Anda di halaman 1dari 6

Teknologi Blockchain untuk Transparansi dan Keamanan pada Era Digital

Oleh
Dra. Manovri Yeni, M.Si 1) ; Devi Kumala, S.Si, M.T 2)
1)
Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik
2)
Program Studi Bisnis Digital, Fakultas Ekonomi

Abstrak
Mulai dikenal secara luas pada tahun 2009, blockchain adalah teknologi baru yang menggunakan
beberapa teknik kriptografi dan distribusi data secara desentralisasi untuk penyimpanan data.
Teknologi blockchain memiliki kemanan yang tinggi, dimana data sulit untuk dimanipulasi,
namun transparan, dimana user dapat dengan mudah mengecek validitas data. Beberapa
penerapan teknologi blockchain antara lain adalah mata uang digital, smart contract dan supply
chain management.
Kata Kunci : Blockchain, Hash, Kriptografi, P2P.

1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Blockchain adalah kumpulan data yang 1.2 Perumusan Masalah
saling terkait dengan menggunakan teknik Bedasarkan uraian latar belakang, dapat
kriptografi. Teknologi blockchain pertama dirumuskan masalah-masalah sebagai
kali dicetuskan pada tahun 1991 oleh Stuart berikut:
Haber dan W. Scott Stornetta dan kemudian 1. Apa yang dimaksud dengan
direalisasikan oleh seorang anonim bernama blockchain?
samaran Satoshi Nakamoto yang 2. Bagaimana penggunaan blockchain
menciptakan teknologi blockchain yang pada era digital?
menjadi dasar pembuatan mata uang kripto 3. Bagaimana penerapan teknologi
populer bernama Bitcoin. Seiring dengan blockchain dapat mempengaruhi
menanjaknya kepopuleran Bitcoin dan mata transparensi dan keamanan data
uang digital, teknologi blockchain juga digital?
mulai dilirik untuk diterapkan di berbagai
bidang selain keuangan. Teknologi 1.3 Tujuan Penelitian
blockchain yang bersifat desentralisasi dan Adapun tujuan dari makalah ini adalah:
aman terhadap manipulasi atau peretasan 1. Mendeskripsikan teknologi
data menjadikannya sangat menarik untuk blockchain..
diterapkan pada era Internet of Things (IoT). 2. Menjelaskan penerapan teknologi
Oleh karena itu, dalam artikel ini penulis blockchain pada berbagai bidang di
akan membahas mengenai penerapan era digital.
teknologi blockchain pada era digital. 3. Menjelaskan pengaruh teknologi
blockchain untuk transparensi dan
keamanan data digital.
(sentralisasi). Untuk melakukan perubahan
1.4 Metode Penelitian pada data yang sudah ada, maka data pada
Metode penelitian yang digunakan rantai-rantai lainnya juga harus diubah.
dalam penulisan makalah ini adalah Setiap pengguna juga dapat mengecek
penelitian kepustakaan (Library Research), keabsahan suatu data kapan saja. Hal ini
dimana data didapat melalui studi literatur menjadikan data pada blockchain nyaris
kepustakaan yang terkait dengan topik mustahil untuk dipalsukan atau diutak atik.
makalah ini, diantaranya adalah jurnal,
artikel dan buku. 2.2 Teknologi Blockchain
Blockchain dibangun menggunakan
2. Pembahasan beberapa teknologi yang sudah ada.
2.1 Pengertian Dasar Blockchain Teknologi utama yang membangun
Blockchain adalah sebuah teknologi blockchain adalah asymmetric key
yang berawal dari sebuah gagasan tentang encryption, fungsi hash & hashchain, dan
data digital yang dapat dengan aman peer-to-peer network.
disimpan dan dikirimkan tanpa resiko
peretasan ataupun manipulasi karena 1) Asymmetric Key Encryption
sifatnya yang desentralistik.
Teknik enkripsi adalah teknik mengubah
Secara tradisional, banyak aspek dalam suatu data dari satu bentuk ke bentuk lain
kehidupan kita, termasuk dalam dunia dengan menggunakan fungsi matematis
digital, yang dikendalikan oleh suatu tanpa mengubah isinya, sedemikian hingga
entitas, sehingga mau tidak mau kita harus hanya pihak tertentu yang memiliki key atau
mempercayai entitas tersebut. Misalnya kunci sandi untuk mengubah kembali data
saja bank, agar bisa melakukan berbagai enkripsi ke bentuknya semula (proses
macam transaksi keuangan seperti dekripsi) yang mampu mengakses data
mentransfer uang kita harus mempercayai tersebut. Enkripsi merupakan dasar dari
bank yang mengontrol, menjalankan dan pengamanan data digital.
mevalidasi transaksi tersebut. Walau pada Teknik enkripsi yang digunakan pada
hakekatnya bank terikat hukum dan teknologi blockchain adalah asymmetric key
peraturan, namun tetap saja ada resiko encryption atau disebut juga sebagai public-
mempercayakan transaksi keuangan pada private key cryptosystem, dimana setiap user
satu atau sekelompok entitas. Alternatifnya atau pengguna membuat dua buah key
adalah melakukan transaksi langsung antara berupa public key dan private key. Public
dua pihak tanpa bank, namun risikonya key berfungsi untuk mengidentifikasi
justru semakin besar, karena tidak adanya transaksi yang dilakukan oleh user pada
validasio atau jaminan keamanan pada terhadap system blockchain sedangkan
transaksi langsung antar dua individu. private key berfungsi untuk melakukan
Teknologi blockchain lalu muncul untuk otorisasi user agar dapat melakukan
mengatasi masalah ini, dimana pertukaran transaksi menggunakan public key.
data atau transaksi divalidasi oleh sistem Deskripsi lain menjelaskan bahwa public
sebelum disimpan secara permanen dalam key dibutuhkan untuk melakukan enkripsi
catatan buku/ledger yang berbentuk rantai data transaksi agar dapat ditambahkan ke
blok data yang saling terkait namun ledger publik pada system blockchain
penyimpanannya tersebar (desentralisasi) sedangkan private key dibutuhkan untuk
alih alih hanya oleh satu pihak saja melakukan dekripsi data. Public key dapat
disebarkan ke pihak umum sedangkan Sifat fungsi hash dimana biasanya tidaklah
private key harus disimpan secara pribadi mungkin untuk membangun ulang data asli
oleh user, seperti halnya password atau pin. dari nilai hash menjadikan fungsi hash
cocok untuk diterapkan dalam teknik
Ada dua jenis cara penggunaan asymmetric kriptografi. Fungsi hash dalam kriptografi
key encryption. Yang pertama adalah disebut sebagai cryptographic hash function.
pengiriman data rahasia, dimana pengirim
data melakukan enkripsi terlebih dahulu Pada blockchain, fungsi hash digunakan
dengan private key, lalu mengirim data sebagai teknik pengamanan dan validasi
terenkripsi ke pihak kedua beserta public data. Data-data transaksi yang hendak
key untuk melakukan dekripsi data. Cara ditambahkan pertama dikemas ke dalam satu
kedua adalah menggunakan private dan blok data sebelum dikonversi menggunakan
public key untuk melakukan fungsi hash. Fungsi hash pada blockchain
penandatanganan (signature) pada data. menggunakan nilai hash dari blok
Misalnya ada satu user yang melakukan sebelumnya untuk melakukan perhitungan
transaksi keuangan. User tersebut kemudian hash blok baru. Dengan demikian, setiap
melakukan enkripsi data dengan private key blok saling terhubung satu sama lain seperti
yang dimilikinya, lalu mempublikasi data pada mata rantai (chain) dimana perubahan
transaksi yang belum dan sudah dienkripsi data pada satu blok akan mempengaruhi
beserta public key yang dimilikinya. Pihak blok-blok selanjutnya. Verifikasi keabsahan
lain dapat melakukan dekripsi data dengan suatu data juga dapat dengan mudah
public key, lalu melakukan perbandingan dilakukan dengan membandingkan nilai
data hasil dekripsi dengan data asli, untuk hash antar blok. Kumpulan blok data yang
memastikan bahwa data tersebut benar saling terhubung dengan hash function
dienkripsi menggunakan private key milik disebut sebagai hashchain.
user tersebut. Teknik ini disebut dengan
tandatangan digital (digital signature) yang Blockchain pada dasarnya berbentuk
berfungsi untuk melakukan verifikasi hashchain di dalam hashchain yang bersifat
keabsahan suatu data transaksi. global. Dengan kata lain, pada blockchain
adalah hashchain global dengan bagian data
2) Fungsi hash dan Hashchain pada bloknya berupa hashchain internal.
Hashchain-hashchain tersebut lalu
Fungsi hash atau hash function merupakan didistribusikan ke komputer-komputer yang
fungsi matematis yang mengubah data ke dimiliki oleh user suatu system blockchain.
dalam bentuk data lain dengan jumlah tetap
yang disebut sebagai nilai hash (hash value) Asymmetric key encryption lalu digunakan
atau hash. Berbeda dengan enkripsi, data untuk menambah keamanan pada
yang diubah ke dalam bentuk hash biasanya blockchain. Setiap blok pada rantai data
tidak dapat lagi diubah ke dalam bentuk memiliki digital signature dari user yang
asalnya. Contoh fungsi hash adalah modulo, mebuat blok tersebut beserta public key-nya.
dimana semua bilangan integer yang Signature ini, dibuat oleh private key user,
jumlahnya tak hingga dapat dibagi dengan bersifat unik dan memastikan bahwa blok
konstanta integer dimana sisa pembagiannya baru tersebut dibuat hanya oleh satu user
tersebut merupakan nilai hash dari hasil saja. Ketika user membuat blok baru dengan
fungsi modulo. Nilai hash ini jumlahnya private key-nya, user akan melakukan digital
tetap, namun hasil konversi modulo tidak signature pada blok selanjutnya dan
dapat digunakan untuk membangun ulang meninggalkan public key-nya di sana. Lalu
nilai awalnya. user tersebut menggunakan public key yang
ditinggalkan user sebelumnya pada blok dikendalikan oleh satu pihak (misalnya bank
yang ia miliki untuk melakukan verifikasi sentral) melainkan diatur oleh suatu sistem
data dan membangun nilai hash datanya. terdistribusi melalui teknologi blockchain.
Dengan cara ini, setiap blok data terhubung
satu sama lain dan dapat dengan mudah Pada sistem mata uang kripto, setiap user
diverifikasi dengan public key yang memiliki akun digital yang disebut sebagai
disediakan pada setiap blok. wallet atau dompet, berisikan private key,
public key dan address atau alamat.
3) Peer-to-peer Network
Mata uang kripto tidak dicetak oleh satu
Peer to peer (P2P) network adalah konsep pihak dan transaksinya tidak pula dijalankan
jaringan yang memungkinkan suatu sistem oleh satu pihak tertentu. Ketika dua pihak
komputer untuk berinteraksi satu sama lain menjalankan transaksi mata uang kripto,
tanpa melalui perantara maupun instruksi jumlah mata uang yang ditransaksikan oleh
dari komputer induk atau pusat. Dalam P2P pihak pengirim terikat dengan private key
network semua komputer berstatus sama dan milik pengirim. Pengirim lalu mentransfer
mereka saling berinteraksi bedasarkan mata uang tersebut ke alamat penerima.
aturan yang telah disepakati bersama, Proses ini mengikat mata uang yang
sehingga tidak dibutuhkan suatu komputer dikirimkan dengan private key penerima.
pusat untuk mengatur ataupun memberikan Data transaksi ini lalu divalidasi oleh user
instruksi. Oleh sebab itu, sistem P2P lain (pihak ketiga) dimana pihak ketiga ini
bersifat desentralisasi. akan menerima sejumlah kecil mata uang
sebagai biaya validator. Terakhir, data
Sistem blockchain menggunakan konsep transaksi yang telah divalidasi ditambahkan
jaringan P2P, sehingga setiap komputer ke ledger blockchain yang dapat diakses
dapat saling mengirim blok data, status oleh siapa saja. Oleh karena itu, transaksi
blockchain serta kapan saja sebuah blok mata uang kripto memiliki transparansi dan
baru diciptakan. Hal ini menjadikan setiap keamanan yang tinggi..
user sebagai pengawas dan penjamin
keabsahan setiap blok data. User kapan saja 2) Smart Contract
bisa mengecek validitas suatu blok data dan
setiap perubahan berpengaruh pada struktur Secara tradisional, kontrak adalah dokumen
keseluruhan blockchain. Oleh sebab itu, persetujuan antara dua atau lebih pihak yang
blockchain tidak membutuhkan suatu entitas mana mencantumkan syarat-syarat dan
sentral untuk mengatur dan menjalankan perjanjian antar pihak. Salah satu jenis
sistem ini. dokumen adalah dokumen yang berisikan
perpindahan asset. Misalnya saja dokumen
2.3 Penerapan Teknologi Blockchain jual beli.
Beberapa penerapan teknologi
blockchain diantaranya adalah: Pada smart kontrak, syarat-syarat dan
1) Mata Uang Kripto (Cryptocurrency) perjanjian pada kontrak diubah menjadi
kode sehingga komputer dapat melakukan
Mata uang kripto adalah konsep yang validasi apakah syarat-syarat dan perjanjian
dipopulerkan oleh Satoshi Nakamoto telah terpenuhi, untuk kemudian melakukan
melalui mata uang Bitcoin. Konsep mata proses eksekusi isi kontrak sesuai yang
uang kripto adalah menciptakan asset digital dibutuhkan. Dengan teknologi blockchain,
yang dapat digunakan untuk transaksi user lain selain pihak-pihak yang terkait
barang dan jasa, dimana asset digital berupa langsung dengan isi kontrak dapat menjadi
mata uang kripto ini tidak dibuat atau validator kontrak, dengan cara
meminjamkan sumber daya komputasi yang 2.5 Keterbatasan Blockchain
dibutuhkan untuk menjalankan proses smart Secara umum, teknologi blockchain
contract. Contoh penerapan smart contract saat ini masih memiliki keterbatasan :
adalah Ethereum, sebuah platform 1) Data yang tidak portable
komputasi open-source yang memungkinkan
user untuk membuat smart contract dan Blockchain merupakan suatu teknologi yang
membayar user lain sebagai validatornya. mendasari pembuatan aneka macam sistem.
Akan tetapi setiap sistem yang dibangun
3) Supply Chain Management menggunakan teknologi blockchain saling
terpisah satu sama lain. Ketika satu user
Mirip dengan smart contract, pada supply mengggunakan sistem blockchain, akan sulit
chain management produk diberikan tag atau bahkan mustahil mengintegrasikan atau
digital, misalnya QR code. Selagi produk memindahkan data antara satu sistem
tersebut berjalan mengikuti mata rantai dengan lainnya. Hal ini utamanya
suplai, perpindahan produk dari satu tahap disebabkan oleh tidak adanya standar yang
ke tahap lainnya dilakukan menggunakan mendasari teknologi blockchain, sehingga
private-public key. Transaksi perpindahan setiap sistem melakukan implementasi yang
lalu direkam ke dalam blockchain, yang berbeda. Data yang direkam dalam
memungkinkan user melacak perpindahan blockchain juga bersifat permanen, karena
produk dari tahap produksi, distribusi, retail penghapusan satu blok data akan
hingga pengguna akhir. Dalam hal ini, mempengaruhi blok-blok setelahnya. Hal ini
blockchain berperan sebagai pengawas bagus untuk mencegah manipulasi data,
lintasan produk dan penyimpanan datanya. namun dapat menjadi masalah bagi berbagai
Untuk keamanan produk itu sendiri, sistem.
terutama produk non-digital, perlu
menggunakan teknologi lainnya. 2) Tidak Adanya Regulasi dan Standar
2.4 Blockchain Untuk Transparensi dan Dikarenakan teknologinya yang masih
Keamanan Data Digital sangat muda, belum ada regulasi yang tepat
yang dapat mengatur blockhain. Tanpa
Salah satu focus utama pada teknologi regulasi atau standar implementasi, hanya
blockchain adalah kemanan datanya. Data tinggal masalah waktu sebelum muncul
pada blockchain dilindungi oleh beberapa masalah-masalah yang berkaitan dengan
lapis teknologi sekunder seperti hash, blockchain.
hashchain, private-public key, dan distribusi
data P2P. Hal ini menjadikan blockchain 3) Keamanan Private Key
ideal untuk penyimpanan data publik yang
rentan akan manipulasi. Misalnya saja data Penerapan public-private key menjadikan
identitas penduduk. Identitas penduduk data pada blockchain menjadi sangat aman
adalah data yang rentan manipulasi dan karena tidak ada satu pihak yang memiliki
peretasan sehingga harus disimpan dengan akses mutlak terhadap data. Namun di sisi
keamanan tingkat tinggi, namun pada saat lain, ketika user kehilangan private key
yang bersamaan harus pula mudah diakses mereka, maka user tersebut kehilangan akses
oleh publik untuk berbagai macam hal, secara permanen, dikarenakan tidak ada cara
misalnya validasi data. Hal ini menjadikan untuk membuat ulang private key yang
blockchain ideal untuk penyimpanan data hilang tersebut. Hal ini menjadikan
semacam ini. blockchain memiliki risiko tinggi bagi user.
3. Kesimpulan
Secara keseluruhan, blockchain adalah
teknologi baru yang memiliki potensi tinggi.
Di era digital seperti sekarang, transparensi
dan keamanan data digital menjadi prioritas
di berbagai aspek kehidupan, dan blockchain
mampu memberikannya. Blockchain saat ini
telah diterapkan ke dalam berbagai macam
bidang, seperti mata uang digital, smart
contract dan supply chain management.
Walau potensinya besar, blockchain masih
memiliki kekurangan besar, seperti tidak
adanya standar implementasi dan regulasi
serta risiko kehilangan public key milik
user.

4. Daftar Pustaka

Bashir, Imran. “Mastering Blockchain”.


Maret 2017. Packt Publishing, Ltd.
Birmingham, UK.
Crosby, Michael dkk. “Blockchain
Technology : Beyond Bitcoin”. Oktober
2015. University of California, Amerika
Serikat.
Jaikaran, Chris. “Blockchain : Background
and Policy Issue”. Februari 2018.
Congressial Research Service, Amerika
Serikat.
Kakavand, Hossein dkk. “The Blockchain
Revolution: An Analysis of Regulation
and Technology Related to Distributed
Ledger Technologies (Report)”.
Oktober 2016. Luther Systems & DLA
Piper.
Mazonka, Oleg. “Blockchain : Simple
Explanation”. Januari 2016. Journal of
Reference.
Raval, Siraj. “Decentralized Application :
Harnessing Bitcoin Technology”. Juli
2016. O’Reilly Media. Amerika
Serikat.

Anda mungkin juga menyukai