Saudariku, jika kamu tidak memukul mereka, mereka tidak akan terus
berprilaku baik.. Jika mereka berprilaku baik dan kamu memukul mereka,
mereka akan tetap seperti itu.
Ketika suami saya meninggal, mertua mengusir saya. Jadi saya terpaksa ke
kota dan tidur di trotoar.
Ketika saya masih bekerja, saya yang biasanya memutuskan. Ketika istri saya
yang bekerja, dia yang memiliki semua uangnya dan melakukan apapun
sesuka hatinya.
Laki-laki yang menganggur merasa putus asa karena tidak lagi dapat menjadi
pemberi nafkah dan pelindung keluarga. Mereka hidup bersandar pada
penghasilan istri sehingga merasa terhina.
Study Kasus 4
Ada keprihatinan yang meluas bahwa sekarang Cina telah memasuki tahap
gelembung investasi, ketika banyak investasi yang kualitasnya meragukan terutama
dalam bidang real estat. Sekalipun demikian, cepatnya laju pembangunan di Cina
memang belum pernah tejadi sebelumnya dalam sejarah.
Lebih lanjut, selama hampir dua dasawarsa pertama reformasi dari akhir tahun
1970-an sampai ke pertengahan tahun 1990-an, di tingkat lokal tetap ada dukungan
untuk badan usaha milik kotapraja dan desa (BUMD). Kepemilikan BUMD di tangan
pemerintah lokal tidak begitu jelas, tetapi wirausahawan dan pegawai mereka juga
mendapat hak milik yang tidak terdefinisikan secara jelas istilah yang diberikan
oleh Weitzman dan Xu. BUMD ini menyumbang bagian yang sangat besar bagi
pertumbuhan output industri Cina.
Terakhir, bagi para petani di berbagai bagian Cina dimana sektor pedesaannya
telah berjalan dengan baik, reformasi di bidang pertanahan yang lebih awal mungkin
merupakan salah satu sumber pertumbuhan perekonomian Cina bersama revolusi
yang menyiapkan landasan dan reformasi pada akhir tahun 1970-an, yang
memberikan insentif lebih besar kepada petani. Reformasi pertahanan sangat sulit
dilaksanakan di bagian lain dunia. Kiriman uang dari pekerja migran telah menyulut
ledakan sektor swasta di beberapa wilayah pedesaan, dan harga jual yang diterima
para petani umumnya telah meningkat terutama di wilayah dekat perkotaan.
Ada beberapa batasan dan keberatan terhadap keberhasilan Cina dan pelajaran
yang dapat mengilhami negara-negara lainnya. Kehidupan dapat menjadi semakin
sulit bagi jutaan orang yang masih hidup dalam kemiskinan ekstrem, seperti para
petani pedesaan di wilayah tertentu Cina yang menghadapi hilangnya rasa aman,
korupsi pejabat pemerintah, meliputi laporan perampasan tanah petani oleh
pemerintah, semakin tingginya pajak lokal, serta minimnya peningkatan teknologi
dan keterampilan.
Para pejabat dan peneliti Cina juga merisaukan kerentaan negara ini terhadap
jebakan perangkap pendapatan menengah dan sedang melakukan diskusi dengan
negara-negara Amerika Latin mengenai topik ini; Yiping dan Tingsong menekankan
bahwa apa yang sebenarnya memerangkap banyak negara berpendapatan menengah
di Amerika Latin dan Timur Tengah adalah kurangnya kemampuan inovasi. Mereka
tidak mampu menaiki tangga industri di luar aktivitas berbasis sumber daya. Hal yang
sama akan menjadi ujian sesungguhnya bagi Cina. Terdapat beberapa
ketidakseimbangan dalam perekonomian Cina yang dapat menimbulkan masalah
ketika negara ini bergerak maju. Surplus ekspor Cina yang sangat besar telah banyak
dikritik, karena banyak pihak yang memandangnya sebagai salah satu penyebab
timbulnya krisis keuangan global. Salah satu penyebab surplus ekspor itu
kemungkinan adalah penilaian/taksiran yang terlalu rendah (undervaluation) pada
nilai tukar Cina, yang diperkirakan bervariasi pada 20% sampai 42%.
Secara keseluruhan, Cina telah mengubah cara pandang kita mengenai
pembangunan. Hal itu meyakinkan kita bahwa keajaiban Asia Timur bukan
merupakan sebuah keberuntungan akibat faktor-faktor lokal yang khusus dalam
perekonomian seperti Taiwan dan Korea Selatan. Hal ini juga memberi kita
kepercayaan diri yang lebih besar untuk mengatakan bahwa pembangunan yang riil
masih sangat di mungkinkan. Di lain pihak, terdapat hal yang membatasi
kemampuan negara berkembang lainnya untuk menyaingi keberhasilan yang dialami
Cina.
Studi kasus 5
Ghana dan Pantai Gading adalah dua negara yang berbatasan di Afrika. Luas
wilayah kedua negara ini kurang lebih sama, yaitu 239.450 km 2 dan 322.458 km2
secara berturut-turut. Jumlah penduduk kedua negara ini juga nyaris sama, yaitu 23,8
juta di Ghana dan 21,4 juta di Pantai Gading. Kedua negara ini memperoleh
kemerdekaannya dengan selisih waktu tiga tahun dan juga memiliki kondisi geografi
serupa, sehingga kedua negara yang berbatasan dapat dijadikan perbandingan
alamiah. Salah satu perbedaan paling mencolok adalah bahwa Ghana merupakan
bagian dari Kekaisaran Inggris Raya dari tahun 1821 sampai dengan tahun 1957
sedangkan Pantai Gading adalah koloni Prancis dari tahun 1842 sampai dengan tahun
1960.
Data ini mungkin akan mengherankan banyak pengamat yang menulis laporan
pada saat kemerdekaan kedua negara itu. GDP riil per kapita Ghana pada tahun 1960
hanya $594, jauh di belakang Pantai Gading yang saat itu telah mencapai $1.675
tetapi pada tahun 2007, menurut Penn World Table, GDP riil per kapita Ghana telah
mencapai $1.653 pencapaian 278% dan hampir cukup untuk menutup defisit awalnya
sedangkan GDP riil per kapita Pantai Gading meningkat menjadi $2.228, sebuah
pencapaian sedang dengan meningkat hanya 33% setelah 47 tahun.
Pada tahun 2008, tingkat mortalitas anak dibawah usia 5 tahun adalah 76 di
Ghana, meski masih cukup tinggi tetapi jauh lebih rendah dibandingkan dengan
angka 114 di Pantai Gading. Aysit Tansel menunjukkan, pada tahun 1987 Ghana
berada cukup jauh di depan Pantai Gading dalam rata-rata lama bersekolah untuk
gender dan semua kelompok usia.
Dampak kolonial dan warisan lembaga pada tahun 1482, orang portugis
membangun sebuah benteng di pantai Ghana dan menamakannya Elmina
(Tambang). Setelah itu, orang-orang Inggris menamakan daerah itu Pantai Emas
(Gold Coast) nama yang melekat samapai Ghana merdeka pada tahun 1957. Pantai
Gading (Ivory Coast) memperoleh namanya dari orang Prancis (Cote dIvoire).
Kedua nama itu dengan jelas menunjukkan bahwa para penguasa kolonial
memandang kedua wilayah itu sebagai pantai alih-alih Negara sebagai komoditas
perdagangan alih-alih masyarakatnya, atau sekadar sebuah tambang.
Bagaimana kita bisa memahami pengalaman kolonial yang sangat buruk ini
dan kemungkinan akibatnya? Tingkat mortalitas para pemukim di kedua negara ini
saat itu sangat tinggi , masing-masing diperkirakan mencapai 668 kematian per 1.000
per tahun termasuk yang tertinggi dalam studi Acemoglu, Johnson, dan Robinson
(AJR) sebagai perbandingan, tingkat kematian pada saat itu hanya 15,5 di Afrika
Selatan.
Kualitas lembaga
Kita bisa menduga bahwa semua lembaga yang diwariskan di kedua negara
ini tentunya sangat buruk, karena para penjajah cenderung kurang tedorong untuk
melindungi hak milik, mendorong investasi, atau memungkinkan akses ke peluang
ekonomi atau partisipasi politik yang lebih luas kasarnya, para penjajah lebih
terdorong untuk menjarah atau menyuruh orang lain untuk menjarah bagi mereka.
Dalam data AJR mengenai kualitas lembaga sekarang, tingkat perlindungan rata-rata
terhadap resiko pengambilalihan adalah 6,27 di Ghana dan 7,00 di Pantai Gading
yang berbanding 3,50 di Republik Demokratik Kongo (yang pada saat itu dikenal
dengan nama Zaire) dan 10,0 di Amerika Serikat yang berarti perlindungan investor
yang lebih baik meskipun belum sangat baik.
1
tumbuh 5 2 kali pada tahun 2007. Sebaliknya, jumlah penduduk Ghana telah
1
hampir mencapai 7 juta pada tahun 1960 dan pertumbuhannya adalah 3 3 kali
dalam periode yang sama. Bahkan di masa kini tingkat fertilitas di Ghana adalah 4,0
dan lebih tinggi di Pantai Gading yang mencapai 4,9 dengan satu kelahiran tambahan
per perempuan. Hanya 8% perempuan menikah dalam usia produktif menggunakan
alat kontrasepsi di Pantai Gading, sementara penggunaan alat kontrasepsi di Ghana
mencapai 17% bagian yang masih cukup kecil dari jumlah penduduk menikah, tetapi
lebih dari dua kali lipat dibandingkan Pantai Gading (perbedaannya tetap 24%
berbanding 13%, baik jika mempertimbangkan metode tradisional maupun modern).
Common Law versus Civil Law? Sebagai bekas koloni Inggris, sistem hokum
Ghana didasarkan atas common law (disebut juga hokum kebiasaan yang didasarkan
pada tradisi dan keputusan hakim), sedangkan sistem hukum Pantai Gading
didasarkan atas civil law Prancis (sistem hukum tertulis, hukum Eropa Kontinental).
Sejak akhir tahun 1990-an, pandangan yang menyatakan bahwa sistem common law
menyediakan pondasi yang lebih baik ketimbang sistem civil law dalam
pengembangan sistem keuangan merupakan pendapat yang sangat berpengaruh.
Kebijakan pembangunan
Pertanyaan yang belum terjawab pada tahun 1990, Ghana dipandang sebagai
sebuah kisahkebrhasilan oleh Bank Dunia dan pihak lainnya. Apakah karena
penerapan kebijakan yang tepat oleh negara ini? Andaikan begitu, apa yang dapat
menjelaskan mengapa Ghana memilih kebijakan yang baik sedangkan Pantai Gading
tidak? Pantai Gading mengalami periode konflik yang parah di sepanjang tahun 2002-
2007 yang menimbulkan banyak korban jiwa, dan tidak sedikit sumber daya yang
digunakan untuk mengatasi masalah itu. Keterlibatan militer Prancis mencerminkan
kelanjutan hubungannya yang unik dengan Pantai Gading.
Sekalipun pengkajian di dua negara ini saja bisa menggambarkan bukti lebih
umum dari apa yang telah dijelaskan dalam banyak literatur, kita tidak bisa
menyimpulkan dengan yakin bahwa lembaga-lembaga yang dibentik oleh Inggris di
Ghana dan Prancis di Pantai Gading merupakan faktor yang menentukan keberhasilan
dan kegagalan di kedua negara ini.