FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
Pemateri 1 : Dr. Ahmad Hariyadi, MM. (Dosen Pascasarjana Universitas Muria
Kudus)
Materi : Pemanfaatan Digital Marketing Bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Dalam Menghadapi di Era Industri 5.0
Hasil Resume:
Ditengah adanya kondisi pandemi virus Covid-19 yang telah menyebar di
seluruh negara, salah satunya di Indonesia yang membuat pemerintah Indonesia membuat kebijakan dengan diberlakukannya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada saat ini. Hal ini tentunya membuat semua masyarakat tidak bebas dalam melakukan kegiatan apalagi untuk menjalankan kegiatan perekonomian yang mengakibatkan menurunnya pendapatan tiap kepala keluarga. Adanya kondisi dan juga kebijakan inilah yang membuat kita harus melek akan informasi teknologi digital khususnya dalam menjalankan kegiatan perekonomian saat ini. Bahkan tidak hanya sektor ekonomi saja yang dituntut untuk melek akan informasi teknologi, seluruh sektor pun juga merasakannya baik dari sektor kesehatan maupun sampai dengan sektor pendidikan.
Marketing merupakan faktor penting yang menentukan perkembangan
bisnis kita. Bisnis apa pun membutuhkan marketing demi menjangkau pasar dan meningkatkan konversi yang diinginkan. Sayangnya, cara marketing yang saat ini perlu diterapkan harus pula disesuaikan dengan trend dan kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat. Itu sebabnya, pebisnis dalam bidang apa pun mesti menerapkan dan memahami dengan baik berbagai trik marketing, terutama memahami dengan baik cara-cara marketing berbasis teknologi demi mendapatkan manfaat digital marketing. Peran strategi digital marketing dapat menjadi hal yang penting dalam mengikuti perkembangan teknologi digital dan mengembangkan rencana untuk menarik konsumen dan mengarahkannya pada perpaduan antara komunikasi elektronik dengan komunikasi tradisional. Melalui kombinasi dan kontinuitas revolusi industri 4.0 dan society 5.0 akan membentuk pola yang lebih baik dalam ketertiban sosial, sehingga hal tersebut dapat memperbaiki kualitas kehidupan sosial manusia. Trend digital marketing menjadi peluang bagi usaha mikro, kecil, dan menengah untuk menyambut era industri 4.0 dan society 5.0. Digital marketing memiliki banyak sekali kelebihan jika dibandingkan dengan strategi pemasaran konvensional (offline marketing). Dalam era society 5.0 , kemampuan berpikir kritis,konstruktif dan inovatif dapat digunakan untuk membentuk keterampilan profesional yang kompetitif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Mengarahkan kemampuan masyarakat menggunakan teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kunci dari masyarakat era 5.0 adalah menggabungkan dunia maya dengan dunia nyata.
Seiring dengan perkembangan perdagangan dunia maka perkembangan
perbankan pun semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan. Apalagi saat ini perbankan syariah juga sudah menyebar ke berbagai negara, bahkan negara-negara Barat. Indonesia merupakan negara yang termasuk memiliki warga yang mayoritas muslim. Sehingga Indonesia memiliki peluang yang sangat baik bagi Perbankan Syariah. Sebagai pemeluk agama mayoritas (87,2%), tentunya ada tendensi untuk terjadinya kesamaan pola konsumsi secara kolektif sesuai dengan syariat islam. Perkembangan perbankan syariah di Indonesia saat ini mulai berkembang dengan baik saat seluruh Perbankan Syariah di Indonesia melakukan merger besar- besaran.
Dalam mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah perbankan syariah
berfungsi sebagai lembaga intermediasi antara shahibul maal dengan investor atau pengusaha. Sebagai lembaga intermediasi, bank akan melakukan penyaluran pembiayaan kepada pengusaha dengan beberapa akad yang ada pada lembaga perbankan syariah. Namun dalam proses pembiayaan, bank syariah memiliki catatan khusus kepada pegusaha-pengusaha yang membutuhkan dana yaitu bank syariah tidak membiayai usaha-usaha yang non halal seperti rokok, hotel yang non syariah, spa dan salon. Namun saat ini, lembaga yang memberikan sertifikasi halal pada ssuatu usaha masih kekurangan sumber daya manusia itu yang menjadikan salah satu penghambat pengusaha dalam melakukan pembiayaan di bank syariah. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi selanjutnya untuk meningkatkan sumber daya manusia agar lebih tertarik menjadi suatu bagian dari lembaga yang memberikan sertifikasi halal kepada pengusaha-pengusaha yang ingin mengajukan pembiayaan di Bank Syariah. Perbedaan yang mendasar antara Bank Konvesional dengan Bank Syariah ialah dalam penyaluran dana Bank Konvensional dapat memberikan penyaluran kredit ke berbagai bisnis yang dianggap aman dan menguntungkan, sedangkan pada Bank Syariah penyaluran hanya ditujukan kepada bisnis-bisnis yang halal dan tidak melanggar hukum islam. Kemudian menurut bagi hasil, Bank Konvensional memiliki besaran bunga yang tetap sedangkan pada Bank Syariah besaran bagi hasil dapat berubah-ubah sesuai dengan kinerja usaha.
Lalu bagaimana caranya menjadi UMKM yang bankable mengingat
banyaknya permasalahan yang sering dihadapi oleh beberapa UMKM pemula maupun yang sudah eksis. Permasalahan yang sering terjadi ialah kurangnya inovasi, tidak memiliki izin usaha, dan modal dan akses pembiayaan yang tidak punya. Namun permasalahan tersebut harsunya bisa diatasi oleh pengusaha. UMKM dikatakan bankable apabila dapat memenuhi karakteristik 5C (Character, Capacity, Capital, Condition dan Collateral), kemudian memiliki rencana bisnis yanng jelas, aspek legalitas usaha.