Anda di halaman 1dari 13

ALIRAN INSTITUSIONAL KELEMBAGAAN

DOSEN PENGAMPU:
SYAFI’I, S.E., M.E.

ANGGOTA KELOMPOK:

HANUKEN ASNIFERO JULIAN PRATAMA (C1A018034)


AYU DWI CAHYANI (C1A018112)
M. FIKRI FIRSA AL BAKER (C1A018158)
DIMAS IMAM ANUGRAH (C1A018159)
HASSA NABILA DIVIKA (C1A018115)
ADELIA (C1A018032)
NURMALA PUTRI (C1A018033)

KELAS: R-006
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aliran Institusional
Kelembagaan tepat waktu.
Makalah Aliran Institusional Kelembagaan disusun guna memenuhi tugas pada
mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
selaku dosen mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Kami
sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Aliran Institusional Kelembagaan......................................................... 3
2.2 Tokoh-Tokoh Aliran Institusional Kelembagaan............................................... 4
2.3 Motivasi konsumen..............................................................................................7
2.4 Perilaku pengusaha............................................................................................. 7

BAB 3 PENUTUP.................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aliran sejarah di kembangkan di daratan Amerika Serikat pada tahun 20-
an muncul aliran pemikiran ekonomi lain yang disebut aliran “institusional”.
Ekonomi institusional merupakan sebuah pemikiran dalam ilmu ekonomi
yang bermakna pandangan bahawa sebuah prilaku ekonomi (economic
behavior) suatu pihak atau seseorang yang sangat dipengaruhi tehadap
institusi tertentu. Institusi dalam hal ini mempunyai arti yang luas serta secara
singkat bisa diartikan sebagai “aturan main” dalam sebuah kelompok
masyarakat yang ada didalam sebuah kelompok itu sendiri.
Ada sedikit persamaan antara aliran institusional dengan aliran sejarah,
sebab keduanya sama-sama menolak metode klasik. Akan tetapi dasar falsafah
dan kesimpulan kesimpulan politik kedua aliran tersebut berbeda. Aliran
institusional menolak ide eksperimen sebagaimana yang di anut oleh aliran
sejarah. Begitu juga pusat perhatian aliran institusional terhadap masalah-
masalah ekonomi dalam kehidupan masyarakat juga berbeda.
Orang yang paling berpengaruh dan mempunyai peran dominan terhadap
keberadaan aliran institusional adalah Thorstein Bunde Veblen (1857-1929).
Veblen pada intinya mengkritik teori-teori yang digunakan kaum klasik dan
neo-klasik dan model model teoritisnya dan cenderung terlalu
menyederhanakan fenomena-fenomena ekonomi. Pemikiran ekonomi klasik
dan neo-klasik juga dikritiknya karena di anggap mengabaikan aspek-aspek
non ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan. Padahal pengaruh keadaan
dan lingkungan sangat besar terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa konsep dari Aliran Institusional Kelembagaan?
1.2.2 Siapa saja tokoh -tokoh dalam Aliran Institusional Kelembagaan?
1.2.3 Bagaimana motivasi konsumen pada teori Intitusional Kelembagaan ?
1.2.4 Bagaimana perilaku pengusaha dalam teori Institusional Kelembagaan ?

1.3 TujuanPenulisan
1.3.1 Untuk dapat mengetahui konsep dari Aliran Institusional Kelembagaan
1.3.2 Untuk dapat mengetahui tokoh tokoh dalam Aliran Institusional
Kelembagaan
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana motivasi konsumen pada teori
Intitusional Kelembagaan
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana perilaku pengusaha pada teori Intitusional
Kelembagaan

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Aliran Institusional Kelembagaan


Secara umum Aliran Institusional Kelembagaan adalah sebuah mazhab
pemikiran dalam ilmu ekonomi yang berisi pandangan bahwa perilaku
ekonomi (economic behavior) seseorang atau suatu pihak sangat dipengaruhi
oleh institusi tertentu.Institusi sendiri dalam hal ini memiliki arti yang cukup
luas dan secara singkat dapat didefinisikan sebagai “aturan main” dalam suatu
kelompok masyarakat, baik yang sifatnya formal maupun informal, yang
sengaja disusun untuk membatasi atau mengatur hubungan antar manusia
yang ada dalam kelompok masyarakat tersebut.
Institusi formal dapat berupa peraturan, regulasi, hukum perundangan dll.
Sementara institusi informal dapat berupa konvensi, tren, budaya, dsb.Dengan
demikian institusi di sini tidak sama dengan organisasi. Mazhab Institusional
pada awalnya muncul sebagai sanggahan terhadap pandangan atau mazhab
ekonomi neo-klassik yang menyatakan bahwa perilaku ekonomi seseorang
adalah semata-mata didasarkan pada keinginan setiap individu untuk
memaksimalkan keuntungan (maximizing profit behaviour).
Istilah “Ekonomi Institusional” (institutional economics) pertama kali
diperkenalkanoleh Walton Hamilton pada tahun 1919. Namun tokoh-tokoh
awal yang secara konvensional dianggap sebagai pendiri mazhab institusional
dalam ekonomi diantaranya adalah Thorstein Veblen, Wesley Mitchell, dan
John R. Commons (Rutherford, 2001). Pandangan tokoh-tokoh awal mazhab
institusional tersebut menekankan beberapa isu antara lain: perubahan
teknologi (technological change), aspek psikologi dan aspek hokum adalah
aspek-aspek yang harus di ikut sertakan dalam analisis ekonomi. Pada
awalnya pandangan ini cukup berkembang karena dianggap lebih
merepresentasikan dunia nyata (karena memiliki bukti empiris).
Namun dalam perjalanannya, perkembangan mazhab ini mengalami
kemandekan (stagnation) bahkan cenderung ditinggalkan karena tidak adanya
pembahasan lebih lanjut dari para pendukung mazhab ini yang pada akhirnya

3
mampu membentuk dan memberikan landasan teori yang kuat.Disamping itu,
perkembangan mazhab neo-klassik yang secara luas mulai mengembangkan
alat ekonometrik dalam analisisnya serta perkembangan mazhab ekonomi
kesejahteraan (Welfare Economics) yang diusung oleh J.M. Keynes, membuat
mazhab institusional menjadi semakin tertinggal karena dengan alat-alat
analisis tersebut mazhab neo-klassik menjadi dianggap mampu untuk
memberikan penjelasan secara empirik.

2.2 Tokoh-Tokoh Aliran Institusional Kelembagaan


Berikut merupakan tokoh-tokoh dalam Aliran Kelembagaan Institusional:
a. Thorstein Bunde Veblen (1857-1929)
Veblen adalah anak seorang petani miskin yang melakukan
imigrasi dari Norwegia ke Amerika. Veblen mengritik teori-teori yang
digunakan kaum klasik dan neo-klasik yang model-model teoritis dan
matematisnya dinilai bias dan terlalu menyederhanakan fenomena-
fenomena ekonomi serta dianggap mengabaikan aspek-aspek non-
ekonomi seperti kelembagaan dan lingkungan.
Veblen menilai pengaruh keadaan dan lingkungan sangat besar
terhadap tingkah laku ekonomi masyarakat. Struktur politik dan sosial
yang tidak mendukung dapat memblokir dan menimbulkan distorsi proses
ekonomi. Bagi Veblen masyarakat merupakan suatu fenomena evolusi
yang segala sesuatunya mengalami perubahan secara terus-menerus. Pola
perilaku seseorang dalam masyarakat disesuaikan dengan kondisi sosial
sekarang, jika perilaku tersebut cocok dan diterima maka perilaku
diteruskan begitu sebaliknya. Keadaan dan lingkungan seperti inilah yang
disebut Veblen “institusi” yang dalam artian terkait dengan nilai-nilai,
norma-norma, kebiasaan serta budaya yang semuanya terefleksikan dalam
kegiatan ekonomi baik dalam berproduksi maupun mengkonsumsi.
Dalam berproduksi akan kelihatan bagaimana nilai-nilai dan
norma-norma serta kebiasaan yang dianut dalam mengejar tujuan akhir
dari kegiatan produksi yauti keuntungan. Dalam bukunya yang berjudul

4
The Theory of Business Enterprise Veblen menjelaskan bahwa perilaku
para pengusaha Amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan
dahulu para pengusaha pada umumnya menghasilakan barang-barang dan
jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras atau yang disebut
dengan production for use. Tetapi pada masa sekarang laba dan
keuntungan sebagian tidak lagi diperoleh melalui kerja keras dengan
menciptakan barang-barang yang disukai oleh konsumen, tetapi lewat
“trik-trik bisnis” atau yang disebut production of profit. Veblen melihat
dalam masyarakat Amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan
suatu golongan absentee ownership yaitu para pengusaha yang memiliki
modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan tetapi tidak ikut terjun
langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Kemudian dalam
perilaku konsumsi ada perilaku konsumsi yang wajar yaitu ingin
memperoleh manfaat atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang
yang dikonsumsinya, dan ada pula yang tidak wajar kalau konsumsi
ditujukan hanya untuk pamer yang oleh Veblen disebut conspicuouc
consumption dalam bukunya yang berjudul The Theory of the Leisure
Class.

b. Wesley Clair Mitchel (1874-1948)


Wesley Clair Mitchel adalah murid, teman dan pengagum Veblen
yang mendukung serta mengembangkan pemikiran-pemikirannya. Mitchel
juga berjasa dalam mengembangkan metode-metode kuantitatif dalam
menjelaskan peristiwa-peristiwa ekonomi. Salah satu karyanya yaitu
Business Cycles and Their Cause (1913). Dengan menggunakan
bermacam data statistik ia menjelaskan masalah fluktuasi ekonomi.

c. Gunnar Karl Myrdal (1898)


Myrdal adalah orang swedia yang mendukung aliran institusional.
Ia mempunyai pesan pada ahli-ahli ekonomi agar ikut membuat value
judgement, sebab jika itu tidak dilakukan maka struktur-struktur teoritis

5
ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. Sebagai penganjur aliran
institusional ia percaya bahwa pemikiran institusional sangat diperlukan
dalam melaksanakan pembangunan negara-negara berkembang.

d. Joseph A. Schumpeter (1883-1950)


Oleh beberapa penulis ia dimasukan sebagai pendukung aliran
institusional karena pendapatnya yang mengatakan bahwa sumber utama
kemakmuran bukan terletak dalam domain ekonomi itu sendiri melainkan
berada di luarnya yaitu dalam lingkungan atau institusi masyarakat. Lebih
jelasnya sumber kemakmuran terletak dalam jiwa kewiraswastaan
(entrepreneurship) para pelaku ekonomi yang mengarsiteki pembangunan
karena entrepreneur pertama kali yang mempraktekkan dan berani
mengadobsi temuan-temuan baru atau inovasi yang dibuat inovator yang
membuat masyarakat meninggalkan cara-cara lama yang tidak efisien.

e. Douglas North
Penghargaan terhadap aliran konstitusional mencapai puncaknya
tahun 1993 pada saat Douglas North dari Universitas of Washington,
missouri, Amerika Serikat menerima hadiah nobel dalam bidang ekonomi
karena jasanya dalam memperbarui riset dal penelitian sejarah
ekonomidan metode-metode kuantitatif. North menilai peran institusi baik
institusi politik maupun institusi politik sangat penting dalam
pembangunan ekonomi. Ia menyimpulkan bahwa negara-negara komunis
hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme
pasar. North mengatakan reformasi tidak akan memberikan hasil nyata
hanya dengan memperbaiki kebijakan makro saja tetapi dibutuhkan
seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada
setiap pelaku ekonomi diantaranya hukum paten dan hak cipta, hukum
kontrak dan pemilik tanah.

6
2.3 Motivasi Konsumen
Dalam the theory of the leisure class Veblen menjelaskan hal hal
yang berhubungan dengan dorongandan pole perilaku konsumsi
masyarakat . sebagai layaknya pemikir yang tidak puas dengan kondisi
masyarakat yang ada di sekitarnya, Veblen sering melihat situasi situasi
dan keadaan sejarang, terutama dalam masyaraka Amerika yang
diamatinya. Menurt Veblen, dulu orang terikat dengan masyarakat
sekeliling. Orang dalam tingkah lakunya pun berusaha ikut menyumbang
terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari
perbuatan yang akan merugikan orang banyak. Namun apa yang dilihatnya
sekarang dalam masyarakat kapitalis finansial di Amerika ialah orang
orang yang hanya mementingkat dirinya sendiri saja, dan tidak tertarik
dengan masyarakat banyak.
Yang diperhatikan orang sekarang hnya uang. Segala sesuatu
dinilai dengan uang. Sekarang orang tidak peduli apakah perilaku
ekonominya merugikan orang lain atau tidak. Orang berlomba lomba
mencaridan memperebutkan harta tanpa peduli akan cara. Mengapa orang
sangat doyan harta? Hal ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa
hanya harta yang akan menaikan status, harga diri atau gengsi dalam
masyarakat.

2.4 Perilaku Pengusaha


Prilaku pengusaha amerika di masanya telah banyak mengalami
perubahan. Dahulu para pengusaha pada umumnya menghasilkan barang-
barang dan jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras.
Investasi masuk ke dalam apa yang di maksud dengan production for use.
Tetapi, pada masa sekaranglaba dan keuntungan sebagian tidak di peroleh
melalui kerja keras, tetapi dengan trik-trik bisnis.Produksi seperti ini
disebut dengan production for profit.Vablen melihat pada masa sekarang

7
semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang memperoleh keuntungan
dari berbagai macam cara tanpa mempedulikan nasip orang lain.Vablen
melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah
melahirkan suatu golongan yang di sebut absentee ownership. Golongan
absentee ownership adalah para pengusaha yang memiliki modal besar
dan menguasai sejumlah perusahaan,tapi tidak ikut terjun langsung dalam
kegiatan operasional di serahkan pada professional dan kariawan
kepercayaan. Dan golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan
paling besar.
Vablen melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan
laba tanpa memperhatikan laba tanpa memperhatikan cara yang iya jalani.
Mereka mendapat kemudahan dan hak istimewa, misalnya dalam
menguasai bahan mentah dan menguasai daerah pemasaran. Ia juga
mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak mempersoalkan
kependudukan monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi pajak
dan keuangan yang di lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang
masih belum mempunyai aturan permainan atau rule of law yang jelas,
sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha dengan militer demi
mengamankan bisnis monopolinya. Artinya, kalau ada pengusaha lain
yang ikut dalam bisnis yang di monopolinya, ia akan berurusan dengan
militer.
Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha
absentee ownership tidak segan-segan mematikan usaha pengusaha
sungguhan yang memperoleh keuntungan dengan kerja keras. Salah satu
cara nya adalah dengan melakukan akuisasi. Cara lain untuk mematikan
pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk dari perusahaan
pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar, biasanya
mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Aliran institusional dengan aliran sejarah mempunyai kesamaan yaitu sama-sama


menolak metode klasik akan tetapi aliran institusional menolak ide eksperimentasi
sebagaimana yang dianut oleh aliran sejarah. Dari kelima tokoh empat tokoh
mendefinisikan institusi hampir sama dengan Veblen yaitu sebagai norma-norma, nilai-
nilai, tradisi dan budaya, sedangkan menurut Nort institusi adalah peraturan perundang-
undangan berikut sifat-sifat pemaksaan dari peraturan-peraturan tersebut serta norma-
norma perilaku yang membentuk interaksi antara manusia secara berulang-ulang.
Kehadiran institusi sangat penting sebagai alat untuk mengatur dan mengendalikan para
pelaku ekonomi di pasar.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://lutfiatunhasanah.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false.html?m=1
https://rizafirman.wordpress.com/2016/04/23/sejarah-pemikiran-ekonomi-aliran-
institusional/

10

Anda mungkin juga menyukai