Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS BIAYA

Faktor penggunaan modal sangat menjadi perhatian karena dalam kenyataan ada
beberapa sumber modal yang digunakan oleh produsen, sedangkan karakter dari biaya
sangat tergantung dari sumber penggunaan sumber modal tersebut. Seperti penggunaan
sumber modal yang berbasis bunga tentu berbeda dengan sumber modal yang berbasis
syirkah atau Qardun hasan.
Dalam penjelasan berikut akan dijelaskan apakah pengenaan bunga terhadap modal
akan membawa dampak yang luas bagi tingkat efesiensi produksi?
Komponen biaya dibagi menjadi 3, yaitu biaya tetap, biaya variable, dan biaya
keseluruhan. Analisi yang paling fundamental untuk menerangkang analisis biaya adalah
fungsi hubungan antara biaya produksi dan tingkat output yang akan dicapai dalam
satuperiode. Dengan kata lain fungsi biaya akan dipengaruhi oleh berapa besar output yang
diproduksi,
Cost = f (output)
Sedangkan bila kita bandingkan formula diatas demngan fungsi outpu,
Output = f (input)
Maka dapat dikatakan bahwa fungsi biaya tidak lain adalah turunan dari fungsi output
produksi.


Dampak Sistem Bunga Vs Bagi Hasil Dalam analisis Biaya
Karakteristik dari system bunga dalam analisis biaya produksi adlah adanya bunga
yang harus dibayarkan oleh produsen bersifat tetap. Sehingga biaya bunga akan menjadi
bagian dari fixed cost dan biaya bunga ini juga akan meningkatkan total biaya. Adanya
beban bunga yang harus dibayar produsen sama sekali tidak akan mempengaruhi kurva
permintaan. Oleh karena itu, kurva total permintaan dalam system bunga adalah TRi = TR

Berbeda dengan system bunga, pada system bagi hasil, kurva fixed cost tidak
terpengaruh tetapi akan berpengaruh pada TR (total revenue).
Misalkan, pada masa tanam petani membutuhkan sejumlah dana dari shahibul
maal dengan misbah hasil sebesar 70 (petani) : 30 (pemodal atau shahibul maal). apabila
terjual 1kg, maka bagi hasil diterima adalah 1.400 untuk petani dan 600 untuk pemodal. Jadi
dalam sistem bunga yang berubah adalah kurva TC yaitu kurva TC akan bergeser parallel ke
kiri atas.
Sedangkan dalam system bagi hasil yang berubahadalah kurva TR akan berputar
kearah jarum jam dengan titik 0 sebagai sumbu putarannya. Semakin besar nisbah bagi hasil
yang diberikan kepada pemodal, maka kurva TR semakin mendekati sumbu X.
Titik BEP adalh titik impas, yaitu ketika kurva TR berpotongan dengan kurva TC atau
secara matematis titik BEP terjadi ketika TR = TC. Dengan perputarannya, kurva total
penerimaan dari TR menjadi TRrs, titik BEP yang tadinya terjadi pada jumlah output Q
sekarang menjadi output Qrs.
Kurva

Penjelasan hal 115
Revenue Sharing Vs Sharing Profit
Dalam akad muamalat Islam, dikenal akad mudharabah yaitu, akad antara si
pemodal dengan si pelaksana. Antara si pemodal dengan si pelaksana harus disepakati
nisbah bagi hasil yang akan menjadi pedoman pembagian bila usaha tersebut menghasilkan
untung. Namun, bila usaha tersebut menimbulkan kerugian maka si pemodal yang akan
menanggung sesuai dengan penyertaan modalnya, dalam hal ini 100%. Akan tetapi, bila
kerugian tersebut disebabkan karena kelalaian atau si pelaksana melanggar syarat yang
telah disepakati bersama maka kerugian akan menjadi tanggung jawab si pelaksana. Selain
menyepakati nisbah bagi hasil, mereka juga harus menyepakati siapa yang akan
menanggung biaya. Dapat saja disepakati bahwa biaya ditanggung oleh sipelaksana atau
ditanggung oleh si pemodal. Bila yang disepakati adalah yang ditanggung si pelaksana, ini
berarti yang dilakukan adalah revenue sharing. Sedangkan, bila yang disepakati adalah biaya
ditanggung oleh si pemodal, maka yang dilakukan adalah profit sharing.
Gambar

Bila yang disepakati adalah mudharabah yang biaya-biayanya ditanggung oleh si
pemodal dengan system profit sharing maka kurva total penerimaan (TR) akan berputar kea
rah jarum jam dengan titik BEP sebagai sumbu putarnya. Tingkat produksi sebelum titik BEP
tercapai (Q < Qps) adalah keadaan total biaya lebih besar dari total penerimaan (TC > TR).
Dalam keadaan ini, belum ada keuntungan yang dapat di bagi hasilkan.
Perbedaan kedua antara system revenue sharing dengan system profit sharing dalam akad
mudharabah adalah pada berapa jauh kurva TR berputar. Sistem revenue sharing, kurva TR
akan berputar hingga mendekati garis horizontal sumbu x, Sedangkan dalam system profit
sharing, kurva TR hanya akan berputar didalam TC dan TR (area keuntungan). Dalam system
profit sharing, Tr tidak dapat berputar melewati TC karena pada area itu tidak ada lagi
keuntungan yang dibagi hasilkan.

Dalam muamalat Islam, akad Mudharabah merupakan salah satu bentuk dari akad
Musyarakah. Apabila dalam akad Mudharabah ditentukan bahwa penyertaan si pelaksana
harus nihil, sehingga penyertaan si pemodal harus 100%, maka dalam akad Musyarakah
tidak ditentukan seperti itu sehingga yang terjadi adalah penyertaan dari dua orang
pemodal. Antara dua orang pemodal ini harus disepakati nisbah bagi hasil yang akan
menjadi pedoman pembagian bila usaha tersebut menghasilkan untung. Namun, bila usaha
tersebut menimbulkan kerugian maka pemodal akan menanggung sesuai penyertaan
modal. Secara grafis, keadaan merugi digambarkan dengan area sebelum tercapainya BEP (
Q < Qps), sedangakan keadaan untung digambarkan dengan area setelah BEP. Dalam system
bagi hasil, keuntungan dibagi berdasarkan nisbah Sedangkan kerugian didasarkan pada
penyertaan modal masing-masing.
EFISIENSI PRODUKSI DAN SKALA EKONOMI
Suatu system produksi dikatakan lebih efisien bila memenuhi salah satu kriteria
dibawah ini :
1. Meminimalisasi biaya untuk memproduksi jumlah yang sama
2. Maksimalisasi produksi dengan jumlah biaya yang sama

Meminimalisasi biaya untuk memproduksi jumlah yang sama
Untuk melihat ini, digunakan kurva total cost yang membandingkan antara total
cost system bungan dengan system bagi hasil. Seperti yang telah diketahui, total cost
system bunga akan lebih tinggi daripada total cost bagi hasil. Secara grafis, total cost system
bagi hasil digambarkan dengan TC Sedangkan total cost system bunga digambarkan dengan
TCi.
Ambillah titik mana saja pada sumbu x sebagai titik yang menggambarkan tingkat produksi
yang sama kemudian tarik garis vertikal sampai memotong TC dan TCi. Untuk masing-
masing perpotongan antara garis vertikal dengan TC
i
dan TC
rs/ps
, tariklah garis horizontal ke
sumbu y. Ternyata untuk tingkat produksi yang sama, total biaya sistem bagi hasil (TC
rs/ps
)
selalu lebih kecil dibandingan total biaya dengan system bunga (TC
i
). Jadi menurut kriteria
ini, produksi dengan system bagi hasil lebih efisien dibanding dengan system bunga.
Gambar

Maksimalisasi produksi dengan jumlah biaya yang sama
Ambillah titik mana saja pada sumbu y diatas garis FCi sebagai titik yang
menggambarkan total biaya yang sama kemudian tarik garis horizontal sampai memotong
TC dan TCi. Untuk masing-masing perpotongan antara garis horizontal dengan TC dan TCi,
tariklah garis vertical kebawah ke sumbu x. Ternyata untuk total cost yang sama, jumlah
produksi system bagi hasil (Q) selalu lebih besar dibandingan dengan jumlah produksi
dengan system bunga (Qi). Jadi menurut kriteria ini, produksi dengan system bagi hasil lebih
efisien dibanding dengan system bunga.

IMPLIKASI LAIN : SKALA EKONOMI
Dari segi efisiensi produksi, telah menunjukkan produksi dengan system bagi hasil
lebih efisien. Untuk melihat skala ekonomi, gunakan kurva total revenue yang
membandingkan total revenue system bagi hasil dengan total revenue system bunga. Total
revenue system bagi hasil akan berputar kea rah jarum jam Sedangkan total revenue system
bunga tetap pada tempatnya tidak berputar. Secara grafis, total revenue system bagi hasil
digambarkan dengan TR
rs
, Total revenue untuk system bagi keuntungan dinotasikan dengan
TR
ps
. Sedangkan total revenue system bunga digambarkan dengan TRi.
Ambillah titik mana saja pada sumbu y sebagai titik yang menggambarkan total
revenue yang sama kemudian tarik garis horizontal sampai memotong TR dan TR
rs
. Untuk
masing-masing perpotongan antara garis horizontal dengan TR dan TR
rs
, tariklah garis
vertical kebawah ke sumbu x. Ternyata untuk total revenue yang sama, jumlah produksi
system bagi hasil (Q) selalu lebih besar dibandingan dengan jumlah produksi dengan system
bunga (Qi). Jadi system bagi hasil bukan saja lebih efesien tetapi juga akan mendorong
produsen untuk berproduksi pada skala ekonomi yang lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai