EKONOMI KREATIF
OLEH :
KELOMPOK 1
i
PEMBAHASAN
3) Simatupang
Ekonomi kreatif ialah suatu industri yang berfokus pada kreasi dan
ekploitasi karya kepemilikan intelektual seperti seni, film, permainan atau
desain fashion, dan termasuk layanan kreatif antar perusahaan seperti
iklan.
4) Howkins
Pada buku yang berjudul “Creative Economy, How People Make Money
from Ideas”, Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai suatu
1
kegiatan ekonomi dimana input dan kegiatan outputnya adalah suatu
gagasan.
2
yang sudah ada untuk menghasilkan suatu produk ataupun proses yang
lebih baik, yang tentunya juga memiliki nilai tambah, dan manfaat.
c. Penemuan
Penemuan merupakan suatu istilah yang menekankan pada penciptaan
sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya dan dapat diakui sebagai
suatu karya yang mempunyai fungsi unik sebagai nilai tambah dan belum
pernah diketahui sebelumnya.
Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2015-2019 serta isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif nasional,
maka visi pengembangan ekonomi kreatif adalah “ Ekonomi Kreatif sebagai
penggerak terciptanya Indonesia yang berdaya saing dan masyarakat
berkualitas hidup”. Berdaya saing yang dimaksud adalah kondisi masyarakat
yang kreatif mampu berkompetensi secara adil, jujur, dan menjunjung tinggi
etika, unggul di tingkat nasional maupun global, dan memiliki kemampuan
daya juang untuk terus melakukan perbaikan, dan selalu berpikir positif untuk
menghadapi tantangan dan permasalahan. Yang kedua adalah berkualitas
hidup yaitu kondisi masyarakat yang bahagia sehat jasmani dan rohani,
berpendidikan, memiliki kehidupan yang seimbang serta dapat
menginterprestasikan nilai dan kearifan lokal.
3
mengembangkan jaringan kemitraan regional, seperti misalkan dengan
Singapura dan India. Bersamaan dengan itu implementasi HKI juga
dilaksanakan secara ketat dengan dibentuknya Strategic Council on
Intelectual Property pada 2002. Pada Maret 2003 proses implementasi
legal HKI di Jepang dimulai. Bersamaan dengan itu dikembangkan
infrastruktur mendasar secara sistematis, terutama untuk sektor TIK,
transportasi & distribusi.
2. Inggris
Ekonomi kreatif di Inggris pertama kali dicetuskan pada tahun
1997 saat pemerintahan PM Tony Blair. Pengembangan ekonomi kreatif
didasarkan pada dokumen Creative Industries-Mapping Document 1998
yang dirumuskan oleh Department for Culture, Media, and Sport
(DCMS), yaitu kementerian yang menangani industri kreatif di Inggris.
Dokumen tersebut menjelaskan 13 area aktivitas industri kreatif, yaitu
periklanan, arsitektur, seni dan antik, kerajinan, desain, fashion, film,
software hiburan interaktif, musik, penerbitan, seni pertunjukan, software,
televisi dan radio. Seluruh aktivitas tersebut dipandang terkait dengan
kreativitas, keahlian, dan bakat, serta berpotensi untuk membuka lapangan
pekerjaan baru dan mendatangkan keuntungan dengan memperhatikan
kekayaan intelektual. Tiga sub sektor yang menempati peringkat teratas
dari sisi pendapatan di tahun 2017 adalah IT software dan games (40,6 juta
poundsterling), film dan TV (16,7 juta poundsterling), dan periklanan
(13,3 juta poundsterling).
3. Thailand
Negara Thailand sudah menempatkan pengembangan ekonomi
kreatif dalam rencana pembangunan nasional 2012-2016. Salah satu
ekonomi kreatif yang dikembangkan oleh Negara Thailand adalah TCDC (
Thailand Creative & Design Center ) yang didirikan sebagai salah satu
sarana edukasi yang menyediakan berbagai fasiltas untuk mendukung
sektor industri kreatif. TCDC merupakan bagian dari upaya pemerintah
4
Thailand untuk membangun Thailand sebagai masyarakat berbasis
pengetahuan di bawah pengawasan lembaga yang berwenang. Di lokasi ini
pengunjung bisa menemukan ide – ide kreatif untuk menemukan karya
baru yang mungkin sesuai dengan minat dan bakat pengunjung. Lembaga
ini diketuai oleh Pansak Vinyaratn dengan tujuan untuk mempertahankan
daya saing di pasar global dengan memanfaatkan kreativitas dalam
merancang produk dan jasa agar bisa memenuhi persyaratan pasar. Pusat
studi tersebut berisi ruangan eksibisi, ruangan seminar, perpustakaan,
pusat riset, dan pusat data material desain. Pengunjung TCDC dapat
melakukan riset desain dari berbagai aspek, seperti material, tekstil,
peralatan, teknologi digital, dan pengembangan keahlian
Untuk mengakses perpustakaan, biaya keanggotaan yang
diberlakukan adalah 640 Baht atau sekitar 250 ribu rupiah (jika mengacu
kurs) per tahun untuk mahasiswa, dan 1.200 Baht atau sekira Rp500 ribu
per tahun untuk para profesional TCDC. Bangkok juga telah mendirikan
Material Conne Xion yaitu tempat yang menyediakan sekitar 7.500
koleksi bahan/material desain. Material ConneXion' Bangkok merupakan
pusat basis data material satu-satunya yang berada di Asia Tenggara. Basis
data tersebut juga dapat diperoleh secara online dengan biaya USD250 per
tahun.
4. Malaysia
Fokus pengembangan industri kreatif Malaysia cenderung pada
industri yang berbasis teknologi informasi. Hal tersebut ditandai dengan
munculnya Multimedia Super Coridor (MSC). Setelah MSC disusul
dengan Multimedia Development Corporation (MDeC), yaitu sebuah
lembaga yang mengatur pengembangan bisnis di level korporasi.
Selanjutnya MAC3 (Multimedia Creative Content Center) didirikan
pemerintah Malaysia untuk menyediakan teknologi dan sumberdaya,
pengembangan bakat, dan menyediakan pendanaan untuk orang atau
perusahaan pengembang konten, animasi, game. Setelah berdirinya MSC
dan MAC3, bisnis multimedia meningkat tajam. Karena iklim usaha telah
5
diciptakan dengan kondusif, perusahaan yang bergerak dalam bidang,
media baru, software interaktif, animasi, dan games yang tergabung dalam
MSC Company berkembang jumlahnya sampai diperkirakan sekitar 200
perusahaan, berpenghasilan sekitar RM 3.2 milyar dan mempekerjakan
sekitar 7 ribu orang. Pendanaan diberikan bagi perusahaan yang akan
bekerja sama dengan perusahaan lain yang telah memiliki reputasi atau
ingin mengembangkan HKI sendiri yang akan menjadi kebanggaan
Malaysia.
6
menciptakan inovasi dan nilai tambah, maka kreativitas tersebut akan menjadi
sumber daya terbarukan yang tidak ada habisnya bagi peningkatan
perekonomian dan peningkatan citra bangsa Indonesia di mata dunia
internasional.
Perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia dapat dikatakan
mengalami pertumbuhan yang pesat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2016,
ekonomi kreatif memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional
sebesar Rp 922,59 triliun atau sekitar 7,44% dari PDB Indonesia. Adapun
subsektor yakni kuliner, fesyen, dan kriya memberikan kontribusi paling
besar masing-masing 41,69%; 18,15%; dan 15,70%.
Selanjutnya, pada tahun 2017, PDB ekonomi kreatif telah mencapai
angka Rp 1.009 triliun dan data BPS menunjukkan bahwa dari enam belas
subsektor ekonomi kreatif terdapat empat subsektor yang mengalami
pertumbuhan paling pesat yaitu, DKV (10,28%); musik (7,26%); film,
animasi, dan video (6,68%); dan serta arsitektur (6,62%). Pada tahun 2018
PDB ekonomi kreatif meningkat mendekati angka Rp 1105 triliun dan pada
tahun 2019 meningkat menjadi Rp1200 triliun. Pada tahun 2020, PDB
ekonomi kreatif mengalami penurunan menjadi Rp1100 triliun akibat imbas
pandemi.
Ekonomi Kreatif yang memberikan peluang besar bagi munculnya
usaha-usaha baru, merupakan solusi nyata dari masalah pengangguran di
Indonesia. Hampir 17 juta tenaga kerja terserap di sektor Ekonomi Kreatif di
Indonesia pada tahun 2016 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,69% per
tahun pada 2011-2016. Angka ini diyakini akan terus meningkat hingga
mencapai di atas 19 juta tenaga kerja pada akhir tahun 2019.
7
karena itu pemerintah akan mendukung sektor ini supaya lebih maju.
Beberapa pelaku industri kuliner melihat ada beberapa hal yang harus
diperbaiki dan dikelola secara lebih serius. Salah satu di antaranya adalah
perlunya akses perizinan usaha melalui satu pintu sehingga lebih mudah
dan efektif. Para pebisnis kuliner baru sebaiknya mendapatkan panduan
dari pemerintah, mulai dari pelatihan bisnis, informasi perizinan, sampai
pada pendampingan hukum dalam proses pendirian usaha.
2. Fesyen
Tren fashion senantiasa berubah dengan cepat. Dalam hitungan
bulan, selalu muncul mode fesyen baru. Ini tak lepas dari produktivitas
para desainer fesyen lokal yang inovatif merancang baju-baju model baru,
dan munculnya generasi muda kreatif yang antusias dengan industri fesyen
ini. Masyarakat sebagai pasar pun juga semakin cerdas dan berselera tinggi
dalam memilih fesyen. Di sisi lain, sektor ini harus menghadapi banyak
tantangan. Fashion lokal masih menjadi anak tiri, pasar memprioritaskan
ruangnya untuk produk-produk impor, sehingga fashion lokal kurang
mendapatkan tempat. Sedangkan tantangan lain yang tak kalah penting
adalah sinergi industri hulu ke hilir, mulai dari pabrik tekstil/garmen,
perancang busana, sampai ke urusan pasar.
Dengan optimisme bahwa industri fashion bisa bersaing di
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Kemenparekraf akan melakukan
pendampingan melalui fasilitasi-fasilitasi yang bisa mendorong sektor ini
menjadi semakin besar. Kemenparekraf akan mengeluarkan kebijakan
untuk mendorong penggunaan karya fesyen dalam negeri, melancarkan
ketersediaan bahan baku, sampai pada promosi produk-produk fashion
dalam negeri di pasar domestik dan global.
3. Kriya
Kriya merupakan segala kerajinan yang berbahan kayu, logam,
kulit, kaca, keramik, dan tekstil. Indonesia sendiri merupakan negara yang
kaya akan kerajinan seni kriya. Hasil kerajinan tersebut selain untuk pasar
8
domestik, banyak juga yang ekspor ke luar negeri. Sementara itu, faktor
ketersediaan bahan baku menjadi masalah yang sering menghampiri
industri ini. Permodalan juga menjadi masalah klasik lainnya.
5. Penerbitan
Pasar industri penerbitan memang tidak sebesar sub sektor yang
lain, namun industri ini punya potensi yang tak kalah kuat. Banyak
penerbitan besar dan kecil yang masih bermunculan meramaikan industri
ini. Ditambah lagi perkembangan teknologi yang memungkinkan buku
diterbitkan dalam bentuk digital.
Penerbitan turut berperan aktif dalam membangun kekuatan
intelektual bangsa. Munculnya sastrawan, penulis, peneliti, dan para
cendekiawan, tak lepas dari peran industri ini. Walaupun saat ini profesi
9
penulis masih dianggap kurang menjanjikan, banyak para penulis muda
yang sangat antusias, silih berganti menerbitkan karya-karyanya.
6. Arsitektur
Arsitektur sebagai salah satu subsektor ekonomi kreatif memiliki
peranan yang penting dari sisi kebudayaan dan pembangunan. Dari sisi
budaya, arsitektur mampu menunjukkan karakter budaya bangsa Indonesia
yang beraneka ragam. Dari sisi pembangunan, jelas arsitektur berperan
dalam perancangan pembangunan sebuah kota. Menurut Bekraf, sektor ini
masih mengalami kendala dari sisi jumlah arsitek yang ada. Saat ini
jumlah arsitek yang ada di Indonesia baru mencapai 15.000 orang, tidak
sebanding dengan populasi penduduk Indonesia yang mencapai 250 juta
orang.
7. Pengembangan Permainan
Industri dan ekosistem permainan (game) lokal memiliki potensi
besar untuk berkontribusi dalam ekonomi kreatif tanah air. Kontribusi
game untuk ekraf Indonesia pada 2017 adalah 1,93 persen PDB ekonomi
kreatif, dengan 44.733 jumlah tenaga kerja di sub sektor ini. Di tahun yang
sama ada 51 pengembang game lokal baru yang dari tahun ke tahun
bertambah jumlahnya. Kemenparekraf mendorong para pengembang game
lokal untuk berkarya, karena Indonesia merupakan salah satu negara
dengan pangsa pasar game yang peningkatannya cenderung signifikan.
Banyak peluang yang bisa didalami, baik sebagai pembuat maupun pemain
profesional.
8. Periklanan
Sampai saat ini, iklan masih menjadi medium paling efisien untuk
memublikasikan produk dan jasa. Potensi industri ini pun tak perlu
diragukan lagi. Pertumbuhan belanja iklan nasional bisa mencapai 5-7%
setiap tahunnya. Ditambah lagi, iklan mempunyai soft power berperan
dalam membentuk pola konsumsi, pola berpikir, dan pola hidup
10
masyarakat. Oleh karena itu sangat penting apabila sub sektor ini dikuasai
oleh SDM lokal.
9. Musik
Musik merupakan industri yang sangat dinamis. Perkembangan
terbaru saat ini di dunia musik adalah semakin banyaknya platform
pembelian musik digital yang mudah dan murah sehingga mengurangi aksi
pembajakan.
10. Fotografi
Perkembangan sub sektor fotografi yang cukup pesat tak lepas
dari banyaknya generasi muda yang sangat antusias belajar fotografi. Tak
sedikit pula dari mereka yang kemudian memutuskan terjun di bidang ini
sebagai profesional. Masyarakat pun memberikan apresiasi yang positif
terhadap dunia fotografi.
Beberapa pelaku memberikan pendapatnya tentang apa yang
masih harus digarap dalam bidang fotografi ini. Pertama, belum adanya
perlindungan hak kekayaan intelektual terutama untuk hak penggunaan
karya fotografi. Kedua, belum adanya pengarsipan karya-karya fotografi
Indonesia. Dan ketiga, Kemenparekraf diharapkan bisa membantu para
fotografer Indonesia mendapatkan perhatian internasional.
Salah satu program yang dilakukan oleh Kemenparekraf adalah
sertifikasi terhadap para fotografer. Dengan adanya sertifikasi ini
diharapkan ada standar yang jelas terhadap profesi fotografer.
Kemenparekraf juga akan memfasilitasi perlindungan HKI terhadap karya-
karya fotografi, dan meningkatkan eksposur fotografer lokal ke kancah
internasional.
11
dikembangkan, dan dipromosikan, telah mendapatkan apresiasi dunia
internasional.
Peran Pemerintah tentu sangat diperlukan, terutama dalam
menentukan regulasi yang komprehensif untuk mendorong sub sektor seni
pertunjukan ini supaya lebih berkembang. Tak hanya itu, peran pemerintah
dalam memfasilitasi pembangunan gedung atau tempat pertunjukan yang
representatif dan bisa diakses oleh semua lapisan masyarakat juga mutlak
diperlukan.
12
seni rupa bertaraf internasional, serta mewujudkan supaya Indonesia
menjadi pusat seni rupa Asia Tenggara.
13
Potensi ini masih harus ditingkatkan, seperti kesadaran pasar
tentang pentingnya desain. Hasil karya desainer grafis sering dinilai
dengan harga yang kurang layak. Padahal para desainer grafis
membutuhkan proses yang cukup panjang dalam bekerja, dari memikirkan
filosofi, mengolah desain sehingga mempunyai makna, dan menghasilkan
produk jadi. Ajakan kepada para pengusaha untuk menggunakan jasa
desainer grafis lokal pun perlu lebih lantang diserukan.
17. Aplikasi
Meningkatnya penetrasi pemanfaatan smarthphone dan gawai
oleh masyarakat tak lepas dari peran aplikasi yang tertanam di dalamnya.
Masyarakat sudah fasih menggunakan berbagai jenis aplikasi digital
seperti peta atau navigasi, media sosial, berita, bisnis, musik, penerjemah,
permainan dan lain sebagainya. Berbagai aplikasi tersebut didesain supaya
mempermudah pengguna dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Maka tak
heran jika potensi sub sektor aplikasi dan sangat besar.
Di lain pihak, sub sektor ini masih menghadapi berbagai
tantangan. Beberapa di antaranya adalah keterbatasan sumber daya
manusia (SDM) baik secara kuantitas atau kualitas, sedikitnya minat
investor pada industri ini, dan belum adanya kebijakan proteksi yang
memihak pada kepentingan developer domestik. Situasi inilah yang
menyebabkan ekosistem sub sektor ini belum terbangun secara maksimal,
14
pemberdayaan masyarakat lokal, promosi, dan CSR (Corporate Social
Responsibility)
15
developer, arsitektur, desain interior, desain komunikasi visual, desain
produk, fashion, film, animasi, dan video, fotografi, kriya, kuliner,
musik, penerbitan, periklanan, seni pertunjukan, seni rupa, dan televisi
dan radio;
6. Pelaksanaan komunikasi dan koordinasi dengan lembaga negara,
kementerian, lembaga pemerintah non kementerian, pemerintah daerah,
dan pihak lain yang terkait; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang ditugaskan presiden yang terkait dengan
ekonomi kreatif.
16
kreatif dari berbagai jenis komoditas perdagangan yang dihasilkan melalui ide
dan pemikiran kreatif, mendorong dan memfasilitasi pemberian kredit.
17
yang dilakukan oleh pelaku ekonomi kreatif nyaris belum menjadi
kepedulian kebanyakan masyarakat. Apalagi perilaku masyarakat
Indonesia cenderung masih menomor satukan produk kreatif yang
diproduksikan dari luar negeri.
2. Data potensi maupun kegiatan usaha ekonomi kreatif yang telah ada dan
tersebar di berbagai daerah juga belum memadai. Akibatnya, program
yang dicanangkan untuk membantu mengoptimalkan sektor ekonomi
kreatif masih terkesan seadanya dan belum terfokus pada pengembangan
ekonomi kreatif yang memiliki added value dan efek ganda bagi
perekonomian nasional.
3. Ekonomi kreatif masih menghadapi permasalahan terkait regulasi baik
fiscal, non fiscal maupun keuangan. Dalam konteks kebijakan keuangan,
misalnya, ada pihak perbankan yang masih membatasi pemberian
permodalan kepada ekonomi kreatif sehingga menghambat
perkembangan sektor ini.
Dari beberapa contoh permasalahan tersebut di atas, maka upaya
untuk mengembangkan ekonomi kreatif belum secara optimal dilakukan.
Untuk itu, kebijakan, program dan strategi untuk mengembangkan ekonomi
kreatif yang lebih sungguh-sungguh mutlak diperlukan. Jika tidak potensi
yang luar biasa dari ekonomi kreatif ini akan terbuang sia-sia. Bahkan
mungkin akan meningkatkan jumlah penganggguran, ketimpangan
pendapatan dan kemiskinan baru yang selanjutnya akan membuat
perekonomian nasional bergerak turun dari middle income country menjadi
low income country.
Dari permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan ekonomi
kreatif di atas, kerja keras pemerintah pusat dan daerah sebagai koordinator,
regulator dan fasilitator mutlak diperlukan. Pemerintah maupun pemerintah
daerah wajib bersinergi untuk mencapai kesepakatan melakukan terobosan
sebagai solusi yang bermakna bagi para pelaku ekonomi kreatif. Terobosan
merupakan langkah strategis, karena dalam proses pengembangan ekonomi
kreatif terutama di daerah merupakan hubungan sistemik dan saling
ketergantungan. Paling tidak 10 upaya berikut ini perlu mendapat perhatian.
18
1. Peningkatan kualitas sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif dan
inovatif.
2. Peningkatan inovasi dan kreativitas yang berciri keunggulan lokal yang
berdaya saing global.
3. Penetapan regulasi/kebijakan yang disertai upaya penegakan hukum (law
enforcement).
4. Perlunya insentif bagi pengembangan produk ekonomi kreatif.
5. Dukungan pasar dan pola pengaturannya (ekspor-impor).
6. Penguatan teknologi dan metode yang ramah lingkungan.
7. Mengembangkan ketersediaan material lokal dan optimalisasi
pemanfaatannya.
8. Peningkatan kepercayaan dunia perbankan, lembaga permodalan, dan
dunia usaha.
9. Adanya aksesibilitas dan konektivitas (jejaring).
10. Mendorong masyarakat yang apresiatif dan mendukung kekayaan
intelektual (HKI).
19
pembiayaan ekonomi kreatif, skema pembiayaan HAKI merupakan salah satu
alternatif pembiayaan yang cocok untuk mengembangkan usaha-usaha di
sektor ekonomi kreatif. Hal ini disebabkan usaha-usaha pada sektor ekonomi
kreatif, awalnya masih berbentuk ide-ide yang dapat dinyatakan dalam bentuk
HAKI. Berbeda halnya dengan usaha-usaha ekonomi kreatif yang sudah
mapan. Usaha ini pasti sudah mempunyai asset yang bisa dijadikan sebagai
jaminan pinjaman ke bank. Selain skema pembiayaan HAKI, alternatif
pembiayaan lainnya yang juga bisa diterapkan yakni skema pembiayaan
modal ventura dan skema pembiayaan melalui hibah.
20
b. Membuka dan Menambah Lapangan Kerja
f. Pertumbuhan ekonomi
21
pengembangan industri komunikasi di Indonesia. Peluang dan pangsa produk
telekomunikasi di Indonesia sangat besar, apabila melihat kebutuhan dan
kebiasaan masyarakat Indonesia yang saat ini yang sudah sangat terintegrasi
dengan dunia digital, mulai dari segmen anak-anak hingga dewasa. Dengan
perhatian lebih pada sisi pengembangan pengetahuan, maka iklim inovasi
dapat lebih produktif.
22
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan. Guru. 2020. “Pengertian Ekonomi Kreatif Menurut Para Ahli dan
Misinya Terlengkap”, https://seputarilmu.com/2020/03/ekonomi-kreatif-menurut-
para-ahli.html, diakses pada 11 Februari 2021
https://idcloudhost.com/mengenal-ekonomi-kreatif-ciri-ciri-dan-
perkembangannya-di-indonesia/
http://diahastrisetianingrum.blogspot.com/2016/01/makalah-ekonomi-kreatif.html
https://parstoday.com/id/news/indonesia-i64574-geliat_ekonomi_kreatif_dunia
https://idcloudhost.com/mengenal-ekonomi-kreatif-ciri-ciri-dan-
perkembangannya-di-indonesia/
https://www.akseleran.co.id/blog/ekonomi-kreatif/
https://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/08/ekonomi-kreatif-dan-peranannya.html
https://www.goodnewsfromindonesia.id/2020/08/31/tahun-2020-sektor-ekonomi-
kreatif-akan-sumbang-rp1-100-triliun-ke-pdb-indonesia.
23