Anda di halaman 1dari 4

Pembagian tugas kelompok II (kependudukan) Penduduk berkualitas dan hubungannya dengan pembangunan berkelanjutan Lingkungan hidup dan pembangunan

an James P. Simanjuntak, SSi

PENDUDUK BERKUALITAS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Salah satu aspek yang menjadi prioritas pembangunan saat ini, yakni pembangunan yang berkaitan dengan kependudukan atau demografi, baik dalam menata laju pertumbuhan maupun peningkatan kualitas penduduk, serta upaya penyediaan sarana dan prasarananya. Pembangunan yang menempatkan penduduk atau manusia sebagai titik sentral makin menjadi cita-cita semua bangsa di dunia ini. Lima transformasi pembangunan yang menjadi agenda pembangunan paska 2015 sangat kental dengan isu penduduk sebagai titik sentral pembangunan. Lima transformasi pembangunan paska 2015 menggariskan arah pembangunan yang lebih berkeadilan untuk semua kelompok penduduk. Itu berarti pembangunan harus memperhatikan dinamika kependudukan yang sedang terjadi. Pembangunan harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi penduduk. Lima transformasi tersebut adalah: 1. Pembangunan tidak meninggalkan siapapun. Pembangunan harus melibatkan dan dinikmati oleh seluruh kelompok penduduk. 2. Menempatkan pembangunan berkelanjutan sebagai inti Pembangunan yang dilakukan saat ini tidak boleh mengorbankan generasi mendatang, artinya tidak boleh mengorbankan lingkungan yang merupakan habitat generasi mendatang. 3. Mentransformasikan ekonomi untuk lapangan kerja dan pertumbuhan inklusif. Kemajuan ekonomi harus mampu meningkatkan kesejahteraan seluruh kelompok penduduk. 4. Membangun perdamaian dan kelembagaan yang efektif, terbuka dan akuntabel. 5. Membina sebuah kemitraan global yang baru. Transformasi keempat dan kelima merupakan pendukung untuk mempercepat tercapainya pembangunan yang lebih berkeadilan untuk seluruh penduduk. Jumlah penduduk yang besar tetapi tidak seimbang dengan daya dukung dan daya tampung lingkungannya, dapat mempengaruhi terhadap berbagai aspek pembangunan dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan pada sisi lain, jumlah penduduk yang besar dan berkualitas, merupakan salah satu fondasi, yang dapat menunjang terhadap keberhasilan pembangunan. Sementara salah satu faktor yang urgensinya dapat mempengaruhi terhadap pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM), yakni Pembangunan Penduduk, Kualitas Keluarga, Pemberdayaan Perempuan, dan Pemberdayaan Masyarakat, termasuk Mobilitas Penduduk, harus senantiasa difokuskan, supaya dapat menjadi Penduduk yang Potensial, Tangguh dan Mandiri. Penduduk atau masyarakat merupakan bagian penting atau titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan, karena peran penduduk sejatinya adalah sebagai subjek dan objek dari pembangunan berkelanjutan. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan demikian jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh penduduk dapat

berpartisipasi aktif dalam dinamika pembangunan tersebut. Sebaliknya, pembangunan tersebut baru dikatakan berhasil jika mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk dalam arti yang luas. Jumlah penduduk yang besar dengan pertumbuhan yang cepat, namun memiliki kualitas yang rendah, akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan yang semakin terbatas. Dengan kata lain, penduduk memang dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Di satu sisi, penduduk yang besar dan berkualitas akan menjadi aset yang sangat bermanfaat bagi pembangunan; namun sebaliknya penduduk yang besar akan menjadi beban yang berat bagi pembangunan jika tidak berkualitas. Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun kedepan atau satu genarasi. Dengan demikian, dapat dibayangkan bagaimana kondisi sumberdaya manusia Indonesia pada generasi mendatang, 25 tahun setelah tahun 1997. Demikian pula, hasil program keluarga berencana yang dikembangkan 30 tahun yang lalu (1968), baru dapat dinikmati dalam beberapa tahun terakhir ini. Angka fertilitas yang kecil ini sangat membantu pemerintah, masyarakat, dan keluarga untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka sehingga tumbuh menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Dengan demikian, diabaikannya dimensi kependudukan dalam rangka pembangunan skala lokal, regional dan nasional sama artinya dengan menyengsarakan generasi berikutnya atau tidak berkelanjutan. Untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di suatu negara, diperlukan komponen penduduk yang berkualitas. Karena dari penduduk berkualitas itulah memungkinkan untuk bisa mengolah dan mengelola potensi sumber daya alam dengan baik, tepat, efisien, dan maksimal, dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Sehingga harapannya terjadi keseimbangan dan keserasian antara jumlah penduduk dengan kapasitas dari daya dukung alam dan daya tampung lingkungan. Berbagai studi dan literatur juga memperlihatkan bahwa penduduk, khususnya pada aspek kualitas, memegang peranan penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sebagai salah satu tolok ukur keberhasilan pembangunan suatu negara. Tapi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali justru bisa menjadi bumerang bagi keberhasilan pembangunan. LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

Secara ideal berkelanjutannya pembangunan membutuhkan beberapa perhatian dalam pencapaiannya, salah satunya adalah berkelanjutan secara ekologis, yakni akan menjamin berkelanjutan eksistensi bumi. Hal-hal yang perlu diupayakan dalam pembangunan berkelanjutan ekologis antara lain : a) memelihara (mempertahankan) integrasi tatanan lingkungan, dan keanekaragaman hayati; b) memelihara integrasi tatanan lingkungan agar sistem penunjang kehidupan bumi ini tetap terjamin; c) memelihara keanekaragaman hayati, meliputi aspek keanekaragaman genetika, keanekaragaman species dan keanekaragaman tatanan lingkungan. Untuk suatu proses pembangunan berkelanjutan diperlukan perhatian terhadap prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dan cara berpikir yang integratif. Hingga saat ini yang banyak mendominasi pemikiran para pengambil keputusan dalam pembangunan adalah kerangka pikir jangka pendek, yang ingin cepat mendapatkan hasil dari proses pembangunan yang dilaksanakan. Kondisi ini sering kali membuat keputusan yang tidak memperhitungkan akibat dan implikasi pada jangka panjang, seperti misalnya potensi kerusakan hutan yang telah mencapai 3,5 juta Ha/tahun, banjir yang semakin sering melanda dan dampaknya yangsemakin luas, krisis energi (karena saat ini

kita telah menjadi nett importir minyak tanpa pernah melakukan langkah diversifikasi yang maksimal ketika masih dalam kondisi surplus energi), model transportasi yang tidak berkembang, kemiskinan yang sulit untuk diturunkan,dan seterusnya.
Dengan peningkatan pembangunan maka akan terjadi peningatan penggunaan sumber daya alam (SDA) untuk mendukung pembangunan. Dalam penggunaan SDA tadi hendaknya keseimbangan ekosistem tetap dijaga dan dipelihara. Pembangunan seringkali berpengaruh negatif terhadap alam, dimana manusia seringkali mengadakan eksploitasi terhadap alam tanpa memperhitungkan ketersedian dan keterbatasan SDA. Dalam mengolah sumber daya alam harus berdasarkan prinsip-prinsip berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Berwawasan lingkungan artinya mempertimbangkan kelestarian dan jangan sampai menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup. Berkelanjutan, artinya pengolahan sumber daya alam jangan sampai punah, perlu dipikirkan kelanjutannya.

Pengelolaan sumber daya alam berwawasan lingkungan adalah usaha sadar untuk mengelola sumber daya alam sesuai dengan kemampuan dan kesesuaian suatu lokasi dengan potensi produktivitas lingkungannya. Pengelolaan SDA berwawasan lingkungan bertujuan untuk melestarikan sumber daya alam agar lingkungan tidak cepat rusak. Selain itu bertujuan untuk menghindarkan manusia dari bencana lingkungan seperti banjir, longsor, pencemaran lingkungan dan berkurangnya keragaman flora dan fauna. Pelestarian lingkungan harus senantiasa dijaga agar terjadi keseimbangan lingkungan, keselarasan , keseimbangan lingkungandsan mempertahankan daya dukung lingkungan serta memberikan manfaat secara tetap dari waktu ke waktu.
Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan adalah uaya sadar dan berencana mennggunakan dan mengelola sumber daya alamsecara bijaksana untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dimasa sekarang dan dimasa depan. Pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan didasarkan pada dua prinsip yaitu pertama SDA, terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui memiliki persediaan yang terbatas sehingga harus dijaga ketersediaanya dan digunakan secara bertanggung jawab. Kedua pertambahan penduduk setiap tahun meningkat maka kebutuhan hidup akan meningkat pula oleh karena itu potenis sumber daya alam harus mendukung kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa depan.

Agar pembangunan memungkinkan dapat berkelanjutan maka diperlukan pokok-pokok kebijaksanaan sebagai berikut : Pertama, pengelolaan sumber daya alam perlu direncanakan sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Dengan mengindahkan kondisi lingkungan (biogeofisik dan sosekbud) maka setiap daerah yang dibangun harus sesuai dengan zona peruntukannya, seperti zona perkebunan, pertanian dan lain-lain. Hal tersebut memerlukan perencanaan tata ruang wilayah (RTRW), sehingga diharapkan akan dapat dihindari pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungannya. Kedua, proyek pembangunan yang berdampak negatif terhadap lingkungan perlu dikendalikan melalui penerapan analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebagai bagian dari studi kelayakan dalam proses perencanaan proyek. Melalui studi AMDAL dapat diperkirakan dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan. Ketiga, penanggulangan pencemaran air, udara dan tanah mengutamakan. Keempat, pengembangan keanekaragaman hayati sebagai persyaratan bagi stabilitas tatanan lingkungan. Kelima, pengembangan kebijakan ekonomi yang memuat pertimbangan lingkungan. Keenam, pengembangan peran serta masyarakat, kelembagaan dan ketenagaan dalam pengelolaan lingkungan hidup Ketujuh, pengembangan hukum lingkungan yang mendorong peradilan menyelesaikan sengketa melalui penerapan hukum lingkungan. Kedelapan, Pengembangan kerja sama luar negeri. Strategi pembangunan yang tanpa melihat potensi penduduk serta kondisi sumber daya alam dan lingkungan yang ada, nyatanya tidaklah berlangsung secara berkesinambungan (sustained). Jika dikaitkan dengan krisis ekonomi, terjadinya krisis tersebut tidak lepas dari kebijaksanaan ekonomi yang kurang mengindahkan dimensi kependudukan dan lingkungan hidup. Strategi ekonomi makro

yang tidak dilandasi pada situasi/kondisi ataupun potensi kependudukan yang ada menyebabkan pembangunan di segala bidang tidak akan dapat berjalan dengan optimal karena penduduk dan lingkugan adalah determinan pembangunan.
Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan yang harus dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya. Dalam memanfaatkan sumber daya alam tersebut tidak boleh dengan seenaknya. Jika saat ini kita dengan seenaknya menggunakan, maka suatu saat kita akan menemui masalah. Manusia akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sumber daya alam yang dapat diperbarui pun, jika pemanfaatannya dengan seenaknya, lama kelamaan juga akan punah.

Anda mungkin juga menyukai