Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
waktu yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Pendapatan Perkapita”,
salah satu pelajaran yang kami terima dari guru pembimbing kami.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman materi ini yang
sangat diperlukan dalam pembelajaran kami saat ini. Dan juga yang terpenting yaitu
untuk memenuhi tugas Simulasi digital.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah
membinbing kami dalam penyelesaian makalah ini.. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman atas kejasamanya.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada makalah ini.
Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga memberikan manfaat.

Pangkalan Kuras, Juli 2018

PENYUSUN

1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB 1 PEMBAHASAN ......................................................................................................1

A. Pengertian........................................................................................................................1

B. Rumusan dan Contoh Pendapatan Perkapita ..................................................................2

C.Fungsi ...............................................................................................................................4

BAB III KESIMPULAN......................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................5

2
BAB I

PEMBAHASAN

Pendapatan Perkapita ialah pendapatan rata-rata penduduk dalam


suatu negara pada suatu periode tertentu.

Pendapatan perkapita ini merupakan salah satu tolak ukur


kemakmuran dari suatu negara. Negara yang memiliki nilai pendapatan
nasional yang tinggi belum tentu lebih makmur bila dibandingkan dengan
negara yang berpendapatan rendah dikarenakan jumlah penduduk pun
menentukan tingkat kemakmuran dari negara tersebut.

Maka dari itu, meski suatu negara memiliki pendapatan nasional yang tinggi
namun jumlah penduduknya sangat banyak maka belum tentu negara
tersebut tergolong sebagai kelompok negara makmur.

Begitupun sebalik nya, apabila pendapatan nasional suatu negara kecil


tetapi jumlah penduduk nya sedikit maka belum tentu negara tersebut
tergolong miskin, malah bisa jadi negara tersebut tergolong sebagai negara
yang makmur.

Ilustrasi
Misalnya, GNP Negara Indonesia pada tahun 2000 lebih tinggi daripada
Malaysia, yaitu sebesar 130.600 juta dolar Amerika, sedangkan Malaysia
81.311 juta dolar Amerika. Akan tetapi, Indonesia bisa dibilang tidak lebih
makmur dari Malaysia. Mengapa? karena dari GNP tersebut, Indonesia harus
menghidupi 204 juta penduduk, sedangkan Malaysia hanya menghidupi 22
juta penduduk saja.
Meskipun dapat digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi suatu negara,
pendapatan perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara. Untuk melihat tingkat kemakmuran suatu
negara dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :

 Pembagian (distribusi) pendapatan nasional. Apabila pendapatan


nasional hanya menumpuk pada sebagian orang saja, maka negara
tersebut tidak dapat dikatakan makmur walaupun pendapatan
nasionalnya tinggi dan pendapatan perkapitanya tinggi.
 Persentase penduduk dalam negara tersebut yang masih hidup
dibawah garis kemiskinan.

3
 Kemudahan untuk memperoleh bahan-bahan kebutuhan
hidup yang utama, seperti sandang, pangan, dan papan.
 Kemudahan untuk memperoleh lapangan pekerjaan dengan balas
jasa (upah) yang setimpal.

Dalam rangka mencapai kemakmuran suatu negara, usaha peningkatan


pendapatan nasional harus disertai dengan pengendalian pertumbuhan
penduduk. Apabila pertumbuhan penduduk berlangsung tanpa kendali, maka
peningkatan pendapatan perkapita juga tidak akan mencapai hasil yang
memuaskan. Bahkan bisa terjadi pendapatan perkapitanya menurun.

Oleh sebab itu, pertumbuhan penduduk harus dikendalikan agar tingkat


pertumbuhannya tidak melebihi pendapatan nasionalnya.

Rumus dan Contoh Pendapatan Perkapita


Pendapat perkapita dapat dihitung dengan menggunakan rumus dibawah ini :

Ada dua cara untuk menghitung pendapatan perkapita yaitu sebagai berikut :

 Berdasarkan harga yang sedang berlaku

Jika kita menghitung pendapatan perkapita berdasarkan harga yang berlaku


maka hasilnya disebut pendapatan perkapita nominal.

 Berdasarkan harga tetap

Jika dihitung berdasarkan harga tetap, hasilnya disebut dengan pendapatan


perkapita riil.

Pendapatan perkapita nominal adalah pendapatan per kapita yang tidak


memperhitungkan tingkat kenaikan harga/inflasi. Sedangkan pendapatan
4
perkapita riil adalah pendapatan perkapita yang sudah memperhitungkan
tingkat kenaikan harga/inflasi.

Berikut ini contoh penghitungan pendapatan per kapita riil dan pendapatan
per kapita nominal. Diketahui data dari BPS (Biro Pusat Statistik) adalah
sebagai berikut :

Misalnya pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia 205 juta maka
besarnya pendapatan per kapita riil dan nominal adalah :

Jadi, pendapatan perkapita riil Indonesia pada tahun 2000 sebesar


Rp1.819.871,-. Pendapatan sebesar itu merupakan pendapatan rata-rata
untuk satu tahun yang dimiliki orang Indonesia.

5
Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa pendapatan perkapita riil Indonesia
pada tahun 2000 hanya sebesar Rp1.819.871,- Sedangkan pendapatan
perkapita nominal sebesar Rp5.860.623,- (jumlah ini tiga kali lipat dari
pendapatan perkapita riil).

Pendapatan per kapita nominal yang lebih besar jika dibandingkan dengan
pendapatan per kapita riil menunjukkan telah terjadi kenaikan harga-harga
(inflasi) yang besarnya mencapai tiga kali lipat.

Fungsi perhitungan pendapatan per kapita


Kegunaan dari penghitungan pendapatan perkapita adalah sebagai berikut :

 Sebagai perbandingan kesejahteraan penduduk suatu negara dari


tahun ke tahun
 Sebagai perbandingan kesejahteraan suatu negara dengan negara lain.
Dengan demikian dapat dilihat tingkat kesejahteraan pada tiap tiap
negara
 Sebagai perbandingan tingkat standar hidup masing masing negara dari
tahun ke tahun
 Sebagai data pengambilan kebijakan bidang ekonomi. Adanya hasil
pendapatn perkapita akan menjadi pertimbangan bagi para pengambil
kebijakan di bidang ekonomi.

6
BAB II
PENUTUP

Kesimpulan

Perekonomian Indonesia memang sedang naik daun. Ketika dunia


dilanda krisis, perekonomian Indonesia masih dapat tumbuh positif, bahkan
hingga 4,5 persen pada 2009. Padahal, tahun itu banyak negara mengalami
kemerosotan dalam perekonomian. Di Indonesia, jumlah penduduk yang
besar tidak lagi dilihat sebagai ”hantu” perekonomian, tetapi sebagai pasar
yang besar dan menarik.
Meningkatnya pendapatan per kapita yang diantaranya ditopang kenaikan di
sejumlah sektor usaha, terutama tambang itu akhirnya mendorong
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama 2011
mencapai 6,5 persen. Sepanjang 2011 terjadi pertumbuhan di semua sektor
ekonomi.

Namun, tercapainya target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar


6,5 persen itu bukanlah penentu kesuksesan negara dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyatnya. Peningkatan PDB di Indonesia justru membuat
negara semakin miskin sumber daya. Indonesia adalah salah satu negara di
dunia yang mengalami keterpurukan di tengah sumber daya yang melimpah.
Indonesia tidak menangani sumber daya alamnya dengan baik.
Pemerintah justru menghancurkan sumber alam dengan terlalu berlebihan
mengekploitasinya. Bahkan, pemerintah dinilai tidak mengalokasikannya
untuk kepentingan rakyat secara keseluruhan. Pemerintah terlalu terfokus
pada upaya meningkatkan PDB. Namun, di sisi lain malah mengorbankan
sumber daya alam.

Peningkatan PDB ini malah justru membuat negara semakin miskin.


Kondisi itu, justru membuktikan PDB tidak bisa meningkatkan kualitas hidup
rakyat. Ada banyak bukti empiris dan studi yang menunjukkan kualitas hidup
dan kebahagiaan rakyat tidak ada hubungannya dengan PDB dan kekayaan
negara.

7
DAFTAR PUSTAKA

http://bisnis.vivanews.com/news/read/30496-pendapatan_per_kapita_
indonesia_ us__2_271_2

http://bisnis.vivanews.com/news/read/285894-pendapatan-per-orang-warga-
ri-naik-rp3-7-jt

http://economy.okezone.com/read/2010/10/26/279/386413/memahami-
statistik-ekonomi-pendapatan-per-kapita-2010

http://finance.detik.com/read/2010/02/10/131037/1296658/4/pendapatan-per-
kapita-ri-naik-jadi-rp-243-juta-di-2009

http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2011/08/06/akhir-2011-
pendapatan-per-kapita-us-3-600/

http://vacancy-carrer.blogspot.com/2012/03/pendapatan-perkapita-indonesia-
bakal.html

Anda mungkin juga menyukai