PENDAHULUAN
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam proses evaluasi. Penilaian
hasil belajar peserta didik yang dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses
kemajuan dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang
dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru gara dapat menyempurnakan
perencanaan dan proses program pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta merta dilakukan begitu saja agar proses
penilaian yang dilakukan oleh guru tidak asal-asalan dan tanpa arah yang jelas.
Penilaian yang dilakukan secara asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan
informasi tentang hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat dan
tidak sesuai dengan apa yang ada di lapangan. Dalam Ensiklopedia Pendidikan,
Prof. Soegarda mengatakan bahwa evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar
ukuran nilai tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin
dicapai. Pendapat lain evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
Bagaimana bisa evalausi itu dikatakan valid jika dalam pelaksanaan penilaiannya
cenderung asal-asalan dan tanpa acuan. Oleh karena itu adanya acuan dalam
penilain mutlak harus ada.
Keberadaan acuan dalam penilaian ini akan menjadi pembahasan dalam makalah
ini. Hal ini berangakat dari kenyataan bahwa di lapangan yang masih banyak
penilaian yang dilakukan oleh para pendidik yang hanya sebatas formalitas dalam
melakukan penilaian tanpa mengacu pada acuan yang telah ada.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tersebut telah mencapai tujuan pembelajaran yang kita ukur melalui butir soal
tersebut tetapi jika respons yang diberikan salah, berarti mereka belum dapat
mencaai tujuan pembelajaran yang kita ukur. Apabila ada seperangkat tugas atau
pertanyaan yang diberikan kepada siswa tetapi tidak ada jawaban yang benar
atau salah maka itu bukan tes, (Zainul dan Nasoetion, 1997)
b. Pengukuran
Pengukuran pada dasarnya merupakan kegiatan penentuan angka dari suatu
objek yang diukur. Gronlund dan linn (1990) secara sederhana merumuskan
pengukuran sebagai “measurement is limited quantitative descriptions of pupil
behavior, that is result of measurement are always expressed in number”.
(pengukuran adalah uraian kuantitatif yang terbatas dari perilaku murid, yang
hasil dari pengukuran selalu berbentuk jumlah). Penetapan angka ini merupakan
suatu upaya untuk menggambarkan karakteristik suatu objek. Untuk dapat
menghasilkan angka (yang merupakan hasil pengukuran) maka diperlukan alat
ukur.
Dalam melakukan pengukuran kita harus berupaya agar kesalahan
pengukurannya sekecil mungkin. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat
menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliable. Jika dalam melakukan
pengukuran kita tidak banyak melakukan kesalahan, maka hasil pengukuran tidak
dapat menggambarkan skor yang sebenarnya dari objek yang kita ukur.
Kesalahan pengukuran dapat bersumber dari tiga hal yaitu dari alat ukur yag
digunakan, objek yang diukur, atau orang yang melakukan pengukuran.
Kesalahan pengukuran tersebut dapat bersifat acak (random) atau dapat juga
bersifat sistematis. Kesalahan acak dapat disebabkan karena adanya perbedaan
kondisi fisik dan mental yang diukur dan yang mengukur, sedangkan kesalahan
sistematis bersumber dari kesalahan alat ukur, yang diukur atau yang mengukur.
Contoh : guru dapat melakukan kesalahan sistematis jika dalam memberi skor,
guru tersebut cenderung memberi skor yang murah atau cenderung memberi skor
yang mahal pada seluruh siswa. Tetapi jika dalam memberi skor kepada siswa,
gru tidak melakukannya secara konsisten maka akan terjadi bias dalam
pengukuran.
4
c. Asesmen
Kenyataan menunjukan bahwa banyak guru yang belum mengetahui dengan
benar konsep asesmen dan evaluasi. Satu istilah yang sering digunakan untuk
mewadahi kegiatan asesmen dan evaluasi adalah penilaian. Penggunaan istilah
penilaian untuk mewadahi kedua kegiatan tersebut sebenarnya tidak terlalu salah
karena dalam konsep asesmen dalam konsep asesmen dan evaluasi mengandung
unsur pengambilan kesimpulan.
Menurut Hanna (1993) “assessment is the process of collecting, interpreting,
and synthesizing information to aid in decision making. Assessment synonymous
with measurement plus observation. It concerns drawing inferences from these
data sources. The primary purpose of assessment is to increase student”s learning
and development rather than simply to grade or rank student performance”
(morgan & o’reilly, 1999).
Jadi asesmen merupakan kegiatan pengumpulan informasi hasil belajar siswa
yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah informasi tersebut untuk
menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa. Berbagai jenis tagihan
yang digunakan dalam asesmen antara lain : kuis, ulangan harian, tugas individu,
tugas kelompok, ulangan akhir semester, laporan kerja dsb.
d. Evaluasi
Jika kita bicara asesmen dan evaluasi dalam pembelajaran maka lingkup
asesmen hanya pada individu siswa dalam kelas, sedangkan lingkup evaluasi
adalah seluruh komponen dalam program pembelajaran tersebut. Evaluasi
merupakan penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan suatu
program substansi pendidikan termasuk kurikulum dan penilaian (asesmen) serta
pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, manajemen
pendidikan dan reformasi pendidikan secara keseluruhan. Evalusi bertujuan
meningkatkan kualitas, kinerja atau produktivitas suatu lembaga dalam
melaksanakan programnya. Agar dapat meningkatkan kualitas, kinerja dan
produktivitas maka kegiatan evaluasi selalu didahului dengan kegiatan
pengukuran dan asesmen.
5
Tyler seperti dikutip oleh mardapi, D. (2004) menyatakan bahwa evaluasi
merupakan peroses penetuan sejauh mana tujuan pendidikan telah tercapai.
Banyak definisi evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli tetapi pada
hakekatnya evaluasi selalu memuat masalah informasi dan kebijakan yaitu
infoirmasi tentang pelaksanaan dan keberhasilan suatu program yang selanjutnya
digunakan untuk menetukan kebjakan selanjutnya, kalau seorang guru
mengevaluasi program pembelajaran yang telah ia lakuakan, maka ia harus
mengevaluasi pelaksanan dan keberhasilan dari program pembelajaran dapat
mendorong guru untuk mengejar lebih baik mendorong siswa untuk belajar lebih
baik.
6
e. Berkesinambungan (kontinuitas)
artinya penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus
menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar
dan perkembangan belajar siswa.
f. Menyeluruh
Dalam arti bahwa penilaian yang guru lakukan harus mampu menilai
keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang meliputi
kognitif, afektif, dan psikomotor.
g. Terbuka
Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan
hasil belajar siswa jelas bagi pihak ihak yang berkepentingan.
h. Bermakna
Hasil penilaian harus bermakna bagi siswa, dan juga pihak pihak yang
berkepentingan.
7
yang disampaikan oleh guru tersebut. Faktor diluar pembelajaran yang dapat
menjadi penyebab kesulitan belajar siswa antara lain adanya hambatan fisik,
psikologis dan sosial.
3. Tes Penempatan, dimaksudkan untuk menempatkan siswa sesuai dengan
kemampuannya, dengan demikian tes penempatan dapat digunakan untuk
mengelompokan siswa dalam suatu kelompok yang relative sama (homogen)
kemampuan dan keterampilannya. Misalnya suatu sekolah terdapat kelas
akuntansi dan ekonomi,maka sebelum siswa dimasukkan di kelas tersebut
terlebih dahulu diadakan tes penempatan, yang bertujuan untuk masuk kelas
yang sesuai dengan kemampuan siswa tersebut.
4. Pre-Test dan Post-Test, dimaksudkan bahwa pre test merupakan salah satu jenis
tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran,yang digunakan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah memahami materi pelajaran yang akan
disampaikan, sedangkan post-test adalah satu jenis tes yang dilaksanakan
setelah proses pembelajaran selesai, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh
mana siswa dapat mencapai tujuan program setelah mereka mengikuti program
tersebut. Dengan demikian pre test dan post test dapat digunakan untuk menilai
efektivitas proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
5. Tes Formatif, dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat
menguasai tujuan pembelajaran yang baru saja diajarkan. Jika dari hasil tes
formatif ternyata terdapat sejumlah tujuan pembelajaran yang belum dapat
dikuasai siswa. Guru harus mencari penyebabnya, apakah penyebab tersebut
karena adanya masalah pada diri siswa atau karena proses pembelajaran tidak
berjalan sebagaimana mestinya serta tes tersebut perlu diulang. Dengan
demikian tes formatif dapat digunakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
yang dilakukan.
6. Tes Sumatif, dimaksudkan untuk menilai keberhasilan siswa setelah mengikuti
seluruh rangkaian proses pembelajaran, dengan demikian tes sumatif digunakan
untuk menilai hasil belajar siswa.
8
2.4 Tujuan Penilaian
1. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui
kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran
yang ditempuh.
2. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pembelajaran disekolah, yang
seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku para siswa kearah
tujuan pendidikan yang diharapkan.
3. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran.
4. Memberikan pertanggung jawaban dari pihak sekolah kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Pihak yang dimaksud meliputi pemerintah, masyarakat, dan
para orang tua siswa.
9
b) Penyusunan kisi-kisi
c) Perumusan indikator pencapaian
d) Penyusunan instrument
e) Telaah instrument
f) Pelaksanaan penilaian
g) Pengolahan dan penafsiran hasil penilaian
h) Pemanfaatan dan pelaporan hasil penilaian
10
Penilaian terhadap masukan instrumental mencakup dimensi sebagai berikut:
a) Kurikulum.
b) Sumber dan sarana belajar.
c) Kemampuan guru mengajar.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
12
3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca khususnya sebagai calon guru,
harus memahami bagaimana cara penilaian pembelajaran agar didapatkannya
pembelajaran yang bermakna yang berlangsung secara efektif dan efesien.
13
DAFTAR PUSTAKA
14