Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelum membahas lebih jauh mengenai barang swasta beserta kompenen-

kompenennya, ada baiknya kita membahas hubungan mekanisme pasar dalam

pemenuhan berbagai barang dan jasa bagi masyarakat dan hubungannya dengan

efisiensi sumber-sumber ekonomi. Mekanisme pasar, jika memenuhi asumsi terutama

adanya kebebasan berusaha sehingga jumlah penjual menjadi banyak dan jumlah pemb

elinya juga banyak, maka akan memperoleh harga yang tepat bagi suatu barang. Harga

tersebut tidak terlalu rendah sehingga penggunaan sumber ekonomi akan menjadi boros,

karena memproduksi terlalu banyak. Demikian juga harga tidak terlalu tinggi, sehingga

potensi daya beli akan terakumulasi di tangan penjual, sebagaimana terjadi dalam kasus

monopoli, dalam kasus monopoli harga ditentukan terlalu tinggi , daya beli konsumen

akan beralih ke penjual, kemudian monopolis mencetak barang terlalu sedikit.

Beralihnya daya beli konsumen disertai pengurangan kepada pembelian barang yang

lain, dimana barang dan jasa yang ditawarkan tidak terbeli dan terjadinya kemunduran,

akhirnya terjadi pengangguran atau hilangnya sumber pendapatan.

Pasar hanya merespon permintaan efektif dan hasil distribusi pendapatan yang

terjadi. Distribusi tersebut sering kali tidak sesuai harapan atau tujuan bersama dalam

suatu masyarakat, dimana pendapatan negara terdistribusi meleset misalnya; sedikit

orang yang memiliki kekayaan sampai setenggah dari PDB dan sebagian besar rakyat

1
berposisi sebagai petani kecil, pekerja informal dan buruh miskin. Pasar tidak bekerja

otomatis ketika terdapat pengangguran, inflasi dan pertumbuhan ekonomi yang lamban.

Barang swasta memiliki nilai tertentu yang disepakati antara penjual dan

pembeli yaitu harga. Harga dari suatu jenis barang swasta bisa naik dan turun

(fluktuatif) mengikuti mekanisme pasar yang dipengaruhi oleh hukum permintaan dan

penawaran, yaitu hukum yang tercipta karena adanya tarik antara kepentingan dari

produsen dan konsumen. Jika suatu jenis barang swasta jumlahnya banyak disediakan

oleh produsen (penawaran tinggi) sedangkan permintaan konsumen sedikit ( permintaan

rendah), maka kondisi ini membuat harga barang turun. Sebaliknya, jika jenis barang

tersebut tidak banyak disediakan (penawaran rendah) sedangkan permintaan dari

konsumen terhitung banyak (permintaan tinggi), maka harga akan terdongkrak naik.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka permasalahan yang akan kami

bahas adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan barang swasta?

2. Bagaimana pengaruh efisiensi konsumen terhadap harga suatu barang dan jasa?

3. Bagaimana pengaruh efisiensi produsen terhadap harga suatu barang dan jasa?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan barang swasta

2. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi konsumen terhadap harga barang dan jasa.

2
3. Untuk mengetahui pengaruh efisiensi produsen terhadap harga barang dan jasa.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penulisan secara teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep teori barang swasta.

2. Hasil penulisan ini secara praktis diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran

terhadap teori barang swasta.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Barang Swasta

Barang swasta adalah barang yang dapat disediakan melalui sistem pasar dapat

menyebabkan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien. Dalam bab ini akan

dibahas mengenai efisiensi alokasi sumber-sumber ekonomi dalam perekonomian yang

menggunakan sistem pasar tanpa adanya campur tangan pemerintah. Dalam

pembahasan ini, kita membagi analisis menjadi dua golongan, yaitu golongan konsumen

dan golongan produsen.

2.2 Efisiensi Konsumen

Dalam perekonomian yang menggunakan sistem pasar, harga barang dan jasa,

upah dan sebagainya ditentukan oleh permintaan dan penawaran. Dalam sistem

perekonomian pasar yang sempurna, harga-harga merupakan data, yang berarti tidak

ada satu pihak pun, baik produsen maupun konsumen secara sendiri-sendiri dapat

mempengaruhi harga. Hal ini disebabkan oleh karena dalam sistem pasar persaingan

sempurna, seorang pengusaha ataupun pembeli hanya merupakan sebagian yang sangat

kecil sehingga peranannya menjadi tidak berarti. Bagi seorang konsumen,

permintaannya akan suatu barang hanya merupakan sebagian kecil dibandingkan

dengan permintaan seluruh konsumen, sehingga ia tidak dapat mempengaruhi tingkat

4
harga suatu barang dengan merubah permintaannya akan barang tersebut, walaupun

konsumen secara berkelompok dapat mempengaruhi tingkat harga.

Dalam analiasa efisiensi konsumen, ada beberapa asumsi yang digunakan

untuk mempermudah analisis, yaitu:

1. Dalam masyarakat hanya ada 2 orang konsumen, A dan B

2. Hanya ada 2 barang swasta yang tersedia, makanan dan pakaian

3. Distribusi pendapatan sudah tertentu.

Gambar 2.1

5
Gambar 2.2

Diagram gambar 2.1 menunjukkan kurva indeferens bagi A, sedangkan

diagram 2.2 menunjukkan hal yang sama bagi B, Apabila A menggunakan seluruh

pendapatannya untuk membeli makanan, ia akan memperoleh sejumlah 0M 0 unit

makanan. Apabila ia membeli pakaian dengan seluruh pendapatannya, ia akan

memperoleh OP0 unit pakaian. Setiap titik pada garis lurus P0M0 menunjukkan

kombinasi pakaian dan makanan yang diperoleh dengan pendapatannya.

Kurva KA1, KA2, KA3 adalah kurva indeferens (indiference curve) bagi A. Setiap

titik pada kurva indiferens menunjukkan kesamaan dalam kesukaan A terhadap

kombinasi makanan dan pakaian yang berbeda-beda. Titik L dan titik M terletak pada

satu kurva indiferens, yang berarti bagi A, ia merasa kepuasannya sama walupun pada

titik L ia mempunyai lebih banyak pakaian dan lebih sedikit makanan daripada di titik

6
M. Semakin tinggi (semakin jauh letaknya dari titik pusat O) berarti semakin besar

kepuasan A. Jadi setiap titik pada kurva K A2 menunjukkan kepuasan yang lebih besar

daripada setiap titik pada kurva KA1. Begitu juga setiap titik pada kurva K A3

menunjukkan kepuasan lebih besar dari kurva KA1 dan KA2. A akan memilih kombinasi

pakian dan makanan yang memberikan kepuasan yang terbesar bagin dirinya

.Kombinasi pakian dan makanan pada titik L dan titik M yang terletak pada kurva

indeferen KA1 tidak memberi kepuasan yang terbesar oleh karena dengan merubah

kombinasi makanan dan pakian ,maka A akan memperoleh kepuasaan yang lebih besar

yang ditunjukkan dengan semakin tingginya kurva indiferen yang dapat dicapai. pada

titik kurva indifern KA3 memberikan kepuasan yang lebih besaar dibandingkan KA2, akan

tetapi hal itu tidak dapat dicapai, oleh karena dengan pendapatannya yang sudah

tertentu, ia hanya dapat memilih kombinasi pakaian dan makanan sepanjang garis M0P0.

Kepuasan tertinggi yang dapat dicapai A dengan pendapatannya adalah kurva

KA2, yaitu kurva indiferens yang menyinggung garis M0P0. Jadi titik E,dengan kombinasi

makanan sejumlah OMA unit dri pakian sejumlah OPA akan memberikan kepuasan yang

terbesar bagi A. Analisis yang sama juga berlaku bagi B, pada mana ia akan

memperoleh kepuasan yang terbesar pada persinggungan antara garis P 1M1 ( garis yang

menunjukkan kombinasi makanan dan pakaian yang dapat diperoleh dengan harga dan

pendapatan tertentu) dengan kurva indiferens K B2. Kombinasi makanan sebanyak OMB

dan pakaian sebanyak OPB adalah kombinasi kedua barang yang memberikan kepuasan

tertinggi bagi D.

7
Jumlah seluruh pakaian yang ada dalam perekonomian sebanyak OPA+OPB

sedangkan seluruh makanan yang ada dalam perekonomian sebanyak OMA + OMB.

Gambar 2.3

Diagram 2.3 diperoleh dengan membalikkan sumbu diagram B pada diagram

2.1. diagram 2.3 berguna untuk menganalisis alokassi makanan dan pakaian yang

didapat oleh masing-masing konsumen. Pada titik T, kurva indiferens A (KA2)

berpotongan dengan kurva indiferens B (KB3), dimana individu A memperoleh pakaian

sebanyak OAP1 unit sedangkan B mendapat pakaian sebanyak P1PE unit.Pada titk T , A

mendapat makanan sebanyak OAP2 unit sedangkan B mendapat makanan sebanyak P2ME

unit .Titik T bukan merupakan titik optimum , sebab dengan mengubah kombinassi

makanan dan pakian , kedua konsumen (A dan B ) dapat memperoleh kepuasaan yang

8
lebuh tinggi.Pada titik D , konsumen A mempunyai lebih sedikit pakian dan lebih

banyak makanan dibandingkan pada titik T , akan tetapi kepuasan A di titik D lebih

besaar daripada kepuasan A dititik T oleh karena di titik D terletak pada kurva

indiferens yang lebih tinggi (KA3) daripada titk T yang terletak pada kurva indiferens

KA2.Pada titik D kepuasan B tidak berubah dibandingkan pada titik T oleh karena kedua

titik tersebut terletak pada kurva indiferens yang sama (KB3 ).

Sebaliknya, perpindahan posisi dari titk T ke titik F menyebabkan kepuassan B

menjadi lebih besar (dari KB3 ke KB4) sedangkan kepuasan A tidak berubah , tetap pada

kurva indiferrens KA2 .

Perpindahan lebih lanjut dari titik F dan D ke titik Q, akan menyebabkan

kepuasan salah seorang konsumen menjadi semakin rendah, sehingga titik D dan titik F

adalah titik-titik optimum. Arah perpindahan posisi kedua orang konsumen, dari titik T

ke D atau F tergantung daripada kekuatan masing-masing konsumen. Apabila

konsumen A lebih kuat dari konsumen B, maka A dapat meningkatkan kepuasannya

tersebut tanpa merugikan konsumen B oleh sebab B tidak berubah tingkat

kepuassannya. Sebaliknya apabila B yang lebih kuat ia akan berusaha untuk pindah dari

titik T ke titik F sehingga tindakannya tidak mengurangi kepuasan A. Apabila A dan B

sama-sama kuat, maka perpindahan dari titik T akan menuju ke posisi di antara F-D

dimana kedua-duanya dapat meningkatkan kepuasan mereka. Titik-titik F dan D, yaitu

tempat kedudukan dimana seorang konsumen tidak dapat meningkatkan kepuasannya

tanpa menyebabkan kepuasan konsumen lain menjadi berkurang disebut pareto

optimum. Pareto optimum terjadi pada setiap titik pada garis O AOB yang disebut garis

9
kontrak. Jadi, Pareto optimum tidak hanya terjadi pada satu atau dua titik saja

melainkan banyak, yaitu sepanjang garis OAOB. Di titik mana sepanjang OAOB kedua

konsumen A dan B akan berakhir tergantung dari distribusi penghasilan awal kedua

konsumen tersebut. Jadi analisis di atas hanya memecahkan masalah distribusi. Uraian

di atas, dimana efisiensi maksimum yang dicapai berakhir di titik F atau D adalah

dengan pandangan bahwa distribusi awal terjadi pada titik T dimana konsumen A

memiliki pakaian sebanyak OAP1 unit dan makan sebanyak OAM1 unit sedangkan

konsumen B memiliki pakaian sebanyank M1ME unit.

Pada titik OB, alokasi kedua barang (pakaian dan makanan) juga sangat efisien

akan tetapi distribusi kedua barang tersebut sangat tidak merata oleh karena konsumen

A memiliki semua makanan dan pakaian sedangkan B tidak mengkonsumsikan apa-apa.

Begitu juga pada titik optimum OA, efisiensi alokasi pakaian dan makanan tercapai,

akan tetap alokasi yang terjadi adalah sangatlah tidak merata karena B memiliki semua

pakaian dan makanan yang ada, sedangkan A tidak memiliki apa-apa.

Jadi uraian di atas dapat dijelaskan bahwa mekanisme pasar tanpa adanya

campur tangan pemerintah dapat menyebabkan alokasi barang-barang yang efisien di

antara para konsumen akan tetapi tidak dapat memecahkan masalah distribusi barang

yang dianggap adil sehingga pemerintah harus campur tangan dalam menangani

masalah distribusi

2.3 Kondisi Pareto Optimum Bagi Konsumen

Untuk mengetahui kondisi pareto optimum maka kita harus mengetahui konsep

tingkat pertukaran marginal (TPM, marginal rate of substitsion). TPM adalah angka

10
yang menunjukkan kesediaan seorang konsumen untuk menukarkan satu unit terakhir

dari suatu barang untuk mendapatkan beberapa unit barang lainnya. Setiap konsumen

akan selalu menyamakan TPM-nya dengan harga relatif kedua barang, yaitu pakaian

dan makanan. Dengan kata lain konsumen selalu berusaha mencapai tingkat kepuasan

dimana kurva indiferens-nya menyinggung Kurva Anggaran P0M0 atau P1M1, titik E

pada Diagram 2.1 dan 2.2 pareto optimum akan tercapai apabila setiap orang mencapai

titik keseimbangan, yaitu dimana bagi setiap orang TPM mereka sama dengan harga

relatif, yaitu dimana TPM A untuk makanan dan pakaian = TPM B untuk makanan dan

pakaian, atau dalam persamaan matematis disebutkan:

Kepuasan marginal bagi makanan Harga makanan

Kepuasan marginal bagi pakaian harga pakaian

Yang dicapai apabila kurva indiferens A menyinggung kurva indiferens B atau

titik D dan F pada diagram 2.3.

11
Diagram 2.4

Kedudukan pareto dalam Diagram 2.3 dapat diterjemahkan menjadi kurva

kemungkinan kepuasan (Utility possibility function) seperti ditunjukkan dalam diagram

2.4.

2.4 Efisiensi Produsen

Untuk menganalisis efisiensi produksi analisa pareto dapat pula

dipergunakan. Kita anggap bahwa dalam perekonomian hanya terdapat dua orang

produsen yang menghasilkan dua jenis barang (X dan Y), serta hanya menggunakan

dua jenis faktor produksi (Tanah, T, dan Tenaga kerja, B).

12
Diagram 2.5

Tingkat produksi pada diagram 2.5 dapat dicapai dengan menggunakan tanah

sebanyak T1 unit dan tenaga kerja sebanyak B1, yang ditunjukkan oleh titik K pada

diagram 2.6. akan tetapi pada diagram 2.6 dapat pula diketahui bahwa tingkat produksi

H1 tidak hanya dapat dicapai dengan kombinasi tenaga dan tanah sebanyak T 1B1, tetapi

juga dengan kombinasi T2 dan B2, T3 dan B3. Jumlah tenaga yang digunakan dan tingkat

produksi yang dicapai ditentukan oleh besarnya dana yang tersedia, harga dari tanah,

dan upah tenaga. Dengan upah dan sewa tanah tertentu, maka sejumlah dana tertentu

oleh produsen dapat digunakan seluruhnya untuk membayar tenaga kerja sebanyak B1

orang atau ia dapat menggunakan seluruh dana tersebut untuk menyewa tanah seluas T 1

Ha.

13
Diagr

am 2.6

Dalam diagram 2.7 keseimbangan produsen ditunjukkan oleh titik E, dimana

dengan dana yang tertentu produsen menghasikan sebanyak H1 dengan menggunakan

tenaga kerja sebanyak OBE orang dan OTE Ha tanah. Diagram 2.8 menunjukkan

bagaimana tenaga kerja dan tanah dipergunakan oleh dua orang produsen yang

menghasilkan produk yang berbeda, yaitu pakaian dan makanan. Misalkan X

menghasilkan pakaian dan Y menghasilkan makanan.

Diagram 2.8 dapat dilihat bahwa padda kurva kemungkinan produksi (KKP),

peningkatan produksi satu jenis barang hanya dapat dilakukan dengan mengurangi

produksi barang yang lain. Jadi dari F ke G, kenaikkan produksi makanan dari OM 1 ke

OM0 hanya dapat dilakukan apabila produksi pakaian dikurangi dari OP1 ke OP0.

14
Diagram 2.7

Analisis selanjutnya adalah bagaimana sistem pasar persaingan sempurna dapat

menentukan berapa jumlah barang (pakaian dan makanan) yang akan dihasilkan oleh

produsen (X dan Y) dan bagaimana kedua barang tersebut akan didistribusikan di antara

para konsumen (A dan B)?

Jumlah barang yang diproduksikan tergantung oleh harga kedua barang

tersebut. Semakin mahal harga suatu barang semakin banyak jumlah yang dihasilkan,

sebaliknya semakin murah harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang

diproduksikan.

15
Diagram 2.8

Misalkan harga makanan = PM dan harga pakaian = PP yang pada pasar

persaingan sempurna ditentukan secara eksogen sehingga merupakan data bagi

produsen maupun konsumen (asumsinya pasar semuanya dalam persaingan sempurna).

Nisbah (rasio) harga PM/PP menyebabkan jumlah makanan yang dihasilkan sebanyak

OAM1 dan pakaian sebanyak OAP1 pada diagram 2.9. Jumlah makanan dan pakaian yang

dihasilkan tersebut harus didistribusikan di antara para konsumen yang ada.

Pada analisis konsumen kita anggap bahwa dalam perekonomian hanya

terdapat dua orang konsumen dan distribusi dua barang diantara kedua orang konsumen

dapat dilihat pada diagram 2.9. dengan membuat diagram kotak (box diagram pada

diagram 2.2). Segi empat OAP1OBM1 menunjukkan banyaknya makanan dan pakaian

yang tersedia dalam masyarakat.

16
Diagram 2.9

Dalam segi empat OAP1OBM1, hanya terdapat satu titik pada kurva kontrak

dimana garis harga PM/PP sejajar dengan tingkat pertukaran marginal (TPS = marginal

rate of substitution), yaitu pada titik T. Pada titik T tersebut jumlah makanan yang

didapat oleh A adalah sebanyak OAM0 unit dan makanan yang dikonsumsikan oleh B

sebanyak M0M1, dan OAM0 + M0M1 = OAM1 adalah makanan yang dihasilkan oleh

produsen makanan (Y). Sebaliknya, pada titik T jumlah pakaian yang dikonsumsikan A

sebanyak OAP0 unit dan yang dikonsumsikan B sebanyak P0P1. Jumlah konsumsi kedua

konsumen tersebut sebanyak OAP0 + P0P1 = OAP1 yang merupakan pakaian yang

dihasilkan X.

Jadi dari analisis konsumen dan produsen di atas, dapat disimpulkan bahwa

apabila semua pasar berada pada pasar persaingan sempurna maka mekanisme pasar

17
akan dapat memecahkan masalah alokasi sumber ekonomi secara efisien tanpa adanya

campur tangan pemerintah.

2.1 Konsumen akan mencapai kepuasan yang optimal, sebab setiap konsumen akan

berada pada keseimbangan konsumen, yaitu dimana:

MRSAX DAN Y = MRSBX DAN Y =....... = PX/PY

Dimana:

X dan Y = barang konsumsi

P = harga

A dan B = konsumen

2.2 Produsen akan mencapai kepuasan yang optimal, sebab setiap produsen akan

berada pada keseimbangan produsen, yaitu dimana:

MTRSDB DAN T= MTRSCB DAN T =....... = PB/PT

Dimana:

MTRS = Marginal rate of technical substitution

D dan C = individu produsen

T dan B = faktor produksi

P = harga

2.3 Nisbah harga barang konsumsi (PX/PY) menunjukkan beberapa jumlah barang X

dan barang Y akan dihasilkan dalam perekonomian.

Jadi pareto optimal dalam perekonomian akan tercapai sebab:

MRSAX DAN Y = MRSBX DAN Y = MRT = PX/PY

MTRSDB DAN T = MTRSCB DAN T= PB/PT

18
2.5 Kriteria Kompensasi

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa adanya pasar persaingan sempurna

akan menyebabkan terjadinya pareto optimum bagi konsumen dan produsen, dalam hal

ini, setiap perubahan dari kondisi pareto optimum tersebut akan menyebabkan iefisiensi

alokasi sumber-sumber ekonomi. Jelas bahwa definisi pareto yang demikian itu

sangatlah sempit, sebab setiap kondisi berarti telah tercapai kondisi pareto optimum?

Kaldor dan Hicks menyatakan bahwa setiap perubahan tetap akan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat apabila pihak yang dirugikan dapat memperoleh kompensasi

atas kerugian tersebut sehingga ia berada pada tingkat kepuasan yang sama sedangkan

pihak yang untung mengalami kenaikan kesejahteraan.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Barang swasta adalah barang yang dapat disediakan melalui sistem pasar dapat

menyebabkan alokasi sumber-sumber ekonomi secara efisien. Barang swasta

memiliki nilai tertentu yang disepakati antara penjual dan pembeli yaitu harga.

Harga dari suatu jenis barang swasta bisa naik dan turun (fluktuatif) mengikuti

mekanisme pasar.

2. Dalam sistem perekonomian pasar yang sempurna, harga-harga merupakan data,

yang berarti tidak ada satu pihak pun, baik produsen maupun konsumen secara

sendiri-sendiri dapat mempengaruhi harga. Hal ini disebabkan oleh karena dalam

sistem pasar persaingan sempurna, seorang pengusaha ataupun pembeli hanya

merupakan sebagian yang sangat kecil sehingga peranannya menjadi tidak berarti.

Bagi seorang konsumen, permintaannya akan suatu barang hanya merupakan

sebagian kecil dibandingkan dengan permintaan seluruh konsumen, sehingga ia

tidak dapat mempengaruhi tingkat harga suatu barang dengan merubah

permintaannya akan barang tersebut, walaupun konsumen secara berkelompok

dapat mempengaruhi tingkat harga.

3. Jumlah barang yang diproduksikan tergantung oleh harga kedua barang tersebut.

Semakin mahal harga suatu barang semakin banyak jumlah yang dihasilkan,

sebaliknya semakin murah harga suatu barang semakin sedikit jumlah yang

diproduksikan.

20
3.2 Saran

Sebaiknya penyediaan barang swasta dapat memenuhi kebutuhan masyarakat

dengan harga yang optimal. Penyediaan barang swasta harus didukung oleh pemerintah

dengan pengadaan barang publik yang memadai dan pemerintah turut berperan dalam

mekanisme pasar dalam alokasi, distribusi dan stabilisasi sehingga dapat memperlancar

kegiatan ekonomi.

21

Anda mungkin juga menyukai