DOSEN PENGAMPU:
SYAFI’I, S.E., M.E.
ANGGOTA KELOMPOK:
KELAS: R-006
PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Aliran Institusional
Kelembagaan tepat waktu.
Makalah Aliran Institusional Kelembagaan disusun guna memenuhi tugas pada
mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak
selaku dosen mata kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Kami
sebagai penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Konsep Aliran Institusional Kelembagaan......................................................... 3
2.2 Tokoh-Tokoh Aliran Institusional Kelembagaan............................................... 4
2.3 Motivasi konsumen..............................................................................................7
2.4 Perilaku pengusaha............................................................................................. 7
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa konsep dari Aliran Institusional Kelembagaan?
1.2.2 Siapa saja tokoh -tokoh dalam Aliran Institusional Kelembagaan?
1.2.3 Bagaimana motivasi konsumen pada teori Intitusional Kelembagaan ?
1.2.4 Bagaimana perilaku pengusaha dalam teori Institusional Kelembagaan ?
1.3 TujuanPenulisan
1.3.1 Untuk dapat mengetahui konsep dari Aliran Institusional Kelembagaan
1.3.2 Untuk dapat mengetahui tokoh tokoh dalam Aliran Institusional
Kelembagaan
1.3.3 Untuk mengetahui bagaimana motivasi konsumen pada teori
Intitusional Kelembagaan
1.3.4 Untuk mengetahui bagaimana perilaku pengusaha pada teori Intitusional
Kelembagaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mampu membentuk dan memberikan landasan teori yang kuat.Disamping itu,
perkembangan mazhab neo-klassik yang secara luas mulai mengembangkan
alat ekonometrik dalam analisisnya serta perkembangan mazhab ekonomi
kesejahteraan (Welfare Economics) yang diusung oleh J.M. Keynes, membuat
mazhab institusional menjadi semakin tertinggal karena dengan alat-alat
analisis tersebut mazhab neo-klassik menjadi dianggap mampu untuk
memberikan penjelasan secara empirik.
4
The Theory of Business Enterprise Veblen menjelaskan bahwa perilaku
para pengusaha Amerika di masanya telah banyak mengalami perubahan
dahulu para pengusaha pada umumnya menghasilakan barang-barang dan
jasa untuk memperoleh keuntungan melalui kerja keras atau yang disebut
dengan production for use. Tetapi pada masa sekarang laba dan
keuntungan sebagian tidak lagi diperoleh melalui kerja keras dengan
menciptakan barang-barang yang disukai oleh konsumen, tetapi lewat
“trik-trik bisnis” atau yang disebut production of profit. Veblen melihat
dalam masyarakat Amerika yang tumbuh begitu pesat telah melahirkan
suatu golongan absentee ownership yaitu para pengusaha yang memiliki
modal besar dan menguasai sejumlah perusahaan tetapi tidak ikut terjun
langsung dalam kegiatan operasional perusahaan. Kemudian dalam
perilaku konsumsi ada perilaku konsumsi yang wajar yaitu ingin
memperoleh manfaat atau utilitas yang sebesar-besarnya dari tiap barang
yang dikonsumsinya, dan ada pula yang tidak wajar kalau konsumsi
ditujukan hanya untuk pamer yang oleh Veblen disebut conspicuouc
consumption dalam bukunya yang berjudul The Theory of the Leisure
Class.
5
ilmu ekonomi akan menjadi tidak realistis. Sebagai penganjur aliran
institusional ia percaya bahwa pemikiran institusional sangat diperlukan
dalam melaksanakan pembangunan negara-negara berkembang.
e. Douglas North
Penghargaan terhadap aliran konstitusional mencapai puncaknya
tahun 1993 pada saat Douglas North dari Universitas of Washington,
missouri, Amerika Serikat menerima hadiah nobel dalam bidang ekonomi
karena jasanya dalam memperbarui riset dal penelitian sejarah
ekonomidan metode-metode kuantitatif. North menilai peran institusi baik
institusi politik maupun institusi politik sangat penting dalam
pembangunan ekonomi. Ia menyimpulkan bahwa negara-negara komunis
hancur karena tidak mempunyai institusi yang mendukung mekanisme
pasar. North mengatakan reformasi tidak akan memberikan hasil nyata
hanya dengan memperbaiki kebijakan makro saja tetapi dibutuhkan
seperangkat institusi yang mampu memberikan insentif yang tepat kepada
setiap pelaku ekonomi diantaranya hukum paten dan hak cipta, hukum
kontrak dan pemilik tanah.
6
2.3 Motivasi Konsumen
Dalam the theory of the leisure class Veblen menjelaskan hal hal
yang berhubungan dengan dorongandan pole perilaku konsumsi
masyarakat . sebagai layaknya pemikir yang tidak puas dengan kondisi
masyarakat yang ada di sekitarnya, Veblen sering melihat situasi situasi
dan keadaan sejarang, terutama dalam masyaraka Amerika yang
diamatinya. Menurt Veblen, dulu orang terikat dengan masyarakat
sekeliling. Orang dalam tingkah lakunya pun berusaha ikut menyumbang
terhadap perkembangan masyarakat. Orang berusaha menghindari
perbuatan yang akan merugikan orang banyak. Namun apa yang dilihatnya
sekarang dalam masyarakat kapitalis finansial di Amerika ialah orang
orang yang hanya mementingkat dirinya sendiri saja, dan tidak tertarik
dengan masyarakat banyak.
Yang diperhatikan orang sekarang hnya uang. Segala sesuatu
dinilai dengan uang. Sekarang orang tidak peduli apakah perilaku
ekonominya merugikan orang lain atau tidak. Orang berlomba lomba
mencaridan memperebutkan harta tanpa peduli akan cara. Mengapa orang
sangat doyan harta? Hal ini tidak lain karena adanya anggapan bahwa
hanya harta yang akan menaikan status, harga diri atau gengsi dalam
masyarakat.
7
semakin banyak jumlah jenis pengusaha yang memperoleh keuntungan
dari berbagai macam cara tanpa mempedulikan nasip orang lain.Vablen
melihat dalam masyarakat amerika yang tumbuh begitu pesat telah
melahirkan suatu golongan yang di sebut absentee ownership. Golongan
absentee ownership adalah para pengusaha yang memiliki modal besar
dan menguasai sejumlah perusahaan,tapi tidak ikut terjun langsung dalam
kegiatan operasional di serahkan pada professional dan kariawan
kepercayaan. Dan golongan ini dalam kenyataan memperoleh keuntungan
paling besar.
Vablen melihat bahwa para pengusaha yang hanya mementingkan
laba tanpa memperhatikan laba tanpa memperhatikan cara yang iya jalani.
Mereka mendapat kemudahan dan hak istimewa, misalnya dalam
menguasai bahan mentah dan menguasai daerah pemasaran. Ia juga
mampu mengatur pejabat kehakiman untuk tidak mempersoalkan
kependudukan monopolinya atau agar tidak mangganggu manipulasi pajak
dan keuangan yang di lakukannya. Di beberapa Negara berkembang yang
masih belum mempunyai aturan permainan atau rule of law yang jelas,
sering dijumpai adanya kerja sama antara pengusaha dengan militer demi
mengamankan bisnis monopolinya. Artinya, kalau ada pengusaha lain
yang ikut dalam bisnis yang di monopolinya, ia akan berurusan dengan
militer.
Untuk memperoleh laba yang sebesar-besarnya, ada pengusaha
absentee ownership tidak segan-segan mematikan usaha pengusaha
sungguhan yang memperoleh keuntungan dengan kerja keras. Salah satu
cara nya adalah dengan melakukan akuisasi. Cara lain untuk mematikan
pesaing ialah dengan membanting harga, sehingga produk dari perusahaan
pesaing tidak laku. Setelah pesaing mati dan keluar pasar, biasanya
mereka kembali menaikkan harga dan memperoleh laba sangat besar.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
http://lutfiatunhasanah.blogspot.com/2012/11/normal-0-false-false-false.html?m=1
https://rizafirman.wordpress.com/2016/04/23/sejarah-pemikiran-ekonomi-aliran-
institusional/
10