Anda di halaman 1dari 14

PERMINTAAN DAN PENAWARAN, KURVA PENAWARAN EKSPOR,

DAN NILAI TUKAR PERDAGANGAN

Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Dosen Pengampu : Yustirania Septiani, S. Pd., M. Sc.

Disusun Oleh:
Wanda Khamidah 1810101030
Milhatu Rojaba 1810101047
Isna Hana Nur Izati 1810101062
Nurani Koes Anggraeni 1810101097
Dhina Puniasih 1910101043
Husnul Holifah 1910101045
Muhammad Abdur Rokhim 1910101046
Dewi Wulandari 1910101047

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


UNIVERSITAS TIDAR
2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepadaTuhan Yang Maha Esa yang menjadikan
bumi beserta isinya dengan begitu sempurna serta hidayah – Nya, sehingga Penulis dapat
menyelesaikan dengan mempersembahkan sebuah makalah yang berjudul “ Permintaan dan
Penawaran, Kurva Penawaran Ekspor, dan Nilai Tukar Perdagangan” untuk memenuhi
tugas mata kuliah Ekonomi Internasional.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat Penulis kepada semua pihak yang telah
membantu Penulis dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini. Akhir kata, Penulis
sampaikan bahwa tiada makalah yang sempurna tanpa uluran tangan pemerhatinya. Oleh
karena itu, kritik serta saran sangat Penulis harapkan dari pembaca sekalian yang bersifat
membangun, agar demi lebih baiknya kinerja kami yang akan mendatang. Semoga makalah
ini dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan dan informasi yang bermanfaat bagi
semua pihak.

Magelang, 16 September 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii

PENDAHULUAN....................................................................................................................iv

A. Latar Belakang...............................................................................................................iv

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................v

C. Tujuan Pembahasan........................................................................................................v

PEMBAHASAN........................................................................................................................1

A. HARGA EKUILIBRIUMM KOMODITAS-ANALISIS EKUILIBRIUM UMUM......1

B. HUBUNGAN ANTARA ANALISIS EKUILIBRIUM UMUM DAN PARSIAL........3

C. NILAI TUKAR PERDAGANGAN................................................................................6

PENUTUP..................................................................................................................................8

A. KESIMPULAN...............................................................................................................8

B. SARAN...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................9

iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam bab ini kita akan mengkaji lebih jauh ke kajian teoritis guna mengungkap
proses penentuan harga komoditi relatif dalam kondisi ekuilibrium, yakni setelah
hubungan dagang berlangsung sehingga kita dapat mengetahui berapa harga ekuilibrium
yang seharusnya berlaku tanpa harus menunggu proses perpaduan kekuatan-kekuatan
penawaran dan permintaan yang memakan waktu lama. Seluruh mosel perdagangan
internasional pada dasarnya sama-sama memiliki sejumlah kesamaan sebagai berikut :
1. Kapasitas produktif dari suatu perekonomian terbuka akan dapat diketahui
berdasarkan kurva batas-batas kemungkinan produksinya, dan sesungguhnya
perbedaan di dalam batas-batas kemungkinan produksi itulah yang membuka
peluang bagi terjadinya hungungan perdagangan di antara segenap perekonomian
atau negara-negara yang bersangkutan.
2. Batas-batas kemungkinan produksi tersebut senantiasa menentukan skedul
penawaran relatif dan masing-masing negara.
3. Keseimbangan dunia akan ditentukan oelh permintaan relatif dunia yang terletak
antara skedul-skedul penawaran relatif nasional.

Pembatasan dalam bab ini menekankan pada usaha untuk mencapai pemahaman terhadap
masalah-masalah di atas sehingga ditinjau atau sudut pandang teori perdagangan
internasional yang tidak akan semata-mata bergantung pada unsur-unsur segi penawaran
(supply side) dari suatu perdagangan. Pada dasarnya, model perdagangan standar harus
dilandaskan empat hubungn inti :
1. Hubungan antara batas-batas kemungkinan produksi dengan kurva penawaran
relatif.
2. Hubungan antara harga-harga relatif dengan tingkat permintaan.
3. Penentuan keseimbangan dunia dengan penawaran relatif dunia dan permintaan
relatif dunia.
4. Dampak-dampak atau pengaruh nilai tukar perdagangan (terms of trade)- yakni
harga ekspor daru suatu negara dibagi dengan harga impornya terhadap
kesejahteraan suatu negara.

iv
B. Rumusan Masalah
Sejalan dengan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan rumusan masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana harga ekuilibrium komoditas dengan analisis ekuilibrium umum?
2. Apa hubungan antara analisis ekuilibrium umum dan parsial?
3. Apa serta bagaimana nilai tukar dalam perdagangan?

C. Tujuan Pembahasan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui harga ekuilibrium komoditas dengan analisis ekuilibrium umum.
2. Mengetahui hubungan antara analisis ekuilibrium umum dan parsial.
3. Mengetahui nilai tukar perdagangan.

v
PEMBAHASAN

A. HARGA EKUILIBRIUMM KOMODITAS-ANALISIS EKUILIBRIUM UMUM


Perpotongan kurva penawaran ekspor kedua negara mendevinisikan harga
komoditas ekuilibrium-relatif dimana perdagangan berlangsung antara mereka. Hanya
pada harga ekuilibrium perdangan akan seimbang antara kedua negara. Pada setiap
haraga komoditas relative lainnya, jumlah yang diinginkan dari impor dan ekspor dua
komoditas tidak akan sama. Hal ini akan memberikan tekanan pada harga komoditas
relative untuk bergerak menuju tingkat keseimbangannya.

Gambar 4.5.
Harga Komoditas Ekuilibrium -
Relatif Dengan Perdagangan

Kurva penawaran
ekspor berpotongan pada
titik E, menetapkan harga
komoditas ekuilibrium-relatif PB = 1. Pada PB’ perdagangan berada pada keseimbangan
karena negara 1 menawarkan bertukar 60X untuk 60Y dan Negara 2 menawarkan persis
60Y untuk 60X. Pada setiap Px/PY<1, jumlah ekspor komoditi X yang disediakan oleh
negara 1akan lebih kecil dari jumlah impor komoditas X yang diminta oleh negara 2.Ini
akan mendorong harga komoditas relatif sampai ketingkat ekuilibrium. Hal sebaliknya
akan terjadi pada Px/PY>1.

Kurva penawaran ekspor berpotongan di titik E, mendefinisikan Px/Py ekuilibrium


= PB = PB’ = 1. Pada PB, Negara 1 menawarkan 60X untuk 60Y (titik E kurva penawaran
ekspor Negara 1) dan Negara 2 menawarkan 60Y untuk 60X ( titikE’ pada kurva

1
penawaran ekspor Negara 2). Dengan demikian, perdagangan berada pada ekuilibrium di
PB.

Pada setiap Px/PY lainnya, perdagangan tidak akan berada dalam keseimbangan.
Sebagai contoh, pada PF = ½, Negara 1 akan mengekspor 40X (lihat titik H pada gambar
4.5) lebih sedikit dari impor komoditas X yang diminta oleh Negara 2 pada harga yang
relatif rendah dari komoditas X (ini diperhatikan oleh sebuah titik, yang ditampilkan
pada gambar 4.5, yang mana harga PF memotong kurva penawaran ekspor yang
diperpanjang dari Negara 2).

Permintaan impor berlebih untuk komoditas X pada PF = ½ oleh Negara 2


cenderung akan mendorong PX/PY naik. Karena ini terjadi, Negara 1 akan memasok lebih
banyak komoditas X untuk ekspor (yaitu, Negara 1 akan bergerak keatas kurva
penawaran ekspornya), sementara Negara 2 akan mengurangi permintaan impor untuk
komoditas X (yaitu Negara 2 akan turun kebawah kurva penawaran ekspornya). Ini akan
berlanjut sampai penawaran dan permintaan menjadi sama di PB, tekanan untuk
PX/PYlainnya, seperti PF ≠PB.

Perlu diperhatikan bahwa harga komoditas keseimbangan-relatif PB = 1 dalam


perdagangan (ditentukan dalam gambar 4.5 oleh perpotongan kurva penawaran ekspor
Negara 1 dan 2) adalah identik dengan yang ditemukan menggunakan caratrialand error
pada gambar 3.4. padaPB = 1, kedua negara mendapatkan keuntungan yang sama dari
perdagangan

2
B. HUBUNGAN ANTARA ANALISIS EKUILIBRIUM UMUM DAN PARSIAL
Kita juga bisa menggambarkan ekuilibrium untuk kedua negara dengan kurva
permintaan dan penawaran dan dengan demikian menunjukkan hubungan antara analisis
ekuilibrium umum dari Bagian 4.4 dengan analisis ekuilibrium parsial dari Bagian 4.2.
Hal ini ditunjukkan dengan
Gambar 4.6.

Gambar 4.3

Gambar 4.4

3
Gambar 4.6

Pada Gambar 4.6, S adalah kurva penawaran ekspor Negara 1 dalam komoditas X dan
berasal dari garis batas produksi Negara 1 dan bagan kurva indiferen di panek kiri
Gambar 4.3 (informasi yang sama dari mana kurva penawaran ekspor Negara 1 di panel
kanan Gambar 4.3 berasal). Secara khusus, S menunjukkan bahwa kuantitas ekspor
komoditas X yang ditawarkan oleh Negara 1 adalah nol (titik A) pada Px/Py = 1/4, 40
(titik H) pada Px/Py = 1/2, dan 60
(titik E) pada Px/Py = 1 (seperti
yang ditunjukkan dalam panel kiri
Gambar 4.3 dan kurva penawaran
ekspor Negara 1 di panel kanan
Gambar 4.3). Ekspor 70X oleh
Negara 1 pada Px/Py = 1 1/2 (titik
R di kurva S pada Gambar 4.6)
dapatdiperolehdari panel kiri
Gambar 4.3 dan ditampilkan
sebagai titik R pada kurva
penawaran ekspor Negara 1 dalam
Gambar 4.9 Gambar 4.9 pada Lampiran A 4.3.
Gambar 4.6. Harga Komoditas
Ekuilibrium-Relatif dengan Analisis Ekuilibrium Parsial. S mengacu pada kurva
penawaran ekspor komoditas X Negara 1, sedangkan D mengacu pada kurva permintaan
Negara 2 untuk komoditas X yang diekspor Negara 1. S dan D berasal dari panel kiri
Gambar 4.3 dan 4.4 dan menunjukkan informasi dasar yang sama seperti Gambar 4.5. D

4
dan S berpotongan di titik E, menentukan Px/Py ekuilibrium = 1 dan jumlah ekspor
ekuilibrium adalah 60X. Pada Px/Py = 1 1/2, ada kelebihan pasokan ekspor R'R = 30X,
dan Px/Py akan jatuh menuju Px/Py ekuilibrium = 1. Pada Px/Py = 1/2, ada kelebihan
permintaan ekspo rdari HH' = 80X, dan Px/Py naik menuju Px/Py = 1.

Di sisi lain, D mengacu pada permintaan Negara 2 untuk ekspor komoditas X Negara 1
dan berasal dari garis batas produksi Negara 2 dan bagan kurva indiferen di panel kiri
Gambar 4.4 (cara yang samadari mana kurva penawaran ekspor Negara 2 dalam panel
kanan Gambar 4.4 berasal). Secara khusus, D pada Gambar 4.6 menunjukkan bahwa
jumlah ekspor komoditas X dari Negara 1 yang diminta oleh Negara 2 adalah 60 (titik E)
pada Px/Py = 1 (seperti dalam panel kiri Gambar 4.4), 120 (titik H') pada Px/Py = 1/2,
dan 40 (titik R') di Px/Py = 1 1/2.
D dan S berpotongan di titik E pada Gambar 4.6, menentukan Px/Py ekuilibrium = 1 dan
jumlah ekuilibrium ekspor 60X (seperti dalam Gambar 4.5). Gambar 4.6 menunjukkan
bahwa pada Px/Py = 1 1/2 ada kelebihan pasokan ekspor R'R = 30X dan Px/Py akan
jatuh menuju Px/Py ekuilibrium = 1. Di sisi lain, pada Px/Py = 1/2, ada kelebihan
permintaan ekspor dari HH' = 80X dan Px/Py naik ke Px/Py = 1. Dengan demikian,
harga relatif X akan bergerak menuju harga ekuilibrium Px/Py = 1 yang diberikan oleh
titik E pada Gambar 4.6 (sama seperti pada Gambar 4.5). Kesimpulan yang sama akan
dicapai dalam hal Y (lihat Soal 8, dengan jawaban di bagian akhir buku ini).

Jika, di sisi lain, Negara 2 adalah negara kecil, kurva permintaan untuk ekspor komoditas
X Negara 1 akan memotong bagian horizontal dari kurva penawaran ekspor komoditas X
Negara 1 (dekat sumbu vertikal). Dalam hal ini, Negara 2 akan bergadang dengan harga
sebelum perdagangan Px/Py = 1/4 di Negara 1, dan Negara 2 akan menerima semua
keuntungan dari perdagangan. (Hal ini juga dapat ditunjukkan dengan kurva penawaran
ekspor, lihat Soal 10, dengan jawaban di akhir buku ini.)

Kembali ke Gambar 4.6, kita melihat bahwa gambar tersebut menunjukkan informasi
dasar yang sama seperti Gambar 4.5, dan keduanya berasal dari garis batas produksi
negara dan bagan kurva indiferen. Namun, ada perbedaan mendasar antara dua gambar
tersebut. Gambar 4.5 mengacu pada analisis ekuilibrium umum dan menganggap semua
pasar secara umum, bukan hanya pasar untuk komoditas X. Hal ini penting karena
perubahan di pasar untuk komoditas X memengaruhi pasar komoditas lainnya dan ini

5
dapat menimbulkan dampak penting di pasar untuk komoditas X itu sendiri Di sisi lain,
analisis ekuilibrium parsial dari Gambar 4.6, yang memanfaatkan kurva D dan S, tidak
mempertimbangkan dampak dan hubungan yang ada antara pasar untuk komoditas X dan
pasar untuk semua komoditas lainnya dalam perekonomian. Analisis ekuilibrium parsial
sering berguna sebagai pendekatan pertama, tapi untuk jawaban yang lengkap dan penuh,
analisis ekuilirium umum yang lebih rumit biasanya diperlukan.

C. NILAI TUKAR PERDAGANGAN


1) Definisi dan Pengukuran Nilai Tukar Perdagangan
Nilai tukar perdagangan suatu negara didefinisikan sebagai rasio harga
komoditas ekspor terhadap harga komoditas impor. Karena dalam dunia dua-negara,
ekspor suatu negara adalah impor dari mitra dagang, nilai tukar perdagangan dari
negara yang lain adalah sama dengan kebalikan atau timbal balik dari negara pertama.
Dalam dunia di mana komoditas yang diperdagangkan banyak (bukan hanya
dua), nilai tukar perdagangan negara diberikan oleh rasio indeks harga ekspor
terhadap indeks harga impor. Rasio ini biasanya dikalikan dengan 100 untuk
mengekspresikan nilai tukar perdagangan dalam persentase. Nilai tukar perdagangan
ini sering disebut sebagai nilai tukar perdagangan komoditas atau barter neto
(commodityor net bartertermsoftrade) untuk membedakannya dari tindakan-tindakan
lain dari nilai tukar perdagangan sehubungan dengan perdagangan dan pembangunan.
Seiring pertimbangan penawaran dan permintaan yang berubah seiring waktu,
kurva penawaran ekspor akan bergeser mengubah volume dan nilai tukar
perdagangan. Perbaikan nilai tukar perdagangan suatu negara biasanya dianggap
menguntungkan bagi negara dalam arti bahwa harga yang diterima negara untuk
ekspor meningkat relatif terhadap harga yang dibayar untuk impor.

2) Ilustrasi Nilai Tukar Perdagangan


Karena Negara 1 mengekspor komoditas X dan mengimpor komoditas Y?

Px
Nilai tukar perdagangan Negara 1 ditunjukkan oleh .Dari Gambar 4.5, diperoleh
Py

Px
=1atau 100 (dalam persentase). Jika Negara 1 mengekspor dan mengimpor
Py

6
banyak komoditas, P x akan menjadi indeks harga ekspor dan P y akan menjadi indeks
harga impor.
Karena Negara 2 mengekspor komoditas Y dan mengimpor komoditas X, nilai tukar
perdagangan Negara 2 ditunjukkan oleh P y / Px . Perhatikan bahwa ini adalah
kebalikan atau timbal balik, nilai tukar perdagangan Negara 1 dan juga sama dengan 1
atau 100 (dalam persentase) dalam kasus ini.
Jika seiring waktu nilai tukar perdagangan Negara 1 naik, katakanlah dari 100
sampai 120, ini akan berarti bahwa harga ekspor Negara 1 naik 20 persen dalam
kaitannya dengan harga impor. Ini juga berarti bahwa nilai tukar Negara 2 telah
memburuk dari 100 menjadi (100/120)100 = 83. Perhatikan bahwa kita selalu dapat
mengatur nilai tukar perdagangan suatu negara sebesar 100 pada periode dasar,
sehingga perubahan dalam nilai tukar perdagangan dari waktu ke waktu dapat diukur
dalam persentase.
Bahkan, jika nilai tukar perdagangan Negara 1 meningkat dari waktu ke
waktu, kita tidak bisa menyimpulkan bahwa Negara 1 lebih baik karena hal ini, atau
bahwa Negara 2 selalu lebih buruk karena memburuknya nilai tukar perdagangan.
Perubahan nilai perdagangan suatu negara adalah hasil dari berbagai kekuatan yang
bekerja baik dinegara itu maupun diseluruh dunia, dan kita tidak dapat menentukan
efek bersih mereka pada kesejahteraan suatu negara hanya dengan melihat perubahan
nilai tukar perdagangan suatu negara.

7
PENUTUP

A. KESIMPULAN

B. SARAN
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah yang akan mendatang.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional (Edisi 9) Salemba Empat, 2014

Anda mungkin juga menyukai