Oleh : Agrippina
1206247114
Pada tahun 2014, Presiden SBY mengubah nama PT Askes menjadi BPJS
Kesehatan, dan ruang lingkup penyediaan layanan keseharan oleh BPJS ini lebih
diperluas lagi menjadi seluruh warga negara Indonesia tanpa terkecuali. Bahkan, bagi
warga asing yang tinggal di Indonesia selama minimal enam bulan, ia juga diwajibkan
untuk menjadi anggota BPJS. Jadi mulai tahun 2014 ini, siapapun anda, PNS atau bukan,
tergolong miskin atau nggak miskin-miskin amat, anda tetap berhak atas layanan
kesehatan dari Pemerintah hanya dengan membayar premi kurang lebih Rp60,000 per
bulan (berbeda-beda tergantung tingkat pertanggungan kesehatan yang diinginkan).
Sementara bagi warga miskin, mereka tidak perlu membayar premi apapun alias gratis.
Sudah tentu, sekali lagi, ketika BPJS Kesehatan ini diluncurkan, maka itu bukan berarti
BPJS ini bisa langsung menjangkau seluruh warga. Jika prosesnya berjalan lancar, maka
pada tahun 2019 mendatang diharapkan seluruh warga negara Indonesia sudah menjadi
anggota BPJS Kesehatan ini.
Tingginya penggunaan obat modern, meningkatnya angka harapan hidup, dan
peningkatan jumlah lansia menjadi potensi yang baik bagi perusahaan-perusahaan
farmasi di Indonesia. Apalagi pemerintah mengelurakan program BPJS untuk seluruh
masyarakat Indonesia. Kita akan melihat apakah sudah saatnya untuk memasukkan
saham industri farmasi ini, khususnya Kalbe Farma (KLBF) ke dalam portofolio investasi
anda.
2
3 KLBF PT Kalbe Farma Tbk 30-Jul-1991
Hal ini dapat terwujud jika program BPJS ini berjalan maksimal. Dalam satu atau
dua tahun pertama pelaksanaannya, program BPJS ini kemungkinan baru bisa
menjangkau 20 – 30% penduduk, yang itu berarti omzetnya turun menjadi hanya Rp16
– 24 trilyun. Selain itu perlu diketahui bahwa penerima dana trilyunan tersebut
bukanlah perusahaan farmasi saja, melainkan juga rumah sakit, puskesmas, dokter
praktek, apotek, dan optik. Jadi pendapatan bersih yang diterima KLBF dan
kompetitornya adalah setelah dikurangi bagian untuk rumah sakit, puskesmas, dan
apotek. Misalkan margin untuk perusahaan farmasi adalah sekitar 70%, maka omzetnya
turun lagi menjadi Rp11 – 17 trilyun. Omzet inilah yang kemudian dibagi rata ke sekitar
200 perusahaan farmasi di Indonesia, sesuai pangsa pasarnya masing-masing. Untuk
KLBF, yang merupakan perusahaan farmasi terbesar di BEI dengan pangsa pasar 12%,
maka potensi tambahan pendapatan yang akan diterima oleh KLBF karena adanya
program BPJS Kesehatan ini adalah Rp1.3 – 2.0 trilyun.
Kinerja keuangan KLBF
Kinerja keuangan saham KLBF sangat stabil dan kuat dengan ROE sebesar
22.58%, rasio 7.01 dan current ratio sebesar 283.9%. Aset perusahaan selama tahun
2009-2013 bertumbuh sebesar 74.56% atau CAGR sebesar 14.9%. Ekuitas perusahaan
pun juga konsisten bertumbuh sebesar 77.43% dan pada tahun yang sama dengan CAGR
sebesar 15.4%. Berikut kinerja keuangan saham KLBF dalam bentuk grafik.
3
Analisis saham KLBF
Mari kita bandingkan valuasi saham 6 perusahaan besar sektor farmasi dengan
kapitalisasi market diatas 1 triliun.
Current P/E Ratio (ttm) 33.4026 40.4514 24.2029 21.9636 22.1552 15.8591
Relative P/E vs. JCI 1.6622 2.013 1.2044 1.093 1.1025 0.7892
Earnings Per Share (IDR) 42.6614 44.0034 27.0629 134.9962 7,266.91 96.4747
(ttm)
Est. EPS (IDR) (11/2014) 42.5 45.394 29.01 140.927 - -
4
dimasa depan saham KLBF dapat memberikan margin of safety sebesar 25-30%
mungkin itulah saat yang tepat untuk mempertimbangkan membeli saham KLBF.
Opsi yang lebih masuk akal mungkin dengan memilih Tempo Scan Pacific
(TSPC). Namun dengan PER 21.9 kali pada harga saham 2,965, maka TSPC juga
belum dapat dikatakan murah. Sido Muncul (SIDO) mungkin juga menarik, namun
produknya tidak masuk hitungan BPJS ini karena perusahaan tersebut tidak
memproduksi obat-obatan untuk mengobati penyakit, melainkan lebih ke suplemen
(Kuku Bima) dan obat ringan (Jamu Tolak Angin). Perusahaan farmasi lain yang
kinerjanya juga konsisten adalah Darya Varia Laboratoria (DVLA), tapi sayang
sahamnya sama sekali tidak likuid. Sedangkan Kimia Farma (KAEF), masalahnya
juga sama dengan KLBF yaitu harganya yang sudah terlalu tinggi.
Kesimpulan
Untuk sekarang, saham pada industri farmasi belum ada yang benar-benar
menarik meski memang, prospek sektor farmasi terkait BPJS ini tampak begitu nyata
seiring dengan pelaksanaannya di lapangan yang cukup lancar dan sebagian besar
masyarakat mengakui bahwa mereka terbantu karena BPJS ini. Jika nanti Kartu
5
Indonesia Sehat yang diluncurkan Jokowi bisa berjalan dengan lancar (meski banyak
yang berpendapat bahwa KIS merupakan BPJS yang berganti nama), maka prospek
saham-saham farmasi ini akan menjadi lebih menarik lagi. Namun perlu diingat
bahwa selama saham yang anda incar belum memiliki fundamental yang kuat, atau
valuasinya juga tidak bisa dikatakan murah, maka prospeknya seringkali tidak berarti
apa-apa. Perlu kita lihat jika ada salah satu dari saham-saham yang disebutkan diatas
yang harganya turun pada level yang murah atau terjangkau, atau jika perusahaannya
benar-benar mencatatkan lonjakan pendapatan dan laba seperti yang diharapkan baru
anda perlu mempertimbangkan untuk memasukkan saham farmasi dalam portofolio
investasi anda.
Sumber
http://www.sahamok.com/contoh-produk-farmasi/ 6 Desember 2014 pkl 17.09 WIB
http://www.bloomberg.com/quote 6 Desember 2014 pkl 18.30 WIB
http://www.idx.co.id/en-us/home/listedcompanies/financialannualreport.aspx 6
Desember 2014 pkl 16.25 WIB
http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2014/11/15/129704/saham-farmasi-
akan-bersinar-jika-program-kis-jalan/#.VIRZPNxQ4pE 6 Desember 2014 pkl 17.09
WIB
http://www.bps.go.id/menutab.php?tabel=1&kat=1&id_subyek=30 17 Desember 2014 pkl
16.50 WIB
http://www.bps.go.id/int/index.php/indikator/48 17 Desember 2014 pkl 16.55 WIB