Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendapatan perkapita merupakan indikator yang digunakan secara luas untuk mengukur
tingkat kesejahteraan suatu masyarakat. Walaupun demikian harus diakui bahwa tingkat
kesejahteraan suatu masyarakat yang diukur menggunakan indikator pendapatan per kapita
mengandung beberapa kelemahan karena hanya memberi indikator rata – rata.
Pada umumnya setiap negara di dunia memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan taraf
hidup atau kesejahteraan seluruh rakyatnya melalui peningkatan pembangunan ekonomi
suatu negara. Pembangunan ekonomi merupakan suatu keharusan jika suatu negara ingin
meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyatnya. Dengan kata lain, pembangunan
ekonomi merupakan upaya sadar dan terarah dari suatu bangsa untuk meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya yang ada. Peningkatan
kesejahtaraan ini antara lain dapat diukur dari kenaikan tingkat pendapatan nasional atau
laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi setiap tahunnya (Sukirno, 2006).

Masalah distribusi pendapatan adalah suatu ukuran atas pendapatan yang diterima oleh
setiap masyarakat. Salah satu cara dalam meningkatkan distribusi pendapatan adalah
dengan adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi. (Suryono,2000). Menyatakan bahwa
pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita
penduduk atau suatu masyarakat meningkat dalam jangka penjang. Oleh karena itu perlu
adanya pelaksanaan pembangunan ekonomi secara berkelanjutan dan dilakukan dengan
baik, sebab dengan pelaksanaan pembangunan ekonomi, akan mendorong pertumbuhan
ekonomi dan peningkatan distribusi pendapatan bagi masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari Pendapatan Perkapita ?


2. Distribusi Pendapatan?

13
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Pendapatan Per Kapita


Pendapatan per kapita adalah pendapatan rata-rata penduduk suatu Negara.
Variable yang digunakan untuk menghitung pendapatan per kapita adalah pendapatan
nasional dan jumlah penduduk.

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu


negara. Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu
negara dengan jumlah penduduk negara tersebut.Pendapatan perkapita sering digunakan
sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar
pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Secara matematis, rumus perhitungan pendapatan per kapita adalah
Pendapatan per kapita = Pendapatan Nasional Bruto (GNP) / Jumlah Penduduk
Pendapatan per kapita (per capita income) adalah pendapatan rata-rata penduduk
suatu negara pada suatu periode tertentu, yang biasanya satu tahun. Pendapatan per kapita
bisa juga diartikan sebagai jumlah dari nilai barang dan jasa rata-rata yang tersedia bagi
setiap penduduk suatu negara pada suatu periode tertentu. Pendapatan per kapita diperoleh
dari pendapatan nasional pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk suatu negara
pada tahun tersebut.
Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat
pembangunan sebuah negara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin makmur
negara tersebut. Konsep pendapatan nasional yang biasa dipakai dalam menghitung
pendapatan per kapita pada umumnya adalah Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau
Produk Nasional Bruto (PNB).

13
B.    Kegunaan Pendapatan PerKapita
Sebagai indikator ekonomi yang mengukur tingkat kemakmuran penduduk suatu
negara, pendapatan per kapita di hitung secara berkala (Periodik) biasanya satu tahun.
Manfaat dari perhitungan pendapatan perkapita antara lain adalah sebagai berikut :
1)      Untukmelihattingkatperbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun
ke tahun.
2)      Sebagai data pebandingankesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari
pendapatan per kapita masing – masing negara dapat di lihat tingkst kesejahteraan tiap
negara.
3)      Sebagaiperbandingantingkatstandar hidup suatu negara dengan negara lainnya.
Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun, dapat di simpulkan
apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah (bawah), sedang atau tinggi.
4)      Sebagai data untukmengabil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita
dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang
ekonomi.

C.    Ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah

Selain ketimpangan pendapatan internal dalam satu daerah, juga terdapat


ketimpangan pendapatan per kapita antar daerah. Ketimpangan ini timbul sebagai akibat
dari kondisi alam, alokasi dan pemanfaatan sumberdaya yang tidak sama antara satu
daerah dengan daerah lain. Salah satu model yang biasa dan dianggap cukup representatif
untuk mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita itu adalah indeks ketimpangan
daerah (index of regional inequality) yang dikemukakan Jeffrey G. Williamson (1965).
Williamson mengemukakan model Vw (indeks tertimbang atau weighted index
terhadap jumlah penduduk) dan Vuw (tidak tertimbang atau un-weighted index) untuk
mengukur tingkat ketimpangan pendapatan per kapita suatu negara pada waktu tertentu.
Dari perhitungan yang dilakukan di beberapa negara terlihat bahwa ketimpangan antar
daerah itu cenderung berubah mengikuti suatu trend yang disebut sebagai U-shape atau
bentuk U. Yakni, pada tahap awal pembangunan derajat ketimpangan pendapatan antar
daerah meningkat (increasing), kemudian mengalami masa stabil, seterusnya menjadi
berkurang (decrease). Namun demikian untuk negara-negara tertentu, bentuk U tersebut
tidak sepenuhnya berlaku demikian. Ada variasi-variasi tertentu yang bersifat khusus.

13
Sebab itu sejak Repelita III 1979 s/d 1984, pemerintah memberi tekanan yang lebih
besar pada strategi pemerataan dari Trilogi Pembangunan (Pemerataan, Pertumbuhan dan
Stabilitas) yang sudah dipergunakan sejak REPELITA I. Strategi pemerataan tersebut diberi
penjelasan sebagai pemerataan kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya.Ini dimaksudkan
untuk melengkapi pengertian dari strategi pemerataan sebelumnya yang seolah-olah hanya
dimaksudkan untuk pemerataan hasil-hasil pembangunan, tidak termasuk pemerataan
kegiatan pembangunan antar daerah.

     D. Target Pendapatan Perkapita Indonesia Tahun 2016


Pada tahun 2012, ekonomi Indonesia diperkirakan akan mengalahkan belanda yang
notabene telah menjajah Negara Indonesia selama 350 tahun. Ini merupakan satu
prestasi  yang sangat membanggakan bagi kita. Jika kondisi politik dan ekonomi relatif
stabil, maka pada akhir 2013 yang akan datang Indonesia di-prediksikan mencapai
pendapatan perkapita USD 5.000. Inilah satu bukti pertama kalinya Indonesia akan
menembus 100 Negara dengan pendapatan perkapita terbesar di dunia.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menargetkan pendapatan per-kapita


Indonesia tahun 2015 mencapai 5.500 USD atau meningkat hampir dua kali lipat dari tahun
2011 lalu yang masih bekisar 3.500-3.600 USD. Target ini disesuaikan dengan berbagai
program pemerintah terkait peningkatan perekonomian rakyat seperti program Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).

Dalam tiga tahun kedepan, katanya, Pemerintah RI harus sudah mampu meningkatkan
perekonomian rakyat yang signifikan. Satu pekerjaan memang tidak gampang, tetapi bisa
dicapai. Pendapatan perkapita kita 3.500 hingga 3.600 USD pada tahun 2011 lalu. Dan pada
2015 mendatang, pendapatan per-kapita Indonesia diharapkan bisa mencapai 5.500 USD.
Oleh sebab itu, demikian Hatta yang juga Ketua Umum partai berlambang matahari
bersinar (PAN) itu, pemerintah secara bersama-sama harus mampu membangun koridor
satu wilayah Sumatra, yang pertama yakni membangun dan perbaikan jalan dari Aceh
hingga ke Lampung.
Selain itu, kata Hatta, demi menyukseskan program MP3EI, pemerintah juga akan
membangun pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di Provinsi Riau, paling tidak klaster atau
"kantung" pertumbuhan industri serta membangun tiga pelabuhan baru dan memperbaharui
pelabuhan yang telah ada seperti Pelabuhan Internasional Dumai serta Pelabuhan Kuala
Enok.

13
"Juga membangun kembali pusat industri, hilirisasi, manufaktur industri hilir. Semua
harus kita bangun. Oleh sebab itu, diminta semua pihak agar bahu-membahu
menyukseskan program ini," katanya.
Apabila semua terlaksana dengan baik, bukan tidak mungkin pertumbuhan Indonesia secara
keseluruhan akan mengalami peningkatan yang kian pesat. Memang untuk setiap tahunnya
perdapatan per-kapita Indonesia terus mengalami peningkatan, namun
masyarakat   mengharapkan adanya pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik lagi.

E.     Solusi untuk Mencapai Target Pendapatan Perkapita Indonesia USD 5000


Sering sekali kita dengar baik itu berita dari siaran televisi, radiomaupun media cetak
lainnya tentang kondisi Perekonomian di Indonesia. Baik itu yang di soroti secara negative
maupun positif. Tetapi lebih sering kita dengar dan kita lihat yang disoroti oleh media adalah
hal-hal yang bersifat negative sehingga hal-hal positif seakan-akan tidak pernah ada di
Indonesia ini. Didalam dunia politik sering juga kita mendengar dan melihat bahwa sanya
hal-hal yang bersifat positif ini sangat sedikit diperbincangkan, apakah yang dapat
diperbincangkan itu hanya yang bersifat negative atau istilah lain selalu yang kurang baik.
Tapi benar untuk kita ketahui bahwa hal yang kurang ini akan selalu menjadi pembahasan
terpenting agar bagaimana hal negatif tersebut menjadi positif.
Jika kita dapat berbicara tentang hal yang positif yang sudah dicapai oleh Negara kita ini,
bahkan dalam taraf global, ini akan membuat kita dan generasi-generasi Indonesia akan
semakin antusias dalam menghadapi perekonomian sekarang ini.
Sebagai contoh dalam hal ekonomi. Pada tahun 2011 indonesia mengalami kemajuan
yang sangat pesat :
1.      Indonesia Berhasil menembus pendapatan per-kapita USD 3,500
2.      Indonesia berhasil mencapai investment grade, bahkan Indonesia satu-satunya
Negara asia tenggara yang masuk dalam jajaran kelompok NegaraG20. Ini merupakan suatu
kebaggaan.

13
BAB III
DISTRIBUSI PENDAPATAN

2.1  Distribusi Pendapatan

Ketimpangan pendapatan adalah suatu kondisi dimana distribusi pendapatan yang diterima
masyarakat tidak merata. Ketimpangan ditentukan oleh tingkat pembangunan,
heterogenitas etnis, ketimpangan juga berkaitan dengan kediktatoran dan pemerintah yang
gagal menghargai property rights (Glaeser, 2006). Alesina dan Rodrik (1994) dalam (Hajiji,
2010) menyatakan bahwa ketimpangan pendapatan akan menghambat pertumbuhan. Hal
ini karena ketimpangan menyebabkan kebijakan redistribusi pendapatan yang tentunya
akan mahal. Distribusi pendapatan dapat berwujud pemerataan maupun ketimpangan, yang
menggambarkan tingkat pembagian pendapatan yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan
ekonomi Ismoro (1995)dalam(Rahayu, 2000). Distribusi dari suatu proses produksi terjadi
setelah diperoleh pendapatan dari kegiatan usaha. distribusi pendapatan mencerminkan
ketimpangan atau meratanya hasil pembangunan suatu daerah atau Negara baik yang
diterima masing-masing orang ataupun dari kepemilikan faktor-faktor produksi dikalangan
penduduknya.

Distribusi pendapatan yang didasarkan pada pemilik faktor produksi ini akan berkaitan
dengan proses pertumbuhan pendapatan, adapun pertumbuhan pendapatan dalam
masyarakat yang didasarkan pada kepemilikan faktor produksi dapat dikelompokkan
menjadi dua macam:

1. Pendapatan karena hasil kerja yang berupa upah atau gaji dan besarnya tergantung
tingkat produktifitas.
2. Pendapatan dari sumber lain seperti sewa, laba, bunga, hadiah atau warisan.
Sayangnya relevansi teori fungsional tidak mempengaruhi pentingnya peranan dan
pengaruh kekuatan-kekuatan di luar pasar (faktor-faktor non-ekonomis) misalnya kekuatan
dalam menentukan faktor-faktor harga (Todaro, 2003). Kesenjangan ekonomi atau
ketimpangan dalam distribusi pendapatan merupakansebuah realita yang ada di tengah-
tengah masyarakat dunia ini baik di negara majumaupun negara berkembang, dan juga
selalu menjadi isu penting untuk ditinjau.Di negara berkembang masalah ketimpangan telah
menjadi pembahasan utama dalam menetapkan kebijakan sejak tahun tujuh puluhan yang
lalu (Putra, 2011).
Ketimpangan distribusi pendapatan pada daerah-daerah dapat disebabkan oleh
pertumbuhan dan keterbatasan yang dimiliki masing-masing daerah yang berbeda beda
serta pembangunan yang cenderung terpusat pada daerah yang sudah maju. Hal ini
menyebabkan pola ketimpangan distribusi pendapatan daerahdan merupakan salah satu
faktor pendorong terjadinya ketimpangan distribusipendapatan daerah semakin melebar
(Retnosari, 2006).

13
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau tidaknya pembagian hasil suatu
Negara dikalangan penduduknya. Untuk mengukur ketidakmerataan distribusi pendapatan,
bisa menggunakan Kurva Lorenz atau Indeks Gini. Koefisien Gini merupakan ukuran
ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0 (kemerataan sempurna) sampai 1
(ketidakmerataan sempurna). Koefisien Gini dari negaranegara yang mengalami
ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50-0,70; ketidakmerataan sedang antara 0,36-
0,49; dan yang mengalami ketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20-0,35.(Arsyad,2010)
Indikator tersebut merupakan indikator tingkat ketidakmerataan yang paling umum
digunakan dan diumumkan oleh negara-negara di dunia. pandangan berbeda diberikan oleh
Todaro: “…why greater equality in developing countries may in fact be condition for self-
sustaining economic growth” (Todaro, 2000).Dari kutipan Todaro dapat disimpulkan bahwa
semakin besar pemerataan maka hal itu dapat menjadi insentif yang baik bagi negara yang
sedang berkembang untuk membangun perekonomiannya.

Pendapat Todaro ini berdasarkan beberapa argumen sebagai berikut:

1. Pemerataan pendapatan akan meningkatkan akses masyarakat terhadap kredit,


pembiayaan sekolah, dan asuransi;
2. Berdasarkan data di NSB kemampuan menabung dan berinvestasi ke dalam negeri
orang-orang kaya rendah;
3. Pemerataan akan meningkatkan taraf hidup serta produktivitas kerja;
4. Pemerataan akan meningkatkan daya beli masyarakat;
5. Pemerataan akan meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam pembangunan.
Dengan pemerataan distribusi pendapatan yang baik dapat mengurangi permasalahan-
permasalahan sosial ekonomi, bahkan dapat dijadikan modal
Adapun interval nilai koefisien Gini adalah dari 0 sampai dengan 1. Nilai koefisien Gini yang
semakin mendekati 0 menunjukkan perekonomian yang tingkat ketidakmerataannya
semakin rendah atau semakin merata, sementara nilai yang semakin mendekati 1
menunjukkan tingkat ketidakmerataan yang semakin tinggi. Adapun nilai koefisien Gini yang
menembus tingkat 0.4 secara internasional dipandang sebagai batas peringatan di mana
tingkat ketidakmerataan dinilai mulai membahayakan  yaitu berpotensi meningkatkan
kecemburuan sosial yang dapat memicu konflik sehingga mengancam stabilitas nasional.
Hubungan kausalitas antara pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pendapatan perlu
mendapatkan perhatian. Permasalahan yang lebih penting yaitu mengidentifikasi jalur
(chanels) yang menghubungkan antara pertumbuhan ekonomi dengan distribusi
pendapatan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghasilkan kebijakan yang mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan pemerataan pendapatan.Kompleksitas permasalahan yang
dihadapi oleh tiap negara berbeda-beda, tergantungdari ciri masing-masing negara yang
bersangkutan.

13
Distribusi pendapatan sebagai suatu ukuran dibedakan menjadi dua ukuran pokok, baik
untuk tujuan analisis maupun untuk tujuan kuantitatif (Todaro, 2000)yaitu:

1. Distribusi pendapatan ”personal” atau distribusi pendapatan berdasarkan ukuranatau


besarnya pendapatan.Distribusi pendapatan pribadi atau distribusi pendapatan
berdasarkan besarnya pendapatan paling banyak digunakan ahli ekonomi. Distribusi ini
hanya menyangkut orang per orang atau rumah tangga dan total pendapatan yang
mereka terima, dari mana pendapatan yang mereka peroleh tidak dipersoalkan. Tidak
dipersoalkan pula berapa banyak yang diperoleh masing-masing individu, apakah
merupakan hasil dari pekerjaan mereka atau berasal dari sumber-sumber lain. Selain itu
juga diabaikan sumber-sumber pendapatan yang menyangkut lokasi (apakah diwilayah
desa atau kota) dan jenis pekerjaan.
2. Distribusi pendatan “fungsional” atau distribusi pendapatan menurut bagian faktor
distribusi.Sistem distribusi ini mempertimbangkan individu-individu sebagai totalitas yang
terpisah-pisah
Pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap distribusi pendapatan dari segi teori ekonomi
dapat dijelaskan sebagai berikut, ada dua pandangan tentang hubungan pertumbuhan
eknomi dan distribusi pendapatan. Salah satu pandangan medukung bahwa pertumbuhan
ekonomi berpengaruh negatif terhadap ketidakmerataan distribusi pendapatan, sedangkan
pandangan lain mengemukakan sebaliknya. Secara garis besar dua pandangan tersebut
yaitu :

1. Pandangan yang menolak pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap


distribusi pendapatan:
Teori Karl Mark (1787). Mark berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahap awal
pembangunan akan meningkatkan permintaan tenaga kerja. Kenaikan tingkat upah dari
tenaga kerja selanjutnya berpengaruh terhadap kenaikan resiko kapital terhadap tenga kerja
sehingga terjadi penurunan terhadap permintaan tenaga kerja. Akibatnya timbul masalah
pengangguran dan ketidakmerataan pendapatan. Singkatnya, pertumbuhan ekonomi
cenderung mengurangi masalah kemiskinan dan distribusi pendapatan hanya pada tahap
awal pembangunan, kemudian pada tahap selanjutnya akan terjadi sebaliknya
(Irawan,2002).

13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara.


Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut.Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai
tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara; semakin besar
pendapatan perkapitanya, semakin makmur negara tersebut.
Distribusi pendapatan nasional mencerminkan merata atau tidaknya pembagian hasil suatu
negara dikalangan penduduknya. Untuk mengukur ketidakmerataan distribusi pendapatan,
bisa menggunakan Kurva Lorenz atau Indeks Gini.Koefisien Gini merupakan ukuran
ketidakmerataan agregat dan nilainya terletak antara 0(kemerataan sempurna) sampai 1
(ketidakmerataan sempurna). Koefisien Gini dari negaranegara yang mengalami
ketidakmerataan tinggi berkisar antara 0,50-0,70; ketidakmerataan sedang antara 0,36-
0,49; dan yang mengalami ketidakmerataan rendah berkisar antara 0,20-0,35.
(Arsyad,2010).

Distribusi pendapatan sebagai suatu ukuran dibedakan menjadi dua ukuran pokok, baik
untuk tujuan analisis maupun untuk tujuan kuantitatif (Todaro, 2000)yaitu:

1. Distribusi pendapatan ”personal” atau distribusi pendapatan berdasarkan ukuranatau


besarnya pendapatan.Distribusi pendapatan pribadi atau distribusi pendapatan
berdasarkan besarnya pendapatan paling banyak digunakan ahli ekonomi.
2. Distribusi pendatan “fungsional” atau distribusi pendapatan menurut bagian faktor
distribusi.Sistem distribusi ini mempertimbangkan individu-individu sebagai totalitas yang
terpisah-pisah
 

13
DAFTAR PUSTAKA
http://e-journal.uajy.ac.id/1756/3/2EP15294.pdf
Todaro M P, 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (H.Munandar, Trans. Edisi
Ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.

Hajiji, 2010.Pertumbuhan ekonomi, ketidakmerataan pendapatan dan pengentasan


kemiskinan di Provinsi Riau tahun 2002-2008(Tesis): Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut
Pertanian Bogor.

http://e-journal.unesa.ac.id/

13
13
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
  Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator
ekonomiantara lain dengan mengetahui pendapatan nasional, pendapatan per kapita,
tingkat kesempatan kerja, tingkat harga umum, dan posisi neraca pembayaran suatu
negara.
  Manfaat perhitungan Pendapatan per kapita :
1)      Untukmelihattingkatperbandingan kesejahteraan masyarakat suatu negara dari tahun
ke tahun.
2)      Sebagai data pebandingankesejahteraan suatu negara dengan negara lain. Dari
pendapatan per kapita masing – masing negara dapat di lihat tingkst kesejahteraan tiap
negara.
3)      Sebagaiperbandingantingkatstandar hidup suatu negara dengan negara lainnya.
Dengan mengambil dasar pendapatan perkapita dari tahun ke tahun, dapat di simpulkan
apakah pendapatan per kapita suatu negara rendah (bawah), sedang atau tinggi.
4)      Sebagai data untukmengabil kebijakan di bidang ekonomi. Pendapatan per kapita
dapat di gunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah di bidang
ekonomi.

13
Daftar Pustaka

http://bisnis.vivanews.com/news/read/30496-pendapatan_per_kapita_indonesia_us__2_
271_2
http://bisnis.vivanews.com/news/read/285894-pendapatan-per-orang-warga-ri-naik-rp3-7-jt
http://economy.okezone.com/read/2010/10/26/279/386413/memahami-statistik-ekonomi-
pendapatan-per-kapita-2010
http://finance.detik.com/read/2010/02/10/131037/1296658/4/pendapatan-per-kapita-ri-
naik-jadi-rp-243-juta-di-2009
http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2011/08/06/akhir-2011-pendapatan-per-
kapita-us-3-600/

13

Anda mungkin juga menyukai