Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha
Pemurah, karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat kami selesaikan sesuai
waktu yang diharapkan. Dalam makalah ini kami membahas “Pendapatan Perkapita”,
salah satu pelajaran yang kami terima dari guru pembimbing kami.
Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam pemahaman materi ini yang
sangat diperlukan dalam pembelajaran kami saat ini. Dan juga yang terpenting yaitu
untuk memenuhi tugas Simulasi digital.
Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada guru pembimbing yang telah
membinbing kami dalam penyelesaian makalah ini.. Kami juga mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman atas kejasamanya.
Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada makalah ini.
Oleh karna itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.
Demikian makalah ini kami buat semoga memberikan manfaat.
PENYUSUN
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
A. Pengertian........................................................................................................................1
C.Fungsi ...............................................................................................................................4
2
BAB I
PEMBAHASAN
Maka dari itu, meski suatu negara memiliki pendapatan nasional yang tinggi
namun jumlah penduduknya sangat banyak maka belum tentu negara
tersebut tergolong sebagai kelompok negara makmur.
Ilustrasi
Misalnya, GNP Negara Indonesia pada tahun 2000 lebih tinggi daripada
Malaysia, yaitu sebesar 130.600 juta dolar Amerika, sedangkan Malaysia
81.311 juta dolar Amerika. Akan tetapi, Indonesia bisa dibilang tidak lebih
makmur dari Malaysia. Mengapa? karena dari GNP tersebut, Indonesia harus
menghidupi 204 juta penduduk, sedangkan Malaysia hanya menghidupi 22
juta penduduk saja.
Meskipun dapat digunakan untuk mengukur kemajuan ekonomi suatu negara,
pendapatan perkapita tidak dapat digunakan untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu negara. Untuk melihat tingkat kemakmuran suatu
negara dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :
3
Kemudahan untuk memperoleh bahan-bahan kebutuhan
hidup yang utama, seperti sandang, pangan, dan papan.
Kemudahan untuk memperoleh lapangan pekerjaan dengan balas
jasa (upah) yang setimpal.
Ada dua cara untuk menghitung pendapatan perkapita yaitu sebagai berikut :
Berikut ini contoh penghitungan pendapatan per kapita riil dan pendapatan
per kapita nominal. Diketahui data dari BPS (Biro Pusat Statistik) adalah
sebagai berikut :
Misalnya pada tahun 2000, jumlah penduduk Indonesia 205 juta maka
besarnya pendapatan per kapita riil dan nominal adalah :
5
Dari perhitungan di atas, terlihat bahwa pendapatan perkapita riil Indonesia
pada tahun 2000 hanya sebesar Rp1.819.871,- Sedangkan pendapatan
perkapita nominal sebesar Rp5.860.623,- (jumlah ini tiga kali lipat dari
pendapatan perkapita riil).
Pendapatan per kapita nominal yang lebih besar jika dibandingkan dengan
pendapatan per kapita riil menunjukkan telah terjadi kenaikan harga-harga
(inflasi) yang besarnya mencapai tiga kali lipat.
6
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
7
DAFTAR PUSTAKA
http://bisnis.vivanews.com/news/read/30496-pendapatan_per_kapita_
indonesia_ us__2_271_2
http://bisnis.vivanews.com/news/read/285894-pendapatan-per-orang-warga-
ri-naik-rp3-7-jt
http://economy.okezone.com/read/2010/10/26/279/386413/memahami-
statistik-ekonomi-pendapatan-per-kapita-2010
http://finance.detik.com/read/2010/02/10/131037/1296658/4/pendapatan-per-
kapita-ri-naik-jadi-rp-243-juta-di-2009
http://indonesiacompanynews.wordpress.com/2011/08/06/akhir-2011-
pendapatan-per-kapita-us-3-600/
http://vacancy-carrer.blogspot.com/2012/03/pendapatan-perkapita-indonesia-
bakal.html