Anda di halaman 1dari 15

KERANGKA KONSEPTUAL PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

KERANGKA KONSEPTUAL Definisi Kerangka Konseptual Dalam perekayasaan akuntansi, jawaban atas pertanyaan perkayasaan akan menjadi konsep-konsep terpilih yang dituangkan dalam dokumen resmi yang di Amerika disebut rerangka konseptual (conceptual framework). Rerangka konseptual sebagai dokumen resmi hasil perekayasaan sering disebut pula sebagai seperangkat prinsip umum (a set of broad principles), seperangkat doktrin (a body of doctrine), atau suatu struktur konsep-konsep yang terpadu atau saling berkaitan (a structure or scheme of interrelated ideas). Secara resmi, Financial Accounting Standards Board (FASB) mendeskripsi rerangka konseptual sebagai : Kerangka konseptual adalah suatu sistem koheren dari hubungan antara tujuan dan fundamental yang dapat mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi, dan keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan. Tujuan adalah mengidentifikasi sasaran dan maksud akuntansi. Fundamental adalah konsep yang mendasari akuntansi, konsep yang memberikan petunjuk dalam memilih kejadian untuk dicatat, mengukur kejadian tersebut, meringkas dan mengkomunikasikan pihak-pihak yang berkepentingan. Konsep merupakan sesuatu yang fundamental dalam arti bahwa konsep diperlukan dalam menetapkan, menginterpretasikan, dan menerapkan akuntansi dan standar pelaporan.

Manfaat Kerangka Konseptual Sebagai suatu kesatuan konsep-konsep koheren yang menetapkan sifat dan fungsi pelaporan keuangan, Kam (1990) menguraikan manfaat-manfaat rerangka konseptual sebagai berikut : 1. Memberi pengarahan atau pedoman kepada badan yang bertanggung-jawab dalam penyusunan/penetap standar akuntansi. 2. Menjadi acuan dalam memecahkan masalah-masalah akuntansi yang dijumpai dalam praktik yang perlakuannya belum diatur dalam standar atau pedoman spesifik. 3. Menentukan batas-batas pertimbangan (bounds for judgement) dalam penyusunan statemen keuangan. 4. Meningkatkan pemahaman pemakai statemen keuangan dan meningkatkan keyakinan terhadap statemen keuangan. 5. Meningkatkan keterbandingan statemen keuangan antarperusahaan.

Apa yang dikemukakan Kam tersebut sejalan dengan apa yang ditegaskan oleh FASB dalam tiap pengantar pernyataan konsep. FASB menegaskan bahwa FASB sendirilah yang akan banyak memanfaatkan rerangka konseptual karena rerangka konseptual akan memberi FASB suatu landasan umum dan penalaran dasar (a common foundation and basic reasoning) untuk mempertimbangkan keunggulan dan kelemahan alternatif-alternatif dalam pengembangan standar akuntansi. Ditegaskan pula bahwa penetapan rerangka konseptual tidak secara langsung akan memecahkan masalah-masalah akuntansi tetapi rerangka konseptual lebih merupakan haluan (direction) dan alat (tools) untuk memecahkan masalah.

Model Rerangka Konseptual Salah satu model yang banyak dikenal saat ini adalah rerangka konseptual yang dikembangkan oleh FASB yang memuat empat komponen konsep penting yaitu : (a) (b) (c) (d) Tujuan pelaporan keuangan Kriteria kualitas informasi Elemen-elemen statemen keuangan Pengukuran dan pengakuan

Empat komponen tersebut membentuk satu kesatuan yang saling berkaitan. FASB menuangan empat komponen tersebut dalam bebrapa dokumen resmi berupa pernyataan (Statement of Financial Accounting Concept/SFAC) no 8 yang berisi Conceptual Framework for Financial Reporting.

Objective, Usefulness, and Limitations of General Purpose Financial Reporting Tujuan pelaporan keuangan untuk menyediakan informasi keuangan tentang entitas pelapor yang berguna untuk investor yang ada dan potensial, kreditur dan kreditur lainnya dalam pengambilan keputusan tentang penyediaan sumber daya untuk entitas. Melibatkan keputusankeputusan pembelian, penjualan, atau memegang instrumen ekuitas dan hutang dan menyediakan atau menetap pinjaman dan bentuk-bentuk kredit. Keputusan oleh investor yang ada dan potensial tentang membeli, menjual, atau memegang instrumen ekuitas dan hutang tergantung pada tingkat pengembalian yang mereka harapkan dari investasi di instrumen tersebut, pembayaran misalnya, dividen, pokok dan bunga, atau kenaikan harga pasar. Demikian pula, keputusan oleh pemberi pinjaman yang ada dan potensi dan kreditur lainnya tentang menyediakan atau menetap dan bentuk lain pinjaman kredit tergantung pada pembayaran pokok dan bunga atau pendapatan lain yang mereka harapkan. Investor, kreditur, dan harapan kreditur lain soal pengembalian tergantung pada penilaian mereka dari waktu, jumlah, dan ketidakpastian mendatang arus kas bersih entitas. Akibatnya, investor yang ada dan potensial, kreditur dan
2

kreditur lain membutuhkan informasi untuk membantu mereka menilai prospek untuk masa depan arus kas bersih untuk entitas.

Qualitative Characteristics of Useful Financial Information Karakteristik kualitatif dari informasi keuangan yang berguna dibahas dalam bab ini mengidentifikasi jenis informasi yang mungkin paling berguna kepada kreditur yang ada dan potensial investor, dan kreditur lainnya untuk membuat keputusan tentang perusahaan pelapor berdasarkan informasi dalam keuangan laporan (informasi keuangan). Laporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber ekonomi perusahaan pelapor itu, klaim terhadap entitas pelaporan, dan efek dari transaksi dan peristiwa lain dan kondisi bahwa perubahan sumber daya dan klaim. (Informasi ini disebut dalam Kerangka konseptual sebagai informasi tentang fenomena ekonomi.) Beberapa laporan keuangan juga termasuk materi penjelasan tentang harapan manajemen dan strategi untuk entitas pelaporan dan jenis informasi lainnya ke depan. Karakteristik kualitatif keuangan berguna berlaku untuk informasi keuangan yang diberikan dalam laporan keuangan, serta informasi keuangan yang disediakan dengan cara lain. Biaya, yang merupakan kendala meresap pada kemampuan entitas pelaporan untuk memberikan informasi keuangan yang berguna, berlaku sama. Namun, pertimbangan dalam menerapkan karakteristik kualitatif dan kendala biaya mungkin berbeda untuk berbagai jenis informasi. Sebagai contoh, menerapkan mereka untuk informasi harapan masa depan mungkin berbeda dari penerapan mereka untuk informasi tentang ada sumber daya ekonomi dan klaim dan perubahan sumber daya dan klaim.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ED. NO. 1 (PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN)

Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: a. b. c. d. e. f. aset; laibilitas; ekuitas; pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian; kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik; dan arus kas.

Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas.

Laporan Posisi Keuangan Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. aset tetap; properti investasi; aset tidak berwujud; aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (h) dan (i)); investasi dengan menggunakan metode ekuitas; aset biolojik; persediaan; piutang dagang dan piutang lainnya; kas dan setara kas;

j. total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; k. utang dagang dan terutang lainnya; l. kewajiban diestimasi; m. laibilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam (k) dan (l)); laibilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46; n. laibilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana o. didefinisikan dalam PSAK 46; p. laibilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58; q. kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan r. modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai klasfikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (laibilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset lancar (laibilitas jangka pendek).

Laporan Laba Rugi Komprehensif Entitas menyajikan seluruh pos pendapatan dan beban yang diakui dalam satu periode: a. dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, atau b. dalam bentuk dua laporan: i. laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan ii. laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan pendapatan komprehensif).

Laporan Perubahan Ekuitas Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: a. total laba rugi komprehensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan non-pengendali;
5

b. untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25; c. untuk setiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul dari: i. laba rugi; ii. masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan iii. transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemilik dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak yang tidak menyebabkan hilang pengendalian. Entitas menyajikan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau dalam catatan atas laporan keuangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham.

Laporan Arus Kas Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini: Kas terdiri atas saldo kas (cash on hand) dan rekening giro (demand deposits). Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek, dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah yang dapat ditentukan dan memiliki risiko perubahan nilai yang tidak signifi kan. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan entitas (principal revenueproducing activities) dan naktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan asset jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Aktivitas pendanaan (financing) adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta komposisi kontribusi modal dan pinjaman entitas.

Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan: a. menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan SAK; b. mengungkapkan informasi yang disyaratkan SAK yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan; dan c. memberikan informasi yang tidak disajikan di bagian manapun dalam laporan keuangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangan. Entitas, sepanjang praktis, menyajikan catatan atas laporan keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas masing-masing pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan.

KONSEKUENSI EKONOMI DAN TEORI AKUNTANSI POSITIF A. Konsekuensi Ekonomi Konsekuensi ekonomi adalah sebuah konsep yang menyatakan bahwa meskipun terdapat implikasi atas teori pasar sekuritas efisien, pilihan kebijakan akuntansi dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Munculnya konsekuensi ini diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Stephen Zeff (1978) dalam jurnalnya The Rise of Economic Consequences. Zeff mencontohkan tindakan beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang mengurangi laba yang dilaporkan dengan mengimplementasikan akuntansi biaya penggantian selama 1947 1948 atau selama periode inflasi tinggi. Hal ini dilakukan untuk menghindari pajak serta menghindari persepsi publik terhadap laba tinggi perusahaan. Berbagai argumen muncul terkait intervensi tersebut dan akuntan khususnya para pembuat standar mengalami dilema terkait pemilihan kebijakan akuntansi yang dilakukan oleh manajer perusahaan. Oleh karena itu, otoritas pembuat standar akuntansi secara berkala juga membuka diskusi dengan berbagai pihak termasuk pihak perusahaan terkait standar baru yang diusulkan. Standar akuntansi juga mempengaruhi tindakan manajer dalam pengambilan keputusan ekonomi salah satunya terkait Opsi Saham Karyawan. Opsi Saham Karyawan merupakan Opsi Saham yang dikeluarkan oleh perusahaan kepada manajemen atau dalam beberapa kasus kepada karyawan dimana mereka diberikan hak untuk membeli saham perusahaan dalam suatu periode waktu. Berdasarkan APB 25 perusahaan harus mencatat biaya jika terjadi selisih antara harga pasar saham dengan harga opsi saham yang dipegang oleh manajer. Pada kenyataannya, harga yang dipegang oleh manajer disesuaikan dengan harga pasar saham sehingga tidak ada biaya yang timbul dari transaksi ini. Hal ini menyebabkan pendapatan bersih perusahaan meningkat karena (seharusnya) ada biaya yang tidak dicatat. Munculnya Konsekuensi Ekonomi (CE) Economic Consequences muncul karena perusahaan melakukan kontrak seperti kompensasi eksekutif dan kontrak hutang. Kebijakan akuntansi yang digunakan dapat merupakan sumber informasi yang penting bagi investor. Manajer dapat menggunakan sumber informasi berupa pilihan kebijakan akuntansi yang dipilih sebagai signal tentang informasi dalam dari perusahaan. Teori pasar modal efisien gagal menjelaskan perilaku pasar. Berdasarkan teori pasar modal efisien, suatu perubahan akuntansi tersebut berpengaruh terhadap arus kas perusahaan. Economic Consequences diperlukan untuk mengetahui respon pasar atas perubahan kebijakan akuntansi walaupun kebijakan akuntansi tersebut tidak berpengaruh secara langsung terhadap arus kas. Karena itu, Economic Consequences merupakan salah satu anomali pasar modal efisien. Teori Akuntansi Positif (PAT) adalah penjelasan terhadap adanya Economic Consequences. PAT adalah teori yang berkaitan dengan prediksi tindakan atas adanya pilihan kebijakan akuntansi oleh manajer dan bagaimana manajer merespon suatu standar baru.

B. Teori Akuntansi Positif Teori Akuntansi Positif adalah teori yang memprediksi tindakan-tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer perusahaan dan bagaimana manajer merespon terhadap usulan standar akuntansi yang baru. Perusahaan menjalankan berbagai kontrak dalam operasinya seperti kontrak dengan karyawan (manajemen), kontrak dengan pemasok, serta kontrak dengan penyedia modal. Dalam hal ini akan muncul biaya kontrak termasuk biaya negosiasi, biaya untuk mengantisipasi moral hazard, tekanan keuangan, dan lainnya. Kontrak dengan biaya yang paling rendah disebut sebagai kontrak efisien. Teori akuntansi positif berpendapat bahwa kebijakan akuntansi perusahaan akan dipilih sebagai masalah yang lebih luas untuk menciptakan tata kelola perusahaan yang efisien. Manajer perusahaan yang diberikan kelonggaran untuk memilih kebijakan akuntansi akan membuka kemungkinan perilaku oportuistik dimana kebijakan yang dipilih adalah yang memenuhi tujuan mereka sehingga mengurangi kontrak efisien. Prediksi yang dibuat dalam teori akuntansi positif sebagian besar meliputi tiga hipotesis, sebagaimana diformulasikan oleh Watt dan Zimmerman (1986). Bentuk oportunistik dari ketiga hipotesis ini berdasarkan dari Watt dan Zimmerman (1990) adalah bentuk yang paling banyak diinterpretasikan. 1. Hipotesis Rencana Bonus Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, manajer dengan rencana bonus akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba yang dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang. 2. Hipotesis Perjanjian Hutang Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, perusahaan yang berada dalam kondisi rawan melakukan pelanggaran perjanjian hutang, maka manajer perusahaan akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menggeser laba yang dilaporkan untuk periode yang akan datang ke periode sekarang. 3. Hipotesis Biaya Politik Hipotesis ini menyatakan bahwa dalam kondisi yang sama, semakin besar biaya politik yang dihadapi oleh perusahaan, maka manajer perusahaan akan lebih memilih prosedur akuntansi yang dapat menangguhkan laba yang dilaporkan dari periode sekarang ke periode yang akan datang. C. Penelitian Empiris pada Teori Akuntansi Positif Terdapat banyak penelitian empiris yang dilakukan untuk menguji tiga hipotesis dalam Teori Akuntansi Positif. Beberapa diantaranya adalah Penelitian yang dilakukan Lev (1979) yang menghasilkan beberapa jawaban yaitu : 1. Mengapa perusahaan yang berbeda mungkin memilih kebijakan akuntansi berbeda 2. Mengapa ada manajer mungkin keberatan dengan perubahan dalam kebijakan akuntansi
9

3. Mengapa investor bereaksi atas dampak potensial perubahan kebijakan akuntansi atas laba bersih 4. Memasukkan hipotesis perjanjian utang dan rencana bonus sebagai alasan untuk reaksi negatif pasar pada prospek perusahaan dengan biaya-penuh yang sedang didorong untuk mengganti usaha-sukses. 5. Kemungkinan (extent) bahwa pengontrakan menjadi kurang efisien, dan bahwa manajer akan berperilaku opotunistis untuk melindungi bonusnya dan menghindari penyimpangan perjanjian utang, pasar diharapkan bereaksi negatif Penelitian terhadap hipotesis rencana bonus yang dilakukan oleh Healy (1985) menyatakan bahwa manajer dengan rencana bonus berdasarkan laba bersih secara sistematis mengadopsi kebijakan akrual yang sedemikian rupa sehingga memaksimalkan bonus yang diharapkan. Penelitian terhadap hipotesis perjanjian utang yang dilakukan oleh Dichev dan Skinner (2002) menyatakan bahwa manajer berusaha untuk mempertahankan level pelanggaran perjanjian hutang (covenant slack) sebesar nol atau justru bernilai positif dengan mengatur rasio utangnya (covenant ratio). Hasil ini konsisten dengan hipotesis perjanjian utang. Hipotesis biaya politik yang memiliki arah berkebalikan dari dua hipotesis sebelumnya dilakukan oleh Jones (1991) dimana hasilnya perusahaan melaporkan laba neto yang lebih rendah dari seharusnya selama investigasi pembebasan impor. Pada akhirnya, hipotesis pada teori akuntansi positif dapat dibagi ke dalam dua bentuk: 1. Teori Akuntansi Positif versi Oportunistik Pada Teori Akuntansi Positif bentuk oportunistik, diasumsikan bahwa manajer akan memilih kebijakan akuntansi untuk memaksimalkan tingkat utilitas yang diharapkan sehubungan dengan upah yang diberikan, kontrak-kontrak hutang, dan biaya-biaya politik. 2. Teori Akuntansi Positif versi Kontrak Efisien Pada Teori Akuntansi Positif bentuk kontrak efisien, diasumsikan bahwa kontrak stem pengendalian internal, serta tata kelola yang baik dari perusahaan, dapat membatasi munculnya sifat oportunistik dan sebaliknya dapat memotivasi manajer dalam memilih kebijakan akuntansi untuk mengendalikan biaya-biaya kontrak, sehingga dapat menyeimbangkan kepentingan perusahaan dengan para pemegang saham. Kritik Kritik Terhadap Teori Akuntansi Positif 1. TAP tidak memberikan resep yang berarti tidak menyediakan alat untuk meningkatkan praktek akuntansi 2. TAP tidak bebas nilai. Dalam TAP tidak ada panduan bagaimana apa yang seharusnya seseorang lakukan. TAP hanya menyediakan informasi efek dari tindakan tertentu dan menyerahkan kepada torang lain tindakan apa yang akan dilakukan. 3. Asumsi bahwa setiap orang bertindak hanya untuk memaksimalkan keuntungan pribadi dianggap terlalu negatif dan terlalu menyederhanakan ditinjau dari sudut pandang kemanusiaan.
10

4. Tidak ada perkembangan yang berarti sejak tahun 1070-an dengan tiga hipotesis kunci (debt hypothesis, bonus hypothesis, dan political hypothesis) 5. TAP dianggap cacat secara ilmiah. Hipotesis yang dikemukakan TAP dianggap tidak berdasar sehingga harus ditolak. 6. Peneliti TAP mengabaikan banyak hubungan organisasi-hubungan khusus dan informasi yang digunakan hanya informasi yang dianggap peneliti relevan.

11

MANAJEMEN LABA Motivasi terjadinya Earnings Management Pasti ada alasan tertentu yang menyebabkan manajer perusahaan termotivasi untuk mengelola dan mengatur tingkat laba yang dilaporkan padahal aktivitas tersebut cenderung melanggar peraturan. Motivasi-motivasi inilah yang nantinya akan mempengaruhi pola rekayasa manajer dalam mengelola laba. Artinya, bagaimana pola rekayasa ini sangat tergantung pada apa yang ingin dicapai oleh manajer perusahaan. Menurut Sulistyanto (2008), secara umum ada beberapa motivasi yang mendorong manajer untuk berperilaku oportunis, yaitu motivasi bonus, kontrak, politik, pajak, perubahan CEO, IPO, atau SEO, dan mengkomunikasikan informasi ke investor. Healy dan Wahlen (1998) membagi motivasi earnings management menjadi tiga, yaitu: a. Capital Market Motivations Tersebar luasnya penggunaan informasi akuntansi di kalangan investor dan analis keuangan untuk menilai saham dapat menciptakan dorongan bagi manajer melakukan manipulasi laba sebagai usaha untuk mempengaruhi harga saham jangka pendek. Misalnya saja, beberapa penelitian mengindikasikan bahwa perusahaan akan melakukan incomedecreasing ketika akan melakukan management buyout, namun perusahaan akan melakukan income-increasing tepat sebelum penawaran saham perdana (IPO) dan penawaran saham tambahan (SEO). Ada juga perusahaan yang mengelola laba untuk menyamakan laba perusahaan dengan ramalan laba analis keuangan, investor, atau manajemen. b. Contracting Motivations Data akuntansi digunakan untuk mengawasi dan mengatur hubungan kontraktual antara perusahaan dengan semua stakeholders perusahaannya, baik stock investor, debt investor, ataupun insider investor. Healy dan Wahlen (1998) membagi contracting motivations menjadi dua, yaitu lending contracts dan management compensation contracts. Lending contracts dibuat untuk meyakinkan bahwa manajer tidak melakukan tindakan yang menguntungkan pemegang saham perusahaan tetapi merugikan kreditor, sedangkan management compensation contracts digunakan untuk mensejajarkan atau menyelaraskan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham eksternal. c. Regulatory Motivations 1. Industry Regulation Motivations
12

Industri-industri diatur dengan tingkat pengaturan yang berbeda-beda pada masing-masing industri, misalnya saja industri perbankan dan asuransi yang menghadapi pengawasan yang lebih ketat oleh pihak regulator. Peraturan perbankan mengharuskan bank mencapai CAR tertentu, sedangkan peraturan asuransi mengharuskan perusahaan asuransi untuk memenuhi syarat-syarat kesehatan keuangan minimum. Peraturan-peraturan seperti ini mendorong manajer untuk mengatur laporan keuangan sesuai dengan kepentingan pihak regulator. 2. Anti-trust and Other Regulations Manajer perusahaan seringkali menghadapi penyelidikan anti-trust, menghadapi konsekuensi politik yang tidak menguntungkan, atau mungkin menajer perusahaan itu sedang berusaha mencari subsidi atau perlindungan dari perintah. Semua hal tersebut mendorong manajer untuk melakukan earnings management sehingga laba yang dilaporkan kurang menguntungkan. 3. Tax Planning Purposes Healy dan Wahlen (1998) tidak menjelaskan bagian ini karena menurut mereka earnings management untuk tujuan perencanaan pajak merupakan bidang tugas otoritas pajak yang memiliki standar sendiri atau tertentu. Bentuk Earnings Management Scott (1997:365) dalam Suyatmin dan Suwarno (2002) menyatakan bahwa earnings management dapat dilakukan dengan empat bentuk, yaitu: a. Taking a Bath Pola ini terjadi pada saat terjadi reorganisasi, termasuk pengangkatan CEO baru. Pada saat itu, perusahaan akan melaporkan kerugian dalam jumlah besar sehingga diharapkan pada periode yang akan datang CEO tersebut dapat menunjukkan adanya peningkatan laba. b. Income Minimization Pola ini terjadi pada saat perusahaan mengalami/memperoleh laba yang tinggi. Manajemen akan menunda sebagian laba tersebut dan melaporkannya pada periode mendatang, jika pada periode mendatang, laba diperkirakan akan turun drastis. c. Income maximization Pola ini terjadi ketika laba perusahaan menurun/rendah. Manajemen akan berusaha meningkatkan laba supaya mendapat bonus yang lebih besar. Pola ini juga dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelanggaran perjanjian hutang.
13

d. Income Smoothing Pola ini dilakukan oleh perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil. EM memiliki dua sisi Baik: pengiriman informasi pihak dlm perusahaan Buruk: opportunistik

Sisi Baik Earning Management 1. Kontrak berbasis argumen Untuk memberikan perusahaan dalam menghadapi beberapa fleksibilitas yang kaku, kontrak tidak lengkap Bonus kontrak berdasarkan laba bersih standar akuntansi baru dapat menurunkan laba bersih dan / atau volatilitas meningkat dan dapat mempengaruhi usaha manajer Utang perjanjian kontrak standar akuntansi baru dapat meningkatkan kemungkinan pelanggaran perjanjian hutang Kontrak pelanggaran mahal, manajemen laba mungkin memiliki cara lebih murah untuk bekerja di sekitar 2. Investor berbasis argumen Untuk dipercaya berkomunikasi dalam informasi kepada investor pemblokirsan komunikasi dapat menghambat pengungkapan langsung dari ekspektasi laba Accrual discretionary manajemen sebagai cara yang dapat dipercaya mengungkapkan informasi dalam manajemen tentang harapan pendapatan Manajer melaporkan pendapatan yang lebih daripada yang dapat dipertahankan Mengelola laba yang dilaporkan ke manajemen dengan jumlah yang berharap akan bertahan The Bad Side Earning Management 1. Dari Persetujuan Perspektif, ini dapat mengakibatkan perilaku oportunistik manager menggunakan EM untuk memaksimalkan bonus mereka, sebagaimana didokumentasikan oleh : Healy (1985)
14

Dechow, Sloan, dan Sweeney (1996)

2. Pelaporan Keuangan Perspektif Hanna (1999) Investor dan analis melihat ke pendapatan inti, mengabaikan item luar biasa dan nonrecurring Hanna menemukan bukti bahwa pasar menggunakan frekuensi biaya tersebut sebagai proxy untuk penyalahgunaan mereka - ERC frekuensi yang lebih rendah ketika lebih besar

15

Anda mungkin juga menyukai