Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

( LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA )

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
NAMA KELOMOK

: ANDI GAUNG LESANG


NASIRAH

A11113509

A21113017

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA Sebagai informasi yang
Berguna ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Dosen mata kuliah PEREKONOMIAN INDONESIAyang telah
memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana dampak maupun
keuntungan yang ditimbulkan dari tumbuhan ekonomi sendiri, dan juga bagaimana
membuat kesejatraan bagi masyarakat luas.Kami juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang menbangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Makassar,21 Februari 2016

Penyusun

DAFTAR ISI
Halaman Judul

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I. Pendahuluan

a. Latar Belakang
b. Rumusan Masalah
Bab II. Pembahasan
a. Pengertian pertumbuhan ekonomi
b. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
c. Metode Penghitungan Pertumbuhan Riil
Bab III. Penutu
a. Kesimulan
b. Daftar Pustaka
c.

4
4
5
5
5
8
13
13
13

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Selama hampir setengah abad , perhatian utama masyarakat
perekonomian dunia tertuju pada cara-cara untuk mempercepat tingkat
pertumbuhan pendapatan nasional . perekonomian dan politisi dari semua
negara , baik negara-negara kaya maupun miskin , yang menganut sistem
kapitalis , sosialis maupun campuran ,semuanya sangat mendambakan dan
menomor satukan pertumbuhan ekonomi ( economic growth ) .
Pada setiap akhir tahun , masing-masing negara selalu mengumpulkan
data-data statistikanya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP
relatifnya dan dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angkaangka pertumbuhan yang membesarkan hati . pengejaran pertumbuhan
merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi semua negara di dunia
ini . seperti kita telah ketahui berhasil atau tidaknya program-program
pembangunan di negara-negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi
rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi sebagai tolak ukur penilaian
pertumbuhan ekonomi nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan
secara luas , maka kita tidak boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga
harus berusaha mempelajari hakekat dan sumber-sumber pertumbuhan
ekonomi tersebut . pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi
memliki definisi yang berbeda , yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output perkapita yang terus-menerus dalam jangka panjang .
pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan
pembangunan . dengan demikian maki tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat , meskipun terdapat
indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan . sedangkan pembangunan
ekonomi ialah usaha meningkatkan pendapatan perkapita dengan jalan
mengolah kekuatan ekonomi potensial menjadi ekonomi rill melalui
penanaman modal , penggunaan teknologi , penambahan pengetahuan ,
peningkatan keterampilan , penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen .
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas akan dibahas apa saja yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan upaya apa yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut .

BAB II
PEMBAHASAN
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA
A. Pengertian pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.
B. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
Laju pertumbuhannya untuk mengukur kemajuan ekonomi sebagai hasil
pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya dipergunakan untuk mengukur
tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin meningkat pendapatan perkapita
dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat kemakmuran penduduk dan juga
produktivitasnya.
Sebagai dasar pembuatan proyeksi atau perkiraan penerimaan negara untuk
perencanaan pembangunan nasional atau sektoral dan regional.Sebagai dasar
penentuan prioritas pemberian bantuan luar negari oleh Bank Dunia atau lembaga
internasional lainnya.Sebagai dasar pembuatan prakiraan bisnis, khususnya
persamaan penjualan bagi perusahaan untuk dasar penyusunan perencanaan
produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja dan modal). (Dornbuch, R
dan Fischer, S, 1994:649-651)
Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan
Gross National Product (GNP) tahun yang sedang berjalan dengan GNP tahun
sebelumnya.Cara Menghitung Laju pertumbuhan ekonomi dengan menggunakan
data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Data yang digunakan adalah data
sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang meliputi Produk Domestik.Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku dan harga konstan.Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi
ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga
berlaku maupun atas dasar harga konstan.PDRB pada dasarnya merupakan jumlah
5

nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu,
atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit
ekonomi pada suatu daerah.
Laju pertumbuhan ekonomi suatu bangsa dapat diukur dengan menggunakan
laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK).Berikut ini adalah rumus
untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno, 2007):

KETERANGAN:
G = Laju pertumbuhan ekonomi
PDRB1 = PDRB ADHK pada suatu tahun
PDRB0 = PDRB ADHK pada tahun sebelumnya
PDRB juga dapat digunakan dalam melihat struktur ekonomi dari suatu
wilayah.Struktur ekonomi digunakan untuk menunjukkan peran sektor-sektor
ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominan mempunyai kedudukan
paling atas dalam struktur tersebut dan akan menjadi ciri khas dari suatu
perekonomian. Struktur ekonomi merupakan rasio antara PDRB suatu sektor
ekonomi pada suatu tahun dengan total PDRB tahun yang sama. Strukturekonomi
dinyatakan dalam persentase. Penghitungan struktur ekonomi adalah sebagai
berikut:

dimana:
PDRB sektor it = nilai PDRB sektor i pada tahun t
Total PDRBt = nilai total PDRB pada tahun

Menghitung laju pertumbuhan ekonomi


Pertumbahan ekonomi dinyatakan dengan angka presentase. Perekonomian suatu
Negara tumbuh 3% pertahun berarti PDB naik sebesar 3% pertahun angka
presentase ini di sebut laju pertumbuhan ekonomi. Laju pertumbuhan ekonomi pada
satu tahun tentu dapat dilihat dengan menggunakan rumus berikut :

R(t-1,t)=PDBt PDBt-1 x 100%


PDBt-1

KETERANGAN :
R adalah tingkat pertumbuhan ekonomi yang dinyatakn dalam persen
PDBt adalah pendapatan nasional pada tahun t
PDBt-1 adalah pendapatan nasional pada tahun t ( tahun sebelumnya )
Contoh soal :
Table produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2005 2008
NO

Tahun

PDB ( dalam miliaran RP)

1
2
3
4

2005
2006
2007
2008

Rp 1.750.815,2
Rp 1.847.126,7
Rp 1.963.091,8
Rp2.083.103,7

Soal :
1.
Hitunglah laju pertumbuhan ekonomi Indonesia setiap tahun berdasarkan data
tersebut
2.

Berapakah rata rata pertumbuhan ekonomi dari tahun 2005 2008

Jawab :
1.

a. r(t-1,t) =PDBt PDBt-1 x 100%


PDBt-1
= 1.847.126,7 1.750.815,2 x 100%
1.750.815,2
=
1.750.815,2

96311,6 x 100%

= 5,5 %
b. r(t-1,t)

= 1.963.091,8 1.847.126,7 x 100%


1.847.126,7
=

115965,1 x 100%

1.847.126,7
= 6,2%
c. r(t-1,t)

= 2.083.103,7 1.963.091,8 x 100 %


1.963.091,8
=

120011,9 x 100%

1.963.091,8
= 6,06%
2.

rata rata

5,5 % + 6,2% + 6,06 = 5,92%


3
Jadi, rata rata pertumbuhan ekomnomi dari tahun 2005 2008 adalah
5,92%
C. METODE PENGHITUNGAN PERTUMBUHAN RIIL
PDB, PNB, PNN, dan PNumum disebut agregat ekonomi, maksudnya angka
besaran total yang menunjukan prestasi ekonomi suatu negara atau negeri . Dari
agregat ekonomi ini selanjutnya dapat diukur pertumbuhan ekonomi . Penghitungan
pertumbuhan ekonomi riil harus dihilangkan pengaruh perubahan harga pada angka
angka agregat ekonomi menurut harga berlaku ( current prices ), sehingga
terbentuk angka agregat ekonomi menurut harga konstan ( constant prices ) . Ada 3
metode untuk mengubah angka menurut harga berlaku menjadi angka menurut
harga konstan yaitu (1) metode revaluasi, (2) metode ekstrapolasi, (3) metode
devlasi .
1. Metode revaluasi dilakukan dengan cara menilai produksi masing masing
tahun dengan menggunakan harga tahun tertentu yang dijaadikan tahun
dasar .
2. Metode ekstra polasi dilakukan dengan cara memperbaui ( updating ) nilai
tahun dasar sesuai dengan indeks produksi atau tingkat pertumbuhan riil dari
tahun sebelumnya .
8

3. Metode devlasi dilakukan dengan cara membagi nilai masing masing tahun
dengan harga relative yang sesuai ( indeks harga x 1/100
Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Data PDB 10 Tahun Terkhir
Makroekonomi yang paling penting adalah produk domestik bruto (GDP).
Sebagaimana diketahui bahwa GDP mengukur output barang dan jasa total suatu
negara dan pendapatantotalnya. Artinya faktor produksi(Y) merupakan salah satu
alat ukur pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagaimana Y=F(K,L) dimana L
adalah jumlah tenaga kerja dan K adalah jumlah modal yang tersedia, berikut GDP
indonesia untuk 10 tahun terakhir :

Dari gambaran siklus ekonomi Indonesia diatas dapat dijelaskan tentang laju
pertumbuhan ekonomi aktual berbanding dengan laju pertumbuhan potensial,
dimana laju pertumbuhan potensial merupakan siklus ekonomi jangka panjang dan
laju pertumbuhan aktual merupakan fluktuatif laju pertumbuhan ekonomi jangka
pendek. GDP Indonesia selama masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono secara rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 5,9 persen.
Pada laju pertumbuhan tersebut, GDP Indonesia akan mencapai 2 kali lipat setelah
17 tahun, dan jika sesuai target Calon Presiden terpilih Joko Widodo yaitu laju
pertumbuhan ekonomi rata-rata 7 persen maka kita yang saat ini berusia 30 tahun
dalam usia 45 tahun sudah dapat merasakan pertumbuhan GDP sebanyak dua kali
lipatnya dari saat ini. Artinya dengan tingkat GDP dan GDP perkapita begitu
sensitive terhadap laju pertumbuhan kembali pada dasar faktor pertumbuhan GDP
adalah f(K,L), maka penawaran faktor produksi akan terus mengalami pertumbuhan
khususnya tenaga kerja dimana faktor ini sesuai dengan trend pertumbuhan
penduduk dari waktu ke waktu (ceteris paribus), terlebih lagi Indonesia saat ini
memasuki fase bonus demografi dimana jumlah penduduk usia produktif (15- 64th)
lebih besar dibanding jumlah penduduk usia muda (1-14th) dan usia lanjut (65+).
Namun yang terjadi justru trend di lima tahun terakhir ini pertumbuhan persentase
APAK (Angka Partisipasi Angkatan Kerja) menunjukan gejolak menurun, seperti pada
grafik berikut :

10

adalah bobot yang sama dengan proporsi pendapatan yang berasal dari tenaga
kerja maupun modal dalam proses produksi, dari persamaan diatas dapat
disimpulkan bahwa bila masing-masing input naik dengan proporsi yang sama maka
output akan naik pada proporsi tersebut, pada faktor tenaga kerja dilihat bukan dari
seberapa besar tenaga kerja yang terlibat namun melihat rasio output yang
dihasilkan dengan input tenaga kerja yang digunakan atau dengan kata lain dilihat
dari produktifitas tenaga kerjanya Y/N.
Pertumbuhan produktifitas tenaga kerja akan sangat bergantung pada kemajuan
tekhnologi namun tetap melihat akumulasi modal tenaga kerja. Yang terjadi dengan
siklus pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Grafik.1 saat laju pertumbuhan
ekonomi berada dibawah garis potensialnya yaitu pada tahun 2003, 2004, 2009 dan
2013 telah terjadi penurunan faktor-faktor produksi sebagaimana dijelaskan diatas,
khususnya pada 2009 diketahui bersama bahwa dunia internasional menghadapi
gejolak ekonomi sebagai akibat turbulensi ekonomi yang terjadi di Amerika dan
sebagian besar eropa, dari dalam negeri dihadapkan pada menurunnya tingkat
investasi permodalan dipengaruhi pada tahun 2009 merupakan tahun Pemilu di
Indonesia yang biasanya para investor memilih wait and see terhadap iklim politik
yang akan terjadi pada saat pemilu dan paska pemilu, dan bila dilihat pada grafik.2
maka angka partisipasi angkatan kerja pun berada pada bawah garis Grafik 2.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK 2009-2013 Tingkat Partisipasi
AngkatanKerja - TPAKLinear (Tingkat PartisipasiAngkatan Kerja - TPAK) Tugas 2 -Esai
Analisis Makro- Shista Virgo Winatha potensialnya. Artinya pada saat kekuatan
modal dan tenaga kerja turun maka yang terjadi pertumbuhan ekonomi secara
aktual pun akan menurun dari garis trend atau potensialnya.
Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Jangka Panjang Indonesia dan
Malaysia
11

Pada sub judul kali ini akan melihat bagaimana perkembangan pertumbuhan
ekonomi secara aktual antara Indonesia dan Malaysia secara jangka panjang,
perbandingan yang dilakukan dilihat dari GDP masing-masing negara dalam tiga
puluh tahun terakhir, dikarenakan perbedaan nilai mata uang antara Rupiah dan
Ringgit maka akan coba dikonversikan kedalam US Dollar dan dalam kondisi GDP
perkapita.

Jika dilihat dari PDB perkapita Indonesia nampak jauh tertinggal dari Malaysia, hal
ini disebabkan antara lain:
1.Pertumbuhan ekonomi jangka panjang merupakan akumulasi pertumbuhan
ekonomi jangka pendek dan jangka menengah, apabila pertumbuhan ekonomi
jangka pendek cenderung melambat lajunya maka dalam kurun jangka panjang
akan mengakibatkan ketertinggalan pertumbuhan ekonomi khusunya dari negaranegara terdekat dalam hal ini adalah malaysia.
2.Kurva GDP selalu berada diatas garis potensial, hal ini didorong dengan tingginya
permintaan(demand),permintaan bukan saja dari dalam negeri namun juga
permintaan akan produksi Indonesia dari luar negeri. Demand yang tinggi dari luar
negeri terjadi jika iklim ekonomi di Indonesia cenderung stabil sehingga harga yang
dibayarkan untuk kebutuhan yang dibeli di Indonesia cenderung stabil. Malaysia
dalam suatu analisa pembangunan malaysia 10 tahun terakhir menerapkan Strategi
utama adalah mematok nilai tukar mata uang Ringgit Malaysia dari harga pasaran
sekitar 4,11 Ringgit Malaysia (RM) per dolar AS menjadi kurs tetap sebesar 3,8 RM
per dolar AS pada akhir 1997.Hal itu didukung oleh dana cadangan yang dimiliki
Malaysia pada waktu itu, sekitar 40 miliyar dolar AS*. Indonesia? Pada tahun 1997
Rupiah berada pada level 4.000-an per dolar AS, pada tahun 1998 bahkan sempat
12

menyentuh angka Rp.15.000-an per dolar AS terus berfluktuasi hingga sekarang


dalam kisaran Rp.11.000 s.d Rp.12.000-an per dolar AS. Hal ini sungguh
membedakan kepastian harga akan barang produksi Indonesia, sehingga
menyrurutkan demand khususnya dari luar negeri.
3.Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar bak pedang bermata dua, dilain
pihak merupakan kekuatan pasar yang besar baik pasar sebagai konsumen maupun
pasar tenaga kerja, namun dipihak lain banyaknya penduduk menjadi beban
pembiayaan dan tingkat partisipasi angkatan kerja yang hanya pada kisaran 60-70
persen dari angkatan kerjanya .Dalam literatur ekonomi, suatu negara disebut telah
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh apabila tingkat penggangguran kurang
dari 4 % dari keseluruhan tenaga kerja. Pada tahun 1997 tingkat pengangguran di
Malaysia adalah 2,5 % dan naik menjadi 3,5 % tahun 1998. Setelah itu tingkat
pengangguran berada pada rata-rata 3 % sampai 3,5 %* dibandingkan dengan
Indonesia yang tingkat penganggurannya rata-rata berada pada 7persen yang saat
ini jauh lebih baik pada semester pertama tahun 2014 berada pada 5,2persen
namun masih cukup jauh bila disandingkan dengan Malaysia.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
13

Perekonomian indonesia dari tahun 2011 sampai tahun 2014 terjadi terus
mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh faktor-faktor tertentu
dalam perekonomian. Faktor tersebut terdiri dari faktor yang mempengaruhi
dan faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi tersebut. Faktor
yang mempengaruhi antara lain ; faktor produksi, investasi , perdagangan
luar negeri , neraca pembayaran , kebijakan moneter , inflasi , dan keuangan
negara. Selanjutnya faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi antara
lain ; faktor SDA , SDM , Iptek , budaya , dan sumber daya modal. Dan juga
kondisi perekonomian global mempengaruhi perekonomian indonesia seperti
yang terjadi pada tahun 2011 silam. Kita patut bersyukur karena dalam krisis
tersebut perekonomian indonesia masih mampu tumbuh sebesar 6.5 persen.
Akan tetapi pertumbuhan ekonomi indonesia tahun-tahun berikutnya terus
mengalami penurunan yaitu berturut-turut , 6,23 persen pada tahun 2012,
5,78 persen pada tahun 2013, dan 5.02 persen pada tahun 2014.

B. DAFTAR PUSTAKA
1. https://amelhusna.wordpress.com/2012/04/03/bab-4-pendapatan-nasionalpertumbuhan-dan-struktur-ekonomi/
2. http://www.academia.edu/8522762/Pertumbuhan_Ekonomi_Indonesia_dan_Pe
rbandingannya_Dengan_Malaysia_Dalam_Jangka_Panjang
3. http://pengetahuanku24.blogspot.co.id/2015/01/menghitung-lajupertumbuhan-ekonomi.html
4. http://tiararoo.blogspot.co.id/2014/05/22-laju-pertumbuhan-ekonomi.html
5. http://safrinandhita.blogspot.co.id/2012/10/makalah-pertumbuhanekonomi.html
6. http://hendrasmanaj.blogspot.co.id/2015/05/makalah-pertumbuhan-ekonomiindonesia.html

14

Anda mungkin juga menyukai