Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Bagi Negara berkembang, perencanaan pembangunan ekonomi diarahkan
untuk meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi, hal ini dilakukan dengan cara
meningkatkan pendapatan, tabungan dan investasi. Karena akumulasi capital
mengalami kesulitan berkaitan dengan jebakan kemiskinan yang tidak berujung
pangkal, maka perlu adanya pembangunan yang berencana. Untuk keluar dari
jebakan lingkaran kemiskinan tadi ada dua cara yang bisa dilakukan, yaitu :
1. Melakukan pembangunan yang terencana dengan mencari modal dari luar
negeri yang disebut sebagai industrialisasi yang diproteksi.
2. Menghimpun tabungan wajib yang disebut industrialisasi dengan
kemampuan sendiri.
Dasar pemikiran perencanaan pada NSB adalah :
1. Untuk memperbaiki dan memperkuat mekanisme pasar
2. Keinginan untuk mengurangi pengangguran
3. Untuk mensinergikan sektor pertanian dengan sektor industry
4. Pembangunan infrastruktur sesuai dengan kebutuhan
5. Mendorong pertumbuhan dan pengembangan lembaga keuangan sebagai
penunjang pertumbuhan ekonomi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian perencanaan, unsur perencanaan, fungsi perencanaan, sifat
perencanaan dan proses perencanaan
2. Perencanaan dalam berbagai bentuk sistem ekonomi
3. Syarat-syarat berhasilnya suatu perencanaan
4. Perencanaan pembangunan di Indonesia

C. TUJUAN MAKALAH
1. Mengetahui Pengertian perencanaan, unsur perencanaan, fungsi
perencanaan, sifat perencanaan dan proses perencanaan
2. Mengetahui Perencanaan dalam berbagai bentuk sistem ekonomi
3. Mengetahui Perencanaan dalam berbagai bentuk sistem ekonomi
4. Mengetahui Syarat-syarat berhasilnya suatu perencanaan
5. Mengetahui Perencanaan dalam berbagai bentuk sistem ekonomi

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STRATEGI, PERENCANAAN, UNSUR PERENCANAAN,


FUNGSI PERENCANAAN
1. Pengertian Strategi

2
Strategi adalah ilmu dan seni dalam menggunakan sumber daya,dan strategi
merupakan penentu rencana para pemimpin puncak serta upaya bagaimana agar
tujuan-tujuan yang telah direncanakan tercapai.
Pertumbuhan ekonomi adalah proses dimana terjadi kenaikan produk nasional bruto
rill atau pendapatan rill,dan kenaikan produk nasional bruto terjadi karena pendapatan
perkapita juga naik,sedangkan pembangunan ekonomi adalah suatu proses yang
menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu masyarakat meningkat dalam
jangka panjang (suatu perubahan yang terjadi terus-menerus diberbagai aspek)
(sadono sukirno)

2. Pengertian Perencanan
Perencanaan ekonomi dapat diartikan sebagai usaha secara sadar dari suatu
organisasi untuk mempengaruhi dan mengarahkan mengendalikan perubahan variabel
ekonomi yang utama dengan tujuan pencapaian target tertentu.misal;PDB
,konsumsi,investasi,dan tabungan dari suatu negara selama kurun waktu tertentu.
conyers dan hills(1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu proses yang
bersinambung yang mencakup keputusan keputusan atau pilihan-pilihan berbagai
alternatif penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa
yang akan datang.
Ada 4elemen dasar dari perencanaan ,yaitu:
1. Merencanakan berarti memilih,defenisi ini dikenalkan olehYulius Nyere
(mantan presiden tanzania)ketika menyampaikan pidato Repelita 2 Tanzania
pada tahun 1969.perencanaan merupakan proses memilih di antara berbagai
kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan tersebut dapat
dilakukan dan tercapai pada saat yang bersamaan.hal ini menyiratkan bahwa
hubungan antara perencanaan dengan proses pengambilan keputusan sangat
erat sehingga banyak literatur perencanaan membahas pendekatan-pendekatan
alternatif proses pengambilan keputusan,terutama sekali berkaitan dengan
faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan keputusan dan urut-urutan
tindakan dalam proses pengambilan keputusan
2. Perencanaan merupakan alat pengalokasian sumber daya,pengunaan istilah
sumber daya disini menunjukan segala sesuatu yang dianggap berguna dalam
pencapaian suatu tujuan tertentu.sumber daya disini mencakup sumber daya
alam saja(tanah,air,hasil tambang,dsb)sumber daya manusia,sumber daya

3
modal,dan keuangan.perencanaan mencakup proses pengambilan keputusan
tentang bagaiman penggunaan sumber daya yang tersedia sebaik-baiknya.oleh
karena itu,kuantitas dan kualitas sumberdaya tersebut berpengaruh sangat
penting dalam proses memilih di antara berbagai pilihan tindakan-tindakan
yang ada.
3. Perencanaan merupakan alat untuk mencapai tujuan.konsepperencanaan
sebagialat pencapaian tujuan muncul berkenaan dengan sifat dan proses
penetapan tujuan.salah satu masalah yang sering dihadapi oleh seorang
perencana adalah tujuan-tujuan tersebut didefinisikan secara kurang
tegas,karena kadang kala tujuan-tujuan tersebut ditetapkan oleh orang
lain(para peminpin ppolitik)
4. Perencanaan untuk masa depan,salah satu elemen penting dalam perencanaan
adalah elemen waktu.tujuan-tujuan dalam perencanaan dirancang untuk
dicapai dimasa yang akan datang dan oleh karena itu perencanaan berkaitan
dengan masa depan

3. Unsur perencanaan
Unsur unsur perencaan adalah sebagai berikut:
a. Kebijaksanaan dasar atau strategi dasar rencana pembangunan.unsur ini merupakan
dasar dari seluruh rencana yang kemuadian dituangakan dalam unsur-unsur pokok
perencanaan pembangunan lainnya.
b. Adanya kerangka rencana makro.dalam kerangka ini dihubungkan sebagai variabel-
variabel pembangunan serta implikasi hubungkan tersebut.
c. Perkiraan sumber-sumber pembangunan khususnya sumber-sumber pembiayaan
pembangunan.sumber-sumber pembangunan merupakan keterbatasan yang
strategi,sehingga perlu diperkirakan seksama.
d. Uraian tentang kerangka kebikjaksanaan yang konsisten seperti misalnya
kebikjaksanaan fiskal,penganggaran,moneter,harga serta kebijaksanaan sektoral
lainya.Berbagai pelaksanaan itu perlu dirumuskan kemudian dilaksanakan.
e. Perencanaan pembangunan adalah program investasi yang dilakukan secara sektoral
penyusun program investasi secara sektoral ini dilakukan bersama sama dengan
penyusunan rencana-rencana sasaran.
f. Perencanaan pembangunan adalah adminiistrasi pembangunan yang mendukung
usaha perencanaan dan pelaksanaan pembangunan tersebut.

4. Fungsi Perencanaan

4
a. Terdapat pengarahan kegiatan,pedoman kegiatan kepada pencapain tujuan
pembanguanan
b. Terdapat perkiraan potensi prospek perkembangan,hambatan dan resiko masa yang
akan datang.
c. Memberi kesempatan mengadakan pilihan terbaik
d. Melakukan penyusunan skala prioritas dari segi penting nya tujuan.
e. Sebagai alat mengukur/standar terhadap pengawasan evaluasi
Sedangkan dari sudut pandang ekonomi alasan perlu nya perencanaan adalah ;
a. Agar penggunaan alokasi suber-sumber pembangunan yang tertbatas bisa lebih
efisien dan efektif sehingga dapat dihindari adanya pemborosan-pemborosan.
b. Agar perkembangan atau pertumbuhan ekonomi menjadi lebih mantap.
c. Agar tecapai stabilitas ekonomi dalam menghadapi siklus konjungtor.

Sifat dan Peranan ekonomi perencanaan ekonomi selama dua dekade sejak tahun
1950,dunia ditandai dengan munculnya bangsa-bangsa yang belum maju sebagai
sesuatu kegiatan ekonomi dan politik yang berkembang cukup pesat dalam dunia
internasional. Negara-negara sedang berkembang semakin meningkat aspirasinya
untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi dari negara-negara maju. Hal ini
ditunjukkan oleh diterimanya secara universal perencanaan pembangunan sebagai
sarana yang utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Pengertian perencanaan ekonomi adalah usaha secara sadar dari suatu pusat organisasi
untuk mempengaruhi, mengarahkan serta dalam mengarahkan beberapa hal bahkan
mengendalikan perubahan variabel-variabel ekonomi yaang utama misalnya, GDP,
konsumsi, investasi, tabungan, dll dari suatu negara atau wilayah tertentu sesuai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi, inti dari perencanaan ekonomi adalah
gagasan-gagasan tentang pengaruh, pengarahan dan pengendalian. Suatu rencana
ekonomi bisa juga dianggap sasaran ekonomi secara kuantitaif yang khusus dan harus
dicapai dalam waktu tertentu. Rencana ekonomi bisa bersifat menyeluruh atau tarsial.
Suatu rencana yang bersifat menyeluruh menetapkan sasarannya mencakup seluruh
aspek pokok perekonomian nasional. Sedangkan rencana yang bersifat tarsial hanya
mencakup sebagian dari perekonomian nasional seperti sektor industri, pertanian,
luar negeri, dsb.
Dari para pendukung perencanaan bangunan ekonomi di NSB mengemukakan
bahwa perekonomian pasar yang tidak terkendali dapat mengakibatkan negara-negara
mengalami kemandegan ekonomi, gejolak harga dan tingkat pengerjaan yang rendah.
Secara lebih spesifik, mereka menyatakan bahwa ekonomi pasar tidak sesuai dengan

5
tugas operasional negara-negara miskin, yakni bagaimana memobilisir sumber daya
yang terbatas sehingga menimbulkan suatu perubahan struktural yang dibutuhkan
agara dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan lancar,
cepat dan seimbang. Oleh karena itu, perencanaan telah diterima sebagai sarana yang
esensial untuk mengarahkan dan memacu pertumbuhan ekonomi di NSB.

B. PROSES PERENCANAAN EKONOMI


Proses pembangunan bisa dibagi menjadi 4 tahap. Biasanya ke empat tahap
tersebut itu ditetapkan dalam suatu rangkaian yang dimulai pada saat tujuan
ditetapkan oleh pemimpin politik dan diterjemahkan ke dalam target kuantitatif untuk
pertumbuhan, penciptaan kesempatan kerja, distribusi pendapatan, pengurangan
kemiskinan, dan seterusnya. Para pemimpin politik harus mene-tapkan prioritas-
prioritas tujuan untuk mengarahkan para perencana jika terjadi beberapa konflik
tujuan. Hasilnya adalah suatu fungsi kesejahteraan yang memberikan suatu ukuran
apakah perencanaan (dan para perencana) akan memenuhi tujuan nasional atau tidak.
Ukuran tersebut merupakan fungsi dan target-target tujuan yang biasanya cukup
banyak jumlahnya. Umumnya orang menetapkan target kenaikan untuk suatu tujuan
atau lebih, misalnya kenaikan GNP 6 persen per tahun dan kenaikan tingkat
pengerjaan (employment) sebesar 4 persen per tahun, dan kemudian memerintahkan
kepada perencana untuk mengembangkan program-program untuk mencapai tujuan
tersebut. Alternatif ketiga adalah suatu fungsi kesejahteraan yang menunjukkan
peringkat (urut-urutan tujuan), yang membuat para perencana untuk melakukan
pertimbangan, misalnya pertumbuhan dan pengerjaan (employment), yang akhirnya
lebih memprioritaskan pertumbuhan. Itulah hal-hal yang biasanya dilakukan pada
tahap pertama proses perencanaan (ekonomi).
Tahap kedua adaiah mengukur ketersediaan sumberdaya-sumberdaya yang langka
selama periode perencanaan tersebut: tabungan, bantuan luar negeri, penerimaan
pemerintah,
penerimaan ekspor, tenaga kerja yang terlatih, dan lain-lain. Kesemuanya itu,
bersama dengan keterbatasan administrasi dan organisasi, merupakan kendala
(constraints) yang mengendalai kemampuan perekonomian tersebut untuk mencapai
target-targetnya.
Pada tahap ketiga hampir semua dari upaya ekonomi ditujukan untuk memilih
berbagai cara (kegiatan dan alat) yang bisa digunakan untuk mencapai tujuan

6
nasional. Pada tahap ini ditetapkan proyek-proyek investasi-seperti jalan-jalan raya,
jaringan irigasi, pabrik-pabrik, pusat pusat kesehatan yang termasuk dalam
perencanaan nasional; kebijaksanaan-kebijaksanaan harga, seperti nilai kurs, tingkat
bunga, upah, pengaturan pajak, atau subsidi yang semuanya ini bisa merangsang
perusahaan-perusahaan swasta untuk mengembangkan tujuan-tujuan pembangunan
nasional, dan perubahan keuangan (perbankan) atau penataan kembali sektor
pertanian, yang bisa mengurangi hambatan-hambatan untuk mengubah dan
mendukung kegiatan-kegiatan pembangunan lainnya.
Akhirnya, perencanaan mengerjakan proses pemilihan kegiatan-kegiatan yang
mungkin dan penting untuk mencapai tujuan nasional (welfare function) tanpa
terganggu oleh adanya kendala kendala sumberdaya dan organisasional. Hasil dari
proses ini adalah strategi pembangunan (development strategy) atau rencana yang
mengatur kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selama beberapa tahun (biasanya 5
tahun). Rangkaian perencanaan sperti ini hanya akan dapat berjalan dengan balk jika
para pemimpin politik mampu menetapkan tujuan-tujuan sosial dan prioritas-prioritas
secara cukup jelas bagi para perencana. Sayangnya, para pemimpin politik tidak
selalu mampu berbuat demikian. Mereka lebih suka pernyataan-pernyataan tentang
tujuan-tujuan yang besar tetapi tidak jelas. Para perencana biasanya berpikir dalam
kerangka waktu yang panjang (beberapa tahun), sedangkan pertimbangan-
pertimbangan politis mengatur wawasan-wawasan yang lebih pendek. Dalam
beberapa kasus para pemimpin tidak bisa secara rasional menetapkan prioritas-
prioritas sesuai teori tanpa memiliki pandangan terlebih dahulu tentang trade-off di
antara tujuan-tujuan, misalnya berapa banyak pertumbuhan nasional harus
dikorbankan untuk meningkatkan pengerjaan yang diinginkan?
Suatu perubahan dalam rangkaian perencanaan bisa membantu untuk mengelakkan
jalan buntu itu. Para perencana bisa memulai dengan menetapkan seperangkat tujuan
alternatif dan prioritas-prioritas, kemudian menyiapkan strategi-strategi alternatif
(rangkaian kegiatan), yang masing-masing dirancang untuk menunjukkan yang
terbaik pada suatu prioritas-prioritas yang berbeda. Hal ini memberi pembuat
keputusan politik suatu ukuran trade-off di antara tujuan tujuan yang berbeda. Juga
mengurangi pilihan di antara tujuan-tujuan yang berlawanan bagi penentuan investasi
dan kebijaksanaan-kebijaksanaan di mana lebih mudah untuk mencapainya
pemenuhan tujuan yang aktual.

7
Dari uraian di atas, mungkin tampak bahwa proses perencanaan itu penting,
melebihi dari perencanaan yang dihasilkannya. Dengan melihat bahwa para politisi
kurang memahami ilmu ekonomi, para perencana harus lebih konstruktif dengan
mencoba untuk memasukkan pertimbangan-pertimbangan ekonomi ke dalam proses
pembuatan keputusan, mengkuantifikasikan elemen-elemen yang bisa dihitung oleh
para ekonom, dan mengindentifikasikan elemen-elemen yang tidak bisa
dikuantifikasikan. Ini merupakan proses pendidikan bagi para pemimpin poiitik
tentang ekonomi secara umum dan perekonomian negaranya sendiri secara khusus.
Dengan menunjukkan dan menjelaskan trade-off dalam pilihanpilihan di antara
proyek-proyek alternatif dan strategi-strategi, perencana bisa membantu para politisi
untuk memehaminya lewat implikasi-implikasi ekonomi dari keputusan-keputusan
perencanaan dan kendala-kendala serta peluang-peluang yang diberikan sistem
ekonomi tersebut. Akhirnya, proses pendidikan bagi para politisi melalui perencanaan
tersebut akan dapat mengarah kepada kebijaksanaan-kebijaksanaan politik yang lebih
terbuka dan pada akhirnya memperbaiki kinerja (performance) ekonomi yang
merupakan tujuan akhir dan perencanaan pembangunan.

C. PERANAN PERENCANAAN EKONOMI


Selama dua dekade sejak tahun 1950, dunia ditandai dengan munculnya
bangsa-bangsa yang belum maju sebagai suatu kekuatan ekonomi dan politik yang
berkembang cukup pesat dalam dunia internasional. Negara-negara sedang
berkembang (NSB) tersebut semakin meningkat aspirasinya untuk mengejar
ketertinggalannya di bidang ekonomi dari negara-negara maju. Hal ini ditunjukkan
oleh diterimanya secara universal perencanaan pembangunan sebagai sarana yang
utama untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang cepat.
Pengertian perencanaan ekonomi adalah usaha secara sadar dari suatu pusat organisasi
untuk mempengaruhi, mengarahkan, serta dalam beberapa hal bahkan mengendalikan
perubahan variabel-variabel ekonomi yang utama (misalnya GDP, konsumsi,
investasi, tabungan, dan lainlain) dari suatu negara atau wilayah tertentu selama
periode waktu tertentu sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jadi inti dari perencanaan ekonomi adalah gagasan-gagasan tentang pengaruh,
pengarahan, dan pengendalian.
Suatu rencana ekonomi bisa juga dianggap serangkaian sasaran (target)
ekonomi secara kuantitatif yang khusus dan harus dicapai dalam suatu jangka waktu

8
tertentu. Rencana ekonomi bisa bersifat menyeluruh (komprehensif) atau parsial.
Suatu rencana yang bersifat komprehensif menetapkan sasarannya mencakup seluruh
aspek pokok perekonomian nasional. Sedangkan rencana yang bersifat parsial hanya
mencakup sebagian dari perekonomian nasional sepert sektor industri, sektor
pertanian, sektor luar negeri, dan sebagainya.
Para pendukung perencanaan pembangunan ekonomi di NSB mengemukakan bahwa
perekonomian pasar (market economy) yang tidak terkendali dapat, dan seringkali,
mengakibatkan negara-negara tersebut mengalami kemandegan ekonomi, gejolak
harga, dan tingkat pengerjaan (employment) yang rendah. Secara lebih spesifik,
mereka menyatakan bahwa ekonomi pasar tidak sesuai dengan tugas operasional
negara-negara miskin, yakni bagaimana memobilisir sumberdaya yang terbatas
sedemikian rupa sehingga menimbulkan suatu perubahan struktural yang dibutuhkan
agar dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan dengan lancar,
cepat, dan seimbang. Oleh karena itu, perencanaan telah diterima sebagai suatu sarana
yang esensial untuk mengarahkan dan memacu pertumbuhan ekonomi di NSB.
Di dunia ini seringkali orang membagi sistem perekonomian secara umum
menjadi 2 yaitu perekonomian pasar (market economy) dan perekonomian berencana
(planned economy). Namun demikian sebenarnya tidak ada perekonomian yang
benar-benar berencana ataupun yang benar-benar tidak berencana, karena masalah
perencanaan adalah suatu masalah kadar atau derajatnya saja.
Sebagai contoh: suatu analisis tentang perekonomian sosialis yang terdesentralisasi.
Dalam konteks suatu sistem pasar adalah masuk akal jika harga-harga dalam
perekonomian sosialis seperti ini ditentukan oleh kekuatan pasar penawaran dan pasar
permintaan dan harga tersebut mempunyai peranan kunci dalam proses pengalokasian
sumberdaya secara keseluruhan.
Oleh karena itu, dari sudut pandang yang statis tentang alokasi sumber-daya yang
optimal dan efisien secara ekonomis, sistem sosialis yang terdesentralisasi dapat
dikatakan termasuk kategori pasar. Namun demikian, sejauh bahwa tingkat tabungan
ditentukan oleh badan perencanaan pusat dan secara sadar menyisihkannya untuk
membiayai investasi pada masa yang akan datang, maka aspek dinamis dari sistem
sosialis yang terdesentralisasi tersebut menunjukkan suatu hubungan yang erat dengan
perekonomian berencana. Oleh karena itu, untuk menghindarkan hal-hal yang lebih
membingungkan, maka pada pembahasan selanjutnya nanti akan kita bedakan tiga
macam perencanaan ekonomi yang utama.

9
D. PERENCANAAN DALAM BERBAGAI SISTEM EKONOMI
1. Perencanaan Dalam Perekonomian Kapitalis
Perencanaan memainkan peranan yang sangat penting dalam proses ekonomi-
bahkan di dalam perekonomian yang didominasi pihak swasta sekalipun, seperti
Amerika Serikat, Inggris, dan Jepang di negara kapitalis walaupun secara tidak
langsung. Dalam perekonomian tersebut, perencanaan pada umumnya merupakan
usaha yang dengan sadar dilakukan pemerintah mencapai pertum-buhan ekonomi
dengan tingkat pengerjaan yang tinggi dan harga-harga yang stabil melalui berbagai
instrumen kebijaksanaan fiskal dan moneter.
Oleh karena sistem mekanisme pasar yang benar-benar bebas dapat mengarah
kepada situasi yang sangat tidak stabil yang dicerminkan oleh gejolak yang luar biasa
dalam pendapatan dan pengerjaan selama kurun waktu siklus usaha, maka pemerintah
berusaha secara aktif untuk menciptakan keadaan yang akan mencegah
ketidakstabilan ekonomi tersebut sambil tetap merangsang pertumbuhannya. Alat
kebijaksanaan utama yang digunakan adalah terutama kebijaksanaan di bidang
moneter, perpajakan, dan hubungan perdagangan luar negeri.
Tingkat pengerjaan yang lebih besar dan pendapatan yang lebih tinggi bagi
penduduk yang semakin meningkat disebabkan oleh adanya kebijaksanaan ekspansi
moneter, peningkatan pengeluaran pemerintah, dan penyesuaian tarif pajak. Inflasi
dan deflasi diatasi melalui kebijaksanaan-kebijaksanaan fiskal, penyesuaian tingkat
bunga, dan garis pedoman mengenai harga upah. Gejolak neraca pembayaran
dinetralisir melalui penyesuaian tarif, pengendalian devisa, kuota impor serta
perangsang pajak.
Seluruh alat kebijaksanaan di atas meskipun aktif, tetapi bersifat tidak
langsung. Bersifat aktif dalam pengertian bahwa kesemuanya mendorong
perekonomian ke arah yang diinginkan. Sedangkan bersifat tidak langsung dalam
pengertian bahwa kebijaksanaan tersebut hanya dimaksudkan untuk menciptakan
keadaan yang menguntungkan, di mana para pengambil keputusan dari pihak swasta
dipengaruhi untuk berperilaku dengan suatu cara yang memungkinkan terwujudnya
pertumbuhan ekonomi yang stabil secara terus menerus.
Jadi, kalaupun tidak terdapat rencana ekonomi yang terisi dikebanyakan
perekonomian kapitalis dalam arti seperangkat sasaran tertentu yang ditetapkan, tetapi
perencanaan pemerintah dilaksanakan dengan dasar analisis trend masa lalu dan
proyeksi keadaan ekonomi di masa yang akan datang.

10
2. Perencanaan Dalam Perekonomian Sosialis
Perencanaan ekonomi dalam perekonomian sosialis dikaitkan terutama dengan
perekonomian Uni Sovyet (sebelum negara uni ini bubar) dan perekonomian ala
Sovyet di Eropa Timur dan Asia (terutama RRC) di mana pemerintah secara aktif dan
langsung mengendalikan gerak perekonomian melalui suatu proses pengambilan
keputusan yang terpusat. Seperangkat sasaran yang telah ditetapkan terlebih dahulu
oleh para perencana pusat merupakan dasar penyusunan rencana ekonomi nasional
yang lengkap dan komprehensif. Sumberdaya, baik material maupun finansial,
dialokasikan tidak atas dasar harga-harga pasar serta keadaan penawaran dan
permintaan sebagaimana dalam perekonomian kapitalis, melainkan dikaitkan dengan
kebutuhan akan material, tenaga kerja, dan modal dari rencana keseluruhan.
Jadi, perbedaan yang esensial antara perencanaan dalam perekonomian
kapitalis dan dalam perekonomian sosialis adalah rangsangan versus pengendalian
(inducement versus control).
Peranan perencanaan dalam perekonomian kapitalis hanya berusaha untuk
mencegah agar perekonomian tidak keluar dari lintasan pertumbuhan yang stabil yang
diinginkan melalui alat kebijaksanaan-kebijaksanaan yang aktif namun tidak
langsung. Sementara itu peranan perencanaan dalam perekonomian sosialis bukan
hanya menetapkan seperangkat sasaran tertentu yang merupakan suatu rangkaian
kemajuan ekonomi yang diinginkanakan tetapi juga berusaha melaksanakan
rencananya dengan mengendalikan secara langsung kegiatan dari hampir seluruh unit-
unit produksi dalam perekonomian secara keseluruhan.
Dengan kata lain, perekonomian di negara-negara komunis pun tidak ada yang
seratus persen direncanakan secara terpusat. Sebagai contoh, di mantan negara Uni
Sovyet, aspek ekonomi pasar telah menjadi sesuatu hal yang semakin meningkat
dalam produksi, distribusi, dan penetapan harga sejumlah besar barang-barang
konsumsi.
3. Perencanaan Dalam Perekonomian Campuran
Perekonomian campuran bercirikan adanya suatu lingkungan kelembagaan di
mana sebagian dari sumberdaya produktif dimiliki dan dikelola oleh pihak swasta,
sedangkan sebagian lainnya dimiliki oleh pemerintah. Besarnya proporsi yang tepat
antara pemilikan pemerintah dan sektor swasta berbeda dari satu negara dengan
negara lainnya. Namun demikian, tidak seperti perekonomian kapitalis yang biasanya
pemilikan pemerintah hanya kecil sekali, maka perekonomian campuran dibedakan
oleh adanya pengaruh pemerintah yang sangat besar.

11
Sektor swasta perekonomian campuran tersebut biasanya terdiri dari 3 bentuk
pemilikan individu yang berbeda yaitu:
1. sektor tradisional yang subsisten yang terdiri dari pertanian swasta dalam skala
kecil dan industri kecil barang kerajinan yang menjual sebagian hasil
produksinya ke pasar setempat.
2. perusahaan-perusahaan kapitalis ukuran menengah di bidang pertanian
industri, perdagangan, dan pengangkutan yang dimiliki dan dikelola oleh
orang-orang pribumi.
3. perusahaan asing dan perkebunan berskala besar yang terutama sekali
melayani pasar luar negeri. Modal bagi perusahaan-perusahaan ini biasanya
datang dari luar negeri.

Dalam keadaan lingkungan kelembagaan semacam itu tampak dua aspek


utama dari perencanaan pembangunan dalam perekonomian campuran yaitu:
(1) Penggunaan tabungan masyarakat dan pembayaran dari luar negeri dilakukan
dengan sengaja oleh pemerintah untuk melaksanakan investasi-investasi pada
proyek pemerintah dan memobilisir serta menyalurkan sumberdaya yang langka
ke bidang-bidang yang bisa diharapkan akan memberi sumbangan ke arah
terwujudnya kemajuan ekonomi dalam jangka panjang. Misalnya, pembangunan
jalan kereta api, sekolah-sekolah, pembangunan listrik tenaga air, dan
infrastruktur-infrastruktur lainnya, dan juga pendirian industri industri impor.
(2) Kebijaksanaan pemerintah untuk mempermudah, merangsang, meng-arahkan,
serta dalam beberapa hal, bahkan mengendalikan kegiatan ekonomi swasta untuk
menjamin suatu hubungan yang serasi antara keinginan para pengusaha swasta
dan rencana perekonomian dari pemerintah pusat.

Sifat kompromi dari keadaan tersebut yaitu antara rangsangan kapitalis dan
pengendalian sosialis tampak jelas dari karakteristik perencanaan dalam
perekonomian campuran tersebut. Oleh karena kebanyakan NSB termasuk dalam
jenis "campuran", maka para ahli ekonomi dunia terdorong untuk mengambil
kesimpulan bahwa negara-negara tersebut memerlukan suatu tingkat perencanaan
tertentu untuk mengatasi masalah kemiskinan, kebodohan, dan wabah penyakit.
Keharusan akan adanya perencanaan di NSB tersebut disebabkan oleh
keadaan keadaan kelembagaan yang memaksa yaitu tidak adanya pasar yang
terorganisir dengan baik, kebutuhan akan transformasi kelembagaan yang cepat,
kebutuhan untuk mengalokasikan sumberdaya yang langka ke dalam bidang-bidang
yang produktif, dan adanya dampak psikologis dari suatu program tujuan nasional.

12
E. SYARAT-SYARAT KEBERHASILAN SUATU PERENCANAAN
Menurut Jhingan (1983) perumusan dan kunci keberhasilan suatu perencanaan
biasanya memerlukan adanya hal-hal berikut ini:
1. Komisi Perencanaan
Prasyarat pertama bagi suatu perencanaan adalah pembentukan suatu komisi
perencanaan yang harus diorganisir dengan cara yang tepat. Komisi tersebut harus
dibagi dalam bagian-bagian dan sub-bagian yang dikoornidinir di bawah sejumlah
ahli, seperti ahli ekonomi, ahli statistik, insinyur dan ahli-ahli lainnya yang ahli dalam
aspek perekonomian.
2. Data Statistik
Perencanaan yang baik membutuhkan adanya analisis yang menyeluruh tentang
potensi sumberdaya yang dimiliki suatu negara beserta segala kekurangannya.
Analisis seperti ini penting untuk mengumpulkan informasi dan data statistik serta
sumbersumber daya potensial lain seperti sumberdaya alam, sumber daya manusia
dan modal yang tersedia di negara tersebut. Data yang berhubungan dengan potensi
sumber daya ini sangat diperlukan untuk menentukan arah dan prioritas suatu
perencanaan. Oleh karena itu pembentukan suatu jaringan kantor statistik dari pusat
hingga daerah yang bertugas mengumpulkan informasi dan data statistik menjadi
suatu kebutuhan yang utama.
3. Tujuan
Rencana dapat menetapkan pula tujuan-tujuan seperti halnya: peningkatan pendapatan
nasional dan pendapatan per kapita, pengurangan ketimpangan distribusi pendapatan
dan kesejahteraan serta pemusatan kekuatan ekonomi, peningkatan produksi
pertanian, industrialisasi, pembangunan kewilayahan yang berimbang, pencapaian
swasembada pangan, dan sebagainya. Berbagai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai
tersebut hendaknya realistis dan disesuaikan dengan kondisi perekonomian negara
tersebut.
4. Penetapan Sasaran dan Prioritas
Penetapan sasaran dan prioritas untuk pencapaian suatu tujuan perencanaan dibuat
secara makro dan sektoral. Sasaran secara makro hendaknya dirumuskan secara tegas
serta mencakup setiap aspek perekonomian dan dapat dikuantifikasikan. Untuk
sasaran sektoral hendaknya disesuaikan dengan sasaran makronya, sehingga ada
keserasian dalam pencapaian tujuan. Keserasian pencapaian tujuan ini memerlukan
adanya skala prioritas. Skala prioritas ini harus ditentukan atas dasar kebutuhan
jangka pendek dan jangka panjang dengan memperhatikan sumber daya alam dan

13
sumber daya manusia yang tersedia. Rencana dan proyek seperti itu perlu
dilaksanakan dengan suatu prioritas tertentu. Prioritas ini tidak dijalankan secara
kaku, tetapi secara luwes.
5. Mobilisasi Sumberdaya
Dalam perencanaan ditetapkan adanya pembiayaan oleh pemerintah sebagai dasar
mobilisasi sumber daya yang tersedia. Sumber pembiayaan ini bisa berasal dari
sumber luar negeri dan dalam negeri (domestik).Sumber dana domestik yang utama
didapatkan dari tabungan, laba perusahaan negara, dan pajak. Sumber luar negeri
berasal dari pinjaman atau bantuan luar negeri dan penaman modal asing. Yang perlu
diperhatikan dalam hal pembiayaan pembangunan ini adalah jangan sampai
mengakibatkan efek inflasioner dan tekanan pada neraca pembayaran. Dan pada saat
yang sama harus mampu mendorong tabungan bagi sektor perusahaan dan rumah
tangga di dalam negeri.
6. Keseimbangan dalam Perencanaan
Suatu perencanaan hendaknya mampu menjamin keseimbangan dalam perekonomian,
untuk menghindarkan kelangkaan maupun surplus pada periode perencanaan.
Keseimbangan antara tabungan dan investasi, antara permintaan dan penawaran
terhadap suatu produk, antara kebutuhan dan penyediaan tenaga kerja, dan antara
devisa dan permintaan terhadap impor sangat diperlukan.
Ada dua jenis keseimbangan yang diperlukan dalam suatu perencanaan. Pertama,
keseimbangan fisik yang meliputi keseimbangan antara rencana kenaikan output
dengan jumlah dan jenis investasi. Perencanaan juga memerlukan keseimbangan
antara output berbagai sektor perekonomian. Ini dicapai melalui teknik input-output,
karena output dari satu sektor atau industri merupakan input bagi sektor atau industri
lainnya. Keseimbangan fisik penting bagi konsistensi internal suatu perencanaan,
kalau tidak, berbagai hambatan fisik seperti kekurangan bahan mentah. tenaga kerja,
dan sebagainya akan timbul dalam perekonomian.
Kedua adalah keseimbangan moneter (keuangan) yang meliputi keseimbangan antara
pendapatan masyarakat dengan jumlah barang yang tersedia bagi mereka untuk
konsumsi, antara dana yang dipakai untuk investasi swasta dengan jumlah barang
investasi yang tersedia untuk investor swasta, antara dana yang dipakai untuk
investasi pemerintah dengan jumlah barang investasi yang diproduksi oleh sektor
negara, dan keseimbangan antara pembayaran luar negeri dengan penerimaan luar
negeri.
Adanya ketidakseimbangan di sektor keuangan ini akan mengakibatkan
ketidakseimbangan pada penawaran dan permintaan barang-barang fisik sehingga

14
akan mengakibatkan tekanan inflasioner dan kesulitan neraca pembayaran selama
periode perencanaan.
7. Sistem Administrasi yang Efisien
Administrasi yang baik, efisien dan tidak korup adalah syarat mutlak keberhasilan
suatu perencanaan. Lewis menganggap administrasi yang kuat, baik, dan tidak korup
merupakan syarat utama bagi keberhasilan suatu perencanaan. Pemerintah Pusat di
NSB seharusnya tidak mengambil keputusan ekonomi penting secara tergesa-gesa
tanpa lebih dahulu diuji dan dipertimbangkan secara matang oleh para teknokrat. Di
berbagai departemen harus ditunjuk staf administrasi yang cakap dengan tugas utama
menyiapkan laporan kelayakan yang baik mengenai proyek yang diusulkan. Mereka
harus memperoleh pengalaman dalam perencanaan dan pelaksanaan proyek,
melaksanakannya sesuai jadwal, mengubahnya jika timbul hambatan mendadak yang
tidak diharapkan, dan mengevaluasinya dari waktu ke waktu. Tanpa peralatan
administrasi seperti itu, perencanaan pembangunan tidak akan berhasil di NSB. Lewis
dengan tegas mengatakan bahwa, tanpa adanya administrasi seperti itu (yang baik)
pemerintah lebih baik membiarkan semuanya berjalan bebas tanpa campur tangan
(laissez-faire) daripada mereka berpura-pura melakukan perencanaan. Keberhasilan
luar biasa perencanaan pembangunan di Rusia dapat dikaitkan dengan tatanan Partai
Komunis yang sangat terlatih dan disiplin bagai pendeta. Dalam membuat suatu
rencana, tulis Lewis di kesempatan lain, teknik merupakan bagian dari kebijak-
sanaan. Pembangunan ekonomi tidak sangat rumit, rahasia keberhasilan perencanaan
lebih banyak terletak pada politik yang bijaksana dan administrasi negara yang baik.
8. Kebijaksanaan Pembangunan yang Tepat
Pemerintah harus menetapkan kebijaksanaan pembangunan yang tepat demi
berhasilnya rencana pembangunan dan untuk menghindari kesulitan yang mungkin
timbul dalam proses pelaksanaannya. Dalam hal ini Lewis mencatat unsur-unsur
utama kebijaksanaan pembangunan yang meliputi: (i) penyelidikan potensi
pembangunan; survei sumberdaya nasional, penelitian ilmiah; penelitian pasar; (ii)
penyediaan prasarana yang memadai (air, listrik, transportasi dan telekomunikasi)
apakah oleh badan usaha negara atau swasta; (iii) penyediaan fasilitas latihan khusus
dan juga pendidikan umum yang memadai untuk menyediakan ketrampilan yang
diperlukan; (iv) perbaikan landasan hukum bagi kegiatan perekonomian, khususnya
peraturan yang berkaitan dengan hak atas tanah, perusahaan, dan transaksi ekonomi;
(v) bantuan untuk menciptakan pasar yang lebih banyak dan dan lebih baik; (vi)
menemukan dan membantu pengusaha yang potensial, baik dalam negeri maupun luar

15
negeri; (vii) peningkatan pemanfaatan sumber daya secara lebih baik, baik swasta
maupun negara.
Keberhasilan perencanaan pembangunan dapat dinilai terutama dengan menguji
berbagai usulan dari masing-masing unsur tersebut. Kebijaksanaan yang baik dapat
membantu keberhasilan suatu perencanaan, tetapi dia tidak dapat menjamin
keberhasilan. Karenanya, Lewis menyamakan perencanaan pembangunan dengan
obat. Obat yang berada di tangan seorang praktisi yang baik dapat memberikan hasil
yang manjur, tetapi masih mungkin terjadi bahwa pasien yang diharapkan hidup
ternyata mati dan yang diharapkan mati ternyata hidup.
9. Administrasi yang Ekonomis
Setiap usaha harus dibuat berdampak ekonomis dalam administrasi, khususnya dalam
pengembangan bagian-bagian departemen dan pemerintahan harus merasa yakin
bahwa setiap rupiah yang mereka bayarkan kepada pemerintah melalui pajak dan
pinjaman dipergunakan sebagaimana mestinya bagi kesejahteraan dan pembangunan
mereka, dan fidak dihambur-hamburkan.
10. Dasar Pendidikan
Administrasi yang bersih dan efisien memerlukan dasar pendidikan yang kuat.
Perencanaan yang berhasil harus memperhatikan standar moral dan etika masyarakat.
Seseorang tak dapat mengharapkan adanya administrasi yang ekonomis dan berdaya-
guna kalau masyarakat tidak mempunyai nilai etika dan moral yang tinggi. Hal ini
tidak mungkin dapat dicapai tanpa membangun lebih dulu dasar pendidikan yang kuat
yang mengajarkan pengetahuan akademis maupun teknis secara berimbang. Tanpa
menciptakan manusia yang jujur dan berdaya-guna di dalam negara, tidak akan
mungkin menyusun perencanaan ekonomi dalam skala besar.
11. Teori Konsumsi
Satu syarat penting dalam perencanaan pembangunan moderen adalah bahwa
perencanaan tersebut harus dilandasi oleh teori konsumsi. Negara Sedang
Berkembang tidak harus demokratis dan perhatian pertama harus diberikan kepada
barang yang ada di dalam peringkat pola pendapatan yang dapat dibeli oleh keluarga
tertentu. Sepeda murah di negara berpendapatan rendah adalah lebih penting
dibandingkan dengan mobil murah. Sistem penerangan listrik yang murah untuk
daerah pedesaan adalah lebih baik ketimbang sistem kapasitas tinggi yang
menggunakan peralatan yang talk dapat dioperasikan masyarakat. Di atas segalanya
perhatian utama harus ditekankan pada penyediaan sandang, pangan dan papan yang
diproduksi secara berdayaguna dan berlimpah, karena kesemua itu merupakan
keperluan paling mendasar.

16
12. Dukungan Masyarakat
Dukungan masyarakat merupakan faktor penting bagi keberhasilan suatu perencanaan
di dalam suatu negara yang demokratis. Perencanaan memerlukan dukungan luas dari
masyarakat. Perencanaan ekonomi harus di atas kepen-tingan golongan, tetapi pada
saat yang sama, perencanaan tersebut harus memperoleh persetujuan semua golongan.
Dengan kata lain, suatu perenca-naan harus dianggap sebagai Rencana Nasional bila
rencana tersebut disetujui oleh wakil-wakil rakyat. Oleh karena itu, tanpa dukungan
masyarakat talk ada perencanaan yang dapat berhasil. Untuk hal tersebut Lewis
mengatakan bahwa, semangat rakyat adalah minyak pelumas perencanaan sekaligus
bahan bakar pembanguan ekonomi. Semangat rakyat adalah kekuatan dinamis yang
memungkinkan segalanya.

F. STRATEGI PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI


Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan total
dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya
pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur
ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara. Dalam memajukan pertumbuhan dan pembangunan ekonomi diperlukan
strategi pertumbuhan ekonomi yang cocok bagi suatu Negara. Strategi pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi yang terbagi menjadi tiga strategi yaitu :

1. strategi upaya minimum kritis


2. strategi pembangunan seimbang
3. strategi pembangunan tidak seimbang

A. STRATEGI UPAYA MINIMUM KRITIS


Harvey Leibenstein mengajukan tesis bahwa sebagian besar Negara Sedang
Berkembang berada dalam lingkaran setan kemiskinan yang membuat mereka
tetap berada pada tingkat pendapatan per kapita yang rendah. untuk itu diperlukan
suatu startegi upaya minimum kritis tertentu yang dapat meningkatkan tingkat
pendapatan perkapita yang berkesinambungan dan dapat dipertahankan.
Leibenstein mengatakan bahwa dalam tahap transisi dari keadaan keterbelakangan
ke keadaan yang lebih maju di mana kita dapat mengharapkan pertumbuhan
jangka panjang yang mantap di perlukan suatu kondisi bahwa suatu perekonomian

17
harus mendapatkan rangsangan pertumbuhan yang lebih besar dari batas
minimum kritis tertentu.

Menurut Leibenstein, setiap ekonomi akan tunduk pada hambatan dan


rangsangan yang terjadi. Adanya hambatan akan menurunkan pendapatan per
kapita dari tingkat sebelumnya sedangkan rangsangan cenderung akan
meningkatkan pendapatan per kapita. Suatu Negara akan tetap berada pada
keterbelakangan jika besarnya rangsangan lebih kecil daripada besar hambatan
yang di hadapi. Hanya jika pada factor-faktor tertentu di nilai dapat meningkatkan
pendapatan di berikan rangsangan yang lebih besar di bandingkan dengan
hambatan yang mereka hadapi maka usaha minimum itu dapat tercapai sehingga
perekonomian akan mencapai kemajuan.

a. Pertumbuhan Penduduk Merupakan Fungsi dari Pendapatan Per Kapita


Tesis Leibenstein di dasarkan pada kenyataan bahwa laju pertumbuhan
penduduk merupakan fungsi dari laju pendapatan per kapita. Laju pertumbuhan
penduduk berkaitan erat dengan berbagai tahap pembangunan ekonomi. Mula-
mula tingkat keseimbangan subsisten, laju pendapatan, kesuburan dan kematian
sesuai dengan tingkat kelangsungan hidup penduduk. Jika pendapatan per kapita
naik diatas posisi keseimbangan maka tingkat kematian akan menurun tanpa
dibarengi penurunan tingkat kesuburan. Akibatnya, laju pertumbuhan penduduk
meningkat. Jadi, kenaikan tingkat pendapatan per kapita cenderung menaikan laju
pertumbuhan penduduk. Namun kecenderungan ini hanya sampai pada titik
tertentu, setelah melapaui titik tersebut, kenaikan pendapatan per kapita akan
menurukan tingkat kesuburan dan ketika pembangunan sudah sampai pada tahap
maju maka laju pertumbuhan penduduk akan menurun.
Argument Leibenstein tersebut didasarkan pada teks kapilaritas sosial nya
Dumont, yang menyatakan bahwa kenaikan pendapat per kapita akan mengurangi
keinginan untuk mempunyai banyak anak guna menunjang pendapatan orang tua.
Spesialisasi yang semakin meningkat serta peningkatan pendapatan mobilitas
ekonomi akan menimbulkan sebuah kenyataan bahwa mengurus keluarga besar
akan terasa lebih sulit dan mahal. Oleh karena itu laju pertumbuhan penduduk
menjadi konstan dan kemudian secara perlahan akan mengalami penurunan,
sebaliknya perekonomian akan mengalami kemajuan yang pesat menuju garis

18
pembangunan berkesinambungan. Menurut leibenstein, laju pertumbuhan
maksium penduduk secara biologis antara 3 sampai 4 persen.

Kurva N menggambarkan laju pendapatan per kapita sedangkan kurva P


menggambarkan laju pertumbuhan penduduk pada setiap tingkat pendapatan
perkapita. Bermula dari titik A yang mewakili titik keseimbangan subsisten. Jika
pendapatan per kapita di naikan Yb, laju pertumbuhan penduduk dan laju pendapatan
per kapita dua-duanya adalah 1%. Pada laju pendapatan per kapita Yc, laju
pertumbuhan penduduk sebesar 2% lebih tinggi daripada laju pendapatan per kapita
sebesar 1%. Oleh karena itu pendapatan per kapita harus dinaikan sedemikian rupa
agar dapat meningkatkan pendapatan nasional yang lebih besar dari laju pertumbuhan
penduduk. Hal ini bisa tercapai pada tingkat Ye dimana laju pertumbuhan penduduk
yang ditentukan secara biologis oleh leibenstein diasumsikan sebesar 3%. Dengan
demikian Ye adalah tingkat pendapatan per kapita minimum kritis yang diperlukan
untuk menggerakan pembangunan ekonomi yang berkesinambungan.

19
b. Faktor-faktor Lain Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Pendapatan per
Kapita
Selain pertumbuhan penduduk ada faktor lain yang memerlukan penerapan upaya
minimum kritis yaitu :
1. Skala disekonomis internal Yang timbul akibat tidak dapat dibaginya faktor
produksi.
2. Skala disekonomis eksternal Yang timbul akibat adanya ketergantungan
eksternal, hambatan budaya dan kelembagaan yang ada di Negara Sedang
Berkembang.
Untuk mengatasi kedua hal tersebut diperlukan upaya minimum kritis yang cukup
besar. Namun upaya ini tidak dapat dilakukan pada tingkat pendapatan subsisten,
karna pengeluaran pada tingkat pendapatan subsisten hanyalah sekedar untuk
bertahan hidup dan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Jadi upaya minimum
kritis itu harus lebih besar diatas tingkat pendapatan subsisten agar roda
pembangunan ekonomi yang berkesinambungan dapat bergerak.

c. Agen Pertumbuhan
Upaya minimum kritis dapat di lakukan jika ada dukungan dari kondisi
ekonomi yang relavan terhadap kegiatan usaha, sehingga laju kekuatan pendorong
berkembang lebih cepat daripada kekuatan penghambat pendapatan. Oleh karena
itu di ciptakan pengembangan agen-agen pertumbuhan, agen-agen pertumbuhan
tersebut merupakan anggota masyarakat yang melakukan kegiatan-kegiatan yang
membantu pertumbuhan. Agen-agen tersebut adalah para pengusaha, investor,
penabung, dan innovator. Kegiatan-kegiatan produktif tersebut di nilai mampu

20
menghasilkan kewiraswastaan, peningkatan sumber daya pengetahuan,
pengembangan keterampilan produktif masyarakat, serta peningkatan laju
tabungan dan investasi.

d. Rangsangan Pertumbuhan
Menurut Leibenstein, berhasil tidaknya agen pertumbuhan tergantung pada hasil
yang diharapkan dari kegiatan tersebut. Leibenstein membedakan rangsangan
pertumbuhan ke dalam dua jenis:
1. Rangsangan zero-sum yang tidak meningkatkan pendapatan nasional tetapi hanya
upaya distributive.
2. Rangsangan positif-sum yang berarti terdapat upaya pengembangan pendapatan
nasional.
Positif-sum dinilai mampu menghasilkan pembangunan ekonomi. Namun kondisi
yang ada di NSB sering kali hanya mendorong pengusaha terlibat dalam kegiatan
zero-sum. Kegiatan tersebut mencakup:
1. Kegiatan bukan dagang untuk menjamin posisi monopolistic yang lebih besar,
kekuatan politik, dan prestise sosial.
2. Kegiatan dagang yang membawa ke posisi monopolistic yang lebih besar yang
tidak menambah sumber-sumber agregat.
3. Kegiatan spekulatif yang tidak memanfaatkan tabungan, dan tidak memanfaatkan
sumber kewirausahaan yang langka.
4. Kegiatan yang menggunakan tabungan neto, tetapi investasinya hanya mencakup
bidang-bidang usaha yang nilai sosial nya nol atau lebih rendah daripada nilai
privatnya.
Jadi, kegiatan zero-sum bukanlah kegiatan yang secara rill meciptakan
pendapatan tetapi hanya sekedar pemindahan likuiditas dari satu orang ke orang
lain. Oleh karena itu, upaya minimum kritis itu harus cukup besar agar tercipta
iklim yang relevan bagi berlangsungnya rangsangan positive-sum.
Di dalam perekonomian terbelakang ada pengaruh tertentu yang bersifat anti
perubahan, yang cenderung akan menekan pendapatan per kapita. Pengaruh-
pengaruh tersebut antara lain :
1. Kegiatan zero-sum untuk mempertahankan hak-hak istimewa ekonomi yang ada
melalui pembatasan peluang-peluang ekonomi yang memiliki potensi untuk
berkembang
2. Tindakan konservatif para buruh yang terorganisir maupun yang tidak terorganisir
untuk menentang perubahan.
3. Adanya berbagai macam upaya yang menentang gagasan dan pengetahuan baru
karena gagasan lama sudah tertanam dihati mereka.

21
4. Adanya kenaikan pengeluaran konsumsi atas barang-barang mewah yang dinilai
kurang produktif apabila dibandngkan dengan pengeluaran untuk kegiatan
akumulasi modal.
5. Pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja mempunyai pengaruh pada
berkurangnya modal yang tersedia per tenaga kerja.

Untuk mengatasi semua kendala yang mengakibatkan suatu perekonomian


berada dalam keadaan keterbelakangan, maka diperlukan upaya minimum kritis
yang cukup besar untuk mendorong laju pertumbuhan ekonomi sehingga dapat
memacu positif-sum dan menciptakan kekuatan untuk menandingi zero-sum.
Sebagai hasil dari upaya minimum kritis itu, pendapata perkapita akan mengalami
kenaikan sehingga tingkat tabungan dan investai akan terstimulasi. Perubahan-
perubahan tersebut berdampak :

1. Ekspansi agen pertumbuhan.Meningkatnya sumbangan mereka pada per unit


modal.
2. Semakin berkurangnya kekuatan dari faktor-faktor penghambat pertumbuhan.
3. Penciptaan sebuah kondisi yang mampu meningkatkan mobilitas ekonomi dan
sosial.
4. Peningkatan spesialisasi, serta berkembangnya sector sekunder dan tersier.
5. Terciptanya iklim yang cocok bagi adanya perubahan, yang pada akhir nya
perubahan tersebut dinilai bisa mengurangi laju pertumbuhan penduduk

e. Kritik Terhadap Teori Leibenstein

Di dalam kata pengatar bukunya, Leibenstein menuliskan bahwa tujuan dari


analsisnya adalah memberikan penjelasan atau pemahan bukan memberikan resep.
Tetapi tesis ini mampu menarik perhatian para ekonom dan perencana
pembangunan di NSB. Meskipun demikian tesis ini tetap mengandung beberapa
kelemahan yaitu :

Pertama, laju pertumbuhan penduduk berkaitan dengan tingkat kematian.


Menurut Leibenstein laju pertumbuhan penduduk akan meningkat seiiring dengan
peningkatan pendapatan per kapita jika telah mencapai titik tertentu. Namun jika
melewati titik tertentu maka pertumbuhan penduduk akan menurun. Dengan
adanya perbaikan pada kapasitas kesehatan, sarana dan prasarana di NSB

22
merupakan faktor pendorong pertumbuhan dan menekan angka kematian. Dengan
kata lain, pertumbuhan penduduk tidak semata-mata didorong oleh perubahan
yang signifikan dari pendapatan per kapita.

Kedua, penurunan tingkat kelahiran bukan disebabkan oleh kenaikan pendapatan


per kapita. Di sebagian besar NSB masalah penurunan tingkat kelahiran lebih
disebabkan oleh aspek sosial-budaya dan bahkan persepsi intelektual dinilai
mampu mempengaruhi pandangan masyarakat mengenai jumlah anak yang ideal.

Ketiga, mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelahiran.


Leibenstien mengabaikan peran pemerintah dalam menekan tingkat kelaharian.
Padahal dibanyak Negara pemerintah secara proaktiv mengkampanyekan program
gerakan keluarga kecil guna menekan angka kelahiran.

Keempat, mengabaikan unsur waktu. Strategi leibenstein cenderung mengabaikan


unsur waktu dalam analisisnya. Unsur waktu diperlukan untuk mengetahui
rentang waktu yang dibutuhkan antara aksi dan reaksi.

Kelima, menurut Myint, hubungan fungsional antara laju pendapatan per kapita
dan laju pertumbuhan pendapatann total lebih kompleks dan tidak sederhana
seperti yang ditunjukan Leibenstein. Ada dua argument yang mendasari
pandangan tersebut. Pertama, hubungan pendapatan per kapita dengan laju
tabungan dan investasi tergantung pada kinerja lembaga keuangan dalam
mobilitas tabungan masyarakat. Kedua, hubungan antara investasi dan outpun
yang dihasilkan tidak serta merta ditentukan oleh rasio modal seperti yang
diasumsikan Leibenstein.

Keenam, strategi Leibenstein ini hanya akan relevan jika diterpakan pada
perekonomian tertutup.

B. STRATEGI PEMBANGUNAN SEIMBANG


Pembangunan seimbang dapat di artikan sebagai pembangunan berbagai jenis
industri secara berbarengan sehingga industri saling menciptakan pasar bagi yang
lain. Singkatnya strategi pembangunan seimbang ini mengharuskan adanya
pembangunan yang harmonis di berbagai sektor ekonomi sehingga keseluruhan

23
sektor akan tumbuh bersama. Oleh karena itu, diperlukan keseimbangan antara
sisi permintaan dan sisi penawaran. Sisi penawaran memberikan penekanan pada
pembangunan serentak dari semua sektor yang saling berkaitan dan berfungsi
meningkatkan penawaran barang yang meiputi pembangunan serentak yang
harmonis dari barang setengah jadi, bahan baku, sumberdaya energy, pertanian,
pengairan, transportasi serta semua industri yang memproduksi barang konsumen.
Sedangkan sisi permintaan berhubungan dengan penyediaan kesempatan kerja
yang lebih besar dan penambahan pendapatan agar permintaan barang dan jasa
dapat tumbuh. Sisi ini berkaitan dengan industri yang sifatnya saling melengkapi,
seperti industri benang dan industri pewarna pakaian. Jika semua industri
dibangun secara serentak maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan menjadi
sangat besar.
Strategi pembangunan seimbang ini dilaksanakan dengan maksud untuk menjaga
agar proses pembangunan tidak menghadapi hambatan dalam:
1. Memperoleh bahan baku, tenaga ahli, sumberdaya energy, dan fasilitas-
fasilitas untuk mengangkut hasil produksi ke pasar.
2. Memperoleh pasar untuk barang-barang yang telah dan akan di produksi.

Pembangunan seimbang ini dapat pula di definisikan sebagai usaha pembangunan


yang bertujuan untuk mengatur investasi sehingga sepanjang proses pembangunan
tidak akan ada hambatan yang berasal dari penawaran dan permintaan. Jika kita
melakukan pembangunan seimbang dan dana investasi jauh lebih besar dari dana
investasi sebelumnya.

a. Menurut Rosenstein-Rodan dan Nurkse

Istilah pembangunan seimbang itu di ciptakan oleh Nurkse (1956). Namun demikian
teori ini pertama kali di kemukakan oleh Paul Rosenstein-Rodan (1953) dengan nama
teori dorongan besar-besaran. Inti dari tesis Rosenstein-Rodan adalah untuk
menanggulangi hambatan pada pembangunan ekonomi di NSB dan untuk mendorong
perekonomian tersebut kearah yang lebih maju di perlukan suatu dorongan besar-
besaran atau suatu program yang menyeluruh yang mengacu pada sejumlah minimum
investasi tertentu.

24
Adapun tujuan utama dari strategi ini adalah untuk menciptakan berbagai industri
yang saling berkaitan erat satu sama lain sehingga setiap industry memperoleh
eksternalitas ekonomi sebagai akibat dari proses industrialisasi seprti itu.

Menurut Rosenstein-Rodan adanya pembangunan industri secara besar-besaran di


nilai dapat menciptakan tiga jenis eksternalitas ekonomi, yaitu :

1. Eksternalitas di akibatkan perluasan pasar


2. Eksternalitas yang tercipta karena lokasi industry yang saling berdekatan dengan satu
sama lain.
3. Eksternalitas yang tecipta karena ada industry lain dalam perekonomian tersebut
Pendapat Nurkse tidak jauh berbeda dengan pendapat Rosenstein-Rodan. Dalam
analisisnya Nurkse menekankan bahwa pembangunan ekonomi bukan hanya
menghadapi masalah pada kelangkan modal, tetapi juga dalam mendapatkan pasar
bagi barang-barang industry di kembangkan. Tingkat investasi yang rendah yang
muncul sebagai akibat dari rendahnya daya beli masyarakat sedangkan rendahnya
daya beli masyarakat di akibatkan oleh rendahnya pendapatan rill masyarakat dan
rendahnya pendapatan rill masyarakat di akibatkan oleh rendahnya produktifitas.
Fenomena tersebut yang kemudian di kenal dengan sebutan lingkaran setan
kemiskinan.
Daya beli masyarakat pasar bagi barang-barang yang dihasilkan oleh sektor produktif.
Oleh karena itu, jika daya beli masyarakat rendah akan menyebabkan pasar-pasar bagi
sektor produktif menjadi terbatas. Kondisi ini menyebabkan para pengusaha dan
investor enggan berinvestasi akibatnya perekonomian akan mengalami pertumbuhan
yang lambat. Jadi, kesimpulannya bahwa dorongan untuk berinvestasi sering kali di
batasi oleh pasar.
Pasar merupakan faktor penting yang akan membatasi investasi di sektor
modern oleh karena itu, untuk menyusun kebijakan dan program pembangunan
persoalan yang harus dipecahkan terlebih dahulu adalah bagaimana memperluas pasar
domestik. Faktor yang dapat di jadikan acuan dalam menentukan luas pasar adalah
tingkat produktivitas. Oleh karena itu, satu-satunya jalan keluar dari kebuntuan ini
adalah dengan mensinkronkan penggunaan modal pada berbagai macam jajaran
industri. NSB perlu melaksanakan program pembangunan seimbang, dengan jalan
pada waktu yang bersamaan dilakukan investasi diberbagai industri yang berkaitan
erat satu sama lain. Dengan cara inilah pasar dapat diperluas, karena kesempatan kerja

25
dan pendapatan masyarakat dinilai mampu menciptakan permintaan akan barang-
barang industri yang dihasilkan. Pembangunan suatu industri dinilai akan mampu
menciptakan pasar bagi industri lain, semakin banyak industri yang dibangun semakin
luas juga pasar industri tersebut sehingga memungkin kan penggunaan modal secara
lebih efisien dan intensif. Dengan demikian pembangunan seimbang akan menjadi
perangsang untuk memperluas permintaan akan modal dan untuk melakukan investasi
yang lebih banyak.

Selain itu keseimbangan juga diperlukan antara sektor dalam negri dan sektor
luar negri. Penerimaan atas ekspor merupakan sumber penting untuk membiayai
pembangunan, sedangkan industri dalam negri juga memerlukan tambahan impor
bahan baku untuk memenuhi kebutuhan kapasitas produksi mereka. Strategi
pembangunan seimbang merupakan pondasi kuat untuk perdagangan internasional.
Dengan semangkin meningkatnya produksi dalam negeri, pasar dalam negeri dan
pasar luar negeri atas produk tersebut pun semakin meluas. Dengan demikian tingkat
kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat pun meningkat.

b. Menurut Scitovsky dan Lewis

Hirschman mengelompokkan Scitovsky dan Lewis sebagai pencetus strategi


pembangunan seimbang pada sisi penawaran, sedangkan Rosentein-Rodan
menenkankan pada sisi permintaan. Scitovsky menyebutkan adanya dua konsep
eksternalitas ekonomi dan manfaat yang diperoleh di suatu industri dari adanya dua
macam eksternalitas ekonomi yang ada dalam perekonomian tersebut. Dalam teori
keseimbangan, eksternalitas ekonomi dapat diartikan sebagai peningkatan efisiensi
yang terjadi pada suatu industri sebagai akibat dari adanya perbaikan teknologi pada
industri lain. Keuntungan pada suatu perusahaan bukan saja tergantung pada efisiensi
penggunaan faktor-faktor produksi dan tingkat produksi perusahaan tersebut, tetapi
juga tergantung pada penggunaan faktor-faktor produksi dan tingkat produksi
perusahaan lainnya terutama perusahaan-perusahaan yang erat kaitannya dengan
perusahaan tersebut.

Mekanisme terciptanya eksternalitas ekonomi tersebut dijelaskan Scitovsky


dengan contoh berikut. Jika investasi baru dilakukan untuk suatu industri, maka

26
kapasitasnya akan bertambah. Hal ini dapat menurunkan biaya produksi industri
tersebut sehingga mendorong kenaikan harga input yang digunakan. Penurunan biaya
produksi tersebut akan menurukan haga jual produk industri tersebut, dan hal ini akan
menguntungkan bagi industri-industri yang menggunakan produk dari industri
tersebut. Sedangkan kenaikan harga inputnya akan memberikan keuntungan bagi
industri yang menghasilkan input tersebut. Misalnya industri X melakukan investasi
untuk memperluas kegiatannya, maka tindakan tersebut akan menguntungkan
beberapa jenis perusahaan. Jenis-jenis perusahaan memperoleh eksternalitas ekonomi
keuangan dari industri X adalah :

1. Perusahaan-perusahaan yang akan menggunakan produksi X sebagai bahan mentah


industri mereka, karena harga nya lebih murah
2. Industri-industri yang menghasilkan bahan mentah bagi industri X, karena permintaan
dan mungkin harga nya akan naik
3. Industri-industri yang menghasilkan barang komplementer untuk barang yang
diproduksi industri X, karena dengan naiknya produksi dan penggunaan hasil industri
X maka jumlah permintaan akan barang-barang komplementer tersebut bertambah
4. Industri-industri yang menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang
yang mengalami pertambah pendapatan
5. Industri-industri yang menghasilkan barang substitusi bahan entah yang digunakan
oleh industri X.

Berdasarkan gambaran diatas, Scitovsky menyimpulkan bahwa integrasi secara


menyeluruh antara berbagai industri diperlukan untuk menghapus perbedaan antara
keuntungan perorangan dengan keuntungan masyarakat. Scitovsky memandang
bahwa mekanisme pasar tidak dapat mengintegrasikan antarberbagai industri yang
sifat nya demikian, karena mekanisme pasar berperan untuk meciptakan efisensi
alokasi sumberdaya dalam jangka pendek. Oleh karena itu, Scitovsky setuju dengan
pandangan Rosentein-Rodan yang menyatakan tentang perlunya program
pembangunan industri secara besar-besaran dan menciptakan suatu pusat perencanaan
penanaman modal untuk melengkapi fungsi mekanisme pasar dalam mengatur alokasi
sumberdaya-sumberdaya.

Sementara itu, dalam analisisnya Lewis menekankan tentang perlunya


pembangunan seimbang yang didasarkan pada keuntungan yang akan diterima dari

27
adanya saling ketergantungan antara berbagai sektor, yaitu antara sektor pertanian dan
sektor industri, serta antara sektor dalam negeri dan sektor luar negeri.

Menurut lewis, akan timbul banyak masalah jika pembangunan hanya dipusatkan
pada satu sektor saja, tanpa adanya keseimbangan dari sektor lain sehingga akan
menimbulkan ketidakstabilan dan gangguan terhadap proses kegiatan ekonomi
sehingga proses pembangunan terhambat. Lewis memberikan gambaran di bawah ini
tentang betapa pentingnya pembangunan yang seimbang antara sektor industri dan
sektor pertanian. Misalkan disektor pertanian ada inovasi teknologi produksi bahan
pangan untuk kebutuhan domestik, implikasi yang mungkin terjadi adalah :

1. Terdapat surplus disektor pertanian yang dapat dijual di sektor non pertanian
2. Produksi tidak bertambah berati tenaga kerja menjadi sedikit dan jumlah
pengangguran bertambah tinggi.
3. Kombinasi dari kedua keadaan tersebut.

Jika sektor industri mengalami perkembangan pesat, maka sektor tersebut akan dapat
menyerap kelebihan produksi bahan pangan dan tenaga kerja. Namun tanpa adanya
perkembangan di sektor industri maka nilai tukar sektor pertanian akan memburuk
sebagai akibat dari kelebihan tenaga kerja, dan akan menimbulkan depresif terhadap
pendapatan di sektor pertanian. Oleh karena itu di sektor pertanian tidak perlu lagi ada
perangsangan untuk mengadakan investasi baru dan melakukan inovasi. Di sisi lain
jika pembangunan difouskan hanya pada sektor industrialisasi dan mengabaikan
sektor pertanian, hal tersebut akan memicu permasalahan baru yang pada akhirnya
akan menghambat proses pembangunan ekonomi. Masalah kelangkaan produk
pertanian terjadi, akibatnya kenaikan atas produk-produk pertanian pun menjadi
jawabannya. Kondisi ini akan mendorong terjadinya inflasi.

Akhirnya, jika sektor pertanian tidak berkembang, maka sektor industri juga
tidak dapat berkembang, dan keuntungan sektor industri hanya sebagian kecil saja
dari pendapatan nasional. Oleh karena itu tabungan dan tingkat investasi pun akan
rendah. Maka Lewis menyimpulkan bahwa pembangunan haruslah dilakukan secara
berbarengan di kedua sektor tersebut. Kemudian Lewis menunjukan pula pentingnya
pembangunan yang seimbang antara sektor produksi barang-barang untuk kebutuhan
domestic dan untuk kebutuhan luar negeri (ekspor)

28
Fungsi ekspor lainnya adalah untuk mengatasi masalah keterbatasan pasar domestik.
Pengembangan sektor ekspor tidak lah serumit pengembangan sektor pertanian dan
industri yang mengahasilkan barang-barang kebutuhan domestik. Sektor ekspor
merupakan satu-satunya sektor yang berkembang sendiri tanpa bantuan sektor lain.
Hal ini merupakan faktor penting bagi pembanguan ekonomi di Negara-negara sedang
berkembang pada masa penjajahan terutama bersumber dari perluasan kegiatan
ekspor. Perkembangan ekspor akan merangsang perkembangan sektor domistik
karena :

1. Berbagai fasilitas yang digunakan untuk memperlancar kegiatan ekspor seperti system
komunikasi, transportasi, dan sebagainya dapat digunakan oleh sektor domestik.
2. Dengan menarik tenaga kerja dari sektor domestik, maka sektor ekspor akan
mendorong sektor domestic untuk menciptakan inovasi yang bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas.

Akhirnya, sektor ekspor dapat pula memperluas pembangunan ekonomi karena


memungkinkan perkembangan impor. Perkembangan impor ini akan memperbesar
jumlah jenis barang-barang dalam masyarakat. Dari sudut ekspor itu sendri,
kelemahannya pada nilai tukar yang kurang menguntungkan. Walaupun sektor ekspor
ini berkembang pesat tetapi hanya menciptakan pertambahan pendapatan yang sangat
terbatas bagi masyarakat. Dan walaupun produktivitas produksi meningkat, tetapi
keuntungan dari kemajuan tersebut tidak dinikmati oleh para pekerja, tetapi oleh
pemakai barang-barang dari Negara maju yang meperoleh barang-barang dengan
harga yang murah. Berdasarkan uraian diatas Lewis menarik kesimpulan lewis
menekankan tentang perlunya pembangunan seimbang di berbagai sektor pertanian
dan industri serta antara kegiatan produksi barang untuk domestic dan kebutuhan luar
negeri sehingga pembangunan ekonomi berjalan lancar.

c. Kritik Terhadap Teori Pembangunan Seimbang

Banyak ekonom yang mengkritk strategi pembangunan seimbang, antara lain


Hirschman, streeten, dan singer. Hirscham dapat dianggap pengkritik yang paling
baik, karena selain menunjukan kelemahan-kelemahan dia juga mengemukakan
teorinya yaitu strategi pembangunan tidak seimbang.

29
Berikut merukan kritik dari para pakar ekonomi pembangunan yaitu :

Menurut Hirschman strategi pembangunan seimbang telah gagal sebagai teori


pembangunan. Pembangunan seharusnya sebagai suatu proses perubahan dari satu
tipe ekonomi ke tipe ekonomi lainnya yang lebih maju. Namun strategi pembangunan
lebih kepada permapasan hak industri lama oleh industri baru. Sementara itu Menurut
Hirschman NSB tidak dapat melakukan pembangunan yang serentak di berbagai
sektor mengingat segala keterbatasan yang mereka miliki. NSB dihadapkan pada
kelangkaan sumberdaya modal, dan belum terutilitasnya SDM dan SDA yang mereka
miliki.

Singer menyatakan berpikir besar adalah nasihat yang logi bagi NSB, tetapi bertindak
besar adalah nasihat yang keliru jika hal itu memaksa mereka bertindak diluar batas
kemampuan dan sumberdaya yang mereka miliki.

Nurkse menggambarkan strategi pembangunan seimbang tanpa adanya perencanaan.


Padahal, investasi secara serentak pada berbagai sektor memerlukan perencanaan dan
koordinasi oleh pemerintah.

C. STRATEGI PEMBANGUNAN TAK SEIMBANG

Teori pembangunan tak seimbang ini dikemukakan oleh Hirschman dan


Streeten. Pada dasarnya, pembangunan tak seimbang adalah pola pembangunan
yang lebih bertujuan untuk mempercepat proses pembangunan di NSB. Pola
pembangunan tidak seimbang ini didasarkan pada :

1. Secara historis, proses pembangunan ekonomi yang terjadi mempunyai corak


pembangunan tidak seimbang.
2. Untuk meningkatkan efisiensi dalam penggunaan sumberdaya yang tersedia
3. Pembangunan tidak seimbang akan berpotensi menimbulkan kemacetan atau
gangguan-gangguan dalam proses pembangunan, tetapi hal tersebut dinalai
dapat menjadi pendorong untuk pembangunan selanjutnya.

Menurut Hirschman, jika kita mengamati proses pembangunan yang


terjadi antara dua periode waktu, maka akan tampak begitu nyata bahwa berbagai

30
sektor ekonomi telah mengalami perkembangan dengan laju yang berbeda. Hal
tersebut menunjukan bahwa pembangunan akan lebih baik jika dijalankan dengan
tidak seimbang. Pembangunan tidak seimbang ini juga dapat dianggap lebih
sesuai untuk dilaksanakan di NSB karena Negara-negara tersebut mengalami
kelangkaan sumberdaya.

a. Pembangunan tidak seimbang antara sektor prasarana dan sektor produktif

Permasalahan yang dianalisis Hirschman dalam strategi pembangunan tidak seimbang


adalah bagaimana cara menentukan proyek pembangunan yang harus didahulukan
berdasarkan suatu perioritas tertentu. Argument yang medasari pemikiran tersebut
adalah karena proyek-proyek tersebut membutuhkan modal dan sumberdaya yang
tidak sedikit, kadang seringkalai melebihi modal dan sumberdaya yang tersedia.
Untuk itu agar penggunaan sumberdaya dapat optimal maka diperlukan
pengalokasian sumberdaya yang efektif dan efisien. Cara pengalokasian sumberdaya
tersebut dibedakan menjadi dua:

1. Cara pilihan pengganti


Suatu cara pemilihan proyek yang bertujuan untuk menentukan apakah proyek
A atau proyek B yang harus dilaksanakan
2. Cara pilihan penundaan
Cara pemilihan proyek yang menentukan urutan proyek dengan menentukan
apakah proyek A atau proyek B yang harus didahulukan

Berdasarkan prinsip pemilihan proyek diatas, Hirschman menganalisis masalah


alokasi sumberdaya antara sektor prasarana dengan sektor produktif yang dapat
langsung menghasilkan barang-barang yang dibutuhkan masyarakat. Ada tiga macam
pendekatan untuk mengembangkan sektor prasarana dan sektor produktif, yaitu :

1. Pembangunan seimbang antara kedua sektor tersebut


2. Pembangunan tidak seimbang di mana pembangunan sektor prasarana lebih
ditekankan
3. Pembangunan tidak seimbang di mana sektor produktif lebih ditekankan Strategi
Pembangunan Tak Seimbang

31
Hirschaman menggunakan gambar diatas untuk memilih pendekatan yang sesuai untuk
pembangunan di NSB.

Kurva a,b,c,d masing-masing merupakan tingkat produksi yang dicapai dengan sejumlah
investasi tertentu jika modal tersebut digunakan secara penuh. OX menunjukan jumlah
prasarana (SOC) dan OY menunjukan keseluruhan biaya produksi yang dikeluakan oleh
sektor DPA serta garis OZ merupakan jalur pembangunan seimbang.

Menurut Hirschman kegiatan ekonomi akan mencapai skala efisiensi yang optimal jika
telah tercapai dua kondisi :

1. Setiap sumberdaya telah dialokasikan secara optimal pada kedua sektor, sehingga
dengan sejumlah sumberdaya tersebut dapat dicapai produksi yang maksimum
2. Untuk suatu produksi tertentu hanya diperlukan sejumlah sumberdaya pada tingkat
minimal pada kedua sektor.

Ada dua pilihan orientasi kebijakan dalam alokasi investasi, yaitu :

1. Orientasi kebijakan yang mendahulukan perkembangan DPA dan kemudian baru


diikuti oleh SOC. Pendekatan tersebut ditunjukan oleh AB 1, BC1, CD1. Pendekatan
tersebut dinamakan Pembangunan Melalui Kekurangan
2. Orientasi kebijakan yang mendahulukan pembangunan prasarana dan baru diikuti
pembangunan sektor produktif. Pendekatan tersebut ditunjukan oleh AA1,

32
BB1, CC1dan pendekatan tersebut dinamakan Pembangunan Melalui Kapasitas
Berlebih.

Dari kedua orientasi tersebut manakah yang sebaiknya dilaksanakan oleh NSB ? Menurut
Hirschman, yang harus dilakukan adalah urutan pembangunan yang akan menjamin
pembangunan selanjutnya yang maksimum. Di sebagian besar NSB, program
pembangunan seringkali ditekankan pada pembangunan prasarana untuk mempercepat
pembangunan di sektor produktif. Hirschman tidak sependapat dengan hal tersebut.
Menurut Hirscham dalam keadaan motivasi masyarakat yang sangat terbatas, maka lebih
baik menggunakan orientasi pembanunan melalu kekurangan daripada pembangunan
melalui kapasitas berlebih. Dengan kata lain setiap Negara atau Daerah dengan dengan
jumlah pengusaha yang terbatas, orientasi yang sesuai adalah dengan mendahulukan
pembangunan sektor produktif agar tidak terjadi pemborosan penggunaan prasarana.

Pembangunan Tak Seimbang dalam Sektor Produktif

Menurut Hirschman, di dalam sektor produktif ada dua pendorong yang tercipta
akibat adanya hubungan antara berbagai industri yang menyediakan barang-barang
yang digunakan sebagai bahan baku industri lain adalah :

1. Pengaruh keterkaitan kebelakang Dimana ada rangsangan dari pembangunan suatu


industri terhadap perkembangan industri yang menyediakan bahan baku bagi industri
tersebut.
2. Pengaruh keterkaitan kedepan Dimana ada rangsangan dari pembangunan suatu
industri terhadap pembangunan industri yang menggunakan produksi industri yang
pertama sebagai bahan baku mereka.

Menurut Hirschman, ada dua jenis Industri yang memeiliki keterkaitan antarindustri
nya, yaitu :

1. Industri Satelit Industri ban mobil dan karoseri merupakan industri satelit dari
industri mobil

33
2. Industri non-satelit Industri mobil tidak memiliki kaitannya sama sekali dengan
industri minuman ringan

Berikut ini adalah beberapa karakteristik industri satelit yaitu :

1. Lokasinya berdekatan dengan industri utama sehingga akan dicapai satu skala
efisiensi tertentu atas interaksi antarmereka
2. Industri-industri tersebut menggunakan input utama yang berasal dari produk industri
induk (utama) atau industri tersebut menghasilkan produk yang merupkan input dari
industri induk, tetapi bukan merupakan input utama
3. Besarnya idustri satelit tidak akan melebihi industri induknya

Kedua jenis industri tersebut dapat dirangsang karena adanya kaitan kedepan maupun
kebelakang. Apabila pembangunan industri mobil mendorong perkembangan industri
ban mobil, hal ini merupaka pengaruh keterkaitan kebelakang. Sedangkan jika
industri mobil mendorong perkembangan industri karoseri, hal ini merupakan
pengaruh keterkaitan ke depan.

Berdasarkan pola keterkaitan tersebut Hirschman membedakan industri kedalam


beberapa kelompok yaitu :

1. Industri barang setengah jadi


2. Industri barang setengah jadi sektor primer
3. Industri barang jadi
4. Industri barang jadi sektor primer

Sektor industri barang setengah jadi mempunyai kemampuan yang lebih tinggi utnuk
merangsang pengembangan investasi disektor industri lain jika dibandingkan dengan
sektor industri barang akhir. Pada tahap awal pembangunan ekonomi sebaiknya sektor
industri yang menghasilkan barang jadi yang dikembangkan terlebih dahulu. Industri
tersebut disebut industri barang konsumsi.

Menurut Hirschman industri barang konsumsi dibagi menjadi dua kelompok :

1. Industri yang memproses produk-produk industri primer dalam negeri atau yang
diimpor menjadi barang jadi
2. Industri yang memproses barang setengah jadi menjadi barang jadi

34
Akhirnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa menurut pandangan Hirschman proses
pembangunan industrialisasi yang ideal adalah sebagai berikut :

1. Tahap perkembangan industri barang konsumsi


2. Tahap perkembangan industri barang setengah jadi
3. Tahap perkembangan industri barang modal

Kritik Terhadap Strategi Pembangunan Tidak Seimbang

Hirschman dapat dikatakan sebagai pendukung system ekonomi campuran.


Namun konsep perkembangan ini tidak luput dari beberapa keterbatasan.

Pertama, dalam konsep ini kurangnya perhatian pada komposis, arah dan waktu
pertumbuhan tidak seimbang.

Kedua, konsep ini cenderung mengabaikan konflik internal yang akan mucul
kepermukaan.

Ketiga, permasalahan mendasar yang dihadapi NSB adalah kurangnya sumberdaya


yang dimiliki NSB seperti, terbatasnya tenaga teknis, bahan baku, dan fasilitas dasar
seperti transportasi, bahkan luas pasar produk yang masih sempit.

Keempat, rendahnya mobilitas sumberdaya di NSB karena sangatlah sulit bagi NSB
untuk memindahkan sumberdaya dari satu sektor ke sektor lainnya

Kelima, adanya ancaman inflasi bagi NSB yang disebabkan oleh sebagian besar
pemerintah NSB belum mampu mempergunakan instrument moneter dan fiskal secara
efektif. Karna jika investasi dalam dosis besar disuntikan kebeberapa sektor strategis
dalam perekonomian, maka akan terjadi kenaikan pendapatan diikuti dengan
meningkatnya permintaan barang konsumsi. Hal tersebut akan memicu timbul nya
inflasi pada tingkat harga. Inflasi akan begitu sulit dikendalikan oleh NSB.

Keenam, terlalu banyak penekanan pada investasi dibandingkan dengan keputusan


penting lainnya yang mendasar bagi pembangunan. NSB tidak hanya memerlukan

35
keputusan investasi tetapi juga keputusan-keputusan administrative, manajemen, dan
kebijakan public.

G. Macam-macam Strategi Pembangunan Pembangunan Ekonomi

Dalam mempelajari perekonomian suatu Negara, salah satu konsep yang


penting untuk diperhatikan yaitu mengetahui strategi pembangunan ekonomi. menurut
Suroso ( 1993 ) strategi pembangunan ekonomi diberi batasan sebagai suatu tindakan
pemilihan atas factor-factor ( variable ) yang akan dijadikan factor / variabel utama
yang menjadi penentu jalannya proses pertumbuhan. adapun beberapa strategi
pembangunan ekonomi yaitu :

1. Strategi Pertumbuhan
Adapun inti dari konsep strategi yang pertama ini adalah :

Strategi pembangunan ekonomi suatu negara akan terpusat pada upaya


pembentukan modal, serta bagaimana menanamkannya secara seimbang,
menyebar, terarah dan memusat, sehingga dapat menimbulkan efek pertumbuhan
ekonomi.
Selanjutnya bahwa pertumbuhan ekonomi akan dinikmati oleh golongan lemah
melalui proses merambat ke bawah ( trickle downeffect ) pendistribusian
kembali.
Jika terjadi ketimpangan atau ketidakmerataan hal tersebut merupakan syarat
terciptanya pertumbuhan ekonomi.
Kritik paling keras dari strategi yang pertama ini adalah bahwa pada kenyataan
yang terjadi adalah ketimpangan yang semakin tajam.
2. Strategi dengan Pembangunan Pemerataan
Inti dari konsep strategi ini adalah dengan ditekankannya peningkatan pembangunan
melalui teknik sosial engineering, seperti halnya melalui penyusunan perencanaan
induk, dan paket program terpadu.
3. Strategi Ketergantungan
Tidak sempurnanya konsep strategi pertama dan kedua mendorong para ahli
ekonomi mencari alternatif lain sehingga pada tahun 1965 muncul strategi
pembangunan dengan nama strategi ketergantungan. Inti dari konsep strategi
tergantungan adalah :
Kemiskinan di negaranegara berkembang lebih disebabkan karena adanya

36
ketergantungan negara tersebut dari pihak / negara lainnya. oleh karena itu jika
suatu Negara ingin terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan ekonomi,
Negara tersebut harus mengarahkan upaya pembangunan ekonominya pada usaha
melepaskan diri dari ketergantungan dari pihak lain. langkah yang dapat ditempuh
diantaranya adalah : meningkatkan produksi nasional yang disertai dengan
peningkatan kemampuan dalam bidang produksi, lebih mencintaiproduk nasional,
dan sejenisnya.
Teori ketergantungan ini kemudian dikritik oleh Kothari dengan mengatakan
..........
Teori ketergantungan tersebut memang cukup relevanm namun sayangnya telah
mnjadi semacam dalih terhadap kenyataan dari kurangnya usaha untuk
membangun masyarakat sendiri (Self Development). sebab selalu akan gampang
sekali bagai kita untuk menumpahkan semua kesalahan pada pihak luar yang
memeras, sementara pemerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat kita
sendiri dibiarkan saja

......... (Kothari dalam Ismid Hadad, 1980).

4. Strategi yang Berwawasan Ruang


Strategi ini dikemukakan oleh Myrdall dan Hirschman, yang mengemukakan
sebab-sebab kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat daerah yang lebih
kaya / maju. Menurut mereka kurang mampunya daerah miskin berkembang secepat
daerah maju dikarenakan kemampuan / pengaruh menyetor dari kaya ke miskin
(Spread Effects) lebih kecil daripada terjadnya aliran sumber daya dari daerah miskin
ke daerah kaya (Back-wash-effects). Perbedaan pandangan kedua tokoh tersebut
adalah, bahwa Myrdall tidak percaya bahwa keseimbangan daerah kaya dan miskin
akan tercapai, sedangkan Hirschman percaya, sekalipun baru akan tercapai dalam
jangka panjang.
5. Strategi Pendekatan Kebutuhan Pokok
Sasaran dari strategi ini adalah menanggulangi kemiskinan secara masal.
Strategi ini selanjutnya dikembangkan oleh Organisasi Perburuhan Sedunia (ILO)
pada tahun 1975, dengan menekankan bahwa kebutuhan pokok manusia tidak
mungkin dapat dipenuhi jika pendapatan masih rendah akibat kemiskinan yang
bersumber pada pengangguran. Oleh karena itu sebaiknya usaha-usaha diarahkan
pada penciptaan lapangan kerja, peningkatan kebutuhan pokok dan sejenisnya.

37
H. Factor-Factor Yang Mempengaruhi Pemilihan Strategi Pembangunan Ekonomi

Factor-factor yang mempengaruhi strategi pembangunan adalah berdasarkan


tujuan yang hendak di capai. Jika yang ingin dicapai adalah tingkat pertumbuhan yang
tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya strategi tersebut adalah tingkat
pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital yang rendah, tingkat
pendapatan pada kapital yang rendah, serta masalah ekonomi yang berat ke sektor
tradisional yang kurang berkembang.

Factor-factor yang mempengaruhi diberlakukannya strategi pembangunan


yang berorientasu pada penghapusan kemiskinan pada dasarnya dilandasi oleh
keinginan berdasarkan norma tertentu, bahwa kemiskinan harus secepat mungkin
diatasi. Sementara itu, strategi-strategi pembangunan lain ternyata sangan sulit
mempengaruhi/memberikan manfaat secara langsung kepada golongan miskin ini.
Pada dasarnya faktor - faktor yang mempengaruhi strategi pembangunan ada 4 yaitu :

Sumber daya alam


Jumlah dan kualitas penduduk
Modal
Sikap & mental masyarakat

I. Strategi Pembangunan Ekonomi Di Indonesia

Salah satu tujuan penting perencanaan ekonomi di negara sedang berkembang


seperti Negara kita, Negara Indonesia adalah untuk meningkatkan laju pertumbuhan
ekonomi. Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tersebut berarti perlu juga
meningkatkan laju pembentukan modal dengan cara meningkatkan tingkat
pendapatan, tabungan dan investasi. Peningkatan laju pembentukan modal pada
Indonesia ini menghadapi berbagai kendala, salah satunya yaitu kemiskinan
masyarakat Indonesia itu sendiri. Hal ini diakibatkan karena tingkat tabungan yang
rendah, tingkat tabungan rendah dikarenakan tingkat pendapatan rendah. Dan karena
itu semua berakibat pada laju investasi, laju investasi juga rendah dan berpengaruh
pada rendahnya modal dan produktivitas indonesia.

Sebelum orde baru, strategi pembangunan di Indonesia secara teori telah


diarahkan pada usaha pencapaian laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Namun,
kenyataannya terlihat adanya kecendrungan lebih menitik beratkan pada tujuan-tujuan
politik dan kurang memperhatikan pembangunan ekonomi. Sehingga perkembangan

38
ekonomi yang tadinya menjadi perioritas utama menjadi terabaikan dan entah
bagaimana kelanjutannya.

Dan pada awal Orde Baru, strategi pembangunan di Indonesia lebih diarahkan
pada tindakan pembersihan dan perbaikan kondisi ekonomi yang mendasar, terutama
usaha-usaha untuk menekan laju inflasi yang sangat tingi (Hyper Inflasi). Inflasi pada
saat itu dapat dikatakan sangat tinggi. Kehidupan ekonomi masa orde baru, negara
bersama aparat ekonominya mendominasi seluruh kegiatan ekonomi sehingga
mematikan potensi dan kreasi unit-unit ekonomi swasta. Semuanya menyebabkan
permulaan Orde Baru program pemerintah berorientasi pada usaha penyelamatan
ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi, penyelamatan
keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan pemerintah ini
dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang menunjukkan
tingkat inflasi kurang lebih 650 % setahun. Hal itu menjadi penyebab kurang
lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan pemerintah. Karena
keadaan ekonomi yang kacau itu,pemerintah menempuh cara : Mengeluarkan
Ketetapan MPRS No.XXIII/MPRS/1966 tentang Pembaruan Kebijakan ekonomi,
keuangan dan pembangunan.

MPRS mengeluarkan garis program pembangunan, yakni program penyelamatan,


program stabilitas dan rehabilitasi, serta program pembangunan. Program pemerintah
diarahkan pada upaya penyelamatan ekonomi nasional terutama stabilisasi dan
rehabilitasi ekonomi. Stabilisasi berarti mengendalikan inflasi agar harga barang-
barang tidak melonjak terus. Sedangkan rehabilitasi adalah perbaikan secara fisik
sarana dan prasarana ekonomi. Hakikat dari kebijakan ini adalah pembinaan sistem
ekonomi berencana yang menjamin berlangsungnya demokrasi ekonomi ke arah
terwujudnya masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Kondisi
perekonomian setelah 13 tahun reformasi, begitu banyak kemajuan yang dicapai
bangsa Indonesia. Ketika awal reformasi, perekonomian Indonesia kontraktif minus
13%. Pendapatan per kapita anjlok di bawah US$ 500 per tahun.

Secara perlahan dan pasti, kondisi kita terus membaik. Statistik menunjukan bergerak
naik - maju. Ketika bangsa-bangsa lain mengalami pertumbuhan yang sangat rendah,
kita nomor 3 terbaik di dunia dengan pertumbuhan 4,5%. Ada pembelajaran luar biasa
bagi bangsa Indonesia untuk tetap optimis. Oleh sebab itu ketika mengalami krisis

39
kita tetap bangkit-tumbuh. Tahun 2010 perekonomian nasional tumbuh 6,1%, tahun
2011 meningkat menjadi 6,5%. Ini tertinggi setelah reformasi, dengan inflasi terendah
pula setelah reformasi yaitu 3,79%. Itu merupakan suatu pencapaian yang cukup
mengesankan di tengah badai krisis ekonomi global yang memporak-porandakan
Negara-negara maju. Semua strategi-strategi kemudian dipertegas dengan ditetapkan
sasaran-sasaran dan titik berat setiap Repelita, yakni :

REPELITA I : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dan industri yang
mendukung sektor pertanian meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA II : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan
industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku meletakkan landasan yang
kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA III : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada
pangan dan meningkatkan industri yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi
meletakkan landasan yang kuat bagi tahap selanjutnya.
REPELITA IV : Meletakkan titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan
usaha-usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri yang dapat
menghasilkan mesin-mesin industri sendiri, baik industri ringan yang akan terus
dikembangkan dalam Repelita-repelita selanjutnya meletakkan landasan yang kuat
bagi tahap selanjutnya.
Pada dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi pembangunan
ekonomi adalah tujuan yang hendak dicapai. Apabila yang ingin dicapai adalah
tingkat pertumbuhan yang tinggi, maka faktor yang mempengaruhi digunakannya
strategi tersebut adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang rendah, akumulasi kapital
yang rendah, tingkat pendapatan pada kapital yang rendah, struktur ekonomi yanberat
ke sektor tradisonal yang juga kurang berkembang.

40
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN :

Bahwasanya pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi


memiliki keterikatan. Keterikatan yang dimaksud yaitu pembangunan
ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Dalam pembangunan
ekonomi, setiap negara harus mampu mengelolanya dengan baik agar tidak
menimbulkan dampak negatif untuk Negara itu sendiri.

Untuk melakukan pembangunan ekonomi maka negara membutuhkan


yang namanya strategi pembangunan ekonomi. Negara termasuk Indonesia
juga, strategi pembangunan merupakan suatu cara untuk mencapai visi misi
yang dirumuskan dalam bentuk strategi sehingga dapat meningkatkan kinerja
pembangunan ekonomi. Strategi mempunyai beberapa macam strategi yaitu
strategi pertumbuhan, strategi dengan pembangunan pemerataan, strategi
ketergantungan, strategi berwawasan ruang dan strategi kebutuhan pokok.
Dari macam-macam strategi yang ada, strategi yang paling cocok untuk
Indonesia adalah strategi kebutuhan pokok karena dengan menggunakan
strategi pokok maka pengangguran akan berkurang dan dapat meningkatkan
kebutuhan pokok masyarakat.

B. SARAN
Apabila Negara ingin membangun ekonomi maka Negara harus
mampu memilih strategi yang tepat dan sesuai dengan situasi dan kondisi
negara yang bersangkutan. Jangan sampai salah memilih strategi yang akan
menimbulkan dampak negatif.

41

Anda mungkin juga menyukai