KASIYANI
NIM. 12401183098
PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN TULUNGAGUNG
2021
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui dan disahkan pada:
Hari : Senin
Tanggal : 25 Oktober 2021
Tempat : Blitar
MENYETUJUI
Mengesahkan
a.n. Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
(Siswahyudianto, M.M.)
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha
Penyayang atas Rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Praktik Pengalaman
Lapangan dengan lancer.
iii
8. Keluarga yang selalu memberikan motivasi dalam bentuk material maupun
spiritual.
9. Seluruh anggota di Koperasi yang telah memberikan penulis berbagai
pengalaman baru kepada kami selama PPL berlangsung.
10. Serta, teman-teman seperjuangan yang menuntut ilmu di kampus IAIN
Tulungagung khususnya Perbankan Syariah.
Wassalamualaikum wr.wb
Kasiyani
NIM. 12401183098
iv
DAFTAR ISI
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Banyak berdiri berbagai lembaga keuangan bank maupun non bank
menjadikan keuntungan bagi masyarakat, terutama dalam bentuk finansial untuk
kesejahteraan masyarakat. Lembaga Keuangan Mikro (LKM) non bank berperan
dalam strategis untuk memenuhi kebutuhan pemodalan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM). Koperasi salah satu dari lembaga keuangan mikro non
bank, koperasi merupakan lembaga keuangan non bank atau bukan bank yang
dibentuk untuk mengelola dana yang dihimpun oleh anggota guna kesejahteraan
koperasi dan anggotanya.
Bank saat ini banyak dicari para Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM) sebagai pembiaya dalam modal usaha mereka. Bank merupakan
bagian dari pelaku sektor ekonomi yang berperan penting dalam kesejahteraan
anggotanya. Terdapat beberapa peran Bank yaitu sebagai wadah peningkatan
taraf hidup dan tangguhan berdaya saing para anggota Bank dan masyarakat
dilingkungannya, bagian integral dari system ekonomi nasiomal, pelaku strategis
dalam system ekonomi rakyat dan juga sebagai wadah pencerdasan anggota
dan masyarakat di lingkungannya.1
1
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, edisi revisi, cetakan 18, (Jakarta: Rajawali Pers, 2017), hlm.
10-11
1
memberi dukungan berupa pembiayaan terhadap UMKM. Pembiayaan modal
UMKM mempermudah pihak produksi untuk memaksimalkan usaha mereka.
Pandemi Covid-19 saat ini tidak hanya merugikan dalam sisi kesehatan,
namun ternyata banyak sector yang terdampak oleh pandemic ini. Sector
ekonomi merupakan salah satu yang terdampak pada pandemic ini. Banyak
UMKM yang gulung tikar akibat profitabilitas menurun. Lembaga keuangan non
bank juga mengalami dampaknya, salah satunya Bank yang memberikan
anggsuran kepada UMKM.
1. Tujuan
a. Tujuan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL)
2
Adapun tujuan dari Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini adalah
untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut bagaimana Hubungan “Peran
pembiayaan perbankan” terhadap UMKM Catering Pitaloka dimasa pandemic
covid-19.
2. Kegunaan
3
PPL dilaksanakan dengan menggunakan kegiatan obeservasi yang
didapat dari wawancara kepada pihak lembaga dan juga salah satu UMKM yang
dibiayai.
4
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga
5
B. Pelaksanaan Praktik
Pelaksanaan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang
dilakukan di UMKM Catering Pitaloka Gudo Kabupaten Jombang kurang lebih
berjalan selama 31 hari, yaitu dimulai 20 September 2021 hingga 22 Oktober
2021. Sistem kegiatan PPL virtual atau daring (dalam jarigan) berupa observasi
dan wawancara kepada pihak UMKM yang dibiayai oleh lembaga perbankan.
C. Permasalahan di Lapangan
Sesuai dengan pengamatan saya saat melakukan observasi, pandemic
covid 19 tidak dapat dipungkiri lagi sebesar apa dampaknya. Khususnya pada
UMKM Catering Pitaloka ini mengalami dampak yang nesar, dengan
berkurangnya penghasilan dengan kurangnya dana untuk pembiyaan usahanya.
Dengan akhirnya peran perbankan sangat dibutuhkan dalam melakukan
pembiayaan modal usaha kepada UMKM Catering Pitaloka. Adanya pembiyaan
dari perbankan sedikit mmebantu bahkan dapat memberikan modal kembali
pada UMKM Catering Pitaloka.
6
diketahui dengan jelas bahwa peran perbankan dalam pembiayaan sangat
bermanfaat dan tidak memberatkan pihak nasabah.
7
BAB III
A. Pengertian Bank
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya ke masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.
Menurut Dictionary of Banking an Services by Jerry Rosenbeg bahwa :
Bank adalah lembaga yang menerima simpanan giro, deposito, dan membayar
atas dokumen yang tertarik pada satu orang atau lembaga tertentu, mendiskonto
surat berharga, memberikan pinjaman dan menanamkan dananya dalam surat
berharga.
Menurut Kasmir, SE, MM (2008:25), secara sederhana bank dapat
diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Sedangkan Menurut Lukman Dendawijaya (2005:14), mengemukakan “
Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga
perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyelurkan dana dari pihak
yang kelebihan dana (surplus unit) kepada pihak yang membutuhkan dana atau
kekurangan dana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.”
Menurut berbagai pendapat mengenai pengertian bank yang telah
dijelaskan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bank adalah
lembaga/perusahaan yang aktifitasnya menghimpun dana berupa giro, deposito,
tabungan, dan simpanan yang lain dari pihak yang kelebihan dana (surplus
spending unit) kemudian melemparkan kembali kepada masyarakat yang
membutuhkan dana (deficit spending unit) dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangkah meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
8
Arus perputaran uang yang ada di bank dari masyarakat kembali ke
masyarakat, dimana bank sebagai perantara dapat djelaskan sebagai berikut :
1. Nasabah (masyarakat) yang kelebihan dana menyimpan uangnya di bank
dalam bentuk simpanan Giro, Tabungan, dan Deposito. Bagi bank dana yang
disimpan oleh masyarakat adalah sama artinya dengan membeli dana.
Dalam hal ini nasabah sebagai penyimpan dan bank sebagai penerima
titipan. Nasabah dapat memilih sendiri untuk menyimpan dana dalam bentuk
Giro, Tabungan, dan Deposito.
2. Nasabah penyimpan akan memperoleh balas jasa dari bank berupa bunga
bagi bank konvensional dan bagi hasil bagi bank yang berdasarkan Prinsip
Syariah. Besarnya jasa bunga dan bagi hasil tergantung dari besar kecilnya
dana yang disimpan dan faktor lainnya.
3. Kemudian oleh bank, dana yang disimpan oleh nasabah di bank yang
bersangkutan disalurkan kembali (dijual) kepada masyarakat yang
kekurangan atau membutuhkan dana dalam bentuk pinajaman/kredit.
4. Bagi masyarakat yang memperoleh pinjaman atau kredit dari bank,
diwajibkan untuk mengembalikan pinjaman tesebut beserta bunga yang telah
ditetapkan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah. Khusus bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah pengembalian pinjaman disertai dengan
sistem bagi hasil sesuai hukum islam.2
B. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan
oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Perbedaan antara istilah
pembiayaan dengan kredit yaitu jika istilah pembiayaan digunakan untuk bank
syariah sedangkan kredit untuk bank konvensional. Selain itu yang membedakan
antara pembiayaan dan kredit yaitu terletak pada keuntungan yang diharapkan. 3
Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian
fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang
2
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada, 2008).
3
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), hal.
163.
9
merupakan melakukan pembiayaan. Menurut sifat penggunaan pembiayaan
dapat dibagi menjadi dua hal, berikut:
a. Pembiayaan Produktif yaitu pembiayaan yang ditunjukkan untuk memenuhi
kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha baik
usaha produksi maupun perdagangan. Pembiayaan produktif bertujuan untuk
memungkinkan penerima pembiayaan dapat mencapai tujuannya yang
apabila tanpa pembiayaan tersebut tidak mungkin dapat diwujudkan.
b. Pembiayaan Konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi
kebutuhan. Pembiayaan konsumtif diperlukan oleh pengguna dana untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi dan akan habis dipakai untuk memenuhi
kenutuhan tersebut. Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan atas kebutuhan
primer dan kebutuhan sekunder. Kebutuhan primer adalah kebutuhan pokok,
baik berupa barang, seperti makanan, minuman, pakaian dan tempat tinggal,
maupun berupa jasa, sepertimakanan, minuman, pakaian/perhiasan,
bangunan rumah, kendaraan, dan sebagaiannya, maupun berupan jasa,
seperti pendidikan, pelayanan kesehatan, pariwisata, hiburan, dan
sebagainnya. 4
C. Pengertian UMKM
Di Indonesia, definisi UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik
Indonesia No.20 Tahun 2008 tentang UMKM.1 Pasal 1 dari UU terebut,
dinyatakan bahwa Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam UU tersebut. Usaha kecil adalah usaha ekonomi
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang buka merupakan anak perusahan atau bukan anak cabang yang
dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung,
dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut.5
4
Ibid 164
5
Tulus T.H. Tambunan, UMKM di Indonesia, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2009), hal.16
10
Di dalam Undang-undang tersebut, kriteria yang digunakan untuk
mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam Pasal 6 adalah nilai
kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan kriteria sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling banyak Rp.50 juta
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dengan hasil penjualan
tahunan paling besar Rp.300 juta.
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai dengan paling
banyak Rp.500 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha
memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp.300 juta hingga maksimum
Rp.2.500.000, dan.
3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan milai kekayaan bersih lebih
dari Rp.500 juta hingga paling banyak Rp.100 milyar hasil penjualan tahunan
di atasRp.2,5 milyar sampai paling tinggi Rp.50 milyar 6
Secara umum, tujuan atau sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang tangguh dan mandiri yang
memiliki daya saing tinggi dan berperan utama dalam produksi dan distribusi
kebutuhan pokok, bahan baku, serta dalam permodalan untuk menghadapi
persaingan bebas.
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Pada
prinsipnya, pembedaan antara Usaha Mikro (UMI), Usaha Kecil (UK), Usaha
Menengah (UM), dan Usaha Besar (UB) umumnya didasarkan pada nilai aset
awal (tidak termasuk tanah dan bangunan), omset rata-rata per tahun, atau
jumlah pekerja tetap. Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini
berbeda menurut negara. Karena itu, memang sulit membandingkan pentingnya
atau peran UMKM antar negara.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak
6
Undang-Undang Nomor tahun 2008 tentang UMKM, Bab IV pasal 6.
11
Rp200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha dan usaha yang
berdiri sendiri7 . Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan
bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu
dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat. 7
7
Tulus Tambunan, Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu Penting, (Jakarta: LP3ES, 2012),
hal. 11
12
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bank sebuah kumpulan orang bukan halnya kumpulan modal. Bank harus
dengan benar-benar mengabdi kepada kepentingan bersama baik dari pengurus
maupun anggota. Kerjasama dalam Bank didasarkan pada rasa persamaan
derajat, dan kesadaran para anggotanya. Bank merupakan wadah demokrasi
ekonomi dan social bagi masyarakat. Bank ada beberapa jenis salah satunya
yaitu Bank Serba Usaha dalam bentuk simpan pinjam berbasis konvensional.
Perbankan merupakan sebuah Bank yang menerima dana dari para anggota
yang menabung dan menyalurkan dana kepada calon debitur.
B. Saran
1. Untuk fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagi pengelola praktik diharapkan
kepada pihak jurusan Perbankan Syariah IAIN Tulungagung khususnya
pengelola PPL untuk pelaksanaan kegiatan PPL di tahun yang akan dating
dari pihak kampus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak atu lembaga
untuk penempatan mahasiswa PPL karena semakin banyaknya mahasiswa
13
maka persaingan dalam pencarian tempat PPL juga semakin ketat. Namun
hal lainnya mengenai informasi yang disediakan pihak kampus sudah jlas dan
lengkap.
2. Untuk pihak KSU Koperasi Jatim Kantor Kas Garum dan juga anggota
anggotanya agar tetap meningkatkan kinerjanya, supaya lebih banyak lagi
anggota yang tergabung ke KSU Koerasi Jatim yang bisa menambah
pendapatan koperasi. Selain itu peningkatan dalam kemapuan untuk
menggunakan aplikasi dalam pembukuan sehingga pembukuan lebih mudah.
3. Untuk mahasiswa sebagai peserta praktik PPL di tahun ajaran selanjutnya
agar dalam memilih tempat suatu lembaga untuk dijadikan tempat PPL
benar-benar yang berhubungan dengan jurusan sehingga dalam
pengaplikasian ilmu tidak jauh berbeda dengan yang diperoleh sewaktu
pembelajaran di perkuliahan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhammad Syafi’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani Press.
Kasmir. 2017. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi. Jakarta : Rajawali
Pers.
Tambunan, TulusT.H,. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu-Isu
Penting. Jakarta: LP3ES
15
LAMPIRAN-LAMPIRAN
16
BERITA ACARA HARIAN
17
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Kasiyani
NIM : 12401183098
NIP/NIDN. 197404162008011008
18
DOKUMENTASI
19
RESUME PENDALAMAN MATERI PPL
Pemateri 1 : Dr. Ahmad Hariyadi, MM. (Dosen Pascasarjana Universitas Muria Kudus)
Materi : Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dalam
Menghadapi di Era Industri 5.0
Hasil Resume:
20
Peran strategi digital marketing dapat menjadi hal yang penting dalam
mengikuti perkembangan teknologi digital dan mengembangkan rencana untuk
menarik konsumen dan mengarahkannya pada perpaduan antara komunikasi
elektronik dengan komunikasi tradisional. Melalui kombinasi dan kontinuitas
revolusi industri 4.0 dan society 5.0 akan membentuk pola yang lebih baik dalam
ketertiban sosial, sehingga hal tersebut dapat memperbaiki kualitas kehidupan
sosial manusia. Trend digital marketing menjadi peluang bagi usaha mikro, kecil,
dan menengah untuk menyambut era industri 4.0 dan society 5.0. Digital
marketing memiliki banyak sekali kelebihan jika dibandingkan dengan strategi
pemasaran konvensional (offline marketing). Dalam era society 5.0 , kemampuan
berpikir kritis,konstruktif dan inovatif dapat digunakan untuk membentuk
keterampilan profesional yang kompetitif di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi. Mengarahkan kemampuan masyarakat menggunakan teknologi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kunci dari masyarakat era 5.0 adalah
menggabungkan dunia maya dengan dunia nyata.
Pemateri 2 : Misbakhul Iman, SE. (Pimpinan Bank JATIM Syariah Cabang Surabaya)
Hasil Resume :
21
Dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah perbankan syariah
berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara shahibul maal dengan investor
atau pengusaha. Sebagai lembaga intermediasi, bank akan melakukan
penyaluran pembiayaan kepada pengusaha dengan beberapa akad yang ada
pada lembaga perbankan syariah. Namun dalam proses pembiayaan, bank
syariah memiliki catatan khusus kepada pegusaha-pengusaha yang
membutuhkan dana yaitu bank syariah tidak membiayai usaha-usaha yang non
halal seperti rokok, hotel yang non syariah, spa dan salon. Namun saat ini,
lembaga yang memberikan sertifikasi halal pada ssuatu usaha masih
kekurangan sumber daya manusia itu yang menjadikan salah satu penghambat
pengusaha dalam melakukan pembiayaan di bank syariah. Hal tersebut dapat
dijadikan sebagai bahan evaluasi selanjutnya untuk meningkatkan sumber daya
manusia agar lebih tertarik menjadi suatu bagian dari lembaga yang memberikan
sertifikasi halal kepada pengusaha-pengusaha yang ingin mengajukan
pembiayaan di Bank Syariah. Perbedaan yang mendasar antara Bank
Konvesional dengan Bank Syariah ialah dalam penyaluran dana Bank
Konvensional dapat memberikan penyaluran kredit ke berbagai bisnis yang
dianggap aman dan menguntungkan, sedangkan pada Bank Syariah penyaluran
hanya ditujukan kepada bisnis-bisnis yang halal dan tidak melanggar hukum
islam. Kemudian menurut bagi hasil, Bank Konvensional memiliki besaran bunga
yang tetap sedangkan pada Bank Syariah besaran bagi hasil dapat berubah-
ubah sesuai dengan kinerja usaha.
22
23