 9,63 persen. Total angka ini masih dibawah
indeks kendala-kendala lainnya seperti pemasaran dalam negeri 41,89 persen,
riset dan pengembangan 37,4 persen, infrastruktur fisik 31,88 persen, dan
edukasi 31,56 persen. Semua masalah ini tentu memperlambat upaya
perkembangan ekonomi kreatif kini dan mendatang dalam memberikan
kontribusinya bagi perekonomian nasional.
Dalam konteks permasalahan eksternal antara lain sebagai berikut :
1. Banyak diantara kita yang belum mengenal dan memahami sektor
ekonomi kreatif. Pada umumnya, masyarakat hanya mengetahui hasil-
hasil kerajinan sebagai karya yang mengekspresikan suatu budaya atau
kebudayaan dan dijual. Bagaimana kemanfaatan yang dapat langsung
dirasakan,seberapa besar rintangan, dan bagaimana mengapresiasi upaya

17
yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif nyaris belum menjadi
kepedulian kebanyakan masyarakat. Apalagi perilaku masyarakat
Indonesia cenderung masih menomor satukan produk kreatif yang
diproduksikan dari luar negeri.
2. Data potensi maupun kegiatan usaha ekonomi kreatif yang telah ada dan
tersebar di berbagai daerah juga belum memadai. Akibatnya, program
yang dicanangkan untuk membantu mengoptimalkan sektor ekonomi
kreatif masih terkesan seadanya dan belum terfokus pada pengembangan
ekonomi kreatif yang memiliki added value dan efek ganda bagi
perekonomian nasional.
3. Ekonomi kreatif masih menghadapi permasalahan terkait regulasi baik
fiscal, non fiscal maupun keuangan. Dalam konteks kebijakan keuangan,
misalnya, ada pihak perbankan yang masih membatasi pemberian
permodalan kepada ekonomi kreatif sehingga menghambat
perkembangan sektor ini.
Dari beberapa contoh permasalahan tersebut di atas, maka upaya
untuk mengembangkan ekonomi kreatif belum secara optimal dilakukan.
Untuk itu, kebijakan, program dan strategi untuk mengembangkan ekonomi
kreatif yang lebih sungguh-sungguh mutlak diperlukan. Jika tidak potensi
yang luar biasa dari ekonomi kreatif ini akan terbuang sia-sia. Bahkan
mungkin akan meningkatkan jumlah penganggguran, ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan baru yang selanjutnya akan membuat
perekonomian nasional bergerak turun dari middle income country menjadi
low income country.
Dari permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi
kreatif di atas, kerja keras pemerintah pusat dan daerah sebagai koordinator,
regulator dan fasilitator mutlak diperlukan. Pemerintah maupun pemerintah
daerah wajib bersinergi untuk mencapai kesepakatan melakukan terobosan
sebagai solusi yang bermakna bagi para pelaku ekonomi kreatif. Terobosan
merupakan langkah strategis, karena dalam proses pengembangan ekonomi
kreatif terutama di daerah merupakan hubungan sistemik dan saling
ketergantungan. Paling tidak 10 upaya berikut ini perlu mendapat perhatian.

18
1. Peningkatan kualitas sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan
inovatif.
2. Peningkatan inovasi dan kreativitas yang berciri keunggulan lokal yang
berdaya saing global.
3. Penetapan regulasi/kebijakan yang disertai upaya penegakan hukum (law
enforcement).
4. Perlunya insentif bagi pengembangan produk ekonomi kreatif.
5. Dukungan pasar dan pola pengaturannya (ekspor-impor).
6. Penguatan teknologi dan metode yang ramah lingkungan.
7. Mengembangkan ketersediaan material lokal dan optimalisasi
pemanfaatannya.
8. Peningkatan kepercayaan dunia perbankan, lembaga permodalan, dan
dunia usaha.
9. Adanya aksesibilitas dan konektivitas (jejaring).
10. Mendorong masyarakat yang apresiatif dan mendukung kekayaan
intelektual (HKI).

Khusus untuk upaya yang ke sepuluh di atas, pemerintah wajib


menumbuhkan kesadaran masyarakat, sehingga mereka semakin
menghargai,mengenali, dan bahkan menggali berbagai potensi modal
kreativitas yang dimiliki dan ada di dalam masyarakat itu sendiri. Secara
fundamental, menjadi kreatif sangatlah penting. Sama pentingnya menjadikan
kreativitas sebagai gaya hidup masyarakat, karena kreativitas dapat digunakan
untuk mengatasi berbagai masalah. Dengan kata lain, kesadaran masyarakat
yang diwujudkan melalui apresiasi terhadap semua potensi ekonomi kreatif
akan meningkatkan transaksi ekonomi kreatif.

Selain itu, animo masyarakat dapat ditumbuhkan melalui penciptaan


ide kreatif yang mengacu pada karakteristik, keunggulan, dan keunikan
masing-masing wilayah. Tingkat konsumsi utamanya belanja rumah tangga,
ekspor, dan investasi yang tercipta di setiap daerah akan melahirkan budi
serta karya yang merefleksikan kultur Indonesia.Sedangkan untuk skema

19
pembiayaan ekonomi kreatif, skema pembiayaan HAKI merupakan salah satu
alternatif pembiayaan yang cocok untuk mengembangkan usaha-usaha di
sektor ekonomi kreatif. Hal ini disebabkan usaha-usaha pada sektor ekonomi
kreatif, awalnya masih berbentuk ide-ide yang dapat dinyatakan dalam bentuk
HAKI. Berbeda halnya dengan usaha-usaha ekonomi kreatif yang sudah
mapan. Usaha ini pasti sudah mempunyai asset yang bisa dijadikan sebagai
jaminan pinjaman ke bank. Selain skema pembiayaan HAKI, alternatif
pembiayaan lainnya yang juga bisa diterapkan yakni skema pembiayaan
modal ventura dan skema pembiayaan melalui hibah.

2.7 Peran Ekonomi Kreatif Dalam Pembangunan

Berdasarkan data Opus Creative Economy Outlook 2020, sektor


ekonomi kreatif Indonesia diperkirakan mampu menyumbang hingga
Rp1.100 triliun ke Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Sumbangan
terbesarnya berasal dari tiga subsektor industri ekonomi kreatif, yaitu kuliner,
fesyen, dan kriya (kerajian). Tahun 2020 Menteri Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif, Wishnutama Kusubandio, dikutip Detik mengatakan bahwa menurut
data BPS (Badan Pusat Statistik) yang dikeluarkan Bekraf (Badan Ekonomi
Kreatif), tiga kontributor terbesar PDB ekonomi kreatif Indonesia pada tahun
2017 adalah subsektor fesyen sebanyak 41,4 persen, lalu kuliner 17,6 persen,
dan kriya hampir 15 persen. Ketiga subsektor ini juga merupakan
penyumbang ekspor Indonesia teratas. Yang pertama adalah fesyen sebesar
11.964 juta dolar Amerika Serikat, lalu kriya sebanyak 6.000 juta dolar
Amerika Serikat, baru kuliner (menyumbang sebesar) 1.300 juta dolar
Amerika Serikat. Sejak tahun 2017 itu hingga saat ini Indonesia masih
mampu bertengger di urutan ketiga dunia sebagai negara dengan kontribusi
ekonomi kreatif terbesar ke PDB nasionalnya, setelah Amerika Serikat dan
Korea Selatan. Total kontribusinya mencapai 7,28 persen terhadap PDB.

Peran industri kreatif di Indonesia dengan laju pertumbuhan yang


semakin baik dari tahun ketahunnya yakni :
a. Inovasi Baru Semakin Berkembang dengan Cepat

20
b. Membuka dan Menambah Lapangan Kerja

c. Nilai dan kualitas suatu produk semakin meningkat

d. Manusia akan dituntut semakin kreatif

e. Persaingan yang kompetitif

f. Pertumbuhan ekonomi

Sebenarnya industri kreatif dapat memberikan manfaat yang tidak


hanya dari sudut pandang ekonomi saja, namun juga meningkatkan citra dan
identitas bangsa, kemudian dapat meningkatkan inovasi dan mengolah
kreativitas masyarakat Indonesia, dan juga memberikan pola industri yang
memanfaatkan sumber daya yang tidak terbatas dan selalu terbarukan.
Pembangunan ekonomi yang mengarah pada sektor industri kreatif
berbasiskan budaya bisa menciptakan dan memperkenalkan serta lebih
memamerkan karakter budaya suatu tempat. Salah satu misi industri kreatif
ialah memperjuangkan Hak dan Kekayaan Intelektual yang salah satu
upayanya ialah memperjuangkan secara proaktif, bentuk warisan budaya dan
pengembangannya.

Potensi pasar di Indonesia sangatlah besar dengan ragam


segmentasinya. Sebagai contoh jamu bermerk Nyonya Meneer dan Sido
Muncul merupakan bukti riset dan pengembangan (sektor industri kreatif)
dari produk jamu-jamu di Indonesia pada masa lalu. Berbagai penelitian dan
pengembangan dibidang keragaman hasil cipta karya bangsa Indonesia yang
kemudian dipatenkan, juga merupakan komitmen dari industri kreatif. Hal ini
juga berkaitan dengan sektor teknologi pertanian dan ilmu pengetahuan yang
lain dan berhubungan dengan industri kreatif, agar tidak ada pengambilalihan
hak cipta dari pihak yang tidak bertanggungjawab.

Pembangunan yang berdasar pada sumber daya insani, maka dapat


berperan juga pada peningkatan kualitas pada sumber daya insani di
Indonesia. 4G LTE adalah salah satu contoh bentuk inovasi dari

21
pengembangan industri komunikasi di Indonesia. Peluang dan pangsa produk
telekomunikasi di Indonesia sangat besar, apabila melihat kebutuhan dan
kebiasaan masyarakat Indonesia yang saat ini yang sudah sangat terintegrasi
dengan dunia digital, mulai dari segmen anak-anak hingga dewasa. Dengan
perhatian lebih pada sisi pengembangan pengetahuan, maka iklim inovasi
dapat lebih produktif.

Pada prinsipnya, pembangunan ekonomi berbasis kreativitas bisa


berefek kepada aspek sosial (social innovation). Inovasi dan kreativitas
berperan dalam memberdayakan masyarakat di lapisan bawah (the bottom of
the pyramid) sebagai pekerjanya. Motivasi dari inovasi sosial adalah
mencapai tingkat kualitas hidup yang lebih baik dari sisi kebahagiaan yang
dibangun berdasarkan prinsip kebersamaan dan saling berbagi karena perlu
dipahami bahwa profesi sebagai pekerja kreatif adalah profesi yang cukup
menjanjikan untuk saat ini dan di masa depan.

22
DAFTAR PUSTAKA

Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia /Prof. Carunia Mulya


Firdausy, MADE, Ph. D., APU (ed.)—Ed. 1; Cet. 1.—Jakarta : Yayasan Pustaka
Obor Indonesia, 2017.

Purnomo, Rochmat Aldy. 2016. Ekonomi Kreatif Pilar Pembangunan Indonesia.


Surakarta : Ziyad Visi Media

Pendidikan. Guru. 2020. “Pengertian Ekonomi Kreatif Menurut Para Ahli dan
Misinya Terlengkap”, https://seputarilmu.com/2020/03/ekonomi-kreatif-menurut-
para-ahli.html, diakses pada 11 Februari 2021

Elshinta. 2018. “Ada 16 Sektor Ekonomi Kreatif, Apa sajakah itu?”,


https://elshinta.com/news/154365/2018/08/30/ada-16-subsektor-ekonomi-kreatif-
apa-sajakah-itu , diakses pada 11 Februari 2021

https://idcloudhost.com/mengenal-ekonomi-kreatif-ciri-ciri-dan-
perkembangannya-di-indonesia/

http://diahastrisetianingrum.blogspot.com/2016/01/makalah-ekonomi-kreatif.html

https://parstoday.com/id/news/indonesia-i64574-geliat_ekonomi_kreatif_dunia

https://idcloudhost.com/mengenal-ekonomi-kreatif-ciri-ciri-dan-
perkembangannya-di-indonesia/

https://www.akseleran.co.id/blog/ekonomi-kreatif/

https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/08/ekonomi-kreatif-dan-peranannya.html

https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/08/31/tahun-2020-sektor-ekonomi-
kreatif-akan-sumbang-rp1-100-triliun-ke-pdb-indonesia.

23

Anda mungkin juga menyukai