Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI INDUSTRI, DISIPLIN ILMU EKONOMI, DAN

TUJUAN PERUSAHAAN
Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Industri
Dosen Pengampu: Aizirman Djusan M.Sc.Econ

KELOMPOK 4

Disusun Oleh:
Najwan Alya Tsabita (11210840000015)
Umar Abdul Azis (11210840000018)
Agis Tia Bariah (11210840000023)
Fazrin Arfia (11210840000060)
Hafizh Nur Rozak (11210840000084)
Evrilia Kusumawardani (11210840000118)

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M/1443 H
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa melimpahkan rahmat,
anugerah dan rihda-Nya kepada hambanya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan sebaik mungkin yang berjudul “Ekonomi Industri, Disiplin Ilmu Ekonomi, dan Tujuan
Perusahaan” dalam rangka menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Ekonomi Industri.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Ekonomi
Industri, Bapak Aizirman Djusan M.Sc.Econ yang telah memberikan tugas ini sehingga kami
dapat belajar dari ilmu yang kami dapat dan terima kasih atas bimbingannya kepada kami.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi pembaca dan dapat bermanfaat
di dalam kehidupan sehari-hari. Kami para penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Jakarta, 10 Maret 2023

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ....................................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3 Tujuan Pembahasan ................................................................................................ 5
BAB 2 PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6
2.1 Metodologi Pembahasan ......................................................................................... 6
2.2 Definisi dan Ruang Lingkup ................................................................................... 6
2.3 Perkembangan Ilmu Ekonomi Industri .................................................................... 8
2.4 Studi Kasus 1 ........................................................................................................ 11
2.5 Pendahuluan.......................................................................................................... 11
2.6 Tujuan Perusahaan ................................................................................................ 12
2.7 Studi Kasus 2 ........................................................................................................ 14
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................. 16
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................... 16
3.2 Saran..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 17

3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi industri adalah cabang ilmu ekonomi yang terpisah dari disiplin ilmu
ekonomi lainnya yang secara khusus menelaah tentang perilaku perusahaan-perusahaan
industri. Berdasarkan UU no 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, khususnya pasal 1
ayat 2, industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku
dan memanfaatkan sumber daya industri sehingga dapat menghasilkan barang yang
mempunyai manfaat atau nilai tambah yang lebih tinggi, termasuk jasa industri. Cikal
bakal ekonomi industri sudah ada sejak awal ekonomi.
Pada ilmu ekonomi Industri hubungan keterkaitan antar variabel yang dibahas
adalah berhubungan dengan tingkah laku perusahaan-perusahaan industri di dalam
perekonomian setiap variabel yang dinyatakan adalah memiliki nilai besaran tertentu,
yang keberadaannya dapat diukur, dapat ditelusuri dan dapat diuji di dalam kehidupan
sehari-hari. Di bidang ekonomi industri, hubungan antara berbagai variabel yang
dibahas semuanya terkait dengan perilaku yang berbeda dari perusahaan industri.
Sedangkan dalam perekonomian, ada industri yang menghasilkan biaya ekonomi
tinggi, namun ada juga industri yang tidak mengorbankan konsumen.
Dalam industri ada perusahaan yang bersaing ketat, sementara itu di lain sisi
ada pula perusahaan industri yang tidak bersaing. Begitu juga di dalam bersaing ada di
antara mereka bersekutu, tetapi di lain pihak ada pula di antara mereka memilih
bersaing secara bebas. Masalah utama yang dibahas dalam ekonomi industri terkait
dengan perilaku perusahaan industri dalam persaingan. Ekonomi industri mempelajari
berbagai kebijakan perusahaan terhadap pesaing dan pelanggan di pasar, serta keadaan
industri yang kompetitif dan kurang kompetitif. Dengan demikian, semua perusahaan
dalam dunia bisnis mempunyai tujuan untuk memaksimalkan laba menurut teori
ekonomi mikro. Menurut Stigler (1947), setiap perusahaan yang berorientasi pada
keuntungan selalu berusaha untuk memaksimalkan keuntungan.
Oleh sebab itu maka dalam makalah ini kami akan membahas tentang
bagaimana metodologi pembahasan ekonomi industri dan disiplin ilmu ekonomi,
definisi ruang lingkup ekonomi industri dan disiplin ilmu ekonomi dan bagaimana
tujuan perusahaan.

4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di latar belakang, maka penulis
menguraikan rumusan – rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana metodologi pembahasan ekonomi industri?
2. Apa definisi dan ruang lingkup ekonomi industri?
3. Bagaimana perkembangan ilmu ekonomi industri?
4. Bagaimana contoh studi kasus terkait ilmu ekonomi industri?
1.3 Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan,
diantaranya:
1. Untuk mengetahui bagaimana metodologi pembahasan ekonomi industri
2. Untuk mengetahui apa definisi dan ruang lingkup ekonomi industri
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ilmu ekonomi industri
4. Untuk mengetahui bagaimana contoh studi kasus terkait ilmu ekonomi industri

5
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Metodologi Pembahasan
Penyampaian topik dalam ilmu ekonomi industri (Industrial Economics) pada
hakikatnya dapat disampaikan melalui dua cara. Cara yang pertama yaitu dengan
pendekatan empiris; Kedua dengan pendekatan teoritis. Melalui pendekatan empiris,
pembahasan mengenai perilaku industri disampaikan berdasarkan fakta yang diperoleh
dari hasil penelitian oleh ahli ekonomi industri di beberapa media, salah satunya di
jurnal-jurnal internasional. Sedangkan pendekatan teoritis dilakukan dengan
menggunakan teori-teori ekonomi mengenai organisasi industri yang relevan dengan
kajian ilmu ekonomi mikro.
Tulisan-tulisan yang berada di dalam buku ini merupakan hasil pembahasan dari
ahli ekonomi yang disampaikan dalam beberapa literatur, seperti literatur ekonomi
industri, literatur teori ekonomi mikro, dan literatur jurnal-jurnal internasional. Penulis
menuliskan kembali pembahasan tersebut secara ringkas dan sederhana berdasarkan
kejadian empiris yang terjadi di indonesia dan dari hasil penelitian para ahli ekonomi
terkait perilaku industri di Indonesia. Sama halnya dengan judul-judul pada buku ini
yang disesuaikan dengan pembahasan pokok ilmu ekonomi tanpa mengurangi nilai inti
dari ilmu ekonomi industri itu sendiri. Selain itu, buku ini sangat berbeda dari literatur
ekonomi yang lain karena dalam buku ini ilmu ekonomi industri disampaikan dengan
tulisan yang sangat sederhana dengan tujuan agar ilmu yang disampaikan dapat
dipahami dan bermanfaat untuk pembaca khususnya mahasiswa.
2.2 Definisi dan Ruang Lingkup
Berdasarkan UU no 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, khususnya pasal 1 ayat
2, industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan
memanfaatkan sumber daya industri sehingga dapat menghasilkan barang yang
mempunyai manfaat atau nilai tambah yang lebih tinggi, termasuk jasa industri.
Ekonomi industri adalah cabang ilmu ekonomi yang secara khusus mempelajari
perilaku dan interaksi antara perusahaan dalam industri tertentu, serta bagaimana
faktor-faktor ekonomi seperti biaya produksi, persaingan, regulasi, dan inovasi
mempengaruhi kinerja industri tersebut.
Adapun menurut Hasibuan dalam teori ekonomi mikro, industri adalah
sekumpulan perusahaan yang memproduksi barang homogen atau barang yang
memiliki sifat saling mengganti yang sangat erat. Namun, dari perspektif pembentukan
6
pendapatan secara makro, industri diartikan sebagai kegiatan ekonomi yang
menciptakan nilai tambah (Hasibuan, 1993: 12).
Tujuan utama dari ekonomi industri adalah untuk memahami dinamika industri
dan memberikan panduan bagi pengambilan keputusan ekonomi yang tepat, baik bagi
perusahaan maupun pemerintah. Beberapa konsep utama yang dipelajari dalam
ekonomi industri meliputi struktur pasar, strategi bisnis, efisiensi, inovasi, dan regulasi
industri. Berikut ini adalah beberapa hal yang termasuk dalam ruang lingkup ekonomi
industri beserta penjelasannya:
1) Produksi: Produksi mencakup semua aktivitas yang terkait dengan pembuatan
barang dan jasa, mulai dari produksi bahan baku hingga pengolahan dan
pengemasan produk akhir. Industri harus mempertimbangkan faktor-faktor
seperti biaya produksi, efisiensi, dan kualitas produk untuk memastikan
keuntungan yang optimal.
2) Distribusi: Distribusi adalah proses transportasi barang dari produsen ke
konsumen. Hal ini mencakup logistik, manajemen rantai pasokan, dan
penjualan melalui berbagai saluran seperti e-commerce, penjualan langsung dan
lainnya.
3) Pemasaran: Pemasaran adalah aktivitas yang berkaitan dengan promosi dan
penjualan produk. Industri harus mengembangkan strategi pemasaran yang
efektif untuk menarik konsumen dan meningkatkan penjualan.
4) Sumber Daya Manusia: Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor
penting dalam keberhasilan industri. SDM meliputi tenaga kerja, manajemen,
dan kepemimpinan. Industri harus mempertimbangkan pelatihan,
pengembangan, dan motivasi karyawan untuk memastikan kinerja yang
optimal.
5) Riset dan Pengembangan: Riset dan Pengembangan (R&D) merupakan proses
untuk menciptakan dan meningkatkan produk, proses, dan teknologi baru.
Industri harus terus mengembangkan dan mengadopsi inovasi untuk tetap
kompetitif di pasar.
6) Kebijakan Pemerintah: Kebijakan pemerintah seperti kebijakan perdagangan,
pajak, dan peraturan lingkungan memiliki dampak besar pada industri. Industri
harus memperhatikan kebijakan-kebijakan ini dan memastikan bahwa mereka
mematuhi peraturan yang berlaku.

7
7) Konsumen: Konsumen adalah faktor utama dalam ekonomi industri karena
permintaan mereka menentukan pasar. Industri harus memahami preferensi dan
kebutuhan konsumen untuk menghasilkan produk yang tepat dan memenuhi
kebutuhan mereka.
2.3 Perkembangan Ilmu Ekonomi Industri
Pada awalnya dari pernyataan yang berasal dari Barthwal (2010) perumusan
elemen-elemen ekonomi industri sangat sulit diketahui. Namun, berdasarkan
sejarahnya ekonomi industri terlahir pada abad ke-17 ketika Adam Smith mengeluarkan
sebuah buku yang berjudul The Wealth of Nation (1776). Menurut Barthwal (2004)
Teori perusahaan yang diutarakan oleh Smith menjadi langkah awal adanya ekonomi
industri kontemporer atau yang biasa disebut dengan “the mother of the contemporary
industrial economics”. Adanya asumsi kondisi pasar yang bersaing dalam
perekonomian di mana ada “tangan tersembunyi” (invisible hands) yang dapat
memaksimalkan keinginan setiap individu membentuk sebuah pemikiran yang
dikemukakan oleh Adam Smith. Kemudian, konsep pembagian kerja (division of labor)
dan penentuan harga produk merupakan basis acuan ekonomi industri yang menjadi
kontribusi utamanya. Mekanisme pembagian kerja memiliki peran serta adanya
peningkatan produktivitas, keahlian, dan keterampilan tenaga kerja yang berkaitan
dengan pembagian kerja. Dalam penentuan harga, Smith menyatakan penentuan
konsep harga pasar (market price) dan konsep harga alamiah (natural price) berasal
dari pasar dan faktor produksi tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi.
Pada pasar persaingan sempurna pemikirannya menjadi basis dalam analisis price-cost
margin.
Selanjutnya, pada pertengahan abad ke-18 sampai pertengahan abad ke-19
Barthwal (2010) menyatakan metodologi menjadi fokus utama analisis ekonomi yang
berkaitan dengan aktivitas industri. Dalam analisis perilaku ekonomi perusahaan dan
industri, metode yang bersifat abstrak diikuti oleh aliran pemikiran Jevons, yang mana
memiliki tujuan untuk mengukur hipotesis teori perusahaan yang berpacu pada pola
pikir deduktif. Lain hal dengan pemikiran lainnya yang merupakan aliran historical
school dan berpacu pada pola pikir induktif melewati pendekatan empiris. Fokus dari
aliran tersebut lebih kepada pengumpulan fakta-fakta terkait perusahaan dan industri
guna mengetahui perilaku perusahaan industri sehingga tidak terlalu memperhatikan
asumsi-asumsi dalam memahami perilaku perusahaan atau industri. Adapun tokoh-
tokoh seperti Allen, Sargant Florence, Berle dan Means, W.G. Hoffman, dan Mason

8
yang berada pada aliran historical school. Akan tetapi, terdapat ekonom yang dalam
analisisnya mengkombinasikan analisis deduktif dan induktif, yaitu Alfred Marshall
dan Joseph Schumpeter. Teori permintaan, khususnya teori utilitas serta
penyempurnaan konsep biaya dan faktor produksi yang dikemukakan oleh Jevons, F.Y
Edgeworth, Clark, dan F. Knight memiliki kontribusi dalam penetapan asumsi untuk
penyamaan harga dan biaya rata-rata.serta eliminasi excess profit yang kemudian
digunakan untuk memperbaiki model pasar persaingan sempurna.
Kemudian, pada periode 1930 sampai 1940, asumsi pasar kompetitif dinilai
memiliki kelemahan dalam menjelaskan perilaku perusahaan. Dengan adanya
permasalahan tersebut, menimbulkan lahirnya teori kompetisi yang tidak sempurna
(imperfect competition) dikeluarkan oleh Joan Robinson (1933) dan Edward
Chamberlin (1933) juga merumuskan analisis kompetisi monopolistik. Munculnya
kedua teori itu memberikan kemajuan pada analisis aktivitas industri yang
memperhatikan isu terkait duopoli, oligopoli, diversifikasi produk, perilaku iklan,
penelitian dan pengembangan, dan kebijakan harga dalam perusahaan atau industri.
Saat itu, Harold Hotelling merancang aspek diferensiasi barang dan dimensi spasial
guna menjabarkan kompetisi di pasar. Di waktu yang sama, Von Neumann dan
Morgensten juga melakukan rancangan sebuah aspek teori permintaan yang pada
akhirnya menjadi dasar pengembangan teori perusahaan. Semakin berjalannya waktu
banyak sekali analisis ekonomi terkait industri lainnya yang muncul karena adanya
penyesuaiaan.
Menurut Clarke (2003) dan Barthwal (2007), sekitar tahun 1950-an ekonomi
industri berkembang sebagai salah satu cabang ilmu ekonomi yang dapat berdiri secara
independen. Banyak sekali munculnya pemikiran-pemikiran fundamental yang lebih
komprehensif, hal ini diawali dari adanya buku tentang struktur pasar yang ditulis oleh
Berle dan Means pada tahun 1931, yaitu The Modern Corporation and Private Property
dan juga buku yang ditulis oleh Edward S.Mason yang memiliki judul Economic
Concentration and the Monopoly Problem (Hasibuan, 1993). Kemudian, pada tahun
1997 Joe S. Bain mengembangkan pemikiran dan analisis yang sudah ada dengan
menulis buku yang membahas tentang struktur, perilaku dan kinerja industri yang
berjudul Industrial Organization. Dalam bukunya, Bain menciptakan suatu kerangka
analisis industri yang bernama Structure-Conduct-Performance (SCP).
Structure-Conduct-Performance (SCP) digunakan untuk menganalisis
hubungan antara struktur pasar industri (berdasarkan tingkat konsentrasinya) dan
9
perilaku pasar industri yang mempengaruhi kinerja (keuntungan) pasar industri. Oleh
sebab itu, analisis SCP berperan besar dalam analisis ekonomi industri. Walaupun
demikian, diketahui bahwa ternyata dalam analisis SCP terdapat kelemahan yang
kemudian dilengkapi dengan berbagai teori dan alat analisis, seperti analisis Robin
Marris (1964) yang membicarakan tentang adanya peran perilaku manajerial dalam
konteks korporasi modern yang mendorong munculnya kerangka analisis Techno-
Structure yang kemudian juga dikembangkan lagi oleh John Kenneth Galbraith. Cyerth
dan March (1963) mengembangkan teori perilaku perusahaan. Herbert A. Simon (1950)
mempelajari pentingnya proses pengambilan keputusan dalam konteks organisasi
industri sebagai unit administratif. Sedangkan George J. Stigler berfokus pada analisis
struktur oligopoli. Berbagai pemikiran tersebut berkontribusi terhadap cepatnya
perkembangan berbagai aspek ekonomika industri pada masa ini.
Seiring berjalannya waktu, pada periode selanjutnya hingga sekarang, kajian
ekonomi industri semakin meluas dan menekankan pengaruh faktor kelembagaan
dalam analisisnya, baik itu merupakan analisis isu secara teoritis ataupun empiris.
Berbagai aspek baru yang dijelaskan menurut Barthwal (2010) meliputi perilaku
strategik, dinamika industri, laboratory experiments, konvergensi transaksi, efisiensi
kontrak, persaingan non-harga, struktur dan jasa finansial, dan juga perilaku non-
kooperatif. Selain itu, Hasibuan (1993) berpendapat bahwa perkembangan analisis
sudah tidak terbatas hanya pada aspek mikro saja, seperti konsentrasi pasar, produk
permodalan, bentuk-bentuk persaingan, permasalahan biaya, dan efisiensi alokatif.
Akan tetapi, semakin banyak keterkaitannya dengan aspek makro, seperti kebijakan
pemerintah tentang proteksi, barriers to entry (hambatan pasar), hambatan
perdagangan, pertumbuhan ekonomi, kesempatan kerja, dan investasi asing.

Gambar 1.1. Rantai Perkembangan Pendekatan Ilmu Ekonomi Industri

10
2.4 Studi Kasus 1
Studi kasus ini mengenai industri penerbangan. Industri penerbangan adalah
industri yang sangat bergantung pada faktor-faktor ekonomi seperti biaya produksi,
persaingan, dan regulasi industri. Ilmu ekonomi memainkan peran penting dalam
memahami dinamika industri penerbangan dan memberikan panduan bagi pengambilan
keputusan ekonomi yang tepat, baik bagi perusahaan maupun pemerintah. Pada tahun
2020, industri penerbangan mengalami dampak yang signifikan akibat pandemi
COVID-19. Banyak maskapai penerbangan mengalami penurunan drastis dalam
jumlah penumpang dan pendapatan akibat penutupan perbatasan dan penurunan
permintaan pasar. Industri penerbangan mengalami tekanan yang signifikan untuk
mengurangi biaya produksi dan mempertahankan kelangsungan bisnis mereka. Dalam
konteks ini, Bagaimana ilmu ekonomi memainkan peran penting dalam membantu
industri penerbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi yang tepat ?
Beberapa konsep ekonomi industri yang dapat diterapkan pada kasus ini adalah
a. Efisiensi biaya: Industri penerbangan dapat mengurangi biaya produksi mereka
dengan cara yang efisien, seperti mengurangi biaya bahan bakar dengan
mengoperasikan pesawat yang lebih efisien atau menurunkan biaya tenaga kerja
dengan cara-cara yang tepat.
b. Strategi bisnis: Industri penerbangan dapat mengembangkan strategi bisnis
yang tepat untuk mengatasi penurunan permintaan pasar, seperti menyesuaikan
jadwal penerbangan atau menawarkan diskon untuk menarik pelanggan.
c. Regulasi industri: Pemerintah dapat memberikan dukungan atau insentif untuk
industri penerbangan untuk membantu mereka bertahan di tengah krisis, seperti
memberikan subsidi atau mengurangi biaya pajak.
d. Inovasi: Industri penerbangan dapat mengembangkan inovasi teknologi yang
baru, seperti teknologi biofuel atau pesawat tanpa awak, yang dapat membantu
mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi.
Dengan memahami konsep-konsep ekonomi industri ini, industri penerbangan
dapat mengambil keputusan yang tepat dan mempertahankan kelangsungan bisnis
mereka di tengah krisis pandemi COVID-19.
2.5 Pendahuluan
Pada kejadian sehari-hari banyak perusahaan yang berada di dalam
perekonomian tidaklah selalu memiliki tujuan-tujuan yang sama. Ada perusahaan yang
bertujuan hanya untuk mencari keuntungan, ada pula perusahaan yang memiliki tujuan
11
ganda. Dilihat dari segi orientasi bisnis, ada perusahaan yang berorientasi pada pasar,
ada juga yang berorientasi pada sosial. Perbedaan tujuan bisnis sangat menarik untuk
diketahui di dalam kajian organisasi perusahaan, sebab kita dapat mengetahui perilaku
perusahaan industri dalam kegiatan persaingan bisnis sehari-hari.
2.6 Tujuan Perusahaan
Ekonomi industri merumuskan tujuan suatu perusahaan berdasarkan fakta yang
ada, fokus pada kendala-kendala yang menghambat tujuan perusahaan tersebut, serta
mencari strategi untuk mengatasinya. Jelas dari situasi ini bahwa ekonomi industri
secara signifikan lebih aktif daripada ekonomi mikro. Dalam kaitannya dengan strategi
bisnis, strategi adalah sarana atau rencana untuk mencapai tujuan perusahaan. Secara
umum, ada tiga jenis strategi bersaing: strategi bersaing harga, diferensiasi, dan fokus.
Studi ekonomi industri berfokus pada operasi berbagai bisnis industri. Perilaku
perusahaan berkaitan dengan tujuan-tujuan perusahaan, demikian pula setiap keputusan
bisnis yang diambil oleh produsen industri barang sudah tentu akan sejalan pula dengan
tujuan-tujuan ekonomi yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan.
Menurut Stigler (1947), setiap perusahaan yang sehari – harinya mengutamakan
praktikum selalu berupaya memaksimalkan laba. Laba adalah suatu bentuk
kompensasi yang diterima produsen dari pemasok ketika mereka melaksanakan
kewajiban kontraktual kepada mereka. Karena itu, keuntungan yang diterima bisnis
tertentu di pasar semakin besar, dan akibatnya pembayaran yang diterima produsen
sangkutan juga demikian.
Dalam dunia bisnis, profitabilitas didefinisikan sebagai mesin primer yang
dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan modal. Dengan menggunakan laba yang
telah diterapkan, setiap orang yang bekerja di industri dapat menambah dan mengurangi
jumlah modalitas aktif untuk usahanya dari sekarang ke masa depan. Akibatnya,
produksi meningkat yang diikuti dengan peningkatan penjualan sehingga pemilik
modal menerima pembayaran yang lebih besar dan lebih tahan lama. Inilah yang harus
menjadi pertimbangan pertama bagi setiap bisnis potensial yang ingin memasuki pasar.
Selain itu, sebagai akibat dari pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, tujuan
industri kini mengalami penurunan. Sebelumnya, tujuan bisnis adalah menghasilkan
laba yang signifikan di pasar, tetapi sekarang telah diperluas untuk mencakup tujuan
lain dari kebijakan ekonomi yang terkait dengan jenis organisasi bisnis yang
berkembang dalam perekonomian. Menurut Howe, teori perusahaan telah digunakan
ke dalam empat cara yang berbeda-beda (Howe, 1978: 13): Pertama, teori perusahaan

12
dapat berarti analisis yang berkaitan menggunakan bagaimanakah tujuan-tujuan
organisasi bisnis ditentukan. Pada teori perusahaan pendekatan ini dianggap sebagai
pendekatan organisasi atau pendekatan sikap. Kedua, teori perusahaan memberikan
perkembangan teknik-teknik yang dipergunakan perusahaan pada usahanya buat
mencapai tujuan-tujuan spesifik. Misalnya, teori keputusan, riset operasional serta
pemrograman. Ketiga, teori bisnis mengkaji bagaimana suatu organisasi bereaksi
terhadap perubahan lingkungannya. Terakhir, teori perusahaan adalah campuran
pendekatan perilaku perusahaan.
Masing-masing pelaku pasar (shareholders) pada aktivitas usaha bisa saja
mempunyai ragam tujuan yang berbeda beda. Secara umum tujuan perusahaan adalah
sebagai berikut:
1) Memaksimumkan laba, baik pada jangka pendek juga jangka panjang
2) Apresiasi kapital atas investasi harta perusahaan
3) Memaksimumkan penjualan
4) Memaksimumkan pertumbuhan perusahaan
5) Memaksimumkan andil perusahaan
6) Stabilitas harga
7) Stabilitas output
8) Kepuasan
9) Tujuan etika
Hasibuan menunjukkan pandangan Cyert, March, Harris dan William menjadi
berikut. Tujuan perusahaan dewasa ini sudah meluas menjadi memaksimumkan laba,
peningkatan kekayaan perusahaan, stabilitas pendapatan, pertumbuhan perusahaan,
memperbesar andil perusahaan pada persaingan pasar dan tujuan etika. Oliver E.
Williamson hasil penelitiannya pada tahun 1963 menunjukkan kembali, ternyata
terdapat korelasi yang erat antara tujuan yg ditetapkan sang pimpinan perusahaan
dengan teori perusahaan, serta berafiliasi positif dengan struktur pasar
Begitu pula halnya Fritz Machlup menggunakan teori marginalnya (Marginal
Analysis) menyatakan, sebenarnya teori perusahaan tidak bisa dilihat dari satu konsep
saja. Hasibuan (1993) menyatakan kembali, ada sembilan konsep yg dijelaskan sang
Machlup: Pertama, teori perusahaan menjadi reaktor perubahan buat mengubah
lingkungan. Kedua, diangankan menjadi pioneer (inisiator) terutama bila dikaitkan
dengan invensi serta penemuan pada pembangunan. Ketiga, menjadi reaktor
kesejahteraan. Keempat, pada teori monopoli dan oligopoli perusahaan dianggap
13
menjadi reaktor dan inisiator buat hubungan kelompok. Kelima, sebagai suatu sistem
kolaborasi menggunakan koordinasi pada organisasi yang memiliki kewenangan dan
tanggung jawab. Keenam, pada ilmu manajemen teori perusahaan dibutuhkan guna
mengelola suatu sistem informasi dan pengambilan keputusan. Ketujuh, pada penelitian
serta konsultasi teori perusahaan mengarahkan aktivitas serta mencapai kinerja yg
optimal. Kedelapan, teori perusahaan dibutuhkan dalam aspek akuntansi. Kesembilan,
teori perusahaan diharapkan pada kaitannya menggunakan aspek legalitas, tuntutan hak
dan kewajiban (manajemen personalia).
Setiap bisnis dalam dunia perusahaan memiliki tujuan untuk memaksimalkan
keuntungan, menurut teori ekonomi mikro. Jika perusahaan tersebut dimiliki oleh
berbagai asosiasi bisnis, tujuannya juga akan berbeda. Tentang efisiensi dalam ekonomi
industri mengacu pada efisiensi yang berasal dari pandangan dasar dunia usaha dan
industri. Dalam hal ini, ketika satu perusahaan beroperasi sebagai satu unit produksi,
tujuan utama perusahaan tersebut adalah memaksimalkan produktivitas. Ketika sebuah
perusahaan tertentu merupakan satu unit produksi, tujuan perusahaan tersebut adalah
untuk memaksimalkan efisiensi ekonomi (efisiensi ekonomi). Efisiensi produktif
mencakup efisiensi teknis dan efisiensi produksi terkait biaya (efisiensi harga faktor).
Efisiensi teknis didefinisikan sebagai kinerja yang dapat diterima dalam penggunaan
input untuk menghasilkan output dalam jumlah tertentu.
2.7 Studi Kasus 2
Studi kasus kedua ini kita menyoroti industri pariwisata. Industri Pariwisata
dapat diartikan sekumpulan bidang usaha yang menghasilkan berbagai jasa dan barang
yang dibutuhkan oleh mereka yang melakukan perjalan wisata. Faktor di dalam Industri
Pariwisata terlihat jelas untung dan rugi bisa di hitung dengan cara yang sederhana,
maka dari itu Ekonomi Industri cabang daripada Ilmu Ekonomi mempunyai fungsi dan
peran yang penting untuk bisa menganalisis pembangunan ekonomi di sektor industri.
Perusahaan pariwisata Z adalah sebuah perusahaan yang menyediakan layanan
pemesanan penginapan dan transportasi untuk pelanggan yang ingin berkunjung ke
destinasi pariwisata di negara GHI. Perusahaan ini telah beroperasi selama lebih dari 5
tahun dan memiliki pangsa pasar sekitar 20% di negara GHI. Dalam beberapa tahun
terakhir, industri pariwisata di negara GHI telah mengalami peningkatan yang
signifikan dalam jumlah wisatawan, tetapi juga menemukan persaingan yang semakin
ketat dari perusahaan pariwisata lainnya. Untuk menghadapi tantangan ini, bagaimana
perusahaan Z dalam mengambil mengambil tindakan? Pertama, mereka bekerja sama

14
dengan beberapa mitra strategis seperti hotel dan maskapai penerbangan untuk
menawarkan paket lengkap kepada pelanggan mereka. Kedua, mereka melakukan
penyesuaian pada strategi harga mereka untuk menarik lebih banyak pelanggan.
Ketiga, mereka meningkatkan kualitas layanan mereka dengan memberikan pelatihan
khusus kepada staf mereka untuk meningkatkan pengalaman staf nya agar pelanggan
merasakan puas nya layanan yg diberikan.
Tindakan ini membawa dampak positif bagi perusahaan Z. Dalam waktu
singkat, mereka berhasil meningkatkan pangsa pasar mereka dan meningkatkan jumlah
pelanggan yang memesan layanan mereka. Selain itu, penyesuaian pada strategi harga
dan peningkatan kualitas layanan mereka juga meningkatkan loyalitas pelanggan
mereka. Beberapa konsep ekonomi industri yang dapat diterapkan dalam studi kasus
ini adalah:
1) Strategi kolaborasi: Perusahaan Z bekerja sama dengan mitra strategis seperti
hotel dan maskapai penerbangan untuk menawarkan paket wisata yang lengkap.
Konsep ini dikenal sebagai kolaborasi strategis dalam ekonomi industri, di
mana perusahaan bekerja sama dengan mitra untuk memperkuat posisi mereka
di pasar.
2) Strategi diferensiasi: Perusahaan Z melakukan penyesuaian pada strategi harga
dan meningkatkan kualitas layanan mereka untuk membedakan diri mereka dari
pesaing mereka. Konsep ini dikenal sebagai diferensiasi produk dalam ekonomi
industri, di mana perusahaan mencoba untuk menciptakan produk atau layanan
yang unik dan menarik bagi pelanggan.
3) Pelatihan karyawan: Perusahaan Z memberikan pelatihan khusus kepada staf
mereka untuk meningkatkan pengalaman pelanggan. Konsep ini dikenal
sebagai sumber daya manusia yang terampil dan merupakan bagian penting dari
strategi operasi dalam ekonomi industri.

Tujuan perusahaan Z dalam mengambil tindakan ini adalah untuk memperkuat


posisi mereka di pasar dan meningkatkan profitabilitas mereka. Dengan mengadopsi
strategi kolaborasi, diferensiasi produk, dan pelatihan karyawan, perusahaan Z dapat
meningkatkan kualitas layanan mereka dan menarik lebih banyak pelanggan. Hal ini
dapat membantu mereka untuk mempertahankan posisi mereka di pasar dan
menghasilkan keuntungan yang lebih besar di masa depan.

15
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekonomi industri merupakan cabang ilmu ekonomi yang secara khusus
mempelajari perilaku dan interaksi antara perusahaan dalam industri. Ruang lingkup
dari ekonomi industri antara lain seperti produksi suatu barang, distribusi, sistem
pemasaran, sumber daya manusia, konsumen, kebijakan pemerintah, dan lain-lain.
Ekonomi industri lahir pada abad ke-17 disaat ahli ekonomi yaitu Adam Smith
mengeluarkan bukunya yang berjudul “The Wealth of Nation (1776)” yang di dalamnya
terdapat teori dan asumsi mengenai “invisible hand” yang merupakan sebuah langkah
awal terlahirnya ekonomi industri yang kontemporer. Selain Adam Smith, ada juga
beberapa ahli ekonomi yang membahas teori ekonomi mikro yang bersifat deduktif
seperti Jevons, Edgeworth, dan Chamberlin. Seiring berjalannya waktu, pada periode
selanjutnya hingga sekarang, kajian ekonomi industri semakin meluas dan menekankan
pengaruh faktor kelembagaan dalam analisisnya, baik itu merupakan analisis isu secara
teoritis ataupun empiris.
Selain itu, dalam ekonomi industri juga membahas perihal tujuan perusahaan
yang berdasarkan dengan fakta. Adapun tujuan dari setiap perusahaan diantaranya yaitu
memaksimumkan laba, baik dalam jangka pendek ataupun jangka panjang, apresiasi
kapital atas investasi harta perusahaan, stabilitas harga, stabilitas output, kepuasan,
memaksimumkan penjualan, pertumbuhan perusahaan, dan andil perusahaan.
3.2 Saran
Demikian yang dapat kami jelaskan dalam makalah ini, semoga dapat
memberikan manfaat serta menambah wawasan bagi pembaca terutama mengenai
ekonomi industri beserta ruang lingkup dan perkembangannya. Kami menyadari
makalah ini jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami menerima masukan berupa
saran dan kritik dari penulisan makalah ini agar lebih sempurna.

16
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L. (2015). Konsep dasar ekonomika industri. Jakarta (ID): UT.
Barthwal, R. R. 2010. Industrial Economics: An introductory textbook. 2nd Edition. New
Delhi: New Age International Publishers Ltd.
Clarke, Roger. 2003. Industrial Economics, digital version. Oxford: Blackwell Publishers.
Hasibuan, Nurimansjah. 1993. Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli dan Regulasi. Jakarta:
LP3ES.
Lipczynski, John, John O.S. Wilson dan John Goddard. 2009. Industrial Organization:
Competition, Strategy, Policy. Harlow: Pearson Education Limited.
Nikensari, S. I. 2018. Ekonomi Industri: Teori dan Kebijakan. Yogyakarta: Samudera Biru
(Anggota IKAPI).
Tanjung, A. A, dan Dede R. 2019. Ekonomi Industri: Teori dan Kebijakan. Edisi Pertama.
Jakarta: Prenadamedia Group.
Teguh, Muhammad. 2016. Ekonomi Industri. Edisi Pertama. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.

17

Anda mungkin juga menyukai